r
*;i!
...,... ff
':i3
STANDAR NASIONAL INDONESIA
DAFTAR ISI
v?
Ilt
sF{r G1-t904-t990
2. DEFII\USI
Ninyak Biji Jarak adalah yang diperoleh dari biji buah tanaman jarak (Ricir.us cont rnilmis
Iinn) dan telah dibersihkan.
3- KI"ASIAKASI
Minyak biji jarak dengan nama Ricinus Castor Oil digolongkan dalam dua jenis mutu
masing-rnasing Mutu I (Refined Deodorized Ricinus Castor Oil) dan Mutu II (Refined
Ricinus Castor Oil).
4, SYANAT MUTU
Trbel
Spesitftesi Persyanten Mutu
:l:.:l]:::::t:t:t::::::::l:1
,,:t ]ll:::,i'i'.i.:.l.:.:.lllr*fS,f*ntfa$
1t Bilangan asrm Vo )
sNI 01-190+1990
Petugas pengambil contoh harus memenuhi syarat yaitu orang yang telah
berpengalaman atau dilatih terlebih dahulu dan mempunyai ikatan dengan suatu
badan hukum.
6. CARA U$
6.1 Penentuan Warna
6.1.1 Prinsip
6.1..2.1 Alkohol
6.fJ Feraleten
6.1.3.L Erlenmeyer
6.L.3"2 Corong
6"1.4 Prmedur/PelaksanaanFengujian
a r^_^! 4a
sFir 01-I.9*+1990
6.1.4.3 Contoh ditempatkan pada alat Lovibond Tintometer, nyalakan lampu yang ada
pada alat tersebut. dibiarkan sampaimendidih.
6.1.4.4 Warna contoh dibandingkan dengan skala warna Lovibond dengan cara
menggeserkan slide pada skala warna Lovibond hingga warna contoh sesuai
dengan warna tersebut. atau 0,5 N dalam HrO.
***
6.2.2 Ferelatan
6.2.2.1 Cawan aluminium bertutup dengan diameter E-9 cm, tinggi 4-5 cm.
6.2.2.2 Desikator
6.2.2.3 Oven
6.2.3 ffihngujian
6.2.3.1 Contoh harus benar-benar homogen dengan pengadukan, lunakkan dengan
pemanasan yang ringan, jangan sampai mencair.
6"2.3.2 Timbang dengan teliti 5 gram contoh uji ke dalam cairan yang sudah diketahui
beratnya.
6.2.3.3 Panaskan dalam oven pada suhu 101oC t L"C selama 30 menit, kemudian
dinginkan pada desikator, tirnbang.
6"2.3.4 Ulangi pemanasan, pendinginan dan penimbangan sampai selisih berat antana
beberapa penimbangan tidak melebihi I mg (0,057o).
6.2.3.4 Pada pengeringan dalam oven dapat pula dilakukan penambahan (dengan
menambahkan) sejumlah pasir laut yang telah dicuci dan dikeringkan
sebelumnya.
sNx 01-1904-1990
6.3.1 Prinsip
6.3.2 Etanol 95 Vo
6.3.3 Larutan pembanding (0,5 ml larutan perak nitra O,tr N + 50 ml lamtan Natrium
Khlorida 0,0002 N dan dikocok. Tambahkan satu tetes asam nitrat encer 25Vo).
Lindungi terhadap sinar matahari langsung.
6,3.3 Peralatan
6.4.3.1 Buret
6.3.4.3 Bila larutan tersebut tidak bening, trandingkan kekenrhan),ang terjadi dengan
kekeruhan larutan pembanding, melalui cairan yang sama tebalnya.
6"3.4.4 Setelah minyak tersebut larut, lambahkan ethanol berlebih, karena batrarapa
minyak tertentu rnengendap pada penamtrahan ethanol lebih laniut.
sNr 01-1904,1990
6.3.1 Kelarutan dalam 95 persen (V/V) etanol =I volome dalarn y volume, menjadi
keruh dalam z volume.
Bila tarutan tersebut tidak sepenuhnya bening, catat apakah kekeruhan tersetrut
"lebih besar dari pada " atau "sama seperti" atau "lebih kecil dari pada"
kekeruhan larutan pembanding'
***
6.4.1. Frinsip
6.4.2 Fereleten
6.4.2.3 Piknometer berkapasitas 50 ml, 25 ml dan 10 ml, sesuai dengan volume minyak
yang tersedia.
