TERHADAP TINGKAT PEREKONOMIAN MASYARAKAT SEKITAR PANTAI DESA TAMBAKREJO KECAMATAN WONOTIRTO KABUPATEN BLITAR SKRIPSI Oleh Reni Fidiawati 06130071 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2010 2 DAMPAK PEMBANGUNAN PANGKALAN PENDARATAN IKAN TERHADAP TINGKAT PEREKONOMIAN MASYARAKAT SEKITAR PANTAI DESA TAMBAKREJO KECAMATAN WONOTIRTO KABUPATEN BLITAR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh Reni Fidiawati 06130071 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2010 3 DAMPAK PEMBANGUNAN PANGKALAN PENDARATAN IKAN TERHADAP TINGKAT PEREKONOMIAN MASYARAKAT SEKITAR PANTAI DESA TAMBAKREJO KECAMATAN WONOTIRTO KABUPATEN BLITAR SKRIPSI Oleh Reni Fidiawati 06130071 disetujui Oleh, Dosen Pembimbing Drs. Moh. Yunus, Msi. NIP. 19690324 199603 1 002 Disahkan Pada Tanggal, 22 April 2010 Mengetahui, Ketua Jurusan IPS Drs. Moh. Yunus, Msi. NIP. 19690324 199603 1 002 4 MOTTO Halaman Persembahan Teriring Doa dan rasa syukur teramat dalam kehadirat Allah SWT Kupersembahkan karya yang sederhana ini kepada orang yang paling kuhormati dan kusayangi Suamiku tercinta serta sebagai teladanku dan sumber motivasi dalam hidupku. Abah dan Umi tercinta yang dengan tulus ikhlas mendidik, membimbing, dan mengarahkan dalam meniti perjalanan ini Bapak dan Ibu mertuaku yang telah ikhlas membimbingku dan mengarahkan dalam perjalanan hidup ini keluarga besarku yang telah memberikan doa dan nuansa indah dalam hidupku, sahabat-sahabatku seperjuangan darimu aku banyak belajar arti kehidupan Keponakan-kepanakanku tersayang Teriring doa semoga segala kebaikan dibalas oleh Allah SWT. Amiin 5 Allah SWT Berfirman:
Artinya: Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang
menafkahkan hartanya di jalan Allah (pengertian menafkahkan harta di jalan Allah meliputi belanja untuk kepentingan jihad, pembangunan perguruan, rumah sakit, usaha penyelidikan ilmiah dan lain-lain) adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiaptiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki. dan Allah Maha luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (Q.S. Al- Baqarah 261) The secret of happiness is not in doing what one likes, but in liking what one does. ( Rahasia kesuksesan seseorang bukan terletak pada mengerjakan apa yang disenangi, tetapi menyenangi apa yang sedang dikerjakan ). James M Barrie MOTTO 6 Drs. Moh. Yunus, Msi. Dosen Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang NOTA DINAS PEMBIMBING Hal : Skripsi Reni Fidiawati Malang, 5 April 2010 Lamp : 4 (Empat) Eksemplar Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Maliki Malang di Malang Assalamualaikum Wr. Wb Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa maupun teknik penulisan, dan setelah membaca skripsi tersebut dibawah ini: Nama : Reni Fidiawati NIM : 06130071 Jurusan : Ilmu Pengetahuan Sosial Judul Skripsi : Dampak pembangunan pangkalan pendaratan ikan terhadap tingkat perekonomian masyarakat sekitar pantai Desa Tambakrejo Kecamatan Wonotirto Kabupaten Blitar. maka selaku pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak diajukan untuk diujikan. Demikian, mohon dimaklumi adanya. Wassalamualaikum Wr. Wb Pembimbing, Drs. Moh. Yunus, Msi. NIP.19690324 199603 1 002 7 BEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG FAKULTAS TARBIYAH Jl. Gajahyana 50 telp. (0341) 551354 Fax. (0341) 572533 Malang Nama : Reni Fidiawati NIM : 06130071 Fak / Jurusan : Tarbiyah / Ilmu Pengetahuan Sosial Pembimbing : Drs. Moh. Yunus, Msi. Judul Skripsi : Dampak pembangunan pangkalan pendaratan ikan terhadap tingkat perekonomian masyarakat sekitar pantai Desa Tambakrejo Kecamatan Wonotirto Kabupaten Blitar No Tanggal Hal yang di Konsultasikan Tanda Tangan 1 14 Desember 2009 Pengajuan proposal 2 28 Desember 2009 Revisi isi proposal 3 11 Januari 2010 Konsultasi Bab I 4 18 Januari 2010 Konsultasi Bab II 5 25 Januari 2010 Konsultasi Bab III 6 18 Februari 2010 Revisi Bab I, II, III 7 8 Maret 2010 Konsultasi Bab IV 8 29 Maret 2010 Konsultasi Bab V dan VI 9 5 April 2010 Revisi Bab IV, V, VI 10 8 April 2010 ACC semua isi skripsi 11 22 April 2010 ACC revisi setelah ujian skripsi Malang, 22 April 2010 Mengetahui, Dekan Fakultas Tarbiyah Dr. H. M. Zainuddin, MA 19620507 199503 1 001 8 SURAT PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Malang, 8 April 2010 Reni Fidiawati NIM: 06130071 9 DAMPAK PEMBANGUNAN PANGKALAN PENDARATAN IKAN TERHADAP TINGKAT PEREKONOMIAN MASYARAKAT SEKITAR PANTAI DESA TAMBAKREJO KECAMATAN WONOTIRTO KABUPATEN BLITAR SKRIPSI Dipersiapkan dan disusun oleh Reni Fidiawati ( 06130071 ) telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 17 April 2010 dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar strata satu Sarjana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial ( S. Pd ) pada tanggal 17 April 2010 Panitia Ujian Tanda Tangan Ketua Sidang, Drs. Muh. Yunus, Msi. NIP. 19690324 199603 1 002 : Sekretaris Sidang, Samsul Susilawati, M. Pd NIP. 19760619 200501 2 005 : Pembimbing, Drs. Muh. Yunus, Msi. NIP. 19690324 199603 1 002 : Penguji Utama Dr. Abdul Bashith, M. Si NIP. 19761002 200312 1 003 : Mengesahkan, Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Maliki Malang Dr. H. M. Zainuddin, MA NIP. 19620507 199503 1 001 10 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Sholawat serta salam semoga tetap terlimpah curahkan kepada nabi besar Muhammad SAW, yang telah berjuang merubah kegelapan zaman menuju cahaya kebenaran yang menjunjung nilai-nilai harkat dan martabat menuju insan berperadaban. Suatu kebahagiaan dan kebanggaan tersendiri bagi penulis melalui kisah perjalanan panjang, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Namun penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini tidak telepas dari bimbingan dan arahan serta kritik konstuktif dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya serta penghargaan setinggi-tinggginya kepada: 1. Suamiku (Prisdiana Dwi Yunianto) tercinta yang telah sabar menunggu sampai selesai kuliahku dan sumber motivasi serta teladan dalam pembelajaranku. 2. Abah (H. Ahmad Tekad Sholeh ) dan Umi (Hj. Mahmudah) tercinta, yang telah mengorbankan segalanya demi keberhasilanku selama ini. 3. Bapak (Rusmanto, Alm) dan Ibu (Musringah) tecinta, yang telah membimbingku dengan penuh keihklasan. 11 4. Bapak Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, selaku Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. 5. Bapak Dr. H. M. Zainuddin, MA, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. 6. Bapak Drs. Moh. Yunus, Msi, selaku Kajur IPS Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. 7. Bapak Moh. Yunus, M.Si selaku dosen pembimbing I dan Ibu Alfiana Yuli Efiyanti, MA, selaku dosen pembimbing II skripsi yang telah membimbing dan mengarahkan saya dalam menyelesaikan skripsi ini. 8. Bapak/Ibu Dosen dan segenap Staf Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. 9. Semua keluarga besarku terima kasih atas dukungan dan iringan doanya (Mak Win, Pak Puh Mingan, Mbak Ayu, Mas Anggi dan Mbak Nuroh serta semuanya). 10. Adik-adikku (Gatut dan Rokhim) yang memberiku kebahagiaan tersendiri, jangan nakal ya dan tetap semangat dalam belajar. 11. Mas Anjar dan Mbak Ira terima kasih atas dukungannya dan doanya serta Aji keponakanku jangan nakal ya. 12. Teman-teman kost Wisma Asri yang memberikan motivasi untuk selalu berusaha dan berjuang demi masa depan (Faridah, Mbak Muna dan Asmaul) tidak akan aku lupakan kalian semua. 12 13. Teman-teman kelas semua IPS angkatan 2006 (Emi, Marita, Wiwin, Puji, Lia, Yuni, Aulia, Fitroh dan semuanya aja dech ) tetap semangat juga ya. 14. Segenap pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini Hanya ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya yang penulis sampaikan, semoga bantuan dan doanya yang telah diberikan dapat menjadi catatan amal kebaikan dihadapan Allah SWT. Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Karena itu penulis sangat berharap saran dan kritik konstruktif dari para pembaca yang budiman untuk perbaikan dimasa mendatang. Akhirnya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi yang membacanya, dan kepada lembaga pendidikan guna untuk membentuk generasi masa depan yang handal. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah dan inayah-Nya kepada kita semua. Amin. Malang, 22 April 2010 Penulis 13 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGAJUAN HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSEMBAHAN HALAMAN MOTTO HALAMAN NOTA DINAS PEMMBIMBING HALAMAN BUKTI KONSULTASI HALAMAN SURAT PERNYATAAN HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR ............................................................................ i DAFTAR ISI ........................................................................................ iv DAFTAR GAMBAR .......................................................................... viii DAFTAR TABEL................................................................................ ix DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... x ABTRAK ............................................................................................... xi BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1 A. Latar Belakang ......................................................................... 1 B. Fokus Penelitian ...................................................................... 4 C. Tujuan Pembahasan ................................................................. 5 D. Manfaat Penelitian ................................................................... 6 E. Kehadiran peneliti .................................................................... 7 F. Kerangka Berfikir .................................................................... 7 G. Penelitian Terdahulu ................................................................ 9 H. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................... 10 I. Definisi Istilah ....................................................................... 10 J. Sistematika Pembahasan ........................................................ 15 BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................. 18 A. Konsep Ekonomi ............................................................................. 18 14 1. Pengertian Ekonomi ................................................................... 18 B. Konsep Pelabuhan Perikanan ......................................................... 20 1. Pengertian Pelabuhan Perikanan dan PPI ................................... 20 2. Manfaat Pelabuhan Perikanan .................................................... 24 3. Klasifikasi Pelabuhan Perikanan ............................................... 24 4. Pembangunan Wilayah Pesisir dan Laut .................................... 29 5. Beberapa Problem Pembanguan Kawasan Pantai ...................... 30 6. Ciri Morfologi Pantai dan Pesisir Lainnya ................................. 30 7. Memperdayakan Masyarakat Pesisir .......................................... 31 C. Teori Pembangunan Ekonomi ......................................................... 32 1. Pengertian Pembangunan Ekonomi ............................................ 33 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembagunan Ekonomi ....... 39 3. Faktor-faktor yang Menghambat Pembangunan Ekonomi ......... 40 4. Aspek-aspek yang Mempengaruhi Pembangunan Ekonomi ...... 41 5. Dampak Pembangunan Ekonomi ............................................... 44 D. Pembangunan Pariwisata ................................................................ 45 1. Pengaruh Pembangunan Pariwisata Terhadap Perekonomian .... 45 2. Dampak Paiwisata Terhadap Perekonomian Daerah .................. 47 3. Dampak Pariwisata Terhadap Perekonomian Rakyat ................ 49 E. Pembangunan Regional ................................................................... 51 1. Pembangun Ekonomi Regional ................................................. 52 2. Paradigma Baru Tentang Pembangunan Ekonomi Daerah ....... 53 3. Perencanaan Pembangunan Ekonomi Daerah ........................... 53 4. Implikasi Perencanaan Pembangunan Ekonomi Daerah........... 54 BAB III METODE PENELITIAN .................................................... 56 A. Pendekatan dan Jenis Penelitian............................................... 56 B. Lokasi Penelitian ...................................................................... 57 C. Data dan Sumber Data ............................................................. 58 D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 59 E. Teknik Analisis Data ................................................................ 62 15 F. Pengecekan keabsahan Data .................................................... 66 G. Tahap-Tahap Penelitian ........................................................... 67 BAB IV PAPARAN DATA ............................................................... 68 A. Deskripsi Objek Penelitian ....................................................... 68 1. Pemilihan Lokasi PPI di Kabupaten Blitar .......................... 68 2. Lokasi Pantai tambakrejo dan Sekilas Asal Usul Keberadaan Pangkalan Pendaratan Ikan .................................................. 71 3. Kondisi Geografis Daerah Pembangunan PPI ..................... 72 4. Kondisi Penduduk dan Pembangunan PPI .......................... 75 5. Kondisi Sarana dan Prasarana daerah Pembangunan Pangkalan Pendaratan Ikan ................................................................... 76 6. Faktor yang Mendukung Pembangunan PPI ...................... 78 7. Kondisi sosial, Ekonomi dan Budaya Daerah Pembangunan Pangkalan Pendaratan Ikan .................................................. 78 8. Usaha-Usaha Setelah di Bangunnya Pangkalan Pendaratan Ikan bagi Desa Tambakrejo ................................................. 78 B. Paparan Data ............................................................................ 80 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat perekonomian masyarakat sekitar pantai desa Tambakrejo sebelum adanya Pangkalan Pendaratan Ikan ..................................... 81 2. Tingkat Perekonomian masyarakat sekitar pantai desa tambakrejo sebelum dibagunnya Pangkalan Pendaratan Ikan .................................................................. 82 3. Dampak pembangunan Pangkalan Pendaratan Ikan terhadap tingkat perekonomian masyarakat sekitar pantai desa Tambakrejo .................................................................. 85 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat perekonomian setelah adanya pembangunan Pangkalan Pendaratan Ikan .............. 88 C. Temuan Penelitian .................................................................... 89 BAB V ANALISIS HASIL TEMUAN PENELITIAN dan PEMBAHASANNYA ......................................................................... 91 A. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat perekonomian masyarakat sekitar pantai desa Tambakrejo sebelum adanya Pangkalan Pendaratan Ikan ........................................... 91 B. Tingkat Perekonomian masyarakat sekitar pantai desa 16 tambakrejo sebelum dibagunnya Pangkalan Pendaratan Ikan . 92 C. Dampak pembangunan Pangkalan Pendaratan Ikan terhadap tingkat perekonomian masyarakat sekitar pantai desa Tambakrejo ....................................................................... 94 D. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat perekonomian Setelah adanya pembangunan Pangkalan Pendaratan Ikan ....... 99 BAB VI PENUTUP ........................................................................... 102 A. Kesimpulan............................................................................. 102 B. Saran ....................................................................................... 105 Daftar Pustaka Lampiran - Lampiran 17 DAFTAR GAMBAR Gambar : 1.1 Kerangka Berfikir konseptual penelitian .......................... 8 Gambar : 4.1 Mekanisme pemasaran produksi perikanan PPI Tambakrejo ..................................................................................... 81 18 DAFTAR TABEL Tabel : 2.1 Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Daerah .............. 53 Tabel : 4.1 Perbandingan Alternatif Pemilihan Lokasi PPI .................. 70 Tabel : 4.2 Luas Desa di kecamatan Wonotirto ................................... 73 Tabel : 4.3 Jumlah penduduk Desa Tambakrejo Berdasarkan Usia...... 75 Tabel : 4.4 Jumlah penduduk Desa Tambakrejo Berdasarkan Tingkat Pendidikan ............................................................................... 75 Tabel : 4.5 Jumlah penduduk Desa Tambakrejo Berdasarkan Mata Pencaharian .................................................................................. 76 Tabel : 4.6 Jumlah penduduk Desa Tambakrejo Berdasarkan Hitungan KK ......................................................................................... 76 19 DAFTAR LAMPIRAN 1. Surat Keterangan Melakukan PenelitianPKBPPM 2. Surat balasan penelitian dari dinas perikanan 3. Surat Balasan Penelitian Desa Tambakrejo 4. Surat penelitian Desa Tambakrejo 5. Hasil Dokumentasi Penelitian 6. Jumlah dan Persebaran Pelabuhan perikanan di Indonesia Menurut Hirarkinya 7. Klasifikasi Pelabuhan Perikanan Berdasarkan Kriteria Teknis 8. Monografi desa (sejarah desa, profil dll) 9. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomer : KEP.12/Men/2004 20 ABSTRAK Fidiawati, Reni. 06130071. Dampak pembangunan pangkalan pendaratan ikan terhadap tingkat perekonomian masyarakat sekitar pantai Desa Tambakrejo Kecamatan Wonotirto Kabupaten Blitar. Skripsi, Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Drs. Moh. Yunus M. Si. Kata Kunci : Dampak, pembangunan PPI, perekonomian masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari pembangunan pangkalan pendaratan ikan terhadap tingkat perekonomian masyarakat sekitar pantai Desa Tambakrejo Kecamatan Wonotirto Kabupaten Blitar. Adapun sasaran penelitian ini adalah diharapkan dapat menjadi kontribusi konstruktif terhadap lembaga pemerintahan dalam meningkatkan perekonomian melalui program pembangunan daerah, seperti yang ada pada Desa Tambakrejo tentang pembangunan pangkalan pendaratan ikan. Serta tujuan pembangunan suatu daerah pada dasarnya untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat melalui pembangunan yang serasi antar sektor. Kabupaten Blitar yang mempunyai aset sektor di pantai Tambakrejo atas pembangunan pangkalan pendaratan ikan, hal ini merupakan salah satu sektor unggulan untuk meningkatkan dan mengembangkan perekonomian daerahnya. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan melakukan pengumpulan data primer dan sekunder yang meliputi nelayan, pemilik usaha sekitar pantai Desa Tambakrejo, masyarakat di sekitar lokasi dan instansi pemerintah terkait, sedangkan metode analisa yang dipakai adalah analisis kualitatif. Kriteria dampak yang dikaji meliputi : (1) Kemampuan pembangunan pangkalan pendaratan ikan dalam menciptakan efek multiplier dan (2) Kemampuan jenis usaha pelayanan. Adapun faktor-faktor yang dikaji adalah : (1) Profil wisatawan dan tingkat pemenuhan kebutuhannya, (2) Kualitas dan sikap masyarakat lokal dan (3) Ketersediaan sarana prasarana pendukung. Hasil pengkajian terhadap dampak pembangunan pangkalan pendaratan ikan menunjukkan bahwa bahwa pembangunan pangkalan pendaratan ikan mempunyai dampakan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat lokal di Kabupaten Blitar kalau dari kepemilikan usaha pembangunan pangkalan pendaratan ikan dan penyerapan tenaga kerja. Namun secara keseluruhan dampak pembangunan pangkalan pendaratan ikan tersebut belum cukup berarti kalau dilihat dari besarya pasokan barang non lokal serta tingkat pendapatan pemilik usaha pelayanan yang relatif kecil. Faktor pengaruh yang dominan adalah segmen pasar wisatawan. Dalam upaya mengembangkan potensi wisata selayaknya juga memperhatikan keberadaan pelaku dan pemilik usaha pelayanan khususnya dari masyarakat lokal sehingga usahanya bisa lebih berkembang, selain itu juga tetap menjaga kelangsungan acara-acara budaya yang dapat dijadikan momen oleh masyarakat untuk menangkap peluang usaha. 21 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan prasarana pelabuhan sangat mutlak diperlukan dan menurut UU No. 9 Tahun 1985 dinyatakan bahwa pemerintah berkewajiban membangun prasarana perikanan (Sekretariat Kabinet RI, 1985 dalam Danial, 1998). Khususnya untuk perikanan tangkap, prasarana tersebut antara lain berbentuk pelabuhan perikanan yang berfungsi sebagai satu lingkungan kerja. Pelabuhan perikanan mempunyai peranan penting dalam mendukung peningkatan produksi perikanan, memperlancar arus lalu-lintas kapal perikanan, mendorong pertumbuhan perekonomian masyarakat perikanan, pelaksanaan dan pengendalian sumber daya ikan, dan mempercepat pelayanan terhadap seluruh kegiatan di bidang usaha perikanan. 