Anda di halaman 1dari 5

5 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Menurut World Health Organization (WHO) 2007, kematian ibu adalah kematian perempuan selama masa kehamilan, persalinan, maupun dalam 42 hari setelah persalinan, tidak dipengaruhi lamanya dan lokasi kehamilan dari beberapa penyebab yang berhubungan dengan atau diperburuk oleh kehamilan atau penanganannya tetapi bukan karena kecelakaan atau kebetulan. Berdasarkan

laporan WHO 2008, kematian ibu di dunia disebabkan oleh 25% Perdarahan. Perdarahan merupakan komplikasi persalinan yang paling sering dapat terjadi pada kehamilan dan pasca persalinan. Kematian ibu yang disebabkan oleh perdarahan menempati posisi tertinggi, penyebab yang lain 20% penyebab tidak langsung, 15% infeksi, 13% aborsi yang tidak aman, 12% eklampsi, 8% penyulit persalinan, dan 7% penyebab lainnya. Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2005, kasus obstetri terbanyak (56,09%) disebabkan penyulit kehamilan, persalinan, dan masa nifas lainnya diikuti dengan kehamilan yang berakhir abortus (26%). Penyebab kematian terbesar adalah eklamsia dan preeklamsia dengan CFR (Case Fatality Rate) 2,35%, dengan proporsi kasusnya, 91% dari keseluruhan kasus obstetri. Di Indonesia, angka kelahiran masih tinggi dan kirakira 15% dari seluruh wanita hamil mengalami komplikasi dalam persalinan. Hal ini membutuhkan penanganan khusus selama persalinan. Seksio sesarea adalah jalan keluar untuk penanganan persalinan dengan komplikasi (Marisi, 2007).

5 WHO menyatakan tahun 2001-2003, proporsi seksio sesarea di Kanada 22,5%. Tahun 2004, proporsi seksio sesarea di Inggris 24,5%. Kehamilan atau persalinan yang terjadi karena perdarahan terjadi sekitar 10-12% dari seluruh kehamilan dan persalinan. Sebagian besar 88-90% persalinan yang dilakukan dengan normal. Hal ini membutuhkan penanganan khusus selama persalinan. Selain itu hal yang membuat ibu merasa takut dalam menghadapi persalinan normal adalah rasa nyeri, akibat kontraksi uterus yang menyebabkan pembukaan dan pendataran serviks. Dengan berkembangnya kecanggihan di bidang ilmu kedokteran kebidanan, seksio sesarea menjadi alternatif persalinan tanpa indikasi medis karena dianggap lebih mudah dan nyaman (Marisi, 2007; Ajartha, 2007; Nadisarani, 2010). Di IndonesiaSeksio sesarea adalah suatu pembedahan guna melahirkan janin lewat insisi pada dinding perut (abdomen) dan dinding rahim (uterus). Efek yang mudah dilihat dari pasien post operasi seksio sesarea adalah nyeri. Nyeri yang dirasakan setelah operasi seksio sesarea mempengaruhi aktivitas karena penurunan dari kekuatan dan ketahanan otot, nyeri perineum, pembengkakan payudara, emosi dan kurang tidur (Marisi, 2007; Agustina, 2010). Nyeri dan penatalaksanaannya merupakan topik luas yang sangat penting dalam praktik keperawatan. Nyeri diuraikan sebagai sensasi yang tidak menyenangkan yang terasa jika ujung saraf tertentu terstimulasi. Nyeri bersifat unik dan subjektif, terdiri dari sensasi fisiologi dan respon emosi. Intensitas nyeri bervariasi dari ringan sampai berat, tetapi respon individu dipengaruhi oleh

5 faktor-faktor seperti pengetahuan tentang penyebab, lokasi, usia, penyakit terkait baik akut maupun kronik, dan toleransi nyeri (Guyton & Hall, 2007; Chris, 2008). Metode farmakologi yang digunakan untuk penatalaksanaan nyeri seperti analgetika narkotika seperti petidin, morfin, codein dan analgetika non narkotika seperti aspirin, ibuprofen, asam mefenamat, sedangkan metode nonfarmakologi yang digunakan seperti mengatur posisi dengan tepat, relaksasi, distraksi, massase dan stimulasi kulit berupa kompres dapat dilakukan untuk penatalaksanaan nyeri. Metode nonfarmakologis seperti kompres merupakan tindakan mandiri dari perawat, ekonomis, dan tidak menimbulkan efek samping (Potter, Patricia , Anne, 2005; Bakhriansyah, 2010). Terapi kompres dingin merupakan salah satu metode nonfarmakologis untuk menurunkan nyeri. Terapi kompres dingin adalah tindakan memasang suatu zat dengan suhu rendah pada bagian tubuh untuk tujuan terapeutik. Terapi ini dilakukan pada nyeri, suhu tinggi, radang, memar, dan luka terbuka atau tertutup. Pengaruh dari terapi kompres dingin adalah vasokontriksi, anestesi lokal, menurunkan metabolisme sel dan menurunkan ketegangan otot (Kusyanti dkk, 2004; Tamsuri, 2007). Menurut Annisa (2003), kompres dingin efektif dalam menurunkan intensitas nyeri ibu post partum dengan bendungan payudara di wilayah kerja puskesmas kecamatan Gending kabupaten Probolinggo. Menurut Istichomah (2007), kompres dingin efektif dalam menurunkan derajat nyeri pasien dengan kontusio di RSUD Sleman.

5 Menurut Smeltzer (2001), kompres dingin dapat menurunkan

prostaglandin yang memperkuat sensitivitas reseptor nyeri dan subkutan lain pada tempat cedera dengan menghambat proses inflamasi. Berdasarkan teori dan fenomena di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui pengaruh pemberian terapi kompres dingin terhadap penurunan tingkat nyeri pada pasien post operasi seksio sesarea di Rumah Sakit Ratu Zalecha Martapura. B. Rumusan Masalah Apakah terdapat pengaruh kompres dingin terhadap penurunan tingkat nyeri pada pasien post operasi seksio sesarea di Rumah Sakit Ratu Zalecha Martapura?

C. Tujuan Penelitian Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh kompres dingin terhadap penurunan tingkat nyeri pada pasien post operasi seksio sesarea di Rumah Sakit Ratu Zalecha Martapura. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah: 1. Mengukur tingkat nyeri pasien post operasi seksio sesarea sebelum diberikan kompres dingin. 2. Mengukur tingkat nyeri pasien post operasi seksio sesarea sesudah diberikan kompres dingin. 3. Menganalisis penurunan tingkat nyeri pada pasien post operasi seksio sesarea sebelum dan sesudah diberikan kompres dingin di Rumah Sakit Ratu Zalecha Martapura.

5 D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi : 1. Peneliti Diharapkan bagi peneliti hasil penelitian ini dapat menambah informasi dan literatur pengetahuan khususnya di bidang ilmu keperawatan, tentang teknik kompres dingin terhadap pengurangan tingkat nyeri pada pasien post operasi seksio sesarea. 2. Institusi Diharapkan bagi institusi hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan rujukan referensi untuk calon peneliti selanjutnya. 3. Masyarakat Diharapkan bagi masyarakat penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif lain untuk mengurangi nyeri selain obat-obat analgesik dan memberikan informasi kepada masyarakat tentang teknik kompres dingin terhadap pengurangan tingkat nyeri pada pasien post operasi seksio sesarea tanpa efek samping, murah dan mudah dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai