Anda di halaman 1dari 12

Skabies dan Dermatitis Seboroik

Dibuat oleh: Pujiati,Modifikasi terakhir pada Wed 09 of Jun, 2010 [17:45] BAB I LAPORAN KASUS

I. Nama pasien Umur

IDENTITAS PASIEN : An E.S : 14 tahun : peremuan : 51 kg : pelajar pondok pesantren kalibeber : Dieng Kulon 3/2 Batur : 465541 : 28- 04- 2010

Jenis Kelamin Berat Badan Pekerjaan Alamat No. CM Tgl Masuk

II.

ANAMNESIS (alloanamnesis)

Keluhan Utama Gatal pada sela jari, kedua tangan, perut, selangkangan, telinga, dahi, kepala dan kedua ekstremitas bawah Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang ke poli kulit BRSD Setjonegoro dengan keluhan gatal di kedua tangannya khususnya sela jari, dahi, telinga, kepala dan kedua ekstremitas bawah sejak 1 minggu. Gatal dirasakan terutama pada sore menjelang malam dan malam hari. Awalnya gatal dirasakan di lengannya, tampak bintil- bintil merah lalu menjalar ke perut dan selangkangan hingga kedua kaki dan ke daerah dahi-kepala lalu telinga kiri. Keluhan gatal ini sudah sering kambuh, kadang

tidak gatal lagi dan belum pernah diobati. Pasien adalah salah satu pelajar pondok pesantren di daerah wonosobo dan pasien mengaku baru ketika masuk pondok keluhan ini muncul. Riwayat Penyakit Dahulu Pasien pernah mengeluhkan keluhan yang sama 1 bulan yang lalu Riwayat alergi obat disangkal pasien Riwayat Penyakit Keluarga Keluarga tidak ada mengeluh keluhan yang sama dengan pasien Riwayat Sosial Pasien adalah salah satu pelajar pondok pesantren di daerah wonosobo dan banyak dari teman satu asrama yang menderita keluhan serupa dengan pasien. III. KU PEMERIKSAAN FISIK : Baik

Kesadaran : Compos Mentis BB : 51 kg

GAMBAR :

Status Dermatologi : Lokasi : 1. Pada hampir seluruh bagian tubuh (kedua tangan, kedua kaki, selangkangan, perut ) 2. Pada dahi, kepala dan telinga kiri UKK : 1. Tampak lesi berupa papul-papul dan pustule dengan dasar eritem, batas tegas, ukuran milierlentikular, multiple, susunan tersebar distribusi merata. Tampak ekskoriasi. 2. Tampak lesi berupa pustule dengan dasar eritem, batas tegas, multiple, tampak ditutupi krusta kekuningan diatasnya, ukuran 1 cm. IV. DIAGNOSIS BANDING :

Scabies dengan infeksi sekunder Dermatitis Seboroik Prurigo nodularis Gigitan serangga DIAGNOSIS KERJA : Scabies dengan infeksi sekunder Dermatitis Seboroik

V. 1.

PENATALAKSANAAN Terapi Medikamentosa

Antiskabies : Obat topical : Permetrin 5% salep 1x1 dioles pada malam hari keseluruh tubuh dari leher kebawah, lalu dibiarkan 8-24 jam. Jika tercuci maka segera dioleskan lagi. Sistemik : Antihistamin : CTM tab 3x1 Antibiotik : Amoksisilin tab 3x1 Dermatitis seboroik : Anti jamur : Ketokonazole atau selenium sulfide (2-4%) dalam bentuk shampoo 2x1minggu (dalam 2-4 minggu). 2. Edukasi

Pengobatan dilakukan secara bersama- sama anggota asrama yang seruangan dengan keluhan serupa Menjaga kebersihan diri dan lingkungan Tidak menggunakan handuk dan alat tidur secara bersama-sama/ bergantian Segeralah untuk kedokter bila ada orang terdekat yang mengeluh keluhan serupa. BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. 1. SKABIES Defenisi

Scabies atau sering juga disebut penyakit kulit berupa budukan ataw gudik yang dapat ditularkan melalui kontak erat dengan orang yang terinfeksi. Merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi produknya berupa tinja pada pada kulit manusia. Sarcoptes scabiei adalah kutu yang transparan, berbentuk ovale, punggung cembung, perut rata dan tidak bermata.1 Sarcoptes scabiei merupakan golongan Arthropoda dari ordo Acarina. Merupakan penyakit kulit yang penularannya secara kontak langsung. Tungau scabies memiliki empat pasang kaki dan

berdiameter 0,3 milimeter sehingga sulit dilihat oleh mata telanjang. Tungau ini hidup dan melompat ataupun terbang. Tungau ini hidup selama siklus hidupnya selama 30 hari didalam dan diatas epidermis.2

2.

Epidemiologi

Diperkirakan sekitar 300 juta orang diseluruh dunia telah terinfeksi tungau scabies ini. Sarcoptes scabiei menyerang semua tingkat sosioekonomi, wanita dan anak- anak lebih banyak daripada laki-laki. Pada study epidemiologi di United Kingdom skabies ini lebih cenderung didaerah urban, terutama yag terlalu padat penduduk dan lebih sering saat musim hujan dibandingkan musim panas.1,2 3. Etiologi dan Patogenesis

Penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes skabiei jenis manusia. Hanya kutu betina yang bisa menembus kulit. Pertama-tama tungau ini menggali liang ke stratum korneum dalam waktu 20 menit dan meletakkan kira- kira 3 telurnya per hari. Lalu telur- telur itu menetas dalam waktu 4 hari, dan larva akan bermigrasi kepermukaan kulit dan akan tumbuh menjadi dewasa. Setelah 2 minggu tungau jantan dan betina berkopulasi, lalu tungau betina yang hamil akan menggali lubang kembali ke stratum korneum. Tungau jantan yang sedikit lebih kecil dari betina jatuh dari kulit dan mati. Jumlah rata-rata tungau yang hidup dikulit penderita umumnya berjumlah kurang dari 20, kecuali pada scabies berkrusta (crusted scabies) dimana penderita didiami oleh lebih dari satu juta tungau sarcoptes scabiei. Penderita HIV, usia lanjut dan pasien dengan imunosupresi beresiko terkena jenis scabies berkrusta.3,4 4. Gejala Klinis

Beberapa gejala utama skabiei adalah :1,5 Pruritus nocturnal, yakni gatal pada malam hari yang disebabkan aktifitas tungau ini lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab. Penyakit ini menyerang manusia secara berkelompok, misalnya dalam sebuah keluarga bisa terkena infeksi. Begitu pula dalam sebuah perkampungan yang padat penduduk. Ada terowongan pada tempat- tempat yang sering terkena, seperti sela-sela jari tangan, pergelangan tangan, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan, umbilicus, bokong dan perut bagian bawah.terowongan ini berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1cm, pada ujung terowongan ditemukan papul dan vesikel. 5. Diagnosis

Diagnosis ditegakkan atas dasar :1,5

a. Temuan berupa terowongan yang sedikit meninggi, berbentuk garis lurus atau berkelokkelok, panjangnya beberapa millimeter sampai 1cm dan pada ujungnya tampak vesikel, papula atau pustule. b. Tempat predileksi yang khas adalah sela jari, pergelangan tangan bagian bawah, siku, lipat ketiak bagian depan, areola mammae, sekitar umbilicus, abdomen bagian bawah, genitalia eksterna pria. Pada orang dewasa jarang terdapat di wajah dan kepala, kecuali pada penderita imunosupresif, sedangkan pada bayi lesi dapat terjadi di seluruh permukaan kulit. c. Penyembuhan cepat setelah pemberian obat anti scabies topical yang efektif.

d. Adanya gatal pada malam hari. Bila lebih dari satu anggota keluarga yang menderita gatal, harus dicurigai adanya scabies. Gatal pada malam hari disebabkan oleh temperature tubuh menjadi lebih tinggi sehingga aktivitas kutu meningkat. Differential Diagnosis :1,2,3,5 Prurigo, biasanya berupa papul-papul yang gatal, predileksi pada bagian ekstensor dan ekstremitas Gigitan serangga, biasanya jelas timbul setelah ada gigitan, efloresensinya berupa urtikaria popular. Folikulitis, nyeri berupa pustule miliar dikelilingi daerah yang eritem.

6.