1 Desa Tambakrejo merupakan salah satu wilayah dipesisir selatan Kabupaten Blitar yang terletak lebih dari 33 km kearah selatan dari pusat pemerintahan yang mengandalkan hasil laut sebagai mata pencaharian utama penduduknya. Dengan mayoritas penduduknya bermata pencaharian petani dan nelayan dan sebagian kecil pedagang dan pegawai. Desa Tambakrejo mempunnyai potensi kelautan yang sangat tinggi, mengingat sebagian besar wilayahnya dikelilingi oleh lautan. Pemanfaatan sumber daya alam (SDA) dibidang kelautan Desa Tambakrejo sendiri selama ini masih terbilang belum maksimal mengingat fasilitas penunjangnya masih dalam tahap pengembangan, diantaranya 1Permen Kelautan dan Perikanan,2006 22 adalah sedang dibangunnya pangkalan pendaratan ikan sebagai tempat bersandar perahu-perahu nelayan. Pangkalan pendaratan ikan yang sedang dalam tahap pembangunan ini diharapkan dapat memberi kemudahan para nelayan dalam menyandarkan perahu serta memberi kemudahan dalam proses pemindahan ikan hasil tangkapan nelayan dari perahu ke TPI ( tempat pelelangan ikan ) mengingat selama ini sebelum adanya pangkalan pendaratan ikan banyak sekali kesulitan yang dialami nelayan dalam menyandarkan perahu dan dalam pemindahan ikan dari perahu ke TPI. Nelayan harus menempatkan perahunya di lautan lepas yang rawan akan pencurian dengan ganasnya ombak serta untuk mengangkut ikan nelayan harus memindahkan dulu ke perahu yang lebih kecil agar bisa ke pinggir pantai, diharapkan dengan pembangunan pangkalan pendaratan ikan, perahu para nelayan bisa masuk ke sungai serta ikan hasil tangkapan bisa langsung ke daratan untuk dijual. Pembangunan pangkalan pendaratan ikan merupakan proyek jangka panjang pemerintah propinsi dan Kabupaten yang bersamaan dengan proyek pemerintahan lainnya yaitu jalur lintas selatan. Pembangunan pangkalan pendaratan ikan ini sudah mulai pada tahun 2005 dan diharapkan 2015 selesai. Pembangunan pangkalan pendaratan ikan ini juga mengalami pasang surut mengingat pada awal-awal pembangunan semua komposisi bangunan pernah hilang karena banjir sehingga harus dimulai lagi dari awal dengan desain tekstur bangunan yang lebih kuat, pada perkembangannya 23 saat ini pangkalan pendaratan ikan sudah bisa digunakan oleh para nelayan meskipun belum selesai pada tahap akhir pengerjaan. Untuk itu dalam kesempatan kali ini penulis ingin melakukan penelitian mengenai dampak pembangunan pangkalan pendaratan ikan terhadap tingkat perekonomian masyarakat sekitar pantai Desa Tambakrejo, sehingga pada akhirnya diharapkan dapat diambil sedikit gambaran mengenai manfaat pembangunan pangkalan pendaratan ikan di kawasan pantai Desa Tambakrejo. Untuk mendukung penelitian ini akan dijelaskan lebih lanjut tentang bagaimana tingkat perekonomian masarakat sekitar pantai Desa Tambakrejo sebelum dibangunnya Pangkalan pendaratan ikan, kemudian faktor-faktor apa yang mempengaruhi tingkat perekonomian masyarakat sekitar pantai Desa Tambakrejo sebelum adanya pangkalan pendaratan ikan dan faktorfaktor apa yang mempengaruhi tingkat perekonomian setelah adanya pembangunan pangkalan pendaratan ikan serta bagaimana dampak pembangunan pangkalan pendaratan ikan terhadap tingkat perekonomian masyarakat sekitar pantai Desa Tambakrejo, Kecamatan Wonotirto, Kabupaten Blitar. Berdasarkan beberapa uraian diatas penulis kemudian bermaksud untuk mengadakan penelitian dengan judul Dampak pembangunan pangkalan pendaratan ikan terhadap tingkat perekonomian masyarakat sekitar pantai Desa Tambakrejo Kecamatan Wonotirto Kabupaten Blitar . B. Fokus Penelitian 24 Secara umum rumusan masalah penelitian ini adalah Bagaimanakah dampak pembangunan pangkalan pendaratan ikan terhadap tingkat perekonomian masyarakat sekitar pantai Desa Tambakrejo Kecamatan Wonotirto Kabupaten Blitar? Secara khusus rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian dirumuskan sebagai berikut: 1. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi tingkat perekonomian masyarakat sekitar pantai Desa Tambakrejo Kecamatan Wonotirto Kabupaten Blitar sebelum adanya pangkalan pendaratan ikan? 2. Bagaimanakah tingkat perekonomian masyarakat sekitar pantai Desa Tambakrejo sebelum dibagunnya pangkalan pendaratan ikan? 3. Bagaimanakah dampak pembangunan pangkalan pendaratan ikan terhadap tingkat perekonomian masyarakat sekitar pantai Desa Tambakrejo, Kecamatan Wonotirto, Kabupaten Blitar? 4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat perekonomian setelah adanya pembangunan pangkalan pendaratan ikan? C. Tujuan Pembahasan 25 Berdasarkan pada fokus masalah diatas, peneliti mempunnyai tujuan secara umum yaitu mengetahui dampak pembangunan pangkalan pendaratan ikan terhadap tingkat perekonomian masyarakat sekitar pantai Desa Tambakrejo Kecamatan Wonotirto Kabupaten Blitar. Adapun tujuan penelitian secara khusus adalah: 1. Mendeskripsikan faktor-faktor apa yang meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar pantai Desa Tambakrejo, Kecamatan Wonotirto Kabupaten Blitar sebelum adanya pangkalan pendaratan ikan. 2. Mendeskripsikan tentang kondisi tingkat perekonomian masyarakat sekitar pantai Desa Tambakrejo sebelum dibangunnya pangkalan pendaratan ikan. 3. Mendeskripsikan dampak dari pembangunan pangkalan pendaratan ikan terhadap tingkat perekonomian masyarakat sekitar pantai Desa Tambakrejo Kecamatan WonotirtoKabupaten Blitar. 4. Mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat perekonomian setelah adanya pembangunan pangkalan pendaratan ikan. D. Manfaat Penelitian 26 Penelitian ini diharapkan dapat menjadi kontribusi konstruktif terhadap lembaga pemerintahan dalam meningkatkan perekonomian melalui program pembangunan daerah, seperti yang ada pada Desa Tambakrejo tentang pembangunan pangkalan pendaratan ikan. Adapun secara detail, kegunaan penelitian ini diantaranya: Secara Praktis 1. Sebagai masukan bagi masyarakat sekitar pantai Desa Tambakrejo, Kecamatan Wonotirto, Kabupaten Blitar dalam rangka meningkatkan kualitas dan dalam memecahkan masalah pemenuhan kebutuhan hidup. 2. Sebagai acuan dalam rencana pembangunan daerah kedepannya, supaya lebih tepat, cepat dan akuntabilitas dalam merencanakan proyek pembangunan daerah kedepannya. 3. Sebagai penambah wawasan dalam kedalaman ilmu ekonomi pembangunan dan menambah pengalaman dalam observasi. Secara Teori 1. Sebagai penambah wawasan dalam kedalaman ilmu ekonomi pembangunan. 2. Menambah pengalaman dalam observasi. 3. Serta mempermudah bagi peneliti berikutnya sebagai referensi. 27 E. Kehadiran Peneliti Dalam penelitian kualitatif, penelitian sendiri atau dengan bantuan yang lain merupakan pengumpul data utama. Dalam hal ini, sebagaimana dinyatakan didalam bukunya Lexy moleong bahwa kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rumit. Ia sekaligus merupakan perencana, pelaksana, pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitiannya. Pengertian instrumen atau alat penelitian disini tepat karena ia menjadi segalanya dari proses penelitian.2 Berdasarkan pada pandangan di atas, maka pada dasarnya kehadiran peneliti, disamping sebagai instrumen juga menjadi faktor penting dalam seluruh kegiatan penelitian ini. Karena kedalaman dan ketajaman dalam menganalisis data yang didapat tergantung pada peneliti. F. Kerangka Berfikir Penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana dampak dari pembangunan pangkalan pendaratan ikan terhadap perekonomian masyarakat sekitar pantai Desa Tambakrejo. Selain hal di atas peneliti juga ingin menspesifikasikan lagi yang dimaksud perekonomian disini adalah ditinjau dari tingkat pendapatan, tenaga kerja, dan kemampuan untuk berusaha. Dari uraian diatas dapat disusun berupa kerangka berfikir atau konseptual sebagai berikut: 2Lexy, op.cit., hlm.168 28 Gambar: 1.1 kerangka berfikir konseptual penelitian G. Penelitian Terdahulu Kondisi sebelum pembangunan pangkalan pendaratan ikan: - Mata pencaharian terbatas - Potensi wisata belum dikelola dengan baik - Kondisi ekonomi sedang kebawah - Kesulitan dalam menyandarkan perahu Pembangunan pangkalan pendaratan ikan: - Memudahkan perahu dalam berlabuh - Meningkatkan perekonomian - Meningkatkan kesejahteraan - Memudahkan nelayan dalam menurunkan ikan - Jalan penghubung - Sebagai tempat pariwisata Kondisi setelah pembangunan pangkalan pendaratan ikan: - Perekonomian meningkat - Mata pencaharian lebih bervariasi - Masyarakat lebih sejahtera - Potensi wisata lebih terkelola dengan baik - Daya tarik pendatang untuk bekerja dan bermukim 29 Penelitian tentang pembangunan secara nasional maupun regional sudah banyak yang dilakukan baik dalam skala penulisan skripsi maupun tesis, diantaranya adalah: No Identitas Judul Hasil penelitian 1 Ahmad Rifai (Tesis, 2007) Pengaruh Tingkat Kemajuan Daerah Terhadap Perkembangan Usaha Kecil di Lampung Selatan Hasil penelitian tersebut adalah berpengaruh positif dan signifikan antara kemajuan daerah dengan perkembangan usaha kecil.3 2 Penelitian Muhammad Nur Hudi (Skripsi, 2009). Dampak Pembangunan Wisata Bahari Lamongan (WBL) terhadap Ekonomi Masyarakat Desa Penanjan, Desa Paciran, Lamongan Hasil penelitian tersebut juga berpengaruh secara signifikan antara pembangunan WBL terhadap ekonomi masyarakat di Desa Paciran.4 3 Penelitian Chairina (Skripsi, 2003) Penataan Dan Pengembangan Kawasan Pangkalan pendaratan ikan (PPI) Jongor Tegalsari Tegal (Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Neo Vernakular). Hasil dari penelitian tesebut adalah Pelaksanaan pembangunan hingga hasilnya dapat dimanfaatkan untuk peningkatan. Pendapatan / taraf hidup penduduk dan pendapatan asli daerah itu sendiri. 5 H. Ruang Lingkup Penelitian 3Ahmad Rifai. 2007. Pengaruh Tingkat Kemajuan Daerah Terhadap Perkembangan Usaha Kecil di Lampung Selatan. Lampung Selatan: Skripsi Mahasiswa. 4Muhammad Nur Hudi. 2009. Dampak Pembangunan Wisata Bahari Lamongan (WBL) terhadap Ekonomi Masyarakat Desa Penanjan, Desa Paciran, Lamongan. Lamongan. Skripsi Mahasiswa UIN Malang. 5Chairina. 2003. Penataan Dan Pengembangan Kawasan Pangkalan pendaratan ikan (PPI) Jongor Tegalsari Tegal (Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Neo Vernakular).univ Diponegoro. 30 Luasnya cakupan scope penelitian mengenai pembangunan pangkalan pendaratan ikan dan tingkat perekonomian menjadi kendala bagi peneliti. Maka dari itu ruang lingkup penelitian ini fokus pada bagaimana tingkat perekonomian masyarakat sekitar pantai Desa Tambakrejo sebelum dibagunnya pangkalan pendaratan ikan, faktor-faktor apa yang mempengaruhi tingkat perekonomian masyarakat sekitar pantai Desa Tambakrejo Kecamatan Wonotirto Kabupaten Blitar sebelum adanya pangkalan pendaratan ikan, dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat perekonomian setelah adanya pembangunan pangkalan pendaratan ikan, serta bagaimana dampak pembangunan pangkalan pendaratan ikan terhadap tingkat perekonomian masyarakat sekitar pantai Desa Tambakrejo, Kecamatan Wonotirto Kabupaten Blitar. Sementara itu perencanaan pembangunan pangkalan pendaratan ikan ini berlangsung menjadi dua tahap yaitu tahap menengah dan besar. Untuk mempermudah peneliti dalam pengambilan data dalam pembangunan pangkalan pendaratan ikan, peneliti lebih fokus terhadap pembangunan pangkalan pendaratan ikan tahap menengah, karena sekarang pangkalan pendaratan ikan tersebut sudah dapat dimanfaatkan oleh para nelayan. I. Definisi Istilah Untuk menghindari terjadinya presepsi lain mengenai isitilah-istilah yang ada dalam skripsi ini, maka perlu adanya penjelasan mengenai definisi istilah dan batasan-batasannya. 31 Adapun definisi dan batasan istilah yang berkaitan dengan berkaitan dengan judul dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Ekonomi Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja. Ilmu yang mempelajari ekonomi disebut sebagai ilmu ekonomi. Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidak seimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Permasalahan itu kemudian menyebabkan timbulnya kelangkaan (Ingg: scarcity). 2. Pembangunan Sumitro Djojohadikusumo menjelaskan perbedaan definisi antara pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.6 Pertumbuhan ekonomi berpokok pada proses peningkatan produksi barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Paham pertumbuhan digunakan dalam teori dinamika sebagaimana hal itu dikembangkan oleh para pemikir Neo- Keynes dan Neo-Klasik. Teori pembangunan Karl Max berdasarkan adanya pertentangan kelas antara kapitalis(pemilik modal) dengan hisapan, sedangkan upah diperoleh secara subsistem ( sosialis). 6Sumitro Djojohadikusumo. 1991. Perkembangan Pemikiran Ekonom. Jakarta: Yayasan Obor. Hlm. 1 32 Teori pembangunan J.M Keynes bersifat campuran yang menggabungkan antara teori kapitalis dengan teori sosialis. Teori pembangunan ini menggabungkan antara teotinya Karl Max dengan teorinya Adam smith. 3. Pembangunan Ekonomi Pembangunan ekonomi merupakan pertumbuhan ekonomi yang diiringi oleh perubahan pada distribusi output dan struktur ekonomi, peningkatan kontribusi sektor industri dan jasa serta peningkatan pendidikan dan keterampilan angkatan kerja. Pertumbuhan ekonomi daerah dapat bersumber dari peningkatan modal melalui investasi dan tabungan masyarakat, peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kerja melalui pertumbuhan angkatan kerja dan peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta adanya penyempurnaan teknologi dalam proses produksi.7 Pembangunan ekonomi mengandung arti yang lebih luas dan mencakup perubahan pada tata susunan ekonomi masyarakat secara menyeluruh. Pembangunan merupakan proses transformasi yang dalam perjalanan waktu ditandai oleh perubahan struktural, yatiu prubahan pada landasan kegiatan ekonomi maupun pada kerangka susunan ekonomi masyarakat yang bersangkutan. 7Suryono,A.2004. Pengantar Teori Pembangunan. Malang : Kerjasama FIA Unibraw- Universitas Negeri Malang, UM Press. Hlm. 30 33 4. Dampak Pembangunan Ekonomi Dampak pembangunan ekonomi ada dau yaitu dampak positif dan dampak negatif sebagai berikut:8 Dampak positif pembangunan ekonomi 1) Peningkatan kegiatan ekonomi yang mendapatkan lapangan pekerjaan bagi masyarakat pembangunan ekonomi mengurangi pengangguran 2) Pembangunan ekonomi meningkatkan pendapatan masyarakat secara keseluruhan 3) Pembangunan ekonomi membawa perubahan pada struktur ekonomi dari agraris menuju industri 4) Pembangunan ekonomi menciptakan pemerataan pendapatan kesempatan kerja, yang mengurangi kesenjangan antara golongan masyarakat kaya dan miskin 5) Pembangunan ekonomi meningkatkan kesejahteraan masyarakat Dampak negatif pembangunan ekonomi Dampak negatif yang ditimbulkan oleh adanya pembangunan yaitu polusi dan kerusakan lingkungan. Contohnya sebagai berikut: 1) Adanya pabrik menimbulkan polusi suara, polusi udara, dan polusi limbah yang mengganggu bagi penduduk 2) Lingkungan industri dapat menimbulkan kerusakan lingkungan seperti kerusakan tanah, sumber air tercemar, dan tanah pertanian rusak. Kerusakan ini sangat merugikan penduduk. 8 Nurjaka,. 2003. Intisari ekonomi, Bandung : pustaka setia (336-337) 34 5. Pariwisata Di Indonesia istilah pariwisata dimulai pada awal tahun enam puluhan. Istilah ini semakin menjadi pembicaraan, terutama setelah Presiden Suharto menyampaikan kata sambutan dalam pertemuan ramah tamah dengan para peserta seminar dan rapat kerja kepariwisataan tanggal 27 Nopember 1982 di Istana Negara.9 Untuk menyamakan pemahaman mengenai istilah-istilah dan pengertian pariwisata, di Indonesia mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 tahun 1990 tentang Kepariwisataan, yang menyatakan bahwa Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut. Sedangkan wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata. 6. Pangkalan pendaratan ikan PPP/PPI pada hakekatnya merupakan prasarana ekonomi perikanan yang dibangun dengan maksud tercapainya tujuan pembangunan perikanan, karena pelabuhan perikanan berperan penting dan strategis dalam menunjang peningkatan produksi perikanan, memperlancar arus lalu lintas kapal perikanan, mendorong pertumbuhan perekonomian 9Putu Gelgel. 2006. Industri Pariwisata Indonesia Dalam Globalisasi Perdagangan Jasa (GATSWTO):Implikasi Dan Antisipasinya. Bandung: PT. Refika Aditama. Hlm 219 35 masyarakat perikanan, serta mempercepat pelayanan terhadap seluruh kegiatan yang bergerak dibidang usaha perikanan. J. Sistematika Pembahasan Untuk mempermudah pembahasan dalam skripsi ini, penulis memperinci dalam sistematika pembahasan sebagai berikut: BAB I Pendahuluan Dalam bab ini berisi tentang gambaran pokok pikiran untuk memberikan gambaran terhadap inti pembahasan, pokok pikiran tersebut masih bersifat global. Pada bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kehadiran penelitian, kerangka berfikir, penelitian terdahulu, ruang lingkup penelitian, definisi istilah dan sistematika pembahasan. BAB II Kajian Pustaka Pada bab ini dikaji beberapa teori yang berkaitan dengan penelitian antara lain tentang konsep ekonomi ( pengertian ekonomi ), konsep pelabuhan perikanan ( pengertian pelabuhan perikanan dan pangkalan pendaratan ikan, manfaat pelabuhan perikanan, klasifikasi pelabuhan perikanan, pembangunan wilayah pesisir dan laut, beberapa probem dan issue pembangunan kawasan pantai, ciri morfologi pantai dan pesisir lainnya, memberdayakan masyarakat pesisir ), teori pembangunan ekonomi ( pengertian pembangunan, pengertian pembangunan ekonomi, aspek- aspek, yang mempengaruhi pembagunan ekonomi, strategi pembangunan ekonomi, dampak pembangunan ekonomi ), pembangunan pariwisata ( pengaruh pembangunan pariwisata terhadap 36 perekonomian, dampak pariwisata terhadap perekonomian daerah, dampak pariwisata terhadap perekonomian rakyat ), pembangunan regional ( pembangunan ekonomi daerah, paradigm baru teori pembangunan ekonomi daerah, perencanaan pembangunan ekonomi daerah, implikasi pembangunan ekonomi daerah ). BAB III Metode Penelitian Bab ini menguraikan secara khusus mengenai metodelogi penelitian yang meliputi: pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, pengecekan keabsahan data dan tahap-tahap penelitian. BAB IV Paparan Data Bab ini membahas tentang deskripsi objek penelitian ( pemilihan lokasi PPI Kabupaten Blitar, lokasi pantai Desa Tambakrejo dan sekilas asal usul keberadaan PPI, kondisi geografis daerah pembangunan pangkalan pendaratan ikan, kondisi penduduk daerah pembangunan PPI, kondisi saran dan psarana daerah pembangunan PPI, kondisi sosial, ekonomi dan budaya daerah pembangunan PPI, faktor-faktor yang mendukung pembangunan pangkalan pendaratan ikan dan usaha-usaha setelah dibangunnya pangkalan pendaratan ikan bagi masyarakat pantai sekitar Desa Tambakrejo ), paparan data yang terdiri dari (faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat perekonomian masyarakat sekitar pantai Desa Tambakrejo sebelum adanya PPI, tingkat perekonomian masyarakat sekitar pantai Desa Tambakrejo sebelum dibangunnya PPI, dampak pembangunan PPI terhadap tingkat 37 perkonomian masyarakat sekitar pandai Desa Tambkarejo Kecamatan Wonotirto Kabupaten Blitar dan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat perekonomian setelah dibangunnya PPI) dan temuan penelitian. BAB V Analisis hasil temuan penelitian dan pembahasannya Bab ini membahas tentang inti data yang diteliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat perekonomian masyarakat sekitar pantai Desa Tambakrejo Kecamatan Wonotirto Kabupaten Blitar sebelum adanya pangkalan pendaratan ikan, tingkat perekonomian masyarakat sekitar pantai Desa Tambakrejo sebelum dibagunnya pangkalan pendaratan ikan, dampak pembangunan pangkalan pendaratan ikan terhadap tingkat perekonomian masyarakat sekitar pantai Desa Tambakrejo Kecamatan Wonotirto Kabupaten Blitar dan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat perekonomian setelah adanya pembangunan pangkalan pendaratan ikan. BAB VI Penutup Bab ini menguraiakan tentang kesimpulan dari pembahasan pertama sampai terakhir dan saran untuk penduduk sekitar 38 BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Ekonomi 1. Pengertian Ekonomi Ekonomi adalah sistem aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa. Kata "ekonomi" sendiri berasal dari kata Yunani oikoc (oikos) yang berarti "keluarga, rumah tangga" dan (nomos), atau " peraturan, aturan, hukum" dan secara garis besar diartikan sebagai " aturan rumah tangga " atau "manajemen rumah tangga". Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja. Ilmu yang mempelajari ekonomi disebut sebagai ilmu ekonomi. Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidak seimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Permasalahan itu kemudian menyebabkan timbulnya kelangkaan (Ingg: scarcity). Berdasarkan pemikiran para pakar ekonomi islam Menurut Akram Khan, Ilmu ekonomi Islam bertujuan untuk melakukan studi terhadap kesejahteraan (falah) manusia yang dicapai dengan mengorganisasikan sumber-sumber daya di bumi berdasarkan kerjasama dan partisipasi. 