Anda di halaman 1dari 5

LUTEIN DAN ZEAXANTHIN Lutein dan zeaxanthin merupakan carotenoid dari xanthophyl family dan merupakan dua komponen

utama macular retina pada mata. Macula lutea atau yellow spot pada retina bertanggung jawab terhadap central vision dan visual acuity. Lutein dan zeaxanthin adalah carotenoid yang hanya ditemukan pada macula dan lensa pada mata manusia. Dan punya dua fungsi pada dua jaringan tersebut untuk bekerja sebagai aktioksidan yang sangat kuat dan untuk filter high energy blue light. Lutein ditemukan dalam jumlah yang tinggi pada serum manusia. Pada makanan banyak ditemukan konsentrasi tinggi pada dark green, leafy vegetables, corn, dan egg yolks. Zeaxanthin merupakan carotenoid mayor yang ditemukan pada jagung, orange peppers, jeruk, dan tangerins. Selain berperan sebagai peran vital pada kesehatan mata, lutein dan zeaxanthin merupakan nutrisi yang penting yang juga dibutuhkan sebagai pencegahan terhadap penyakit jantung, stroke, dan kanker paru. Mereka juga bisa sebagai pelindung pada kulit terhadap kontak dari sinar UV. Biokima dan farmakokinetik Lutein dan zeaxanthin berbeda dari carotenoids yang lain karena pada mereka, tiap-tiapnya mempunyai 2 grup hidroksil, satu di tiap sisi dari molekul. Zeaxanthin merupakan stereoisomer dari lutein, berbeda hanya pada lokasi dari double bond pada satu sisi grup hidroksil. Grup hidroksil tersebut berperan sebagai control terhadap fungsi biologi dari dua jenis xanthophyl ini. Sebagian lutein muncul dalam bentuk non-dietary, meso-zeaxanthin. Infants mempunyai lutein yang lebih dan sedikit dari meso-zeaxanthin, mungkin karena kurangnya konversi dari lutein. Lutein besinggungan terhadap peripheral retina dan rods, ketika zeaxanthin diambil oleh sel kerucut pada macula. Karena xanthophyl merupakan nutrisi fat-soluble, bioavailability pada jaringan tergantung pada beberapa factor, termasuk asupan nutrisi (dari makanan atau supplement), keadaan masakan itu sendiri (kukus, panggang, goreng), pemecahan terhadap matrix selular pada mastication dan digestive enzymes, dan penyerapan oleh enterocytes dari mukosa intestinal (pada duodenum). Masakan pada makanan yang mengandung lutein/zeaxanthin dapat meningkatkan bioavailability pada menginterupsi pada matriks selular dan carotenoid-protein kompleks. Setelah lutein dan zeaxanthin diabsorbsi oleh enterocytes mereka ditransport melalui intestinal lumen dan bergabung pada kilomikron. Mereka mencapai sirkulasi pembuluh darah dan secara

bertahap diabsorbsi oleh hepatosit, Memasuki sirkulasi hepatic dimana mereka bergabng dengan lipotrotein. Pada manusia, LDL dan HDL mentransport lutein dan zeaxanthin melalui sirkulasi sistemik kepada jaringan yang spesifik. Data terhadap absorbs dari xantophyl masih terbatas, tapi penelitian yang mencakup single dietary dosis mengindikasikan bahwa lutein mencapai puncak konsentrasi pada fraksi kilomikron sekitar dua jam post-ingestion, dan mencapai puncak pada serum sekitar 16 jam post-ingestion. Penyerapan lutein dari kristalisasi supplement lutein sekitar dua kali lipat daripada dari bayam atau asupan sayur yang lain. Factor non-dietary berefek pada absorbs dan bioavailability dari lutein dan zeaxanthin meliputi umur, komposisi tubuh, jenis kelamin, malabsorbsi dari lemak, konsumsi alcohol, merokok dan penyakit ginjal atau hati. Mekanisme kerja Lutein dan zeaxanthin merupakan antioksidan yang sangat kuat, dan lutein secara luas dikenal sebagai nutrisi utama untuk perlindungan fungsi mata. Sudah lama sekali diketahui bahwa asupan karotenoid dapat mengurangi resiko dari penyakit jantung, stroke, dan kanker. Lutein dan zeaxanthin dapat mencegah kerusakan cellular pada kondisi ini dengan quenching singlet oksigen atau menetralisir photosensitizers. Lutein dan zeaxanthin inhibisi lipid peroksidase. Merupakan factor pada etiology pada penyakit jantung dan retina. Kemunculan molekul adhesi pada permukaan sel endotel adalah marker terhadap patogenesa aterosklerosis. Penelitian in vitro menunjukkan bahwa inkubasi lutein dengan kultur sel endotel secara efektif menginhibisi terhadap molekul adhesi. Penelitian yang lain menunjukkan bahwa lutein dan zeaxanthin dapat menginhibisi ketebalan dari dinding arteri carotis dan LDL-induced migrasi dari monosit ke dinding sel arteri pada manusia. Ini merupakan mekanisme potensial untuk efek dari perlindungan lutein pada penyakit jantung. Dan kasus kesehatan kulit, lutein, zeaxanthin, dan carotenoid yang lain muncul sebagai penghalang pada kulit dalam usaha menghalangi ekposure dari sinar UV. Kontak kulit terhadap sinar UV menghasilkan inflamasi pada sel kulit, dan eritem. Asupan dari antioksidan, meliputi lutein dan zeaxanthin, mengurangi respon inflamasi tersebut, sebagai carotenoid merupakan absorbs yang buruk terhadap sinar UV.

INDIKASI KLINIS Macula berada di tengah-tengah retina dan bersebelahan langsung dengan lensa mata. Macula merupakan daerah kecil yang mengandung jutaan sel yang membantu menghasilkan penglihatan yang tajam untuk membaca atau melihat obyek dengan jelas. Pigmen macular dipercaya melindungi retina dari radiasi sinar yang masuk ke mata. Macula menerima cahaya pada berbagai panjang gelombang, hal ini membuatnya rentan terhadap kerusakan oleh cahaya biru. Perusakan macula oleh cahaya biru berkontribusi pada degenerasi macular berkaitan dengan bertambahnya usia (age-related macular degeneration/AMD). AMD adalah kerusakan macula berupa menurunnya kerapatan pigmen yang berperan menyaring cahaya yang masuk ke mata. Akibatnya penderita AMD tidak bisa melihat dengan jelas, tidak dapat membaca, atau bahkan tidak dapat mengenali wajah teman sendiri. AMD terbagi menjadi dua kelompok, yaitu dry AMD dan wet AMD. Dry AMD, yang merupakan kasus terbanyak AMD (90 persen), adalah kerusakan pada retina akibat pecahnya sel pada macula yang diakibatkan oleh suatu deposit yang disebut drusen. Tahap selanjutnya kerusakan mata adalah wet AMD yang mencakup pembentukan pembuluh darah abnormal pada macula yang berpotensi menyebabkan kebutaan total. AMD merupakan penyebab kebutaan yang irreversible pada masyarakat AS yang berumur 65 tahun ke atas. Paparan mata terhadap sinar matahari langsung sepanjang umur menurunkan kerapatan pigmen macular. Selain itu, kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol diketahui berperan pada penurunan kerapatan pigmen tersebut. Menurunnya kerapatan pigmen macular berakibat pada menurunnya kemampuan retina untuk menyaring cahaya yang masuk. Dr Billy R Hammond melakukan studi kepekaan penglihatan pada dua kelompok umur yang berbeda (kelompok umur 24-26 tahun dan kelompok 64-80 tahun). Penelitian ini menunjukkan bahwa subyek yang tua, dengan konsentrasi lutein dan zeaxanthin yang tinggi pada macula, memiliki kepekaan penglihatan yang sama dengan subyek yang muda. Sebaliknya, subyek yang tua dengan konsentrasi lutein dan zeaxanthin yang rendah memiliki kepekaan penglihatan yang rendah. Hal ini membuktikan bahwa lutein merupakan komponen aktif penting dalam proses penglihatan. Para peneliti dari School of Medicine and Opthalmology Universitas Indiana dalam studi hubungan antara faktor makanan, medis, dan gaya hidup dengan kerapatan pigmen macular, membuktikan bahwa lutein dan zeaxanthin terbanyak menyumbang keragaman kerapatan pigmen macular. Hal tersebut menunjukkan bahwa lutein dan zeaxanthin merupakan determinan

utama kerapatan pigmen optik macular. Sementara itu, Dr Max Snodderly dari Universitas Harvard menemukan bahwa cahaya biru adalah penyebab utama kerusakan mata dan dapat menyebabkan foto-oksidasi pada daerah macula. Foto-oksidasi mengakibatkan peroksidasi lipid yang sangat toksik untuk retina. Snodderly menyimpulkan bahwa lutein mencegah kerusakan retina akibat cahaya biru dengan cara menyerap cahaya tersebut dan mencegah foto-oksidasi. Para peneliti di DVA Medical Center-North Chicago menemukan bahwa suplemen lutein dapat membantu mencegah perkembangan AMD pada pasien yang menderita AMD, membuktikan bahwa AMD adalah penyakit yang responsif terhadap makanan. Johanna Seddon dari Universitas Harvard, melalui studi pengaruh konsumsi karotenoid spesifik terhadap prevalensi AMD, mengungkapkan bahwa asupan 6 mg lutein per hari berkorelasi kuat dengan prevalensi AMD yang rendah. Seddon menyatakan bahwa mengonsumsi makanan yang mengandung lutein yang tinggi dapat menurunkan risiko AMD. Asupan Lutein Selain dapat mencegah AMD, lutein diketahui dapat juga mencegah katarak. Dr Lyle dari Universitas Wisconsin-Madison telah membuktikan hal ini melalui penelitian tentang hubungan antara asupan berbagai jenis anti-oksidan dengan kejadian katarak pada orang dewasa berumur 43-84 tahun. Dari antara berbagai anti-oksidan yang diteliti, lutein adalah satu-satunya antioksidan yang berkaitan dengan kejadian katarak. Hal ini menunjukkan adanya efek perlindungan oleh karotenoid ini terhadap katarak. Beberapa studi juga menunjukkan bahwa lutein dapat membantu melindungi kulit dari radiasi sinar ultra violet. Efek samping Tidak ada toksisitas dan efek samping yang dilaporkan pada jurnal penelitian ilmiah terhadap lutein/zeaxanthin pada dosis rata-rata 40 mg perhari dalam jangka waktu 2 minggu. Masyarakat Fiji mengkonsumsi dengan asupan rata-rata 25 mg lutein perhari selama hidupnya tanpa adanya efek samping yang menyertai. Dosis tinggi terhadap suplemen beta-karoten (>30mg perhari) dihubungkan dengan carotenodermia, dan hal yang sama terjadi dengan dosis tinggi pada lutein dan zeaxanthin. Penelitian terhadap lutein dan zeaxanthin pada wanita hamil dan menyusui tidak dihubungkan, sehingga wanita hamil dan ibu menyusui harus mendapatkan lutein/zeaxanthin dari makan sehari-hari yaitu buah, sayur, dan kuning telur.

Dosis Rata-rata asupan terhadap lutein dan zeaxanthin pada orang di amerika berkisar 2.0-2.3 mg untuk pria dan 1.7-2.0 untuk wanita. Walaupun asupan yang dianjurkan adalah 6-20 mg perhari yang dibutuhkan untuk mengurangi resiko degenerasi macular. Bila diambil dari bentuk suplemen, lutein dan zeaxanthin tersedia dalam bentuk bebas atau esterified, dimana telah dapat dikomparasi secara bioavailabilitas. Produk baru telah dikembangkan dengan asupan tinggi terhadap zeaxanthin. Biasanya, suplemen lutein tersedia pada 6 atau 20 mg tablet atau kapsul. Dimana dosis 6 mg berdasarkan pada studi2 awal, tetapi dosis 20 mg lebih spesifik dan bias any dikonsumsi perhari. Carotenoids terserap bagus pada lemak, but as little as 3-5 g in a meal appear to ensure carotenoid absorption

Anda mungkin juga menyukai