Anda di halaman 1dari 70

Prof. Y.

Van Kant bahwa tujuan


hukum (dibuatnya aturan)
adalah untuk menjaga agar
kepentingan tiap-tiap manusia
tidak diganggu.
@. Sistem Hukum
a. Pengertian Sistem
b. Sistem Hukum
c. Pengertian hukum
Ê 
      

× 

i

Kata ͞sistem͟ dalam Kamus Umum
Bahasa Indonesia mengandung arti
susunan kesatuan-kesatuan yang
masing-masing tidak berdiri
sendiri, tetapi berfungsi
membentuk kesatuan secara
keseluruhan
Pengertian sistem dalam
penerapannya, tidak seluruhnya
berasal dari suatu disiplin ilmu yang
mandiri, karena dapat pula berasal
dari pengetahuan, seni maupun
kebiasaan: seperti sistem mata
pencaharian, sistem tarian, sistem
perkawinan, sistem pemerintahan,
sistem hukum, dan sebagainya.
½ Ô.J.S. Poerwadarminta
Sistem adalah sekelompok bagian
(alat dan sebagainya), yang
bekerja bersama-sama untuk
melakukan sesuatu maksud.
½ Prof. Soemantri
Sistem adalah sekelompok bagian yang
bekerja bersama-sama untuk melakukan
suatu maksud. Apabila salah satu bagian
rusak atau tidak dapat menjalankan
tugasnya, maka maksud yang hendak
dicapai tidak akan terpenuhi, atau setidak-
tidaknya sistem yang telah terwujud akan
mendapat gangguan.
½ rs. Musanef
Sistem adalah suatu sarana yang
menguasai keadaan dan pekerjaan
agar dalam menjalankan tugas dapat
teratur, atau suatu tatanan dari hal-hal
yang saling berkaitan dan
berhubungan sehingga membentuk
suatu kesatuan dan satu keseluruhan.
Unsur-unsur dalam sistem mencakup
antara lain:
½ Seperangkat komponen, elemen, bagian.
½ Saling berkaitan dan tergantung.
½ Kesatuan yang terintegrasi.
½ Memiliki peranan dan tujuan tertentu.
½ Interaksi antarsistem membentuk sistem
lain yang lebih besar.


i 
Bertolak dari pengertian sistem
yang telah dikemukakan di atas,
yang dimaksudkan dengan sistem
hukum adalah satu kesatuan
hukum yang berlaku pada suatu
negara tertentu yang dipatuhi dan
ditaati oleh setiap warganya.


i
½ Hukum sulit didefinisikan karena
kompleks dan beragamnya sudut
pandang yang mau dikaji. Prof. Van
Apeldoorn mengatakan bahwa "definisi
hukum sangat sulit dibuat karena tidak
mungkin mengadakan yang sesuai
dengan kenyataan". Karena itu, sebaiknya
kita lihat dulu pengertian menurut para
ahli hukum terkemuka berikut ini
½ Prof. Mr. E.M. Meyers
Hukum adalah semua aturan yang
mengandung pertimbangan
kesusilaan, ditujukan kepada
tingkah laku manusia dalam
masyarakat, dan menjadi pedoman
bagi penguasa negara dalam
melaksanakan tugasnya.
½ rs. E. Utrecht, S.H.
Hukum adalah himpunan
peraturan (perintah dan
larangan) yang mengurus tata
tertib suatu masyarakat dan
karena itu harus ditaati oleh
masyarakat itu.
½ S.M. Amin S.H.
Hukum merupakan kumpulan
peraturan yang terdiri dari
norma dan sanksi, dengan
tujuan mewujudkan ketertiban
dan pergaulan manusia.
½ J.C.T. Simorangkir, S.H. dan
Ôoerjono Sastropranoto, S.H
Hukum adalah peraturan-peraturan yang
bersifat memaksa, yang menentukan
tingkah laku manusia dalam lingkungan
masyarakat, yang dibuat oleh badan-badan
resmi yang berwajib, dan yang pelanggaran
terhadapnya mengakibatkan diambilnya
tindakan yaitu hukuman tertentu.
ari beberapa pengertian tentang hukum, secara
umum dapat dikatakan bahwa hukum mencakup unsur-
unsur berikut ini :
a. Peraturan mengenai tingkah laku manusia
dalam pergaulan masyarakat;
b. Peraturan itu diadakan oleh badan-badan
resmi yang berwenang;
c. Peraturan itu bersifat memaksa; dan
d. Adanya sanksi yang tegas terhadap
pelanggaran peraturan tersebut.

