ANJING ANJING
MENYERBU KUBURAN Karya Puthut Buchori
Diadaptasi dari cerpen karya Kuntowijoyo
BABAK I
TIDAK SEPERTI HARI BIASA, KUBURAN DESA ‘GIRILOYO’ YANG TERLETAK DI PERBUKITAN
1 | Lakon Anjing-anjing Menyerang kuburan karya Puthut Buchori
DESA GIRI GARING MENJADI RAMAI OLEH WARGA DESA YANG MENANGKAP TANGAN
PENCURI MAYAT. WARGA MENCOBA MENGHAKIMI DAN MENGHUKUM PENCURI MAYAT
DENGAN ANEKA MACAM PERTANYAAN YANG SESEKALI DISERTAI PUKULAN, HANTAMAN KE
ARAH MUKA DAN TUBUHNYA.
WARGA 1
Oh iblis, setan alas, demit gentayangan. Dasar manusia tak punya martabat,
tega-teganya mengganggu mayat. Orang sudah mati kok ya di ganggu.
WARGA 2
Ngaku saja mas, kamu mau mencuri mayat ini tho?
WARGA 3
Tidak mau ngaku ?,
WARGA 2
Pasti kamu cari pesugihan.
WARGA 1
Kasihan kan keluarganya, kalau jenazah yang sudah coba diistirahatkan, kamu
permainkan seperti itu..!
PERONDA 1
Kamu bukan warga sini ya ? Kamu pendatang ya ? kamu mau mengganggu ketenangan
warga sini ya ?
WARGA 5
Sedari kalau tadi ditanya baik-baik tidak mau menjawab, hanya diam, gelang-geleng
kepala. Kurang ajar ! kamu nantang warga sini ya ?
SEMAKIN MARAH DAN LANGSUNG MEMUKULI PENCURI MAYAT. KEMUDIAN DIIKUTI WARGA
LAIN YANG KEMUDIAN BERKEROYOKAN IKUT MENGHAJARNYA.
PERONDA 1
Ayo, ngaku saja ! daripada badanmu aku remuk seperti peyek kepinyak !
WARGA 5
Huh ! Gregetan aku. Ditanya baik-baik nggak mau ngaku, dipukuli juga nggak mau
buka mulut. Ayo kita kubur saja hidup-hidup biar tahu rasa !
WARGA 5
Orang seperti ini, tidak perlu dikasih hati. Biar jadi pelajaran bagi yang lain.
DARI KEJAUHAN PAK AMAN DAN PAK LURAH DATANG DIIKUTI WARGA 6, MENCOBA
MENCEGAH PERBUATAN MAIN HAKIM SENDIRI TERSEBUT.
PAK AMAN
Hoei ! ! berhenti ! Stop !! jangan main hakin sendiri, jangan semena-mena.
PERONDA 2
Kita harus memberi pelajaran pada maling ini, Pak Aman.
PAK AMAN
Jaman merdeka kok, masih ada yang main hakim sendiri.
PERONDA 2
Kita nggak main hakim sendiri kok. Kita main hakim bersama-sama. Ya tho ?
PARA WARGA
Ya, Benar.
PAK AMAN
Alah, sama saja. Kalau mau jadi hakim, mau menghukum orang, mau mengadili orang,
pakai sekolah dahulu.
WARGA 6
moh larang !.
PAK AMAN
Hus! Bicara kok waton.
PAK AMAN
Sudah, sudah. Sebagai warga yang baik, yang berbudi, beretika, luhur hati, kita harus
dapat bertindak arif. Tidak main pukul seenaknya. Main gebug sekenanya. Kasihan kan
?
WARGA 1
Pak Aman, nggak usah pidato panjang lebar tentang etika, sopan santun dan thethek
bengek lainnya. Sebab yang kita hajar ini adalah orang yang tidak punya etika,
nggangguin orang yang sudah mati. Orang ini nggak punya sopan santun, menggali
kembali kuburan orang mati. Apa pantas, orang seperti itu dikasihani ?
