Anda di halaman 1dari 6

GADIS YANG DITOLAK

Hamzah Balweel 1006660560 Teknik Kimia

Ihsan Wiratama 1006686484 Teknologi Bioproses

Meyda Astria 1006679743 Teknik Kimia

Tara Vergita Rahma 1006706391 Teknik Kimia

Pemain : Lumilumut,Karim A,Opo, Trotoar

(Lumilumut membuka matanya. Pinggangnya masih terasa nyeri. Ia memandang ke sekeliling kamar
yang bersih. Tiba-tiba pintu kamar terbuka. Karim A masuk ke kamar sambil membawa semangkuk
obat. Ia berjalan meraba-raba dengan tongkat sampai akhirnya dadanya berhenti di dada
Lumilumut).

Karim A : “Ini apa..eh..eh..empuk empuk” (menusuk dada perlahan-lahan dan penasaran)

Lumilumut : “ Woi!Itu dada tau!Sembarangan!” (bangun dan duduk dari kasur).

Karim A : (Terkejut dan mundur beberapa langkah)“Oh kamu sudah sadar..maaf saya buta,saya

tidak tahu kalau kamu sudah sadar.”

Lumilumut : “Dimana ini?”

Karim A : (Duduk di samping Lumulumut)“Ini rumahku.” (menyodorkan mangkuk berisi obat)

“Minumlah. Supaya kamu cepat sembuh.”

Lumilumut : (menerima mangkok obat lalu meminumnya meskipun ia mau muntah karena rasa

Obat tersebut sangat pahit)

Karim A : “Siapakah namamu wahai wanita?”

Lumilumut : “Aku Lumilumut.”

Karim A : “Oh nama yang bagus…Kalau aku biasa dipanggil (menari dengan gaya opera) Karim A..”

Lumilumut : “Anda seorang tabib?”

Karim A : (Kembali duduk di kasur sambil mengelus-elus jenggotnya,gaya berpuisi sedih)


“Ah..Semenjak saya buta,saya menjadi seorang ahli massage alias tukang pijit,tapi

sebelum itu saya pernah belajar ilmu pengobatan. Sayang semenjak saya buta saya sering

salah meramu obat sehingga banyak pasien yang mati..”

Lumilumut : (menyemburkan obat di mulutnya,mangkok di tangannya terlepas,berusaha

Memuntahkan obat.)

Karim A: (Gaya Pidato)“Jangan khawatir. Saya membeli obat itu di apotik dekat terminal.”

Lumilumut : “Oh maaf..aku kira kau…”

Karim A : (Masih gaya pidato)” Tidak apa-apa. Itu juga obat kadaluarsa yang saya beli setengah

harga..”

Lumilumut : “Hoekkkkkk!!!!!” (memasukkan jari ke kerongkongan,berusaha memuntahkan obat.)

Karim A : “Saya memang tabib yang hebat..HUAHAHAHAHAHA!!!”

Lumilumut : “Kalau boleh tahu,ada apa kau bawa aku kemari?”

Karim A : “Bukan..Bukan aku..jangan samakan aku dengan orang yang telah membawamu kemari.

Bahkan mencuci bajunya pun aku tak layak.”

Lumilumut : “Lalu siapa yang menolongku?”

Trotoar : (Muncul di depan pintu,menunjuk dadanya) “Aku!!!”

Lumilumut : (berteriak histeris)”AAAAAAAHHHH..Suleeeeeee!!!”

Trotoar : “Bukaaan…Aku bukan Sule..!!”

Lumilumut : “Lalu siapa anda?”

Trotoar : (Pose) “I’m Batman!!Bukan…Aku (menari gaya opera) Karim B..”

Karim A : “Enak saja!Namaku Karim A,masa kau Karim B!Cari nama yang lain!”

Trotoar : “Baiklah..Namaku adalah (menari gaya opera lagi) Agner….”

Karim A : “Yah..Rusaklah cerita ini kalau ada nama Agner..”

Trotoar : “Baiklah..Sebenarnya aku adalah (masih menari opera)..Trotoaaaaaaaaaarrr…”


Karim A : “Perkenalkan dia adalah Trotoar,orang yang membawamu kemari.”

Lumilumut : “Oh terima kasih. Aku tak dapat membalas kebaikanmu.”

Trotoar : “Oh,tak perlu. Waktu aku mengganti bajumu dengan bajuku,aku meraba-raba dirimu.

Anggap saja sudah lunas.”

Lumilumut : “Ih..mesum!”

Tiba-tiba terdengar suara tawa. Seorang perwira kerajaan utara bernama Opo masuk.

Opo : “Huahahahahaha..!!!”

Trotoar : “Siapa kau???Ada apa,dimana,siapa??”

Opo : “Aku adalaaahhhh..(menari gaya opera) Opoooo..Aku adalah panglima Kerajaan Utara dan

aku mencari gadis bernama Lumilumut. Aku tahu dia berada disini.”

Trotoar : “ Tidak ada Lumilumut disini!!!”

Lumilumut : “Aku Lumilumut!Ada apa mencariku?”

Karim A: “Ih..bodoh kali anak ini!”

Opo : “Anak buah,seret wanita itu!!”