i
u. Tujuan Hukum

½PENJELASAN


  

½ Prof. Subekti, S.H.
Hukum itu mengabdi pada
tujuan negara, yang
mendatangkan atau ingin
mencapai kemakmuran dan
kebahagiaan pada rakyatnya.
½ Van Apeeldoorn
Mengatur pergaulan oleh hukum
dengan melindungi kepentingan-
kepentingan hukum manusia
tertentu (kehormatan,
kemerdekaan jiwa, harta benda)
dari semua yang merugikan.
½ Teori Etis
Hukum itu semata-mata
menghendaki ͞keadilan͟. Isi hukum
semata-mata harus ditentukan
oleh kesadaran etis kita mengenai
͞apa yang adil dan apa yang tidak
adil͟.
½ !eny
Hukum bertujuan semata-mata
untuk mencapai keadilan,
sedangkan unsur-unsur keadilan
ialah: ͞kepentingan daya guna dan
kemanfaatannya͟
½ Bentham (Teori Utilitarianisme)
Tujuan hukum adalah semata-mata
untuk mewujudkan apa yang
berfaedah bagi banyak orang. engan
kata lain ͞menjamin kebahagiaan
sebesar-besarnya bagi sebanyak
mungkin orang͟.
½ Prof. Y. Van Kant
Tujuan hukum adalah
untuk menjaga agar
kepentingan tiap-tiap
manusia tidak diganggu.
½ ºeny
Hukum bertujuan semata-
mata untuk mencapai
keadilan. Sebagai unsur
keadilan, ada kepentingan
daya guna dan kemanfaatan
Tujuan Hukum Nasional Indonesia
Ingin mengatur secara pasti hak-hak
dan kewajiban lembaga tertinggi
negara, lembaga-lembaga tinggi
negara, semua pejabat negara, setiap
warga Indonesia agar semuanya dapat
melaksanakan kebijaksanaan-
kebijaksanaan
dan tindakan-tindakan demi
terwujudnya tujuan nosional bangsa
Indonesia, yaitu terciptanya masarakat
yang terlindungi oleh hukum, cerdas,
terampil, cinta dan bangga bertanah
air Indonesia dalam suasana
kehidupan makmur dan adil
berdasarkan falsafah Pancasila.
KESIMPULAN
hukum merupakan peraturan-
peraturan hidup di dalam masyarakat
yang dapat memaksa orang supaya
mentaati tata tertib dalam masyarakat
serta memberikan sanksi yang tegas
(berupa hukuman) terhadap siapa saja
yang tidak mematuhinya.

Ñ. Sumber Hukum
a. Undang-Undang
b.Kebiasaan (hukum tidak tertulis)
c. Yurisprudensi
d.Traktat
e.oktrin
Ê 
      