PAK AMAN
Husy ! Sebentar tho! Kok terburu-buru main pukul.
WARGA 5
Emosi pak ! emosi ! Panas nih pak, panas ati ini. Sebagai keponakan lik Rukmini saya
tidak terima.
PAK AMAN
Emosi ya emosi, tapi ya mbok yang terkedali. Kalau kalian main aniaya seenaknya
pada orang ini, kalian tak ubahnya orang ini. Orang ini menganiaya, menyakiti orang
mati, kalian malah menganiaya, menyakiti orang hidup yang sudah tak mampu
melawan seperti ini.
WARGA 1
Pidato lagi…., ceramah lagi…., Oalah pak Aman, kalau mau pidato berbusa-busa,
besok saja pas rapat desa, pidatolah sepuasnya.
PAK AMAN
Waduh, waduh. Orang kalau sudah pada emosi, panas semua, diluruskan tetap saja
pingin bengkok. Kalau dikasih tahu, malah mental. Malah ngelawan (Kepada Pak
Lurah) Bagaimana pak Lurah ?
PAK LURAH
Ya sudah, sudah. Mari kita selesaikan secara baik-baik, tidak ada yang diuntungkan,
tidak ada yang dirugikan.
PERONDA 2
Sudah jelas-jelas bersalah, sudah jelas-jelas orang ini merugikan, mengusik
PERONDA 3
Diputuskan langsung saja pak Lurah, nggak usah ditimbang-timbang lagi
permasalahannya.Dikubur hidup-hidup, atau digantung.
PAK AMAN
Idih… Sadis!
PERONDA 3
Sudah gamblang kok pak Lurah, kalau orang ini jelas-jelas pencuri mayat, untung saja
ketahuan.
PAK LURAH
Itu kan menurut pendapat kalian. Siapa tahu dia punya pendapat berbeda.
WARGA 4
Ya terang saja dia punya pendapat berbeda, masak ada maling ngaku maling.
PAK LURAH
Iya.., iya, sabar. Berilah saya kesempatan untuk mengusutnya. Dan kalau memang
benar dia pencuri mayat, ya kita serahkan ke pihak yang berwajib. Tetapi kalau
dugaan kalian salah, dan dia justru malah penyelamat mayat dari serbuan
anjing-anjing liar, kita seluruh warga desa malah berdosa.
Mas, namanya siapa? Dan tampaknya mas bukan warga desa sini, mas dari mana?
WARGA 5
Ayo ngomong !
WARGA 1
Ya begitulah pak Lurah, ditanya baik-baikpun juga tidak mau menjawab.
PAK LURAH
Ya tunggu sebentar, barangkali dia masih shock, masih menahan sakit karena kalian
pukuli.
PAK AMAN
Ayo bicara mas, kalau Sampeyan jujur, akan kami lindungi.
LAMPU BLACKOUT
BABAK II
FLASHBACK KE KEJADIAN SEBELUMNYA. DI POS RONDA YANG LETAKNYA TIDAK JAUH
DARI KUBURAN DESA, TAMPAK BEBERAPA PERONDA YANG SENGAJA MENJAGA KUBURAN
BARU LIK RUKMINI, WANITA SETENGAH BAYA YANG MENINGGAL MALAM SELASA KLIWON.
MALAM ITU, KABUT DINGIN MEMBUAT DESA JADI SENYAP. HANYA SUARA ALAM YANG
TERDENGAR. UNTUK MENGUSIR KANTUK DAN RASA TAKUT, DITEMANI LAMPU
PETROMAK, PARA PERONDA MEMECAH KESUNYIAN DENGAN NGOBROL PENUH CANDA
SAMBIL MAIN KARTU.
PERONDA 1
Wah dingannya, seperti kemulan es.
PERONDA 2
Ya kalau mau anget, ya kemulan kompor.
PERONDA 1
Kalau kompornya Mbok Darmi aku mau, ngekep kompor sekalian orangnya.
PERONDA 3
Huh, ngaco. Bicaramu ngawur. Gak usah mimpi ngekep mbok Darmi, di keplak kang
Paimin tunangannya, baru kapok kamu.
PERONDA 2
Lha kamu itu yang ketinggalan spoor.
PERONDA 1
Wah terlanjur mimpi je. Ngapeli mbok Darmi, jalan-jalan bergandengan,
asyik-asyikan, indehoy semalaman. Asyoi pokoknya.
PERONDA 2
Makanya sesekali dengar gossip.
PERONDA 4
Yo main kartu.
PERONDA 1
Husy! Jangan ngawur kalau ngomong. Kwalat.
PERONDA 3
Takut ya?
PERONDA 4
Kalau takut sih, tidak kang. Cuma gemetaran sedikit.
PERONDA 3
Sama saja, itu juga takut namanya. Jangan ngompol lho.
PERONDA 4
Sudah kang, jangan cerita tentang lik Rukmini lagi. Cerita yang lain saja. Cerita Desi
Ratnasari atau Tamara Blesinsky.
PERONDA 1
Wah, justru yang paling asyik itu, cerita lik Rukmini. Kita harus menelusur sebab
musabab kematiannya, kenapa matinya bisa pas malam selasa kliwon. Apa dia mati
dengan sendirinya secara alamiah, apa dia mati disantet.
PERONDA 1
Ya jelas orang mati itu kehabisan napas. Maksudku itu kenapa lik Rukmini mati masih
di usia semuda itu, padahal sebelumnya dia tidak pernah mengeluh apa-apa. Tidak
pernah sakit yang serius. Paling juga hanya flu dan penyakit panu.
PERONDA 2
Menurutku sih, entah dia mati disantet atau bukan, nggak usah kita pikirkan, yang
jelas dia mati karena sudah garisnya Gusti. Nggak usah repot-repot mikir. Mati ya
mati. Apa kalau kita mau menelusuri sebab kematiannya, terus lik Rukmini tidak jadi
mati?
PERONDA 4
Wuih, malah nambah nakut-nakuti kamu kang.
PERONDA 1
Namanya juga orang penasaran, kalau belum ketemu jawabannya, rasanya belum titik
otakku ini.
PERONDA 2
Idih, sok polisi kamu.
PERONDA 1
Soalnya lik Rukmini….
PERONDA 4
Sudahlah kang, Desi Ratnasari saja, atau Tamara Blesinsky. Cerita soal mbak murti
juga boleh asalkan jangan cerita tentang lik Rukmini, jangan cerita tentang malam
selasa kliwon. Sudah merinding nih kang.
PERONDA 1
Wah kalau tidak kita bahas, nanti kamu tidak tahu, kenapa kita bersusah payah,
ronda, berjaga siang malam selama tujuh hari tujuh malam di depan makam ini.
PERONDA 4
Memangnya kenapa kang?
PERONDA 1
Nah bener kan ? Nggak tahu. Makanya kamu harus tahu le. Biar nggak sia-sia
rondanya.
PERONDA 2
PERONDA 1
Wuih, bener lho. Wanita yang matinya malam selasa kliwon seperti lik Rukmini ini,
harus kita jaga.
PERONDA 4
Kok gitu kang?
PERONDA 1
Supaya tidak dicuri.
PERONDA 4
Yang bener kang, Masak nyolong mayit ?
PERONDA 1
Wheladalah, gak percaya?
PERONDA 2
Kalau mau serius nyolong, mbok ya itu, nyolong televisi, motor, mobil, kulkas atau apa
kek, kok mayat?
PERONDA 1
Ini, sungguh lho !
PERONDA 3
Masak iya?
PERONDA 1
Nah, ini. Konon, katanya kabar burung sesuai isu yang berkembang, mbah Surip dukun
gunung srinthil, tetangga desa kita, pernah bilang, bahwa mayat wanita yang matinya
malam selasa kliwon, dapat dijadikan sarana pesugihan, mencari kekayaan dengan
jalan pintas.
PERONDA 2
Anyak ! Tenane ?
PERONDA 1
Whe Lha sungguh. Sebab wanita yang mati malam selasa kliwon itu punya daya, punya
cahaya yang berbeda, memiliki kekuatan mistis.
PERONDA 4
Jadi tambah merinding.
PERONDA 2
PERONDA 1
Percaya silahken, tidak ya sumonggo. Ngomong kok dikira kentut.
PERONDA 4
Pesugihan itu bagaimana tho kang?
PERONDA 1
Pesugihan itu adalah sarana supranatural yang membantu orang bisa sugih, kaya raya.
Tanpa harus bekerja keras, uangnya akan mengalir dari bawah bantal di kamarnya.
PERONDA 4
Berarti hanya leha-leha bisa dapat duit banyak ya ?
PERONDA 1
Persis, Tepat. Tetapi biar tidak kelihatan mencolok kalau punya pabrik uang di
bantalnya, ya orang-orang semacam itu biasanya pura-pura buka warung kecil-kecilan
atau apalah…
PERONDA 4
Wah penak ya, di jaman orang kesulitan cari duit, di masa orang pusing bayar sekolah,
di dunia paceklik sekarang ini, bisa punya mesin uang dari bantal.
PERONDA 1
Iya, bantal ! Bayangkan.
PERONDA 3
Tetapi jangan ditiru. Syirik. Bertentangan dengan agama.
PERONDA 2
Kalau pingin dapat uang banyak, ya kerja keras. Aku ini meski hanya bekerja narik
becak, tetapi aku bangga, bisa mencukupi kebutuhan anak istri, aku bangga karena
uangku halal.
PERONDA 1
Selain itu, jangan dikira dapat pesugihan itu gampang.
PERONDA 4
Memangnya harus ngapa kang?
PERONDA 1
PERONDA 2
Digoda, kenyo tanpo busono.
PERONDA 1
Tidak hanya itu, ada yang pas semedi dikeroyok ribuan semut, dikeroyok macan yang
gede-gede, disatroni singa yang galak-galak, ada yang merasa dibanjiri sampai
terbenam dalam darah dan kotoran. Dan biasanya di akhir semadinya didatangi
kakek-kakek yang memberi wangsit.
PERONDA 4
Lantas kenapa yang dicari adalah wanita yang mati di malam selasa kliwon?
PERONDA 1
Kata para orang pinter, selasa kliwon itu adalah hari anggoro kasih, hari keramat,
sakral.
PERONDA 4
Ooo….
PARA PERONDA KEMBALI ASYIK BERMAIN KARTU. SEMENTARA DI SUDUT LAIN DI AREAL
TANAH KUBURAN, ADA SEORANG LELAKI MEMAKAI CELANA DAN BAJU TENTARA LUSUH,
DENGAN LENGAN DIGULUNG SAMPAI ATAS, BERKOMAT-KAMIT SEDANG MEMBACA
MANTERA. DENGAN TIDAK MENGGUNAKAN ALAS KAKI, IA TELUSURI TANAH KUBURAN
BARU LIK RUKMINI.
PENCURI MAYAT
Permisi eyang penjaga kubur, cucumu mohon ijin masuk, dan meminjam salah satu
wargamu. Hong ilahing, hong ilahing hyang kang kuasa ing bumi. Dengan jimat aji
sirep begananda, ijinkan anakmu melepas gangguan orang-orang yang terjaga. Ijinkan
anakmu membuat orang-orang penjaga menjadi lena, terbuai mimpi dalam tidurnya.
Seperti halnya aji sirep begananda diturunkan Raden Indrajit dari Alengka Diraja
untuk menidurkan prajurit Rama Wijaya.
PERONDA 3
Nih, As !!! mampus kalian semua. K.O. Keok.
PERONDA 1
Semprul !
PERONDA 4
Kang malam ini kok aneh ya, tidak seperti biasanya.
PERONDA 1
Takut ya?
PERONDA 2
Kalau takut pulang saja sana.
PERONDA 4
Jangan gitu kang. Aku merasa aneh tenan.
PENCURI MAYAT
Rem.. rem sidem premanem, rem rem sidem premanem, rem rem sidem premanem,
kiblat papat, lima pancer.
PERONDA 4
Wah diapusi wong-wong tuwa.
PERONDA 3
Wah, Bocah kurang ajar, habis bagi kartu terus ngorok.
TANPA SADAR MENGUAP LEBAR, DAN TERTIDUR DI POS RONDA. KEMUDIAN SALING
MENYUSUL PERONDA YANG LAIN, IKUT TERTIDUR PULAS.
PENCURI MAYAT
Ampuh juga, beras kuning, pemberian eyang guru. Hebat, betul-betul hebat, bisa
sesepi ini, bahkan suara binatang-binatang malampun jadi bisu semua, hebat, sungguh
hebat.
Sekarang aku bisa mulai bekerja meneruskan langkah selanjutnya, menggali kubur ini.
Mudah-mudahan tanahnya empuk dan bisa digali dengan tangan.
PENCURI MAYAT
Astaga, ada yang belum terjangkau aji sirep begananda ini.
Ah tapi suara kenthongan itu arahnya dari jauh, pasti tak akan tahu apa yang aku
perbuat di sini.
PENCURI MAYAT
Kurang ajar, hanya nglindur, ganggu orang usaha saja.
Aku harus berhasil, harus berusaha keras menggali kubur ini dengan tanganku, biarpun
tangan ini lecet, kotor, tak apa. Sakit ini hanya untuk sementara. Tetapi lihat saja
hasilnya nanti, kalau aku sudah berhasil menggigit kedua telinga mayat ini, oh… lihat
saja. Aku pasti akan kaya raya. Aku pasti bisa mendandani istriku dengan sepasang
subang emas berlian di telinganya.
Akan aku hiasi lehernya dengan kalung emas yang berat, cincin, gincu yang mahal,
bedak yang bagus seperti artis-artis sinentron
Anak-anakku pasti tidak akan diejek lagi kalau sekolah, karena kemarin-kemarin kalau
ke sekolah tidak pakai sepatu, akan aku belikan sepatu yang paling mahal seperti yang
diiklankan di televisi. Uang SPP-nya tidak akan nunggak, aku bisa beli truk untuk
usaha adikku yang bungsu, bisa beli rumah yang bagus, tidak kesulitan jika ada
sumbangan ini sumbangan itu. Semua pasti beres, beres… res… res…
PENCURI MAYAT
Ah semoga tak ada gangguan lagi, waktu sirepnya hampir habis.
(Kembali Menggali, Kali Ini Sudah Mulai Membuka Papan Penutup Mayat)
Ah tempat ini terlalu sempit. Terpaksa aku harus membawa ke atas, untuk menggigit
kupingnya..
Uh.. baunya, amis, anyir, busuk bercampur aduk. Tetapi tak apa, demi anak,istri,
demi masa depan keluarga.
(Mencoba Menahan Napas Untuk Bersiap Menggigit Telinga Mayat. Dan Ketika Hendak
Menggigit Telinga, Tiba-Tiba Terdengar Lolongan Anjing. Di Kejauhan Memang Tampak
Sorot Mata Anjing Yang Siap Menerkam).
(Mengucap Mantera)
Siapa tahu aku lupa permisi pada jin penunggu pohon randu yang di pojok itu.
Dasar binatang tidak mau lihat orang punya cita-cita. Pergi sana ! Asu kowe ! ! Shah
!.. Hushah… !
ANJING ANJING MULAI MENDEKAT, MELIHAT MAYAT BAGAIKAN MELIHAT MANGSA YANG
LEZAT. SECARA BERGANTIAN. DENGAN LOLONGAN YANG MENGERIKAN ANJING-ANJING
MENYERBU MAYAT. SEDIKIT DEMI SEDIKIT MEROBEK KAIN KAFAN. PENCURI MAYAT
BERUSAHA MENGUSIR DAN MELAWAN SEKUAT TENAGA DENGAN KAYU NISAN YANG ADA
DI DEKATNYA.
PENCURI MAYAT
Anjing Kamu ! Minggat ! Diajak kompromi sedikit saja nggak mau. Anjing.
(Secara Bergantian Anjing Anjing Berusaha Merebut Mayat Dari Kuasa Pencuri Mayat)
Aku hanya butuh pinjam. Aku tidak akan memakannya. Aku hanya butuh
menggigitnya. Itupun hanya telinga. Hanya telinga. Lainnya makanlah sepuasmu.
MESKI PENCURI MAYAT MELAWAN ANJING ANJING SEKUAT TENAGA, NAMUN ANJING
ANJING TETAP TIDAK PEDULI DAN TIDAK MAU KOMPROMI. ANJING ANJINGPUN JUGA
BERUSAHA MEREBUT MAYAT ITU SEKUAT TENAGA. LOLONGAN ANJING SEMAKIN
MENGERIKAN MEMECAH SENYAPNYA MALAM. LOLONGAN ANJING TERDENGAR SAMPAI
JAUH DI UJUNG DESA.
PENCURI MAYAT
Dasar anjing, dasar anjing.
(Marah Sejadi-Jadinya)
dasar Anjing.. Dasar anjing…. Oalah… Nasib… Anjingpun tidak mau memberi kesempat
kepada orang kecil seperti aku… Bangsat ! Bangsat ! Bangsat
Oalah anakku, Istriku, Eyang guru… maafkan aku, aku tak dapat menyelesaikan
tugasku
TERDUDUK LEMAS TAK BERDAYA, PASRAH. SEMENTARA ITU, ANJING ANJING MELOLONG
MEMEKAKKAN TELINGA, SELAIN KARENA RASA SAKIT AKIBAT PUKULAN, JUGA KARENA
RASA PUAS AKAN KEMENANGAN BERHASIL MEREBUT MAYAT DARI PENCURI MAYAT.
MALAM PECAH OLEH SUARA KENTONGAN YANG DIPUKUL SECARA BERTUBI-TUBI OLEH
WARGA DESA YANG TERBANGUN MENDENGAR SUARA LOLONGAN ANJING ANJING
TERSEBUT. PARA PERONDA SATU-PERSATU BANGUN, SALING MEMBANGUNKAN YANG
LAIN, SALAH SATU PERONDA JUGA MEMUKUL KENTONGAN.
PERONDA 3
Bangun… Bangun… banyak anjing di sini, memangsa mayat lik Rukmini.
PERONDA 1
Ada apa ini, Ada apa?
PERONDA 4
Apa tho kang?
PERONDA 3
Anjing ! Anjing-anjing itu menyerbu kuburan lik Rukmini.
PERONDA 2
Ayo kita selamatkan mayatnya.
PERONDA 3
Kita usir anjing-anjing itu
PERONDA 2
Kita panggil warga yang lain.
SEMENTARA ITU PERONDA 2 DAN 4 SUDAH BERUSAHA MENGUSIR ANJING ANJING ITU
DENGAN KAYU DAN BAMBU SEADANYA. TAK LAMA KEMUDIAN WARGA DESA YANG LAIN
MULAI BERDATANGAN.
WARGA 2
Mana malingnya ?, kita hajar bareng-bareng.!
PERONDA 3
Itu, anjing-anjing itu ! kita usir anjing-anjing itu.!
WARGA 1
O.. dasar kewan. Shah… hushah… shah….
PERONDA 1
Kita usir sampai jauh.
PERONDA 1
Hoe… ! ini ada anjing yang pakai celana tentara!
PERONDA 1
Kamu pasti maling. Kamu pasti yang membongkar makam ini, kamu pasti yang
menggali kuburan lik Rukmini.
