Babad Tanah Minahasa
Babad Tanah Minahasa
(Lumilumut membuka matanya. Pinggangnya masih terasa nyeri. Ia memandang ke sekeliling kamar
yang bersih. Tiba-tiba pintu kamar terbuka. Karim A masuk ke kamar sambil membawa semangkuk
obat. Ia berjalan meraba-raba dengan tongkat sampai akhirnya dadanya berhenti di dada
Lumilumut).
Karim A : (Terkejut dan mundur beberapa langkah)“Oh kamu sudah sadar..maaf saya buta,saya
Lumilumut : (menerima mangkok obat lalu meminumnya meskipun ia mau muntah karena rasa
Karim A : “Oh nama yang bagus…Kalau aku biasa dipanggil (menari dengan gaya opera) Karim A..”
sebelum itu saya pernah belajar ilmu pengobatan. Sayang semenjak saya buta saya sering
Memuntahkan obat.)
Karim A: (Gaya Pidato)“Jangan khawatir. Saya membeli obat itu di apotik dekat terminal.”
Karim A : (Masih gaya pidato)” Tidak apa-apa. Itu juga obat kadaluarsa yang saya beli setengah
harga..”
Karim A : “Bukan..Bukan aku..jangan samakan aku dengan orang yang telah membawamu kemari.
Karim A : “Enak saja!Namaku Karim A,masa kau Karim B!Cari nama yang lain!”
Trotoar : “Oh,tak perlu. Waktu aku mengganti bajumu dengan bajuku,aku meraba-raba dirimu.
Lumilumut : “Ih..mesum!”
Tiba-tiba terdengar suara tawa. Seorang perwira kerajaan utara bernama Opo masuk.
Opo : “Huahahahahaha..!!!”
Opo : “Aku adalaaahhhh..(menari gaya opera) Opoooo..Aku adalah panglima Kerajaan Utara dan
aku mencari gadis bernama Lumilumut. Aku tahu dia berada disini.”
Opo : “Kau kira aku bodoh..!!Si Wawu lagi bakar ikan di pantai..Minggir!atau kau akan menjadi
mayat!!”
Opo : “Rupanya kau punya nyali juga anak muda..sebutkan account facebookmu supaya aku tahu
Trotoar : “Tunggu!”
Trotoar : “Update status facebook dulu. (mengeluarkan HP) Sedang bertempur dengan @Opo.Oke.”
Karim A : (menjelaskan dengan gaya wasit tinju) “Dilarang memukul wajah,bagian bawah
Trotoar : “Tunggu!”
Trotoar : “Kita kan pemeran utama. Mana mau dengan adegan berbahaya. Kita butuh pemeran
Opo : “Ah tak usah pakai pemeran pengganti. Ayo selesaikan pertarungan ini!”
Trotoar : “Tunggu!”
Bilang sekarang..”
Trotoar : “Begini,kita kan pemain utama di cerita. Kalau kita mati,tamatlah cerita.”
Opo : “Loh,terus bagaimana?”
Lumilumut : (menangis lalu mendekati mayat Opo dan mengambil pedangnya)(bersuara lirih)”Kalau
Lumilumut : (Bersuara lebih keras) )”Kalau tidak ada yang mencintaiku,lebih baik aku bunuh diri!”
(Trotoar kaget dan bergegas mencegah Lumut bunuh diri,namun terlambat karena Lumut telah
mati terlebih dahulu)
Trotoar : “Iya.”
Trotoar : “Aduh bagaimana ini???Dia satu-satunya perempuan di daerah ini. Kita tak bisa membuat
Peradaban..aaaaaaaa…”