Anda di halaman 1dari 3

kayak di sinetron televisi itu.

Ketawa kuntilanak itu


PEMBERONTAK malah bikin geli. (menirukan ketawa kuntilanak) Hi
hi hi hi...
Karya Agus Noor
MUSIK MEMBANGUN SUA SANA SERAM.
SET/PANGGUNG MENGGAMBARKAN
SEBUAH TEMPAT SEPERTI GUDANG YANG
TERBENGKALAI. TERLIHAT BANYAK PEMUDA:
TUMPUKAN KOTAK KAYU ATAU PETI-PETI.
ADA JUGA TEMPAT SAMPAH YANG Saya bukan penakut!
BERANTAKAN. GUDANG ITU TAMPAK
KOTOR DAN MENGESANKAN SUASANA TIBATIBA TERDENGAR SUARA TERTAWA
YANG ANGKER. MENGIKIK YANG MISTERIUS. PEMUDA ITU
GEMETAR.
TERDENGAR TERIAKAN ORANG -ORANG,
SALING BERSAUT-SAHUTAN: “Karnooooo... PEMUDA:
Karnooooo... Karnoooo... Ayo pulang, Nak...
Karnoooo... Kamu jangan marah, Karno! Cepat Eh, tapi kok sepertinya ada kuntilanak beneran ya....
pulang. Ayooo pulanggggg.... Nanti kamu digondol Rasanya seperti ikut uji nyali...
kalong wewe. Pulang, Nak. Ayo pulang! Karnoooo....
Karnoooooo...” DI ANTARA TERAKAN- PEMUDA ITU CEPAT SEMBUNYI. LALU HATI-
TERIAKAN ITU TERDENGAR PULA HATI MUNCUL LAGI
TETABUHAN. ORANG-ORANG YANG .
MENCARI ITU SEPERTI MENABUH PEMUDA:
BERMACAM PERKAKAS, SEPERTI PANCI,
WAJAN, KALENG DAN SEGALA MACAM Saya tahu ini tidak akan mudah... pergi dari rumah
YANG BISA DIBUNYIKAN. berarti kehilangan semua kenyamanan yang selama
ini saya dapatkan. Saya merasa, selama ini saya
MUNCUL SEORANG PEMUDA, LARI justru menjadi lembek dan manja karena hidup saya
TERGESA, DAN CEPAT SEMBUNYI DI BALIK terlalu nyaman. Saya pingin tantangan. Karena itulah
TUMPUKAN PETI KAYU. SEMENTARA saya memberontak.
TERIAKAN ORANG-ORANG TERUS
MEMANGGIL: “Karno hilang... Karno diculik Tak hanya memberontak dari rumah, tapi juga
genderwo... Karno digondol kalong wewe... sekolah. Banyak yang bilang saya susah diatur. Saya
Karnoooo... Pulang, Nak.... ini suka memberontak. Saya memang tak ingin hanya
jadi murid yang duduk manis di kelas... manggut-
SAMPAI KEMUDIAN TERIAKAN ITU manggut setiap kali guru menjelaskan pelajaran.
TERDENGAR REDA DAN MENJAUH. KETIKA Pendidikan itu mesti membebaskan pikiran, bukan
SUASANA DIRASA AMAN, PEMUDA ITU hanya menerima mentah-mentah semua pelajaran.
PERLAHAN MUNCUL DARI TEMPATNYA Seringkali pelajaran di sekolah juga tidak sesuai
SEMBUNYI. dengan kenyataan....

PEMUDA: Di sekolah kita diajari agar punya moral yang baik...


Tapi kenyataanya? Lihat itu perilaku para politisi
Saya tak mau pulang! Saya sudah memutuskan pergi yang suka korupsi? Apa itu bermoral? Kita dididik
dari rumah. Minggat! Nggak tahu mau kemana. Yang untuk taat hukum dan aturan, tapi para pejabat kita
penting saya bisa bebas. Saya tak mau lagi terus- malah sering kali mempermainkan aturan. Hukum
menerus disalahkan. Mereka pikir saya ini masih hanya jadi alat kekuasaan.
anak kecil. Biar saja mereka menyangka saya hilang
diculik genderwo! Saya nggak takut sama hantu. Saya bosan dengan semua itu. Saya nggak bisa diam.
Jangankan genderwo atau kalong wewe, sama Saya harus melawan. Saya siap menerima resiko
pocong saya juga nggak takut! Menurut saya, pocong paling pahit. Bahkan bila saya dikeluarkan dari
itu hantu yang lucu. Jalannya meloncat-loncat. sekolah. Ini pilihan! Belajar tidak hanya di sekolah.
(meloncat- loncat menirukan pocong). Lucu kan? Kehidupan ini justru sekolah sesungguhnya. Banyak
Juga kuntilanak. Saya nggak takut sama kuntilanak tokoh besar juga gagal sekolah. Yang penting kita
harus rajin baca buku. Harus baca! Baca! Baca Baca!
ini kita baru bisa bersyukur... (mencium bungkusan
(Kepada penonton) Kenapa kalian tersenyum? Kalian itu, merasa jijik) Penderitaan akan membuat kita
nggak percaya ya kalau saya suka baca?! Saya suka makin kuat...
baca. Pemberontak harus punya otak. Makanya saya
baca apa saja. Buku sejarah, buku filsafat. Kadang PEMUDA ITU MAU MEAKAN ISI BUNGKUAN
baca novel atau puisi. Cerita silat atau cerita detektif ITU. PADA SAAT ITU TERDENGAR SUARA
juga saya suka... oh, kalau cerita porno di internet KUCING MENGEONG-NGEONG. PEMUDA ITU
saya tak suka.... No way! Yah, hanya baca sesekali MELIHAT. SEAKAN-AKAN KUCING ITU ADA
lah. DI DEKATNYA. IA MEMANDANGINYA .
SUARA KUCING TERUS MENGEONG.
Membaca membuat saya terbebar dari kerangkeng.
Membaca membuat saya berani menantang dunia. PEMUDA:
Saya kan lawan semua kebobrokan. Sebagai pemuda
saya tak bisa membiarkan semua Kamu lapar, pusss... mau? Ini buat kamu... Mungkin
kesewenangwenangan. Kita harus melawan. Sperti ini memang mestinya buat kamu. Saya nggak boleh
para pemuda jaman dahulu berani melawan memakan yang bukan hak saya. Kebaikan harus
penjajahan. Ingat, para pemuda jaman dulu berhasil dimulai dari diri sendiri. Nggak boleh egois. Nggak
dengan “Sumpah Pemuda”. Masa sekarang kita boleh mementingkan kepentingan sendiri.... Ayo,
hanya bisa berani “Sumpah Pocong”. Enggak deh. pusss... sini... ini makan... Saya nggak mau serakah.
Anak muda itu harus jadi “Agen Perubahan”... jangan Kalau saya serakah, apa bedanya saya dengan para
hanya sibuk jadi “Agen Pulsa”. politisi yang selalu saya kritik itu?

Saya sekalu kagum dengan tokoh-tokoh besar dunia. Kadang saya heran, kenapa anak muda seperti saya
Sukarno. Che Gauvara. Napolen. Steve Jobb. Saya selalu disalahkan. Dianggap suka bikin masalah.
ingin mengguncang dunia seperti mereka. Saya jadi Suka ribut. Lho, bukannya para politisi itu juga selalu
ingat pidato Bung karno yang selalu berapi-api... ribut. LIhat itu sidang-sidang di parlement yang
selalu gaduh. Selalu berdebat dan beda pendapat.
KEMUDIAN BERDIRI DI ATAS KOTAK KAYU. Sepertnya, yang namanya Anggota Dewan itu boleh
SEAKAN BERPIDATO DI ATAS PODIUM. beda pendapat, asal jangan beda pendapatan.

PEMUDA: Makanya jangan selalu menyudutkan saya. jangan


mencap saya sebagai pemberontak yang hanya bikin
(Penuh semangat, berapi-api) Ingat Bung Karno onar. Saya hanya bosa dengan keadaan yang serba
pernah berkata; “Beri saya sepuluh pemuda, maka menafik. Saya ingin jujur. Orang jujur sekarang
akan saya guncang dunia!”. Kenapa sepuluh pemuda? langka di negeri ini. Apa susahnya sih menjadi
Karena kalau sebelas, nanti jadi kesebelasan sepak jujur?! Susah mencari “orang jujur”. Lebih gampang
bola. Kalah melulu kayak PSSI. Sebagai anak muda mencari “jujur kacang ijo”... Wah, itu sih bubur...
kita harus bangkit. Jangan patah semangat! Apalagi terus terang, saya nggak terlalu suka bubur... saya
patah hati. Ingat, rawe-rawe rantas, malang-malang lebih suka bibir.
putung! Korupsi harus kita berantas, koruptor harus
kita gantung! Sekali lagi, rawe-rawe rantas, Saya jadi ingat cewek yang diam-diam saya taksir.
Malang.... Malang.. Mojokerjo... Situbondo... MUSIK MEMBANGUN SUA SANA ROMANTIS
Surabaya.... (tersenyum sendiri) Lho kok malah jadi
kayak kernet bus PEMUDA:
Wah, pidato saya terlalu semangat ya. Saya jadi laper Ah, saya jadi kangen padanya... Wajahnya bagai
nih. langit bersih, tanpa jerawat... Senyumya bagai pagi
yang muncul di jendela.... Saya pernah
TURUN DARI ATAS PETI, DAN MENUJU menembaknya dengan puisi. Seperti Rangga
KOTAK SAMPAH. MECARI-CARI APA YANG mengirimkan puisi buat Cinta. Kadang-kadang, saya
BISA DIMAKAN. suka mebayangkan kalau saya ini memang seganteng
Rangga. Ya sebelas duabelas lah. Beda tipis...
PEMUDA: Rangga ibarat jam sebelas siang.... Saya jam duabelas
malam.
(menemukan bungkusan) Kadang dalam sitasi seperti
Ngomong-ngomong soal jam, sepertinya ini sudah
larut malam. Saya mesti tidur. Pemberontak juga
butuh istirahat kan. (Melihat sekeliling) Hmmm,
mesti tidur di mana ya. Banyak nyamuk....Bau
pesing.... Bedau jauh sama kamar saya yang ber-
AC... Duh, pingin kencing lagi..

IA MULAI MEREBAHKAN DIRI. GELISAH


KARENA TAK NYAMAN. TANGANNYA
BEKALI-KALI MENAMPOK NYA MUK. TAPI IA
MEMAKSAKAN DIRI UNTUK TIDUR. MUSIK
MEMBANGUN SUASANA MENJADI SEMAKIN
DRAMATIS DAN MENGHENTAK. HINGGA
TIBA-TIBA PEMUDA ITU BANGKIT DAN
GUGUP.

PEMUDA:
Kenapa saya takut seperti ini... baru saja terpejam,
sudah dihantui mimpi buruk...

MUSIK MEMBANGUN SUASANA MENJADI


TERKESAN ANGKER DAN MENGERIKAN.
SEPERTI MUSIK PADA FILM HOROR.
KADANG MENGAGETKAN. MEMBUAT
PEMUDA ITU MAKIN GELISAH.

PEMUDA:
Duh... Ini benar-benar di luar bayangan saya...
Mungkin saya terbawa emosi. Mungkin saya belum
benar-benar siap... Ternyata tak gampang jadi
pemberontak... Ketakutan terbesar bukan melawan
orang lain, tetapi melawan diri sendiri. Tak cukup
hanya keberanian... (Bingung) Mungkin saya harus
pulang....

SELESAI

Anda mungkin juga menyukai