PERONDA 3
Ngaku saja mas, daripada dihajar orang sedesa.
WARGA 5
Ngomong mas.
WARGA 3
Ini masalah Genting, Jangan mempersulit keadaan.
PERONDA 3
Kamu mau mencuri mayat ini tho ? Kamu yang menggali tanah kuburan ini tho? Ayo
ngaku.
PERONDA 1
Ngaku, ayo ngaku !
WARGA 5
Kamu jangan bikin emosi Lho. Ngaku tidak?
WARGA 5
Tidak mau ngaku ya.
(Memukul Lagi)
Ngaku tidak?
WARGA 4
Ayo, ngomong mas.
WARGA 1
Kalau sampeyan tidak mau ngaku, dan tidak mau ngomong, ntar dipukuli terus lho
mas. Ayo jujur saja mas.
WARGA 5
Oh bikin emosi tenan iki !
KEMBALI MEMUKULI PENCURI MAYAT DAN DIIKUTI BEBERAPA WARGA YANG LAIN.
PENCURI MAYAT HANYA BISA MENAHAN RASA SAKITNYA.
PERONDA 1
Kamu membongkar makam ini, untuk pesugihan ! ngaku tidak ! atau untuk kekebalan
ilmu hitam. Iya tidak?
WARGA 6
Biar gamblang, saya panggilkan pak Aman dan pak Lurah.
WARGA 5
Sebelum pak Lurah datang, kalau nggak mau ngaku kita hajar saja dulu.
KEMBALI MEMUKUL PENCURI MAYAT, PENCURI MAYAT HANYA BISA DIAM MENAHAN SAKIT.
Nih minum !
SUARA ITU BERULANG-ULANG DAN SAMPAI PADA PUNCAK KEMARAN DENGAN NADA
SUARA TINGGI. DIPUNCAK KEMARAHAN, LAMPU BLACKOUT.
SUARA ORANG-ORANG FADE OUT SEMAKIN LIRIH DAN HABIS. SENYAP.
PENCURI MAYAT (HANYA SUARA)
Nasib tidak pernah berpihak pada orang susah. Roda memang bisa berputar, tetapi
roda milikku macet. Sehingga aku selalu di bawah.
SELESAI
Puthut Buchori
Yogyakarta, 15 Oktober 2005
Nama Lengkap Puthut Buchori Ali Marsono, Kelahiran 6 September 1971. Alumni
Jurusan teater ISI Yogyakarta, Selain Menjadi Direktur Artistik Bandungbondowoso
ready on stage, Juga direktur Artistik di Teater MASA Jokjakarta, Perfomance Artist
Post Punk Perfomance, dan bekerja secara freelance pada beberapa kelompok
kesenian. Saat ini aktif menjadi konseptor dan pemimpin redaksi Underground Buletin
Sastra ASK [Ajar Sastra Kulonprogo]. Berteater sejak kelas satu SMP di teater JIWA
Yogyakarta pimpinan Agung Waskito ER. Telah Berproses teater lebih dari 100
repertoar, baik sebagai sutradara, pemain, tata artistik maupun tata lampu. Pernah
membina kelompok teater, antara lain Teater MAN Yogyakarta 1, Teater Puspanegara
SMUN 5 Yogyakarta, SMUN 1 Depok Sleman Yogyakarta, Teater Cassello SMUN 1 Wates
Kulonprogo Yogyakarta, Teater Thinthing Wates Kulonprogo Yogyakarta, SMU Kolese
GONZAGA Jakarta (event tertentu), Kolese LOYOLA Semarang Jateng (event
Tertentu). Teater Sangkar UPN Veteran Yogyakarta, Teater RAI ISI Yogyakarta, Teater
DOEA KATA ISI Yogyakarta, dan saat ini sedang merintis kelompok teater di Wates
Kulonprogo Yogyakarta. Tinggal di Gowongan Kidul Jt3/412 Yogyakarta, HP.
08179417613, e-mailmasa_teater@yahoo.com