MENGGULUNG
LAYAR
Oleh: Anggi Valentinata Goenadi
NOMINATOR
LOMBA PENULISAN NASKAH TEATER REMAJA TAMAN BUDAYA JAWA
TIMUR
2006
PARA PELAKU :
PELOK (Laki-laki yatim piatu usia 15 tahunan, tahan uji, mandiri, berprinsip)
KREPO (Laki-laki se-usia Pelok, penakut, pengecut)
PARMIN (Laki-laki usia 14 tahun, humoris)
PLINTIS (Laki-laki usia 15 tahunan, konyol)
PEJUANG KOMANO (Bisa laki/perempuan, usia 15 tahunan, nakal, licik)
WARTAWAN 1 (Bisa laki-laki/Perempuan)
WARTAWAN 2 (Bisa Laki-laki/Perempuan)
TNTARA 1 (Laki-laki usia 16 tahun, kejam dan tegas)
TENTARA 2 (Laki-laki, kejam, bodoh)
PETHUK (Laki-laki usia 16 tahun)
GEMBOS (Laki-laki usia 16 tahun)
BUJEL (Laki-laki usia 15 tahun)
MOGOL (Laki-laki usia 17 tahun, bodoh, nakal, pemarah)
BOCAH KECIL (Usia 13 tahun, misterius)
CANTIK (Perempuan 15 tahun, periang, manja, labil)
AYU (Prempuan usia 15 tahun, lembut, baik hati, bijaksana)
RONALD (Laki-laki usia 16 tahun, bodoh, dengki, emosional)
ARYA (Laki-laki usia 16 tahun, tidak punya pendirian)
ESTIN (Perempuan usia 16 tahun, culas dan sok kaya)
SUARA (Laki-laki usia seorang bapak, arif, sabar)
CATATAN
Untuk mensiasati keterbatasan pemain serta kwalitas keaktoran, bisa double casting, sebab adegannya
ada yang tidak bersamaan.
LAMPU BLACK OUT.
SUARA :
PeloookKamu mesti tabah! Jangan habiskan waktumu, dengan kesedihan-kesedihan! Jangan kecil
hati lantaran kamu seorang yatim piatu! Kamu mesti semangat! Kamu mesti tegar! Kamu mesti
belajar menghadapi hidup! Peloook
Ingatlah tokoh bernama Bima Melangkahlan seperti dia Bukankah semua sudah kuajarkan kepadamu?
Peloook Pesanku yang terakhir: Jadilah orang yang pinter dan bener Jangan sekali-sekali Bikin
dirimu ngiler Jangan sekali-sekali Kamu sakiti lingkungan! Ingat itu !!! Peloook Hati-hati,
thole!!
PELOK TERSENTAK
DAN MENCARI-CARI DATANGNYA SUARA YANG SANGAT DIKENALNYA.
Pelok (SEDIH)
Pak bapak Pak bapak Jangan tinggalkan aku sendirian, Pak! Aku takut, Pak. Di rumah sepi
sekali, Pak. Aku tidak berani, Pak. Aku sedih, tidak ada siapa-siapa. PaakBapaaak Paak
Bapaaak, dimana kamu, Pak? Pulanglah Pak, nemani aku. Aku takut sendirian, Pak
SUARA :
Aku tidak bisa pulang, thole. Bapakmu harus pergi
Pelok :
Bisa, Pak. Aku tunggu disini. Nanti pulangnya bersama-sama. Ayo, Pak! Aku disini, dibawah pohon
kering depan makam. Kesinilah Pak, aku tunggu
SUARA :
Tidak bisa, le Bapak harus pergi.
Pelok :
Yaaah Bapak! Aku takut sendirian, Pak!
SUARA :
Thole tidak usah takut! Teman-temanmu kan banyak, le.
Pelok :
Tapi kalau di rumah, aku selalu sendirian, Pak. Sepi sekali, Pak. Aku takut
SUARA :
Sudahlah, le, nanti lama-lama akan terbiasa. Tidak usah takut! Bapak juga sendiri, disini.
Mogol :
Eh lihat itu, Pelok! Seperti orang gila. Masak ngomong sendiri !! (SEREMPAK SEMUA
TERTAWA, KEMUDIAN) Pelok gila Pelok gila Pelok gila (SEMUA MENGEJEKNYA)
P. Krepo (KETAKUTAN)
Saya sa..ya terkencing di celana. Saya ngompol, Min. (BISIKNYA KE KUPING PEJUANG
PARMIN)
P. Parmin (KAGET)
Lho kok bisa begitu?! Apa nggak kerasa?
P. Krepo :
Saya takut sekali, Min! Saya takut mati
P. Parmin :
Pejuang atau Pahlawan itu tidak boleh takut, PoKrepo !!
