Anda di halaman 1dari 11

BAGIAN PERTAMA

Sebuah pisau kecil tergeletak tak jauh dari Jumena. Matanya persis seperti mata ikan yang
kosong. Perlahan, ia dekati pisau tersebut. Di dekatinya lah pisau tersebut ke tangannya.

Permukaan yang tajam itu sudah bersentuhan dengan kulitnya. Perlahan tapi pasti,
jaraknya makin dekat.
Namun tiba – tiba pergerakannya terhenti, dan melempar pisau tersebut ke sembarang arah
dengan tenaga yang cukup besar.

JUMENA
Kalau saya bunuh diri, sandiwara ini tidak akan pernah ada

ENTAH DARI SEBELAH MANA EUIS MUNCUL

JUMENA
Kalau saya bisa percaya, saya tenang. Kalau saya bisa tidak percaya, saya tenang. Kalau saya
percaya dan bisa tidak percaya, saya tenang. Tapi saya tidak percaya dan tidak bisa tidak
percaya, jadi saya tidak tenang. Tapi juga kalau saya tenang, tak akan pernah ada sandiwara ini

EUIS
Akang..

JUMENA
Apa

EUIS
Apa yang akang lihat?

JUMENA
Kau

EUIS
Kenapa?

JUMENA
Ingin tahu apa kau betul-betul cantik

EUIS
Kenapa tiba-tiba muram, Akang?

JUMENA
Umur Euis berapa?

EUIS
Dua enam

JUMENA
Itulah sebabnya!

EUIS
Percayalah akang, Euis akan tetap mencintai akang sekalipun umur akang delapan puluh tiga
tahun

JUMENA
Betul?

EUIS
sumpah

JUMENA
Kalau delapan lima?

EUIS
Cinta

JUMENA
Seratus tahun?

EUIS
Euis akan tetap bersama akang

MEREKA TERTAWA

JUMENA
Kalau saja saya tahu kau betul-betul mencintai saya

EUIS
Euis sangat cinta pada akang

JUMENA
Menyenangkan sekali kalau itu benar

EUIS
Betul Euis mencintai akang

JUMENA
Mungkin, sayang sekali akang tidak tahu persis
EUIS
Tidak perlu

JUMENA
Perlu. Bahkan akang juga ingin tahu apa betul akang bahagia

ENTAH DARI MANA MARJUKI KARTADILAGA MUNCUL. IA TERSENYUM


SAMBIL MENYEDOT PIPA ROKOKNYA

JUMENA (Kesal-sedih)
Kenapa kau rusak sendiri? Kenapa kau berubah? Lenyapkan itu

( Seketika Euis terkejut dengan kehadiran Juki )

JUKI
Aku ada perlu dengan istrimu

JUMENA
Euis?

JUKI MENGANGGUK, JUMENA KEHERANAN NAMUN TETAP KELUAR

EUIS (Gemetar)
Tidak mungkin Juki

JUKI
Mungkin saja

EUIS (Gemetar)
Tidak mungkin. Saya tidak bisa meninggalkan dia

JUKI
Segalanya mungkin. Tidak ada yang tidak mungkin

EUIS
Hati saya mulai bersuara lagi

JUKI
Kalau begitu kau sedang membunuh dirimu sendiri. Apa kamu merasa sedang dihukum? Apa
ayahmu sedang melecutmu?

EUIS
Dada saya bergetar sangat kencangnya

Lolong anjing di kejauhan


EUIS
Kau dengar anjing yang melolong itu?

JUKI
Bukankah suara itu suara kita sendiri? Anjing yang melolong dan menggonggong? Bulan yang
kuning

JUMENA
….suara-suara kesepian yang baka dan purba…

JUKI
Euis

EUIS (Sangat takut)


Juki, dia suami saya

JUKI
Dan saya?

EUIS
Saya mencintai suami saya seperti saya mencintai ayah saya sendiri

JUKI (Melangkah akan pergi)


Baiklah!

EUIS (Mengejar)
Marjuki!