   

i
Pengertian undang-undang dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu undang-undang
dalam arti material dan undang-undang dalam
arti formal.
ÿ Undang-undang dalam arti material, adalah setiap
peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang
isinya mengikat secara umum. i dalam UU @ ,
dapat kita jumpai beberapa contoh seperti: Undang-
Undang asar, Ketetapan MPR, Undang-Undang,
Perpu, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden,
dan Peraturan aerah.
ÿ Undang-undang dalam arti formal, adalah setiap
peraturan yang karena bentuknya dapat disebut
undang-undang. Misalnya, ketentuan pasal  ayat (@)
UU @  (amandemen) yang berbunyi "Presiden
memegang kekuasaan membentuk undang-undang
dengan persetujuan ewan Perwakilan Rakyat". Jadi,
Undang-Undang yang dibentuk oleh Presiden
bersama PR tersebut dapat diakui sebagai sumber
hukum formal, karena dibentuk oleh yang
berwenang sehingga derajat peraturan itu sah
sebagai undang-undang.


i
½ hukum tidak tertulis (kebiasaan)
digunakan untuk memutuskan
perkara yang belum pernah diatur di
dalam undang-undang. Agar suatu
kebiasaan mempunyai kekuatan dan
dapat dijadikan sebagai sumber
hukum, ada u faktor penentu, yaitu:
@) Adanya perbuatan yang
dilakukan berulang kali dalam
hal yang sama, yang selalu
diikuti dan diterima oleh yang
lainnya.
u) Adanya keyakinan hukum dari orang-orang atau
golongan-golongan yang berkepentingan.
Maksudnya adanya keyakinan bahwa kebiasaan itu
memuat hal-hal yang baik dan pantas ditaati serta
mempunyai kekuatan mengikat. Contoh: alam hal
jual beli atau sewa menyewa terdapat pihak
penghubung (makelar) yang selalu mendapat komisi
atau persen dari hasil. Ia menjadi penghubung
antara penjual dengan pembeli. Meskipun hal ini
tidak diatur di dalam hukum tertulis, namun dalam
kenyataan praktik pemberian komisi selalu dipatuhi
oleh masyarakat.


i
½ Yurisprudensi adalah keputusan hakim
terdahulu terhadap suatu perkara yang
tidak diatur oleh undang-undang dan
dijadikan pedoman oleh hakim lainnya
dalam memutuskan perkara yang serupa.
Timbulnya yurisprudensi, karena adanya
peraturan perundang-undangan yang
kurang atau tidak jelas pengertiannya
sehingga menyulitkan hakim dalam
memutuskan suatu perkara.
alam membuat
yurisprudensi, biasanya
seorang hakim akan
melaksanakan sebagai
berikut:
½ Penafsiran secara grammatikal (tata bahasa), yaitu
penafsiran berdasarkan arti kata;
½ Penafsiran secara historis, yaitu penafsiran
berdasarkan sejarah terbentuknya undang-undang;
½ Penafsiran sistematis, yaitu penafsiran dengan cara
menghubungkan pasal-pasal yang terdapat dalam
undang-undang;
½ Penafsiran teleologis, yaitu penafsiran dengan jalan
mempelajari hakikat tujuan undang-undang yang
disesuaikan dengan perkembangan zaman; dan
½ Penafsiran otentik, yaitu penafsiran yang dilakukan
oleh si pembentuk undang-undang itu sendiri.

i
Traktat adalah perjanjian yang
dibuat oleh dua negara atau lebih
mengenai persoalan-persoalan
tertentu yang menjadi kepentingan
negara yang bersangkutan. Traktat
dapat dibedakan menjadi dua
yaitu,
½ Traktat bilateral, adalah perjanjian yang dibuat
oleh dua negara. Traktat ini bersifat tertutup,
karena hanya melibatkan dua negara yang
berkepentingan. Misalnya, masalah Perjanjian
wi-Kewarganegaraan antara Indonesia dan
RRC.
½ Traktat multilateral, adalah perjanjian yang
dibuat atau dibentuk oleh lebih dari dua
negara. Traktat ini bersifat terbuka bagi
negara-negara lainnya untuk mengikatkan diri
(PBB, NAT!, dan sebagainya).
Perbuatan traktat, biasanya melalui tahap-tahap
berikut ini.
@) Penetapan isi perjanjian dalam bentuk konsep yang
dibuat/disampaikan oleh delegasi negara yang bersangkutan.
u) Persetujuan ewan perwakilan Rakyat masing-masing.
Ñ) Ratifikasi atau pengesahan oleh kepala- negara masing-
masing sehingga sejak saat
) itu dinyatakan berlaku di seluruh wilayah negara.
) Pengumuman, yaitu penukaran piagam perjanjian.
Setelah diratifikasi oleh PR dan kepala negara, traktat
tersebut menjadi undang-undang dan merupakan
sumber hukum formal yang berlaku.


i
oktrin adalah pendapat para ahli hukum
terkemuka yang dijadikan dasar atau asas-
penting dalam hukum dan penerapannya.
oktrin sebagai sumber hukum formal banyak
digunakan para hakim memutuskan perkara
melalui yurisprudensi, bahkan punya pengaruh
sangat besar dalam hubungan internasional.
alam hukum ketatanegaraan, kita mengenal
doktrin, seperti doktrin dari Montesquieu, yaitu
Trins politica yang membagi kekuasaan menjadi
tiga bagian yang terpisah, yakni:
  Kekuasaan eksekutif (kekuasaan
untuk melaksanakan undang-
undang)
  Kekuasaan legislatif (kekuasaan
untuk membuat undang-undang)
  Kekuasaan yudikatif (kekuasaan
untuk mengadili pelanggaran
undang-undang)

i
. Penggolongan Hukum
a. Berdasarkan wujudnya
b. Berdasarkan ruang atau wilayah berlakunya
c. Berdasarkan waktu yang diaturnya
d. Berdasarkan pribadi yang diaturnya
e. Berdasarkan isi masalah yang
diaturnya

   

i
@) Hukum tertulis, yaitu hukum yang dapat kita
temui dalam bentuk tulisan dan dicantumkan
dalam berbagai peraturan negara. Contoh:
UU @ , UU, dan lain-lain.
u) Hukum tidak tertulis, yaitu hukum yang
masih hidup dan tumbuh dalam keyakinan
masyarakat tertentu (hukum adat). alam
praktik ketatanegaraan hukum tidak tertulis
disebut konvensi. Pidato Kenegaraan
Presiden setiap tanggal @ Agustus.


i
½ Hukum lokal, yaitu hukum yang hanya berlaku
di daerah tertentu saja (hukum adat
Manggarai-Flores, hukum adat Batak, Jawa,
Minangkabau, dan sebagainya).
½ Hukum nasional yaitu hukum yang berlaku di
negara tertentu (hukum Indonesia, Malaysia,
Mesir, dan sebagainya).
½ Hukum Internasiona! yui} hukum yTg
mengatur hubungan antara dua negara atau
lebih (hukum perang, hukum perdata
internasional, dan sebagainya).

i
½ Hukum yang berlaku saat ini (ius
constitutum); disebut juga hukum positif.
½ Hukum yang berlaku pada waktu yang
akan datang (ius constituendum).
½ Hukum antarwaktu, yaitu hukum yang
mengatur suatu peristiwa yang
menyangkut hukum yang berlaku saat ini
dan hukum yang berlaku pada masa lalu.


i
½ Hukum satu golongan, yaitu hukum yang
mengatur dan berlaku hanya bagi
golongan tertentu saja.
½ Hukum semua golongan, yaitu hukum
yang mengatur dan berlaku bagi semua
golongan.
½ Hukum antargolongan, yaitu hukum yang
mengatur dua orang atau lebih yang
masing-masingnya tunduk pada hukum
yang berbeda.