Penatalaksanaan 3,5

Pengobatan : Pengobatan penyakit ini menggunakan obat-obatan berbentuk krim atau salep yang dioleskan pada kulit yang terinfeksi. Beberapa syarat obat harus memenuhi criteria ini ; tidak berbau, efektif terhadap stadium kutu (telur, larva maupun kutu dewasa), tidak menimbulkan iritasi kulit, mudah diperolah dan murah. a. Sistemik

Antihistamin klasik sedative ringan untuk mengurangi gatal, misalnya klorfeniramin maleat 0,34 mg/kgBB 3x sehari. Antibiotik bila ditemukan infeksi sekunder misalnya ampisilin, amoksisilin atau eritromisin. b. Topical

Salep 2-4, biasanya dalam bentuk salep atau krim

Kekurangannya obat ini menimbulkan bau tak sedap (belerang), mengotori pakaian, tidak efektif membunuh stadium telur dan penggunaannya harus lebih dari 3 kali berturut-turut. Emulsi benzyl-benzoat 20-25%, efektif terhadap semua stadium, diberikan setiap malam selama 3 hari berturut-turut. Kekurangannya dapat menimbulkan iritasi kulit. Gamexan 1% termasuk obat pilihan karena efektif terhadap semua stadium kutu, mudah digunakan serta jarang menimbulkan iritasi kulit. Namun obat ini tidak dianjurkan bagi wanita hamil, maupun anak usia dibawah 6 tahun karena bersifat toksik terhadap susunan saraf pusat. Pemakaiannnya cukup satu kali dioleskan seluruh tubuh. Dapat diulang satu minggu kemudian bila belum sembuh. Krotamiton 10%, termasuk obat pilihan karena memiliki efek antiskabies, juga bersifat anti gatal. Permetrin HCL 5%, efektifitasnya sama dengan Gamexan, namun tidak terlalu toksik. Penggunaannya cukup sekali, namun harganya relative mahal. Selain dengan obat-obatan, yang tidak kalah penting adalah upaya peningkatan kebersihan diri dan lingkungan. Hal ini bisa dilakukan dengan cara : Mencuci bersih bahkan sebagian ahli menganjurkan untuk merebus handuk, seprai maupun baju penderita scabies, kemudian menjemurnya hingga kering. Menghindari pemakaian pakaian, handuk, peralatan tidur secara bersama-sama.

Mengobati seluruh anggota keluarga, masyarakat yang terinfeksi untuk memutuskan rantai penularan.1,2,3,4

II. 1.

DERMATITIS SEBOROIK Defenisi

Dermatitis seboroik merupakan penyakit papuloskuamous yang mengenai daerah akan sebum seperti kulit kepala, wajah, belakang telinga, alis mata, hidung ketiak serta dada.1 Merupakan golongan kelainan kulit yang didasari oleh faktor konstitusi dan bertempat predileksi ditempat seboroik.5 2. Etiologi

Belum diketahui secara pasti. Diduga akibat aktivitas kelenjar sebasea yang meningkat.5 3. Faktor Predisposisi

Infeksi Pityriasis ovale, kelelahan, stres emosional.5 4. Manifestasi Klinis

Lesi berupa macula eritematosa yang ditutupi papula-papula miliar berbatas tegas dan skuama berminyak kekuningan kadang disertai erosi dan krusta kekuningan. Selain itu penderita mengeluh rasa gatal yang berat.3,5 Pada bentuk yang berat terdapat bercak-bercak berskuama dan berminyak, disertai eksudasi dan krusta tebal. Sering meluas ke dahi, glabela, telinga posaurikular dan leher. Pada daerah dahi batasnya sering cembung. Pada bentuk yang lebih berat, seluruh kepala tertutup krusta kotor dan berbau tidak sedap. Pada bayi, skuama yang kekuningan dan kumpulan debris epitel yang lekat pada kulit disebut cradle cap. Tempat predileksinya adalah kepala, dahi, glabela, telinga posaurikular, liang telinga luar, leher, lipatan nasolabial, daerah sterna, areola mammae, lipatan dibawah mammae pada wanita, interskapular, umbilicus, lipat paha dan daerah anogenital.5

5.

Penatalaksanaan 3

Umum : hindari semua faktor yang memperberat, makanan berlemak dan stress emosi. Perawatan rambut, dicuci dan dibersihkan dengan shampoo. Khusus : Sistemik : Antihistamin H1 sebagai penenang dan anti gatal Vitamin B kompleks Kortikosteroid oral dapat menurunkan insiden dermatitis seboroik Antibiotic seperti penicillin, eritromisin pada infeksi sekunder (dermatitis seboroik)

Preparat azol ahir- ahir ini sangat berpengaruh terhadap P. ovale, juga dapat mempengaruhi berat ringannya dermatitis seboroika. Topikal : Cuci rambut dengan selenium sulfide atau dengan larutan salisil 1% atau larutan belerang 2-4% atau dalam bentuk krim.

Kortikosteroid topical atau krim dapat member kesembuhan sementara.

BAB III PEMBAHASAN

Berdasarkan anamnesa pasien datang dengan keluhan gatal di kedua tangannya khususnya sela jari, dahi, telinga, kepala dan kedua ekstremitas bawah sejak 1 minggu. Gatal dirasakan terutama pada sore menjelang malam dan malam hari. Awalnya gatal dirasakan di lengannya, tampak bintil- bintil merah lalu menjalar ke perut dan selangkangan hingga kedua kaki dan ke daerah

dahi-kepala lalu telinga kiri. Keluhan gatal ini sudah sering kambuh, kadang tidak gatal lagi dan belum pernah diobati. Pasien adalah salah satu pelajar pondok pesantren di daerah wonosobo dan pasien mengaku baru ketika masuk pondok keluhan ini muncul. Kemudian pada pemeriksaan fisik didapatkan lesi pada Pada hampir seluruh bagian tubuh (kedua tangan, kedua kaki, selangkangan, perut) dan Pada dahi, kepala serta telinga kiri. Tampak lesi berupa papul-papul dan pustule dengan dasar eritem, batas tegas, ukuran milier- lentikular, multiple, susunan tersebar distribusi merata. Tampak ekskoriasi. Pada dahi- kepala dan telinga kiri Tampak lesi berupa pustule dengan dasar eritem, batas tegas, multiple, tampak ditutupi krusta kekuningan diatasnya, ukuran 1 cm. maka pada kasus ini didapatkan diagnosis banding yakni pasien menderita penyakit scabies dengan infeksi sekunder, berupa lesi berbentuk pustule akibat garukan- garukan, dan dermatitis seboroik. Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa pada scabies yang pada penderita dewasa lesi jarang sekali menempati daerah wajah dan kepala, sehingga diagnosis bandingnya adalah dermatitis seboroik. Pengobatan pada scabies dengan memberikan obat-obatan anti scabies, dalam hal ini pasien diberikan salep Permetrin 5% 1x1 hari, dioles malam hari dengan pertimbangan bahwa permetrin merupakan skabisid yang efektif dan kurang iritan dan aman digunakan untuk anak-anak, lalu keberhasilan pengobatan scabies itu sendiri juga harus menjaga kebersihan diri, keluarga dan komunitas. Untuk pengobatan skabies dengan infeksi sekunder diberikan antibiotik. Pada pasien ini diberikan antibiotic amoksisilin 3x1 sebagaimana golongan ini adalah terapi lini pertama pada infeksi terkecuali terdapat resisten terhadap golongan penisilin ini. Sedangkan untuk dermatitis seboroik pada pasien diberikan obat anti jamur topical seperti ketokonazole dalam bentuk shampoo atau krim, dan pengobatan sistemik seperti pemberian anti gatal berupa antihistamin serta yang tidak kalah pentingnya adalah melakukan perawatan rambut dengan dicuci dan dibersihkan dengan shampoo secara teratur.

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

1. Prof . Dr. Saleha Sungkar, DAP&E, MS, SpPARK, Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2. Matinee, November 2008. Pembahasan tentang penyakit scabies.http//indeks.files.wordpress.com/2008/06/scabies.jpg 3. 4. 5. Siregar. 1996. Atlas berwarna Saripati Penyakit Kulit. EGC. Jakarta. Harahap mawarli, 2000, Ilmu Penyakit Kulit, Hipokrates. Jakarta. Arif mansjoer, 2001, Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai