b. Tahap Anal
Tahapan ini berlangsung antara usia 1 dan 3 tahun. Kenikmatan akan dialami
anak dalam fungsi pembuangan, misalnya menahan dan bermain-main
dengan feces, atau juga senang bermain-main dengan lumpur dan
kesenangan melukis dengan jari.
c. Tahap Phallic
Tahapan ini berlangsung antara usia 3 dan 6 tahun. Tahap ini sesuai dengan
nama genital laki-laki (phalus), sehingga meupakan daerah kenikmatan
seksual laki-laki. Sebaliknya pada anak wanita merasakan kekurangan akan
penis karena hanya mempunyai klitoris, sehingga terjadi penyimpangan jalan
antara anak wanita dan laki-laki. Lebih lanjut, pada tahap ini anak akan
mengalami Oedipus complex, yaitu keinginan yang mendalam untuk
menggantikan orang tua yang sama jenis kelamin dengannya dan menikmati
afeksi dari orang tua yang berbeda jenis kelamin dnegannya. Misalnya anak
laki-laki akan mengalami konflik oedipus, ia mempunyai keinginan untuk
bermain-main dengan penisnya. Dengan penis tersebut ia juga ingin
merasakan kenikmatan pada ibunya.
d. Tahap Latency
Tahapan ini berlangsung antara kira-kira usia 6 tahun dan masa pubertas.
Merupakan tahap yang paling baik dalam perkembangan kecerdasan (masa
sekolah), dan dalam tahap ini seksualitas seakan-akan mengendap, tidak lagi
aktif dan menjadi laten.
e. Tahap Genital
Tahapan ini berlangsung antara kira-kira dari masa pubertas dan seterusnya. Bersamaan
dengan pertumbuhannya, alat-alat genital menjadi sumber kenikmatan dalam tahap ini,
sedangkan kecenderungan-kecenderungan lain akan ditekan.
Perkembangan Kepribadian Menurut Carl Gustav Jung
1. Usia anak (Childhood). Usia anak dibagi menjadi 3 tahap, yakni anarkis
pada anak kesadaran masaih kacau pada usia 0 – 6 tahun, tahap
monarkis yakni anak ditandai dengan perkembangan ego, mulai
berfikir verbal dan logika pada usia 6 – 8 tahun, tahap dualistik yakni
anak dapat berfikir secara obyektif dan subyektif terjadi pada usia 8 –
12 tahun.
2. Usia Pemuda. Pemuda berjuang untuk mandiri secara fisik dan psikis
dari orangtuanya.
3. Usia Pertengahan. Ditandai dengan aktualisasi diri, biasanya sudah
dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, memiliki pekerjaan,
kawin, punya anak dan ikut dalam kegiatan sosial.
4. Usia Tua. Fungsi jiwa sebagian besar bekerja secara tak sadar, fikiran
dan kesadaran ego mulai tenggelam.
Tahapan Perkembangan Kepribadian
1. Sigmund Freud
Pada anak perempuan, rasa sayang kepada ibu segera berubah menjadi
kecewa dan benci sesudah mengetahui kelaminnya berbeda dengan anak
laki-laki. Ibuya dianggap bertanggung jawab tergadap kastrasi kela innya,
sehingga anak perempuan itu mentransfer cintanya kepada ayahnya yang
memiliki organ berharga (yang juga ingin dimilikinya). Tetapi perasaan
cinta itu bercampur dengan perasan iri penis (penis elvy) baik kepada
ayah maupun kepada laki-laki secara umum. Tidak seperti pada laki-laki,
odipuskompleks pada wanita tidak direpres, cinta kepada ayah tetap
menetap walaupun mengalami modifikasi karena hambatan realistik
pemuasan seksual itu sendiri. Perbedaan hakekat odipus kompleks pada
laki-laki dan wanita ini (disebut oleh pakar psikoanalisis pengikut freud :
electra complex) merupakan dasar dari perbedaan psikologik di antara
pria dan wanita. Electra complex menjadi reda ketika gadis menyerah
tidak lagi mengembangkan seksual kepad ayahnya, dan
mengidentifikasikan diri kembali kepada ibunya. Proses peredaan ini
berjalan lebih lambat dibanding pada anak laki-laki dan juga kurang total
atau sempurna. Enerji untuk mengembangkan superego adalah enerji
yang semula dipakai dalam proses odipus. Penyerahan enerji yang
lamban pada wanita membuat superego wanita lebih lemah/lunak, lebih
fleksibel, dibanding superego laki-laki. Perbadinganantara odipus
kompleks laki-laki dan perempuan, diikhtisarkan pada tabel 2.
Fase ini dimulai dengan perubahan biokimia dan fisiologi dalam diri
remaja. Sistem endoktrin memproduksi hormon-hormon yang memicu
pertumbuhan tanda-tanda seksual sekunder (suara, rambut, buah dada,
dll) dan pertumbuhan tandasesual primer. Impuls pregenital bangun
kembali dan membawa aktivitas dinamis yang harus diadaptasi, untuk
mencapai perkembangan kepribadian yang stabl. Pada fase falis, kateksis
genital mempunyai sifat narkistik; individu mempunyai kepuasan dari
perangsangan dan manipulasi tubuhnya sendiri, dan orang lain diingkan
hanya karena memberikan bentuk-bentuk tambahan dari kenikmatan
jasmaniah. Pada fase genital, impuls seks itu mulai disalurkan ke obyek di
luar, seperti; berpartisipasi dalam kegiatan kelompok, menyiapkan karir,
cinta lain jenis, perkawinan dan keluarga. Terjadi perubahan dari anak
yang narkistik menjadi dewasa yang berorientasi sosial, realistik dan
altruistik.
2. Jean Piaget
Rousseau
KRESTMER
Kretschmer membagi perkembangan anak menjadi 4 (empat) fase, yaitu:
1. Fullungsperiode I
Yaitu pada umur 0;0 – 3;0. Pada masa ini dalam keadaan pendek, gemuk,
bersikap terbuka, mudah bergaul dan mudah didekati.
2. Strecungsperiode I
Yaitu pada umur 3;0 – 7;0. Kondisi badan anak nampak langsing, sikap
anak cenderung tertutup, sukar bergaul dan sulit didekati
3. Fullungsperiode II
Yaitu pada umur 7;0 –13;0. Kondisi fisik anak kembali menggemuk
4. Strecungsperiode II
Yaitu pada umur 13;0 – 20;0. Pada saat ini kondisi fisik anak kembali
langsing.
DAFTAR PUSTAKA