Anda di halaman 1dari 2

Nama : Nurhidayah NIM Kelas : 101404024 :A

Jurusan : Pendidikan Biologi

Membaca Kritis
Berani mengangkat dan menyajikan sebuah fakta yang mengejutkan. Mungkin tanggapan seperti itulah yang umum muncul dalam benak pembaca ketika membaca artikel Aktivis di Lubang Kenikmatan tersebut. Banyak hal yang kemudian dapat dipetik dari artikel itu. Tentang sejauh mana lingkungan dapat mempengaruhi pribadi dan perilaku seseorang, tentang fenomena seks bebas yang kian menggerayangi kaum generasi muda kita, dan terutama fakta mengenai betapa telah meluasnya fenomena tersebut bahkan hingga menjangkau kalangan aktivis keagamaan. Artikel tersebut jelas menohok telak para aktivis-aktivis dakwah yang senantiasa dikonotasikan sebagai makhluk-makhluk steril. Secara mengejutkan, penulis mengangkat fakta bahwa wabah free seks pun telah menjangkiti kalangan-kalangan yang dianggap lebih paham agama tersebut. Hal itu sungguh menjadi sebuah ironi. Namun jika dicermati secara positif, maka isi artikel ini sesungguhnya dapat menjadi alarm, bahwa generasi muda kita saat ini tengah berada di bawah ancaman lingkungan yang dapat mengiblliskan seorang malaikat sekalipun! Bukan justru menjadikannya sarana untuk memanusiawikan perbuatan seks bebas yang dilakukan oleh para aktivis itu dengan dalih toh, mereka juga manusia biasa. Jadi wajar saja! Secara umum, artikel yang berjudul Aktivis di Lubang Kenikmatan tersebut, mampu mengulas dan menyajikan sebuah fenomena faktual dengan baik. Informasi dan gagasan utama yang hendak disampaikan oleh penulis pun agaknya telah dapat tersampaikan dengan cukup jelas. Terbukti dengan banyaknya respon pembaca, yang pada umumnya kaget dan kemudian penasaran dengan kumpulankumpulan fakta yang ditawarkan penulis. Terlebih fakta-fakta tersebut ditawarkan dalam gaya bahasa yang terkesan cukup provokatif. Sejauh ini, artikel tersebut telah dianggap mampu mengaduk-aduk logika, kesadaran dan emosi pembaca untuk tertarik membaca artikel tersebut hingga tamat. Namun tetap saja, di luar segala aspek yang sifatnya nonteknis seperti di atas, sebuah artikel yang baik harus tetap memperhatikan aspek-aspek teknis, seperti ketepatan penggunaan tanda baca, penambahan imbuhan dan kata depan, pemakaian huruf kapital, hingga kesalahan penulisan (pengetikan) istilah dan kata-kata. Pada beberapa bagian kalimat, kesalahan-kesalahan tersebut masih kerap dijumpai.

Meski pun dalam ragam bahasa non ilmiah aspek-aspek tersebut seringkali dikesampingkan, namun kesalahan-kesalahan yang terkesan kecil dan remeh-temeh seperti di atas mungkin saja menimbulkan dampak-dampak yang kurang baik terhadap pembaca. Selain dapat menimbulkan ketidaknyamanan pembaca, kesalahan-kesalahan cukup fatal seperti salah memilih dan menambahkan imbuhan, dapat menimbulkan kesalahan dalam menafsirkan maksud kalimat, atau minimal kalimat tersebut akan terdengar aneh saat dibaca. Dari segi isi, meskipun telah cukup representatif menampilkan fakta-fakta dengan mengutip secara langsung pengakuan beberapa pelaku, namun hal ini seakan mengalami antiklimaks di akhir artikel, dikarenakan kurang menggigitnya simpulan atau ending yang disajikan. Sekalipun mungkin hal ini terkait dengan gaya penulisan masing-masing penulis, namun tetap saja ending yang menggantung seperti itu seringkali membuat pembaca tidak dapat menangkap hikmah sebagai konklusi dari setelah membaca artikel tersebut.

Anda mungkin juga menyukai