6.4.3.1 Cuci dan bersihkan piknometer, kemudian basuh berturut-turut dengan ethanol
dan ethyl ether.
6.4.3.2 Keringkan bagian dalam piknometer tersebut dengan arus udara kering dan
sisipkan tutupnya.
6.4.3.3 Biarkan piknometer di'dalam lemari timbangan selama 30 menit dan timbang
(m).
6.4.3.4 Isi piknometer dengan air suling yang tetah dididihkan terlebih dahulu pada suhu
25" C. Sambil menghindari adanya gelembung-gelembung udara.
6.4.3.5 Celupkan piknometer ke dalam penangas air pada suhu 25oC !2"C selam 30
menit. Sisipkan peneutupnya dan keringkan piknometer.
6.4.3.7 Kosongkan piknometer tersebut, ccuci dengan ethanol dan ethyl ether, kemudian
keringkan dengan arus udara kering.
6.4.3.8 Isilah piknometer dengan contoh minyak dan hindari adanya gelembung-
gelembung udara.
6.4.3.9 Celupkan kembali piknometer ke dalarn penangas air pada suhu 25oC *2'C
selama 30 menit. Sisipkan tutupnya dan keringkan piknometer tersebut.
6.4.3.10 Biarkan piknometer di dalam lemari timbangan selama 30 menit dan timbang
(mJ.
20m2-m
Bobot Jenis dro
mr-m
di mana :
m = rfiassrr dalam gram, piknometer kosong.
ml = massa, dalam gram, piknometer air pada 25oC.
m2 = massa, dalam gram, piknometer berisi contoh pada 25"C.
***
6.5.1 kimip
Metode ini didasarkan pada pengukuran langsung sudut bias minyak yang
dipertahankan pada kondisi suhu yang tetap.
6.5.2.1 Aceton
6.5.3 Ferahtan
6.5.3.L Refraktometer
6.5.3.2 Water bath
6,5,4.2 Suhu tidak boleh berbeda letlih dari + zoc dari suhu referensi dan harus
dipertahankan dengan toleransi + 0.2'C.
Di mana :
t
rh = pembacaan yang dilakukan pada suhu pengerjaabn t,.
6.6.1 Prinsip
Metoda ini didasarkan pada contoh di dalam asam acetat, direaksikan dengan
larutan Natrium thiosulfat dengan mempergunakan indikator KJ Ganii).
Uji kepekaan :
Buat pasta dengan rnelarutkan I grarn pati dengan air suling dingin, tarnbahkan
2fi) ml air panas sambil diaduk, masukkan 5 ml larutan ke dalam 100 ml air,
tambahkan 0.05 ml larutan 0,1 N. Warna biru yang diperoleh dihentikan dengan
dititrasi 0,05 ml Sodium thiosulfat (NarSrOn, 5H2O) 0,1 N
L,anrtkan 2418 gram Natrium thiosulfat dengan air suling dan encerkan sampai
I liter.
Cara standardisasi larutan Natrium thiosulfat :
2'5
Normalitas natrium thiosulfat =
ml Natrium thiosulfat
6.6.2.9 Iodium
- Lanrtkan 13,0 gram iodium dalam I liter asarn acetat, saring dengan
kertas Whatman No. 4l ti.
sFIr 01-190+1990
- Alirkan gas chlor kering ke dalam larutan iodida, akan terjadi perubahan
warna pada larutan Wiis tadi tergantung pada batas warna yang akan
didinginkan. Merupakan cara yang baik dengan menambahkan sedikit
chlorine yang berlebihan, kemudian dititrasi dengan larutan NarSrO..
6.6.2.L2.1 Larutan Wijs dapat dipsersiapkan dari lodium rnono chlorida dengan cara
sebagai berikut :
Lerutan baku :
Larutan Wijs :
- 117,0 t
0,1 ml larutan baku dimasukkan ke dalam botol berisi 5lbs
(5 x 454 gr) asam acetat dan campurkan sebaik-bniknya dengan
mengocoknya.
Kandungan lodium :
- Campurkan dengan baik dan segera titrasi dengan sodium thiosulfat 0,1
N hingga diperoleh titik akhir kanji.
- Tuangkan tr50 ml air panas ke dalam erlenmeyer 500 ml yang bersih dan
kering.
sntl 01-1e04-r990 i
6.6.3 Ferelstan
6.6.4.1 Tempatkan contoh uji pada oyen yang suhunya 45"C - 50"C sampai jernih
seluruhnya.
6.6.4.2 Timbang contoh secukupnya, masukkan ke dalam erlenmeyer 5fi) ml, tambahkan
20 ml larutan carbon tetrachlnrida.
6.6.4.3 Tambahkan larutan Wiis 25 ml dengan pipet, kocok agar tercampur sempurna.
6.6.4.5 Simpan larutan contoh di tempat yang gelap selama 30 menit pada suhu
25'C * 5"C.
6.6.4"7 Titrasi dengan Natrium thiosulfat 0,1 N sambil mengocoknya, hingga semua
warna kuning hilang.
6.6.4.8 Tambahkan 1 -2 ml (tetes) indikator kaqii, titrasi sehingga warna biru hilang.
(B-S)xNx(12,69)
Bilangan iodida :
I
sI\[I 01-190+190
dimana :
6.7.1 kireip
Bilangan penyabunan dari minyak atau lemak berarti berat kalium hidroksida,
dinayatakan dalarn mg, yang diperlukan untuk penyabunan I gr dari minyak
atau lemak tersebut. Bilangan penyabunan bertalian dengan berat lemak dan
dari padanya dapat diperhitungkan ekivalen penyabunan yaitu 1 gr ekivalen
KOH dcn adalah sama dengan 56100 dibagi dengan bilangan penyabunan.
6.7.2.I l,arutan kalium Hidroksida, 0r5 N dalam ethanol95 Vo (Y/Y), kekuatannya kira-
kira 0,5 N, tetapi tiodak boleh lebih dari 0,5 N dan warnanya tidak lebih gelap
dari pada kuning pucat.
Larutan 35 - 40 gr plellet kalium hidroksida dalam 20 ml air dan
campuranlarutan itu dengan 1000 ml ethanol 95 Vo (ViV). Diamkan
larutan tersebut beberapa jam, sebaiknya satu malam, kemudian
disaring dan larutan yang jernih simpan ditempat yang gelap.
Cetstan
'1d8imz,
l
sNr o1-r90+r990 i
6.7.3 Feralatan.
6.7.4.1 Timbang dengan teliti 2 gram minyak atau lemak dan masukkan ke dalam
tabung gelas yang tahan alkali keras, ditambah tepat 25 ml larutan alkohol
kalium hidroksida dan didihkan selama I jam dibawah Reflux Condensor sambil
mengocok beulang kali Isi tabung gelas.
6.7.4.2 Tentukan kelebihan alkali sewaktu larutan masih plnas dengan cara titrasi
dengan HCL, menggunakan 0,5 ml indikator yang dipilih.
6.7.4.3 Buatlah penentuan blanko pada jumlah larutan kalium hidroksida yang sama
dalam waktu dan kondisi yang sama,
6.1.4.4 Untuk lemak wool atau lemak dan turunannya, atau lilin, tambahkan alkohol
alkali dengan kekuatan 0,1 N atau 2,0 N dan lakukan refluxing dengan alkali
selam 2 jam,
12 d^riX2
sNr 01-1904-1990
6.t.1 hinsip
Pembahasan minyak atau lemah bebas, sabun-sabun dan bahan-bahan meneral
melalui penyabunan dengan soda kaustik dan ekstr*ksi dengan pelarut-pelarut
tertentu yang tidak rnenguap setelah pemanasan pada 80'C.
Metoda ini didasarkan pada metoda dari "Society for Analiitical Chemistry"
(Analyst,, 1933 58,203-211).
6.8.2.2 Diethyl ether yang kerapatnya (specific gravity) pada 15,5i15,5'C sampai
dengan 0,724, sisa bahan yang tidak menguap pada 80"C tidak lebih
dari 0,{X$1 7o,
6.E.2.3 Aceton, sisa bahan yang tidak menguap pada 80'C tidak lebih dari A"0l Vo.
6.E.2.5 Larutan Natrium Hidroksida, 0,1 N dalam ethanol 95 Vo (V/V) yang didiamkan
selama beberapa jam (semalam), kemudian didekantasi dan disaring untuk
memperoleh larutan yang jernih. Simpan larutan tersebut dalam tempat yang
gelap.
6.t.3 hralatan
L3 dari 22
s|II 01-1904-1990
6.t.4 ffihngujian.
6.8.4.1 Timbang dengan teliti 2,0 - 2,2 gram minyak atau lemak ke dalam labu 250 ml
dan tambahkan 25 ml larutan natrium hidroksida dalam alkohol.
6.8.4.2 Ikat labu pada kondensor refluks dan panaskan di atas penangas air selama satu
jam sambil dikocok berulang kali untukmencapai penyabunan yang sempurna.
6.8.4.3 Pindahkan labu dari penangas, lepas kondensornya dan pindahkan isinya ke
dalam corong pemisah 250 ml, dan cuci labu dengan air 50 ml.
6.8.4.4 Bilas labu dengan 50 ml diethil ether dan masukkan hati-hati ke dalam corong
pemisah. Tutup corongnya dan kocok kuat-kuat pada waktu isi labu masih
hangat, kemudian diambangkan sampai kedua macam cairan terpisah. Lapisan
yang mengandung alkohol dituangkan ke dalam labu utnuk penyabunan.
6.E.4.5 Tuangkan lapisan ether dari bagian atas corong ke dalam corong pemisah 250
ml yang kedua yang mengandung air 20 ml.
6.8.4.6 Ekstraksi larutan sabun yang mengandung alkohol dua kali masing-masing
dengan ether 50 ml dan kemudian dicampurkan ke dalam ekstrak-ekstrak yang
telah ada dalam corong kedua. Bila ekstraknya mengandung bahan padat,
saring dulu campuran tersebut melalui saringan yang kering dan bebas lemak
ke dalam corong pemisah yang kedua.
6.8.4.7 Saringan dicuci lagi dengan ether dan putar-putar ekstrak dalam corong kedua
tanpa pengocokan keras dengan air 20 rnl dan dibiarkan, setelah terpisah buang
airrrya.
6.E.4.8 Bila diketahui atau diduga adanya sabun metal dalam contoh aslinya, corong
pemisah yang kedua harus kosong dan diisi air 20 ml, bila ketiga ekstrak ether
sudah dimasukkan ke dalamnya tambahkan 5 tetes asam ekstrak tersebut 2 kali
dengan air 20 ml, dengan pengocokan.
6.E.4.9 Setelah perlakuan-perlakuan permulaan tersebut, cuci larutan ether dua kali
dengan air 20 ml kocok kuat-kuat tiap kali. Kemudian cuci berturut-turut
dengan 20 ml larutan Kalium Hidroksida 0,5 No 20 ml air, larutan Kalium
Hidroksida 0,5 N, 20 ml air, 20 ml larutan Kaliuam Hidroksida 0,s N dan
terakhir dua kali dengan air 20 rnl.
La4iutkan pencucian dengan air sehingga sisa air pencucian tidak berwarna
muda pada penambahan indikator penolpthalein.
14 dari 22
sNr 0l-1904-1990
6.t.4.10 Plndahkan larutan ether ke dalam labu yang tetah diketahui beratnya dan
diuapkan. Tambahkan 2 atau 3 ml aceton dan pindahkan solvent dari labu
sampai benar-benar habis, misalnya dengan aliran udara, labu yang terendam
itu diputar-putar di atas penangas air. Panaskan labu dan isinya pada suhu
tidak lebih dari 80 oC.
6.8.4.L2 Bila hat-hal yang yang menunjukkan bahwa bahan-bahan yang dapat
disabunkan, tidak terpisah dengan sempurna, bahan contoh harus disabunkan
kembali seperti sebelumnya. Yakni ditimbang, disabunkan, diektraksi dan dicuci
dengan cara yang sarna.
6.8.4.13 Bila dari perlakuan ulang tersebut, jumlah bahan yang tidak tersabunkan tidak
sama hasil penimbangan pada penentuan yang pertama dalam batas-batas
penyirnpanan tertentu, pengujian diulangi lagi dari permulaan.
vo berat= ]-T--Y:--
w
di rnana :
15 d^ri 22
sNr 01-rm4-1990
6.8"6.2 Batas-batas dari kesalahan percobaan (experinmental error) dalam hal berat
dengan sendirinya akan menyebabkan perubahan jumlah bahan yang tak dapat
tersabunkan di dalam contoh.
***
6.9.1 kinsip
Metoda I :
3. Uji yang sama dengan minyak atau lemak dan pyridine tanpa anhydrida
acetat mendapatkan pengukuran dari asam lemak bebas.
Metoda II :
6.9.2.3 Pyridine
Direpluks dengan serbuk boriumoksida dan didestilasi. Gunakan fraksi yang
yang diatas titik didih 114'C.
6.9.2.s Bahan pokok acetylasi. Campurkan 1 volume anhydrida acetat dan 7 volume
pyrydine.
16 dari 22
sNr 01-1904-1990
6.9.2.6 Sodium Hydroksida, dalam larutan alkohol. Buat dengan jalan melarutkan
sejumlnh larutan NaOH dalam *t {607o W/Y) datam alkohol untuk membuat
0.3 sampai 0.35 N larutan.
Plsahkan endapan karbonat dengan penyaring.
Larutan hanrs distandaisasi terhadap asam dengan penambahan
phenelpthalein setiap harinya. Larutan tetap tidak berwarna apabila disimpan
dibawah suhu 25'C.
6.9"2.7 n-buthanol
6"9.3 hrdeten
6.9.3.1 I"abu acetylasi
6.9.3.2 l,abu Bulat terbuat dari gelas bola sitikat dengan kapasitas 150 s/d 200 ml,
dengan suatu tabung pendingin udara.
6.9.4 ffikngujian
6.9.4.1 Timbang dengan teliti 0,5 sampai 3,0 gram lemak dalam acetylasi (berat-berat
berikut ini memberikan garis besar untuk tiaptiap bentuk yang berbeda dari
senyawa lemak alkohol: 0.5 - 0.7 gram, minyak jarak kira-kira I gram, minyak
biasa2-3gram).
6.9.4.2 Ukur volume atau ditimbang berat yang diingini, darai burrete yang berukuran
10 ml diteteskan 5 ml nacetylasi agent" kedalam labu. Jangan biarkan menetes
tems menerus.
6.9.4.3 Sebelum tabung pendingin dipasang, leher labu labu dibasahkan dulu dengan
pyridine yang bersifat merapatkan, harus yakin betul agar sambungan gelas
tetap tertutup rapat selama reaksi acetylasi.
6.9.4.4 Campurkan lemak dengan acetylasi agent dengan jalan mengocok dengan
seksqma, tambahkan satu atau dua potong batu didih, didihkan isi labu selama
60 menit biarkan rnendidih sehingga uap yang naik tidak melebihi dari dasar
tabung pendingin.
17 d:ari 22
sNr 01-1904-1990
6.9.4.5 Olesan pyridine tidak perlu sering diganti dan kecil kemungkinan
sambungan gelas jadi satu.
6.9.4.6 Dinginkan labu sampai kira-kira 50'C dengan gerakan memutar untuk
membantu mencuci tabung pendingin, tambahkan 5 ml air suling dari atas
tabung Pendingin.
6,9.4.7 Kocok larutan dengan seksama, dan didihkan hati-hati selama 5 menit sampai
10 menit, kocok labu atau 3 kati selama mendidih"
6,9.4,7 Setelah pendinginan labu dan isi hingga temperatur karnar, dan sebelum
tabung pendingin dilepaskan, cuci dulu dengan 30 ml n-buthanol.
6.9.4.8 Lepaskan tabung pendingin, cuci leher, mulut labu dan ujung kondensor
dengan 20 ml n-buthanol,apabila isi labu tidak homogen, tambahkan
n-buthanol sarnpai homogen.
6.9.4.9 Titrasi asam acetat bebas dengan larutan NaOH, menggunakan beberapa tetes
indikator phenolpthalein.
6.9.4.10 Buat urutan yang sama dari pengerjaan dengan hanya 5 ml acetylasi agent saja,
juga dengan berat minyak yang sehubungan atau lemak ditambah 5 ml pyridine.
6.9.4.tL Mengungat adanya uap pyridine dan n-buthanol maka dianjurkan untuk
melakukan pengujian dengan bejana uap (fume).
18 dari 22
sFtI 01-190+1990
Cntatan :
Penaikan sedikit bilangan acetyl didapatkan karena jurnlah asam lemak bebas
dari lemak atau minyak.
Metoda II
6.9.1 Bahf,n Kimir
6.9"2 ffiFengujian
6.9,2.1 Tentukan bilangan pengukuran dengan metoda yang diberikan sebvelumnya.
Acetylasi 10 gram dari minyak atau lernak dengan metoda sebagai berikut :
6.9.2.1"1 Masukkan rninyak ataum lemak dengan 20 ml anhydrida acetat dalam labu
bulat 2{x} ml yang lehernya paqiang pasang tabung pendingin udara.
6.9.2.1.2 Sebagai bahan penahan labu pasanglah selembar asbes dengan lubang
berdiameter 40 rnm dan telah dipotong, panaskan dengan api kecil, yang
tingginya tidak boleh lebih dari 25 mm, dan tidak menyinggung dasar labu.
6.9.2.r.3 Didihkan pelan-lpelan selam 2 j*m, biarkan labu mendingin, tuangkan isi labu
kedalam 6fi) ml air dalam gelas piala besar, tambahkan 0,2 gram bubuk batu
didih, panaskan sampai mendidih kira-kira 30 menit.
6.9.2.1.4 Dinginkan, dan pindahkan kecorong pemisah dan lapisan paling bawah dibuang.
6.9.2.L.s Cuci hasil acetylasi tiga kali atau lebih berturut-turut, setiap kali dengan 50 ml
larutan antrium chlorida hangat, sehingga air pencuci tidak menunjukkan
adanya asam dengankertas lakmus
6.9.1.1.6 Akhirnya' kocok minyak dengan 20 ml air hangat dan pisahkan semua lapisan
air.
6.9.1.1.7 Thangkan minyak yang telah teracetylasi kedalam cawan kecil dan tambahkan
I grarn natriurn sulfat anhydrous; aduk dengan seksama sdan saring hasil
acetylasi melalui keftas saring yang dibuat seperti kipas.
19 d^ri22
sI\tI 01-190+1990
133s (B -A)
Bilangan Acetyl =
1335 -A
dimana :
***
6.n.2.1 Ethanol 95 Vo
6.10.2.2 NaoH atau KoH 0,r N dalam Hro yang terah distandarkan
6-10.2.3 NaoH atau KoH 0,s N daram frno yang terah distandarkan
2A drriU2
sNI 0r-1904-1990
6.10.3 Ferdaten
6.10.3.1 Erlenmeyer
6.10.3.2 Pendingintegak
6-10.4.4 Dalam keadaan panas, lakukan titrasi dengan NaOH atau KOH 0,L N atau 0,5
N dalam HrO.
6.10.4.6 Lakukan titrasi dengan NaOH 0,1 N, sambil erlenmeyernya dikocok kuat-kuat,
sehingga terjadi suatu reaksi yang homogen.
6.10.4.7 Titik akhir titrasi dicapai apabila penambahan satu tetes basa mengahasilkan
sedikit perubahan warna yang jelas, ysng dapat bertahan untuk iedikitnya
selama 15 detik.
2,56xTxN
Asam Palmitat =
w
T = Titrasi dari pemakaian NaOH 0,1 N
N = Nonnalitet dari NaOH 0,1
W = Berat cuplikan atau contoh
***
2l dari 22
sn{I 01-1904-1990
6. SYAR,AT PM{ANDAAN
Pada tiap pengtriman, bagian luar harus diberi keterangan dengan cat yang
tidak mudah luntur :
- Produksi Indonesia
' - Nama Perusahaan/Eksportir
- Nama Barang
- Kode Produksi
- Berat Bersih
Negara Tbjuan
- Keterangan-keterangan lain yang diperlukan.
7. CAR,A PAYGA}IASAN
Minyak Biii Jarak disqiikan dalam ujud cairar, "h bulk" atau dikemas dalam drum
bersih dan kering, berukuran 2fi) liter dengan head space 5 - 10 pensen. Drum
Minyak Biii Jarak dibuat dari bahan yang bersifat tidak menyemari isi dan
melindungi produk dari kontaminasi luar.
t?
22 dari 22