JUKI
Euis, musuh kita selama ini adalah perasaan. Kita harus memusnahkannya. Membunuhnya sama
sekali. Kedua orang tua saya mati karena perasaan mereka sendiri. Mereka bangkrut karena mereka
terlalu mencintai paman saya. Dan akhirnya mereka mati sebelum mati. karena saya tahu betul
kejadian itu, tentu saja saya tidak mau bernasib sama seperti mereka. Saya harus menang terhadap
perasaan saya dan kau pun harus menang terhadap perasaanmu

EUIS
Tapi bagaimana pun dia suami saya

JUKI
Dan saya?

EUIS MENGGIGIT IBU JARINYA SENDIRI YANG KIRI

JUKI
Apa yang diharapkan perempuan sebenarnya?

EUIS
Seorang suami yang mencintainya…

JUKI
Dan sekalipun dia seorang perempuan atau banci? Tidak, sayang. Seorang perempuan selamanya
hanyalah mengharapkan seorang laki-laki. Kalau tidak, pasti bukan perempuan. (Mendekat)
lihatlah saya. Seorang laki-laki. Seluruhnya seratus persen

JUKI
Saya yakin ketika kau sendirian dalam kamar, kau sering duduk-duduk di muka cermin, dan kau
tentu sangat suka berbicara pada dirimu dalam cermin

EUIS (Dalam cermin)


Saya seorang perempuan. Saya kesepian. Saya harus menerima apa adanya. Dia suara saya.
Bagaimanapun!

JUKI
Kau tahu siapa yang membantah itu?

JUKI
Perasaanmu!

EUIS
Tapi kalau itu kita kerjakan berbahaya. Lagi, kenapa kita harus…

JUKI
Bahaya harus berani kita tempuh kalau kita sungguh-sungguh menghendaki kepuasan dalam
hidup kita

EUIS
Saya kira saya sudah cukup puas. Saya kira cukup itu…

JUKI
Euis, kau bisa gila karena kelemahanmu. Kau jangan cepat puas. Apa yang kita kecap dalam
beberapa hari ini hanya sebagian kecil saja dari sukses. Kita belum mendapatkan semuanya.
Jangan takut pada diri sendiri. Persetan itu hati nurani. Diri sendiri adalah milik kita sendiri. Kita
harus bebas. Bebas seperti malam-malam dahulu ketika suamimu pergi ke Tasikmalaya. Malam-
malam ketika alam yang murni mempertontonkan dirinya, di mana kita menjadi putra-puteri
alam sejati, terbuka dan merdeka

EUIS
Saya mengerti

JUKI
Kau harus betul-betul berani. Berani seperti malam-malam itu

EUIS
Saya betul-betul berani sekarang.

JUKI
Masih kau merasa bersalah?

EUIS
Tidak. Saya yakin suami sayalah yang bersalah

JUKI
Kenapa kau bilang begitu?

EUIS
Dia perakus. Mata duitan

(Jumena mengambil sesuatu dan melemparkannya ke pintu)

Pagi-pagi ia sudah pergi mengurus dagangannya, mengurusio pabrik-pabriknya. Pulang-pulang


jam dua, jam tiga, lalu selama beberapa jam menghitung-hitung hartanya dan memandangi
lemari hitamnya. Setelah maghrib ia menulis atau membaca, lalu pergi. Pulang-pulang jam
sembilan, sebentar duduk-duduk minum teh atau kopi lalu akhirnya kembali menghitung-hitung
harta dan memandangi lemari hitamnya. Itulah semuanya yang dikerjakannya secara rutin seperti
mesin, selama hampir lima tahun saya jadi istrinya.

EUIS
Tidak,. Kalau saya serong dengan lelaki lain, bukan salah saya

JUMENA
Mungkin. Tapi pasti bukan juga salah saya

EUIS
Benar, bukan?

JUKI
Bagi saya tak ada yang benar dan yang salah. Dan kenapa mesti ada yang salah dan benar?

JUKI
Keduanya sama tidak penting

EUIS
Jadi?