39 Menurut Umar Chapra Ekonomi Islam sebagai suatu cabang pengetahuan yang membantu merealisasikan kesejahteraan manusia melalui suatu alokasi dan distribusi sumber-sumber daya langka yang seirama dengan maqashid (tujuan-tujuan syariah), tanpa mengekang kebebasan individu, menciptakan ketidak seimbangan makro ekonomi dan ekologi yang berkepanjangan, atau melemahkan solidaritas keluarga dan sosial serta jaringan moral masyarakat. Dawam Rahardjo berkesimpulan bahwa ilmu ekonomi Islam sebenarnya sama saja dengan ilmu ekonomi umumnya, yaitu menyelidiki perilaku manusia dalam kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi yang menyangkut pilihan terhadap sumber daya yang sifatnya langka dan alokasi sumberdaya tersebut guna memenuhi kebutuhan manusia. Dalam Islam, tujuan kegiatan ekonomi hanyalah merupakan target untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi, yaitu kebahagian hidup di dunia maupun di akhirat, dengan melakukan ibadah kepada Allah. Ilmu ekonomi Islam memperhatikan dan menerapkan syariah dalam perilaku ekonomi dan dalam pembentukan sistem ekonomi. Penafsiran kedua, ekonomi Islam itu dalam artian "sistem ekonomi" (Islam). Sistem menyangkut pengaturan, yaitu pengaturan kegiatan ekonomi dalam suatu masyarakat atau negara berdasarkan suatu cara metode tertentu. Misalnya, bank Islam dapat disebut sebagai unit (terbatas) dari beroperasinya suatu sistem ekonomi Islam, bisa dalam ruang lingkup makro atau mikro. 40 Bank Islam disebut unit sistem ekonomi Islam, khususnya doktrin larangan riba. Penafsiran yang ke ketiga, ekonomi Islam itu berarti perekonomian umat Islam atau perekonomian di dunia Islam, maka kita akan mendapat sedikit penjelasan dan gambaran dalam sejarah umat umat Islam baik pada masa Nabi sampai sekarang. Hal ini bisa kita temukan, misalnya, bagaimana keadaan perekonomian umat Islam di Arab Saudi, Mesir, Irak, Iran, Indonesia, dan sebagainya, atau juga perekonomian umat islam di negara non-islam seperti Amerika, Cina, Perancis, dan sebagainya.10 B. Konsep Pelabuhan Perikanan 1. Pengertian Pelabuhan Perikanan dan PPI Pelabuhan perikanan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan sistem bisnis perikanan yang dipergunakan sebagai tempat kapal perikanan bersandar, berlabuh atau bongkar muat yang dilengkapi dengan fasilitas dasar, fungsional dan penunjang. Sedangkan menurut Direktorat Jenderal Perikanan Departemen Pertanian (1981), pelabuhan perikanan adalah pelabuhan yang Secara khusus menampung kegiatan masyarakat perikanan baik dilihat dari aspek produksi, pengolahan maupun aspek pemasaranya. Menurut Departemen Pertanian dan Departemen Perhubungan (1996), pelabuhan perikanan sebagai tempat pelayanan umum bagi 10Tentang tiga pengertian ekonomi Islam tersebut: ilmu ekonomi, sistem ekonomi, dan perekonomian umat Islam, dapat dilihat pada M.Dawam Rahardjo, "Islam dan Transformasi Sosial-Ekonomi", (Jakarta : LSAF, 1999), h. 3-4. 41 masyarakat nelayan dan usaha perikanan, sebagai pusat pembinaan dan peningkatan kegiatan ekonomi perikanan yang dilengkapi dengan fasilitas di darat dan di perairan sekitarnya untuk digunakan sebagai pangkalan operasional tempat berlabuh, bertambat, mendaratkan hasil, penanganan, pengolahan, distribusi dan pemasaran hasil perikanan.11 PPP / PPI pada hakekatnya merupakan prasarana ekonomi perikanan yang dibangun dengan maksud tercapainya tujuan pembangunan perikanan, karena pelabuhan perikanan berperan penting dan strategis dalam menunjang peningkatan produksi perikanan, memperlancar arus lalu lintas kapal perikanan, mendorong pertumbuhan perekonomian masyarakat perikanan, serta mempercepat pelayanan terhadap seluruh kegiatan yang bergerak dibidang usaha perikanan. Salah satu masalah pokok yang penting diperhatikan sesudah pelabuhan perikanan / pangkalan pendaratan ikan selesai dibangun adalah pengelolaannya. Pengelolaan pelabuhan perikanan / pangkalan pendaratan ikan adalah kegiatan pengoperasian, pemeliharaan, rehabilitasi dan pelayanan dalam rangka pemanfaatan sarana dan prasarana pelabuhan perikanan / pangkalan pendaratan ikan. Jika pengelolaannya tidak terlaksana dengan baik, maka hal ini dapat dalam perwujudan fungsi dan peranannya dalam mendukung atau menunjang pembangunan perikanan yang berkelanjutan tidak akan terlaksana dengan baik. Pelabuhan perikanan berperan penting dalam rangka pelaksanaan pengawasan 11Danial, 2003. Optimalisasi Pembangunan Pelabuhan Perikanan di Kawasan Timur Indonesia. Jurnal Ilmiah Prospek. Kopertis Wilayah IX Sulawesi. 147-151 Hal 42 penangkapan dan pengendalian sumber daya ikan serta pengawasan mutu hasil perikanan khususnya perikanan tangkap. TPI / PPI dan pelabuhan perikanan merupakan salah satu pusat kegiatan ekonomi perikanan, karena di tempat itulah terjadi transaksi dari berbagai produk yang berkaitan dengan kegiatan perikanan. Produkproduk tersebut di antaranya adalah barang-barang yang digunakan untuk pembuatan / perbaikan kapal; pembuatan/perbaikan alat tangkap; perbaikan mesin; perbekalan ke laut seperti solar, oli, garam, es, bahan makan; dan berbagai kebutuhan masyarakat nelayan seperti pakaian, rokok, makanan/minuman dan lain sebagainya. Dengan demikian TPI / PPI dan pelabuhan perikanan memiliki peranan sebagai pusat-pusat pertumbuhan ekonomi (growth pole) di daerah-daerah pantai dan diharapkan akan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah sekitarnya (spread effect). TPI / PPI dan pelabuhan perikanan memiliki peranan yang sangat penting dipandang dari sudut ekonomi secara makro, karena tidak hanya berfungsi sebagai sumber pendapatan asli daerah (PAD) bagi pemerintah Kabupaten / Kota dan pemerintah Propinsi akan tetapi kegiatan perikanan di TPI / PPI dan pelabuhan perikanan juga dapat berfungsi sebagai penggerak utama (prime mover) dalam kegiatan ekonomi. Hal ini dikarenakan kegiatan perikanan laut memiliki keterkaitan ke belakang (backward linkage) dan keterkaitan ke depan (forward linkage) yang cukup panjang. Dengan demikian kegiatan perikanan laut yang berpusat 43 di TPI / PPI dan pelabuhan perikanan dapat memberikan dorongan perkembangan ekonomi di wilayah yang bersangkutan dan sekitarnya. Keterkaitan kebelakang (backward linkage) kegiatan perikanan laut diantaranya adalah kebutuhan kebutuhan perbekalan (es, garam, ransum, solar, oli dan lain-lain), sedangkan keterkaitan kedepan (forward linkage) meliputi kegiatan pengolahan ikan seperti pemindangan, penggerehan, pembuatan kerupuk, pembuatan terasi dan produk-produk perikanan lainnya. Disamping itu keterkaitan kedepan yang dapat menghasilkan devisa adalah produk-produk perikanan yang memiliki nilai ekonomis tinggi merupakan komoditas ekspor. Keterkaitan kegiatan perikanan laut baik ke belakang maupun ke depan ini juga berdampak positif dalam menciptakan peluang usaha dan kesempatan kerja serta menyerap produkproduk lain. Dengan semakin berkembangnya kegiatan perikanan laut di suatu tempat, maka kegiatan perekonomian di daerah tersebut tentunya juga akan berkembang. Perkembangan ekonomi ini akan menciptakan peluang usaha dan kesempatan kerja bagi masyarakat. Lebih lanjut pemanfaatan peluang usaha dan kesempatan kerja akan meningkatkan pendapatan yang akan digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan memanfaatkan produk-produk dan jasa yang disediakan oleh masyarakat itu sendiri.12 12Dinas perikanan dan kelautan jawa tengah dalam ewb site resminya http://diskanlutjateng. go.id/index.php/read/perikanan_tangkap/upt tanggal akses 3 maret 2010 44 2. Manfaat Pelabuhan Perikanan Pangkalan pendaratan ikan beserta dengan prasarananya pada hakekatnya dibangun sebagai prasarana ekonomi dengan tugas pokok adalah memberikan pelayanan dan kemudahan kepada para pemakai khususnya nelayan. Sesuai dengan fungsi dan peranan PPI maka pihak pengelola PPI dituntut selain mampu mengoptimalkan pengelolaan terhadap fasilitas yang tersedia untuk kepentingan kelangsungan kegiatan perikanan juga harus mampu menyesuaikan kapasitas fasilitas yang ada dengan perkembangan produksi perikanan, dengan jasa dan pelayanan yang diberikan PPI diharapkan terjadi peningkatan berbagai segi usaha kegiatan perikanan, baik yang dilakukan oleh para nelayan maupun pengelolaan ikan.13 3. Klasifikasi Pelabuhan perikanan Pelabuhan perikanan selanjutnya dapat dibedakan lagi menurut kelas yaitu 14: 1. Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) adalah pelabuhan perikanan kelas A, yang skala layanannya sekurang-kurangnya mencakup kegiatan usaha perikanan di wilayah laut territorial, zona ekonomi eksklusif Indonesia dan wilayah perairan Internasional. Ciri-ciri pelabuhan perikanan tipe A (Samudera) : 13Danial, 2003. Optimalisasi Pembangunan Pelabuhan Perikanan di Kawasan Timur Indonesia. Jurnal Ilmiah Prospek. Kopertis Wilayah IX Sulawesi. 147-151 Hal 14Dinas perikanan dan kelautan jawa tengah dalam ewb site serminya http://diskanlutjateng. go.id/index.php/read/perikanan_tangkap/upt tanggal akses 3 maret 2010 45 1) Melayani kegiatan usaha perikanan di wilayah laut territorial, zona ekonomi eksklusif Indonesia dan wilayah perairan Internasional. 2) Memiliki fasilitas berlabuh untuk kapal bermesin minimum 60 GT. 3) Memiliki minimum panjang dermaga 300 m dan minimum kedalaman kolam 3 m. 4) Memiliki kapasitas muat untuk 100 kapal atau dengan total 6000 GT. 5) Memproduksi ikan berkomoditas eksport. 6) Mempunyai sekurang-kurangnya 1 industri perikanan. 2. Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) adalah pelabuhan perikanan kelas B, yang skala layanannya sekurang-kurangnya mencakup kegiatan usaha perikanan di wilayah laut teritorial dan wilayah zona ekonomi eksklusif Indonesia. Ciri-ciri pelabuhan perikanan tipe B (Nusantara) : 1) Melayani kegiatan usaha perikanan di wilayah laut teritorial dan wilayah zona ekonomi eksklusif Indonesia. 2) Memiliki fasilitas berlabuh untuk kapal bermesin minimum 30 GT. 3) Memiliki minimum panjang dermaga 150 m dan minimum kedalaman kolam 3 m. 4) Memiliki kapasitas muat untuk 100 kapal atau dengan total 6000 GT. 5) Memproduksi ikan berkomoditas eksport. 6) Mempunyai sekurang-kurangnya 1 industri perikanan. 46 3. Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) adalah pelabuhan perikanan kelas C yang skala layanannya sekurang-kurangnya mencakup kegiatan usaha perikanan di wilayah perairan pedalaman, perairan kepulauan, laut teritorial dan zona ekonomi eksklusif Indonesia Ciri-ciri pelabuhan perikanan tipe C (Pantai) : 1) Melayani kegiatan usaha perikanan di wilayah perairan pedalaman, perairan kepulauan, laut teritorial dan zona ekonomi eksklusif Indonesia 2) Memiliki fasilitas berlabuh untuk kapal bermesin < 30 GT. 3) Memiliki minimum panjang dermaga 150 m dan minimum kedalaman kolam 3 m. 4. Pangkalan pendaratan ikan (PPI) adalah pelabuhan perikanan kelas D yang skala layanannya sekurang-kurangnya mencakup kegiatan usaha perikanan di wilayah perairan pedalaman dan perairan kepulauan. Ciri-ciri Pelabuhan perikanan tipe D (PPI) : 1) Melayani kegiatan usaha perikanan di wilayah perairan pedalaman dan perairan kepulauan. 2) Memiliki fasilitas berlabuh untuk kapal bermesin < 30 GT. 3) Memiliki minimum panjang dermaga 150 m dan minimum kedalaman kolam 3 m. 4) Memiliki kapasitas muat untuk 100 kapal atau dengan total 6000 GT. 47 Pendapat lain tentang pelabuhan perikanan berdasarkan klasifikasi skala usaha :15 a. Pelabuhan Perikanan Samudera (Tipe A) b. Pelabuhan Perikanan Nusantara (Tipe B) c. Pelabuhan Perikanan Pantai ( Tipe C) d. Pangkalan pendaratan ikan (PPI) a. Pelabuhan Perikanan Samudra (A) Pelabuhan perikanan yang diperuntukkan terutama bagi kapal- kapal perikanan yang beroperasi di perairan samudera yang lazim digolongkan ke dalam armada perikanan jarak jauh sampai ke perairan ZEEI (Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia) dan perairan Internasional, mempunyai perlengkapan untuk menangani (handling) dan mengolah sumberdaya ikan sesuai kapasitasnya yaitu jumlah hasil ikan yang didaratkan. Ciri cirinya : a) Jumlah ikan yang didaratkan minimum sebanyak 200 ton / hari untuk pemasaran DN maupun LN (Eksport) b) Bisa menampung kapal berukuran lebih dari 60 GT sebanyak 100 unit kapal sekaligus c) Mempunyai cadangan lahan untuk pengembangan Contoh : PPS Jakarta b. Pelabuhan Perikanan Nusantara (B) 15 http://npl-vedca.blogspot.com/2009/07/klasifikasi-pelabuhan-perikanan.html tanggal akses 3 maret 2010 48 Pelabuhan perikanan yang diperuntukkan terutama bagi kapalkapal perikanan yang beroperasi di perairan Nusantara yang lazim digolongkan ke dalam armada perikanan jarak sedang sampai ke perairan ZEEI, serta mempunyai perlengkapan untuk menangani dan atau mengolah ikan sesuai dengan kapasitasnya yaitu jumlah ikan yang didaratkan. Ciri cirinya : a) Jumlah ikan yang didaratkan minimum 50 ton / hari atau untuk pemasaran dalam negeri. b) Bisa menampung kapal berukuran sampai dengan 60 GT sebanyak 50 unit kapal sekaligus c) Mempunyai cadangan lahan darat untuk pengembangan seluas 5 Ha c. Pelabuhan Perikanan Pantai (C) Pelabuhan perikanan yang diperuntukkan terutama bagi kapalkapal perikanan yang beroperasi di perairan pantai serta mempunyai perlengkapan untuk menangani dan atau mengolah ikan sesuai dengan kapasitasnya. Ciri cirinya: a) Jumlah ikan yang didaratkan minimum sebanyak 20 ton /hari untuk pemasaran daerah sekitar atau untuk dikumpulkan dan dikirimkan ke pelabuhan perikanan yang lebih besar 49 b) Bisa menampung kapal berukuran sampai dengan 15 GT sebanyak 25 unit kapal sekaligus c) Mempunyai cadangan lahan darat untuk pengembangan seluas 5 Ha d. Pangkalan pendaratan ikan (D) Pangkalan untuk pendaratan ikan hasil tangkapan yang berskala lebih kecil dari pelabuhan perikanan pantai ditinjau dari segi kapasitas penanganan jumlah produksi ikan, maupun fasilitas dasar dan perlengkapanya. Ciri ciri : a) Jumlah Ikan yang didaratkan minimum sampai dengan 5 ton/hari b) Dapat menampung kapal sampai dengan ukuran 5 GT sejumlah 15 unit sekaligus 4. Pembangunan Wilayah Pesisir Dan Laut Pembangunan wilayah pesisir selama ini masih dilihat seperti pembangunan wilayah terestrial lainnya dengan kondisi yang analogi dengan wilayah Perdesaan. Hal ini tidak sepenuhnya benar, karena wilayah pesisir menurut RUU Pesisir memiliki beberapa karakteristik yang khas, yaitu: a. Wilayah pertemuan antara berbagai aspek kehidupan yang ada di darat, laut dan udara, sehingga bentuk wilayah pesisir merupakan hasil keseimbangan dinamis dari proses pelapukan (weathering) dan pembangunan ketiga aspek di atas; 50 b. Berfungsi sebagai habitat dari berbagai jenis ikan, mamalia laut, dan unggas untuk tempat pembesaran, pemijahan, dan mencari makan; c. Wilayahnya sempit, tetapi memiliki tingkat kesuburan yang tinggi dan sumber zat organik penting dalam rantai makanan dan kehidupan darat dan laut; d. Memiliki gradian perubahan sifat ekologi yang tajam dan pada kawasan yang sempit akan dijumpai kondisi ekologi yang berlainan; e. Tempat bertemunya berbagai kepentingan pembangunan baik pembangunan sektoral maupun regional serta mempunyai dimensi internasional. 5. Beberapa problem dan issue pembangunan kawasan pantai Problem utama dalam pembangunan wilayah pantai adalah kerusakan sumberdaya pantai oleh destruksi, over-eksploitasi, dan penggunaan yang tidak ekonomis; serta problematik yang berhubungan dengan aktivitas pembangunan di sepanjang kawasan pantai yang mengakibatkan berbagai dampak buruk terhadap sumberdaya pantai. Sumberdaya pantai, seperti hutan mangrove, pesisir, terumbu karang, dan perairan pantai, mengalami kemerosotan kualitas atau degradasi dan memerlukan penanganan yang serius. 6. Ciri morfologi pantai dan pesisir lainnya adalah: a. Tebing curam perbukitan pantai b. Erosi dan abrasi kuat pada tebing curam 51 c. Pantai datar berpasir relatif lurus dengan asupan sedimen dari sungai kadang membentuk bukit pasir (sand dune) dengan selingan rawa d. Pola aliran sungai hampir tegak lurus pantai dengan gradient tebing curam lambah sungai e. Kegempaan kuat dan sering kejadiannya, adakalanya diikuti tsunami f. Penenggelaman bergantian dengan pengangkatan pantai atau terumbu karang mengiringi proses penunjaman 7. Memberdayakan masyarakat pesisir Memberdayakan masyarakat pesisir berarti menciptakan peluang bagi masyarakat pesisir untuk menentukan kebutuhannya, merencanakan dan melaksanakan kegiatannya, yang akhirnya menciptakan kemandirian permanen dalam kehidupan masyarakat itu sendiri. Memberdayakan masyarakat pesisir tidaklah seperti memberdayakan kelompok-kelompok masyarakat lainnya, karena didalam habitat pesisir terdapat banyak kelompok kehidupan masayarakat diantaranya: a. Masyarakat nelayan tangkap, adalah kelompok masyarakat pesisir yang mata pencaharian utamanya adalah menangkap ikan dilaut. Kelompok ini dibagi lagi dalam dua kelompok besar, yaitu nelayan tangkap modern dan nelayan tangkap tradisional. Keduanya kelompok ini dapat dibedakan dari jenis kapal/peralatan yang digunakan dan jangkauan wilayah tangkapannya. b. Masyarakat nelayan pengumpul/bakul, adalah kelompok masyarakt pesisir yang bekerja disekitar tempat pendaratan dan pelelangan ikan. 52 Mereka akan mengumpulkan ikan-ikan hasil tangkapan baik melalui pelelangan maupun dari sisa ikan yang tidak terlelang yang selanjutnya dijual ke masyarakat sekitarnya atau dibawah ke pasar-pasar lokal. Umumnya yang menjadi pengumpul ini adalah kelompok masyarakat pesisir perempuan. c. Masayarakat nelayan buruh, adalah kelompok masyarakat nelayan yang paling banyak dijumpai dalam kehidupan masyarakat pesisir. Ciri dari mereka dapat terlihat dari kemiskinan yang selalu membelenggu kehidupan mereka, mereka tidak memiliki modal atau peralatan yang memadai untuk usaha produktif. Umumnya mereka bekerja sebagai buruh/anak buah kapal (ABK) pada kapal-kapal juragan dengan penghasilan yang minim. d. Masyarakat nelayan tambak, masyarakat nelayan pengolah, dan kelompok masyarakat nelayan buruh.16 C. Teori Pembangunan Ekonomi Sumitro Djojohadikusumo menjelaskan perbedaan definisi antara pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.17 Pertumbuhan ekonomi berpokok pada proses peningkatan produksi barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Paham pertumbuhan digunakan dalam teori dinamika sebagaimana hal itu dikembangkan oleh para pemikir Neo-Keynes dan Neo- Klasik. 16 Budi cahyono, 2001. Gado-gado majalah.edisi 25 17Sumitro Djojohadikusumo. 1991. Perkembangan Pemikiran Ekonom. Jakarta: Yayasan Obor. Hlm. 1 53 Pembangunan ekonomi mengandung arti yang lebih luas dan mencakup perubahan pada tata susunan ekonomi masyarakat secara menyeluruh. Pembangunan merupakan proses transformasi yang dalam perjalanan waktu ditandai oleh perubahan struktural, yaitu perubahan pada landasan kegiatan ekonomi maupun pada kerangka susunan ekonomi masyarakat yang bersangkutan. 1. Pengertian Pembangunan Ekonomi Beberapa teori pembangunan ekonomi berdasarkan pemikiran Adam Smith dalam teori pembangunan ekonomi membagi masa atau tahapan dalam lima tahap yaitu: 1. Tahap berburu 2. Tahap beternak 3. Tahap bercocok tanam 4. Tahap berdagang 5. Tahap industrialisasi Tahap pembangunan Adam Smith lebih menekankan faktor produksi modal dan pemilik modal (kapitalis), karena pemilik modal mampu mengakumulasi modal yang diperoleh dari laba usaha yang kemudian ditanamkan kembali sebagai perluasan atau tambahan produksi dan kapasitas produksi perusahaan.18 Teori pembangunan Karl Max berdasarkan adanya pertentangan kelas antara kapitalis (pemilik modal) dengan hisapan, sedangkan upah 18Ahmad Wahyudi.2004. hlm 110 54 diperoleh secara subsistem ( sosialis). Teori pembangunan J.M Keynes bersifat campuran yang menggabungkan antara teori kapitalis dengan teori sosialis. Teori pembangunan ini menggabungkan antara teorinya Karl Max dengan teorinya Adam smith. Teori pembangunan Arthur Lewis membagi perekonomian menjadi dua macam yaitu perekonomian tradisional (terjadi kelebihan tenaga kerja, jadi gaji sedikit, hal inilah yang menyebabkan hasil produksi tebatas karena minimnya modal usaha) dan perekonomian industri (terjadi kekurangan tenaga kerja, jadi gaji tinggi, hal ini dikarenakan adanya tambahan modal), 19Sedangkan menurut saya pembangunan adalah perubahan dari tidak ada menjadi ada. Sesuai dengan teori pembangunan diatas, orientasi pembangunan pada pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan membawa pada peningkatan ketimpangan pendapatan. Industrialisasi dan liberalisasi yang terlalu cepat memang akan meningkatkan efisiensi dan produktivitas, tetapi sekaligus juga meningkatkan jumlah pengangguran dan setengah menganggur, sebagaimana yang terlihat selama ini di Indonesia. Demikian pula, dalam pertumbuhan ada yang dinamakan dengan limit to growth. Konsep ini mengacu pada kenyataan bahwa suatu pertumbuhan ada batasnya. Sedangkan pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan 19Ahmad Wahyudi.2004. hlm 112 55 ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil di negara tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi. Perbedaan antara keduanya adalah pertumbuhan ekonomi keberhasilannya lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan tingkat output produksi yang dihasilkan, sedangkan pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi, tetapi juga terdapat perubahan-perubahan dalam struktur produksi dan alokasi input pada berbagai sektor perekonomian seperti dalam lembaga, pengetahuan, dan teknik. Begitu pula pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara. Allah SWT telah menjelaskan tentang pembangunan didalam Al- Quran surat Al-Baqarah Ayat 261 yang berbunyi :