P. Krepo :
Ya ampuuun Saya malah kecipirit juga, Min.
P. Parmin :
Lho kok bisa begitu?! Apa nggak kerasa?!
P. Krepo :
Saya ketakutan, Min.
P. Parmin :
Wooooow baunya, Po Krepo !!!!
P. Krepo :
Tiiiiiiuuuutbrout (KENTUT SEKALIAN TERBERAK)
P. Plintis (JENGKEL)
Ssssssttt.!!! (TELUNJUKNYA NEMPEL DI BIBIR)
AKHIRNYA KEDUA BELAH KUBU BAIK YANG PURA-PURA JADI TENTARA MAUPUN
YANG BERPURA-PURA JADI PEJUANG, SALING BAKU TEMBAK. ADA YANG TERKENA
DAN TERKAPAR. TEMBAK-MENEMBAK TERUS BERLANGSUNG.
Wartawan 2 : (TERTEMBAK)
Aaakaduh, matilah aku!
TIBA-TIBA.
P. Plintis : (KETAKUTAN)
Miiin lihat itu! Di sebelahmu a..aada
P. Parmin : (MAKIN NGERI) Sudahlah, Tis ini juga musuh kita, Tembaklah!
P. Parmin : Daripada mati digigit ular, lebih baik mati kena tembakan musuh !!
Cepaaat, Tis!! Ularnya makin dekaaat dengan leherku, tembaklah!
P. Plintis : Aku gak mau tembak ular, Min. Aku maunya nembak musuh
Tembak saja sendiri, ular itu!!
P. Parmin : (JNGKEL)
Guoblog!! Nanti kalau saya bergerak sedikit saja, ular itu pasti
Menghabisiku dengan bisa racunnya! Tolong, Tiiis! Aku tidak mau
mati karena ular ini.
P. Parmin : Tis, kalau saya mati digigit ular ini, namanya bukan pejuang atau
Pahlawan. Saya ingin disebut Pahlawan. Tis! Tugas Pahlawan
bukan menembak ular tapi menembak musuh
P. Plintis : Sudahlah, jangan ribut terus! Asal kamu diam, ular itu tak akan
menggigit ! Percayalah!!!
Plintis : Dasar penakut!! Sama ular saja takutnya minta ampun, deh
Padahal semuanya khan hanya pura-pura.
PETHUK YANG PURA-PURA JADI TENTARA 1, JADI JENGKEL MELIHAT ULAH PARMIN.
DEMIKIAN JUGA GEMBOS YANG BERMAIN JADI TENTARA 2
Gembos : Hiya, Min. ini khan cumak main-main saja! Kenapa mesti takut?!!
Parmin : Berarti saya sangat bakat menjadi pemain drama, dong. Ya nggak
(SAMBIL MENEPUK-NEPUK DADA)
Krepo : Kok kamu merasa tersindir sich. Apa kamu hobinya sama
Dengan Mogol, Mbos-Gembos?!
Gembos : (AGAK TERSINGGUNG)
Itu khan Cuma iseng Bukan hobi, Tauk!!
Gembos : Kalau sering itu memang hobi!! Kalau saya khan baru sekali.
Itu pun diajak Mogol. Dan cumak melihat dikiiit sekali.
Pethuk : Yuuk, kita cari Mogol di kali. Barangkali dia sudah asyik dengan
hobinya
Pethuk : Sudah, Gol nggak usah tersinggung! Lagi pula, hobimu itu
Cukup murah meriah, kok. Tanpa bayaran!
Mogol : Kalau ketahuan bapakku, tidak hanya malu. Bahkan bisa kena
bogem mentah dari bapak saya. (KREPO TERTAWA NGAKAK,
DISAMBUNG DENGAN TEMAN-TEMAN YANG LAINNYA)
TIBA-TIBA
Teman-teman itu dia, Pelok! Kita hajar ramai-ramai saja, Yuuk!!
Mogol : Eh orang gila! Kamu mau jadi jagoan, ya? Katanya kamu
Sedang berguru untuk mencari kesaktian?
Pelok : Tidak. Saya tidak ngomong apa-apa. Saya hanya berdoa untuk
kebaikan orang tuaku agar diterima Alloh di sisiNya.
Pelok : Aku tidak punya niat seperti itu, kawan. Betul! Buat apa berantem.
Pethuk : Dasar orang miskin! Sudak miskin, bohong lagi. Yuuk, kita hajar
saja. Setuju?!
SEREMPAK : Setujuuuuu
Pelok : (TERHERAN-HERAN)
Jadi
PANGGUNG KOSONG.
LAMPU BLACK OUT.
Estin : Sudah sih, tapi ngeliat kamu makan, kayaknya nikmat buanget.
Jadi pingin Makasih ya Run.