i
Berdasarkan isi masalah yang diaturnya, hukum dapat dibedakan menjadi
hukum publik dan hukum privat.
@) Hukum Publik, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara warga
negara dan negara yang menyangkut kepentingan umum. alam arti
formal, hukum publik mencakup Hukum Tata Negara, Hukum
Administrasi Negara, Hukum pidana dan Hukum Acara.
a) Hukum Tata Negara,- mempelajari negara tertentu, seperti bentuk
negara, bentuk pemerintahan hak-hak asasi warga negara, alat-alat
perlengkapan negara. Singkatnya, mempelajari hal-hal yang bersifat
mendasar dari negara.
b) Hukum Administrasi Negara, adalah seperangkat peraturan yang
mengatur cara bekerja alat-alat perlengkapan negara, termasuk cara
melaksanakan kekuasaan dan wewenang yang dimiliki oleh setiap
organ negara. Singkatnya, mempelajari hal-hal yang bersifat teknis
dari negara.
c) Hukum Pidana, adalah hukum yang mengatur pelanggaran-
pelanggaran dan kejahatan-kejahatan terhadap kepentingan umum
yang diancam dengan sanksi pidana tertentu. alam KUHP (Kitab
Undang-Undang Hukum pidana), pelanggaran (overtredingen) adalah
perbuatan yang melanggar (ringan) dengan ancaman denda.
Sedangkan kejahatan (misdrijven) adalah perbuatan yang melanggar
(berat) seperti pencurian, penganiayaan, pembunuhan, dan
sebagainya.
d) Hukum Acara, disebut juga hukum formal (Pidana dan Perdata), adalah
seperangkat aturan yang berisi tata cara menyelesaikan,
melaksanakan, atau mempertahankan hukum material. i dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) No. 8/l 8l diatur tata
cara penangkapan dan penahanan penyitaan, dan penuntutan. Selain
itu, juga diatur siapa-siapa yang berhak melakukan penyitaan,
penyelidikan, sebagainya.
u) Hukum Privat (hukum perdata), adalah hukum yang
mengatur kepentingan orang-Perorangan. Perdata berarti
warga negara, pribadi, atau sipil. Sumber pokok hukum
perdata adalah Buergelijik Ôetboek (BÔ). alam arti luas
hukum privat (perdata) mencakup juga Hukum agang dan
Hukum Adat. Hukum Perdata dapat dibagi berikut:
a) Hukum-Perorangan adalah himpunan peraturan yang
mengatur manusia sebagai subjek hukum dan tentang
kecakapannya memiliki hak-hak serta bertindak sendiri
dalam melaksanakan hak-halnya itu. Manusia dan Badan
Hukum (PT, CV, Firma, dan sebagainya) merupakan
͞pembawa hak͟ atau sebagai ͞subjek hukum͟.
b) Hukum keluarga, adalah hukum yang memuat
serangkaian peraturan yang timbul dari pergaulan hidup
dan keluarga (terjadi karena perkawinan yang melahirkan
anak).
c) Hukum Kekayaan Adalah peraturan-peraturan hukum
yang mengatur hak dan kewajiban manusia yang dapat
dinilai dengan uang. Hukum kekayaan mengatur benda
(segala barang dan hak yang dapat menjadi milik orang
atau objek hak milik) dan hak-hak yang dapat dimiliki atas
benda.
d) Hukum Ôaris, hukum yang mengatur kedudukan hukum
harta kekayaan seseorang setelah ia meninggal, terutama
berpindahnya harta kekayaan itu kepada orang lain.
Hukum waris mengatur pembagian harta peninggalan,
ahli waris, urutan penerima waris, hibah serta wasiat..

. Sanksi Hukum

½PENJELASAN


×
 
Pada setiap negara, yang
menerapkan supremasi
hukum, setiap jenis
hukum, apapun
pelanggarannya akan
diberikan sanksi
Ôarga negara suatu negara dianggap telah
melaksanakan hukum atau peraturan-
peraturan dengan baik, apabila mereka
menunjukkan kesadaran untuk berlalu
lintas dengan tertib, rasa aman dan
nyaman pada saat di ruang publik,
berbudaya antri di halte kendaraan dan
sebagainya.



Anda mungkin juga menyukai