Artinya: Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah (pengertian menafkahkan harta di jalan Allah meliputi belanja untuk kepentingan jihad, pembangunan perguruan, rumah sakit, usaha penyelidikan ilmiah dan lain-lain) adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiaptiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki. dan Allah Maha luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.20 20Al-quran surat Al-baqarah Ayat 261 56 Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth); pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi. Yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Pertumbuhan ekonomi keberhasilannya lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan tingkat output produksi yang dihasilkan, sedangkan pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi, tetapi juga terdapat perubahan-perubahan dalam struktur produksi dan alokasi input pada berbagai sektor perekonomian seperti dalam lembaga, pengetahuan, dan teknik. Setiap daerah mempunyai corak pertumbuhan ekonomi yang berbeda dengan daerah lain. Oleh sebab itu perencanaan pembangunan ekonomi suatu daerah pertama - tama perlu mengenali karakter ekonomi, sosial dan fisik daerah itu sendiri, termasuk interaksinya dengan daerah lain. Dengan demikian tidak ada strategi pembangunan ekonomi daerah yang dapat berlaku untuk semua daerah. Namun di pihak lain, dalam menyusun strategi pembangunan ekonomi daerah, baik jangka pendek maupun jangka panjang, pemahaman mengenai teori pertumbuhan ekonomi wilayah, yang dirangkum dari kajian terhadap pola-pola pertumbuhan 57 ekonomi dari berbagai wilayah, merupakan satu faktor yang cukup menentukan kualitas rencana pembangunan ekonomi daerah. Pembangunan ekonomi merupakan pertumbuhan ekonomi yang diiringi oleh perubahan pada distribusi output dan struktur ekonomi, peningkatan kontribusi sektor industri dan jasa serta peningkatan pendidikan dan keterampilan angkatan kerja. Pertumbuhan ekonomi daerah dapat bersumber dari peningkatan modal melalui investasi dan tabungan masyarakat, peningkatan kuallitas dan kuantitas tenaga kerja melalui pertumbuhan angkatan kerja dan peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta adanya penyempurnaan teknologi dalam proses produksi.21 Peningkatan dari sisi permintaan atas produksi barang dan jasa akan mendorong peningkatan penggunaan input faktor produksi. Salah satu input faktor produksi yang penting adalah tenaga kerja, dengan peningkatan kapasitas produksi dapat mendorong terciptanya kesempatan kerja dan meningkatkan penggunaan tenaga kerja. Pembangunan selalu meningkatkan kita pada gagasan tentang kemajuan, kesejahteraan, dan kekayaan. Ikhtiar pembangunan memang demi mencapai hal-hal itu. Namun, pada praktiknya, pembangunan justru seringkali menemui kebuntuannya sendiri. Pembangunan, saat ini semakin kehilangan daya pikat dan vitalitasnya. Praktik dan wacana pembangunan 21Suryono,A.2004. Pengantar Teori Pembangunan. Malang : Kerjasama FIA Unibraw- Universitas Negeri Malang, UM Press. Hlm. 30 58 saat ini berada dalam titik kritis akibat berbagai ketidak selarasan dan kesenjangan. Kemiskinan dalam pengertian luas dapat meliputi kemiskinan di bidang ekonomi, sosial, budaya, politik, maupun iman dan akhlak. Menurut definisi World Bank kemiskinan adalah sebagai ketidak mampuan seorang individu memenuhi kebutuhan dasarnya. Konsep kemiskinan merupakan suatu masalah dalam pembangunan dengan ditandai oleh indikator adanya pengangguran dan keterbelakangan yang kemudian meningkat menjadi ketimpangan dan kecemburuan sosial.22 Hal ini disebabkan masyarakat miskin memiliki kelemahan dalam manajemen usaha dan keterbatasan dalam mengakses peluang kegiatan ekonomi sehingga tertinggal jauh dari masyarakat lainnya yang mempunyai kemampuan dan potensi yang lebih tinggi. Kemiskinan sebagai suatu proses adalah merupakan pencerminan kegagalan dari sistem pada masyarakat dan negara dalam mengelola sumber daya dan dana secara adil kepada warga negaranya. Oleh karena itu, kemiskinan dapat dibedakan menjadi dua jenis yakni kemiskinan absolute dan kemiskinan relative. Seseorang atau kelompok orang dikatakan miskin absolute apabila tingkat pendapatannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum yang dicerminkan oleh garis kemiskinan absolute tersebut. 22Supriatna, T. 2000. Strategi Pembangunan dan Kemiskinan. Jakarta : Rineka Cipta. Hlm.14 59 Sedangkan kemiskinan relative adalah keadaan perbandingan antara kelompok yang mungkin tidak miskin karena mempunyai tingkat pendapatan yang lebih tinggi daripada garis kemiskinan warga yang lain di suatu wilayah, dan kelompok yang relatif lebih kaya di tempat lain. Pada umumnya kemiskinan relatif ini lebih disebabkan karena ketimpangan distribusi pendapatan dengan ukuran pendapata per kapita. 2. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Pembagunan Ekonomi Keberhasilan suatu usaha pembangunan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Suryono ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembangunan ekonomi, namun pada hakikatnya faktor-faktor tersebut dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu faktor ekonomi dan faktor nonekonomi. 23 Faktor ekonomi yang mempengaruhi pembangunan ekonomi diantaranya adalah sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya modal, dan teknologi dan kewirausahaan. Sumber daya alam, yang meliputi tanah dan kekayaan alam seperti kesuburan tanah, keadaan iklim/cuaca, hasil hutan, tambang, dan hasil laut, sangat mempengaruhi pertumbuhan industri suatu negara, terutama dalam hal penyediaan bahan baku produksi. Sementara itu, keahlian dan kewirausahaan dibutuhkan untuk mengolah bahan mentah dari alam, menjadi sesuatu yang memiliki nilai lebih tinggi (disebut juga sebagai proses produksi). 23Suryono,A.2004. Pengantar Teori Pembangunan. Malang : Kerjasama FIA Unibraw- Universitas Negeri Malang, UM Press. Hlm. 30-32 60 Sumber daya manusia juga menentukan keberhasilan pembangunan nasional melalui jumlah dan kualitas penduduk. Jumlah penduduk yang besar merupakan pasar potensial untuk memasarkan hasil-hasil produksi, sementara kualitas penduduk menentukan seberapa besar produktivitas yang ada. Sementara itu, sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah bahan mentah tersebut. Pembentukan modal dan investasi ditujukan untuk menggali dan mengolah kekayaan. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas. Pembanguna ekonomi tidak mungkin berlangsung bila tidak didukung oleh faktor-faktor nonekonomi. Faktor-faktor itu di antaranya kondisi sosial kultur yang ada di masyarakat, keadaan politik, dan sistem yang berkembang dan berlaku. 3. Faktor-faktor Penghambat Pembangunan Ekonomi Sebagaimana diketahui bahwa perkembangan ekonomi pada negaranegara yang sedang berkembang lebih lambat/terbatas kalau dibandingkan dengan negara-negara yang sudah maju dan hal itu sangat erat kaitannya dengan perangkap kemiskinan yang tidak berujung pangkal yang ada di negara-negara yang sedang berkembang. Para ahli ekonomi telah membuat beberapa analisis mengenai faktorfaktor yang dapat dipandang sebagai penghambat pembangunan ekonomi. 61 Faktor-faktor tersebut adalah: perkembangan penduduk yang tinggi yang dilengkapi ilmu pengetahuan yang rendah, perekonomian yang bersifat dualistik, tingkat pembentukan modal yang rendah, struktur ekspor yang berupa bahan mentah, serta proses sebab akibat akumulatif.24 4. Aspek - Aspek yang Mempengaruhi Pembangunan Ekonomi 1. Faktor-faktor ekonomi: Berikut ini dikemukakan beberapa faktor ekonomi yang penting yang mempengaruhi dan bahkan sering kali sangat menentukan keberhasilan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi tersebut. 25 b. Sumber daya alam Yang dimaksud sumber daya alam atau tanah meliputi luas kesuburan tanah, letak dan susunannya, kekayaan hutan, sumber mineral, iklim, sumber air, sumber lautan, dan sebagainya. Bagi pembangunan ekonomi, ketersediaan sumber daya alam yang melimpah atau yang cukup besar adalah sangat baik dalam menunjang perekonomian. Dengan adanya kekurangan sumber daya alam disatu negara berakibat sulitnya atau tidaknya untuk dapat terlaksananya perkembangan dan kemajuan ekonomi dengan cepat dan mantap. c. Sumber daya manusia atau tenaga kerja Sumber daya manusia yang merupakan tenaga kerja dalam proses produksi dan pembangunan memegang peranan yang penting 24Ibid., hlm. 33 25 Rustian Kamaluddin, hlm 21 62 pula. Dalam hal ini peranan SDM tersebut dalam proses produksi dan pembangunan pertama-tama ditentukan oleh jumlah (kuantitas) serta mutu (kualitas) tenaga kerja yang tersedia. d. Permodalan atau akumulasi pemodalan Modal atau pemodalan merupakan persediaan faktor produksi yang secara fisik dapat dihasilkan maupun direproduksi. Jika stok modal tersebut meningkat dalam jangka waktu tertentu dikatakan terjadinya akumulasi modal atau pembentukan modal. e. Tenaga manajerial dan organisasi produksi Organisasi produksi ini merupakan proses terpenting dalam proses pembangunan dan pertumbuhan perekonomian. Organisasi ini berkaitan dengan penggunaan faktor produksi dalam berbagai kegiatan perekonomian dan pembangunan. Organisasi ini bersifat melengkapi atau komplementer terhadap tenaga kerja dan modal serta membantu meningkatkan produktivitasnya. f.Kemajuan dan pemanfaatan teknologi Kemajuan teknologi, termasuk pemanfaatannya, merupakan faktor pentin dan menentukan dalam proses pembangunan dan pertumbuhan perekonomian. Dan perubahan atau kemejuan teknologi tersebut telah dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja, modal dan faktor produksi lainnya. g. Pembangian kerja dan perluasan skala produksi Pembangian kerja dan spesialisasi dalam proses produksi akan 63 menimbulkan peingkatkan produkivitas. 2. Faktor-faktor non ekonomi yang berpengaruh: b. Faktor politik dan administrasi pemerintah Stabilitas politik dan administrasi yang kokoh membantu pertumbuhan ekonomi modern. Administrasi yang kuat, efisien, dan tidak korup sangat penting bagi pembangunan ekonomi. Demikian juga dengan ketertiban, stabilitas dan perlindungan hukum mendorong kewiraswastaan. Struktur politik dan administrasi yang lemah merupakan penghambat besar bagi pembangunan ekonomi negara terbelakang c. Aspek sosial budaya Pendidikan dan kebudayaan di Barat membawa ke arah penalaran (reasoning) dan skeptisisme menanamkan semangat baru dan memunculkan kelas pedagang baru menghasilkan perubahan pandangan, harapan, struktur dan nilai-nilai sosial orang dibisaakan menabung dan berinvestasi dan menikmati resiko untuk memperoleh laba. Lewis: " hasrat untuk berhemat ", memaksimumkan output untuk input tertentu. d. Susunan dan tata tertib hukum e. Pengaruh aspek sosial budaya terhadap produktivitas. 64 5. Dampak Pembangunan Ekonomi Dampak pembangunan ekonomi ada dau yaitu dampak positif dan dampak negatif sebagai berikut:26 Dampak positif pembangunan ekonomi 6) Peningkatan kegiatan ekonomi yang mendapatkan lapangan pekerjaan bagi masyarakat pembangunan ekonomi mengurangi pengangguran 7) Pembangunan ekonomi meningkatkan pendapatan masyarakat secara keseluruhan 8) Pembangunan ekonomi membawa perubahan pada struktur ekonomi dari agraris menuju industri 9) Pembangunan ekonomi menciptakan pemerataan pendapatan kesempatan kerja, yang mengurangi kesenjangan antara golongan masyarakat kaya dan miskin 10) Pembangunan ekonomi meningkatkan kesejahteraan masyarakat Dampak negatif pembangunan ekonomi Dampak negatif yang ditimbulkan oleh adanya pembangunan yaitu polusi dan kerusakan lingkungan. Contohnya sebagai berikut: 3) Adanya pabrik menimbulkan polusi suara, polusi udara, dan polusi limbah yang mengganggu bagi penduduk 26 Nurjaka,. 2003. Intisari ekonomi, Bandung : pustaka setia (336-337) 65 4) Lingkungan industri dapat menimbulkan kerusakan lingkungan seperti kerusakan tanah, sumber air tercemar, dan tanah pertanian rusak. Kerusakan ini sangat merugikan penduduk. D. Pembangunan Pariwisata Pada hakikatnya pembangunan PPI adalah bertujuan selain digunakan oleh nelayan dalam mempermudah menyandarkan perahu, menurunkan ikan ke TPI juga dapat sebagai tempat pariwisata juga. Karena hal tersebut dapat menarik perhatian para wiasatawan untuk datang ke Desa Tambakrejo. Akan tetapi hal tersebut juga memberi pengaruh atau dampak terhadap perkonomian masyarakat setempat. 1. Pengaruh Pembangunan Pariwisata terhadap Perekonomian Di Indonesia istilah pariwisata dimulai pada awal tahun enam puluhan. Istilah ini semakin menjadi pembicaraan, terutama setelah Presiden Suharto menyampaikan kata sambutan dalam pertemuan ramah tamah dengan para peserta seminar dan rapat kerja kepariwisataan tanggal 27 Nopember 1982 di Istana Negara.27 Untuk menyamakan pemahaman mengenai istilah-istilah dan pengertian pariwisata, di Indonesia mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 tahun 1990 tentang Kepariwisataan, yang menyatakan bahwa pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut. Sedangkan 27Putu Gelgel. 2006. Industri Pariwisata Indonesia Dalam Globalisasi Perdagangan Jasa (GATSWTO):Implikasi Dan Antisipasinya. Bandung: PT. Refika Aditama. Hlm 219 66 wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata. Pariwisata merupakan suatu sektor yang mempunyai banyak kaitan dengan sektor-sektor lain, sehingga pengembangan sektor pariwisata akan terus memacu perkembangan sektor lainnya. Oleh karena itu pembangunan pariwisata membawa dampak yang luas terhadap perekonomian di suatu tujuan seperti yang dinyatakan Goeldner dalam bukunya Putu Gelgel: Parawisata adalah usaha ekonomi potensial, dan sebagai pembangkit perekonomian suatu kota, propinsi, Kabupaten atau daerah tujuan pengunjung, dari pengeluaran mereka. Pengaruh langsung merupakan pengaruh utama dari kedatangan wisatawan di suatu tujuan, yaitu pembayaran (pengeluaran) wisatawan kepada perusahaan pariwisata di garis depan seperti perusahaan angkutan, penginapan, restoran. Pengaruh dorongan adalah pengaruh lanjutan dari pengaruh tidak langsung, dimana uang yang dibelanjakan perusahaan di garis depan kepada perusahaan pemasok, oleh perusahaan pemasok akan dibelanjakan lagi kepada perusahaan lain, dan seterusnya bergulir kepada perusahaan lainnya. Dari gambaran di atas dapat dilihat bahwa pembangunan pariwisata membawa pengaruh yang sangat luas terhadap perekonomian baik yang bersifat positif, maupun negatif. Pengaruh positif antara lain : memberikan kontribusi terhadap neraca pembayaran, menciptakan la67 pangan kerja, meningkatkan penerimaan pemerintah, pemerataan pendapatan, menimbulkan efek penggandaan. Pembangunan pariwisata sering terjadi sebagai pembangunan yang sifatnya merusak, bahkan tidak jarang pembangunan pariwisata yang merusak pariwisata itu sendiri, padahal Allah telah memperingatkan kita dalam AL-Quran :
Artinya: Dan apabila ia berpaling (dari kamu) ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Alah tidak menyukai kebinasaan.28 2. Dampak Pariwisata Terhadap Perekonomian Daerah Pariwisata memberikan dukungan ekonomi yang kuat terhadap suatu wilayah. Industri ini dapat menghasilkan pendapatan besar bagi ekonomi lokal. Kawasan sepanjang pantai yang bersih dapat menjadi daya tarik wilayah, dan kemudian berlanjut dengan menarik turis dan penduduk ke wilayah tersebut. Sebagai salah satu lokasi rekreasi, kawasan pantai dapat merupakan tempat yang lebih komersial dibandingkan kawasan lain, tergantung karakteristiknya. Sebagai sumber alam yang terbatas, hal penting yang harus diperhatikan adalah wilayah pantai haruslah menjadi aset ekonomi untuk suatu wilayah. Wisata ekologi memfokuskan pada pemanfaatan lingkungan. Kawasan wisata ekologi merupakan wilayah luas dengan habitat yang 28Al- Quran , surat Al Baqarah : 205 68 masih asli yang dapat memberikan landasan bagi terbentuknya wisata ekologi. Hal ini merupakan peluang unik untuk menarik pasar wisata ekologi. Membangun tempat ini dengan berbagai aktivitas seperti berkuda, surfing, berkemah, memancing dll. akan dapat membantu perluasan pariwisata serta mengurangi kesenjangan akibat pengganguran. Wisata budaya merupakan segmen yang berkembang cepat dari industri pariwisata. Karakter dan pesona dari Desa/kota kecil adalah faktor utama dalam menarik turis. Namun kegiatan pariwisata bersifat musiman, sehingga banyak pekerjaan bersifat musiman juga, yang dapat menyebabkan tingginya tingkat pengangguran pada waktu-waktu tertentu. Hal ini menyebabkan ekonomi lokal dapat rentan terhadap perputaran siklus ekonomi. Ekonomi wilayah sebaiknya tidak berbasis satu sektor tertentu. Keaneka-ragaman ekonomi diperlukan untuk mempertahankan lapangan pekerjaan dan untuk menstabilkan ekonomi wilayah. Ekonomi yang beragam lebih mampu bertahan terhadap konjungtur ekonomi. Dilihat dari segi sosial Pada dasarnya pembangunan pariwisata ada karena sifat positif, tetapi karena adanya perubahan kegunaan yang dulunya sebagai tempat berhibur keluarga menjadi tempat maksiat. Sedangkan dari segi perekonomian dengan adanya pariwisata menjadikan perekonomian meningkat. 69 3. Dampak pariwisata Terhadap Perekonomian Rakyat Pariwisata adalah suatu kegiatan yang secara langsung menyentuh dan melibatkan masyarakat, sehingga membawa berbagai dampak terhadap masyarakat setempat. Bahkan pariwisata dikatakan mempunyai energi dobrak yang luar bisaa, yang mampu membuat masyarakat setempat mengalami metamorphose dalam berbagai aspeknya. Dampak pariwisata merupakan wilayah kajian yang paling banyak mendapatkan perhatian dalam literatur, terutama dampak terhadap masyarakat lokal. Di lain pihak, dampak pariwisata terhadap wisatawa dan/atau negara asal wisatawan belum banyak mendapatkan perhatian. Meskipun pariwisata juga menyentuh berbagai aspek kehidupan masyarakat secara politik, keamanan, dan sebagainya, dampak pariwisata terhadap masyarakat dan daerah tujuan wisata yang banyak mendapat ulasan adalah: dampak terhadap sosial-ekonomi dan dampak terhadap sosial-budaya. 1. Dampak sosial ekonomi Dampak pariwisata terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat lokal dapat dikategorikan menjadi delapan kelompok besar, yaitu: a. Dampak terhadap penerimaan devisa b. Dampak terhadap pendapatan masyarakat c. Dampak terhadap kesempatan kerja d. Dampak terhadap harga-harga e. Dampak terhadap distribusi manfaat/keuntungan 70 f. Dampak terhadap kepemilikan dan control g. Dampak terhadap pembangunan pada umumnya dan h. Dampak terhadap pendapatan pemerintah. Hampir semua literature dan kajian studi lapangan menunjukkan bahwa pembangunan pariwisata pada suatu daerah mampu memberikan dampak-dampak yang dinilai positif, yaitu dampak yang diharapkan, bahwa peningkatan pendapatan masyarakat, peningkatan penerimaan devisa, peningkatan kesempatan kerja dan peluang usaha, peningkatan pendapatan pemerintah dari pajak dan keuntungan badan usaha milik pemerintah, dan sebagainya. Pariwisata diharapkan mampu menghasilkan angka pengganda (multiplier effect) yang tinggi, melebihi angka pengganda pada berbagai kegiatan ekonomi lainnya. Di samping berbagai dampak yang dinilai positif ada juga yang menunjukkan adanya berbagai dampak yang tidak diharapkan (dampak negatif), seperti semakin memburuknya kesenjangan pendapatan antar kelompok masyarakat, memburuknya ketimpangan antar daerah, hilangnya kontrol masyarakat lokal terhadap sumberdaya ekonomi, munculnya neo-kolonialisme atau neo-imperialisme, dan sebagainya. Banyak peneliti menyebutkan bahwa pariwisata telah menjadi wahana eksploitasi dari negara-negara maju (negara asal wisatawan) terhadap negara-negara berkembang (daerah tujuan wisata). 71 2. Dampak sosial budaya Secara teoritis, Cohen mengelompokkan dampak sosial budaya pariwisata ke dalam sepuluh kelompok besar, yaitu: a. Dampak terhadap keterkaitan dan keterlibatan antara masyarakat setempat dengan masyarakat yang lebih luas, termasuk tingkat otonomi atau Ketergantungannya b. Dampak terhadap hubungan interpersonal antara anggota masyarakat c. Dampak terhadap dasar-dasar organisasi/kelembagaan sosial; d. Dampak terhadap migrasi dari dan ke daerah pariwisata e. Dampak terhadap ritme kehidupan sosial masyarakat f. Dampak terhadap pola pembagian kerja g. Dampak terhadap stratifikasi dan mobilitas sosial h. Dampak terhadap distribusi pengaruh dan kekuasaan i. Dampak terhadap meningkatnya penyimpangan-penyimpangan sosial j. Dampak terhadap bidang kesenian dan adat istiadat. E. Pembangunan Regional Pembangunan ekonomi regional atau daerah dalam pengertiannya itu di tinjau dari aspek yaitu dari segi ekonomi, daerah mempunnyai tiga pengertian yaitu: 1) Suatu daerah dianggap sebagai ruang dimana kegiatan ekonomi terjadi dan di dalam berbagai pelosok ruang tersebut sifatnya yang sama yaitu dari segi pendapatan perkapita, sosial budayanya dan geografisnya. 72 2) Suatu daerah dianggap sebagi suatu ekonomi yang dikuasai oleh suatu atau beberapa daerah pusat kegiatan ekonomi. Daerah dalam pengertian ini disebut daerah modal. 3) Suatu daerah adalah suatu ekonomi ruang yang berada dibawah suatu administrasi tertentu seperti suatu Provinsi, Kabupaten, Kecamatan dll. Jadi daerah disini didasarkan pada pembagian administratif suatu negara. Hal disini dinamkan sebagai daerah perencana atau daerah administrasi.29 1. Pembangunan Ekonomi Daerah Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi ( pertumbuhan ekonomi ) dalam wilayah tersebut.30 Pembangunan pedesaan sangat menguntungkan bagi pembangunan perekonomian di daerah tersebut. Keadaan sosial yang berbeda akan berpengaruh terhadap campur tangan pemerintah terhadap daerah tersebut. Perbedaan pembangunan antar daerah menyebabkan perbedaan tingkat kesejahteraan masyarakatnya. 29Lincolin, Arsyad. 1997. Hlm 297 30Ibid 298 73 2. Paradigma Baru Teori Pembangunan Ekonomi Daerah Paradigama teori pembangunan ekonomi regional atau sebuah daerah, pendekatan ini dapat dilakukan untuk mempermudah dalam perencanaan pembangunan kedepannya. Pendekatan ini juga dapat memberikan dasar bagi kerangka berfikir dan rencana tindakan yang diambil dalam konteks pembangunan ekonomi daerah. Pendekatan ini dapat di sajikan dengan tabel dibawah ini:31 Tabel: 2.1 Paradigma baru konsep pembangunan ekonomi daerah Komponen Konsep Lama Konsep Baru Kesempatan kerja Semakin banyak perusahaan maka semakin banyak peluang kerja Perusahaan harus mengembangkan pekerjaan sesuai dengan kondisi daerah Basis pembangunan Pengembangan sektor ekonomi Pengembangan lembagalembaga ekonomi baru Aset-aset lokasi Keunggulan komparatif didasarkan pada aset fisik Keunggulan kompetitif didasarkan pada kualitas lingkungan Sumberdaya pengetahuan Ketersediaan angkatan kerja Pengetahuan sebagai pembangkit ekonomi 3. Perencanaan Pembangunan Ekonomi Daerah Perencanaan pembangunan ekonomi daerah bisa dianggap sebagai perencanaan untuk memperbaiki pembangunan sumberdaya-sumberdaya publik dan tidak memperbaiki kapasitas sektor swasta dalam menciptakan nilai sumberdaya-sumberdaya swasta secara bertanggung jawab. Dalam 31Ibid 302 74 hal pembangunan daerah campur tangan pemerintahan sangat diperlukan karena untuk mempercepat pembangunan daerah.32 Pembangunan ekonomi yang efisien membutuhkan secara seimbang perencanaan yang teliti mengenai penggunaan sumber daya publik dan sektor swasta petani, pengusaha kecil, nelayan, koperasi dll harus mempunnyai peran dalam proses perencanaan pembangunan. Melalui perencanaan pembangunan ekonomi daerah, suatu daerah dilihat secara keseluruhan sebagai suatu unit ekonomi yang didalamnya terdapat berbagai unsur yang berinteraksi satu sama lain. 4. Implikasi Perencanaan Pembangunan Ekonomi Daerah Ada tiga implikasi perencanaan pembangunan ekonomi daerah: a) Perencanaan pembangunan daerah yang relistik memerlukan pemahaman tentang hubungan antara daerah dengan lingkungan nasional dimana daerah tersebut merupakan bagian darinya, keterkaitan secara mendasar antara keduanya, dan konsekuensi dari akhir interaksi tersebut. b) Sesuatu yang tampaknya baik secara nasional belum tentu baik untuk daerah, dan sebaliknya yang baik untuk daerah belum tentu baik untuk secara nasional. c) Perangkat kelembagaan yang tesedia unuk pembangunan daerah, misalnya administrasi, proses pengambilan keputusan, otoritas, itu bisaanya sangat berbeda pada tingkat daerah yang tersedia pada tingkat 32Ibid 303 75 pusat. Selain itu, derajatpenendalian kebijakan sangat berbeda pada dua tingkat tersebut. Oleh karena itu, perencanaan daerah yang efektif harus bisa membedakan apa yang seyogyanya dilakukan dan apa yang dapat dilakukan, dengan menggunakan sumberdaya-sumberdaya pembangunan sebaik mungkin yang benar-benar dapat dicapai, dan mengambil manfaat dari informasi yang lengkap yang tersedia pada tingkat daerah karena kedekatan para perencananya dengan objek perencanaan.33 33Ibid. 307-308 76 BAB III METODE PENELITIAN Tujuan penelitian secara umum adalah untuk mengetahui dampak dari pembangunan pangkalan pendaratan ikan terhadap tingkat perekonomian masyarakat sekitar pantai Desa Tambakrejo. Kemudian untuk mengetahui tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat perekonomian sebelum dan sesudah dibangunnya pangkalan pendaratan ikan. Penelitian dapat didefinisikan seagai semua kegiatan pencaharian, penyelidikan, dan percobaan secara alamiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta-fakta atau prinsip-prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian baru dan kenaikan tinkat ilmu serta tehnologi.34 Adapun sistematika penulisan karya ilmiah yang diambil oleh penulis memuat hal-hal sebagai berikut: A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Penelitian ini pada dasarnya mengkaji tentang dampak pembangunan pangkalan pendaratan ikan terhadap tingkat perekonomian masyarakat sekitar pantai Desa Tambakrejo Kecamatan Wonotirto Kabupaten Blitar. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan Teoritis dan Empiris dengan jenis penelitian Deskriptif - Kualitatif. Dalam penelitian kualitatif yang menjadi alat utama adalah manusia (Human Tools), artinya melibatkan peneliti sendiri sebagai instrumen.35 Dengan memperhatikan kemampuan peneliti dalam halnya bertanya, 34S.Margono. Metode Penelitian Pendidikan.(Jakarta: Rineka Cipta, 1996), hlm.1 35Bogdan dan biken. Metodelogi Penelitian.( Jakarta: PT. Raja Gravindo, 2003), hlm.78 77 melacak, mengamati, memahami dan mengabstraskikan sebagai alat penting yang tidak dapat diganti dengan cara lain. Deskriptif kualitatif adalah yang data-datanya berupa kata-kata (bukan angka-angka) yang berasal dari wawancara, catatan laporan, dokumen dan lain-lain, atau peneliti yang didalamnya mengutamakan untuk pendeskripsian secara analisis suatu peristiwa atau proses sebagaimana adanya dalam lingkungan yang alami untuk memperoleh makna yang dalam dari hakekat proses tersebut.36 Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan realitas empiris sesuai fenomena secara rinci dan tuntas, serta untuk mengungkapkan gejala secara holistic kontekstual mulai pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrument kunci. Adapun penelitian ini adalah penelitian studi kasus (lapangan) yang menurut Suharsimi Arikunto, penelitian studi kasus adalah suatu penelian yang dilakukan secara intensive, terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga dan gejala tertentu.37 B. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di wilayah Desa Tambakrejo Kabupaten Blitar, yang didasarkan atas beberapa pertimbangan yaitu: (1) Desa Tambakrejo merupakan daerah terdekat dari lokasi pembangunan pangkalan pendaratan ikan; (2) Dalam pembangunan ekonomi, Desa 36Nana Sujana. Metode Statistik (Bandung: Tarsito, 1989), hlm. 203 37Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 120 78 Tambakrejo memberikan prioritas pada sektor kelautan, pariwisata, dan pertanian, tanpa mengabaikan sektor - sektor lainnya. Dengan makin maju dan berkembangnya kepariwisataan, membawa dampak terhadap kinerja perekonomian Kabupaten Blitar secara umum, utamanya terhadap peningkatan pendapatan regional, di mana sebagian pendapatan regional ini dampak dari bergeliatnya usaha - usaha kecil pada sektor pariwisata. Tempat memang peranan penting dalam setiap peristiwa. Tidak ada peristiwa yang terlepas dari lingkungan dan tempat. Semua kisah akan selalu mempunnyai latar peristiwa dan tempat. Jalannya sebuah peristiwa akan lebih menarik jika dikaitkan dengan tempat terjadinya peristiwa.38 C. Data dan Sumber Data Sumber data didalam bukunya Suharsimi Arikunto adalah subjek dimana data diperoleh.39 Sedangkan menurut Lofland, yang dikutip oleh Moleong, sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata atau tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.40 Adapun sumber data terdiri dari dua macam: 1) Data Primer Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti ( petugas-petugasnya ) dari sumber pertamanya.41 Dalam penelitian 38Akhadiah. M. K. Sabarti dkk. Bahasa Indonesia 111 (Jakarta: Depdikbud, 1999), hlm. 45 39Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktis. (Jakarta: PT. Bima Karya, 1989), hlm. 102 40Lexy, op. cit., hlm. 157 41Sumadi Suryabrata, Metodolgi Penelitian. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998), 79 ini, data primer yang diperoleh oleh peneliti adalah: hasil wawancara dari masyarakat sekitar pantai Desa Tambakrejo ( Nelayan, Petani, Pedagang, Pengempul, Kuli dan ABK ). 2) Data Sekunder Data sekunder adalah data yang bisaanya telah tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen, misalnya data mengenai keadaan demografis suatu daerah, data mengenai produktivitas suatu perguruan tinggi, data mengenai persediaan pangan disuatu daerah, dan sebagainya.42 Data sekunder tersebut berasal dari monografi Desa, yang terdiri dari data penduduk Desa Tambakrejo, data tentang tigkat pendidikan, data tentang jenis pekerjaan dan sumber-sumber lain yang berkaitan dengan tujuan penelitian yaitu pustaka , jurnal ilmiah. D. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini penulis menggunakna tiga macam teknik pengumpulan data, yaitu: a. Metode Observasi Observasi atau pengamatan adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. Peneliti menggunakan observasi partisipan dan non partisipan. Margono mengatakan: Observasi partisipan merupakan proses pengamatan bagian dalam kehidupan orang-orang yang akan diobservasi, hlm. 84 42Ibid., hlm. 159 80 sedangkan observasi non partisipan yaitu apabila observer tidak ikut dalam kehidupan orang-orang yang diobservasi dan secara terpisah berkedudukan selaku pengamat.43 Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto observasi atau disebut juga denga pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan segala indra.44 Berdasarkan definisi diatas maka yang dimaksud metode observasi adalah suatu cara pengumpulan data melalui pengamatan panca-indra yang kemudian baru diadakan pencatatan - pencatatan. Penulis menggunakan metode ini untuk mengamati secara langsung tentang bagaimana kondisi perekonomian masyarakat Desa Tambakrejo Kabupaten Blitar. b. Metode Wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai memberikan jawaban atas pertanyaan itu.45 Metode wawancara ini digunakan kalau seseorang untuk mencoba mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seorang responden, denan bercakap-cakap berhadapan dengan orang itu. 43Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Rineka Cipta, Jakarta, 2000), hlml. 161-162 44Suharsimi Arikunto. Op., cit., hlm.158 45Lexy, Op., cit., hlm.186 81 Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang berhubungan dengan sejarah dibangunnya pangkalan pendaratan ikan, aktivitas masyarakat setempat dalam kaitannya dalam pengembangan ekonominya. Wawancara ini akan dilakukan dengan beberapa anggota masyarakat Desa Tambakrejo Blitar terdiri daripihak penyelenggara, petani, pedagang, dan nelayan. c. Metode Dokumentasi Tidak kalah penting dengan metode-metode lain, adalah metode dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, buku, surat kabar, majalah, agenda dan sebagainya. Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang diperoleh dari sejumlah dokumen atau laporan tertulis tentang keadaan subjek penelitian. Dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan. Dokumen ini bisa berupa dokumen pribadi, dan dokumen resmi. Dibandingkan dengan metode lain, maka metode ini tidak begitu sulit, dalam arti apabila ada kekeliruan sumber datanya masih tetap, belum berubah. Dengan metode dukumentasi yang diamati bukan benda hidup melainkan benda mati.46 46Suharsimi Arikunto, Op., ccip., hlm.206 82 Metode dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data tentang perkembangan kondisi ekonomi masyarakat Desa Tambakrejo sebelum dan sesudah dibangunnya pangkalan pendaratan ikan sehingga dapat diketahui dampak dari pembangunan pangkalan pendaratan ikan terhadap masyarakat setempat. E. Teknik Analisis Data Tahap analisis data merupakan tahap yang paling menentukan, sebab pada tahap inilah seorang peneliti harus mampu menelaah semua data yang diperoleh baik data primer maupun data skunder. Analisa data ini berdasarkan pada data yang diperoleh yang telah terkumpul dari hasil penelitian yang diklarifikasikan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan penelitian. Selain itu analisa data dapat diberi arti sebagai makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian itu sendiri. Penelitian ini menggunakan metode pengolahan data dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Pengecekan (Editing) Data Pengecekan (editing) adalah pemeriksaan kembali semua data yang diperoleh terutama dari kelengkapannya, kejelasan makna, kesesuaian serta relevansinya dengan kelompok data lain. Proses editing diharapkan mampu meningkatkan kualitas data yang hendak diolah dan dianalisis, karena bila data yang dihasilkan berkualitas, maka informasi yang dibawapun juga ikut berkualitas. 83 Proses pemeriksaan difokuskan terutama pada aspek kelengkapan dan akurasi data, kejelasan makna, kesesuaian dan relevansi antara data yang satu dengan lainnya untuk mengetahui apakah data-data yang telah terkumpul tersebut sudah mencukupi untuk memecahkan permasalahan yang sedang diteliti atau belum, dan untuk mengetahui apakah diantara data-data yang telah terkumpul tersebut terdapat data-data yang palsu, serta apakah data-data tersebut ada yang perlu dikurangi atau perlu ditambah dalam rangka mengefektifkan data-data penelitian yang dibutuhkan. b. Pengelompokan (Classifying) Data Pengelompokan ( classifying ) adalah menyusun dan mensistematisasikan data-data yang diperoleh dari para informan ke dalam pola tertentu guna mempermudah pembahasan yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Pada penelitian ini, setelah proses pemeriksaan atas data-data yang diambil dari masyarakat Desa Tambakrejo sampai selesai, kemudian datadata tersebut dikelompokkan berdasarkan kategori-kategori kebutuhan akan data-data penelitian dimaksud, dengan tujuan agar lebih mudah dalam melakukan pembacaan dan penelaahan. Hal ini dilakukan untuk mempermudah dalam memahami informasi yang sangat beragam dari dokument, media serta informan-informan penelitian. 84 c. Pemeriksaan (Verifying) Data Setelah diklasifikasikan, selanjutnya data harus mejalani proses Verifying, yaitu sebuah langkah dan kegiatan yang dilakukan pada sebuah penelitian untuk memperoleh data dan informasi dari lapangan dan harus di-cross check kembali agar validitasnya dapat diakui oleh pembaca.47 Hal ini sangat penting dilakukan untuk menjawab pertanyaan dalam penelitian atau menguji hipotesa. Adapun hal-hal yang berkesinambungan dengan verifikasi data antara lain: apakah data yang dibutuhkan sudah tersedia seluruhnya, dari mana data diperoleh, dan bagaimana cara memperolehnya. d. Analisis Data (Interpretasi) Setelah proses pengecekan ulang (verifikasi) data selesai, kemudian peneliti melakukan analisis (analysing) atas data-data tersebut dengan menggunakan teori-teori yang telah dipaparkan pada bab II. Analisis data menurut Patton yang dikutip oleh Moleong, adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor, analisis data adalah proses yang merinci usaha secara formal untuk menentukan tema dan merumuskan ide seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan ide itu.48 Hal ini dilakukan dengan untuk memahami apakah data-data penelitian yang telah terkumpul tersebut memiliki relevansi dengan teori- 47 Nana Sudjana dan Ahwal Kusumah, Proposal Penelitian di Perguruan Tinggi (Bandung: Sinar Baru Algasindo, 2000); 85. 48Lexy, op., cit., hlm. 248 85 teori yang telah ada atau tidak, lebih dari itu analisis data dilaukan untuk memahami makna-makna (meaning) dari peristiwa yang akan diteliti. Proses ini sangat penting dalam penelitian kualitatif yang harus selalu disandingkan dengan upaya interpretatif. Analazing adalah penyederhanaan data ke dalam bentuk yang mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dalam data kualitatif, analisis data sebenarnya dilakukan secara terus menurus dari awal sampai akhir penelitian, dengan menggunakan metode induktif, karena prinsip pokok penelitian jenis ini adalah menemukan teori (generalisasi) dari data. Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif, yaitu analisis yang menggambarkan keadaan atau status fenomena dengan kata-kata atau kalimat, kemudian dipisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan.49 e. Kesimpulan (Concluding) Setelah proses analisis (analysing) atas data-data selesai, maka kemudian dilakukan concluding yaitu pengambilan kesimpulan dari suatu proses penulisan yang menghasilkan suatu jawaban.50 Atau pengambilan kesimpulan dari data-data yang telah diolah berdasarkan langkah-langkah sebagimana tersebut di atas, dengan tujuan untuk mendapatkan suatu jawaban dari hasil penelitian yang dilakukan. Pada tahap ini peneliti 49 LKP2M, Research Book For LKP2M (Malang: Universitas Islam Negeri (UIN) Malang, 2005) hal. 60 50 Nana Sudjana dan Ahwal Kusumah, Op. Cit.86. 86 membuat kesimpulan-kesimpulan yang merupakan gambaran secara ringkas, jelas dan mudah dipahami tentang dampak pembangunan pangkalan pendaratan ikan terhadap tingat perekonomian masyarakat sekitar pantai Desa Tambakrejo Kecamatan Wonotirto Kabupaten Blitar. F. Pengecekan Keabsahan Data Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari konsep kesahihan (validitas) dan keandalan (reabilitas) menurut versi positivisme dan disesuaikan dengan tuntunan pengetahuan, kriteria, dan paradigma sendiri.51 Pemeriksaan keabsahan data didasarkan atas kriteria tertentu. Kriteria itu terdiri atas derajat kepercayaan (kredibilitas), keteralihan, kebergantungan dan kepastian. Masing - masing kriteria tersebut menggunakan teknik pemeriksaan sendiri-sendiri. Kriteria derajat kepercayaan pemeriksaan datanya dilakukan dengan triangulasi adalah tehnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lai diluar data itu untuk keperluan pegecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan adalah penerikan melalui sumber lainnya. Denzin (1978) membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori. Dalam hal ini penulis bertugas untu membandingkan data yang diperoleh dari observasi, wawancara, dan dokumetasi untuk mendapatkan 51 Lexy, op. cit., hlm. 249 87 hasil yang lebih maksimal dan berkualitas. Dari sumber primer maupun dari sumber sekunder sudah sesuai apa belum. Kriteria kebergantungan dan kepastian pemeriksaan dilakukan dengan teknik auditing, yaitu untuk memeriksa kebergantungan dan kepastian data.52 G. Tahap - Tahap Penelitian Disini peneliti sebagai instrumen dan pengumpulan data dan peneliti terjun langsung kelapangan. 1. Tahap pra lapangan 2. Tahap pekerjaan lapangan 3. Tahap analisis data Karena, pada penelitian kualitatif itu peneliti mutlak harus ikut andil dilapangan. Sehubungan dengan hal tersebut maka peneliti mempersiapkan: a. Melakukan survei kelapangan atau tempat yang akan diteliti, tepatnya di Desa Tambakrejo Kecamatan Wonotirto Kabupaten Blitar. b. Mempersiapkan berkas-berkas atau sejumlah pertanyaan yang akan disodorkan kepada masyarakat pantai Desa Tambakrejo Kecamatan Wonotirto Kabupaten Blitar. c. Terjun langsung kelapangan dan pengumpulan data untuk mendukung laporan penelitian. Penelitian di Desa Tambakrejo Kecamatan Wonotirto Kabupaten Blitar. d. Melakukan pengelompokan data, pengelolaan dan analisis data. 52Ibid., hlm. 330-331 88 BAB IV PAPARAN DATA A. Deskripsi Objek Penelitian 1. Pemilihan lokasi PPI di Kabupaten Blitar a. Kondisi umum Di pantai selatan Kabupaten Blitar terdapat 2 lokasi yang mempunnyai potensi untuk dibagun prasrana pangkalan pendaratan ikan, yaitu pantai Tambakrejo, di Desa Tambakrejo Kecamatan Wonotirto dan pantai Serit di Desa Serang Kecamatan Panggungrejo. Untuk menentukan salah satu dari kedua lokasi tersebut yang lebih cocok sebagai pangkalan pendaratan ikan, perlu mempertimbangkan dari beberapa aspek. Ada beberapa kondisi umum yang berlaku untuk kedua lokasi tersebut, antara lain:53 1) Aspek Perikanan a) Potensi lestari dari kedua lokasi sama, karena yang ditinjau adalah potensi selatan Kabupaten Blitar b) Fishing Ground juga tidak jauh berbeda. Pada tahun 2000-2001 telah terpasang 3 buah rumpon di selatan Kabupaten Blitar. Dengan adanya rumpon tersebut , maka fishing ground menjadi lebih pasti, karena nelayan tidak perlu lagi mencari-cari dimana ikan kumpul. 53Studi kelayakan pembangunan PPI kab. Blitar (Bappeda kab. Blitar- FT, kelautan ITS, 2001) hal II.1 II.2 89 c) Jenis ikan yang dominan antara lain : ikan tuna (cakalang), blereng, tongkol dan hiu. d) Produksi ikan tangkap dilaut sampai saat ini baru memanfaatkan sekitar 0,053% dari potensi yang ada. 2) Aspek Teknis a) Pantai selatan laut jawa pada umumnya terbuka atas serangan gelombang. Gelombang yang terjadi relatif cukup tinggi hingga mencapai kurang lebih 3 meter. b) Pasang surut di pantai selatan berkisar antara 2,5 meter dengan karakteristik semi diurnal. 3) Aspek Sarana a) Air bersih dikedua lokasi diperoleh dari sumber air / sumur. b) Listrik, sudah ada dari PT . PLN di dekat lokasi pantai yang sama c) BBM, di ambil dari Kota Blitar. 90 b. Pemilihan lokasi PPI Tabel berikut ini digunakan untuk mempertimbangkann kelebihan dan kekurangan dari masing-masing lokasi. Tabel : 4.1 Perbandingan alternatif pemilihan lokasi PPI No Uraian Perbandingan Pantai Tambakrejo Pantai Serit 1 Jarak dari Kota Blitar 27 km 35 km 2 Jalan menuju pantai Ada dan beraspal bagus Ada dan beraspal bagus 3 Jalan masuk lokasi Panjang Kondisi Ada, perkerasan batu 2 km Lebar awal 3 m sejauh 300 m, sisanya dengan lebar 1, 75 m kanan kiri penuh semak Belum ada 1, 2 km Jalan setampak / rintisan 4 Kondisi geografis rencana pangkalan Di teluk Tambakrejo satu sisi terlindung tebing Di teluk Serang, sadtu sisi terlindung tebing, di muara sungai, ada masalah degan endapan di muara sungai 5 Kondisi tanah dasar laut Batu karang Pasir 6 Kedalaman laut + 0 LWS + 0 LWS - + 1,5 m LWS 7 Ketersediaan lahan Laut Darat Luas 60 ha Sempit Sempit (terbatas maksimal 6 ha) 8 Keberdayaan nelayan 238 (115 aktif) orang 78 orang 9 Keberadaan kapal ikan 144 perahu 92 perahu 10 Keberadaan alat tangkap 902 alat 235 alat 11 Kegiatan perikanan Sudah ada di TPI TPI Dengan mempertimbangkna hal di atas, jumlah hasil tangkapan, jumlah nelayan, keadaan pantai, dan lain-lain dan sesuai dengan rencana umum Kabupaten Blitar, dimana perencanaan pengembangan pusat perikanan tangkap diarahkan ke Desa Tambakrejo, maka 91 disarankan pantai di Desa Tambakrejo sebagai lokasi pusat pangkalan pendaratan ikan (PPI).54 2. Lokasi Pantai Tambakrejo dan Sekilas Asal Usul Keberadaan Pangkalan pendaratan ikan Pantai Tambakrejo berada di Desa Tambakrejo Kecamatan Wonotirto Kabupaten Blitar, yang berjarak sekitar 30 km dari pusat kota Blitar (sejarah pantai Tambakrejo dapat dilihat pada lampiran). Pantai Tambakrejo merupakan pantai yanag berpasir dengan gelombangyang besar. Gelombang besar yang terjadi pada lantai berpasir menyebabkan terjadinya angkutan sedimen pantai (littoral drift), yang mengakibatkan terjadinya endapan pasir di mulut sungai. Kondisi pariwisata di pantai Tambakrejo masih kurang maju dan pengunjung masih relatif sedikit. Dibandingkan dengan Popoh dan Prigi, maka kondisi pariwisata di pantai Tambakrejo masih jauh tertinggal. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh lokasi pantai tersebut jauh dari Surabaya (sebagai asal mayoritas wisatawan), susah dijangkau dan tidak adanya objek wisata lain di sekitar. Setelah di timbang lagi kemudian agar wilayah di pantai Tambakrejo dapat maju dan banyak wisatawan yang datang untuk berkunjung dan sekaligus menambah kas Desa Tambakrejo, maka di bangunlah PPI (pangkalan pendaratan ikan) di pantai Tambakrejo Desa Tambakrejo. Meskipun proyek ini merupakan proyek panjang yang berlangsung lama, 54Studi kelayakan pembangunan PPI kab. Blitar (Bappeda kab. Blitar- FT, kelautan ITS, 2001) hal II.4-II.5 92 hal ini sudah dapat di manfaatkan oleh para nelayan dalam menyandarkan perahu, benahi perahu, cat perahu dan mempermudah dalam proses pemberangkatan perahu. 3. Kondisi Geografis Daerah Pembangunan pangkalan pendaratan ikan Lokasi PPI (pangkalan pendaratan ikan) yang dipilih untuk dikembangkan lebih lanjut ialah Desa Tambakrejo, Kecamatan Wonotirto Kabupaten Blitar. Letak Kabupaten Blitar berada di wilayah bagian selatan propinsi Jawa Timur dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: Sebelah Timur : Kabupaten Malang Sebelah Selatan : Samudra Indonesia Sebelah Barat : Kabupaten Tulungagung dan Kediri Sebelah Utara : Kabupaten Kediri dan Malang Kabupaten Blitar mempunnyai ketinggian + / - 167 m dari permukiman laut / dpl, dengan luas daerah 1.588,79 km2. Pantai Kabupaten mempunnyai panjang 45 km, dengan luas lautnya untuk radius 4 mil sebesar 26.110 Ha dan untuk luas laut 12 mil sebesar 78.330 Ha, sedang luas wilayah ZEE sebesar 1.305.500 Ha.55 Kawasan lokasi berada di wilayah Blitar selatan dengan luas kawasan sekitar 689,95 km2, dan merupakan lahan yang kurang subur, hal ini disebabkan daerah tersebut merupakan daerah pegunungan. Pelabuhan ikan atau pangkalan pendaratan ikan yang ada di Desa Tambakrejo berada pada Kecamatan Wonotirto yang luas wilayahnya 55 Studi kelayakan Pembangunan pangkalan pendaratan ikan kab. Blitar ( Bappeda kab. Blitar FT, Kelautan ITS; 2001) .hal II.6 93 mencapai 164,54 km2. Luas total Desa Tambakrejo mencapai 4,89 km2 atau 2,971% dari seluruh luas Kecamatan Wonotirto. Sedangkan batas administrasi Desa Tambakrejo adalah: Sebelah Timur : Desa Kaligrenjeng Sebelah Selatan : Samudra Indonesia Sebelah Barat : Desa Tumpak Kepuh Sebelah Utara : Desa Ngadipuro Jumlah Desa dan luasnya di wilayah Kecamatan Wonotirto adalah sebagai berikut: Tabel 4.2 luas Desa di Kecamatan Wonotirto No Desa Luas Daratan Luas () % 1 2 3 4 5 6 7 8 Tambakrejo Kaligrenjeng Pasiraman Sumberboto Gunung gede Ngadipuro Ngeni Wonotirto 4,89 17,21 7,81 22,66 28,87 23,00 40,39 19,71 2,97 10,46 4,75 13,77 17,54 13,98 24,55 11,98 Total 164,54 100 Di Desa Tambakrejo terdapat kawasan suatu pantai, yakni kawasan wisata pantai Tambakrejo yang merupakan kawasan wisata pantai Samudra Indonesia. Gambaran kondisi fisik Desa Tambakrejo adalah sebagi berikut:56 a) Desa Tambakrejo berada pada ketinggian 0 100 m di atas permukiman laut (dpl). Pada umumnya Desa Tambakrejo terletak 56Studi kelayakan pembangunan PPI kab. Blitar (Bappeda kab. Blitar- FT, kelautan ITS, 2001) hal II.7 94 pada tanah yang datar hingga berbukit. Kemiringan tanah di sekitar pantai antara 0 2 % dan 2 5 %. Sedangkan dibeberapa tempat merupakan tanah berbukit dengan kemiringan antara 15 30 %. b) Wilayah Desa Tambakrejo tidak pernah banjir. Sedangkan pada tanah-tanah berkontur di tepi sungai sangat rawan terhadap bahaya erosi. c) Jenis batuan di Desa Tambakrejo di dominasi oleh batuan gamping yang mempunyai sifat kurang bisa mengikat tanah ( jenis tanah yang didominasi adalah jenis tanah alluvial ) d) Desa Tambakrejo merupakan Desa agraris sekaligus Desa pantai yang letaknya dipesisir pantai samudra Indonesia dengan kondisi tanah yang sebagian merupakan kawasan subur, sehingga sangat baik digunakan untuk kawasan pertanian. Sebagian lagi merupakan kawasan tegalan dan juga merupakan kawasan perbukitan yang gundul, meskipun sekarang sudah mulai ditanami. Saat ini kawasan Desa Tambakrejo yang telah berkembang menjadi kawasan terbangun kurang lebih 12, 50 % dari seluruh luas wilayah atau 61,250 Ha, sisanya kawasan sawah, tegalan, dan hutan. Kawasan terbangun merupakan kawasan yang tidak dapat dialih fungsikan. 95 4. Kondisi Penduduk Daerah Pembangunan pangkalan pendaratan ikan Berdasarkan data dari monografi Desa Tambakrejo tahun 2009 Kabupaten Blitar penduduk dibedakan atas lima sub yaitu:57 1) Jumlah penduduk dari segi agama Mayoritas penduduk Desa Tambakrejo beragama Islam dengan rinsian di bawah ini: a. Islam : 4.485 jiwa b. Kristen : 12 jiwa 2) Jumlah penduduk menurut usia Tabel: 4.3 Jumlah penduduk Desa Tambakrejo berdasarkan usia No Pendidikan Tenaga kerja Umur Jumlah Umur Jumlah 1 2 3 4 5 6 0 3 4 6 7 12 13 15 16 18 19 ke atas 626 421 626 276 255 2.293 10 14 15 19 20 26 27 40 41 56 57 ke atas 507 428 516 806 607 1.633 3) Jumlah penduduk tingkat pendidikan Tabel : 4.4 Jumlah penduduk berdasrkan tingkat pendidikan No Pendidikan Jumlah 1 Taman Kanak-Kanak 128 jiwa 2 Sekolah Dasar 108 jiwa 3 Sekolah Menengah Pertama 1.136 jiwa 4 Sekolah Menengah Atas 1.829 jiwa 5 Akademi D1-D3 19 jiwa 6 Sarjana S1-S3 6 jiwa 7 Tidak Sekolah 640 jiwa 8 Tidak Tamat Sekolah Dasar 416 jiwa 9 Belum Sekolah 198 jiwa 57Pemkab Blitar Kec. Wonotirto, kantor kepala Desa Tambakrejo. Monografi 2009. 96 4) Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian Tabel: 4.5 Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian No Pekerjaan Jenis Pekerjaan Jumlah/jiwa 1 Karyawan PNS ABRI SWASTA 42 1 5 2 Wiraswasta - 19 3 Petani - 95 4 Buruh tani - 581 5 Pertukangan - 36 6 Pensiunan - 2 7 Nelayan - 325 8 Pedagang - 38 5) Jumlah penduduk Tabel : 4.6 jumlah penduduk berdasarkan hitungan KK No Jumlah Penduduk dilihat dari Jumlah / jiwa 1 Jenis kelamin: Laki - laki Perempuan 2205 2292 2 Kepala keluarga (KK) 1691 3 Warga Negara Indonesia 4497 4 Jumlah KK miskin 411 5. Kondisi Sarana dan prasarana Daerah Pembangunan pangkalan pendaratan ikan 1) Fasilitas Kondisi perumahan di Desa Tambakrejo secara fisik relatif sedang atau perumahan permanen, terutama yang berada disepanjang jalan utama Desa. Perkampungan yang berada di bagian dalam wilayah ini berkondisi sedang atau semi permanen (dari kayu dan bambu). 97 Desa Tambakrejo dilayani oleh 6 buah sekolahan, yakni: 2 TK, 3 SD dan 1 SMP. Sedangkan fasilitas kesehatan berupa puskesmas pembantu. Jadi layanan kesehatan sudah relatif baik dan dua bidan. Sedangkan sarana peribadatan berupa 2 masjid dan 7 mushola, warung kecil ada 45 buah dan sekelompok toko besar / pasar yang melayani kebutuhan para nelayan dan wisatawan. Sarana untuk olah raga 2 lapangan sepak bola dan lapangan takrow (meskipun masih di tanah atas nama orang individu tetapi semakin maju dan ramai). 2) Utilitas Desa Tambakrejo sudah dilayani system pelayanan listrik. Jaringan listrik di sepanjang jalan utama, yang merupakan sluran udara tegangan rendah (SUTR). Tetapi untuk sementara pelayanan telphon rumah belum terdapat jaringan. Bangunan perdagangan, jasa, tempat ibadah, perumahan di sepanjang jalan uatam merupakan bangunan dengan kondisi yang baik. Kawasan ini relatif sedang keadaannya. Kondisi jalan aspal yang mempermudah para wisatawan untuk berkunjung ke pantai yang ada di Desa Tambakrejo dan juga dilengkapi oleh adanya jalur angkutan umum yang beroperasi mulai pagi sampai sore jam 16.00 WIB. Dalam pembangunan mendatang meskipun kondisi jalan di Desa Tambakrejo masih bagus tetap akan di bangun jalan yang di lewati oleh jalur Provinsi lintas selatan, yang menghubungkan Desa Tambakrejo dengan Desa Kaligrenjeng di sebelah barat dan hingga kawasan di timur. 98 6. Faktor-Faktor yang Mendukung Pembangunan Pangkalan Pendaratan ikan 1) Peningkatan potensi wisata 2) Banyaknya nelayan yang ada di Desa Tambakrejo dan belum adanya tempat yang aman di laut 3) Agar hasil tangkapan ikan yang ditangkap dari kawasan Blitar dapat langsung di daratkan ke pantai Tambakrejo 4) Peningkatan kondisi ekonomi masyarakat sekitar pantai Tambakrejo khususnya para nelayan. 5) Karena usaha pemerintah dalam meningkatkan produksi penangkapan, mempermudah hasil tangkapan nelayan dan memperlancar distribusi serta pemasran hasil penangkapan, yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan nelayan. 6) Belum tersedianya PPI juga memberikan dampak secara tidak langsung pada rendahnya kualits SDM, karena potensi SDM menjadi sulit berkembang dan rendahnya ketrampilan serta pengetahuan nelayan. 7. Kondisi Sosial, Ekonomi dan Budaya Daerah Pembangunan pangkalan pendaratan ikan Tingkat pendidikan penduduk Desa Tambakrejo relatif rendah, karena sebagian besar penduduknya hanya tamat sekolah dasar dengan acuan lihat pada diatas tentang jumlah penduduk dilihat dari tingkat pendidikan. 99 Rata-rata penduduk di Desa Tambakrejo bermata pencaharian pertanian, karena mayoritas daerah ini daerah pegunungan. Tetapi tidak sedikit pula yang beralih dari petani menuju ke nelayan meskipun hanya menjadi buruh nelayan karena dalam nelayan siapa yang punya modal pasti dia yang akan menjadi bosnya. Dari data sektor produksi terlihat bahwa Desa Tambakrejo merupakan penghasil tanaman padi, jagung, ubi kayu, kacang tanah dan kedelai. Buah-buahan kurang berpotensi. Hasil perikanan berupa ikan tangkap laut dengan jenis ikan : ikan tonggkol, tengiri, tuna, blereng, teri, trapu, udang lobster dll. Kecenderungan untuk berinvestasi pada rencana kawasan sektor periwisata, perikanan, tambak udang. Hal ini di dukung oleh: a) Potensi kawasan rencana yang merupakan kawasan wilayah pesisir pantai selatan Kabupaten Blitar b) Kecenderungan perkembangan di sekitarnya juga sadah mengarah ke sector peikanan dan pariwisata c) Adanya kecenderungan investor untuk membuka areal pertambakan di kawasan Desa Tambakrejo dan sekitarnya. Untuk sektor penangkapan ikan laut, alat tangkap yang digunakan adalah jenis-jenis jaring yangbisaanya digunakan oleh nelayan di daerah lain dan juga dengan pancing. Di Desa Tambakrejo sudah terbentuk kelompok nelayan yang diharapkan sebagai salah satu wadah organisasi 100 nelayan agar dapat mempercepat usaha peningktan taraf hidup / perekonomian nelayan dan kesejahteraan nelayan. Mayoritas penduduk nelayan di Desa Tambakrejo berlatar belakang etnis jawa, yang di pengaruhi budaya Mataram. Tradisi-tradisi seperti satu suro (larung sesaji) dan petik laut masih dilakukan sampai sekarang setiap satu tahun sekali. Kepercayaan akan animisme dan dinamisme masih teras meskipun sudah tidak terlalu dominan. 8. Usaha-Usaha Setelah Dibangunnya Pangkalan pendaratan ikan Bagi Masyarakat Pantai Sekitar Tambakrejo 1) Banyaknya usaha kecil seperti warung-warung semakin ramai 2) Mulai adanya hasil kerajinan daerah pantai seperti kerang-kerang yang di bentuk-bentuk untuk hiasan maupun untuk assesories. Yang dulunya belum pernah ada yang terfikirkan karena potensi pariwisatanya rendah, tetapi karena sekarang sudah ada PPI tahap 1 menjadikan para perajin membuat sesuatu untuk oleh-oleh pulang sebagai kenang-kengan. 3) Mulai adanya yag punya slerek, karena dengan pertimbangan tempat untuk menyandarkan perahu lebig mudah, meskipun untuk sementara waktu harus nunggu waktu pasangnya air laut untuk memasukkan dan mengeluarkan perahu tetapi itu tidak terlalu masalah untuk para nelayan. 101 Gambar: 4.1 Mekanisme pemasaran produksi perikanan PPI Tambakrejo B. Paparan Data 1. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Perekonomian Masyarakat Sekitar Pantai Desa Tambakrejo, Kecamatan Wonotirto, Kabupaten Blitar Sebelum Adanya Pangkalan pendaratan ikan Lingkungan pantai adalah merupakan tempat pariwisata yang sangat menyenangkan dan unik, karena kita dapat melakukan banyak aktifitas disana seperti berenang, bermain pasir, foto-foto, menikmati wisata yang asri, menikmati makanan khas pinggir pantai yaitu ikan bakar dengan sambel kecap ada kacangya. Hal itulah yang menarik para wisatawan datang ke pantai Tambakrejo. Berdasarkan hasil wawancara dengan para pedagang tentang faktor yang mempengaruhi tingkat perkonomian Desa Tambakrejo sebelum dibangunnya PPI adalah sebagai berikut: .....faktor yang mempengaruhi perekonomian deas Tambakrejo sebelum dibagunnya PPI adalah adanya kunjungan para wisatawan yang datang tetapi tidak sebanyak sekarang, dulu orang datang hanya ingin melihat indahnya wisata Tambakrejo dan makan ikan bakar, penjualan 102 pada waktu dulu kurang begitu laku, karena masih sedikitnya wisatawan yang datang pada waktu hari libur. 58 Sedangkan hasil wawancara dengan Bpk. H. Tekad S dengan para nelayan lainnya dengan cuplikannya sebagai berikut: ..kalau ditanya tentang faktor yang mempengaruhi tingkat perekonomian sebelum adanya PPI, masyarakat pantai Tambakrejo ratarata pada potensi ikannya yang bagus dan kawasan yang bagus dalam pariwisataan 59 Jadi dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwasannya faktor yang mempengaruhi tingkat perekonomian masyarakat sekitar pantai Desa Tambakrejo adalah otensi perikanan dan pariwisatanya. Meskipun hal ini tidak semaju dengan perkembangna sekarang yang sudah dibangunnya PPI. Dimana semakin banyak para wisatawan yang berkunjung ke Desa Tambakrejo untuk berekreasi dan sebagai wahana bermain. Hal itulah (banyaknya wisatawan yang datangdan berkunjung) yang menjadikan tingkat perekonomian masyarakat sekitar pantai Desa Tambakrejo meningkat. 2. Tingkat Perekonomian Masyarakat Sekitar Pantai Desa Tambakrejo Sebelum Dibagunnya Pangkalan pendaratan ikan Sebelum adanya pangkalan pendaratan ikan (PPI) Desa Tambakrejo hanyalah tempat wisata pantai yang masih asri dan alami serta jauh dari 58Hasil wawancara dengan beberapa para pedagang di Desa Tambakrejo.Tanggal 20 Februari 2010 59Hasil wawancara dengan bapak H. Tekad S.dan dengan para nelayan lainnya Tambakrejo 21 Februari 2010 103 perkembangan zaman. Kronologis tersebut diungkapkan oleh Bpk H. Tekad S dalam petikan wawancara sebagai berikut: .pada awalnya memang kami para nelayan tidak ada masalah dengan tanpa adanya PPI, karena pemikiran kami untuk pembenahan perahu dapat dilakukan di Prigi dan Sendang Biru, tetapi hal tersebut lama kelamaan menjadikan kami berfikir, kalau misalnya di Blitar ada PPI mungkin untuk lebih mengirit biaya dan menambah kesejahteraan para nelayan dan masyarakat sekitarnya.60 Sedangkan hasil wawancara lain dengan para pengoras perahu (Bpk Tumingan, Bpk Jarmin, Bpk Mashud) sebagi berikut petikannya: .. kondisi perekonomian khususya bagi para nelayan sangat kurang menguntungkan karena harus keluar uang banyak ketika mau benahin perahu, harus pindah tempat untuk sementara waktu sampai perahu benar-benar dapat digunakan lagi, sedangkan hal itu mengeluarkan uang banyak dan harus inap disana untuk senmentara waktu dimana jau dari keluarga61 Hasil wawancara dengan para nelayan lainnya (Bpk Gito, Bpk Dian, Bpk Sunar, Bpk Aman) sebagai berikut cuplikannya: .kalau ditanya tentang nominal kami tidak punya datanya, tapi pada hakikatnya kondisi kami para nelayan sebelum adanya dermaga sangat memprihatinkan, meskipun kadang kala kami mendapatkan penghasilan banyak tapi dengan pengeluarannya hampir sama karena perahu kami tidak bisa bersandar di sungai, bisanya bisa tapi nungggu malam untuk masukin perahu tetapi ya resikonya besar karena banyaknya batu karang di sekitar masuknya ke sungai62 60Hasil wawancara dengan bapak H. Tekad S, sebagi nelayan di Desa Tambakrejo. Tambakrejo 21 Februari 2010 61hasil wawancara dengan para pengoras perahu(Bpk Tumingan, Bpk Jarmin, Bpk Mashud). Tambakrejo 21 Februari 2010 62Hasil wawancara dengan nelayan lainnya (Bpk Gito, Bpk Dian, Bpk Sunar, Bpk Aman) Tambakrejo 21 Februari 2010 104 Dari hasil wawancara dengan pengrajin Bpk. Ganden cuplikannya adalah sebagai berikut: terus terang saja dulu saya itu Cuma menganggur, maksudnya tidak punya pemikiran untuk membuat pengrajinan seperti ini, karena dulu itu kondisi pariwisatanya belum se rame sekarang, dulu saya Cuma petani bisaa, kadang kala menjadi manol yang ketika ada perahu datang membantu setelah itu dapat uang sebagai upah dari membantu63 Dari hasil wawancara dengan para pedagang (Bu Sumi, Bu Jum, Bu Tun, Bu Ayu dan Pak Sis) cuplikannya adalah sebagai berikut: kalau ditanya dulu tentang perekonomian kami, kami belum begitu yakin jika jualan akan laku, karena dulu kawasan pantai Tambakrejo belum begitu ramai seperi sekarang, dulu hasil kami seharihari ya hanya bisa dibuat makan saja dan bayarain anak-anak sekolah, mungkin jika ditanya tentang tingkat perekonomian kami merupakan para pedagang yang tingkat perekonomiannya sedang 64 Berdasarkan keterangan dari wawancara denga penjaga portal sebagi berikut cuplikannya: ..dulu tempat kami tidak disini tapi di dekatnya Bapak Bagong masih keselatan, lama kelamaan ada yang tahu jalan trabasan agar tidak tertarik, maka dari itu di pindah, dulu ketika liburan tidak serame dengan sekarang65 Dari kronoligis tersebut dapat disimpulkan bahwasannya tingkat perekonomian masyarakat sekitar pantai Desa Tambakrejo berada pada kondisi sedang dan masih menggantungkan pada laut seutuhnya, karena 63Hasil wawancara dengan Bpk. Ganden.seorang pengrajin. 20 Februari 2010 64Hasil wawancara dengan para pedagang (Bu Sumi, Bu Jum, Bu Tun, Bu Ayu dan Pak Sis). Tambakrejo 20 Februari 2010 65Hasil wawancara dengan petugas portal Desa Tambakrejo 20 Februari 2010 105 perahu di letakkan di laut dan ketika mau ada perbaikan dan pengecetan perahu harus berada pada tempat lain (tidak bisa ditempatnya sendiri). Jadi tingkat perekonomian masyarakat sekitar pantai Tambakrejo sebelum dibangunnya PPI (pangkalan pendaratan ikan) berada dalam kondisi perekonomian dibawah garis sedang kebawah. Kondisi wisata juga belum terkelola dengan baik. Dari uraian tetang hasil wawancara diatas bahwasannya untuk mengukur tingkat perekonomian masyarakat sekitar pantai Desa Tambakrejo tidak di dapatkan berupa angka-angka tetapi dari hasil paparan data di atas. 3. Dampak Pembangunan pangkalan pendaratan ikan Terhadap Tingkat Perekonomian Masyarakat Sekitar Pantai Desa Tambakrejo, Kecamatan Wonotirto, Kabupaten Blitar Pada hakikatnya pembangunan yang belum selesai 100% tidak mempunnyai dampak yang besar bagi masyrakat, teatapi di Desa Tambakrejo dengan dibagunnya PPI berpengaruh secara signifikan terhadap perekonomian masyarakat setempat seperti para nelayan, pedagang, pengoras, pengrajin, portal dan masyarakat lainnya. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa oarang yang peneliti wawancara adalah dengan cuplikan dibawah ini 106 Dari hasil wawancara dengan Bpk. H Tekad S cuplikannya adalah sebagai berikut: ..dampak dari dibangunnya pangkalan pendaratan ikan (PPI) meskipun belum jadi sudah memberikan pengaruh yang secara tidak langsung kepada para nelayan, khususnya saya pribadi yang punnya banyak perahu besar di Desa Tambakrejo dengan 1 Slesek, 1 Payang, 2 Skoci dan 2 Perahu Spite, dulu saya unuk membenahin perahu ketika masih punya paying sering ke Sendang Biru/ kadang Prigi untuk cat perahu, dhandani alat perahu disana karena di sini (Tambakrejo) kurang maksimal untuk membenahin perahu jadi harus ditempat lain dimana sayaselalu memantau dari jauh dalam pembenahan, yang nungguin para pengoras. Kadang kala saya datang untuk memenuhi apa yang kurang dalam pembenahan perah. Jadi saya senag sekali ketika di bangunnya PPI, karena mengirit biaya pembenahan perahu juga. Dampak lain mungkin setelah benar-benar selesai pembangunan PPI saya akan menambah lagi slerek (lebih menguntungkan). Saran saja pembangunan cepat dilanjutkan lagi untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar pantai Desa Tambakrejo dan demi kesejahteraan bersama66 Dari hasil wawancara dengan Para Nelayan Lainnya cuplikannya adalah sebagai berikut: ..dampak dari pembangunan PPI itu sendiri kurang begitu berdampak secara langsung, tetapi secara tidak langsung sudah berdampak positif bagi para nelayan, meskipun pembangunan PPI ini belum selesai secara penuh berdasarkan rencana yang telah di sosialisasikan. Tingkat perekonomian kami menjadi lebih meningkat dan tidak boros-boros dalam pengeluaran untuk dhandan perahu yang dulu harus nunggu perahu di daerah lain tetapi sekarang lebih mudah 67 Dari hasil wawancara dengan para pengoras cuplikannya adalah sebagai berikut: ..dampak dari PPI ini mempermudah kami dalam membersihkan perahu, memasukkan es ke perahu yang mau berangkat, 66Hasil wawancara dengan Bpk. H. Tekad S selaku orang yang punya banyak perahu di Desa Tambakrejo (perahu besar) Tambakrejo 21 Februari 2010 67Hasil wawancara dengan para nelayan lainnya. Tambakrejo 21 Februari 2010 107 menguras perahu setiap hari apalagi pada waktu hujan pasti lebih banyak airnya dan lebih waspada, mempermudah ketika dhandan perahu (maksudnya tidak harus jauh / inap ditempatnya orang) dan kami menjadi lebih mudah dalam bekerja68 Dari hasil wawancara dengan pengrajin Bpk. Ganden cuplikannya adalah sebagai berikut: dampak dari dibagunnya PPI bagi saya sebagai pengrajin adalah berdampak pisitif, karena saya mejadi dorongan bagi saya untuk lebih kreatif lagi dalam membuat kerajinan asli bahan dasar dari laut. Dampak bagi perekonomiannya saya adalah tingkat perekonomian saya meningkat, karena saya punya pekerjaan sampingan dan hasilnya sudah lumayan bisa untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dari pada kemarin69 Dari hasil wawancara dengan para pedagang cuplikannya adalah sebagai berikut: bagi kami seorang pedangan pembangunan PPI sangatlah berdampak positif terhadap perekonomian masyarakat sekitar pantai Desa Tambakrejo khususnya pedangang, karena semakin lama dengan adanya PPI Desa Tambakrejo semakin ramai dan kami sebagi pedagang semakin adanya persaingan yang sehat dalam kualitas makanan dan yang di dagangkan. Banyaknya wisatawan yang datang melihat PPI dan Pantai Tambakrejo menjadikan kami lebih kreatif dan percaya diri. Perekonomian kami juga meningkat dari pada sebelumnya. Karena dulu kami hanya terpaku pada pertanian, kemudian kami mencoba berdagang (makanan, keperluan melaut lainnya, bensin, solar, oli, baju-baju dan snace) dan hasilnya mengutungkan serta meningkatkan ekonomi kami70 Dari hasil wawancara dengan petugas portal cuplikannya adalah sebagai berikut: .dengan adanya PPI Desa Tambakrejo seakin ramai, kadang kala ketika liburan minggu, hari nasional pasti di Desa Tambakrejo selalu macet ketika pada pintu masuk kawasan wisata Desa Tambakrejo karena 68Hasil wawancara dengan para pengoras. Tambakrejo 21 Februari 2010 69Hasil wawancara dengan para Pengrajin. Tambakrejo 20 Februari 2010 70 Hasil wawancara dengan para pedagang .Tambakrejo 20 Februari 2010 108 disana ada pasir putih, hasil kerajinan, ikan panggang, pantai dan PPI yang mungkin belum jadi 100%. Bagi kami petugas portal menjadi meningkat dalam perekonomian karena semakin ramainya wisatawan yang berkunjung juga semakin banyaknya ceperan kami71 Usaha penangkapan ikan di laut adalah salah satu usaha yang beresiko tinggi, oleh karena itu sebelum melaut nelayan membutuhkan persiapan yang cermat terhadap perahu, mesin, alat tangkap dan perbekalan. Semua aktifitas tersebut umumnya dilakukan oleh nelayan di pangkalan pendaratan ikan (PPI). Oleh karena itu di Tambakrejo dibangunnya pembangunan suatu pangkalan pendaratan ikan (PPI) merupakan salah satu bentuk pemerintah dalam usaha meningkatkan produksi penangkapan, memudahkan pendaratan hasil tangkapan nelayan dan memperlancar distribusi serta pemasaran hasil penangkapan, yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan nelayan. Dari paparan data diatas peneliti menyimpulkan bahwasannya dengan pembangunan PPI masyarakat setempat menerima dan memanfaat dengan sebaik mungkin serta menjaganya. 4. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Perekonomian Setelah Adanya Pembangunan pangkalan pendaratan ikan Sedangkan faktor yang mempengaruhi tingkat perekonomian masyarakat sekitar pantai Desa Tambakrejo adalah lebih terkondisikan masalah Perekonomian meningkat, Mata pencaharian lebih bervariasi, 71 Hasil wawancara dengan petugas portal.Tambakrejo 20 Februari 2010 109 Potensi wisata lebih terkelola dengan baik, Daya tarik pendatang untuk bekerja dan bermukim. Dari hasil wawancara yang peneliti tanya dapat disimpulkan bahwasannya faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat perekonomian masyarakat sekitar pantai Desa Tambakrejo setelah dibagunnya PPI adalah sama dengan sebelum di bangunnya PPI tetapi hal ini lebih bagus perkembangannya, dilihat dari potensi wisata yang sudah terkelola dengan baik, adanya peningkatan kreatifitas masyarakat setempat. Pariwisata yang ada di Desa Tambakrejo dan perkembangan dari pembangunan PPI meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar pantai desa Tambakrejo. Karena semakin banyaknya para wisatawan yang datang dan berkunjung ke pantai yang ada di Tambakrejo serta melihat perkembangan dari pembangunan PPI. C. Temuan Penelitian Dari paparan tersebut diatas, dapat dikemukakan mengenai temuan penelitian sebagai berikut: 1. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat perekonomian masyarakat sekitar pantai Tambakrejo sebelum dibagunnya pangkalan pendaratan ikan (PPI) adalah tempat wisata yang belum terkelola dengan baik, penjualan ikan panggang, kecenderungan berpacu pada satu objek yang ditekuni dan belum adanya oleh-oleh khas Tambakrejo (kerajinan dari laut). 110 2. Kondisi tingkat perekonomian masyarakat sekitar pantai Desa Tambakrejo sebelum dibagunnya pankalan pendaratan ikan (PPI) berada pada kondisi ekonomi sedang ke bawah, karena kebanyakan masyarakatnya berpacu pada pertanian dan nelayan secara tradisional saja. Wisatawan yang datangpun juga masih jarang karena potensi wisatanya belum terkelola dengan baik. 3. Dampak atau pengaruh dari pembagunan PPI terhadap tingkat perekonomian masyarakat Desa Tambakrejo sangatlah berdampak positif dan signifikan meskipun pembangunan belum selesai 100% tetapi hal tersebut sudah dapat dimanfaatkan oleh para nelayan, pengoras, pedagang, pengrajin, dan portal yang tidak pernah sepi orang disaat hari liburan utamanya dan hal tersebut dapat meningkatkan perkonomian masyarakat setempat. 4. Kalau faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat perekonomian masyarakat sekitar pantai Desa Tambakrejo setelah dibangunnya pangkalan pendaratan ikan (PPI) adalah semakin banyaknya wisatawan yang silih berganti berkunjung ke pantai Tambakrejo untuk melihat PPI, potensi wisata yang sudah dikelola dengan baik, kondisi pasir putih, banyaknya pedangan, semakin banyaknya hasil tangkapan nelayan dan semakin mudahnya dalam menurunkan ikan ke daratan. 111 BAB V ANALISIS HASIL TEMUAN PENELITIAN dan PEMBAHASANNYA A. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Perekonomian Masyarakat Sekitar Pantai Desa Tambakrejo, Kecamatan Wonotirto, Kabupaten Blitar Sebelum Adanya Pangkalan pendaratan ikan Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat perekonomian sebelum dibangunnya pangkalan pendaratan ikan (PPI) hanya terpaku pada dua jenis yaitu: hasil melaut dan kondisi wisata yang masih asri. Usaha penangkapan ikan di laut adalah salah satu usaha yang beresiko tinggi, oleh karena itu sebelum melaut nelayan membutuhkan persiapan yang cermat terhadap perahu, mesin, alat tangkap dan perbekalan. Semua aktifitas tersebut umumnya dilakukan oleh nelayan di pangkalan pendaratan ikan (PPI). Pelaksanaan pembangunan dengan menerapkan sistem otomi daerah belakangan ini membuat tiap-tiap daerah berusaha untuk dapat memajukan daerahnya masing-masing. Hal ini akan mendorong setiap daerah untuk dapat menggali dan mengembangkan potensi yang dimiliki, baik berupa sumber daya alam maupun sumber daya manusianya. Sehingga hasilnya dapat dimanfaatkan untuk peningkatan.pendapatan / taraf hidup penduduk dan pendapatan asli daerah itu sendiri. Di sepanjang pantai selatan propinsi jawa timur baru ada 3 pangkalan pendaratan ikan (PPI), yaitu PPI Prigi di kabpaten Trenggalek, PPI Pondok 112 Dadap Kabupaten Malang, dan PPI Puger di Kabupaten Jember. Dari ketiga pangkalan pendaratan ikan (PPI) tersebut yang dekat dengan Kabupaten Blitar adalah PPI Prigi dan Pondok Dadap, yang berjarak masing-masing 40- 50 mil. Selama ini beberapa nelayan yang bermukim di pesisir pantai Kabupaten Blitar memanfaatkan fasilitas dari PPI tersebut untuk mendaratkan ikan hasil tangkapannya. Penjualan ikan nelayan Blitar di PPI Prigi atau yang lainnya mempunnyai dampak negatif antara lain: tambahan biaya bahan bakar Blitar- Prigi / Malang, waktu penangkapan lebih lama dan kurangnya pendapatan asli daerah Blitar karena tidak ada masukan dari retribusi PPI. Hal ini semua akhirnya akan mengurangi kesejahteraan nelayan di Kabupaten Blitar. B. Tingkat Perekonomian Masyarakat Sekitar Pantai Desa Tambakrejo Sebelum Dibagunnya Pangkalan pendaratan ikan Berdasarkan teori yang ada ekonomi adalah sistem aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa. Kondisi tingkat perekonomian di Desa Tambakrejo pada hakikatnya sudah baik tetapi karena Desa Tambakrejo belum mempunnyai PPI menjadikan penghambat bagi para nelayan. Karena tidak efisiennya ketika diadakan pembenahan perahu di Desa Tambakrejo. 113 Pada hakikatnya dalam kegiatan ekonomi itu ada tiga yaitu : konsumsi, produksi dan distribusi begitu pula pelaku dalam ekonomi. Tetapi setiap orang mencari dan memenuhi perekonomiannya itu ada yang nmanya prinsip. Berdasarkan teori yang di depan prinsip ekonomi merupakan kaidah yang dijadikan pedoman umum untuk melakukan kegiatan ekonomi. Kaidah itu adalah berusaha dengan pengorbanan tertentu untuk memperoleh hasil yang semaksimal mungkin atau untuk memperoleh penghasilan tertentu dengan pengorbanan sekecil mungkin. Dari teori tersebut masyarakat pantai Tambakrejo berfikiran bagaimana dengan pengorbanan sekecil-kecilnya mendapatkan hasil yang besar atau semaksimal mungkin. Dengan adanya pemikiran tersebut masyarakat Tambakrejo mulai membuat sesuatu yang baru untuk meningkatkan kondisi ekonomi yang ada pada keluarganya. Dengan kondisi disamping / berdekatan dengan laut para masyarakat setempat berlomba-lomba mencari nafkah dengan melaut dan bertani. Ada kala yang berjualan ikan panggang, berdagang tetapi tidak sebesar dan sebanyak sekarang, karena pengaruh modal, keahlihan, pendidikan yang ratrata masih tingkat sekolah dasar (pendidikan tingkatan rendah). Jadi kondisi perekonomian masyarakat sekitar pantai Tambakrejo pada waktu sebelum dibagunnya pangkalan pendaratan ikan (PPI) tingkat perekonomiannya rendah karena wisatawan yag datang juga maih dibilang sedikit dan penghasilan nelayan yang tidak terlalu melimpah. 114 C. Dampak Pembangunan pangkalan pendaratan ikan Terhadap Tingkat Perekonomian Masyarakat Sekitar Pantai Desa Tambakrejo, Kecamatan Wonotirto, Kabupaten Blitar Pelabuhan perikanan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan sistem bisnis perikanan yang dipergunakan sebagai tempat kapal perikanan bersandar, berlabuh dan / atau bongkar muat yang dilengkapi dengan fasilitas dasar, fungsional dan penunjang. PPP / PPI pada hakekatnya merupakan prasarana ekonomi perikanan yang dibangun dengan maksud tercapainya tujuan pembangunan perikanan, karena pelabuhan perikanan berperan penting dan strategis dalam menunjang peningkatan produksi perikanan, memperlancar arus lalu lintas kapal perikanan, mendorong pertumbuhan perekonomian masyarakat perikanan, serta mempercepat pelayanan terhadap seluruh kegiatan yang bergerak dibidang usaha perikanan. Salah satu masalah pokok yang penting diperhatikan sesudah Pelabuhan Perikanan / Pangkalan pendaratan ikan selesai dibangun adalah pengelolaannya. Pengelolaan Pelabuhan Perikanan / Pangkalan pendaratan ikan adalah kegiatan pengoperasian, pemeliharaan, rehabilitasi dan pelayanan dalam rangka pemanfaatan sarana dan prasarana Pelabuhan Perikanan / Pangkalan pendaratan ikan. Jika pengelolaannya tidak terlaksana dengan baik, maka hal ini dapat dalam perwujudan fungsi dan peranannya dalam mendukung atau menunjang 115 pembangunan perikanan yang berkelanjutan tidak akan terlaksana dengan baik. Pelabuhan Perikanan berperan penting dalam rangka pelaksanaan pengawasan penangkapan dan pengendalian sumber daya ikan serta pengawasan mutu hasil perikanan khususnya perikanan tangkap. Pada Desa Tambakrejo pangkalan pendaratan ikan (PPI) adalah pelabuhan perikanan kelas D yang skala layanannya sekurang-kurangnya mencakup kegiatan usaha perikanan di wilayah perairan pedalaman dan perairan kepulauan. Yang mempunnyai ciri-ciri pelabuhan perikanan tipe D (PPI) : 1. Melayani kegiatan usaha perikanan di wilayah perairan pedalaman dan perairan kepulauan. 2. Memiliki fasilitas berlabuh untuk kapal bermesin < 30 GT. 3. Memiliki minimum panjang dermaga 150 m dan minimum kedalaman kolam 3 m. 4. Memiliki kapasitas muat untuk 100 kapal atau dengan total 6000 GT. Memberdayakan masyarakat pesisir berarti menciptakan peluang bagi masyarakat pesisir untuk menentukan kebutuhannya, merencanakan dan melaksanakan kegiatannya, yang akhirnya menciptakan kemandirian permanen dalam kehidupan masyarakat itu sendiri. 116 Memberdayakan masyarakat pesisir tidaklah seperti memberdayakan kelompok-kelompok masyarakat lainnya, karena didalam habitat pesisir terdapat banyak kelompok kehidupan masayarakat diantaranya: 1. Masyarakat nelayan tangkap, adalah kelompok masyarakat pesisir yang mata pencaharian utamanya adalah menangkap ikan dilaut. Kelompok ini dibagi lagi dalam dua kelompok besar, yaitu nelayan tangkap modern dan nelayan tangkap tradisional. Keduanya kelompok ini dapat dibedakan dari jenis kapal/peralatan yang digunakan dan jangkauan wilayah tangkapannya. 2. Masyarakat nelayan pengempul / bakul, adalah kelompok masyarakt pesisir yang bekerja disekitar tempat pendaratan dan pelelangan ikan. Mereka akan mengumpulkan ikan-ikan hasil tangkapan baik melalui pelelangan maupun dari sisa ikan yang tidak terlelang yang selanjutnya dijual ke masyarakat sekitarnya atau dibawah ke pasar-pasar lokal. Umumnya yang menjadi pengumpul ini adalah kelompok masyarakat pesisir perempuan. 3. Masayarakat nelayan buruh, adalah kelompok masyarakat nelayan yang paling banyak dijumpai dalam kehidupan masyarakat pesisir. Ciri dari mereka dapat terlihat dari kemiskinan yang selalu membelenggu kehidupan mereka, mereka tidak memiliki modal atau peralatan yang memadai untuk usaha produktif. Umumnya mereka bekerja sebagai buruh/anak buah kapal (ABK) pada kapal-kapal juragan dengan penghasilan yang minim. 117 4. Masyarakat nelayan tambak, masyarakat nelayan pengolah, dan kelompok masyarakat nelayan buruh.72 Pariwisata merupakan suatu sektor yang mempunyai banyak kaitan dengan sektor-sektor lain, sehingga pengembangan sektor pariwisata akan terus memacu perkembangan sektor lainnya. Oleh karena itu pembangunan pariwisata membawa dampak yang luas terhadap perekonomian di suatu tujuan seperti yang dinyatakan Goeldner dalam bukunya Putu Gelgel: Parawisata adalah usaha ekonomi potensial, dan sebagai pembangkit perekonomian suatu kota, propinsi, Kabupaten atau daerah tujuan pengunjung, dari pengeluaran mereka. Pengaruh langsung merupakan pengaruh utama dari kedatangan wisatawan di suatu tujuan, yaitu pembayaran (pengeluaran) wisatawan kepada perusahaan pariwisata di garis depan seperti perusahaan angkutan, penginapan, restoran pengaruh dorongan adalah pengaruh lanjutan dari pengaruh tidak langsung, dimana uang yang dibelanjakan perusahaan di garis depan kepada perusahaan pemasok, oleh perusahaan pemasok akan dibelanjakan lagi kepada perusahaan lain, dan seterusnya bergulir kepada perusahaan lainnya. Pariwisata memberikan dukungan ekonomi yang kuat terhadap suatu wilayah. Industri ini dapat menghasilkan pendapatan besar bagi ekonomi lokal. Kawasan sepanjang pantai yang bersih dapat menjadi daya tarik wilayah, dan kemudian berlanjut dengan menarik turis dan penduduk ke 72 Budi cahyono, 2001. Gado-gado majalah.edisi 25 118 wilayah tersebut. Sebagai salah satu lokasi rekreasi, kawasan pantai dapat merupakan tempat yang lebih komersial dibandingkan kawasan lain, tergantung karakteristiknya. Sebagai sumber alam yang terbatas, hal penting yang harus diperhatikan adalah wilayah pantai haruslah menjadi aset ekonomi untuk suatu wilayah. Berdasarkan teori yang ada dalam pembangunan ekonomi, bahwasannya pembangunan pangkalan pendaratan ikan (PPI) untuk sementara waktu berdamapak dampak positif terhadap tingkat perekonomian masyarakat sekitar pantai Desa Tambakrejo Kecamatan Wonotirto Kabupaten Blitar yaitu: 1. Peningkatan kegiatan ekonomi yang mendapatkan lapangan pekerjaan bagi masyarakat pembangunan PPI dalam proses pembangunan ekonomi dapat mengurangi pengangguran 2. Pembangunan PPI sebagai pembangunan ekonomi yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat secara keseluruhan 3. Pembangunan PPI sebagai pembangunan ekonomi yang membawa perubahan pada struktur ekonomi dari agraris menuju industri 4. Pembangunan PPI sebagai pembangunan ekonomi yang dapat menciptakan pemerataan pendapatan kesempatan kerja, yang mengurangi kesenjangan antara golongan masyarakat kaya dan miskin 5. Pembangunan PPI yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyartakat sekitar pantai Tambakrejo. 119 6. Pembangunan PPI juga dapat memberikan kontribusi dan rekomendasi hasil penelitian. D. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Perekonomian Setelah Adanya Pembangunan pangkalan pendaratan ikan Pembangunan ekonomi mengandung arti yang lebih luas dan mencakup perubahan pada tata susunan ekonomi masyarakat secara menyeluruh. Pembangunan merupakan proses transformasi yang dalam perjalanan waktu ditandai oleh perubahan struktural, yaitu perubahan pada landasan kegiatan ekonomi maupun pada kerangka susunan ekonomi masyarakat yang bersangkutan. Keberhasilan suatu usaha pembangunan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Suryono ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembangunan ekonomi, namun pada hakikatnya faktor-faktor tersebut dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu faktor ekonomi dan faktor non-ekonomi.73 Faktor ekonomi yang mempengaruhi pembangunan ekonomi diantaranya adalah sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya modal, dan teknologi dan kewirausahaan. Sumber daya alam, yang meliputi tanah dan kekayaan alam seperti kesuburan tanah, keadaan iklim/cuaca, hasil hutan, tambang, dan hasil laut, sangat mempengaruhi pertumbuhan industri suatu negara, terutama dalam hal penyediaan bahan baku produksi. Sementara itu, keahlian dan kewirausahaan 73Suryono,A.2004. Pengantar Teori Pembangunan. Malang : Kerjasama FIA Unibraw- Universitas Negeri Malang, UM Press. Hlm. 30-32 120 dibutuhkan untuk mengolah bahan mentah dari alam, menjadi sesuatu yang memiliki nilai lebih tinggi (disebut juga sebagai proses produksi). Sumber daya manusia juga menentukan keberhasilan pembangunan nasional melalui jumlah dan kualitas penduduk. Jumlah penduduk yang besar merupakan pasar potensial untuk memasarkan hasil-hasil produksi, sementara kualitas penduduk menentukan seberapa besar produktivitas yang ada. Sementara itu, sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah bahan mentah tersebut. Pembentukan modal dan investasi ditujukan untuk menggali dan mengolah kekayaan. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas. Pembanguna ekonomi tidak mungkin berlangsung bila tidak didukung oleh faktor-faktor non ekonomi. Faktor-faktor itu di antaranya kondisi sosial kultur yang ada di masyarakat, keadaan politik, dan sistem yang berkembang dan berlaku. Hal tersebut sebut diatas sangat berpengaruh bagi perekonomian masyarakat sekitar pantai Tambakrejo. Oleh karena itu di Tambakrejo dibangunnya pembangunan suatu pangkalan pendaratan ikan (PPI) merupakan salah satu bentuk pemerintah dalam usaha meningkatkan produksi penangkapan, memudahkan pendaratan hasil tangkapan nelayan dan memperlancar distribusi serta pemasran hasil penangkapan, yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan nelayan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembangunan ekonomi adalah faktor yang ditinjau dari segi ekonomi dan segi non ekonomi. Faktor lain yang 121 mempengaruhi tingkat perekonomian adalah kondisi wilayah setempat dimana kondisi dari wilayah pantai Tambakrejo adalah pantai sebagai tempat rekreasi dan berwisata selain itu juga PPI sebagai salah satu sarana yang dapat menigkatkan perekonomian. Pada hakikatnya pembangunan PPI adalah bertujuan selain digunakan oleh nelayan dalam mempermudah menyandarkan perahu, menurunkan ikan ke TPI juga dapat sebagai tempat pariwisata juga. Tetapi hal tersebut dapat menarik perhatian para wiasatawan untuk datang ke Desa Tambakrejo. Dimana hal tersebut juga memberi pengaruh terhadap perkonomian masyarakat setempat. 122 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Sebelum dibangunnya pangkalan pendaratan ikan di kawasan pantai Desa Tambakrejo, masyarakat sekitar pantai banyak menggantungkan kegiatan perekonomiannya pada dua jenis mata pencaharian, yaitu hasil melaut dan sebagian kecil memanfaatkan potensi kondisi wisata yang masih asri. Di lain pihak pada saat itu para nelayan mengalami banyak kesulitan dalam usaha mencari ikan karena belum didukung oleh fasilitas pendaratan perahu yang memadai sehingga tingkat resiko sangat tinggi, baik resiko kerusakan perahu maupun resiko diri pribadi. Tingkat perekonomian masyarakat di sekitar pantai Desa Tambakrejo sebelum dibangunnya pangkalan pendaratan ikan dapat dikatakan masih rendah apabila dibandingkan dengan saat sekarang yang sudah dilengkapi fasilitas pangkalan pendaratan ikan, hal ini dapat dilihat dari sulitnya nelayan dalam mengolah ikan hasil melaut karena belum tersedianya fasilitas pangkalan yang memadai yang pada akhirnya mempengaruhi kuantitas hasil tangkapan ikan nelayan, di segi lain, tingkat kunjungan wisatawan juga tidak begitu banyak mengingat fasilitas infrastruktur penunjang di sekitar kawasan pantai saat itu masih minim, sebagai contoh saat itu kondisi jalan-jalan masih banyak yang tidak terawat dan berlubang sehingga rentan mencederai pengguna jalan yang akan masuk ke kawasan wisata pantai Tambakrejo, 123 padahal pada dasarnya untuk masuk ke kawasan pantai para wisatawan masih harus melewati jalan-jalan yang naik turun dan berkelok-kelok tajam. Dampak pembangunan pangkalan pendaratan ikan di Desa Tambakrejo terhadap tingkat perekonomian masyarakat di sekitar pantai sangat signifikan, hal ini dapat dilihat dari beberapa sudut pandang. Dari sudut pandang nelayan, PPI sangat memudahkan nelayan dalam melakukan perpindahan ikan hasil tangkapan dari perahu ke daratan, memudahkan dalam menyandarkan perahu yang akan dipindahkan dari lautan lepas ke sungai untuk perbaikan, serta memberikan kemudahan nelayan karena tidak langsung berhadapan dengan ombak karena sudah terhalang oleh pemecah ombak yang dibangun sehingga arus air laut tidak begitu kuat. Dari sudut pandang petani, selain membangun tempat pendaratan pemerintah juga memperbaiki saluran irigasi yang bertujuan untuk mengatur aliran air sungai yang akan masuk ke laut lepas dengan cara memindahkan jalur sungai yang selama ini berhadapan langsung dengan laut lepas menjadi lebih memutar sehingga secara teknis air laut tidak bisa naik ke sungai saat pasang tiba karena selama ini sebelum dibangunnya PPI dan bangunan penunjangnya, apabila air laut pasang, maka arus air laut akan ikut naik ke aliran sungai yang pada akibatnya air akan masuk ke sawah-sawah petani dan akan merusak tanaman-tanaman para petani karena kandungan asin dalam air bisa menyebabkan tanaman mati sehingga merugikan petani.dar sudut pandang pariwisata, pembangunan PPI juga disertai dengan pembangunan fasilitas penunjangnya dan juga infrastruktur jalan-jalan yang selama ini sempit dan 124 berlubang tidak terawat menjadi diperlebar dan jenis jalan yang di hot mix sehingga secara signifikan dapat meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke kawasan pantai. Banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat perekonomian setelah adanya pembangunan pangkalan pendaratan ikan di Desa Tambakrejo, diantaranya adalah dibangunnya fasilitas infrastruktur jalan sehingga masyarakat mudah dalam melakukan kegiatan ekonomi, selain itu tingkat pariwisata juga secara signifikan juga ikut naik karena banyak sekali fasilitasfasilitas yang dibangun bersamaan dengan pembangunan PPI, diantaranya panggung hiburan rakyat yang secara periodik mengadakan pertunjukan musik maupun kesenian lain yang bertujuan untuk menarik wisatawan untuk datang ke kawasan wisata pantai Tambakrejo, pada akhirnya semua itu menimbulkan kreatifitas warga masyarakat untuk melakukan kegiatan produktif yang bernilai ekonomi, seperti membuka stand makanan minuman, kerajinan, parkir,toilet umum, dan lain-lain. 125 B. Saran Dari semua uraian di atas, PPI secara parsial maupun secara simultan sangat bermanfaat, bagi nelayan maupun bagi warga masyarakat secara keseluruhan. untuk itu pada tingkatan selanjutnya adalah bagaimana agar semua yang telah dibangun dengan begitu terencana dan dana yang tidak sedikit dapat kiranya untuk dipelihara dengan sebaik-baiknya oleh semua pihak yang berkepentingan dan ikut merasa memiliki atas semua yang telah dibangun, mengingat semua dibangun dengan dana yang tidak sedikit dan juga berasal dari uang rakyat. 126 DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Wahyudi. 2004. Ekonomi Pembangunan Dan Analisi Data Empiris. Bogor: Ghalila Indonesia. Akhadiah, M. K. Sabarti dkk. 1999. Bahasa Indonesia 111 jakarta: Depdikbud. Al-quranul Majid (Tafsir An-Nur). 2000. Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra. Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 261 Arikunto, Suharsimi. 1989. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: PT. Bima Karya. .. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Jakarta: Rineka Cipta. Arsyad, Lincolin. 2004. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: STIE YKPN. Bogdan & Biklen . 1998. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Gravindo. Chairina. 2003. Penataan Dan Pengembangan Kawasan Pangkalan pendaratan ikan (PPI) Jongor Tegalsari Tegal (Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Neo Vernakular). Universitas Diponegoro. Cahyono,Budi. 2001. Gado-Gado Majalah. Edisi 25. Frizal Syarief.doc. Danial, 2003. Optimalisasi Pembangunan Pelabuhan Perikanan di Kawasan Timur Indonesia. Jurnal Ilmiah Prospek. Kopertis Wilayah IX Sulawesi. 147-151 Hal Departemen Kelautan dan Perikanan, Pedoman Umum Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir. 2001. Direktorat Bina Prasarana - Dit Jen Perikanan, 1994 & Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 16/MEN/2006 Gelgel, Putu. 2006. Industri Pariwisata Indonesia Dalam Globalisasi Perdagangan Jasa (GATSWTO):Implikasi Dan Antisipasinya. Bandung: PT. Refika Aditama. Hasil wawancara dengan nelayan lainnya (Bpk Gito, Bpk Dian, Bpk Sunar, Bpk Aman) Tambakrejo 21 Februari 2010 Hasil wawancara dengan Bpk. Ganden.seorang pengrajin. 20 Februari 2010 127 Hasil wawancara dengan para pedagang (Bu Sumi, Bu Jum, Bu Tun, Bu Ayu dan Pak Sis). Tambakrejo 20 Februari 2010 Hasil wawancara dengan petugas portal desa Tambakrejo 20 Februari 2010 Hasil wawancara dengan bapak H. Tekad S, sebagai nelayan di desa Tambakrejo. Tambakrejo 21 Februari 2010 Hasil wawancara dengan para pengoras perahu(Bpk Tumingan, Bpk Jarmin, Bpk Mashud). Tambakrejo 21 Februari 2010 Hudi, Muhammad Nur. 2009. Dampak Pembangunan Wisata Bahari Lamongan (WBL) terhadap Ekonomi Masyarakat Dusun Penanjan, Desa Paciran, Lamongan. Lamongan. Skripsi mahasiswa uin malang. LKP2M. 2005. Research Book For LKP2M. Malang: Universitas Islam Negeri (UIN) Malang. Lincolin, Arsyad. 1997 Ekonomi Pembangunan, Yogyakarta : STIE YKPN. Kamaludin, Rustian.1999. pengantar Ekonomi Pembangunan. Jakarta: FE UI. Margono, S. 1996, Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. ... 2000. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Moeleong, lexy. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Pemkab Blitar Kec. Wonotirto, kantor kepala desa Tambakrejo. Monografi 2009. Permen Kelautan dan Perikanan,2006 Rahardjo, M. Dawam. 1999. "Islam dan Transformasi Sosial-Ekonomi". Jakarta : LSAF. Rifai , Ahmad.2007. Pengaruh Tingkat Kemajuan Daerah Terhadap Perkembangan Usaha Kecil di Lampung Selatan.lampung selatan: skripsi mahasiswa. Studi kelayakan pembangunan pangkalan pendaratan Ikan kab. Blitar.( Bappeda kab. Blitar FT, Kelautan ITS; 2001 ) Sudjana, Nana dan Ahwal Kusumah. 2000. Proposal Penelitian di Perguruan Tinggi. Bandung: Sinar Baru Algasindo. 128 Sujana, Nana. 1989. Metode Statistik. Bandung: Tarsito. Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta. Supriatna, T. 2000. Strategi Pembangunan dan Kemiskinan. Jakarta : Rineka Cipta. Suryono, A. 2004. Pengantar Teori Pembangunan. Malang : Kerjasama FIA Unibraw-Universitas Negeri Malang, UM Press. http://diskanlut-jateng.go.id/index.php/read/perikanan_tangkap/upt tanggal akses 3 maret 2010 http://npl-vedca.blogspot.com/2009/07/klasifikasi-pelabuhan-perikanan.html tanggal akses 3 maret 2010 129 130 Hasil Dokumentasi Peneliti Pada PPI DesaTambakrejo Kecamatan Wonotirto Kabupaten Blitar 1. Kondisi PPI yang Belum Jadi 100% tetapi sudah dapat dimanfaatkan oleh para nelayan dan Dapat meningkatkan tingkat perekonomian masyarakar sekitar pantai Desa Tambakrejo dan terlihat para nelayan ayum dan benahbenah perahu (tanggal 20 Maret 2010) 131 2. Banyaknya para wisatawan yang bermain di sekitar pembangunan PPI (tanggal 20 Maret 2010) 3. Tempat Pelelangan Ikan (tanggal 20 Maret 2010) 132 4. Kantor perikanan Desa Tambakrejo (tanggal 20 Maret 2010) 5. Rencana PPI yang di bangun di Desa Tambakrejo pada tahap terakir (MASTER PLAN) tanggal 16 Pebruari 2010 dan 17 April 2010 133 6. Hasil dokumentasi wawancara dengan masyarakat sekitar pantai sekitar Desa Tambakrejo (tanggal 20 Pebruari 2010) 134 JUMLAH DAN PERSEBARAN PELABUHAN PERIKANAN DI INDONESIA MENURUT HIRARKINYA 1. Pelabuhan Perikanan Samudera Propinsi Jumlah Lokasi Sumut Sumbar Jateng DKI Sulteng 1 1 1 1 1 5 PPS Belawan (Kota Medan - Sumatera Utara) PPS Bungus (Kota Padang - Sumatera Barat) PPS Cilacap (Kab. Cilacap - Jawa Tengah) PPS Jakarta (Jakarta Utara - DKI Jakarta) PPS Kendari (Kab. Kendari - Sulawesi Tenggara) 2. Pelabuhan Perikanan Nusantara Propinsi Jumlah Lokasi Sumut Babel Jabar Jateng Jatim Kalbar Maluku Maluku Utara Maluku Tenggara 1 1 2 1 2 1 1 1 1 11 PPN Sibolga (Kab. Tapanuli Tengah - Sumatera Utara) PPN Tanjung Pandan (Kab. Belitung - Bangka Belitung) PPN Kejawanan (Kota. Cirebon - Jawa Barat) PPN Pelabuhan Ratu (Kota Sukabumi - Jawa Barat) PPN Pekalongan (Kota Pekalongan - Jawa Tengah) PPN Brondong (Kab. Lamongan - Jawa Timur) Prigi (Kab. Trenggalek - Jawa Timur) PPN Pemangkat (Kab. Pemangkat - Kalimantan Barat) PPN Ambon (Kota Ambon - Maluku) PPN Ternate (Kota Ternate - Maluku Utara) PPN Tual (Kab. Maluku Tenggara - Maluku) 3. Pelabuhan Perikanan Pantai Propinsi Jumlah Lokasi Aceh Sumut Sumbar Riau Babel Lampung 1 1 1 1 1 1 PPP Lampulo (Kota Banda Aceh - Aceh) PPP Pulo Telo (Kab. Nias - Sumatera Utara) PPP Sikakap (Kab. Padang Pariaman - Sumatera Barat) PPP Tarempa (Kab. Kepulauan Riau - Riau) PPP Sungai Liat (Kab. Bangka - Bangka Belitung) PPP Lempasing (Kota Bandarlampung - 135 Banten Jateng Jatim Kalbar Kalteng Kalsel Kaltim Sulut NTB NTT Irian 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Lampung) PPP Karangantu (Kab. Serang - Banten) PPP Karimunjawa (Kab. Jepara - Jawa Tengah) PPP Bawean (Kab. Gresik - Jawa Timur) PPP Teluk Batang (Kab. Ketapang - Kalimantan Barat) PPP Hantipan (Kab. Kota Waringin Timur - Kalteng) PPP Banjarmasin (Kota Banjarmasin - Kalsel) PPP Tarakan (Kota Tarakan - Kalimantan Timur) PPP Dagho (Kep. Sangihe Talaud - Sulawesi Utara) PPP Labuhan Lombok (Kab. Lombok Timur - NTB) PPP Kupang (Kota Kupang - Nusa Tenggara Timur) PPP Sorong (Kota Sorong - Irian Jaya) 4. Pangkalan Pendaratan Ikan Propinsi Jumlah Lokasi Jawa timur 41 510 1. PPI Bulu (Kab. Tuban - Jawa Timur) 2. PPI Lekok (Kab. Pasuruan - Jawa Timur) 3. PPI Muncar (Kab. Banyuwangi - Jawa Timur) 4. PPI Pancer (Kab. Banyuwangi - Jawa Timur) 5. PPI Pasongsongan (Kab. Sumenep - Jawa Timur) 6. PPI Pondokdadap (Kab. Malang - Jawa Timur) 7. PPI Puger (Kab. Jember - Jawa Timur) 8. PPI Tambak Joyo (Kab. Tuban - Jawa Timur) 9. PPI Sukorejo (Kab. Tuban - Jawa Timur) 10. PPI Karangsari (Kab. Tuban - Jawa Timur) 11. PPI Karangagung (Kab. Tuban - Jawa Timur) 12. PPI Palang (Kab. Tuban - Jawa Timur) 13. PPI Nguling (Kab. Pasuruan - Jawa Timur) 14. PPI Kraton (Kab. Pasuruan - Jawa Timur) 15. PPI Grajagan (Kab. Banyuwangi - Jawa Timur) 16. PPI Lahuhan (Kab. Lamongan - Jawa Timur) 17. PPI Kranji (Kab. Lamongan - Jawa Timur) 18. PPI Weru (Kab. Lamongan - Jawa Timur) 19. PPI Ujong Pangkah (Kab. Gresik - Jawa Timur) 20. PPI Panceng (Kab. Gresik - Jawa Timur) 21. PPI Kedungcowek (Kota Surabaya - Jawa Timur) 22. PPI Kallanak (Kota Surabaya - Jawa Timur) 136 Yogja Aceh Sumut Sumbar Riau Kepulaua n Riau Jambi Sulsel Babel Bengkulu Lampung Banten DKI Jawa tengah Jawa barat Bali NTB NTT Kalbar Kalteng Kalsel 13 39 23 6 10 4 3 1 3 4 12 24 3 71 75 13 28 5 64 3 4 23. PPI Balongdowo (Kab. Sidoarjo - Jawa Timur) 24. PPI Kalibuntu (Kab/Kota Probolinggo - Jawa Timur) 25. PPI Randuputih (Kab/Kota Probolinggo - Jawa Timur) 26. PPI Mayangan (Kab/Kota Probolinggo - Jawa Timur) 27. PPI Banyuputih (Kab. Situbondo - Jawa Timur) 28. PPI Jangkar (Kab. Situbondo - Jawa Timur) 29. PPI Panarukan (Kab. Situbondo - Jawa Timur) 30. PPI Pondokmimbo (Kab. Situbondo - Jawa Timur) 31. PPI Mlandingan (Kab. Situbondo - Jawa Timur) 32. PPI Besuki (Kab. Situbondo - Jawa Timur) 33. PPI Ambuten (Kab. Sampang - Jawa Timur) 34. PPI Bandaran (Kab. Pamekasan - Jawa Timur) 35. PPI Pasean (Kab. Pamekasan - Jawa Timur) 36. PPI Tambakrejo (Kab. Blitar - Jawa Timur) 37. PPI Sidem (Kab. Tulungagung - Jawa Timur) 38. PPI Tamperan (Kab. Pacitan - Jawa Timur) 39. PPI Ketapang (Kab. Sampang - Jawa Timur) 40. PPI Camplong (Kab. Sampang - Jawa Timur) 41. PPI Banyusangka (Kab. Bangkalan - Jawa Timur) 137 Kaltim Sulsel Sulteng Sulut Gorontalo Sultra Maluku Maluku utara Irian 9 19 9 4 2 6 4 2 6 Sumber : Jumlah Lokasi Direktorat Bina Prasarana - Dit Jen Perikanan, 1994 & Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 16/MEN/2006 KLASIFIKASI PELABUHAN PERIKANAN BERDASARKAN KRITERIA TEKNIS No Kriteria Kelas pelabuhan perikanan Kelas I (PPS) Primer Kelas II (PPN) Skunder Kelas III (PPP) Tersier Kelas IV (PPI) Lokal 1 Luas lahan 30 Ha 15 Ha 5 Ha 2 Ha 2 Pemanfaatan lahan Prasarana, Industri, Permukiman Prasarana, Industri Prasarana, Industri Kecil Prasarana 3 Jumlah kapal (unit/hari) 100 75 30 20 4 Fasilitas tambat labuh untuk kapal berukuran (GT) > 60 > 30 > 10 > 3 5 Panjang Dermaga (m) 300 150 100 50 6 Kedalaman > 3 > 3 > 2 > 2 7 Daya Tampung Kapal Sandar (GT) 6000 2250 300 60 138 8 Ikan Didaratkan (Ton/Hari) 60 30 50 - 20 > 10 9 Fasilitas Pembinaan & Pengujian Mutu Tersedia Tersedia Tersedia - 10 Sarana Pemasaran Tersedia Tersedia Tersedia - 11 Pengembangan Industri Tersedia Tersedia Tersedia - 12 Wilayah Penangkapan Laut Teritorial, ZEEI dan Perairan Internasional Laut Teritorial dan ZEEI Perairan Pedalaman, Perairan Kepulauan dan Laut Teritorial Perairan Pedalaman, Perairan Kepulauan 13 Tujuan Pemasaran Sebagian untuk Ekspor Sebagian untuk Ekspor Lokal, Antar Daerah Lokal lokal Sumber : Direktorat Bina Prasarana - Dit Jen Perikanan, 1994 & Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 16/MEN/2006 139 1. SEJARAH SINGKAT DESA TAMBAKREJO Pada tahun 1833 M ada salah satu prajurit Mataram yang bernama Ngatmono Wijoyo. Beliau adalah salah satu prajurit yang lari dari kejaran serdadu Belanda. Hingga sampailah beliau pada kawasan atau daerah yang wingit dan jarang orang yang betah tinggal di hutan tersebut. Namun berkat kesabaran beliau hutan itu dibabat untuk dijadikan sebuah pemukiman, dan pada tahun 1838 M beliau bertemu dengan Mbah Camono sehingga beliau dengan mbah Camono mampu menambah kawasannya. Dan pada tahun 1965 pendatang sudah mulai banyak, dan hingga bertambahnya penduduk bertambah pula kegiatan yang ada. Pada tahun 1970 desa Tambakrejo memisahkan diri dari desa Sumberboto untuk mendirikan pedusunan lain. Dikutip dari Pidato Kepala Desa dalam Perayaan setiap 1 Syuro DAFTAR NAMA KEPALA DESA TAMBAKREJO No Tahun Periode Nama Keterangan 1. 1969 1970 Achmad Samsi Militer 2. 1970 1984 Subadi Militer 3. 1984 1989 Jawasi Militer 4. 1989 2002 Karyani Militer 5. 2002 sekarang Surani Sipil 2. PROFIL DESA TAMBAKREJO : Data Umum A. Batas Desa / Kelurahan : Sebelah Utara : Desa Kaligrenjeng Sebelah Timur : Desa Ngadipuro Sebelah Selatan : Samudera Indonesia Sebelah Barat : Desa Tumpak Kepuh B. Jarak Dari Pusat Pemerintahan Kecamatan Wonotirto : 17 Km Kabupaten Blitar : 35 Km C. Kelembagaan Desa / Kelurahan Jumlah Dusun : 2 (dua). dusun 1. Dusun Krajan : Nama Kasun Sukimin Terdiri dari 16 Rt dan 5 RW 2. Dusun Sidorejo : Nama Kasun Kriswahono Terdiri dari 12 Rt dan 3 RW 140 Luas Wilayah Luas Wilayah : 351,070 Ha Ketinggian Wilayah : 80 MAL Jumlah Penduduk : 4.497 Jiwa ( 1.691 KK) A. Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin : Laki - Laki Perempuan Miskin Total Penduduk 2.205 Jiwa 2.292 Jiwa 411 KK 4.497 Jiwa B. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan : Tidak sekolah SD SLTP SLTA DIII/S1 KK Miskin KK 640 Jiwa 109 Jiwa 1.136 Jiwa 1.892 Jiwa 6 Jiwa 411 Jiwa 1.691 Jiwa C. Jumlah Penduduk berdasarkan Mata Pencaharian : Buruh Tani Petani Peternak Pedagang PNS/Guru Swasta Lainnya 581 orang 95Org - 19 orang 42 orang 5 orang D. Agama : Islam Kristen Katolik Hindu Budha 4.482 orang 12 orang - - - 3. POTENSI-POTENSI DESA Potensi Sumber Daya Alam A. Potensi umum - Luas Desa Tanah sawah irigasi teknis : 159,760 Ha Tanah ladang/tegal : 83,610 Ha Tanah pemukiman : 78,572 Ha Tanah kas desa : - Ha Tanah lapangan : 0,500 Ha Tanah perkantoran pemerintahan : 1,000 Ha - Tipologi Sebagai desa perbatsan dengan kabupaten lain - Orbitasi Jarak ibukota kecamatan terdekat : 17 Km Lama tempuh ke ibukota kecamatan : 20 Menit Jarak ke ibukota kabupaten terdekat : 35 Km Lama tempuh ke ibukota kabupaten : 45 Menit 141 B. Pertanian - Luas tanam menurut komoditi Jagung, kacang kedelai, kacang tanah : 10 Ha dengan hasil 7 Ton - Pemilik lahan pertanian tanaman pangan Jumlah rumah tangga memiliki tanah pertanian : ____ RTP Jumlah rumah tangga tidak memiliki lahan pertanian : ____ RTP Memiliki kurang dari 0,5 Ha : ____ RTP Memiliki 0,5 1,0 Ha : ____RTP Memiliki lebih dari 1,0 Ha : ____ RTP Jumlah total rumah tangga petani : ____ RTP 142 BIODATA MAHASISWA Nama : RENI FIDIAWATI NIM : 06130071 Tempat Tanggal Lahir : BLITAR, 27 NOPEMBER 1988 Fak / Jur / Prog. Studi : TARBIYAH / IPS / EKONOMI Tahun Masuk : 2006 / 2007 Alamat Rumah : DUSUN KRAJAN RT 1 RW 2 DESA TAMBAKREJO KECAMATAN WONOTIRTO KABUPATEN BLITAR No Telp Rumah / Hp : 085 259 399 789 e-mail : renifidiawati@yahoo.co.id Malang, 17 April 2010 Mahasiswa Reni Fidiawati 06130071 1
Penerapan Cooperative Learning Metode Student Teams Achievement Divisions Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas Viii-B Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa-Laili-Masudah
Internalisasi Nilai-Nilai Karakter Melalui Ekstrakulikuler Pencak Silat Tapak Suci Di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah 1 Kota Malang - Unlocked-Dikonversi