Anda di halaman 1dari 3

4.2.2. Keuangan dan Perbankan dalam Sebuah Perekonomian Islami Oleh: M.

Umar Chapra, aprread dalam Keuangan dan Perekonomian Perpajakan Islam, M. Ariff (ed.), Pusat Internasional untuk Penelitian dalam Perekonomian Islam, Universitas King Abdulaziz, Jeddah, Saudi Arabia. 1982, hal. 145-186. Inti dari makalah itu adalah bahwa sistem keuangan dan perbankan sebagaimana yang dipraktikkan oleh dunia kapitalis adalah tidak bernilai cuma-cuma. Demikian bagian dua (dari makalah itu) memberi topangan filosofis yang memperdebatkan bahwa sistem keuangan dan perbankan kapitalis mempunyai ketetapan/pengaturannya sendiri dan tidak memenuhi penyebab dari tujuan sosio-ekonomi Islam jika Riba dihapuskan, kecuali jika beberapa perubahan fundamental/dasar diperkenalkan untuk menetapkannya dalam ranah ideologi Islam. Titik terang dari perubahan-perubahan radikal/mendasar ini, bagian tiga memberi pengaturan kelembagaan, yang mana meskipun itu muncul sebagai hal yang sama dengan kerangka yang sudah ada, adalah berbeda secara mendasar dalam ruang lingkup dan tanggung jawab. Bagian empat membahas pengelolaan dari kebijkan keuangan dalam pengaturan baru, sementara bagian lima menguji secara teoritis program yang ditujukan melawan tujuan-tujuan yang dibahas di bagian dua. Akhirnya bagian enam memberi beberapa usulan yang bersifat sementara untuk transisi bertahap untuk kerangka perbankan di negara-negara muslim dari pengaturannya yang sekarang ke rencana yang disarankan untuk merealisasikan obyektifitas Islam. Pengarang mengambil pengenalan fakta bahwa uang adalah sebuah kebaikan umum bukan kebaikan umum yang murni dan karena itu pembuatan dan penyalurannya ke arah yang tepat penting/perlu untuk realisasi dari tujuan sosio-ekonomi Islam, tidak bisa diserahkan ke ulah tangan yang tidak kelihatan (istilah). Itu harus diatur dengan kesadaran. Pelaksanaan nilai-nilai Islam dan lembaga-lembaga termasuk bagi-hasil dan keikutsertaan saham, bersama dengan berorientasi pada tujuan peran yang harus dimainkan oleh negara, akan memberikan mekanisme untuk menyalurkan tersebut. Makalah tersebut memberi beberapa usulan spesifik untuk pelaksanaan keadilan social dan penghapusan pemusatan kekayaan. Beberapa dari fitur-fitur utama dari model termasuk pengurangan kekuatan lembaga-lembaga finansial, meningkatkan saham / pertimbangan pinjaman, pengembangan kepemilikan usaha di masyarakat dan memperbaiki persediaan pasar. Penulis menganjurkan bahwa pendalaman modal dan bagi-hasil bisa memberikan negara-negara berkembang dorongan besar dalam hal nyata dalam tahap awal perkembangan mereka.

4.2.3. Profil Riba Perbankan Bebas Oleh: M. Mochsin, appread dalam Keuangan dan Perekonomian Perpajakan Islam, M. Ariff (ed.), Pusat Internasional untuk Penelitian dalam Perekonomian Islam, Universitas King Abdulaziz, Jeddah, Saudi Arabia. 1982, hal. 187-210. Dalam makalah ini, sebuah percobaan telah dibuat untuk menyajikan sebuah model yang layak, 39 dari bunga komersial bebas dalam sebuah pasar modal campuran. Studi tersebut menganggap bahwa bunga dilarang dalam Islam. Sebagai sebuah pilihan untuk bunga, studi tersebut mengusulkan bahwa operasi perbankan dimungkinkan melalui perdagangan dan transaksi keuangan dapat dikaitkan dengan praktik-praktik Islam yang diterima dari Muzarah, Musaqah, Mugharsah, dan Qirad/Mudarabah. Studi tersebut mengakui bahwa bunga merupakan elemen kunci dalam perbankan modern dan penghapusannya bisa jadi, bahkan mendistorsi (mengubah bentuk) gagasan umum dari sebuah bank modern. Tetapi juga benar bahwa bank-bank modern mengalihkan operasi mereka ke arah kegiatan-kegiatan non-perbankan. Anjak piutang dan kegiatan serupa lainnya dihubungkan dengan perdagangan memberikan sebuah petunjuk untuk kegiatan alternatif. Kenyataan bahwa struktur portofolio bank komersial berbeda dan proporsi bunga pendapatan and pengeluaran bervariasi dari bank dan juga dari waktu ke waktu di bank yang sama mencerminkan fleksibilitas. Itu juga mengindikasikan bahwa kegiatan bank tergantung pada ketersediaan kesempatan maupun pada kebijakan manajemen. Disamping undang-undang bank di sebagian besar negara tidak bersikeras atas transaksi bunga. Tujuan utama dari ketentuan hukum adalah untuk memastikan solvabilitas bank dan bersikeras bahwa bank harus mampu memenuhi kewajiban keuangan mereka setiap saat dan dalam semua keadaan. Kondisi ini, seperti bank-bank modern, bank bebas Riba secara efektif dapat memenuhi dan sesuai dengan kebijakan. Tujuan dari aset cocok dengan sifat dan persyaratan kewajiban adalah untuk: a. memenuhi persyaratan uang tunai secara de facto dan de jure b. memenuhi harapan deposan dan peminjam c. menutup biaya operasi perbankan dan non-perbankan d. menghasilkan surplus untuk memuaskan deposan; dan e. berkontribusi terhadap cadangan untuk masa depan dan pertumbuhannya. Tetap melihat kendala tambahan yang terlibat dalam perbankan bebas bunga, beberapa skema tabungan telah ditujukan dalam makalah ini. Mereka termasuk Giro, Rencana Join Venture, Rencana Unit Investasi dan Skema Deposit Perumahan. Setiap rencana tabungan ini memiliki karakter yang khas dan berbeda dari yang ditawarkan oleh bank-bank komersial modern.

Bank bebas Riba akan mendorong perbedaan produk yang merupakan karakter utama dari persaingan tidak sempurna. Bank bebas Riba akan menawarkan layanan berbeda terutama dirancang bagi mereka yang mencari investasi tanpa bunga dan lebih memilih untuk berbagi keuntungan atau kehilangan. Sukses di pasar modal tidak sempurna akan tergantung pada 40 kemampuan Bank bebas Riba dalam menciptakan diferensiasi produk dan memotivasi orangorang untuk memilih transaksi keuangan bebas bunga.

Anda mungkin juga menyukai