JUKI
Tidak perlu kita mempertimbangkan keduanya. Kita hanya harus cepat mempergunakan setiap
kesempatan kalau kita ingin berhasil dalam hidup. Dan saya selalu begitu

JUKI KELUAR

BAGIAN KEDUA
ADEGAN KEDUA DIMULAI KETIKA JUKI DAN KAMIL TERTAWA TERBAHAK-
BAHAK. TENTU SAJA KARENA ULAH LELAKI TUA GILA YANG BISAA DIPANGGIL
KAMIL, YANG SELALU BERPAKAIAN ALAM KAUM TERPELAJAR ANGKATAN ’08.
TUBUHNYA SANGAT KURUS SEPERTI HABIS DIHISAP OLEH MIMPI-MIMPINYA
SENDIRI. SEMENTARA ITU DENGAN GANAS MUNCUL PEREMPUAN TUA

P. TUA
Huss, jangan terlalu keras. Agan sedang tidur (Keluar)

KAMIL
Kenapa saya suka meramal? Sebab saya suka ilmu kebatinan, alias mistik dan ilmu kejiwaan?
Sebab dunia sekarang sudah berat sebelah
Nah, sekarang inilah peradaban sekarang, kepala terus diisi sementara dada dibiarkan masuk
angina, maka kepala terlampau berat tak dapat lagi ditopang oleh dada. Seperti ondel-ondel
terkena angina puyuh. Maka terhuyung-huyunglah manusia zaman sekarang seperti pemabuk!
Padahal sumber kekuatan hidup sebenarnya ada di sini. Nih (Menunjuk ulu hati) bukan di kepala
seperti kata Jumena. Karena dia sinting!

P. TUA (Di pintu belakang)


Sudah! Sudah! Berhenti pidato!

KAMIL
Naaah! Pidato! Saya ingat lagi sekarang.
Pidato. Zaman-zaman sebelum filsafat Sokrates, atau professor Raden Hidayat menyebutnya
dengan istilah “Zaman Kata-kata Bunga Berduri”. Boleh, boleh saja disebut Zaman Retorika, tapi
saya cenderung menyebutnya dengan istilah sendiri sesuai semangat kemandirian Professor
Djojodiguno. Sumber kekuatan pada kata! Kata Mereka! Padahal sumber kekuatan hidup ada di
sini! Di jantung!

WARYA
Bukan di kaki, den Kamil?

P.TUA
Kaki itu sebenarnya tidak perlu lagi kalau orang sudah tinggi ilmunya. Kau percaya bahwa saya
setiap malam pergi ke Mekah? Sukar saya jelaskan. Kau masih kotor. Ini ilmu-ilmu zaman dulu.
Mau bukti? Saya bisa membelah meja ini! (Siap dengan pukulan karate)
WARYA
Jangan den, sayang mejanya

KAMIL
Memang tidak perlu. Sifat ilmu itu tidak merusak. Tapi kalau yang memiliki tidak kuat jiwanya,
bisa jadi sinting. Hati-hati memilih kiayi

JUKI
Merokok dulu den Kamil

KAMIL
Tolong menolong itu sifat nabi Nuh!

WARYA
Kata orang, neng dulu…

P.TUA
Orang kaya?

WARYA
Ya

P.TUA
Tidak salah! Saya ini masih keturunan Sunan Gunung Jati tapi lebih cenderung kepada Syekh
Lemah Abang. Kata sementara orang saya ini orang kaya, jadi saya orang kaya. Apa kata orang
sebenranya tidak ada yang salah. Semuanya benar, sebab semuanya berasal dari jiwa. – Sukma!
Sukma! Sukma! – tidak percaya saya ini orang kaya? Bapak saya dulu suka menggambar, jadi
saya masih keturunan pujangga. Kau tahu bahwa saya punya pabrik minyak kacang? Sawah? Saya
punya. Lading? Saya punya. Tambak ikan? Punya. Rumah saya berderet sepanjang jalan terbesar
di kota Cirebon. Took? Tiga buah

KAMIL
Sombong sekali kau pak tua!

WARYA
Kalau kau, Istri, den Kamil?

KAMIL
Istri saya? Istri saya lebih cantik daripada Siti Zulaikha. Cobalah angkat gudang yang terbesar di
pelabuhan Cirebon dan bawa kemari unutk menyimpan harta saya, tidak akan cukup. Saya ini
sangat kaya. Jangan sembrono. Orang kaya itu galak. Dan empat puluh, saudara, empat puluh
kamar dalam rumah saya

P. TUA
Husss… jangan terlalu bising
EUIS DATANG

EUIS
Ada kang Juki? Nah, itu dia.. kau dicari suamiku di gudang, segera katanya

BAGIAN KETIGA

SUASANA SUNYI DI RUANG TENGAH. BEGITU MENCEKAM

JUMENA
(Menghela nafas) Inilah saatnya. Saya tidak bisa lagi menahan diri (Lalu dengan tenang) Juki, kau
akui saja bahwa diam-diam kau mencintai istri saya

(Juki tetap tenang)

JUKI
Betul-betul akang dikuasai pikiran-pikiran jelek saja. Apakah saya gila, maka mencintai istri
akang? Apakah saya orang yang tidak tahu terima kasih maka saya merebut istri akang?

JUMENA
semuanya kau ucapkan sendiri. Siapa yang menuduh bahwa kau berniat merebut istri saya? Saya
hanya mengatakan bahwa kau mencintai istri saya. Dan ini mungkin saja. Apakah aneh kalau
mencintai seorang perempuan yang sudah bersuami? Tidak, Juki. Kau tidak bisa terlalu lama
menyembunyikan perasaanmu

JUKI
Untung saya sudah siap menghadapi segala prasangka. Sebentar lagi akang pun akan mengatakan
yang lebih dari itu

JUMENA
Tentu saja kau siap, karena semuanya sudah ada dalam diri kamu sendiri. Prasangka! prasangka!
Apakah kau bisa mengelak kalau semuanya saya utarakan blak-nblakan di sini? Coba jawab, apa
yang terjadi setiap kali saya pergi ke Tasikmalaya atau ke tempat-tempat lain?

JUKI (Mulai marah)


Apakah akang menuduh di rumah ini telah terjadi perbuatan mesum?

JUMENA
Selalu kau mendahului. Ya! Dan apa yang terjadi di gudang kacang setiap malam pada jam-jam
dinihari? Bagaimana Euis bisa hamil tanpa mengadakan hubungan gelap?

JUKI
Darimana akang dapat cerita-cerita seram seperti itu? Saya kira seorang tidak waras telah
meniupkan fitnah ke telinga akang

JUMENA
Lagi kau akui sendiri. Ya! Si sinting Kamil yang menceritakan itu semua. Sengaja, sejak lama saya
suruh dia mengawasi semua orang termasuk istri saya dan kau

JUKI
Tuhanku, dan akang bisa percaya pada orang semacam itu?

JUMENA
Tidak saja saya, bahkan kau pun percaya. Kalau kau tidak percaya, tidak mungkin pabrik tenun
terbakar bersama si Kamil. Kau mau menghilangkan jejak kejahatan dengan membakar lelaki
sinting itu

JUKI
Akang sudah keterlaluan!

JUMENA
Kamu yang keterlaluan. Sudah saya beri pekerjaan dengan gaj besar dan tempat tinggal Cuma-
Cuma di sini, kamu masih juga merencanakan niat busuk di belakang punggung saya. Jangan
mungkir. Kau dan Sabar berniat akan memperistrikan Euis kalau suatu ketika Euis sudah jadi
janda. Sebab itu kau keras mendesak agar saya jangan menceraikan Euis. Saya juga tahu kau
sedang mempercepat saat itu.
Jangan mungkir. Kau dan Sabar sedang menyiapkan kubur buat saya. betul-betul air tuba

JUKI
Akang, sebelum terlambat, bersihkanlah akang dari segala prasangka itu. akang sudah tua

JUKI
Selama tahun-tahun terakhir ini akang sendiri merasakan kesehatan akang semakin mundur. Sekali
lagi saya sarankan, agar akang jangan terlalu keras dan pendek piker. tidak semua orang sama
seperti akang! Tidak semua orang suka berprasangka buruk seperti akang

JUMENA
Sudahlah! jangan kau obral kata-kata palsu itu!

JUKI
Sekali pun begitu, saya tetap berterima kasih pada akang. Saya harap, kalau suatu ketika kita
jumpa, saya sudah punya seorang anak dan istri yang mau memelihara saya

JUKI MENINGGALKAN JUMENA

JUMENA
Bangsat! kenapa justru ia tidak menyangkal? (Tiba-tiba sesak napas kemudian batuk-batuk dan
muntah-muntah) Sialan!
JUMENA TERSUNGKUR

Anda mungkin juga menyukai