Trotoar : “Anak buah yang mana?Kau hanya sendiri!”

Opo : “Oh iya aku lupa. Lumut,kau harus menjadi istriku!!”

Trotoar : (menghadang)“Tunggu!Namanya bukan Lumilumut!Namanya Wawu!”

Opo : “Kau kira aku bodoh..!!Si Wawu lagi bakar ikan di pantai..Minggir!atau kau akan menjadi

mayat!!”

Trotoar : “Baiklah..Silahkan..anggap saja rumah sendiri..”

Lumilumut : “Lah,bagaimana ini?Masa kau membiarkan dia menangkap aku!”

Trotoar : “Kalau begitu,kau harus melangkahi mayatku!”

Opo : “Rupanya kau punya nyali juga anak muda..sebutkan account facebookmu supaya aku tahu

siapa yang aku bunuh!”


Trotoar : “Cih!Aku tak sudi menerima permintaan pertemanan darimu!”

Opo : “Rupanya kau sudah bosan hidup!Bersiaplah menerima kematianmu!”

Trotoar : “Tunggu!”

Opo : “Ada apa?”

Trotoar : “Update status facebook dulu. (mengeluarkan HP) Sedang bertempur dengan @Opo.Oke.”

Opo: “Sekarang terimalah kematianmu!”(bersiap menyerang)

Karim A : (menjelaskan dengan gaya wasit tinju) “Dilarang memukul wajah,bagian bawah

perut,kemaluan,belakang kepala,dan punggung.Paham?Oke.Fight!”

Trotoar dan Opo siap bertarung.

Trotoar : “Karim,cepat bawa pergi Lumut dari sini!”

Karim A : “Ayo kita pergi. Aku tunjukkan jalannya.”

Karim A membawa Lumilumut pergi.

Opo : “Sekarang tinggal kita berdua. Menyerahlah!”

Trotoar : “Tidak akan pernah!”

Opo : “Kalau begitu,matilah kau!Hiaaattt!”(menyerang Trotoar)

Trotoar : “Tunggu!”

Opo : “Ih,bagaimana ini dari tadi tunggu-tunggu terus!”

Trotoar : “Kita kan pemeran utama. Mana mau dengan adegan berbahaya. Kita butuh pemeran

pengganti.(memanggil pemeran pengganti) Pemeran pengganti……………”

Opo : “Ah tak usah pakai pemeran pengganti. Ayo selesaikan pertarungan ini!”

Trotoar : “Tunggu!”

Opo : (berhenti,berkacak pinggang,menghela napas,geleng-geleng kepala)”Kenapa kau sekarang?

Bilang sekarang..”

Trotoar : “Begini,kita kan pemain utama di cerita. Kalau kita mati,tamatlah cerita.”
Opo : “Loh,terus bagaimana?”

Trotoar : “Kau yang harus mati berarti.”

Opo : “Hah?Emang musti begitu?”

Trotoar : “Iya,mau bagaimana lagi. Di naskah juga kaya gitu.”

Opo : (Pasrah)”Ya Sudahlah,mau apa lagi.”

(Trotoar berdiri lalu membunuh Opo. Opo meregang nyawa)

Trotoar : “Hahahahahahahaha..Kau memang hebet panglima Kerajaan Utara. Tapi sayang,

kekuatanmu tak mampu mengalahkan pedang saktiku!”

(Lumilumut dan Karim A masuk)

Lumilumut : “Trotoar..Untunglah kau selamat..”

Trotoar : “Kini tidak ada lagi yang dapat mengganggumu, Lumut.”

(Trotoar berlari ke sudut panggung lalu ke sudut panggung lainnya lagi)

Lumilumut : “Oh Trotoar..”

Trotoar : “Oh Lumut..”

(dialog diulang-ulang selama Lumut dan Trotoar mendekat)

Trotoar : “Lumut,ada yang ingin kukatakan padamu..”

Lumilumut : “Katakanlah,jangan ragu-ragu.”

Trotoar : “Sebenarnya aku mencintai…”

Lumilumut : “Aku juga mencintaimu Trotoar” (bergerak memeluk Trotoar)

Trotoar : (menghindar dari pelukan Lumut) “Karim..”

(Trotoar dan Karim bergandengan tangan dengan mesra)

Lumilumut : (menangis lalu mendekati mayat Opo dan mengambil pedangnya)(bersuara lirih)”Kalau

tidak ada yang mencintaiku,lebih baik aku bunuh diri…”

(Trotoar dan Karim tidak memedulikan Lumut)


(senyap)

Lumilumut : (Bersuara lebih keras) )”Kalau tidak ada yang mencintaiku,lebih baik aku bunuh diri!”

(Trotoar dan Karim tidak memedulikan)

Lumilumut : “Woi, gue mau bunuh diri!”

(Trotoar kaget dan bergegas mencegah Lumut bunuh diri,namun terlambat karena Lumut telah
mati terlebih dahulu)

Karim : “Mati dia?”

Trotoar : “Iya.”

Karim : “Yah rusak lah ceritanya.”

Trotoar : “Aduh bagaimana ini???Dia satu-satunya perempuan di daerah ini. Kita tak bisa membuat

Peradaban..aaaaaaaa…”

Anda mungkin juga menyukai