Anda di halaman 1dari 10

Ijtihad

Kelompok 3: Khairul Yadi,


Nanda, Riyadi, Wahyudi
Syaifullah dan Yogie
EXI
T

Peta KonsepPengertian
Ijtihad

Ijtihad
Kedudukan
Ijtihad FUNGSI
Pengertian Ijtihad
 Ijtihad berasal dari bahasa arab yaitu “jahada” yang
artinya berusaha dengan sungguh-sungguh. Menurut
istilah ijtihad artinya mengerahkan tenaga dan pikiran
dengan sungguh-sungguh untuk menyelidiki dan
mengeluarkan hukum-hukum yang terkandung didalam
Al-Quran dan hadits dengan syarat-syarat tertentu.
Muslim yang melakukan ijtihan disebut Mujtahid.
Persyaratan pokok untuk menjadi ijtahid adalah :
1. Memahami Al-Quran dan asbabun nuzulnya serta ayat-
ayat nasikh (yang menghapus hukum dan mansukh (yang
dihapus)
2. Memahami hadits dan sebab-sebab wurudnya
3. Mempunyai pengetahuan yang mendalam tentang bahasa
arab
4. Mengetahui tempat-tempat ijmak
5. Mengetahui usul fikih
6. Mengetahui maksud-maksud syariat
7. Memahami masyarakat dan istiadatnya
8. Bersifat adil dan takwa
9. Mendalami ilmu tentang akidah islam
10. Memahami ilmu logika
11. Mengetahui cabang-cabang fikih
FUNGSI
 Ijtihad berfungsi untuk menetapkan hukum
sesuatu yang tidak ditemukan dalil hukumnya
secara pasti didalam Al-Quran dan hadits.
Ijtihad mulai dilakukan dari semenjak
Rasulullah saw masih hidup dan terus
berlanjut setelah beliau wafat. Bentuk-bentuk
Ijtihad yang biasa digunakan oleh para
mujtahid :
1. Ijma’, adalah kesepakatan para ulama mujtahid dalam
memutuskan suatu perkara atau hukum. Ijma’ dilakukan
untuk merumuskan suatu hukum yang tidak disebutkan secara
khusus dalam Al-Quran dan hadits.
2. Qiyas, yaitu untuk mempersamakan hukum suatu masalah
yang belum ada kedudukan hukumnya dengan masalah lama
karena ada alasan yang lama.
3. Istihab, yaitu melanjutkan berlakunya hukum yang telah ada
dan yang telah ditetapkan karena ada suatu dalil sampai ada
dalil lain yang mengubah kedudukan hukum tersebut.
4. Maslahah Mursalah yaitu kebaikan yang tidak disinggung
sarak untuk mengerjakan atau meninggalkannya, sedangkan
apabila dilakukan akan membawa pemanfaatan terhindar dari
keburukan.
5. Ihtihsan(Istislah),yaitu menetapkan hukum suatu masalah yang
tidak dijelaskan secara rinci dalam Al-Qur’an dan hadist yang
didasarkan atas kepentingan( kemaslahatan)umum dan demi
keadilan.
6. Istidlal,yaitu menetapkan hukum suatu perbuatan yang tidak
disebut secara tegas dalam Al-Qur’an dan Hadist dengan
didasarkan bahwa hal tersebut telah menjadi adat istiadat atau
kebiasaan dalam masyarakat sebelumya,seperti beberapa
hukum-hukum Allah yang diwahyukan sebelum Nabi
Muhammad SAW.
7. Urf(adat),yaitu urusan yang disepakati oleh segolongan
manusia dalam perkembangan hidupnya dan telah menjadi
kebiasaan atau tradisi.
8. Zara’i,menurut lugat atau bahasa berarti wasilah yaitu
pekerjaan-pekerjaan yang menjadi jalan untuk mencapai
maslahah atau jalan untuk menghilangkan mudarat.
Kedudukan Ijtihad
 Kedudukan ihtihad menempati kedudukan
sebagai sumber hukum islam setelah Al-Quran
dan hadits. Dalilnya adalah Al-Quran dan
hadits.
 Beberapa fatwa MUI yang merupakan hasil
ijtihad mereka dimasa modern sekarang ini:
1. Mengikuti natal bersama bagi umat
islam hukumnya haram
2. Memakan daging kelinci hukumnya
halal
3. Penggunaan pil anti haid untuk
kesempurnaan ibadah haji hukumnya
mubah sedangkan untuk mencukupi
puasa ramadhan sebulan penuh
hukumnya makruh
4. Seorang yang semasa hidupnya HALAL 
berwasiat akan menghibahkan kornea
matanya sesudah wafatnya dengan
diketahui dan disetujui dan disaksikan
oleh ahli warisnya wasiat itu dapat
dilaksanakan dan harus dilakukan ahli
bedah.
Wassalamuailakum WR.
WB
Semoga kita dapat mengambil
hikmah dalam presentasi ini

Anda mungkin juga menyukai