Estin : Enggak, udah makasih. Bisa meletus perutku ntar, makan terus.
Ayu : Ini ambil saja! Ice cream-nya kalau kamu mau juga. Saya
sudah kenyang banget, rasanya.
Ronald : Ice cream-nya buat saya, dong. Masak semua untuk Cantik!
Ayu : Aah, kamu. Jangan bilang begitu! Dia khan teman kita juga.
Ronald : Tapi katanya sekarang dia gila kok, Yu-Ayu. Suka ngamuk
Pelok : (BERHENTI)
Selamat siang, teman-teman. Boleh saya bergabung?
RONALD, ARYA, CANTIK, ESTIN DAN RUNDY, TAK MENJAWAB KECUALI SEGERA
MEMBERESKAN MAINANNYA DAN BUBAR MENINGGALKAN TEMPAT ITU.
PELOK TERHERAN-HERAN DEMIKIAN JUGA AYU.
Ayu : Tunggu! Aku tidak seperti mereka. Jangan pergi! Aku betul-betul
Tidak mengerti. Kenapa mereka pergi?!
SUARA GADUH ORANG-ORANG MENUJU TEMPAT ITU. ADA YANG MEMBAWA KETAPEL,
ADA YANG MEMBAWA PENTUNGAN, ADA YANG MEMBAWA TALI, ADA YANG MEMBAWA
BATU. MEREKA HENDAK MENGHABISI SI PELOK. ENTAH SIAPA YANG MENGHASUT
HINGGA MEREKA MARAH BESAR. ANAK-ANAK SEKOLAH ITU, SEMUA TEMAN-TEMAN
PELOK JUGA TEMAN-TEMAN AYU.
Ronald : (MENUNJUK KE ARAH PELOK DAN AYU) Itu, dia! Sikat saja!
Kasihan Ayu Dijailin apa tadi kamu sama dia, Yu-Ayu?
Ayu : Ronald, Pelok tidak punya maksud jahat. Kenapa kamu mengajak
teman-temanmu untuk mengeroyok Pelok. Kamu salah menduga!
Pelok : Terima kasih, Ayu nggak usah, nanti juga sembuh. Sudah.. Yu,
ngelapnya. Sekali lagi, terima kasih atas kepdulianmu.
Aa..ak.. (SAAT SEBAGIAN LUKANYA TERKENA USAPAN AYU)
LAMPU TEMARAM
Pelok : Bukannya takut, tapi tidak imbang! Saya tidak mau mati konyol!
Bocah Kecil : Hey, kawan! Kamu tidak melawannya saja, tidak mati. Buktinya,
kamu masih hidup. Iya, khan? Coba kalau kamu melawannya.
tambah hidup, (TERBAHAK-BAHAK)
Bocah Kecil : Hey, kawan! Salah dan benar tidak mengenal angka matematika.
Yang ada hanyalah berani atau tidak mempertahankannya.
Katanya, kamu ingin seperti Bima!
(Haaahaaaahaaa! Pelok tersadar, mencari bocah itu, tapi tak ditemukannya, karena bocah itu
sudah menyusup ke dirinya)
Pelok : Ya, karena saya tidak merasa bersalah dengan kalian. Dan ini
Rumahku. Saya wajib mempertahankannya. Siapa saja yang
Berusaha merusak rumah ini, saya ber-hak melindunginya.
Karena itu memang tanggung jawab saya.
TERJADILAH PERKELAIAN YANG SERU. KALI INI PELOK BETUL-BETUL SEPERTI ORANG
KESURUPAN. DIA TAMPAK KUAT SEKALI. TAK SEDIKIT YANG BERGELIMPANGAN
AKIBAT PUKULANNYA YANG MEMBABI BUTA.
SUARA DARI LUAR KIAN RIBUT. TAK SEDIKIT YANG BERTERIAK MENG-KOMANDO
UNTUK MEMBAKAR RUMAH PEL;OK.
DUA ORANG YANG SANGAR WAJAHNYA BERADA DIKANAN KIRI LAYAR PUTIH, PELAN-
PELAN MEREKA MENGGULUNGNYA NAIK KEATAS HINGGA HABIS NAMUN WAYANG
BIMA YANG TERTANCAP DISITU MASIH BERDIRI TEGAK DAN TERUS MENGGERAM,
Heeeeemmmmmmmmmmm TIDAK TURUT TERGULUNG BERSAMA LAYAR.
PELOK MASIH BERDIRI MEMATUNG. GAGAH, DAN TERUS MENGGERAM PULA:
Heeeeemmmmmmm
TEMBANG MAS KUMAMBANGTERUS MELANTUN KIAN LAMA KIAN MENGHILANG
BERSAMA REDUPNYA LAMPU. LAYAR PANGGUNG DITUTUP
T A MA T