Anda di halaman 1dari 78

1

DAMPAK PEMBANGUNAN PANGKALAN PENDARATAN IKAN


TERHADAP TINGKAT PEREKONOMIAN MASYARAKAT SEKITAR
PANTAI DESA TAMBAKREJO KECAMATAN WONOTIRTO
KABUPATEN BLITAR
SKRIPSI
Oleh
Reni Fidiawati
06130071
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2010
2
DAMPAK PEMBANGUNAN PANGKALAN PENDARATAN IKAN
TERHADAP TINGKAT PEREKONOMIAN MASYARAKAT SEKITAR
PANTAI DESA TAMBAKREJO KECAMATAN WONOTIRTO
KABUPATEN BLITAR
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim (UIN Maliki) Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna
Memperoleh Gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh
Reni Fidiawati
06130071
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2010
3
DAMPAK PEMBANGUNAN PANGKALAN PENDARATAN IKAN
TERHADAP TINGKAT PEREKONOMIAN MASYARAKAT SEKITAR
PANTAI DESA TAMBAKREJO KECAMATAN WONOTIRTO
KABUPATEN BLITAR
SKRIPSI
Oleh
Reni Fidiawati
06130071
disetujui Oleh,
Dosen Pembimbing
Drs. Moh. Yunus, Msi.
NIP. 19690324 199603 1 002
Disahkan Pada Tanggal, 22 April 2010
Mengetahui,
Ketua Jurusan IPS
Drs. Moh. Yunus, Msi.
NIP. 19690324 199603 1 002
4
MOTTO
Halaman Persembahan
Teriring Doa dan rasa syukur teramat dalam kehadirat
Allah SWT
Kupersembahkan karya yang sederhana ini
kepada orang yang paling kuhormati dan kusayangi
Suamiku tercinta
serta sebagai teladanku dan sumber motivasi
dalam hidupku.
Abah dan Umi tercinta yang dengan tulus ikhlas mendidik,
membimbing, dan mengarahkan dalam meniti
perjalanan ini
Bapak dan Ibu mertuaku yang telah ikhlas membimbingku
dan mengarahkan dalam perjalanan hidup ini
keluarga besarku yang telah memberikan doa
dan nuansa indah dalam hidupku,
sahabat-sahabatku seperjuangan darimu aku banyak
belajar arti kehidupan
Keponakan-kepanakanku tersayang
Teriring doa semoga segala kebaikan dibalas
oleh Allah SWT.
Amiin
5
Allah SWT Berfirman:

Artinya: Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang


menafkahkan hartanya di jalan Allah (pengertian menafkahkan harta di
jalan Allah meliputi belanja untuk kepentingan jihad, pembangunan
perguruan, rumah sakit, usaha penyelidikan ilmiah dan lain-lain) adalah
serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiaptiap
bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang
dia kehendaki. dan Allah Maha luas (karunia-Nya) lagi Maha
Mengetahui. (Q.S. Al- Baqarah 261)
The secret of happiness is not in doing what one likes, but in liking
what one does. ( Rahasia kesuksesan seseorang bukan terletak
pada mengerjakan apa yang disenangi, tetapi menyenangi
apa yang sedang dikerjakan ).
James M Barrie
MOTTO
6
Drs. Moh. Yunus, Msi.
Dosen Fakultas Tarbiyah
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
NOTA DINAS PEMBIMBING
Hal : Skripsi Reni Fidiawati Malang, 5 April 2010
Lamp : 4 (Empat) Eksemplar
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Maliki Malang
di
Malang
Assalamualaikum Wr. Wb
Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa maupun
teknik penulisan, dan setelah membaca skripsi tersebut dibawah ini:
Nama : Reni Fidiawati
NIM : 06130071
Jurusan : Ilmu Pengetahuan Sosial
Judul Skripsi : Dampak pembangunan pangkalan pendaratan ikan
terhadap tingkat perekonomian masyarakat sekitar
pantai Desa Tambakrejo Kecamatan Wonotirto
Kabupaten Blitar.
maka selaku pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak
diajukan untuk diujikan.
Demikian, mohon dimaklumi adanya.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Pembimbing,
Drs. Moh. Yunus, Msi.
NIP.19690324 199603 1 002
7
BEPARTEMEN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK
IBRAHIM MALANG
FAKULTAS TARBIYAH
Jl. Gajahyana 50 telp. (0341) 551354 Fax. (0341) 572533
Malang
Nama : Reni Fidiawati
NIM : 06130071
Fak / Jurusan : Tarbiyah / Ilmu Pengetahuan Sosial
Pembimbing : Drs. Moh. Yunus, Msi.
Judul Skripsi : Dampak pembangunan pangkalan pendaratan ikan terhadap
tingkat perekonomian masyarakat sekitar pantai Desa Tambakrejo
Kecamatan Wonotirto Kabupaten Blitar
No Tanggal Hal yang di Konsultasikan Tanda Tangan
1 14 Desember 2009 Pengajuan proposal
2 28 Desember 2009 Revisi isi proposal
3 11 Januari 2010 Konsultasi Bab I
4 18 Januari 2010 Konsultasi Bab II
5 25 Januari 2010 Konsultasi Bab III
6 18 Februari 2010 Revisi Bab I, II, III
7 8 Maret 2010 Konsultasi Bab IV
8 29 Maret 2010 Konsultasi Bab V dan VI
9 5 April 2010 Revisi Bab IV, V, VI
10 8 April 2010 ACC semua isi skripsi
11 22 April 2010 ACC revisi setelah ujian skripsi
Malang, 22 April 2010
Mengetahui,
Dekan Fakultas Tarbiyah
Dr. H. M. Zainuddin, MA
19620507 199503 1 001
8
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan
tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Malang, 8 April 2010
Reni Fidiawati
NIM: 06130071
9
DAMPAK PEMBANGUNAN PANGKALAN PENDARATAN IKAN
TERHADAP TINGKAT PEREKONOMIAN MASYARAKAT SEKITAR
PANTAI DESA TAMBAKREJO KECAMATAN WONOTIRTO
KABUPATEN BLITAR
SKRIPSI
Dipersiapkan dan disusun oleh
Reni Fidiawati ( 06130071 )
telah dipertahankan di depan dewan penguji pada
tanggal 17 April 2010
dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar strata satu Sarjana
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial ( S. Pd )
pada tanggal 17 April 2010
Panitia Ujian
Tanda Tangan
Ketua Sidang,
Drs. Muh. Yunus, Msi.
NIP. 19690324 199603 1 002
:
Sekretaris Sidang,
Samsul Susilawati, M. Pd
NIP. 19760619 200501 2 005
:
Pembimbing,
Drs. Muh. Yunus, Msi.
NIP. 19690324 199603 1 002
:
Penguji Utama
Dr. Abdul Bashith, M. Si
NIP. 19761002 200312 1 003
:
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Maliki Malang
Dr. H. M. Zainuddin, MA
NIP. 19620507 199503 1 001
10
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT,
karena berkat rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya sehingga penulisan skripsi
ini dapat diselesaikan dengan baik.
Sholawat serta salam semoga tetap terlimpah curahkan kepada nabi besar
Muhammad SAW, yang telah berjuang merubah kegelapan zaman menuju cahaya
kebenaran yang menjunjung nilai-nilai harkat dan martabat menuju insan
berperadaban.
Suatu kebahagiaan dan kebanggaan tersendiri bagi penulis melalui kisah
perjalanan panjang, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Namun penulis
menyadari bahwa dalam penulisan ini tidak telepas dari bimbingan dan arahan
serta kritik konstuktif dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya serta
penghargaan setinggi-tinggginya kepada:
1. Suamiku (Prisdiana Dwi Yunianto) tercinta yang telah sabar
menunggu sampai selesai kuliahku dan sumber motivasi serta teladan
dalam pembelajaranku.
2. Abah (H. Ahmad Tekad Sholeh ) dan Umi (Hj. Mahmudah) tercinta,
yang telah mengorbankan segalanya demi keberhasilanku selama ini.
3. Bapak (Rusmanto, Alm) dan Ibu (Musringah) tecinta, yang telah
membimbingku dengan penuh keihklasan.
11
4. Bapak Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, selaku Rektor UIN Maulana
Malik Ibrahim Malang.
5. Bapak Dr. H. M. Zainuddin, MA, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
6. Bapak Drs. Moh. Yunus, Msi, selaku Kajur IPS Tarbiyah UIN
Maulana Malik Ibrahim Malang.
7. Bapak Moh. Yunus, M.Si selaku dosen pembimbing I dan Ibu Alfiana
Yuli Efiyanti, MA, selaku dosen pembimbing II skripsi yang telah
membimbing dan mengarahkan saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Bapak/Ibu Dosen dan segenap Staf Fakultas Tarbiyah UIN Maulana
Malik Ibrahim Malang.
9. Semua keluarga besarku terima kasih atas dukungan dan iringan
doanya (Mak Win, Pak Puh Mingan, Mbak Ayu, Mas Anggi dan
Mbak Nuroh serta semuanya).
10. Adik-adikku (Gatut dan Rokhim) yang memberiku kebahagiaan
tersendiri, jangan nakal ya dan tetap semangat dalam belajar.
11. Mas Anjar dan Mbak Ira terima kasih atas dukungannya dan doanya
serta Aji keponakanku jangan nakal ya.
12. Teman-teman kost Wisma Asri yang memberikan motivasi untuk
selalu berusaha dan berjuang demi masa depan (Faridah, Mbak Muna
dan Asmaul) tidak akan aku lupakan kalian semua.
12
13. Teman-teman kelas semua IPS angkatan 2006 (Emi, Marita, Wiwin,
Puji, Lia, Yuni, Aulia, Fitroh dan semuanya aja dech ) tetap semangat
juga ya.
14. Segenap pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini
Hanya ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya yang penulis
sampaikan, semoga bantuan dan doanya yang telah diberikan dapat menjadi
catatan amal kebaikan dihadapan Allah SWT.
Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Karena itu penulis sangat berharap saran
dan kritik konstruktif dari para pembaca yang budiman untuk perbaikan dimasa
mendatang.
Akhirnya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi yang
membacanya, dan kepada lembaga pendidikan guna untuk membentuk generasi
masa depan yang handal. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat, taufiq,
hidayah dan inayah-Nya kepada kita semua. Amin.
Malang, 22 April 2010
Penulis
13
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGAJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN PERSEMBAHAN
HALAMAN MOTTO
HALAMAN NOTA DINAS PEMMBIMBING
HALAMAN BUKTI KONSULTASI
HALAMAN SURAT PERNYATAAN
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ............................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................... viii
DAFTAR TABEL................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... x
ABTRAK ............................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Fokus Penelitian ...................................................................... 4
C. Tujuan Pembahasan ................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ................................................................... 6
E. Kehadiran peneliti .................................................................... 7
F. Kerangka Berfikir .................................................................... 7
G. Penelitian Terdahulu ................................................................ 9
H. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................... 10
I. Definisi Istilah ....................................................................... 10
J. Sistematika Pembahasan ........................................................ 15
BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................. 18
A. Konsep Ekonomi ............................................................................. 18
14
1. Pengertian Ekonomi ................................................................... 18
B. Konsep Pelabuhan Perikanan ......................................................... 20
1. Pengertian Pelabuhan Perikanan dan PPI ................................... 20
2. Manfaat Pelabuhan Perikanan .................................................... 24
3. Klasifikasi Pelabuhan Perikanan ............................................... 24
4. Pembangunan Wilayah Pesisir dan Laut .................................... 29
5. Beberapa Problem Pembanguan Kawasan Pantai ...................... 30
6. Ciri Morfologi Pantai dan Pesisir Lainnya ................................. 30
7. Memperdayakan Masyarakat Pesisir .......................................... 31
C. Teori Pembangunan Ekonomi ......................................................... 32
1. Pengertian Pembangunan Ekonomi ............................................ 33
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembagunan Ekonomi ....... 39
3. Faktor-faktor yang Menghambat Pembangunan Ekonomi ......... 40
4. Aspek-aspek yang Mempengaruhi Pembangunan Ekonomi ...... 41
5. Dampak Pembangunan Ekonomi ............................................... 44
D. Pembangunan Pariwisata ................................................................ 45
1. Pengaruh Pembangunan Pariwisata Terhadap Perekonomian .... 45
2. Dampak Paiwisata Terhadap Perekonomian Daerah .................. 47
3. Dampak Pariwisata Terhadap Perekonomian Rakyat ................ 49
E. Pembangunan Regional ................................................................... 51
1. Pembangun Ekonomi Regional ................................................. 52
2. Paradigma Baru Tentang Pembangunan Ekonomi Daerah ....... 53
3. Perencanaan Pembangunan Ekonomi Daerah ........................... 53
4. Implikasi Perencanaan Pembangunan Ekonomi Daerah........... 54
BAB III METODE PENELITIAN .................................................... 56
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian............................................... 56
B. Lokasi Penelitian ...................................................................... 57
C. Data dan Sumber Data ............................................................. 58
D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 59
E. Teknik Analisis Data ................................................................ 62
15
F. Pengecekan keabsahan Data .................................................... 66
G. Tahap-Tahap Penelitian ........................................................... 67
BAB IV PAPARAN DATA ............................................................... 68
A. Deskripsi Objek Penelitian ....................................................... 68
1. Pemilihan Lokasi PPI di Kabupaten Blitar .......................... 68
2. Lokasi Pantai tambakrejo dan Sekilas Asal Usul Keberadaan
Pangkalan Pendaratan Ikan .................................................. 71
3. Kondisi Geografis Daerah Pembangunan PPI ..................... 72
4. Kondisi Penduduk dan Pembangunan PPI .......................... 75
5. Kondisi Sarana dan Prasarana daerah Pembangunan Pangkalan
Pendaratan Ikan ................................................................... 76
6. Faktor yang Mendukung Pembangunan PPI ...................... 78
7. Kondisi sosial, Ekonomi dan Budaya Daerah Pembangunan
Pangkalan Pendaratan Ikan .................................................. 78
8. Usaha-Usaha Setelah di Bangunnya Pangkalan Pendaratan
Ikan bagi Desa Tambakrejo ................................................. 78
B. Paparan Data ............................................................................ 80
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat perekonomian
masyarakat sekitar pantai desa Tambakrejo sebelum
adanya Pangkalan Pendaratan Ikan ..................................... 81
2. Tingkat Perekonomian masyarakat sekitar pantai desa
tambakrejo sebelum dibagunnya Pangkalan
Pendaratan Ikan .................................................................. 82
3. Dampak pembangunan Pangkalan Pendaratan Ikan terhadap
tingkat perekonomian masyarakat sekitar pantai
desa Tambakrejo .................................................................. 85
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat perekonomian setelah
adanya pembangunan Pangkalan Pendaratan Ikan .............. 88
C. Temuan Penelitian .................................................................... 89
BAB V ANALISIS HASIL TEMUAN PENELITIAN dan
PEMBAHASANNYA ......................................................................... 91
A. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat perekonomian
masyarakat sekitar pantai desa Tambakrejo sebelum
adanya Pangkalan Pendaratan Ikan ........................................... 91
B. Tingkat Perekonomian masyarakat sekitar pantai desa
16
tambakrejo sebelum dibagunnya Pangkalan Pendaratan Ikan . 92
C. Dampak pembangunan Pangkalan Pendaratan Ikan terhadap
tingkat perekonomian masyarakat sekitar pantai
desa Tambakrejo ....................................................................... 94
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat perekonomian
Setelah adanya pembangunan Pangkalan Pendaratan Ikan ....... 99
BAB VI PENUTUP ........................................................................... 102
A. Kesimpulan............................................................................. 102
B. Saran ....................................................................................... 105
Daftar Pustaka
Lampiran - Lampiran
17
DAFTAR GAMBAR
Gambar : 1.1 Kerangka Berfikir konseptual penelitian .......................... 8
Gambar : 4.1 Mekanisme pemasaran produksi perikanan
PPI Tambakrejo ..................................................................................... 81
18
DAFTAR TABEL
Tabel : 2.1 Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Daerah .............. 53
Tabel : 4.1 Perbandingan Alternatif Pemilihan Lokasi PPI .................. 70
Tabel : 4.2 Luas Desa di kecamatan Wonotirto ................................... 73
Tabel : 4.3 Jumlah penduduk Desa Tambakrejo Berdasarkan Usia...... 75
Tabel : 4.4 Jumlah penduduk Desa Tambakrejo Berdasarkan
Tingkat Pendidikan ............................................................................... 75
Tabel : 4.5 Jumlah penduduk Desa Tambakrejo Berdasarkan
Mata Pencaharian .................................................................................. 76
Tabel : 4.6 Jumlah penduduk Desa Tambakrejo Berdasarkan
Hitungan KK ......................................................................................... 76
19
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Keterangan Melakukan PenelitianPKBPPM
2. Surat balasan penelitian dari dinas perikanan
3. Surat Balasan Penelitian Desa Tambakrejo
4. Surat penelitian Desa Tambakrejo
5. Hasil Dokumentasi Penelitian
6. Jumlah dan Persebaran Pelabuhan perikanan di Indonesia Menurut
Hirarkinya
7. Klasifikasi Pelabuhan Perikanan Berdasarkan Kriteria Teknis
8. Monografi desa (sejarah desa, profil dll)
9. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomer : KEP.12/Men/2004
20
ABSTRAK
Fidiawati, Reni. 06130071. Dampak pembangunan pangkalan pendaratan ikan
terhadap tingkat perekonomian masyarakat sekitar pantai Desa Tambakrejo
Kecamatan Wonotirto Kabupaten Blitar. Skripsi, Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Malang. Drs. Moh. Yunus M. Si.
Kata Kunci : Dampak, pembangunan PPI, perekonomian masyarakat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari pembangunan
pangkalan pendaratan ikan terhadap tingkat perekonomian masyarakat sekitar
pantai Desa Tambakrejo Kecamatan Wonotirto Kabupaten Blitar. Adapun sasaran
penelitian ini adalah diharapkan dapat menjadi kontribusi konstruktif terhadap
lembaga pemerintahan dalam meningkatkan perekonomian melalui program
pembangunan daerah, seperti yang ada pada Desa Tambakrejo tentang
pembangunan pangkalan pendaratan ikan.
Serta tujuan pembangunan suatu daerah pada dasarnya untuk meningkatkan
taraf hidup dan kesejahteraan rakyat melalui pembangunan yang serasi antar
sektor. Kabupaten Blitar yang mempunyai aset sektor di pantai Tambakrejo atas
pembangunan pangkalan pendaratan ikan, hal ini merupakan salah satu sektor
unggulan untuk meningkatkan dan mengembangkan perekonomian daerahnya.
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
dengan melakukan pengumpulan data primer dan sekunder yang meliputi nelayan,
pemilik usaha sekitar pantai Desa Tambakrejo, masyarakat di sekitar lokasi dan
instansi pemerintah terkait, sedangkan metode analisa yang dipakai adalah analisis
kualitatif. Kriteria dampak yang dikaji meliputi : (1) Kemampuan pembangunan
pangkalan pendaratan ikan dalam menciptakan efek multiplier dan (2)
Kemampuan jenis usaha pelayanan. Adapun faktor-faktor yang dikaji adalah : (1)
Profil wisatawan dan tingkat pemenuhan kebutuhannya, (2) Kualitas dan sikap
masyarakat lokal dan (3) Ketersediaan sarana prasarana pendukung.
Hasil pengkajian terhadap dampak pembangunan pangkalan pendaratan
ikan menunjukkan bahwa bahwa pembangunan pangkalan pendaratan ikan
mempunyai dampakan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat lokal
di Kabupaten Blitar kalau dari kepemilikan usaha pembangunan pangkalan
pendaratan ikan dan penyerapan tenaga kerja. Namun secara keseluruhan dampak
pembangunan pangkalan pendaratan ikan tersebut belum cukup berarti kalau
dilihat dari besarya pasokan barang non lokal serta tingkat pendapatan pemilik
usaha pelayanan yang relatif kecil. Faktor pengaruh yang dominan adalah segmen
pasar wisatawan. Dalam upaya mengembangkan potensi wisata selayaknya juga
memperhatikan keberadaan pelaku dan pemilik usaha pelayanan khususnya dari
masyarakat lokal sehingga usahanya bisa lebih berkembang, selain itu juga tetap
menjaga kelangsungan acara-acara budaya yang dapat dijadikan momen oleh
masyarakat untuk menangkap peluang usaha.
21
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan prasarana pelabuhan sangat mutlak diperlukan dan
menurut UU No. 9 Tahun 1985 dinyatakan bahwa pemerintah berkewajiban
membangun prasarana perikanan (Sekretariat Kabinet RI, 1985 dalam Danial,
1998). Khususnya untuk perikanan tangkap, prasarana tersebut antara lain
berbentuk pelabuhan perikanan yang berfungsi sebagai satu lingkungan kerja.
Pelabuhan perikanan mempunyai peranan penting dalam mendukung
peningkatan produksi perikanan, memperlancar arus lalu-lintas kapal
perikanan, mendorong pertumbuhan perekonomian masyarakat perikanan,
pelaksanaan dan pengendalian sumber daya ikan, dan mempercepat
pelayanan terhadap seluruh kegiatan di bidang usaha perikanan. 1
Desa Tambakrejo merupakan salah satu wilayah dipesisir selatan
Kabupaten Blitar yang terletak lebih dari 33 km kearah selatan dari pusat
pemerintahan yang mengandalkan hasil laut sebagai mata pencaharian
utama penduduknya. Dengan mayoritas penduduknya bermata pencaharian
petani dan nelayan dan sebagian kecil pedagang dan pegawai. Desa
Tambakrejo mempunnyai potensi kelautan yang sangat tinggi, mengingat
sebagian besar wilayahnya dikelilingi oleh lautan.
Pemanfaatan sumber daya alam (SDA) dibidang kelautan Desa
Tambakrejo sendiri selama ini masih terbilang belum maksimal mengingat
fasilitas penunjangnya masih dalam tahap pengembangan, diantaranya
1Permen Kelautan dan Perikanan,2006
22
adalah sedang dibangunnya pangkalan pendaratan ikan sebagai tempat
bersandar perahu-perahu nelayan.
Pangkalan pendaratan ikan yang sedang dalam tahap pembangunan ini
diharapkan dapat memberi kemudahan para nelayan dalam menyandarkan
perahu serta memberi kemudahan dalam proses pemindahan ikan hasil
tangkapan nelayan dari perahu ke TPI ( tempat pelelangan ikan ) mengingat
selama ini sebelum adanya pangkalan pendaratan ikan banyak sekali
kesulitan yang dialami nelayan dalam menyandarkan perahu dan dalam
pemindahan ikan dari perahu ke TPI.
Nelayan harus menempatkan perahunya di lautan lepas yang rawan
akan pencurian dengan ganasnya ombak serta untuk mengangkut ikan
nelayan harus memindahkan dulu ke perahu yang lebih kecil agar bisa ke
pinggir pantai, diharapkan dengan pembangunan pangkalan pendaratan
ikan, perahu para nelayan bisa masuk ke sungai serta ikan hasil tangkapan
bisa langsung ke daratan untuk dijual.
Pembangunan pangkalan pendaratan ikan merupakan proyek jangka
panjang pemerintah propinsi dan Kabupaten yang bersamaan dengan proyek
pemerintahan lainnya yaitu jalur lintas selatan. Pembangunan pangkalan
pendaratan ikan ini sudah mulai pada tahun 2005 dan diharapkan 2015
selesai. Pembangunan pangkalan pendaratan ikan ini juga mengalami
pasang surut mengingat pada awal-awal pembangunan semua komposisi
bangunan pernah hilang karena banjir sehingga harus dimulai lagi dari awal
dengan desain tekstur bangunan yang lebih kuat, pada perkembangannya
23
saat ini pangkalan pendaratan ikan sudah bisa digunakan oleh para nelayan
meskipun belum selesai pada tahap akhir pengerjaan.
Untuk itu dalam kesempatan kali ini penulis ingin melakukan
penelitian mengenai dampak pembangunan pangkalan pendaratan ikan
terhadap tingkat perekonomian masyarakat sekitar pantai Desa Tambakrejo,
sehingga pada akhirnya diharapkan dapat diambil sedikit gambaran
mengenai manfaat pembangunan pangkalan pendaratan ikan di kawasan
pantai Desa Tambakrejo.
Untuk mendukung penelitian ini akan dijelaskan lebih lanjut tentang
bagaimana tingkat perekonomian masarakat sekitar pantai Desa Tambakrejo
sebelum dibangunnya Pangkalan pendaratan ikan, kemudian faktor-faktor
apa yang mempengaruhi tingkat perekonomian masyarakat sekitar pantai
Desa Tambakrejo sebelum adanya pangkalan pendaratan ikan dan faktorfaktor
apa yang mempengaruhi tingkat perekonomian setelah adanya
pembangunan pangkalan pendaratan ikan serta bagaimana dampak
pembangunan pangkalan pendaratan ikan terhadap tingkat perekonomian
masyarakat sekitar pantai Desa Tambakrejo, Kecamatan Wonotirto,
Kabupaten Blitar.
Berdasarkan beberapa uraian diatas penulis kemudian bermaksud untuk
mengadakan penelitian dengan judul Dampak pembangunan pangkalan
pendaratan ikan terhadap tingkat perekonomian masyarakat sekitar
pantai Desa Tambakrejo Kecamatan Wonotirto Kabupaten Blitar .
B. Fokus Penelitian
24
Secara umum rumusan masalah penelitian ini adalah Bagaimanakah
dampak pembangunan pangkalan pendaratan ikan terhadap tingkat
perekonomian masyarakat sekitar pantai Desa Tambakrejo Kecamatan
Wonotirto Kabupaten Blitar? Secara khusus rumusan masalah yang dikaji
dalam penelitian dirumuskan sebagai berikut:
1. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi tingkat perekonomian masyarakat
sekitar pantai Desa Tambakrejo Kecamatan Wonotirto Kabupaten Blitar
sebelum adanya pangkalan pendaratan ikan?
2. Bagaimanakah tingkat perekonomian masyarakat sekitar pantai Desa
Tambakrejo sebelum dibagunnya pangkalan pendaratan ikan?
3. Bagaimanakah dampak pembangunan pangkalan pendaratan ikan terhadap
tingkat perekonomian masyarakat sekitar pantai Desa Tambakrejo,
Kecamatan Wonotirto, Kabupaten Blitar?
4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat perekonomian setelah
adanya pembangunan pangkalan pendaratan ikan?
C. Tujuan Pembahasan
25
Berdasarkan pada fokus masalah diatas, peneliti mempunnyai tujuan
secara umum yaitu mengetahui dampak pembangunan pangkalan pendaratan
ikan terhadap tingkat perekonomian masyarakat sekitar pantai Desa
Tambakrejo Kecamatan Wonotirto Kabupaten Blitar. Adapun tujuan
penelitian secara khusus adalah:
1. Mendeskripsikan faktor-faktor apa yang meningkatkan perekonomian
masyarakat sekitar pantai Desa Tambakrejo, Kecamatan Wonotirto
Kabupaten Blitar sebelum adanya pangkalan pendaratan ikan.
2. Mendeskripsikan tentang kondisi tingkat perekonomian masyarakat sekitar
pantai Desa Tambakrejo sebelum dibangunnya pangkalan pendaratan ikan.
3. Mendeskripsikan dampak dari pembangunan pangkalan pendaratan ikan
terhadap tingkat perekonomian masyarakat sekitar pantai Desa
Tambakrejo Kecamatan WonotirtoKabupaten Blitar.
4. Mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat perekonomian
setelah adanya pembangunan pangkalan pendaratan ikan.
D. Manfaat Penelitian
26
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi kontribusi konstruktif terhadap
lembaga pemerintahan dalam meningkatkan perekonomian melalui program
pembangunan daerah, seperti yang ada pada Desa Tambakrejo tentang
pembangunan pangkalan pendaratan ikan.
Adapun secara detail, kegunaan penelitian ini diantaranya:
Secara Praktis
1. Sebagai masukan bagi masyarakat sekitar pantai Desa Tambakrejo,
Kecamatan Wonotirto, Kabupaten Blitar dalam rangka
meningkatkan kualitas dan dalam memecahkan masalah pemenuhan
kebutuhan hidup.
2. Sebagai acuan dalam rencana pembangunan daerah kedepannya,
supaya lebih tepat, cepat dan akuntabilitas dalam merencanakan
proyek pembangunan daerah kedepannya.
3. Sebagai penambah wawasan dalam kedalaman ilmu ekonomi
pembangunan dan menambah pengalaman dalam observasi.
Secara Teori
1. Sebagai penambah wawasan dalam kedalaman ilmu ekonomi
pembangunan.
2. Menambah pengalaman dalam observasi.
3. Serta mempermudah bagi peneliti berikutnya sebagai referensi.
27
E. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian kualitatif, penelitian sendiri atau dengan bantuan yang
lain merupakan pengumpul data utama. Dalam hal ini, sebagaimana
dinyatakan didalam bukunya Lexy moleong bahwa kedudukan peneliti dalam
penelitian kualitatif cukup rumit. Ia sekaligus merupakan perencana,
pelaksana, pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya ia
menjadi pelapor hasil penelitiannya. Pengertian instrumen atau alat penelitian
disini tepat karena ia menjadi segalanya dari proses penelitian.2
Berdasarkan pada pandangan di atas, maka pada dasarnya kehadiran
peneliti, disamping sebagai instrumen juga menjadi faktor penting dalam
seluruh kegiatan penelitian ini. Karena kedalaman dan ketajaman dalam
menganalisis data yang didapat tergantung pada peneliti.
F. Kerangka Berfikir
Penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana dampak dari
pembangunan pangkalan pendaratan ikan terhadap perekonomian masyarakat
sekitar pantai Desa Tambakrejo. Selain hal di atas peneliti juga ingin
menspesifikasikan lagi yang dimaksud perekonomian disini adalah ditinjau
dari tingkat pendapatan, tenaga kerja, dan kemampuan untuk berusaha. Dari
uraian diatas dapat disusun berupa kerangka berfikir atau konseptual sebagai
berikut:
2Lexy, op.cit., hlm.168
28
Gambar: 1.1 kerangka berfikir konseptual penelitian
G. Penelitian Terdahulu
Kondisi sebelum pembangunan
pangkalan pendaratan ikan:
- Mata pencaharian terbatas
- Potensi wisata belum dikelola
dengan baik
- Kondisi ekonomi sedang
kebawah
- Kesulitan dalam menyandarkan
perahu
Pembangunan pangkalan
pendaratan ikan:
- Memudahkan perahu dalam
berlabuh
- Meningkatkan
perekonomian
- Meningkatkan kesejahteraan
- Memudahkan nelayan dalam
menurunkan ikan
- Jalan penghubung
- Sebagai tempat pariwisata
Kondisi setelah pembangunan
pangkalan pendaratan ikan:
- Perekonomian meningkat
- Mata pencaharian lebih
bervariasi
- Masyarakat lebih
sejahtera
- Potensi wisata lebih
terkelola dengan baik
- Daya tarik pendatang
untuk bekerja dan
bermukim
29
Penelitian tentang pembangunan secara nasional maupun regional
sudah banyak yang dilakukan baik dalam skala penulisan skripsi maupun
tesis, diantaranya adalah:
No Identitas Judul Hasil penelitian
1 Ahmad Rifai
(Tesis, 2007)
Pengaruh Tingkat
Kemajuan Daerah Terhadap
Perkembangan Usaha Kecil
di Lampung Selatan
Hasil penelitian tersebut
adalah berpengaruh positif
dan signifikan antara
kemajuan daerah dengan
perkembangan usaha
kecil.3
2 Penelitian
Muhammad
Nur Hudi
(Skripsi,
2009).
Dampak Pembangunan
Wisata Bahari Lamongan
(WBL) terhadap Ekonomi
Masyarakat Desa Penanjan,
Desa Paciran, Lamongan
Hasil penelitian tersebut
juga berpengaruh secara
signifikan antara
pembangunan WBL
terhadap ekonomi
masyarakat di Desa
Paciran.4
3 Penelitian
Chairina
(Skripsi, 2003)
Penataan Dan
Pengembangan Kawasan
Pangkalan pendaratan ikan
(PPI) Jongor Tegalsari
Tegal (Dengan Pendekatan
Desain Arsitektur Neo
Vernakular).
Hasil dari penelitian
tesebut adalah Pelaksanaan
pembangunan hingga
hasilnya dapat
dimanfaatkan untuk
peningkatan. Pendapatan /
taraf hidup penduduk dan
pendapatan asli daerah itu
sendiri. 5
H. Ruang Lingkup Penelitian
3Ahmad Rifai. 2007. Pengaruh Tingkat Kemajuan Daerah Terhadap Perkembangan
Usaha Kecil di Lampung Selatan. Lampung Selatan: Skripsi Mahasiswa.
4Muhammad Nur Hudi. 2009. Dampak Pembangunan Wisata Bahari Lamongan (WBL)
terhadap Ekonomi Masyarakat Desa Penanjan, Desa Paciran, Lamongan. Lamongan. Skripsi
Mahasiswa UIN Malang.
5Chairina. 2003. Penataan Dan Pengembangan Kawasan Pangkalan pendaratan ikan
(PPI) Jongor Tegalsari Tegal (Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Neo Vernakular).univ
Diponegoro.
30
Luasnya cakupan scope penelitian mengenai pembangunan pangkalan
pendaratan ikan dan tingkat perekonomian menjadi kendala bagi peneliti.
Maka dari itu ruang lingkup penelitian ini fokus pada bagaimana tingkat
perekonomian masyarakat sekitar pantai Desa Tambakrejo sebelum
dibagunnya pangkalan pendaratan ikan, faktor-faktor apa yang
mempengaruhi tingkat perekonomian masyarakat sekitar pantai Desa
Tambakrejo Kecamatan Wonotirto Kabupaten Blitar sebelum adanya
pangkalan pendaratan ikan, dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
tingkat perekonomian setelah adanya pembangunan pangkalan pendaratan
ikan, serta bagaimana dampak pembangunan pangkalan pendaratan ikan
terhadap tingkat perekonomian masyarakat sekitar pantai Desa Tambakrejo,
Kecamatan Wonotirto Kabupaten Blitar.
Sementara itu perencanaan pembangunan pangkalan pendaratan ikan ini
berlangsung menjadi dua tahap yaitu tahap menengah dan besar. Untuk
mempermudah peneliti dalam pengambilan data dalam pembangunan
pangkalan pendaratan ikan, peneliti lebih fokus terhadap pembangunan
pangkalan pendaratan ikan tahap menengah, karena sekarang pangkalan
pendaratan ikan tersebut sudah dapat dimanfaatkan oleh para nelayan.
I. Definisi Istilah
Untuk menghindari terjadinya presepsi lain mengenai isitilah-istilah
yang ada dalam skripsi ini, maka perlu adanya penjelasan mengenai definisi
istilah dan batasan-batasannya.
31
Adapun definisi dan batasan istilah yang berkaitan dengan berkaitan
dengan judul dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Ekonomi
Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah
orang menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja. Ilmu yang
mempelajari ekonomi disebut sebagai ilmu ekonomi.
Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam
memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah
adanya ketidak seimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas
dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Permasalahan itu
kemudian menyebabkan timbulnya kelangkaan (Ingg: scarcity).
2. Pembangunan
Sumitro Djojohadikusumo menjelaskan perbedaan definisi antara
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.6 Pertumbuhan ekonomi
berpokok pada proses peningkatan produksi barang dan jasa dalam
kegiatan ekonomi masyarakat. Paham pertumbuhan digunakan dalam teori
dinamika sebagaimana hal itu dikembangkan oleh para pemikir Neo-
Keynes dan Neo-Klasik.
Teori pembangunan Karl Max berdasarkan adanya pertentangan
kelas antara kapitalis(pemilik modal) dengan hisapan, sedangkan upah
diperoleh secara subsistem ( sosialis).
6Sumitro Djojohadikusumo. 1991. Perkembangan Pemikiran Ekonom. Jakarta: Yayasan
Obor. Hlm. 1
32
Teori pembangunan J.M Keynes bersifat campuran yang
menggabungkan antara teori kapitalis dengan teori sosialis. Teori
pembangunan ini menggabungkan antara teotinya Karl Max dengan
teorinya Adam smith.
3. Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi merupakan pertumbuhan ekonomi yang
diiringi oleh perubahan pada distribusi output dan struktur ekonomi,
peningkatan kontribusi sektor industri dan jasa serta peningkatan
pendidikan dan keterampilan angkatan kerja. Pertumbuhan ekonomi
daerah dapat bersumber dari peningkatan modal melalui investasi dan
tabungan masyarakat, peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kerja
melalui pertumbuhan angkatan kerja dan peningkatan pengetahuan dan
keterampilan serta adanya penyempurnaan teknologi dalam proses
produksi.7
Pembangunan ekonomi mengandung arti yang lebih luas dan
mencakup perubahan pada tata susunan ekonomi masyarakat secara
menyeluruh. Pembangunan merupakan proses transformasi yang dalam
perjalanan waktu ditandai oleh perubahan struktural, yatiu prubahan pada
landasan kegiatan ekonomi maupun pada kerangka susunan ekonomi
masyarakat yang bersangkutan.
7Suryono,A.2004. Pengantar Teori Pembangunan. Malang : Kerjasama FIA Unibraw-
Universitas Negeri Malang, UM Press. Hlm. 30
33
4. Dampak Pembangunan Ekonomi
Dampak pembangunan ekonomi ada dau yaitu dampak positif dan
dampak negatif sebagai berikut:8
Dampak positif pembangunan ekonomi
1) Peningkatan kegiatan ekonomi yang mendapatkan lapangan pekerjaan
bagi masyarakat pembangunan ekonomi mengurangi pengangguran
2) Pembangunan ekonomi meningkatkan pendapatan masyarakat secara
keseluruhan
3) Pembangunan ekonomi membawa perubahan pada struktur ekonomi
dari agraris menuju industri
4) Pembangunan ekonomi menciptakan pemerataan pendapatan
kesempatan kerja, yang mengurangi kesenjangan antara golongan
masyarakat kaya dan miskin
5) Pembangunan ekonomi meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Dampak negatif pembangunan ekonomi
Dampak negatif yang ditimbulkan oleh adanya pembangunan yaitu
polusi dan kerusakan lingkungan. Contohnya sebagai berikut:
1) Adanya pabrik menimbulkan polusi suara, polusi udara, dan polusi
limbah yang mengganggu bagi penduduk
2) Lingkungan industri dapat menimbulkan kerusakan lingkungan seperti
kerusakan tanah, sumber air tercemar, dan tanah pertanian rusak.
Kerusakan ini sangat merugikan penduduk.
8 Nurjaka,. 2003. Intisari ekonomi, Bandung : pustaka setia (336-337)
34
5. Pariwisata
Di Indonesia istilah pariwisata dimulai pada awal tahun enam
puluhan. Istilah ini semakin menjadi pembicaraan, terutama setelah
Presiden Suharto menyampaikan kata sambutan dalam pertemuan ramah
tamah dengan para peserta seminar dan rapat kerja kepariwisataan tanggal
27 Nopember 1982 di Istana Negara.9
Untuk menyamakan pemahaman mengenai istilah-istilah dan
pengertian pariwisata, di Indonesia mengacu pada Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 9 tahun 1990 tentang Kepariwisataan, yang
menyatakan bahwa Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan
dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta
usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut.
Sedangkan wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari
kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara
untuk menikmati objek dan daya tarik wisata.
6. Pangkalan pendaratan ikan
PPP/PPI pada hakekatnya merupakan prasarana ekonomi perikanan
yang dibangun dengan maksud tercapainya tujuan pembangunan
perikanan, karena pelabuhan perikanan berperan penting dan strategis
dalam menunjang peningkatan produksi perikanan, memperlancar arus lalu
lintas kapal perikanan, mendorong pertumbuhan perekonomian
9Putu Gelgel. 2006. Industri Pariwisata Indonesia Dalam Globalisasi Perdagangan Jasa
(GATSWTO):Implikasi Dan Antisipasinya. Bandung: PT. Refika Aditama. Hlm 219
35
masyarakat perikanan, serta mempercepat pelayanan terhadap seluruh
kegiatan yang bergerak dibidang usaha perikanan.
J. Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah pembahasan dalam skripsi ini, penulis
memperinci dalam sistematika pembahasan sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Dalam bab ini berisi tentang gambaran pokok pikiran untuk
memberikan gambaran terhadap inti pembahasan, pokok pikiran tersebut
masih bersifat global. Pada bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kehadiran penelitian, kerangka
berfikir, penelitian terdahulu, ruang lingkup penelitian, definisi istilah dan
sistematika pembahasan.
BAB II Kajian Pustaka
Pada bab ini dikaji beberapa teori yang berkaitan dengan penelitian
antara lain tentang konsep ekonomi ( pengertian ekonomi ), konsep pelabuhan
perikanan ( pengertian pelabuhan perikanan dan pangkalan pendaratan ikan,
manfaat pelabuhan perikanan, klasifikasi pelabuhan perikanan, pembangunan
wilayah pesisir dan laut, beberapa probem dan issue pembangunan kawasan
pantai, ciri morfologi pantai dan pesisir lainnya, memberdayakan masyarakat
pesisir ), teori pembangunan ekonomi ( pengertian pembangunan, pengertian
pembangunan ekonomi, aspek- aspek, yang mempengaruhi pembagunan
ekonomi, strategi pembangunan ekonomi, dampak pembangunan ekonomi ),
pembangunan pariwisata ( pengaruh pembangunan pariwisata terhadap
36
perekonomian, dampak pariwisata terhadap perekonomian daerah, dampak
pariwisata terhadap perekonomian rakyat ), pembangunan regional (
pembangunan ekonomi daerah, paradigm baru teori pembangunan ekonomi
daerah, perencanaan pembangunan ekonomi daerah, implikasi pembangunan
ekonomi daerah ).
BAB III Metode Penelitian
Bab ini menguraikan secara khusus mengenai metodelogi penelitian
yang meliputi: pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, data dan
sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, pengecekan
keabsahan data dan tahap-tahap penelitian.
BAB IV Paparan Data
Bab ini membahas tentang deskripsi objek penelitian ( pemilihan lokasi
PPI Kabupaten Blitar, lokasi pantai Desa Tambakrejo dan sekilas asal usul
keberadaan PPI, kondisi geografis daerah pembangunan pangkalan
pendaratan ikan, kondisi penduduk daerah pembangunan PPI, kondisi saran
dan psarana daerah pembangunan PPI, kondisi sosial, ekonomi dan budaya
daerah pembangunan PPI, faktor-faktor yang mendukung pembangunan
pangkalan pendaratan ikan dan usaha-usaha setelah dibangunnya pangkalan
pendaratan ikan bagi masyarakat pantai sekitar Desa Tambakrejo ), paparan
data yang terdiri dari (faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
perekonomian masyarakat sekitar pantai Desa Tambakrejo sebelum adanya
PPI, tingkat perekonomian masyarakat sekitar pantai Desa Tambakrejo
sebelum dibangunnya PPI, dampak pembangunan PPI terhadap tingkat
37
perkonomian masyarakat sekitar pandai Desa Tambkarejo Kecamatan
Wonotirto Kabupaten Blitar dan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
perekonomian setelah dibangunnya PPI) dan temuan penelitian.
BAB V Analisis hasil temuan penelitian dan pembahasannya
Bab ini membahas tentang inti data yang diteliti tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi tingkat perekonomian masyarakat sekitar pantai Desa
Tambakrejo Kecamatan Wonotirto Kabupaten Blitar sebelum adanya
pangkalan pendaratan ikan, tingkat perekonomian masyarakat sekitar pantai
Desa Tambakrejo sebelum dibagunnya pangkalan pendaratan ikan, dampak
pembangunan pangkalan pendaratan ikan terhadap tingkat perekonomian
masyarakat sekitar pantai Desa Tambakrejo Kecamatan Wonotirto Kabupaten
Blitar dan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat perekonomian setelah
adanya pembangunan pangkalan pendaratan ikan.
BAB VI Penutup
Bab ini menguraiakan tentang kesimpulan dari pembahasan
pertama sampai terakhir dan saran untuk penduduk sekitar
38
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Konsep Ekonomi
1. Pengertian Ekonomi
Ekonomi adalah sistem aktivitas manusia yang berhubungan dengan
produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa. Kata
"ekonomi" sendiri berasal dari kata Yunani oikoc (oikos) yang berarti
"keluarga, rumah tangga" dan (nomos), atau " peraturan, aturan,
hukum" dan secara garis besar diartikan sebagai " aturan rumah tangga " atau
"manajemen rumah tangga".
Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah
orang menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja. Ilmu yang
mempelajari ekonomi disebut sebagai ilmu ekonomi.
Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam
memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya
ketidak seimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat
pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Permasalahan itu kemudian
menyebabkan timbulnya kelangkaan (Ingg: scarcity).
Berdasarkan pemikiran para pakar ekonomi islam Menurut Akram
Khan, Ilmu ekonomi Islam bertujuan untuk melakukan studi terhadap
kesejahteraan (falah) manusia yang dicapai dengan mengorganisasikan
sumber-sumber daya di bumi berdasarkan kerjasama dan partisipasi.
39
Menurut Umar Chapra Ekonomi Islam sebagai suatu cabang
pengetahuan yang membantu merealisasikan kesejahteraan manusia melalui
suatu alokasi dan distribusi sumber-sumber daya langka yang seirama dengan
maqashid (tujuan-tujuan syariah), tanpa mengekang kebebasan individu,
menciptakan ketidak seimbangan makro ekonomi dan ekologi yang
berkepanjangan, atau melemahkan solidaritas keluarga dan sosial serta
jaringan moral masyarakat.
Dawam Rahardjo berkesimpulan bahwa ilmu ekonomi Islam
sebenarnya sama saja dengan ilmu ekonomi umumnya, yaitu menyelidiki
perilaku manusia dalam kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi yang
menyangkut pilihan terhadap sumber daya yang sifatnya langka dan alokasi
sumberdaya tersebut guna memenuhi kebutuhan manusia. Dalam Islam,
tujuan kegiatan ekonomi hanyalah merupakan target untuk mencapai tujuan
yang lebih tinggi, yaitu kebahagian hidup di dunia maupun di akhirat, dengan
melakukan ibadah kepada Allah. Ilmu ekonomi Islam memperhatikan dan
menerapkan syariah dalam perilaku ekonomi dan dalam pembentukan sistem
ekonomi.
Penafsiran kedua, ekonomi Islam itu dalam artian "sistem ekonomi"
(Islam). Sistem menyangkut pengaturan, yaitu pengaturan kegiatan ekonomi
dalam suatu masyarakat atau negara berdasarkan suatu cara metode tertentu.
Misalnya, bank Islam dapat disebut sebagai unit (terbatas) dari beroperasinya
suatu sistem ekonomi Islam, bisa dalam ruang lingkup makro atau mikro.
40
Bank Islam disebut unit sistem ekonomi Islam, khususnya doktrin larangan
riba.
Penafsiran yang ke ketiga, ekonomi Islam itu berarti perekonomian
umat Islam atau perekonomian di dunia Islam, maka kita akan mendapat
sedikit penjelasan dan gambaran dalam sejarah umat umat Islam baik pada
masa Nabi sampai sekarang. Hal ini bisa kita temukan, misalnya, bagaimana
keadaan perekonomian umat Islam di Arab Saudi, Mesir, Irak, Iran,
Indonesia, dan sebagainya, atau juga perekonomian umat islam di negara
non-islam seperti Amerika, Cina, Perancis, dan sebagainya.10
B. Konsep Pelabuhan Perikanan
1. Pengertian Pelabuhan Perikanan dan PPI
Pelabuhan perikanan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan
perairan dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan
dan kegiatan sistem bisnis perikanan yang dipergunakan sebagai tempat
kapal perikanan bersandar, berlabuh atau bongkar muat yang
dilengkapi dengan fasilitas dasar, fungsional dan penunjang.
Sedangkan menurut Direktorat Jenderal Perikanan Departemen
Pertanian (1981), pelabuhan perikanan adalah pelabuhan yang Secara
khusus menampung kegiatan masyarakat perikanan baik dilihat dari aspek
produksi, pengolahan maupun aspek pemasaranya.
Menurut Departemen Pertanian dan Departemen Perhubungan
(1996), pelabuhan perikanan sebagai tempat pelayanan umum bagi
10Tentang tiga pengertian ekonomi Islam tersebut: ilmu ekonomi, sistem ekonomi, dan
perekonomian umat Islam, dapat dilihat pada M.Dawam Rahardjo, "Islam dan Transformasi
Sosial-Ekonomi", (Jakarta : LSAF, 1999), h. 3-4.
41
masyarakat nelayan dan usaha perikanan, sebagai pusat pembinaan dan
peningkatan kegiatan ekonomi perikanan yang dilengkapi dengan fasilitas
di darat dan di perairan sekitarnya untuk digunakan sebagai pangkalan
operasional tempat berlabuh, bertambat, mendaratkan hasil, penanganan,
pengolahan, distribusi dan pemasaran hasil perikanan.11
PPP / PPI pada hakekatnya merupakan prasarana ekonomi perikanan
yang dibangun dengan maksud tercapainya tujuan pembangunan
perikanan, karena pelabuhan perikanan berperan penting dan strategis
dalam menunjang peningkatan produksi perikanan, memperlancar arus lalu
lintas kapal perikanan, mendorong pertumbuhan perekonomian
masyarakat perikanan, serta mempercepat pelayanan terhadap seluruh
kegiatan yang bergerak dibidang usaha perikanan.
Salah satu masalah pokok yang penting diperhatikan sesudah
pelabuhan perikanan / pangkalan pendaratan ikan selesai dibangun adalah
pengelolaannya. Pengelolaan pelabuhan perikanan / pangkalan pendaratan
ikan adalah kegiatan pengoperasian, pemeliharaan, rehabilitasi dan
pelayanan dalam rangka pemanfaatan sarana dan prasarana pelabuhan
perikanan / pangkalan pendaratan ikan. Jika pengelolaannya tidak
terlaksana dengan baik, maka hal ini dapat dalam perwujudan fungsi dan
peranannya dalam mendukung atau menunjang pembangunan perikanan
yang berkelanjutan tidak akan terlaksana dengan baik. Pelabuhan
perikanan berperan penting dalam rangka pelaksanaan pengawasan
11Danial, 2003. Optimalisasi Pembangunan Pelabuhan Perikanan di Kawasan Timur
Indonesia. Jurnal Ilmiah Prospek. Kopertis Wilayah IX Sulawesi. 147-151 Hal
42
penangkapan dan pengendalian sumber daya ikan serta pengawasan mutu
hasil perikanan khususnya perikanan tangkap.
TPI / PPI dan pelabuhan perikanan merupakan salah satu pusat
kegiatan ekonomi perikanan, karena di tempat itulah terjadi transaksi dari
berbagai produk yang berkaitan dengan kegiatan perikanan. Produkproduk
tersebut di antaranya adalah barang-barang yang digunakan untuk
pembuatan / perbaikan kapal; pembuatan/perbaikan alat tangkap;
perbaikan mesin; perbekalan ke laut seperti solar, oli, garam, es, bahan
makan; dan berbagai kebutuhan masyarakat nelayan seperti pakaian,
rokok, makanan/minuman dan lain sebagainya. Dengan demikian TPI /
PPI dan pelabuhan perikanan memiliki peranan sebagai pusat-pusat
pertumbuhan ekonomi (growth pole) di daerah-daerah pantai dan
diharapkan akan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah
sekitarnya (spread effect).
TPI / PPI dan pelabuhan perikanan memiliki peranan yang sangat
penting dipandang dari sudut ekonomi secara makro, karena tidak hanya
berfungsi sebagai sumber pendapatan asli daerah (PAD) bagi pemerintah
Kabupaten / Kota dan pemerintah Propinsi akan tetapi kegiatan perikanan
di TPI / PPI dan pelabuhan perikanan juga dapat berfungsi sebagai
penggerak utama (prime mover) dalam kegiatan ekonomi. Hal ini
dikarenakan kegiatan perikanan laut memiliki keterkaitan ke belakang
(backward linkage) dan keterkaitan ke depan (forward linkage) yang
cukup panjang. Dengan demikian kegiatan perikanan laut yang berpusat
43
di TPI / PPI dan pelabuhan perikanan dapat memberikan dorongan
perkembangan ekonomi di wilayah yang bersangkutan dan sekitarnya.
Keterkaitan kebelakang (backward linkage) kegiatan perikanan laut
diantaranya adalah kebutuhan kebutuhan perbekalan (es, garam, ransum,
solar, oli dan lain-lain), sedangkan keterkaitan kedepan (forward linkage)
meliputi kegiatan pengolahan ikan seperti pemindangan, penggerehan,
pembuatan kerupuk, pembuatan terasi dan produk-produk perikanan
lainnya. Disamping itu keterkaitan kedepan yang dapat menghasilkan
devisa adalah produk-produk perikanan yang memiliki nilai ekonomis
tinggi merupakan komoditas ekspor. Keterkaitan kegiatan perikanan laut
baik ke belakang maupun ke depan ini juga berdampak positif dalam
menciptakan peluang usaha dan kesempatan kerja serta menyerap produkproduk
lain.
Dengan semakin berkembangnya kegiatan perikanan laut di suatu
tempat, maka kegiatan perekonomian di daerah tersebut tentunya juga
akan berkembang. Perkembangan ekonomi ini akan menciptakan peluang
usaha dan kesempatan kerja bagi masyarakat. Lebih lanjut pemanfaatan
peluang usaha dan kesempatan kerja akan meningkatkan pendapatan yang
akan digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan
memanfaatkan produk-produk dan jasa yang disediakan oleh masyarakat
itu sendiri.12
12Dinas perikanan dan kelautan jawa tengah dalam ewb site resminya http://diskanlutjateng.
go.id/index.php/read/perikanan_tangkap/upt tanggal akses 3 maret 2010
44
2. Manfaat Pelabuhan Perikanan
Pangkalan pendaratan ikan beserta dengan prasarananya pada
hakekatnya dibangun sebagai prasarana ekonomi dengan tugas pokok
adalah memberikan pelayanan dan kemudahan kepada para pemakai
khususnya nelayan.
Sesuai dengan fungsi dan peranan PPI maka pihak pengelola PPI
dituntut selain mampu mengoptimalkan pengelolaan terhadap fasilitas
yang tersedia untuk kepentingan kelangsungan kegiatan perikanan juga
harus mampu menyesuaikan kapasitas fasilitas yang ada dengan
perkembangan produksi perikanan, dengan jasa dan pelayanan yang
diberikan PPI diharapkan terjadi peningkatan berbagai segi usaha kegiatan
perikanan, baik yang dilakukan oleh para nelayan maupun pengelolaan
ikan.13
3. Klasifikasi Pelabuhan perikanan
Pelabuhan perikanan selanjutnya dapat dibedakan lagi menurut kelas
yaitu 14:
1. Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) adalah pelabuhan perikanan
kelas A, yang skala layanannya sekurang-kurangnya mencakup
kegiatan usaha perikanan di wilayah laut territorial, zona
ekonomi eksklusif Indonesia dan wilayah perairan Internasional.
Ciri-ciri pelabuhan perikanan tipe A (Samudera) :
13Danial, 2003. Optimalisasi Pembangunan Pelabuhan Perikanan di Kawasan Timur
Indonesia. Jurnal Ilmiah Prospek. Kopertis Wilayah IX Sulawesi. 147-151 Hal
14Dinas perikanan dan kelautan jawa tengah dalam ewb site serminya http://diskanlutjateng.
go.id/index.php/read/perikanan_tangkap/upt tanggal akses 3 maret 2010
45
1) Melayani kegiatan usaha perikanan di wilayah laut territorial,
zona ekonomi eksklusif Indonesia dan wilayah perairan
Internasional.
2) Memiliki fasilitas berlabuh untuk kapal bermesin minimum 60 GT.
3) Memiliki minimum panjang dermaga 300 m dan minimum
kedalaman kolam 3 m.
4) Memiliki kapasitas muat untuk 100 kapal atau dengan total 6000 GT.
5) Memproduksi ikan berkomoditas eksport.
6) Mempunyai sekurang-kurangnya 1 industri perikanan.
2. Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) adalah pelabuhan perikanan
kelas B, yang skala layanannya sekurang-kurangnya mencakup kegiatan
usaha perikanan di wilayah laut teritorial dan wilayah zona ekonomi
eksklusif Indonesia.
Ciri-ciri pelabuhan perikanan tipe B (Nusantara) :
1) Melayani kegiatan usaha perikanan di wilayah laut teritorial dan
wilayah zona ekonomi eksklusif Indonesia.
2) Memiliki fasilitas berlabuh untuk kapal bermesin minimum 30 GT.
3) Memiliki minimum panjang dermaga 150 m dan minimum
kedalaman kolam 3 m.
4) Memiliki kapasitas muat untuk 100 kapal atau dengan total 6000 GT.
5) Memproduksi ikan berkomoditas eksport.
6) Mempunyai sekurang-kurangnya 1 industri perikanan.
46
3. Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) adalah pelabuhan perikanan kelas C
yang skala layanannya sekurang-kurangnya mencakup kegiatan
usaha perikanan di wilayah perairan pedalaman, perairan kepulauan,
laut teritorial dan zona ekonomi eksklusif Indonesia
Ciri-ciri pelabuhan perikanan tipe C (Pantai) :
1) Melayani kegiatan usaha perikanan di wilayah perairan pedalaman,
perairan kepulauan, laut teritorial dan zona ekonomi eksklusif
Indonesia
2) Memiliki fasilitas berlabuh untuk kapal bermesin < 30 GT.
3) Memiliki minimum panjang dermaga 150 m dan minimum
kedalaman kolam 3 m.
4. Pangkalan pendaratan ikan (PPI) adalah pelabuhan perikanan kelas D
yang skala layanannya sekurang-kurangnya mencakup kegiatan usaha
perikanan di wilayah perairan pedalaman dan perairan kepulauan.
Ciri-ciri Pelabuhan perikanan tipe D (PPI) :
1) Melayani kegiatan usaha perikanan di wilayah perairan pedalaman
dan perairan kepulauan.
2) Memiliki fasilitas berlabuh untuk kapal bermesin < 30 GT.
3) Memiliki minimum panjang dermaga 150 m dan minimum
kedalaman kolam 3 m.
4) Memiliki kapasitas muat untuk 100 kapal atau dengan total 6000 GT.
47
Pendapat lain tentang pelabuhan perikanan berdasarkan klasifikasi
skala usaha :15
a. Pelabuhan Perikanan Samudera (Tipe A)
b. Pelabuhan Perikanan Nusantara (Tipe B)
c. Pelabuhan Perikanan Pantai ( Tipe C)
d. Pangkalan pendaratan ikan (PPI)
a. Pelabuhan Perikanan Samudra (A)
Pelabuhan perikanan yang diperuntukkan terutama bagi
kapal- kapal perikanan yang beroperasi di perairan samudera yang
lazim digolongkan ke dalam armada perikanan jarak jauh sampai ke
perairan ZEEI (Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia) dan perairan
Internasional, mempunyai perlengkapan untuk menangani (handling)
dan mengolah sumberdaya ikan sesuai kapasitasnya yaitu jumlah
hasil ikan yang didaratkan.
Ciri cirinya :
a) Jumlah ikan yang didaratkan minimum sebanyak 200 ton / hari
untuk pemasaran DN maupun LN (Eksport)
b) Bisa menampung kapal berukuran lebih dari 60 GT sebanyak 100
unit kapal sekaligus
c) Mempunyai cadangan lahan untuk pengembangan
Contoh : PPS Jakarta
b. Pelabuhan Perikanan Nusantara (B)
15 http://npl-vedca.blogspot.com/2009/07/klasifikasi-pelabuhan-perikanan.html tanggal akses 3
maret 2010
48
Pelabuhan perikanan yang diperuntukkan terutama bagi kapalkapal
perikanan yang beroperasi di perairan Nusantara yang lazim
digolongkan ke dalam armada perikanan jarak sedang sampai ke
perairan ZEEI, serta mempunyai perlengkapan untuk menangani dan
atau mengolah ikan sesuai dengan kapasitasnya yaitu jumlah ikan
yang didaratkan.
Ciri cirinya :
a) Jumlah ikan yang didaratkan minimum 50 ton / hari atau untuk
pemasaran dalam negeri.
b) Bisa menampung kapal berukuran sampai dengan 60 GT
sebanyak 50 unit kapal sekaligus
c) Mempunyai cadangan lahan darat untuk pengembangan seluas 5
Ha
c. Pelabuhan Perikanan Pantai (C)
Pelabuhan perikanan yang diperuntukkan terutama bagi kapalkapal
perikanan yang beroperasi di perairan pantai serta mempunyai
perlengkapan untuk menangani dan atau mengolah ikan sesuai
dengan kapasitasnya.
Ciri cirinya:
a) Jumlah ikan yang didaratkan minimum sebanyak 20 ton /hari
untuk pemasaran daerah sekitar atau untuk dikumpulkan dan
dikirimkan ke pelabuhan perikanan yang lebih besar
49
b) Bisa menampung kapal berukuran sampai dengan 15 GT
sebanyak 25 unit kapal sekaligus
c) Mempunyai cadangan lahan darat untuk pengembangan seluas 5
Ha
d. Pangkalan pendaratan ikan (D)
Pangkalan untuk pendaratan ikan hasil tangkapan yang
berskala lebih kecil dari pelabuhan perikanan pantai ditinjau dari
segi kapasitas penanganan jumlah produksi ikan, maupun fasilitas
dasar dan perlengkapanya.
Ciri ciri :
a) Jumlah Ikan yang didaratkan minimum sampai dengan 5 ton/hari
b) Dapat menampung kapal sampai dengan ukuran 5 GT sejumlah
15 unit sekaligus
4. Pembangunan Wilayah Pesisir Dan Laut
Pembangunan wilayah pesisir selama ini masih dilihat seperti
pembangunan wilayah terestrial lainnya dengan kondisi yang analogi
dengan wilayah Perdesaan. Hal ini tidak sepenuhnya benar, karena
wilayah pesisir menurut RUU Pesisir memiliki beberapa karakteristik yang
khas, yaitu:
a. Wilayah pertemuan antara berbagai aspek kehidupan yang ada di darat,
laut dan udara, sehingga bentuk wilayah pesisir merupakan hasil
keseimbangan dinamis dari proses pelapukan (weathering) dan
pembangunan ketiga aspek di atas;
50
b. Berfungsi sebagai habitat dari berbagai jenis ikan, mamalia laut, dan
unggas untuk tempat pembesaran, pemijahan, dan mencari makan;
c. Wilayahnya sempit, tetapi memiliki tingkat kesuburan yang tinggi dan
sumber zat organik penting dalam rantai makanan dan kehidupan darat
dan laut;
d. Memiliki gradian perubahan sifat ekologi yang tajam dan pada kawasan
yang sempit akan dijumpai kondisi ekologi yang berlainan;
e. Tempat bertemunya berbagai kepentingan pembangunan baik
pembangunan sektoral maupun regional serta mempunyai dimensi
internasional.
5. Beberapa problem dan issue pembangunan kawasan pantai
Problem utama dalam pembangunan wilayah pantai adalah
kerusakan sumberdaya pantai oleh destruksi, over-eksploitasi, dan
penggunaan yang tidak ekonomis; serta problematik yang berhubungan
dengan aktivitas pembangunan di sepanjang kawasan pantai yang
mengakibatkan berbagai dampak buruk terhadap sumberdaya pantai.
Sumberdaya pantai, seperti hutan mangrove, pesisir, terumbu karang, dan
perairan pantai, mengalami kemerosotan kualitas atau degradasi dan
memerlukan penanganan yang serius.
6. Ciri morfologi pantai dan pesisir lainnya adalah:
a. Tebing curam perbukitan pantai
b. Erosi dan abrasi kuat pada tebing curam
51
c. Pantai datar berpasir relatif lurus dengan asupan sedimen dari sungai
kadang membentuk bukit pasir (sand dune) dengan selingan rawa
d. Pola aliran sungai hampir tegak lurus pantai dengan gradient tebing
curam lambah sungai
e. Kegempaan kuat dan sering kejadiannya, adakalanya diikuti tsunami
f. Penenggelaman bergantian dengan pengangkatan pantai atau terumbu
karang mengiringi proses penunjaman
7. Memberdayakan masyarakat pesisir
Memberdayakan masyarakat pesisir berarti menciptakan peluang
bagi masyarakat pesisir untuk menentukan kebutuhannya, merencanakan
dan melaksanakan kegiatannya, yang akhirnya menciptakan kemandirian
permanen dalam kehidupan masyarakat itu sendiri.
Memberdayakan masyarakat pesisir tidaklah seperti memberdayakan
kelompok-kelompok masyarakat lainnya, karena didalam habitat pesisir
terdapat banyak kelompok kehidupan masayarakat diantaranya:
a. Masyarakat nelayan tangkap, adalah kelompok masyarakat pesisir yang
mata pencaharian utamanya adalah menangkap ikan dilaut. Kelompok
ini dibagi lagi dalam dua kelompok besar, yaitu nelayan tangkap
modern dan nelayan tangkap tradisional. Keduanya kelompok ini dapat
dibedakan dari jenis kapal/peralatan yang digunakan dan jangkauan
wilayah tangkapannya.
b. Masyarakat nelayan pengumpul/bakul, adalah kelompok masyarakt
pesisir yang bekerja disekitar tempat pendaratan dan pelelangan ikan.
52
Mereka akan mengumpulkan ikan-ikan hasil tangkapan baik melalui
pelelangan maupun dari sisa ikan yang tidak terlelang yang selanjutnya
dijual ke masyarakat sekitarnya atau dibawah ke pasar-pasar lokal.
Umumnya yang menjadi pengumpul ini adalah kelompok masyarakat
pesisir perempuan.
c. Masayarakat nelayan buruh, adalah kelompok masyarakat nelayan yang
paling banyak dijumpai dalam kehidupan masyarakat pesisir. Ciri dari
mereka dapat terlihat dari kemiskinan yang selalu membelenggu
kehidupan mereka, mereka tidak memiliki modal atau peralatan yang
memadai untuk usaha produktif. Umumnya mereka bekerja sebagai
buruh/anak buah kapal (ABK) pada kapal-kapal juragan dengan
penghasilan yang minim.
d. Masyarakat nelayan tambak, masyarakat nelayan pengolah, dan
kelompok masyarakat nelayan buruh.16
C. Teori Pembangunan Ekonomi
Sumitro Djojohadikusumo menjelaskan perbedaan definisi antara
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.17 Pertumbuhan ekonomi berpokok
pada proses peningkatan produksi barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi
masyarakat. Paham pertumbuhan digunakan dalam teori dinamika
sebagaimana hal itu dikembangkan oleh para pemikir Neo-Keynes dan Neo-
Klasik.
16 Budi cahyono, 2001. Gado-gado majalah.edisi 25
17Sumitro Djojohadikusumo. 1991. Perkembangan Pemikiran Ekonom. Jakarta: Yayasan
Obor. Hlm. 1
53
Pembangunan ekonomi mengandung arti yang lebih luas dan mencakup
perubahan pada tata susunan ekonomi masyarakat secara menyeluruh.
Pembangunan merupakan proses transformasi yang dalam perjalanan waktu
ditandai oleh perubahan struktural, yaitu perubahan pada landasan kegiatan
ekonomi maupun pada kerangka susunan ekonomi masyarakat yang
bersangkutan.
1. Pengertian Pembangunan Ekonomi
Beberapa teori pembangunan ekonomi berdasarkan pemikiran Adam
Smith dalam teori pembangunan ekonomi membagi masa atau tahapan
dalam lima tahap yaitu:
1. Tahap berburu
2. Tahap beternak
3. Tahap bercocok tanam
4. Tahap berdagang
5. Tahap industrialisasi
Tahap pembangunan Adam Smith lebih menekankan faktor produksi
modal dan pemilik modal (kapitalis), karena pemilik modal mampu
mengakumulasi modal yang diperoleh dari laba usaha yang kemudian
ditanamkan kembali sebagai perluasan atau tambahan produksi dan
kapasitas produksi perusahaan.18
Teori pembangunan Karl Max berdasarkan adanya pertentangan
kelas antara kapitalis (pemilik modal) dengan hisapan, sedangkan upah
18Ahmad Wahyudi.2004. hlm 110
54
diperoleh secara subsistem ( sosialis). Teori pembangunan J.M Keynes
bersifat campuran yang menggabungkan antara teori kapitalis dengan teori
sosialis. Teori pembangunan ini menggabungkan antara teorinya Karl Max
dengan teorinya Adam smith.
Teori pembangunan Arthur Lewis membagi perekonomian menjadi
dua macam yaitu perekonomian tradisional (terjadi kelebihan tenaga kerja,
jadi gaji sedikit, hal inilah yang menyebabkan hasil produksi tebatas
karena minimnya modal usaha) dan perekonomian industri (terjadi
kekurangan tenaga kerja, jadi gaji tinggi, hal ini dikarenakan adanya
tambahan modal), 19Sedangkan menurut saya pembangunan adalah
perubahan dari tidak ada menjadi ada.
Sesuai dengan teori pembangunan diatas, orientasi pembangunan
pada pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan membawa pada peningkatan
ketimpangan pendapatan. Industrialisasi dan liberalisasi yang terlalu cepat
memang akan meningkatkan efisiensi dan produktivitas, tetapi sekaligus
juga meningkatkan jumlah pengangguran dan setengah menganggur,
sebagaimana yang terlihat selama ini di Indonesia. Demikian pula, dalam
pertumbuhan ada yang dinamakan dengan limit to growth. Konsep ini
mengacu pada kenyataan bahwa suatu pertumbuhan ada batasnya.
Sedangkan pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas
produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan
pendapatan nasional. Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan
19Ahmad Wahyudi.2004. hlm 112
55
ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil di negara tersebut. Adanya
pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan
ekonomi. Perbedaan antara keduanya adalah pertumbuhan ekonomi
keberhasilannya lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam
standar pendapatan dan tingkat output produksi yang dihasilkan,
sedangkan pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya
pertambahan produksi, tetapi juga terdapat perubahan-perubahan dalam
struktur produksi dan alokasi input pada berbagai sektor perekonomian
seperti dalam lembaga, pengetahuan, dan teknik.
Begitu pula pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan
pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan
adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan
fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara.
Allah SWT telah menjelaskan tentang pembangunan didalam Al-
Quran surat Al-Baqarah Ayat 261 yang berbunyi :




Artinya: Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang
menafkahkan hartanya di jalan Allah (pengertian menafkahkan harta di
jalan Allah meliputi belanja untuk kepentingan jihad, pembangunan
perguruan, rumah sakit, usaha penyelidikan ilmiah dan lain-lain) adalah
serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiaptiap
bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang
dia kehendaki. dan Allah Maha luas (karunia-Nya) lagi Maha
Mengetahui.20
20Al-quran surat Al-baqarah Ayat 261
56
Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi
(economic growth); pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan
ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses
pembangunan ekonomi. Yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi
adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang
diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional.
Pertumbuhan ekonomi keberhasilannya lebih bersifat kuantitatif,
yaitu adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan tingkat output
produksi yang dihasilkan, sedangkan pembangunan ekonomi lebih bersifat
kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi, tetapi juga terdapat
perubahan-perubahan dalam struktur produksi dan alokasi input pada
berbagai sektor perekonomian seperti dalam lembaga, pengetahuan, dan
teknik.
Setiap daerah mempunyai corak pertumbuhan ekonomi yang berbeda
dengan daerah lain. Oleh sebab itu perencanaan pembangunan ekonomi
suatu daerah pertama - tama perlu mengenali karakter ekonomi, sosial dan
fisik daerah itu sendiri, termasuk interaksinya dengan daerah lain. Dengan
demikian tidak ada strategi pembangunan ekonomi daerah yang dapat
berlaku untuk semua daerah. Namun di pihak lain, dalam menyusun
strategi pembangunan ekonomi daerah, baik jangka pendek maupun
jangka panjang, pemahaman mengenai teori pertumbuhan ekonomi
wilayah, yang dirangkum dari kajian terhadap pola-pola pertumbuhan
57
ekonomi dari berbagai wilayah, merupakan satu faktor yang cukup
menentukan kualitas rencana pembangunan ekonomi daerah.
Pembangunan ekonomi merupakan pertumbuhan ekonomi yang
diiringi oleh perubahan pada distribusi output dan struktur ekonomi,
peningkatan kontribusi sektor industri dan jasa serta peningkatan
pendidikan dan keterampilan angkatan kerja. Pertumbuhan ekonomi
daerah dapat bersumber dari peningkatan modal melalui investasi dan
tabungan masyarakat, peningkatan kuallitas dan kuantitas tenaga kerja
melalui pertumbuhan angkatan kerja dan peningkatan pengetahuan dan
keterampilan serta adanya penyempurnaan teknologi dalam proses
produksi.21
Peningkatan dari sisi permintaan atas produksi barang dan jasa akan
mendorong peningkatan penggunaan input faktor produksi. Salah satu
input faktor produksi yang penting adalah tenaga kerja, dengan
peningkatan kapasitas produksi dapat mendorong terciptanya kesempatan
kerja dan meningkatkan penggunaan tenaga kerja.
Pembangunan selalu meningkatkan kita pada gagasan tentang
kemajuan, kesejahteraan, dan kekayaan. Ikhtiar pembangunan memang
demi mencapai hal-hal itu. Namun, pada praktiknya, pembangunan justru
seringkali menemui kebuntuannya sendiri. Pembangunan, saat ini semakin
kehilangan daya pikat dan vitalitasnya. Praktik dan wacana pembangunan
21Suryono,A.2004. Pengantar Teori Pembangunan. Malang : Kerjasama FIA Unibraw-
Universitas Negeri Malang, UM Press. Hlm. 30
58
saat ini berada dalam titik kritis akibat berbagai ketidak selarasan dan
kesenjangan.
Kemiskinan dalam pengertian luas dapat meliputi kemiskinan di
bidang ekonomi, sosial, budaya, politik, maupun iman dan akhlak.
Menurut definisi World Bank kemiskinan adalah sebagai ketidak mampuan
seorang individu memenuhi kebutuhan dasarnya. Konsep kemiskinan
merupakan suatu masalah dalam pembangunan dengan ditandai oleh
indikator adanya pengangguran dan keterbelakangan yang kemudian
meningkat menjadi ketimpangan dan kecemburuan sosial.22
Hal ini disebabkan masyarakat miskin memiliki kelemahan dalam
manajemen usaha dan keterbatasan dalam mengakses peluang kegiatan
ekonomi sehingga tertinggal jauh dari masyarakat lainnya yang
mempunyai kemampuan dan potensi yang lebih tinggi. Kemiskinan
sebagai suatu proses adalah merupakan pencerminan kegagalan dari sistem
pada masyarakat dan negara dalam mengelola sumber daya dan dana
secara adil kepada warga negaranya.
Oleh karena itu, kemiskinan dapat dibedakan menjadi dua jenis
yakni kemiskinan absolute dan kemiskinan relative. Seseorang atau
kelompok orang dikatakan miskin absolute apabila tingkat pendapatannya
tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum yang
dicerminkan oleh garis kemiskinan absolute tersebut.
22Supriatna, T. 2000. Strategi Pembangunan dan Kemiskinan. Jakarta : Rineka Cipta.
Hlm.14
59
Sedangkan kemiskinan relative adalah keadaan perbandingan antara
kelompok yang mungkin tidak miskin karena mempunyai tingkat
pendapatan yang lebih tinggi daripada garis kemiskinan warga yang lain di
suatu wilayah, dan kelompok yang relatif lebih kaya di tempat lain. Pada
umumnya kemiskinan relatif ini lebih disebabkan karena ketimpangan
distribusi pendapatan dengan ukuran pendapata per kapita.
2. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Pembagunan Ekonomi
Keberhasilan suatu usaha pembangunan dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Menurut Suryono ada beberapa faktor yang mempengaruhi
pembangunan ekonomi, namun pada hakikatnya faktor-faktor tersebut
dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu faktor ekonomi dan faktor nonekonomi.
23 Faktor ekonomi yang mempengaruhi pembangunan ekonomi
diantaranya adalah sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya
modal, dan teknologi dan kewirausahaan.
Sumber daya alam, yang meliputi tanah dan kekayaan alam seperti
kesuburan tanah, keadaan iklim/cuaca, hasil hutan, tambang, dan hasil laut,
sangat mempengaruhi pertumbuhan industri suatu negara, terutama dalam
hal penyediaan bahan baku produksi. Sementara itu, keahlian dan
kewirausahaan dibutuhkan untuk mengolah bahan mentah dari alam,
menjadi sesuatu yang memiliki nilai lebih tinggi (disebut juga sebagai
proses produksi).
23Suryono,A.2004. Pengantar Teori Pembangunan. Malang : Kerjasama FIA Unibraw-
Universitas Negeri Malang, UM Press. Hlm. 30-32
60
Sumber daya manusia juga menentukan keberhasilan pembangunan
nasional melalui jumlah dan kualitas penduduk. Jumlah penduduk yang
besar merupakan pasar potensial untuk memasarkan hasil-hasil produksi,
sementara kualitas penduduk menentukan seberapa besar produktivitas
yang ada.
Sementara itu, sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk
mengolah bahan mentah tersebut. Pembentukan modal dan investasi
ditujukan untuk menggali dan mengolah kekayaan. Sumber daya modal
berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan
kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat
meningkatkan produktivitas.
Pembanguna ekonomi tidak mungkin berlangsung bila tidak
didukung oleh faktor-faktor nonekonomi. Faktor-faktor itu di antaranya
kondisi sosial kultur yang ada di masyarakat, keadaan politik, dan sistem
yang berkembang dan berlaku.
3. Faktor-faktor Penghambat Pembangunan Ekonomi
Sebagaimana diketahui bahwa perkembangan ekonomi pada negaranegara
yang sedang berkembang lebih lambat/terbatas kalau dibandingkan
dengan negara-negara yang sudah maju dan hal itu sangat erat kaitannya
dengan perangkap kemiskinan yang tidak berujung pangkal yang ada di
negara-negara yang sedang berkembang.
Para ahli ekonomi telah membuat beberapa analisis mengenai faktorfaktor
yang dapat dipandang sebagai penghambat pembangunan ekonomi.
61
Faktor-faktor tersebut adalah: perkembangan penduduk yang tinggi yang
dilengkapi ilmu pengetahuan yang rendah, perekonomian yang bersifat
dualistik, tingkat pembentukan modal yang rendah, struktur ekspor yang
berupa bahan mentah, serta proses sebab akibat akumulatif.24
4. Aspek - Aspek yang Mempengaruhi Pembangunan Ekonomi
1. Faktor-faktor ekonomi:
Berikut ini dikemukakan beberapa faktor ekonomi yang penting
yang mempengaruhi dan bahkan sering kali sangat menentukan
keberhasilan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi tersebut. 25
b. Sumber daya alam
Yang dimaksud sumber daya alam atau tanah meliputi luas
kesuburan tanah, letak dan susunannya, kekayaan hutan, sumber
mineral, iklim, sumber air, sumber lautan, dan sebagainya.
Bagi pembangunan ekonomi, ketersediaan sumber daya alam
yang melimpah atau yang cukup besar adalah sangat baik dalam
menunjang perekonomian. Dengan adanya kekurangan sumber daya
alam disatu negara berakibat sulitnya atau tidaknya untuk dapat
terlaksananya perkembangan dan kemajuan ekonomi dengan cepat
dan mantap.
c. Sumber daya manusia atau tenaga kerja
Sumber daya manusia yang merupakan tenaga kerja dalam
proses produksi dan pembangunan memegang peranan yang penting
24Ibid., hlm. 33
25 Rustian Kamaluddin, hlm 21
62
pula. Dalam hal ini peranan SDM tersebut dalam proses produksi
dan pembangunan pertama-tama ditentukan oleh jumlah (kuantitas)
serta mutu (kualitas) tenaga kerja yang tersedia.
d. Permodalan atau akumulasi pemodalan
Modal atau pemodalan merupakan persediaan faktor produksi
yang secara fisik dapat dihasilkan maupun direproduksi. Jika stok
modal tersebut meningkat dalam jangka waktu tertentu dikatakan
terjadinya akumulasi modal atau pembentukan modal.
e. Tenaga manajerial dan organisasi produksi
Organisasi produksi ini merupakan proses terpenting dalam
proses pembangunan dan pertumbuhan perekonomian. Organisasi ini
berkaitan dengan penggunaan faktor produksi dalam berbagai
kegiatan perekonomian dan pembangunan. Organisasi ini bersifat
melengkapi atau komplementer terhadap tenaga kerja dan modal serta
membantu meningkatkan produktivitasnya.
f.Kemajuan dan pemanfaatan teknologi
Kemajuan teknologi, termasuk pemanfaatannya, merupakan
faktor pentin dan menentukan dalam proses pembangunan dan
pertumbuhan perekonomian. Dan perubahan atau kemejuan teknologi
tersebut telah dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja, modal
dan faktor produksi lainnya.
g. Pembangian kerja dan perluasan skala produksi
Pembangian kerja dan spesialisasi dalam proses produksi akan
63
menimbulkan peingkatkan produkivitas.
2. Faktor-faktor non ekonomi yang berpengaruh:
b. Faktor politik dan administrasi pemerintah
Stabilitas politik dan administrasi yang kokoh membantu
pertumbuhan ekonomi modern. Administrasi yang kuat, efisien, dan
tidak korup sangat penting bagi pembangunan ekonomi. Demikian
juga dengan ketertiban, stabilitas dan perlindungan hukum
mendorong kewiraswastaan. Struktur politik dan administrasi yang
lemah merupakan penghambat besar bagi pembangunan ekonomi
negara terbelakang
c. Aspek sosial budaya
Pendidikan dan kebudayaan di Barat membawa ke arah
penalaran (reasoning) dan skeptisisme menanamkan semangat baru
dan memunculkan kelas pedagang baru menghasilkan perubahan
pandangan, harapan, struktur dan nilai-nilai sosial orang dibisaakan
menabung dan berinvestasi dan menikmati resiko untuk memperoleh
laba. Lewis: " hasrat untuk berhemat ", memaksimumkan output
untuk input tertentu.
d. Susunan dan tata tertib hukum
e. Pengaruh aspek sosial budaya terhadap produktivitas.
64
5. Dampak Pembangunan Ekonomi
Dampak pembangunan ekonomi ada dau yaitu dampak positif dan
dampak negatif sebagai berikut:26
Dampak positif pembangunan ekonomi
6) Peningkatan kegiatan ekonomi yang mendapatkan lapangan
pekerjaan bagi masyarakat pembangunan ekonomi mengurangi
pengangguran
7) Pembangunan ekonomi meningkatkan pendapatan masyarakat
secara keseluruhan
8) Pembangunan ekonomi membawa perubahan pada struktur
ekonomi dari agraris menuju industri
9) Pembangunan ekonomi menciptakan pemerataan pendapatan
kesempatan kerja, yang mengurangi kesenjangan antara
golongan masyarakat kaya dan miskin
10) Pembangunan ekonomi meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Dampak negatif pembangunan ekonomi
Dampak negatif yang ditimbulkan oleh adanya pembangunan
yaitu polusi dan kerusakan lingkungan. Contohnya sebagai berikut:
3) Adanya pabrik menimbulkan polusi suara, polusi udara, dan
polusi limbah yang mengganggu bagi penduduk
26 Nurjaka,. 2003. Intisari ekonomi, Bandung : pustaka setia (336-337)
65
4) Lingkungan industri dapat menimbulkan kerusakan lingkungan
seperti kerusakan tanah, sumber air tercemar, dan tanah
pertanian rusak. Kerusakan ini sangat merugikan penduduk.
D. Pembangunan Pariwisata
Pada hakikatnya pembangunan PPI adalah bertujuan selain digunakan
oleh nelayan dalam mempermudah menyandarkan perahu, menurunkan ikan
ke TPI juga dapat sebagai tempat pariwisata juga. Karena hal tersebut dapat
menarik perhatian para wiasatawan untuk datang ke Desa Tambakrejo. Akan
tetapi hal tersebut juga memberi pengaruh atau dampak terhadap
perkonomian masyarakat setempat.
1. Pengaruh Pembangunan Pariwisata terhadap Perekonomian
Di Indonesia istilah pariwisata dimulai pada awal tahun enam
puluhan. Istilah ini semakin menjadi pembicaraan, terutama setelah
Presiden Suharto menyampaikan kata sambutan dalam pertemuan ramah
tamah dengan para peserta seminar dan rapat kerja kepariwisataan tanggal
27 Nopember 1982 di Istana Negara.27 Untuk menyamakan pemahaman
mengenai istilah-istilah dan pengertian pariwisata, di Indonesia mengacu
pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 tahun 1990 tentang
Kepariwisataan, yang menyatakan bahwa pariwisata adalah segala sesuatu
yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya
tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut. Sedangkan
27Putu Gelgel. 2006. Industri Pariwisata Indonesia Dalam Globalisasi Perdagangan Jasa
(GATSWTO):Implikasi Dan Antisipasinya. Bandung: PT. Refika Aditama. Hlm 219
66
wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut
yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati
objek dan daya tarik wisata.
Pariwisata merupakan suatu sektor yang mempunyai banyak kaitan
dengan sektor-sektor lain, sehingga pengembangan sektor pariwisata
akan terus memacu perkembangan sektor lainnya. Oleh karena itu
pembangunan pariwisata membawa dampak yang luas terhadap
perekonomian di suatu tujuan seperti yang dinyatakan Goeldner dalam
bukunya Putu Gelgel: Parawisata adalah usaha ekonomi potensial, dan
sebagai pembangkit perekonomian suatu kota, propinsi, Kabupaten atau
daerah tujuan pengunjung, dari pengeluaran mereka.
Pengaruh langsung merupakan pengaruh utama dari kedatangan
wisatawan di suatu tujuan, yaitu pembayaran (pengeluaran) wisatawan
kepada perusahaan pariwisata di garis depan seperti perusahaan
angkutan, penginapan, restoran. Pengaruh dorongan adalah pengaruh
lanjutan dari pengaruh tidak langsung, dimana uang yang dibelanjakan
perusahaan di garis depan kepada perusahaan pemasok, oleh perusahaan
pemasok akan dibelanjakan lagi kepada perusahaan lain, dan seterusnya
bergulir kepada perusahaan lainnya.
Dari gambaran di atas dapat dilihat bahwa pembangunan pariwisata
membawa pengaruh yang sangat luas terhadap perekonomian baik yang
bersifat positif, maupun negatif. Pengaruh positif antara lain :
memberikan kontribusi terhadap neraca pembayaran, menciptakan la67
pangan kerja, meningkatkan penerimaan pemerintah, pemerataan pendapatan,
menimbulkan efek penggandaan.
Pembangunan pariwisata sering terjadi sebagai pembangunan yang
sifatnya merusak, bahkan tidak jarang pembangunan pariwisata yang
merusak pariwisata itu sendiri, padahal Allah telah memperingatkan kita
dalam AL-Quran :



Artinya: Dan apabila ia berpaling (dari kamu) ia berjalan di bumi untuk
mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan
binatang ternak, dan Alah tidak menyukai kebinasaan.28
2. Dampak Pariwisata Terhadap Perekonomian Daerah
Pariwisata memberikan dukungan ekonomi yang kuat terhadap suatu
wilayah. Industri ini dapat menghasilkan pendapatan besar bagi ekonomi
lokal. Kawasan sepanjang pantai yang bersih dapat menjadi daya tarik
wilayah, dan kemudian berlanjut dengan menarik turis dan penduduk ke
wilayah tersebut. Sebagai salah satu lokasi rekreasi, kawasan pantai dapat
merupakan tempat yang lebih komersial dibandingkan kawasan lain,
tergantung karakteristiknya. Sebagai sumber alam yang terbatas, hal
penting yang harus diperhatikan adalah wilayah pantai haruslah menjadi
aset ekonomi untuk suatu wilayah.
Wisata ekologi memfokuskan pada pemanfaatan lingkungan.
Kawasan wisata ekologi merupakan wilayah luas dengan habitat yang
28Al- Quran , surat Al Baqarah : 205
68
masih asli yang dapat memberikan landasan bagi terbentuknya wisata
ekologi. Hal ini merupakan peluang unik untuk menarik pasar wisata
ekologi. Membangun tempat ini dengan berbagai aktivitas seperti berkuda,
surfing, berkemah, memancing dll. akan dapat membantu perluasan
pariwisata serta mengurangi kesenjangan akibat pengganguran.
Wisata budaya merupakan segmen yang berkembang cepat dari
industri pariwisata. Karakter dan pesona dari Desa/kota kecil adalah faktor
utama dalam menarik turis. Namun kegiatan pariwisata bersifat musiman,
sehingga banyak pekerjaan bersifat musiman juga, yang dapat
menyebabkan tingginya tingkat pengangguran pada waktu-waktu tertentu.
Hal ini menyebabkan ekonomi lokal dapat rentan terhadap perputaran
siklus ekonomi.
Ekonomi wilayah sebaiknya tidak berbasis satu sektor tertentu.
Keaneka-ragaman ekonomi diperlukan untuk mempertahankan lapangan
pekerjaan dan untuk menstabilkan ekonomi wilayah. Ekonomi yang
beragam lebih mampu bertahan terhadap konjungtur ekonomi.
Dilihat dari segi sosial Pada dasarnya pembangunan pariwisata ada
karena sifat positif, tetapi karena adanya perubahan kegunaan yang
dulunya sebagai tempat berhibur keluarga menjadi tempat maksiat.
Sedangkan dari segi perekonomian dengan adanya pariwisata menjadikan
perekonomian meningkat.
69
3. Dampak pariwisata Terhadap Perekonomian Rakyat
Pariwisata adalah suatu kegiatan yang secara langsung menyentuh
dan melibatkan masyarakat, sehingga membawa berbagai dampak
terhadap masyarakat setempat. Bahkan pariwisata dikatakan mempunyai
energi dobrak yang luar bisaa, yang mampu membuat masyarakat setempat
mengalami metamorphose dalam berbagai aspeknya. Dampak pariwisata
merupakan wilayah kajian yang paling banyak mendapatkan perhatian
dalam literatur, terutama dampak terhadap masyarakat lokal. Di lain pihak,
dampak pariwisata terhadap wisatawa dan/atau negara asal wisatawan
belum banyak mendapatkan perhatian.
Meskipun pariwisata juga menyentuh berbagai aspek kehidupan
masyarakat secara politik, keamanan, dan sebagainya, dampak pariwisata
terhadap masyarakat dan daerah tujuan wisata yang banyak mendapat
ulasan adalah: dampak terhadap sosial-ekonomi dan dampak terhadap
sosial-budaya.
1. Dampak sosial ekonomi
Dampak pariwisata terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat
lokal dapat dikategorikan menjadi delapan kelompok besar, yaitu:
a. Dampak terhadap penerimaan devisa
b. Dampak terhadap pendapatan masyarakat
c. Dampak terhadap kesempatan kerja
d. Dampak terhadap harga-harga
e. Dampak terhadap distribusi manfaat/keuntungan
70
f. Dampak terhadap kepemilikan dan control
g. Dampak terhadap pembangunan pada umumnya dan
h. Dampak terhadap pendapatan pemerintah.
Hampir semua literature dan kajian studi lapangan menunjukkan
bahwa pembangunan pariwisata pada suatu daerah mampu memberikan
dampak-dampak yang dinilai positif, yaitu dampak yang diharapkan,
bahwa peningkatan pendapatan masyarakat, peningkatan penerimaan
devisa, peningkatan kesempatan kerja dan peluang usaha, peningkatan
pendapatan pemerintah dari pajak dan keuntungan badan usaha milik
pemerintah, dan sebagainya.
Pariwisata diharapkan mampu menghasilkan angka pengganda
(multiplier effect) yang tinggi, melebihi angka pengganda pada berbagai
kegiatan ekonomi lainnya.
Di samping berbagai dampak yang dinilai positif ada juga yang
menunjukkan adanya berbagai dampak yang tidak diharapkan (dampak
negatif), seperti semakin memburuknya kesenjangan pendapatan antar
kelompok masyarakat, memburuknya ketimpangan antar daerah,
hilangnya kontrol masyarakat lokal terhadap sumberdaya ekonomi,
munculnya neo-kolonialisme atau neo-imperialisme, dan sebagainya.
Banyak peneliti menyebutkan bahwa pariwisata telah menjadi
wahana eksploitasi dari negara-negara maju (negara asal wisatawan)
terhadap negara-negara berkembang (daerah tujuan wisata).
71
2. Dampak sosial budaya
Secara teoritis, Cohen mengelompokkan dampak sosial budaya
pariwisata ke dalam sepuluh kelompok besar, yaitu:
a. Dampak terhadap keterkaitan dan keterlibatan antara masyarakat
setempat dengan masyarakat yang lebih luas, termasuk tingkat
otonomi atau Ketergantungannya
b. Dampak terhadap hubungan interpersonal antara anggota masyarakat
c. Dampak terhadap dasar-dasar organisasi/kelembagaan sosial;
d. Dampak terhadap migrasi dari dan ke daerah pariwisata
e. Dampak terhadap ritme kehidupan sosial masyarakat
f. Dampak terhadap pola pembagian kerja
g. Dampak terhadap stratifikasi dan mobilitas sosial
h. Dampak terhadap distribusi pengaruh dan kekuasaan
i. Dampak terhadap meningkatnya penyimpangan-penyimpangan
sosial
j. Dampak terhadap bidang kesenian dan adat istiadat.
E. Pembangunan Regional
Pembangunan ekonomi regional atau daerah dalam pengertiannya itu di
tinjau dari aspek yaitu dari segi ekonomi, daerah mempunnyai tiga pengertian
yaitu:
1) Suatu daerah dianggap sebagai ruang dimana kegiatan ekonomi terjadi dan
di dalam berbagai pelosok ruang tersebut sifatnya yang sama yaitu dari
segi pendapatan perkapita, sosial budayanya dan geografisnya.
72
2) Suatu daerah dianggap sebagi suatu ekonomi yang dikuasai oleh suatu atau
beberapa daerah pusat kegiatan ekonomi. Daerah dalam pengertian ini
disebut daerah modal.
3) Suatu daerah adalah suatu ekonomi ruang yang berada dibawah suatu
administrasi tertentu seperti suatu Provinsi, Kabupaten, Kecamatan dll.
Jadi daerah disini didasarkan pada pembagian administratif suatu negara.
Hal disini dinamkan sebagai daerah perencana atau daerah administrasi.29
1. Pembangunan Ekonomi Daerah
Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana
pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya
yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah
dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan
merangsang perkembangan kegiatan ekonomi ( pertumbuhan ekonomi )
dalam wilayah tersebut.30
Pembangunan pedesaan sangat menguntungkan bagi pembangunan
perekonomian di daerah tersebut. Keadaan sosial yang berbeda akan
berpengaruh terhadap campur tangan pemerintah terhadap daerah tersebut.
Perbedaan pembangunan antar daerah menyebabkan perbedaan tingkat
kesejahteraan masyarakatnya.
29Lincolin, Arsyad. 1997. Hlm 297
30Ibid 298
73
2. Paradigma Baru Teori Pembangunan Ekonomi Daerah
Paradigama teori pembangunan ekonomi regional atau sebuah
daerah, pendekatan ini dapat dilakukan untuk mempermudah dalam
perencanaan pembangunan kedepannya.
Pendekatan ini juga dapat memberikan dasar bagi kerangka berfikir
dan rencana tindakan yang diambil dalam konteks pembangunan ekonomi
daerah. Pendekatan ini dapat di sajikan dengan tabel dibawah ini:31
Tabel: 2.1 Paradigma baru konsep pembangunan ekonomi daerah
Komponen Konsep Lama Konsep Baru
Kesempatan kerja Semakin banyak perusahaan
maka semakin banyak
peluang kerja
Perusahaan harus
mengembangkan
pekerjaan sesuai dengan
kondisi daerah
Basis pembangunan Pengembangan sektor
ekonomi
Pengembangan lembagalembaga
ekonomi baru
Aset-aset lokasi Keunggulan komparatif
didasarkan pada aset fisik
Keunggulan kompetitif
didasarkan pada kualitas
lingkungan
Sumberdaya
pengetahuan
Ketersediaan angkatan kerja Pengetahuan sebagai
pembangkit ekonomi
3. Perencanaan Pembangunan Ekonomi Daerah
Perencanaan pembangunan ekonomi daerah bisa dianggap sebagai
perencanaan untuk memperbaiki pembangunan sumberdaya-sumberdaya
publik dan tidak memperbaiki kapasitas sektor swasta dalam menciptakan
nilai sumberdaya-sumberdaya swasta secara bertanggung jawab. Dalam
31Ibid 302
74
hal pembangunan daerah campur tangan pemerintahan sangat diperlukan
karena untuk mempercepat pembangunan daerah.32
Pembangunan ekonomi yang efisien membutuhkan secara seimbang
perencanaan yang teliti mengenai penggunaan sumber daya publik dan
sektor swasta petani, pengusaha kecil, nelayan, koperasi dll harus
mempunnyai peran dalam proses perencanaan pembangunan. Melalui
perencanaan pembangunan ekonomi daerah, suatu daerah dilihat secara
keseluruhan sebagai suatu unit ekonomi yang didalamnya terdapat
berbagai unsur yang berinteraksi satu sama lain.
4. Implikasi Perencanaan Pembangunan Ekonomi Daerah
Ada tiga implikasi perencanaan pembangunan ekonomi daerah:
a) Perencanaan pembangunan daerah yang relistik memerlukan
pemahaman tentang hubungan antara daerah dengan lingkungan
nasional dimana daerah tersebut merupakan bagian darinya, keterkaitan
secara mendasar antara keduanya, dan konsekuensi dari akhir interaksi
tersebut.
b) Sesuatu yang tampaknya baik secara nasional belum tentu baik untuk
daerah, dan sebaliknya yang baik untuk daerah belum tentu baik untuk
secara nasional.
c) Perangkat kelembagaan yang tesedia unuk pembangunan daerah,
misalnya administrasi, proses pengambilan keputusan, otoritas, itu
bisaanya sangat berbeda pada tingkat daerah yang tersedia pada tingkat
32Ibid 303
75
pusat. Selain itu, derajatpenendalian kebijakan sangat berbeda pada dua
tingkat tersebut. Oleh karena itu, perencanaan daerah yang efektif harus
bisa membedakan apa yang seyogyanya dilakukan dan apa yang dapat
dilakukan, dengan menggunakan sumberdaya-sumberdaya
pembangunan sebaik mungkin yang benar-benar dapat dicapai, dan
mengambil manfaat dari informasi yang lengkap yang tersedia pada
tingkat daerah karena kedekatan para perencananya dengan objek
perencanaan.33
33Ibid. 307-308
76
BAB III
METODE PENELITIAN
Tujuan penelitian secara umum adalah untuk mengetahui dampak dari
pembangunan pangkalan pendaratan ikan terhadap tingkat perekonomian
masyarakat sekitar pantai Desa Tambakrejo. Kemudian untuk mengetahui tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat perekonomian sebelum dan sesudah
dibangunnya pangkalan pendaratan ikan. Penelitian dapat didefinisikan seagai
semua kegiatan pencaharian, penyelidikan, dan percobaan secara alamiah dalam
suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta-fakta atau prinsip-prinsip baru
yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian baru dan kenaikan tinkat ilmu serta
tehnologi.34
Adapun sistematika penulisan karya ilmiah yang diambil oleh penulis
memuat hal-hal sebagai berikut:
A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian
Penelitian ini pada dasarnya mengkaji tentang dampak pembangunan
pangkalan pendaratan ikan terhadap tingkat perekonomian masyarakat sekitar
pantai Desa Tambakrejo Kecamatan Wonotirto Kabupaten Blitar. Pendekatan
yang digunakan adalah pendekatan Teoritis dan Empiris dengan jenis
penelitian Deskriptif - Kualitatif.
Dalam penelitian kualitatif yang menjadi alat utama adalah manusia
(Human Tools), artinya melibatkan peneliti sendiri sebagai instrumen.35
Dengan memperhatikan kemampuan peneliti dalam halnya bertanya,
34S.Margono. Metode Penelitian Pendidikan.(Jakarta: Rineka Cipta, 1996), hlm.1
35Bogdan dan biken. Metodelogi Penelitian.( Jakarta: PT. Raja Gravindo, 2003), hlm.78
77
melacak, mengamati, memahami dan mengabstraskikan sebagai alat penting
yang tidak dapat diganti dengan cara lain.
Deskriptif kualitatif adalah yang data-datanya berupa kata-kata (bukan
angka-angka) yang berasal dari wawancara, catatan laporan, dokumen dan
lain-lain, atau peneliti yang didalamnya mengutamakan untuk pendeskripsian
secara analisis suatu peristiwa atau proses sebagaimana adanya dalam
lingkungan yang alami untuk memperoleh makna yang dalam dari hakekat
proses tersebut.36
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan realitas empiris sesuai
fenomena secara rinci dan tuntas, serta untuk mengungkapkan gejala secara
holistic kontekstual mulai pengumpulan data dari latar alami dengan
memanfaatkan diri peneliti sebagai instrument kunci.
Adapun penelitian ini adalah penelitian studi kasus (lapangan) yang
menurut Suharsimi Arikunto, penelitian studi kasus adalah suatu penelian
yang dilakukan secara intensive, terinci dan mendalam terhadap suatu
organisasi, lembaga dan gejala tertentu.37
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di wilayah Desa Tambakrejo
Kabupaten Blitar, yang didasarkan atas beberapa pertimbangan yaitu: (1)
Desa Tambakrejo merupakan daerah terdekat dari lokasi pembangunan
pangkalan pendaratan ikan; (2) Dalam pembangunan ekonomi, Desa
36Nana Sujana. Metode Statistik (Bandung: Tarsito, 1989), hlm. 203
37Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka
Cipta, 2002), hlm. 120
78
Tambakrejo memberikan prioritas pada sektor kelautan, pariwisata, dan
pertanian, tanpa mengabaikan sektor - sektor lainnya.
Dengan makin maju dan berkembangnya kepariwisataan, membawa
dampak terhadap kinerja perekonomian Kabupaten Blitar secara umum,
utamanya terhadap peningkatan pendapatan regional, di mana sebagian
pendapatan regional ini dampak dari bergeliatnya usaha - usaha kecil pada
sektor pariwisata.
Tempat memang peranan penting dalam setiap peristiwa. Tidak ada
peristiwa yang terlepas dari lingkungan dan tempat. Semua kisah akan selalu
mempunnyai latar peristiwa dan tempat. Jalannya sebuah peristiwa akan lebih
menarik jika dikaitkan dengan tempat terjadinya peristiwa.38
C. Data dan Sumber Data
Sumber data didalam bukunya Suharsimi Arikunto adalah subjek
dimana data diperoleh.39 Sedangkan menurut Lofland, yang dikutip oleh
Moleong, sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata atau
tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.40
Adapun sumber data terdiri dari dua macam:
1) Data Primer
Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti (
petugas-petugasnya ) dari sumber pertamanya.41 Dalam penelitian
38Akhadiah. M. K. Sabarti dkk. Bahasa Indonesia 111 (Jakarta: Depdikbud, 1999),
hlm. 45
39Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktis. (Jakarta: PT.
Bima Karya, 1989), hlm. 102
40Lexy, op. cit., hlm. 157
41Sumadi Suryabrata, Metodolgi Penelitian. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998),
79
ini, data primer yang diperoleh oleh peneliti adalah: hasil
wawancara dari masyarakat sekitar pantai Desa Tambakrejo (
Nelayan, Petani, Pedagang, Pengempul, Kuli dan ABK ).
2) Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang bisaanya telah tersusun dalam
bentuk dokumen-dokumen, misalnya data mengenai keadaan
demografis suatu daerah, data mengenai produktivitas suatu
perguruan tinggi, data mengenai persediaan pangan disuatu daerah,
dan sebagainya.42 Data sekunder tersebut berasal dari monografi
Desa, yang terdiri dari data penduduk Desa Tambakrejo, data
tentang tigkat pendidikan, data tentang jenis pekerjaan dan
sumber-sumber lain yang berkaitan dengan tujuan penelitian yaitu
pustaka , jurnal ilmiah.
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakna tiga macam teknik
pengumpulan data, yaitu:
a. Metode Observasi
Observasi atau pengamatan adalah suatu teknik yang dilakukan
dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara
sistematis. Peneliti menggunakan observasi partisipan dan non partisipan.
Margono mengatakan: Observasi partisipan merupakan proses
pengamatan bagian dalam kehidupan orang-orang yang akan diobservasi,
hlm. 84
42Ibid., hlm. 159
80
sedangkan observasi non partisipan yaitu apabila observer tidak ikut dalam
kehidupan orang-orang yang diobservasi dan secara terpisah berkedudukan
selaku pengamat.43
Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto observasi atau disebut juga
denga pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu
objek dengan menggunakan segala indra.44
Berdasarkan definisi diatas maka yang dimaksud metode observasi
adalah suatu cara pengumpulan data melalui pengamatan panca-indra
yang kemudian baru diadakan pencatatan - pencatatan. Penulis
menggunakan metode ini untuk mengamati secara langsung tentang
bagaimana kondisi perekonomian masyarakat Desa Tambakrejo
Kabupaten Blitar.
b. Metode Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.percakapan
itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang
mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai memberikan jawaban atas
pertanyaan itu.45
Metode wawancara ini digunakan kalau seseorang untuk mencoba
mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seorang
responden, denan bercakap-cakap berhadapan dengan orang itu.
43Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Rineka Cipta, Jakarta, 2000),
hlml. 161-162
44Suharsimi Arikunto. Op., cit., hlm.158
45Lexy, Op., cit., hlm.186
81
Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang berhubungan
dengan sejarah dibangunnya pangkalan pendaratan ikan, aktivitas
masyarakat setempat dalam kaitannya dalam pengembangan ekonominya.
Wawancara ini akan dilakukan dengan beberapa anggota masyarakat Desa
Tambakrejo Blitar terdiri daripihak penyelenggara, petani, pedagang, dan
nelayan.
c. Metode Dokumentasi
Tidak kalah penting dengan metode-metode lain, adalah metode
dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, buku, surat kabar, majalah, agenda dan sebagainya.
Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang
diperoleh dari sejumlah dokumen atau laporan tertulis tentang keadaan
subjek penelitian. Dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian
sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber
data dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk
meramalkan. Dokumen ini bisa berupa dokumen pribadi, dan dokumen
resmi.
Dibandingkan dengan metode lain, maka metode ini tidak begitu
sulit, dalam arti apabila ada kekeliruan sumber datanya masih tetap, belum
berubah. Dengan metode dukumentasi yang diamati bukan benda hidup
melainkan benda mati.46
46Suharsimi Arikunto, Op., ccip., hlm.206
82
Metode dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data tentang
perkembangan kondisi ekonomi masyarakat Desa Tambakrejo sebelum
dan sesudah dibangunnya pangkalan pendaratan ikan sehingga dapat
diketahui dampak dari pembangunan pangkalan pendaratan ikan terhadap
masyarakat setempat.
E. Teknik Analisis Data
Tahap analisis data merupakan tahap yang paling menentukan, sebab
pada tahap inilah seorang peneliti harus mampu menelaah semua data yang
diperoleh baik data primer maupun data skunder.
Analisa data ini berdasarkan pada data yang diperoleh yang telah
terkumpul dari hasil penelitian yang diklarifikasikan sesuai dengan kebutuhan
dan tujuan penelitian. Selain itu analisa data dapat diberi arti sebagai makna
yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian itu sendiri. Penelitian
ini menggunakan metode pengolahan data dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Pengecekan (Editing) Data
Pengecekan (editing) adalah pemeriksaan kembali semua data yang
diperoleh terutama dari kelengkapannya, kejelasan makna, kesesuaian
serta relevansinya dengan kelompok data lain. Proses editing diharapkan
mampu meningkatkan kualitas data yang hendak diolah dan dianalisis,
karena bila data yang dihasilkan berkualitas, maka informasi yang
dibawapun juga ikut berkualitas.
83
Proses pemeriksaan difokuskan terutama pada aspek kelengkapan
dan akurasi data, kejelasan makna, kesesuaian dan relevansi antara data
yang satu dengan lainnya untuk mengetahui apakah data-data yang telah
terkumpul tersebut sudah mencukupi untuk memecahkan permasalahan
yang sedang diteliti atau belum, dan untuk mengetahui apakah diantara
data-data yang telah terkumpul tersebut terdapat data-data yang palsu,
serta apakah data-data tersebut ada yang perlu dikurangi atau perlu
ditambah dalam rangka mengefektifkan data-data penelitian yang
dibutuhkan.
b. Pengelompokan (Classifying) Data
Pengelompokan ( classifying ) adalah menyusun dan
mensistematisasikan data-data yang diperoleh dari para informan ke dalam
pola tertentu guna mempermudah pembahasan yang berkaitan dengan
penelitian yang dilakukan.
Pada penelitian ini, setelah proses pemeriksaan atas data-data yang
diambil dari masyarakat Desa Tambakrejo sampai selesai, kemudian datadata
tersebut dikelompokkan berdasarkan kategori-kategori kebutuhan
akan data-data penelitian dimaksud, dengan tujuan agar lebih mudah
dalam melakukan pembacaan dan penelaahan. Hal ini dilakukan untuk
mempermudah dalam memahami informasi yang sangat beragam dari
dokument, media serta informan-informan penelitian.
84
c. Pemeriksaan (Verifying) Data
Setelah diklasifikasikan, selanjutnya data harus mejalani proses
Verifying, yaitu sebuah langkah dan kegiatan yang dilakukan pada sebuah
penelitian untuk memperoleh data dan informasi dari lapangan dan harus
di-cross check kembali agar validitasnya dapat diakui oleh pembaca.47 Hal
ini sangat penting dilakukan untuk menjawab pertanyaan dalam penelitian
atau menguji hipotesa. Adapun hal-hal yang berkesinambungan dengan
verifikasi data antara lain: apakah data yang dibutuhkan sudah tersedia
seluruhnya, dari mana data diperoleh, dan bagaimana cara
memperolehnya.
d. Analisis Data (Interpretasi)
Setelah proses pengecekan ulang (verifikasi) data selesai, kemudian
peneliti melakukan analisis (analysing) atas data-data tersebut dengan
menggunakan teori-teori yang telah dipaparkan pada bab II.
Analisis data menurut Patton yang dikutip oleh Moleong, adalah
proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola,
kategori dan satuan uraian dasar. Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor,
analisis data adalah proses yang merinci usaha secara formal untuk
menentukan tema dan merumuskan ide seperti yang disarankan oleh data
dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan ide itu.48
Hal ini dilakukan dengan untuk memahami apakah data-data
penelitian yang telah terkumpul tersebut memiliki relevansi dengan teori-
47 Nana Sudjana dan Ahwal Kusumah, Proposal Penelitian di Perguruan Tinggi
(Bandung: Sinar Baru Algasindo, 2000); 85.
48Lexy, op., cit., hlm. 248
85
teori yang telah ada atau tidak, lebih dari itu analisis data dilaukan untuk
memahami makna-makna (meaning) dari peristiwa yang akan diteliti.
Proses ini sangat penting dalam penelitian kualitatif yang harus selalu
disandingkan dengan upaya interpretatif. Analazing adalah
penyederhanaan data ke dalam bentuk yang mudah dibaca dan
diinterpretasikan.
Dalam data kualitatif, analisis data sebenarnya dilakukan secara terus
menurus dari awal sampai akhir penelitian, dengan menggunakan metode
induktif, karena prinsip pokok penelitian jenis ini adalah menemukan teori
(generalisasi) dari data. Adapun analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif, yaitu analisis yang
menggambarkan keadaan atau status fenomena dengan kata-kata atau
kalimat, kemudian dipisahkan menurut kategori untuk memperoleh
kesimpulan.49
e. Kesimpulan (Concluding)
Setelah proses analisis (analysing) atas data-data selesai, maka
kemudian dilakukan concluding yaitu pengambilan kesimpulan dari suatu
proses penulisan yang menghasilkan suatu jawaban.50 Atau pengambilan
kesimpulan dari data-data yang telah diolah berdasarkan langkah-langkah
sebagimana tersebut di atas, dengan tujuan untuk mendapatkan suatu
jawaban dari hasil penelitian yang dilakukan. Pada tahap ini peneliti
49 LKP2M, Research Book For LKP2M (Malang: Universitas Islam Negeri (UIN)
Malang, 2005) hal. 60
50 Nana Sudjana dan Ahwal Kusumah, Op. Cit.86.
86
membuat kesimpulan-kesimpulan yang merupakan gambaran secara
ringkas, jelas dan mudah dipahami tentang dampak pembangunan
pangkalan pendaratan ikan terhadap tingat perekonomian masyarakat
sekitar pantai Desa Tambakrejo Kecamatan Wonotirto Kabupaten Blitar.
F. Pengecekan Keabsahan Data
Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari
konsep kesahihan (validitas) dan keandalan (reabilitas) menurut versi
positivisme dan disesuaikan dengan tuntunan pengetahuan, kriteria, dan
paradigma sendiri.51
Pemeriksaan keabsahan data didasarkan atas kriteria tertentu. Kriteria
itu terdiri atas derajat kepercayaan (kredibilitas), keteralihan, kebergantungan
dan kepastian. Masing - masing kriteria tersebut menggunakan teknik
pemeriksaan sendiri-sendiri.
Kriteria derajat kepercayaan pemeriksaan datanya dilakukan dengan
triangulasi adalah tehnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lai diluar data itu untuk keperluan pegecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak
digunakan adalah penerikan melalui sumber lainnya. Denzin (1978)
membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang
memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori.
Dalam hal ini penulis bertugas untu membandingkan data yang
diperoleh dari observasi, wawancara, dan dokumetasi untuk mendapatkan
51 Lexy, op. cit., hlm. 249
87
hasil yang lebih maksimal dan berkualitas. Dari sumber primer maupun dari
sumber sekunder sudah sesuai apa belum. Kriteria kebergantungan dan
kepastian pemeriksaan dilakukan dengan teknik auditing, yaitu untuk
memeriksa kebergantungan dan kepastian data.52
G. Tahap - Tahap Penelitian
Disini peneliti sebagai instrumen dan pengumpulan data dan peneliti
terjun langsung kelapangan.
1. Tahap pra lapangan
2. Tahap pekerjaan lapangan
3. Tahap analisis data
Karena, pada penelitian kualitatif itu peneliti mutlak harus ikut andil
dilapangan. Sehubungan dengan hal tersebut maka peneliti mempersiapkan:
a. Melakukan survei kelapangan atau tempat yang akan diteliti, tepatnya di
Desa Tambakrejo Kecamatan Wonotirto Kabupaten Blitar.
b. Mempersiapkan berkas-berkas atau sejumlah pertanyaan yang akan
disodorkan kepada masyarakat pantai Desa Tambakrejo Kecamatan
Wonotirto Kabupaten Blitar.
c. Terjun langsung kelapangan dan pengumpulan data untuk mendukung
laporan penelitian. Penelitian di Desa Tambakrejo Kecamatan Wonotirto
Kabupaten Blitar.
d. Melakukan pengelompokan data, pengelolaan dan analisis data.
52Ibid., hlm. 330-331
88
BAB IV
PAPARAN DATA
A. Deskripsi Objek Penelitian
1. Pemilihan lokasi PPI di Kabupaten Blitar
a. Kondisi umum
Di pantai selatan Kabupaten Blitar terdapat 2 lokasi yang
mempunnyai potensi untuk dibagun prasrana pangkalan pendaratan
ikan, yaitu pantai Tambakrejo, di Desa Tambakrejo Kecamatan
Wonotirto dan pantai Serit di Desa Serang Kecamatan Panggungrejo.
Untuk menentukan salah satu dari kedua lokasi tersebut yang
lebih cocok sebagai pangkalan pendaratan ikan, perlu
mempertimbangkan dari beberapa aspek. Ada beberapa kondisi umum
yang berlaku untuk kedua lokasi tersebut, antara lain:53
1) Aspek Perikanan
a) Potensi lestari dari kedua lokasi sama, karena yang ditinjau
adalah potensi selatan Kabupaten Blitar
b) Fishing Ground juga tidak jauh berbeda. Pada tahun 2000-2001
telah terpasang 3 buah rumpon di selatan Kabupaten Blitar.
Dengan adanya rumpon tersebut , maka fishing ground menjadi
lebih pasti, karena nelayan tidak perlu lagi mencari-cari dimana
ikan kumpul.
53Studi kelayakan pembangunan PPI kab. Blitar (Bappeda kab. Blitar- FT, kelautan ITS,
2001) hal II.1 II.2
89
c) Jenis ikan yang dominan antara lain : ikan tuna (cakalang),
blereng, tongkol dan hiu.
d) Produksi ikan tangkap dilaut sampai saat ini baru memanfaatkan
sekitar 0,053% dari potensi yang ada.
2) Aspek Teknis
a) Pantai selatan laut jawa pada umumnya terbuka atas serangan
gelombang. Gelombang yang terjadi relatif cukup tinggi hingga
mencapai kurang lebih 3 meter.
b) Pasang surut di pantai selatan berkisar antara 2,5 meter dengan
karakteristik semi diurnal.
3) Aspek Sarana
a) Air bersih dikedua lokasi diperoleh dari sumber air / sumur.
b) Listrik, sudah ada dari PT . PLN di dekat lokasi pantai yang
sama
c) BBM, di ambil dari Kota Blitar.
90
b. Pemilihan lokasi PPI
Tabel berikut ini digunakan untuk mempertimbangkann kelebihan
dan kekurangan dari masing-masing lokasi.
Tabel : 4.1 Perbandingan alternatif pemilihan lokasi PPI
No Uraian Perbandingan Pantai Tambakrejo Pantai Serit
1 Jarak dari Kota Blitar 27 km 35 km
2 Jalan menuju pantai Ada dan beraspal
bagus
Ada dan beraspal
bagus
3 Jalan masuk lokasi
Panjang
Kondisi
Ada, perkerasan batu
2 km
Lebar awal 3 m sejauh
300 m, sisanya dengan
lebar 1, 75 m kanan
kiri penuh semak
Belum ada
1, 2 km
Jalan setampak /
rintisan
4 Kondisi geografis rencana
pangkalan
Di teluk Tambakrejo
satu sisi terlindung
tebing
Di teluk Serang,
sadtu sisi terlindung
tebing, di muara
sungai, ada masalah
degan endapan di
muara sungai
5 Kondisi tanah dasar laut Batu karang Pasir
6 Kedalaman laut + 0 LWS + 0 LWS - + 1,5 m
LWS
7 Ketersediaan lahan
Laut
Darat
Luas
60 ha
Sempit
Sempit (terbatas
maksimal 6 ha)
8 Keberdayaan nelayan 238 (115 aktif) orang 78 orang
9 Keberadaan kapal ikan 144 perahu 92 perahu
10 Keberadaan alat tangkap 902 alat 235 alat
11 Kegiatan perikanan Sudah ada di TPI TPI
Dengan mempertimbangkna hal di atas, jumlah hasil tangkapan,
jumlah nelayan, keadaan pantai, dan lain-lain dan sesuai dengan
rencana umum Kabupaten Blitar, dimana perencanaan pengembangan
pusat perikanan tangkap diarahkan ke Desa Tambakrejo, maka
91
disarankan pantai di Desa Tambakrejo sebagai lokasi pusat pangkalan
pendaratan ikan (PPI).54
2. Lokasi Pantai Tambakrejo dan Sekilas Asal Usul Keberadaan
Pangkalan pendaratan ikan
Pantai Tambakrejo berada di Desa Tambakrejo Kecamatan
Wonotirto Kabupaten Blitar, yang berjarak sekitar 30 km dari pusat kota
Blitar (sejarah pantai Tambakrejo dapat dilihat pada lampiran). Pantai
Tambakrejo merupakan pantai yanag berpasir dengan gelombangyang
besar. Gelombang besar yang terjadi pada lantai berpasir menyebabkan
terjadinya angkutan sedimen pantai (littoral drift), yang mengakibatkan
terjadinya endapan pasir di mulut sungai.
Kondisi pariwisata di pantai Tambakrejo masih kurang maju dan
pengunjung masih relatif sedikit. Dibandingkan dengan Popoh dan Prigi,
maka kondisi pariwisata di pantai Tambakrejo masih jauh tertinggal. Hal
ini kemungkinan disebabkan oleh lokasi pantai tersebut jauh dari Surabaya
(sebagai asal mayoritas wisatawan), susah dijangkau dan tidak adanya
objek wisata lain di sekitar.
Setelah di timbang lagi kemudian agar wilayah di pantai Tambakrejo
dapat maju dan banyak wisatawan yang datang untuk berkunjung dan
sekaligus menambah kas Desa Tambakrejo, maka di bangunlah PPI
(pangkalan pendaratan ikan) di pantai Tambakrejo Desa Tambakrejo.
Meskipun proyek ini merupakan proyek panjang yang berlangsung lama,
54Studi kelayakan pembangunan PPI kab. Blitar (Bappeda kab. Blitar- FT, kelautan ITS, 2001) hal
II.4-II.5
92
hal ini sudah dapat di manfaatkan oleh para nelayan dalam menyandarkan
perahu, benahi perahu, cat perahu dan mempermudah dalam proses
pemberangkatan perahu.
3. Kondisi Geografis Daerah Pembangunan pangkalan pendaratan ikan
Lokasi PPI (pangkalan pendaratan ikan) yang dipilih untuk
dikembangkan lebih lanjut ialah Desa Tambakrejo, Kecamatan Wonotirto
Kabupaten Blitar. Letak Kabupaten Blitar berada di wilayah bagian selatan
propinsi Jawa Timur dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah Timur : Kabupaten Malang
Sebelah Selatan : Samudra Indonesia
Sebelah Barat : Kabupaten Tulungagung dan Kediri
Sebelah Utara : Kabupaten Kediri dan Malang
Kabupaten Blitar mempunnyai ketinggian + / - 167 m dari
permukiman laut / dpl, dengan luas daerah 1.588,79 km2. Pantai
Kabupaten mempunnyai panjang 45 km, dengan luas lautnya untuk radius
4 mil sebesar 26.110 Ha dan untuk luas laut 12 mil sebesar 78.330 Ha,
sedang luas wilayah ZEE sebesar 1.305.500 Ha.55
Kawasan lokasi berada di wilayah Blitar selatan dengan luas
kawasan sekitar 689,95 km2, dan merupakan lahan yang kurang subur, hal
ini disebabkan daerah tersebut merupakan daerah pegunungan.
Pelabuhan ikan atau pangkalan pendaratan ikan yang ada di Desa
Tambakrejo berada pada Kecamatan Wonotirto yang luas wilayahnya
55 Studi kelayakan Pembangunan pangkalan pendaratan ikan kab. Blitar ( Bappeda kab.
Blitar FT, Kelautan ITS; 2001) .hal II.6
93
mencapai 164,54 km2. Luas total Desa Tambakrejo mencapai 4,89 km2
atau 2,971% dari seluruh luas Kecamatan Wonotirto. Sedangkan batas
administrasi Desa Tambakrejo adalah:
Sebelah Timur : Desa Kaligrenjeng
Sebelah Selatan : Samudra Indonesia
Sebelah Barat : Desa Tumpak Kepuh
Sebelah Utara : Desa Ngadipuro
Jumlah Desa dan luasnya di wilayah Kecamatan Wonotirto adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.2 luas Desa di Kecamatan Wonotirto
No Desa
Luas Daratan
Luas () %
1
2
3
4
5
6
7
8
Tambakrejo
Kaligrenjeng
Pasiraman
Sumberboto
Gunung gede
Ngadipuro
Ngeni
Wonotirto
4,89
17,21
7,81
22,66
28,87
23,00
40,39
19,71
2,97
10,46
4,75
13,77
17,54
13,98
24,55
11,98
Total 164,54 100
Di Desa Tambakrejo terdapat kawasan suatu pantai, yakni kawasan
wisata pantai Tambakrejo yang merupakan kawasan wisata pantai
Samudra Indonesia.
Gambaran kondisi fisik Desa Tambakrejo adalah sebagi berikut:56
a) Desa Tambakrejo berada pada ketinggian 0 100 m di atas
permukiman laut (dpl). Pada umumnya Desa Tambakrejo terletak
56Studi kelayakan pembangunan PPI kab. Blitar (Bappeda kab. Blitar- FT, kelautan ITS,
2001) hal II.7
94
pada tanah yang datar hingga berbukit. Kemiringan tanah di
sekitar pantai antara 0 2 % dan 2 5 %. Sedangkan dibeberapa
tempat merupakan tanah berbukit dengan kemiringan antara 15
30 %.
b) Wilayah Desa Tambakrejo tidak pernah banjir. Sedangkan pada
tanah-tanah berkontur di tepi sungai sangat rawan terhadap
bahaya erosi.
c) Jenis batuan di Desa Tambakrejo di dominasi oleh batuan
gamping yang mempunyai sifat kurang bisa mengikat tanah (
jenis tanah yang didominasi adalah jenis tanah alluvial )
d) Desa Tambakrejo merupakan Desa agraris sekaligus Desa pantai
yang letaknya dipesisir pantai samudra Indonesia dengan kondisi
tanah yang sebagian merupakan kawasan subur, sehingga sangat
baik digunakan untuk kawasan pertanian. Sebagian lagi
merupakan kawasan tegalan dan juga merupakan kawasan
perbukitan yang gundul, meskipun sekarang sudah mulai
ditanami.
Saat ini kawasan Desa Tambakrejo yang telah berkembang menjadi
kawasan terbangun kurang lebih 12, 50 % dari seluruh luas wilayah atau
61,250 Ha, sisanya kawasan sawah, tegalan, dan hutan. Kawasan
terbangun merupakan kawasan yang tidak dapat dialih fungsikan.
95
4. Kondisi Penduduk Daerah Pembangunan pangkalan pendaratan
ikan
Berdasarkan data dari monografi Desa Tambakrejo tahun 2009
Kabupaten Blitar penduduk dibedakan atas lima sub yaitu:57
1) Jumlah penduduk dari segi agama
Mayoritas penduduk Desa Tambakrejo beragama Islam dengan rinsian
di bawah ini: a. Islam : 4.485 jiwa
b. Kristen : 12 jiwa
2) Jumlah penduduk menurut usia
Tabel: 4.3 Jumlah penduduk Desa Tambakrejo berdasarkan usia
No
Pendidikan Tenaga kerja
Umur Jumlah Umur Jumlah
1
2
3
4
5
6
0 3
4 6
7 12
13 15
16 18
19 ke atas
626
421
626
276
255
2.293
10 14
15 19
20 26
27 40
41 56
57 ke atas
507
428
516
806
607
1.633
3) Jumlah penduduk tingkat pendidikan
Tabel : 4.4 Jumlah penduduk berdasrkan tingkat pendidikan
No Pendidikan Jumlah
1 Taman Kanak-Kanak 128 jiwa
2 Sekolah Dasar 108 jiwa
3 Sekolah Menengah Pertama 1.136 jiwa
4 Sekolah Menengah Atas 1.829 jiwa
5 Akademi D1-D3 19 jiwa
6 Sarjana S1-S3 6 jiwa
7 Tidak Sekolah 640 jiwa
8 Tidak Tamat Sekolah Dasar 416 jiwa
9 Belum Sekolah 198 jiwa
57Pemkab Blitar Kec. Wonotirto, kantor kepala Desa Tambakrejo. Monografi 2009.
96
4) Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian
Tabel: 4.5 Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian
No Pekerjaan Jenis Pekerjaan Jumlah/jiwa
1 Karyawan PNS
ABRI
SWASTA
42
1
5
2 Wiraswasta - 19
3 Petani - 95
4 Buruh tani - 581
5 Pertukangan - 36
6 Pensiunan - 2
7 Nelayan - 325
8 Pedagang - 38
5) Jumlah penduduk
Tabel : 4.6 jumlah penduduk berdasarkan hitungan KK
No Jumlah Penduduk dilihat dari Jumlah / jiwa
1 Jenis kelamin:
Laki - laki
Perempuan
2205
2292
2 Kepala keluarga (KK) 1691
3 Warga Negara Indonesia 4497
4 Jumlah KK miskin 411
5. Kondisi Sarana dan prasarana Daerah Pembangunan pangkalan
pendaratan ikan
1) Fasilitas
Kondisi perumahan di Desa Tambakrejo secara fisik relatif sedang
atau perumahan permanen, terutama yang berada disepanjang jalan utama
Desa. Perkampungan yang berada di bagian dalam wilayah ini berkondisi
sedang atau semi permanen (dari kayu dan bambu).
97
Desa Tambakrejo dilayani oleh 6 buah sekolahan, yakni: 2 TK, 3 SD
dan 1 SMP. Sedangkan fasilitas kesehatan berupa puskesmas pembantu.
Jadi layanan kesehatan sudah relatif baik dan dua bidan. Sedangkan sarana
peribadatan berupa 2 masjid dan 7 mushola, warung kecil ada 45 buah dan
sekelompok toko besar / pasar yang melayani kebutuhan para nelayan dan
wisatawan. Sarana untuk olah raga 2 lapangan sepak bola dan lapangan
takrow (meskipun masih di tanah atas nama orang individu tetapi semakin
maju dan ramai).
2) Utilitas
Desa Tambakrejo sudah dilayani system pelayanan listrik. Jaringan
listrik di sepanjang jalan utama, yang merupakan sluran udara tegangan
rendah (SUTR). Tetapi untuk sementara pelayanan telphon rumah belum
terdapat jaringan.
Bangunan perdagangan, jasa, tempat ibadah, perumahan di
sepanjang jalan uatam merupakan bangunan dengan kondisi yang baik.
Kawasan ini relatif sedang keadaannya. Kondisi jalan aspal yang
mempermudah para wisatawan untuk berkunjung ke pantai yang ada di
Desa Tambakrejo dan juga dilengkapi oleh adanya jalur angkutan umum
yang beroperasi mulai pagi sampai sore jam 16.00 WIB. Dalam
pembangunan mendatang meskipun kondisi jalan di Desa Tambakrejo
masih bagus tetap akan di bangun jalan yang di lewati oleh jalur Provinsi
lintas selatan, yang menghubungkan Desa Tambakrejo dengan Desa
Kaligrenjeng di sebelah barat dan hingga kawasan di timur.
98
6. Faktor-Faktor yang Mendukung Pembangunan Pangkalan
Pendaratan ikan
1) Peningkatan potensi wisata
2) Banyaknya nelayan yang ada di Desa Tambakrejo dan belum adanya
tempat yang aman di laut
3) Agar hasil tangkapan ikan yang ditangkap dari kawasan Blitar dapat
langsung di daratkan ke pantai Tambakrejo
4) Peningkatan kondisi ekonomi masyarakat sekitar pantai Tambakrejo
khususnya para nelayan.
5) Karena usaha pemerintah dalam meningkatkan produksi penangkapan,
mempermudah hasil tangkapan nelayan dan memperlancar distribusi
serta pemasran hasil penangkapan, yang pada akhirnya akan
meningkatkan kesejahteraan nelayan.
6) Belum tersedianya PPI juga memberikan dampak secara tidak
langsung pada rendahnya kualits SDM, karena potensi SDM menjadi
sulit berkembang dan rendahnya ketrampilan serta pengetahuan
nelayan.
7. Kondisi Sosial, Ekonomi dan Budaya Daerah Pembangunan
pangkalan pendaratan ikan
Tingkat pendidikan penduduk Desa Tambakrejo relatif rendah,
karena sebagian besar penduduknya hanya tamat sekolah dasar dengan
acuan lihat pada diatas tentang jumlah penduduk dilihat dari tingkat
pendidikan.
99
Rata-rata penduduk di Desa Tambakrejo bermata pencaharian
pertanian, karena mayoritas daerah ini daerah pegunungan. Tetapi tidak
sedikit pula yang beralih dari petani menuju ke nelayan meskipun hanya
menjadi buruh nelayan karena dalam nelayan siapa yang punya modal
pasti dia yang akan menjadi bosnya.
Dari data sektor produksi terlihat bahwa Desa Tambakrejo
merupakan penghasil tanaman padi, jagung, ubi kayu, kacang tanah dan
kedelai. Buah-buahan kurang berpotensi. Hasil perikanan berupa ikan
tangkap laut dengan jenis ikan : ikan tonggkol, tengiri, tuna, blereng, teri,
trapu, udang lobster dll.
Kecenderungan untuk berinvestasi pada rencana kawasan sektor
periwisata, perikanan, tambak udang. Hal ini di dukung oleh:
a) Potensi kawasan rencana yang merupakan kawasan wilayah pesisir
pantai selatan Kabupaten Blitar
b) Kecenderungan perkembangan di sekitarnya juga sadah mengarah ke
sector peikanan dan pariwisata
c) Adanya kecenderungan investor untuk membuka areal pertambakan di
kawasan Desa Tambakrejo dan sekitarnya.
Untuk sektor penangkapan ikan laut, alat tangkap yang digunakan
adalah jenis-jenis jaring yangbisaanya digunakan oleh nelayan di daerah
lain dan juga dengan pancing. Di Desa Tambakrejo sudah terbentuk
kelompok nelayan yang diharapkan sebagai salah satu wadah organisasi
100
nelayan agar dapat mempercepat usaha peningktan taraf hidup /
perekonomian nelayan dan kesejahteraan nelayan.
Mayoritas penduduk nelayan di Desa Tambakrejo berlatar belakang
etnis jawa, yang di pengaruhi budaya Mataram. Tradisi-tradisi seperti satu
suro (larung sesaji) dan petik laut masih dilakukan sampai sekarang setiap
satu tahun sekali. Kepercayaan akan animisme dan dinamisme masih teras
meskipun sudah tidak terlalu dominan.
8. Usaha-Usaha Setelah Dibangunnya Pangkalan pendaratan ikan Bagi
Masyarakat Pantai Sekitar Tambakrejo
1) Banyaknya usaha kecil seperti warung-warung semakin ramai
2) Mulai adanya hasil kerajinan daerah pantai seperti kerang-kerang yang
di bentuk-bentuk untuk hiasan maupun untuk assesories. Yang
dulunya belum pernah ada yang terfikirkan karena potensi
pariwisatanya rendah, tetapi karena sekarang sudah ada PPI tahap 1
menjadikan para perajin membuat sesuatu untuk oleh-oleh pulang
sebagai kenang-kengan.
3) Mulai adanya yag punya slerek, karena dengan pertimbangan tempat
untuk menyandarkan perahu lebig mudah, meskipun untuk sementara
waktu harus nunggu waktu pasangnya air laut untuk memasukkan dan
mengeluarkan perahu tetapi itu tidak terlalu masalah untuk para
nelayan.
101
Gambar: 4.1 Mekanisme pemasaran produksi perikanan PPI Tambakrejo
B. Paparan Data
1. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Perekonomian
Masyarakat Sekitar Pantai Desa Tambakrejo, Kecamatan Wonotirto,
Kabupaten Blitar Sebelum Adanya Pangkalan pendaratan ikan
Lingkungan pantai adalah merupakan tempat pariwisata yang sangat
menyenangkan dan unik, karena kita dapat melakukan banyak aktifitas
disana seperti berenang, bermain pasir, foto-foto, menikmati wisata yang
asri, menikmati makanan khas pinggir pantai yaitu ikan bakar dengan
sambel kecap ada kacangya.
Hal itulah yang menarik para wisatawan datang ke pantai
Tambakrejo. Berdasarkan hasil wawancara dengan para pedagang tentang
faktor yang mempengaruhi tingkat perkonomian Desa Tambakrejo
sebelum dibangunnya PPI adalah sebagai berikut:
.....faktor yang mempengaruhi perekonomian deas Tambakrejo
sebelum dibagunnya PPI adalah adanya kunjungan para wisatawan yang
datang tetapi tidak sebanyak sekarang, dulu orang datang hanya ingin
melihat indahnya wisata Tambakrejo dan makan ikan bakar, penjualan
102
pada waktu dulu kurang begitu laku, karena masih sedikitnya wisatawan
yang datang pada waktu hari libur. 58
Sedangkan hasil wawancara dengan Bpk. H. Tekad S dengan para
nelayan lainnya dengan cuplikannya sebagai berikut:
..kalau ditanya tentang faktor yang mempengaruhi tingkat
perekonomian sebelum adanya PPI, masyarakat pantai Tambakrejo ratarata
pada potensi ikannya yang bagus dan kawasan yang bagus dalam
pariwisataan 59
Jadi dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwasannya faktor yang
mempengaruhi tingkat perekonomian masyarakat sekitar pantai Desa
Tambakrejo adalah otensi perikanan dan pariwisatanya. Meskipun hal ini
tidak semaju dengan perkembangna sekarang yang sudah dibangunnya
PPI. Dimana semakin banyak para wisatawan yang berkunjung ke Desa
Tambakrejo untuk berekreasi dan sebagai wahana bermain.
Hal itulah (banyaknya wisatawan yang datangdan berkunjung) yang
menjadikan tingkat perekonomian masyarakat sekitar pantai Desa
Tambakrejo meningkat.
2. Tingkat Perekonomian Masyarakat Sekitar Pantai Desa Tambakrejo
Sebelum Dibagunnya Pangkalan pendaratan ikan
Sebelum adanya pangkalan pendaratan ikan (PPI) Desa Tambakrejo
hanyalah tempat wisata pantai yang masih asri dan alami serta jauh dari
58Hasil wawancara dengan beberapa para pedagang di Desa Tambakrejo.Tanggal 20
Februari 2010
59Hasil wawancara dengan bapak H. Tekad S.dan dengan para nelayan lainnya Tambakrejo 21
Februari 2010
103
perkembangan zaman. Kronologis tersebut diungkapkan oleh Bpk H.
Tekad S dalam petikan wawancara sebagai berikut:
.pada awalnya memang kami para nelayan tidak ada masalah
dengan tanpa adanya PPI, karena pemikiran kami untuk pembenahan
perahu dapat dilakukan di Prigi dan Sendang Biru, tetapi hal tersebut lama
kelamaan menjadikan kami berfikir, kalau misalnya di Blitar ada PPI
mungkin untuk lebih mengirit biaya dan menambah kesejahteraan para
nelayan dan masyarakat sekitarnya.60
Sedangkan hasil wawancara lain dengan para pengoras perahu (Bpk
Tumingan, Bpk Jarmin, Bpk Mashud) sebagi berikut petikannya:
.. kondisi perekonomian khususya bagi para nelayan sangat
kurang menguntungkan karena harus keluar uang banyak ketika mau
benahin perahu, harus pindah tempat untuk sementara waktu sampai
perahu benar-benar dapat digunakan lagi, sedangkan hal itu mengeluarkan
uang banyak dan harus inap disana untuk senmentara waktu dimana jau
dari keluarga61
Hasil wawancara dengan para nelayan lainnya (Bpk Gito, Bpk Dian,
Bpk Sunar, Bpk Aman) sebagai berikut cuplikannya:
.kalau ditanya tentang nominal kami tidak punya datanya, tapi
pada hakikatnya kondisi kami para nelayan sebelum adanya dermaga
sangat memprihatinkan, meskipun kadang kala kami mendapatkan
penghasilan banyak tapi dengan pengeluarannya hampir sama karena
perahu kami tidak bisa bersandar di sungai, bisanya bisa tapi nungggu
malam untuk masukin perahu tetapi ya resikonya besar karena banyaknya
batu karang di sekitar masuknya ke sungai62
60Hasil wawancara dengan bapak H. Tekad S, sebagi nelayan di Desa Tambakrejo.
Tambakrejo 21 Februari 2010
61hasil wawancara dengan para pengoras perahu(Bpk Tumingan, Bpk Jarmin, Bpk
Mashud). Tambakrejo 21 Februari 2010
62Hasil wawancara dengan nelayan lainnya (Bpk Gito, Bpk Dian, Bpk Sunar, Bpk Aman)
Tambakrejo 21 Februari 2010
104
Dari hasil wawancara dengan pengrajin Bpk. Ganden cuplikannya
adalah sebagai berikut:
terus terang saja dulu saya itu Cuma menganggur, maksudnya
tidak punya pemikiran untuk membuat pengrajinan seperti ini, karena dulu
itu kondisi pariwisatanya belum se rame sekarang, dulu saya Cuma petani
bisaa, kadang kala menjadi manol yang ketika ada perahu datang
membantu setelah itu dapat uang sebagai upah dari membantu63
Dari hasil wawancara dengan para pedagang (Bu Sumi, Bu Jum, Bu
Tun, Bu Ayu dan Pak Sis) cuplikannya adalah sebagai berikut:
kalau ditanya dulu tentang perekonomian kami, kami belum
begitu yakin jika jualan akan laku, karena dulu kawasan pantai
Tambakrejo belum begitu ramai seperi sekarang, dulu hasil kami seharihari
ya hanya bisa dibuat makan saja dan bayarain anak-anak sekolah,
mungkin jika ditanya tentang tingkat perekonomian kami merupakan para
pedagang yang tingkat perekonomiannya sedang 64
Berdasarkan keterangan dari wawancara denga penjaga portal sebagi
berikut cuplikannya:
..dulu tempat kami tidak disini tapi di dekatnya Bapak Bagong
masih keselatan, lama kelamaan ada yang tahu jalan trabasan agar tidak
tertarik, maka dari itu di pindah, dulu ketika liburan tidak serame dengan
sekarang65
Dari kronoligis tersebut dapat disimpulkan bahwasannya tingkat
perekonomian masyarakat sekitar pantai Desa Tambakrejo berada pada
kondisi sedang dan masih menggantungkan pada laut seutuhnya, karena
63Hasil wawancara dengan Bpk. Ganden.seorang pengrajin. 20 Februari 2010
64Hasil wawancara dengan para pedagang (Bu Sumi, Bu Jum, Bu Tun, Bu Ayu dan Pak
Sis). Tambakrejo 20 Februari 2010
65Hasil wawancara dengan petugas portal Desa Tambakrejo 20 Februari 2010
105
perahu di letakkan di laut dan ketika mau ada perbaikan dan pengecetan
perahu harus berada pada tempat lain (tidak bisa ditempatnya sendiri).
Jadi tingkat perekonomian masyarakat sekitar pantai Tambakrejo
sebelum dibangunnya PPI (pangkalan pendaratan ikan) berada dalam
kondisi perekonomian dibawah garis sedang kebawah. Kondisi wisata juga
belum terkelola dengan baik.
Dari uraian tetang hasil wawancara diatas bahwasannya untuk
mengukur tingkat perekonomian masyarakat sekitar pantai Desa
Tambakrejo tidak di dapatkan berupa angka-angka tetapi dari hasil
paparan data di atas.
3. Dampak Pembangunan pangkalan pendaratan ikan Terhadap
Tingkat Perekonomian Masyarakat Sekitar Pantai Desa Tambakrejo,
Kecamatan Wonotirto, Kabupaten Blitar
Pada hakikatnya pembangunan yang belum selesai 100% tidak
mempunnyai dampak yang besar bagi masyrakat, teatapi di Desa
Tambakrejo dengan dibagunnya PPI berpengaruh secara signifikan
terhadap perekonomian masyarakat setempat seperti para nelayan,
pedagang, pengoras, pengrajin, portal dan masyarakat lainnya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa oarang yang peneliti
wawancara adalah dengan cuplikan dibawah ini
106
Dari hasil wawancara dengan Bpk. H Tekad S cuplikannya adalah
sebagai berikut:
..dampak dari dibangunnya pangkalan pendaratan ikan (PPI)
meskipun belum jadi sudah memberikan pengaruh yang secara tidak
langsung kepada para nelayan, khususnya saya pribadi yang punnya
banyak perahu besar di Desa Tambakrejo dengan 1 Slesek, 1 Payang, 2
Skoci dan 2 Perahu Spite, dulu saya unuk membenahin perahu ketika
masih punya paying sering ke Sendang Biru/ kadang Prigi untuk cat
perahu, dhandani alat perahu disana karena di sini (Tambakrejo) kurang
maksimal untuk membenahin perahu jadi harus ditempat lain dimana
sayaselalu memantau dari jauh dalam pembenahan, yang nungguin para
pengoras. Kadang kala saya datang untuk memenuhi apa yang kurang
dalam pembenahan perah. Jadi saya senag sekali ketika di bangunnya PPI,
karena mengirit biaya pembenahan perahu juga. Dampak lain mungkin
setelah benar-benar selesai pembangunan PPI saya akan menambah lagi
slerek (lebih menguntungkan). Saran saja pembangunan cepat dilanjutkan
lagi untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar pantai Desa
Tambakrejo dan demi kesejahteraan bersama66
Dari hasil wawancara dengan Para Nelayan Lainnya cuplikannya
adalah sebagai berikut:
..dampak dari pembangunan PPI itu sendiri kurang begitu
berdampak secara langsung, tetapi secara tidak langsung sudah berdampak
positif bagi para nelayan, meskipun pembangunan PPI ini belum selesai
secara penuh berdasarkan rencana yang telah di sosialisasikan. Tingkat
perekonomian kami menjadi lebih meningkat dan tidak boros-boros dalam
pengeluaran untuk dhandan perahu yang dulu harus nunggu perahu di
daerah lain tetapi sekarang lebih mudah 67
Dari hasil wawancara dengan para pengoras cuplikannya adalah
sebagai berikut:
..dampak dari PPI ini mempermudah kami dalam
membersihkan perahu, memasukkan es ke perahu yang mau berangkat,
66Hasil wawancara dengan Bpk. H. Tekad S selaku orang yang punya banyak perahu di
Desa Tambakrejo (perahu besar) Tambakrejo 21 Februari 2010
67Hasil wawancara dengan para nelayan lainnya. Tambakrejo 21 Februari 2010
107
menguras perahu setiap hari apalagi pada waktu hujan pasti lebih banyak
airnya dan lebih waspada, mempermudah ketika dhandan perahu
(maksudnya tidak harus jauh / inap ditempatnya orang) dan kami menjadi
lebih mudah dalam bekerja68
Dari hasil wawancara dengan pengrajin Bpk. Ganden cuplikannya
adalah sebagai berikut:
dampak dari dibagunnya PPI bagi saya sebagai pengrajin
adalah berdampak pisitif, karena saya mejadi dorongan bagi saya untuk
lebih kreatif lagi dalam membuat kerajinan asli bahan dasar dari laut.
Dampak bagi perekonomiannya saya adalah tingkat perekonomian saya
meningkat, karena saya punya pekerjaan sampingan dan hasilnya sudah
lumayan bisa untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dari pada kemarin69
Dari hasil wawancara dengan para pedagang cuplikannya adalah
sebagai berikut:
bagi kami seorang pedangan pembangunan PPI sangatlah
berdampak positif terhadap perekonomian masyarakat sekitar pantai Desa
Tambakrejo khususnya pedangang, karena semakin lama dengan adanya
PPI Desa Tambakrejo semakin ramai dan kami sebagi pedagang semakin
adanya persaingan yang sehat dalam kualitas makanan dan yang di
dagangkan. Banyaknya wisatawan yang datang melihat PPI dan Pantai
Tambakrejo menjadikan kami lebih kreatif dan percaya diri. Perekonomian
kami juga meningkat dari pada sebelumnya. Karena dulu kami hanya
terpaku pada pertanian, kemudian kami mencoba berdagang (makanan,
keperluan melaut lainnya, bensin, solar, oli, baju-baju dan snace) dan
hasilnya mengutungkan serta meningkatkan ekonomi kami70
Dari hasil wawancara dengan petugas portal cuplikannya adalah
sebagai berikut:
.dengan adanya PPI Desa Tambakrejo seakin ramai, kadang
kala ketika liburan minggu, hari nasional pasti di Desa Tambakrejo selalu
macet ketika pada pintu masuk kawasan wisata Desa Tambakrejo karena
68Hasil wawancara dengan para pengoras. Tambakrejo 21 Februari 2010
69Hasil wawancara dengan para Pengrajin. Tambakrejo 20 Februari 2010
70 Hasil wawancara dengan para pedagang .Tambakrejo 20 Februari 2010
108
disana ada pasir putih, hasil kerajinan, ikan panggang, pantai dan PPI yang
mungkin belum jadi 100%. Bagi kami petugas portal menjadi meningkat
dalam perekonomian karena semakin ramainya wisatawan yang
berkunjung juga semakin banyaknya ceperan kami71
Usaha penangkapan ikan di laut adalah salah satu usaha yang
beresiko tinggi, oleh karena itu sebelum melaut nelayan membutuhkan
persiapan yang cermat terhadap perahu, mesin, alat tangkap dan
perbekalan. Semua aktifitas tersebut umumnya dilakukan oleh nelayan di
pangkalan pendaratan ikan (PPI).
Oleh karena itu di Tambakrejo dibangunnya pembangunan suatu
pangkalan pendaratan ikan (PPI) merupakan salah satu bentuk pemerintah
dalam usaha meningkatkan produksi penangkapan, memudahkan
pendaratan hasil tangkapan nelayan dan memperlancar distribusi serta
pemasaran hasil penangkapan, yang pada akhirnya akan meningkatkan
kesejahteraan nelayan.
Dari paparan data diatas peneliti menyimpulkan bahwasannya
dengan pembangunan PPI masyarakat setempat menerima dan memanfaat
dengan sebaik mungkin serta menjaganya.
4. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Perekonomian Setelah
Adanya Pembangunan pangkalan pendaratan ikan
Sedangkan faktor yang mempengaruhi tingkat perekonomian
masyarakat sekitar pantai Desa Tambakrejo adalah lebih terkondisikan
masalah Perekonomian meningkat, Mata pencaharian lebih bervariasi,
71 Hasil wawancara dengan petugas portal.Tambakrejo 20 Februari 2010
109
Potensi wisata lebih terkelola dengan baik, Daya tarik pendatang untuk
bekerja dan bermukim.
Dari hasil wawancara yang peneliti tanya dapat disimpulkan
bahwasannya faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat perekonomian
masyarakat sekitar pantai Desa Tambakrejo setelah dibagunnya PPI adalah
sama dengan sebelum di bangunnya PPI tetapi hal ini lebih bagus
perkembangannya, dilihat dari potensi wisata yang sudah terkelola dengan
baik, adanya peningkatan kreatifitas masyarakat setempat.
Pariwisata yang ada di Desa Tambakrejo dan perkembangan dari
pembangunan PPI meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar pantai
desa Tambakrejo. Karena semakin banyaknya para wisatawan yang datang
dan berkunjung ke pantai yang ada di Tambakrejo serta melihat
perkembangan dari pembangunan PPI.
C. Temuan Penelitian
Dari paparan tersebut diatas, dapat dikemukakan mengenai temuan
penelitian sebagai berikut:
1. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat perekonomian
masyarakat sekitar pantai Tambakrejo sebelum dibagunnya pangkalan
pendaratan ikan (PPI) adalah tempat wisata yang belum terkelola dengan
baik, penjualan ikan panggang, kecenderungan berpacu pada satu objek
yang ditekuni dan belum adanya oleh-oleh khas Tambakrejo (kerajinan
dari laut).
110
2. Kondisi tingkat perekonomian masyarakat sekitar pantai Desa Tambakrejo
sebelum dibagunnya pankalan pendaratan ikan (PPI) berada pada kondisi
ekonomi sedang ke bawah, karena kebanyakan masyarakatnya berpacu
pada pertanian dan nelayan secara tradisional saja. Wisatawan yang
datangpun juga masih jarang karena potensi wisatanya belum terkelola
dengan baik.
3. Dampak atau pengaruh dari pembagunan PPI terhadap tingkat
perekonomian masyarakat Desa Tambakrejo sangatlah berdampak positif
dan signifikan meskipun pembangunan belum selesai 100% tetapi hal
tersebut sudah dapat dimanfaatkan oleh para nelayan, pengoras, pedagang,
pengrajin, dan portal yang tidak pernah sepi orang disaat hari liburan
utamanya dan hal tersebut dapat meningkatkan perkonomian masyarakat
setempat.
4. Kalau faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat perekonomian masyarakat
sekitar pantai Desa Tambakrejo setelah dibangunnya pangkalan
pendaratan ikan (PPI) adalah semakin banyaknya wisatawan yang silih
berganti berkunjung ke pantai Tambakrejo untuk melihat PPI, potensi
wisata yang sudah dikelola dengan baik, kondisi pasir putih, banyaknya
pedangan, semakin banyaknya hasil tangkapan nelayan dan semakin
mudahnya dalam menurunkan ikan ke daratan.
111
BAB V
ANALISIS HASIL TEMUAN PENELITIAN
dan PEMBAHASANNYA
A. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Perekonomian
Masyarakat Sekitar Pantai Desa Tambakrejo, Kecamatan Wonotirto,
Kabupaten Blitar Sebelum Adanya Pangkalan pendaratan ikan
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat perekonomian
sebelum dibangunnya pangkalan pendaratan ikan (PPI) hanya terpaku pada
dua jenis yaitu: hasil melaut dan kondisi wisata yang masih asri.
Usaha penangkapan ikan di laut adalah salah satu usaha yang beresiko
tinggi, oleh karena itu sebelum melaut nelayan membutuhkan persiapan yang
cermat terhadap perahu, mesin, alat tangkap dan perbekalan. Semua aktifitas
tersebut umumnya dilakukan oleh nelayan di pangkalan pendaratan ikan
(PPI).
Pelaksanaan pembangunan dengan menerapkan sistem otomi daerah
belakangan ini membuat tiap-tiap daerah berusaha untuk dapat memajukan
daerahnya masing-masing. Hal ini akan mendorong setiap daerah untuk dapat
menggali dan mengembangkan potensi yang dimiliki, baik berupa sumber
daya alam maupun sumber daya manusianya. Sehingga hasilnya dapat
dimanfaatkan untuk peningkatan.pendapatan / taraf hidup penduduk dan
pendapatan asli daerah itu sendiri.
Di sepanjang pantai selatan propinsi jawa timur baru ada 3 pangkalan
pendaratan ikan (PPI), yaitu PPI Prigi di kabpaten Trenggalek, PPI Pondok
112
Dadap Kabupaten Malang, dan PPI Puger di Kabupaten Jember. Dari ketiga
pangkalan pendaratan ikan (PPI) tersebut yang dekat dengan Kabupaten
Blitar adalah PPI Prigi dan Pondok Dadap, yang berjarak masing-masing 40-
50 mil.
Selama ini beberapa nelayan yang bermukim di pesisir pantai
Kabupaten Blitar memanfaatkan fasilitas dari PPI tersebut untuk mendaratkan
ikan hasil tangkapannya. Penjualan ikan nelayan Blitar di PPI Prigi atau yang
lainnya mempunnyai dampak negatif antara lain: tambahan biaya bahan bakar
Blitar- Prigi / Malang, waktu penangkapan lebih lama dan kurangnya
pendapatan asli daerah Blitar karena tidak ada masukan dari retribusi PPI. Hal
ini semua akhirnya akan mengurangi kesejahteraan nelayan di Kabupaten
Blitar.
B. Tingkat Perekonomian Masyarakat Sekitar Pantai Desa Tambakrejo
Sebelum Dibagunnya Pangkalan pendaratan ikan
Berdasarkan teori yang ada ekonomi adalah sistem aktivitas manusia
yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi
barang dan jasa. Kondisi tingkat perekonomian di Desa Tambakrejo pada
hakikatnya sudah baik tetapi karena Desa Tambakrejo belum mempunnyai
PPI menjadikan penghambat bagi para nelayan. Karena tidak efisiennya
ketika diadakan pembenahan perahu di Desa Tambakrejo.
113
Pada hakikatnya dalam kegiatan ekonomi itu ada tiga yaitu : konsumsi,
produksi dan distribusi begitu pula pelaku dalam ekonomi. Tetapi setiap
orang mencari dan memenuhi perekonomiannya itu ada yang nmanya prinsip.
Berdasarkan teori yang di depan prinsip ekonomi merupakan kaidah
yang dijadikan pedoman umum untuk melakukan kegiatan ekonomi. Kaidah
itu adalah berusaha dengan pengorbanan tertentu untuk memperoleh hasil
yang semaksimal mungkin atau untuk memperoleh penghasilan tertentu
dengan pengorbanan sekecil mungkin.
Dari teori tersebut masyarakat pantai Tambakrejo berfikiran bagaimana
dengan pengorbanan sekecil-kecilnya mendapatkan hasil yang besar atau
semaksimal mungkin. Dengan adanya pemikiran tersebut masyarakat
Tambakrejo mulai membuat sesuatu yang baru untuk meningkatkan kondisi
ekonomi yang ada pada keluarganya.
Dengan kondisi disamping / berdekatan dengan laut para masyarakat
setempat berlomba-lomba mencari nafkah dengan melaut dan bertani. Ada
kala yang berjualan ikan panggang, berdagang tetapi tidak sebesar dan
sebanyak sekarang, karena pengaruh modal, keahlihan, pendidikan yang ratrata
masih tingkat sekolah dasar (pendidikan tingkatan rendah).
Jadi kondisi perekonomian masyarakat sekitar pantai Tambakrejo pada
waktu sebelum dibagunnya pangkalan pendaratan ikan (PPI) tingkat
perekonomiannya rendah karena wisatawan yag datang juga maih dibilang
sedikit dan penghasilan nelayan yang tidak terlalu melimpah.
114
C. Dampak Pembangunan pangkalan pendaratan ikan Terhadap Tingkat
Perekonomian Masyarakat Sekitar Pantai Desa Tambakrejo,
Kecamatan Wonotirto, Kabupaten Blitar
Pelabuhan perikanan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan
perairan dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan
dan kegiatan sistem bisnis perikanan yang dipergunakan sebagai tempat kapal
perikanan bersandar, berlabuh dan / atau bongkar muat yang dilengkapi
dengan fasilitas dasar, fungsional dan penunjang.
PPP / PPI pada hakekatnya merupakan prasarana ekonomi perikanan
yang dibangun dengan maksud tercapainya tujuan pembangunan perikanan,
karena pelabuhan perikanan berperan penting dan strategis dalam menunjang
peningkatan produksi perikanan, memperlancar arus lalu lintas kapal
perikanan, mendorong pertumbuhan perekonomian masyarakat perikanan,
serta mempercepat pelayanan terhadap seluruh kegiatan yang bergerak
dibidang usaha perikanan.
Salah satu masalah pokok yang penting diperhatikan sesudah Pelabuhan
Perikanan / Pangkalan pendaratan ikan selesai dibangun adalah
pengelolaannya. Pengelolaan Pelabuhan Perikanan / Pangkalan pendaratan
ikan adalah kegiatan pengoperasian, pemeliharaan, rehabilitasi dan pelayanan
dalam rangka pemanfaatan sarana dan prasarana Pelabuhan Perikanan /
Pangkalan pendaratan ikan.
Jika pengelolaannya tidak terlaksana dengan baik, maka hal ini dapat
dalam perwujudan fungsi dan peranannya dalam mendukung atau menunjang
115
pembangunan perikanan yang berkelanjutan tidak akan terlaksana dengan
baik. Pelabuhan Perikanan berperan penting dalam rangka pelaksanaan
pengawasan penangkapan dan pengendalian sumber daya ikan serta
pengawasan mutu hasil perikanan khususnya perikanan tangkap.
Pada Desa Tambakrejo pangkalan pendaratan ikan (PPI) adalah
pelabuhan perikanan kelas D yang skala layanannya sekurang-kurangnya
mencakup kegiatan usaha perikanan di wilayah perairan pedalaman dan
perairan kepulauan. Yang mempunnyai ciri-ciri pelabuhan perikanan tipe D
(PPI) :
1. Melayani kegiatan usaha perikanan di wilayah perairan pedalaman dan
perairan kepulauan.
2. Memiliki fasilitas berlabuh untuk kapal bermesin < 30 GT.
3. Memiliki minimum panjang dermaga 150 m dan minimum kedalaman
kolam 3 m.
4. Memiliki kapasitas muat untuk 100 kapal atau dengan total 6000 GT.
Memberdayakan masyarakat pesisir berarti menciptakan peluang bagi
masyarakat pesisir untuk menentukan kebutuhannya, merencanakan dan
melaksanakan kegiatannya, yang akhirnya menciptakan kemandirian
permanen dalam kehidupan masyarakat itu sendiri.
116
Memberdayakan masyarakat pesisir tidaklah seperti memberdayakan
kelompok-kelompok masyarakat lainnya, karena didalam habitat pesisir
terdapat banyak kelompok kehidupan masayarakat diantaranya:
1. Masyarakat nelayan tangkap, adalah kelompok masyarakat pesisir yang
mata pencaharian utamanya adalah menangkap ikan dilaut. Kelompok
ini dibagi lagi dalam dua kelompok besar, yaitu nelayan tangkap
modern dan nelayan tangkap tradisional. Keduanya kelompok ini dapat
dibedakan dari jenis kapal/peralatan yang digunakan dan jangkauan
wilayah tangkapannya.
2. Masyarakat nelayan pengempul / bakul, adalah kelompok masyarakt
pesisir yang bekerja disekitar tempat pendaratan dan pelelangan ikan.
Mereka akan mengumpulkan ikan-ikan hasil tangkapan baik melalui
pelelangan maupun dari sisa ikan yang tidak terlelang yang selanjutnya
dijual ke masyarakat sekitarnya atau dibawah ke pasar-pasar lokal.
Umumnya yang menjadi pengumpul ini adalah kelompok masyarakat
pesisir perempuan.
3. Masayarakat nelayan buruh, adalah kelompok masyarakat nelayan yang
paling banyak dijumpai dalam kehidupan masyarakat pesisir. Ciri dari
mereka dapat terlihat dari kemiskinan yang selalu membelenggu
kehidupan mereka, mereka tidak memiliki modal atau peralatan yang
memadai untuk usaha produktif. Umumnya mereka bekerja sebagai
buruh/anak buah kapal (ABK) pada kapal-kapal juragan dengan
penghasilan yang minim.
117
4. Masyarakat nelayan tambak, masyarakat nelayan pengolah, dan
kelompok masyarakat nelayan buruh.72
Pariwisata merupakan suatu sektor yang mempunyai banyak kaitan
dengan sektor-sektor lain, sehingga pengembangan sektor pariwisata akan
terus memacu perkembangan sektor lainnya. Oleh karena itu pembangunan
pariwisata membawa dampak yang luas terhadap perekonomian di suatu tujuan
seperti yang dinyatakan Goeldner dalam bukunya Putu Gelgel:
Parawisata adalah usaha ekonomi potensial, dan sebagai pembangkit
perekonomian suatu kota, propinsi, Kabupaten atau daerah tujuan
pengunjung, dari pengeluaran mereka.
Pengaruh langsung merupakan pengaruh utama dari kedatangan
wisatawan di suatu tujuan, yaitu pembayaran (pengeluaran) wisatawan
kepada perusahaan pariwisata di garis depan seperti perusahaan angkutan,
penginapan, restoran pengaruh dorongan adalah pengaruh lanjutan dari
pengaruh tidak langsung, dimana uang yang dibelanjakan perusahaan di
garis depan kepada perusahaan pemasok, oleh perusahaan pemasok akan
dibelanjakan lagi kepada perusahaan lain, dan seterusnya bergulir kepada
perusahaan lainnya.
Pariwisata memberikan dukungan ekonomi yang kuat terhadap suatu
wilayah. Industri ini dapat menghasilkan pendapatan besar bagi ekonomi
lokal. Kawasan sepanjang pantai yang bersih dapat menjadi daya tarik
wilayah, dan kemudian berlanjut dengan menarik turis dan penduduk ke
72 Budi cahyono, 2001. Gado-gado majalah.edisi 25
118
wilayah tersebut. Sebagai salah satu lokasi rekreasi, kawasan pantai dapat
merupakan tempat yang lebih komersial dibandingkan kawasan lain,
tergantung karakteristiknya. Sebagai sumber alam yang terbatas, hal penting
yang harus diperhatikan adalah wilayah pantai haruslah menjadi aset ekonomi
untuk suatu wilayah.
Berdasarkan teori yang ada dalam pembangunan ekonomi,
bahwasannya pembangunan pangkalan pendaratan ikan (PPI) untuk
sementara waktu berdamapak dampak positif terhadap tingkat perekonomian
masyarakat sekitar pantai Desa Tambakrejo Kecamatan Wonotirto Kabupaten
Blitar yaitu:
1. Peningkatan kegiatan ekonomi yang mendapatkan lapangan pekerjaan
bagi masyarakat pembangunan PPI dalam proses pembangunan
ekonomi dapat mengurangi pengangguran
2. Pembangunan PPI sebagai pembangunan ekonomi yang dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat secara keseluruhan
3. Pembangunan PPI sebagai pembangunan ekonomi yang membawa
perubahan pada struktur ekonomi dari agraris menuju industri
4. Pembangunan PPI sebagai pembangunan ekonomi yang dapat
menciptakan pemerataan pendapatan kesempatan kerja, yang
mengurangi kesenjangan antara golongan masyarakat kaya dan miskin
5. Pembangunan PPI yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyartakat
sekitar pantai Tambakrejo.
119
6. Pembangunan PPI juga dapat memberikan kontribusi dan rekomendasi
hasil penelitian.
D. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Perekonomian Setelah
Adanya Pembangunan pangkalan pendaratan ikan
Pembangunan ekonomi mengandung arti yang lebih luas dan mencakup
perubahan pada tata susunan ekonomi masyarakat secara menyeluruh.
Pembangunan merupakan proses transformasi yang dalam perjalanan waktu
ditandai oleh perubahan struktural, yaitu perubahan pada landasan kegiatan
ekonomi maupun pada kerangka susunan ekonomi masyarakat yang
bersangkutan.
Keberhasilan suatu usaha pembangunan dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Menurut Suryono ada beberapa faktor yang mempengaruhi
pembangunan ekonomi, namun pada hakikatnya faktor-faktor tersebut dapat
dikelompokan menjadi dua, yaitu faktor ekonomi dan faktor non-ekonomi.73
Faktor ekonomi yang mempengaruhi pembangunan ekonomi diantaranya
adalah sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya modal, dan
teknologi dan kewirausahaan.
Sumber daya alam, yang meliputi tanah dan kekayaan alam seperti
kesuburan tanah, keadaan iklim/cuaca, hasil hutan, tambang, dan hasil laut,
sangat mempengaruhi pertumbuhan industri suatu negara, terutama dalam hal
penyediaan bahan baku produksi. Sementara itu, keahlian dan kewirausahaan
73Suryono,A.2004. Pengantar Teori Pembangunan. Malang : Kerjasama FIA Unibraw-
Universitas Negeri Malang, UM Press. Hlm. 30-32
120
dibutuhkan untuk mengolah bahan mentah dari alam, menjadi sesuatu yang
memiliki nilai lebih tinggi (disebut juga sebagai proses produksi).
Sumber daya manusia juga menentukan keberhasilan pembangunan
nasional melalui jumlah dan kualitas penduduk. Jumlah penduduk yang besar
merupakan pasar potensial untuk memasarkan hasil-hasil produksi, sementara
kualitas penduduk menentukan seberapa besar produktivitas yang ada.
Sementara itu, sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah
bahan mentah tersebut. Pembentukan modal dan investasi ditujukan untuk
menggali dan mengolah kekayaan. Sumber daya modal berupa barang-barang
modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan
ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.
Pembanguna ekonomi tidak mungkin berlangsung bila tidak didukung
oleh faktor-faktor non ekonomi. Faktor-faktor itu di antaranya kondisi sosial
kultur yang ada di masyarakat, keadaan politik, dan sistem yang berkembang
dan berlaku. Hal tersebut sebut diatas sangat berpengaruh bagi perekonomian
masyarakat sekitar pantai Tambakrejo.
Oleh karena itu di Tambakrejo dibangunnya pembangunan suatu
pangkalan pendaratan ikan (PPI) merupakan salah satu bentuk pemerintah
dalam usaha meningkatkan produksi penangkapan, memudahkan pendaratan
hasil tangkapan nelayan dan memperlancar distribusi serta pemasran hasil
penangkapan, yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan nelayan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembangunan ekonomi adalah faktor
yang ditinjau dari segi ekonomi dan segi non ekonomi. Faktor lain yang
121
mempengaruhi tingkat perekonomian adalah kondisi wilayah setempat
dimana kondisi dari wilayah pantai Tambakrejo adalah pantai sebagai tempat
rekreasi dan berwisata selain itu juga PPI sebagai salah satu sarana yang
dapat menigkatkan perekonomian.
Pada hakikatnya pembangunan PPI adalah bertujuan selain digunakan
oleh nelayan dalam mempermudah menyandarkan perahu, menurunkan ikan
ke TPI juga dapat sebagai tempat pariwisata juga. Tetapi hal tersebut dapat
menarik perhatian para wiasatawan untuk datang ke Desa Tambakrejo.
Dimana hal tersebut juga memberi pengaruh terhadap perkonomian
masyarakat setempat.
122
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebelum dibangunnya pangkalan pendaratan ikan di kawasan pantai
Desa Tambakrejo, masyarakat sekitar pantai banyak menggantungkan
kegiatan perekonomiannya pada dua jenis mata pencaharian, yaitu hasil
melaut dan sebagian kecil memanfaatkan potensi kondisi wisata yang masih
asri. Di lain pihak pada saat itu para nelayan mengalami banyak kesulitan
dalam usaha mencari ikan karena belum didukung oleh fasilitas pendaratan
perahu yang memadai sehingga tingkat resiko sangat tinggi, baik resiko
kerusakan perahu maupun resiko diri pribadi.
Tingkat perekonomian masyarakat di sekitar pantai Desa Tambakrejo
sebelum dibangunnya pangkalan pendaratan ikan dapat dikatakan masih
rendah apabila dibandingkan dengan saat sekarang yang sudah dilengkapi
fasilitas pangkalan pendaratan ikan, hal ini dapat dilihat dari sulitnya nelayan
dalam mengolah ikan hasil melaut karena belum tersedianya fasilitas
pangkalan yang memadai yang pada akhirnya mempengaruhi kuantitas hasil
tangkapan ikan nelayan, di segi lain, tingkat kunjungan wisatawan juga tidak
begitu banyak mengingat fasilitas infrastruktur penunjang di sekitar kawasan
pantai saat itu masih minim, sebagai contoh saat itu kondisi jalan-jalan masih
banyak yang tidak terawat dan berlubang sehingga rentan mencederai
pengguna jalan yang akan masuk ke kawasan wisata pantai Tambakrejo,
123
padahal pada dasarnya untuk masuk ke kawasan pantai para wisatawan masih
harus melewati jalan-jalan yang naik turun dan berkelok-kelok tajam.
Dampak pembangunan pangkalan pendaratan ikan di Desa Tambakrejo
terhadap tingkat perekonomian masyarakat di sekitar pantai sangat signifikan,
hal ini dapat dilihat dari beberapa sudut pandang. Dari sudut pandang
nelayan, PPI sangat memudahkan nelayan dalam melakukan perpindahan
ikan hasil tangkapan dari perahu ke daratan, memudahkan dalam
menyandarkan perahu yang akan dipindahkan dari lautan lepas ke sungai
untuk perbaikan, serta memberikan kemudahan nelayan karena tidak
langsung berhadapan dengan ombak karena sudah terhalang oleh pemecah
ombak yang dibangun sehingga arus air laut tidak begitu kuat. Dari sudut
pandang petani, selain membangun tempat pendaratan pemerintah juga
memperbaiki saluran irigasi yang bertujuan untuk mengatur aliran air sungai
yang akan masuk ke laut lepas dengan cara memindahkan jalur sungai yang
selama ini berhadapan langsung dengan laut lepas menjadi lebih memutar
sehingga secara teknis air laut tidak bisa naik ke sungai saat pasang tiba
karena selama ini sebelum dibangunnya PPI dan bangunan penunjangnya,
apabila air laut pasang, maka arus air laut akan ikut naik ke aliran sungai yang
pada akibatnya air akan masuk ke sawah-sawah petani dan akan merusak
tanaman-tanaman para petani karena kandungan asin dalam air bisa
menyebabkan tanaman mati sehingga merugikan petani.dar sudut pandang
pariwisata, pembangunan PPI juga disertai dengan pembangunan fasilitas
penunjangnya dan juga infrastruktur jalan-jalan yang selama ini sempit dan
124
berlubang tidak terawat menjadi diperlebar dan jenis jalan yang di hot mix
sehingga secara signifikan dapat meningkatkan jumlah wisatawan yang
berkunjung ke kawasan pantai.
Banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat perekonomian
setelah adanya pembangunan pangkalan pendaratan ikan di Desa Tambakrejo,
diantaranya adalah dibangunnya fasilitas infrastruktur jalan sehingga
masyarakat mudah dalam melakukan kegiatan ekonomi, selain itu tingkat
pariwisata juga secara signifikan juga ikut naik karena banyak sekali fasilitasfasilitas
yang dibangun bersamaan dengan pembangunan PPI, diantaranya
panggung hiburan rakyat yang secara periodik mengadakan pertunjukan
musik maupun kesenian lain yang bertujuan untuk menarik wisatawan untuk
datang ke kawasan wisata pantai Tambakrejo, pada akhirnya semua itu
menimbulkan kreatifitas warga masyarakat untuk melakukan kegiatan
produktif yang bernilai ekonomi, seperti membuka stand makanan minuman,
kerajinan, parkir,toilet umum, dan lain-lain.
125
B. Saran
Dari semua uraian di atas, PPI secara parsial maupun secara simultan
sangat bermanfaat, bagi nelayan maupun bagi warga masyarakat secara
keseluruhan. untuk itu pada tingkatan selanjutnya adalah bagaimana agar
semua yang telah dibangun dengan begitu terencana dan dana yang tidak
sedikit dapat kiranya untuk dipelihara dengan sebaik-baiknya oleh semua
pihak yang berkepentingan dan ikut merasa memiliki atas semua yang telah
dibangun, mengingat semua dibangun dengan dana yang tidak sedikit dan
juga berasal dari uang rakyat.
126
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Wahyudi. 2004. Ekonomi Pembangunan Dan Analisi Data Empiris.
Bogor: Ghalila Indonesia.
Akhadiah, M. K. Sabarti dkk. 1999. Bahasa Indonesia 111 jakarta: Depdikbud.
Al-quranul Majid (Tafsir An-Nur). 2000. Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra.
Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 261
Arikunto, Suharsimi. 1989. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktis.
Jakarta: PT. Bima Karya.
.. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek
Jakarta: Rineka Cipta.
Arsyad, Lincolin. 2004. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: STIE YKPN.
Bogdan & Biklen . 1998. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Gravindo.
Chairina. 2003. Penataan Dan Pengembangan Kawasan Pangkalan pendaratan
ikan (PPI) Jongor Tegalsari Tegal (Dengan Pendekatan Desain
Arsitektur Neo Vernakular). Universitas Diponegoro.
Cahyono,Budi. 2001. Gado-Gado Majalah. Edisi 25. Frizal Syarief.doc.
Danial, 2003. Optimalisasi Pembangunan Pelabuhan Perikanan di Kawasan
Timur Indonesia. Jurnal Ilmiah Prospek. Kopertis Wilayah IX
Sulawesi. 147-151 Hal
Departemen Kelautan dan Perikanan, Pedoman Umum Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat Pesisir. 2001.
Direktorat Bina Prasarana - Dit Jen Perikanan, 1994 & Peraturan Menteri
Kelautan dan Perikanan No. 16/MEN/2006
Gelgel, Putu. 2006. Industri Pariwisata Indonesia Dalam Globalisasi
Perdagangan Jasa (GATSWTO):Implikasi Dan Antisipasinya.
Bandung: PT. Refika Aditama.
Hasil wawancara dengan nelayan lainnya (Bpk Gito, Bpk Dian, Bpk Sunar, Bpk
Aman) Tambakrejo 21 Februari 2010
Hasil wawancara dengan Bpk. Ganden.seorang pengrajin. 20 Februari 2010
127
Hasil wawancara dengan para pedagang (Bu Sumi, Bu Jum, Bu Tun, Bu Ayu dan
Pak Sis). Tambakrejo 20 Februari 2010
Hasil wawancara dengan petugas portal desa Tambakrejo 20 Februari 2010
Hasil wawancara dengan bapak H. Tekad S, sebagai nelayan di desa Tambakrejo.
Tambakrejo 21 Februari 2010
Hasil wawancara dengan para pengoras perahu(Bpk Tumingan, Bpk Jarmin, Bpk
Mashud). Tambakrejo 21 Februari 2010
Hudi, Muhammad Nur. 2009. Dampak Pembangunan Wisata Bahari Lamongan
(WBL) terhadap Ekonomi Masyarakat Dusun Penanjan, Desa Paciran,
Lamongan. Lamongan. Skripsi mahasiswa uin malang.
LKP2M. 2005. Research Book For LKP2M. Malang: Universitas Islam Negeri
(UIN) Malang.
Lincolin, Arsyad. 1997 Ekonomi Pembangunan, Yogyakarta : STIE YKPN.
Kamaludin, Rustian.1999. pengantar Ekonomi Pembangunan. Jakarta: FE UI.
Margono, S. 1996, Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
... 2000. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Moeleong, lexy. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Pemkab Blitar Kec. Wonotirto, kantor kepala desa Tambakrejo. Monografi 2009.
Permen Kelautan dan Perikanan,2006
Rahardjo, M. Dawam. 1999. "Islam dan Transformasi Sosial-Ekonomi". Jakarta :
LSAF.
Rifai , Ahmad.2007. Pengaruh Tingkat Kemajuan Daerah Terhadap
Perkembangan Usaha Kecil di Lampung Selatan.lampung selatan:
skripsi mahasiswa.
Studi kelayakan pembangunan pangkalan pendaratan Ikan kab. Blitar.( Bappeda
kab. Blitar FT, Kelautan ITS; 2001 )
Sudjana, Nana dan Ahwal Kusumah. 2000. Proposal Penelitian di Perguruan
Tinggi. Bandung: Sinar Baru Algasindo.
128
Sujana, Nana. 1989. Metode Statistik. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.
Supriatna, T. 2000. Strategi Pembangunan dan Kemiskinan. Jakarta : Rineka
Cipta.
Suryono, A. 2004. Pengantar Teori Pembangunan. Malang : Kerjasama FIA
Unibraw-Universitas Negeri Malang, UM Press.
http://diskanlut-jateng.go.id/index.php/read/perikanan_tangkap/upt tanggal akses
3 maret 2010
http://npl-vedca.blogspot.com/2009/07/klasifikasi-pelabuhan-perikanan.html
tanggal akses 3 maret 2010
129
130
Hasil Dokumentasi Peneliti Pada PPI DesaTambakrejo
Kecamatan Wonotirto Kabupaten Blitar
1. Kondisi PPI yang Belum Jadi 100% tetapi sudah dapat dimanfaatkan oleh
para nelayan dan Dapat meningkatkan tingkat perekonomian masyarakar
sekitar pantai Desa Tambakrejo dan terlihat para nelayan ayum dan benahbenah
perahu (tanggal 20 Maret 2010)
131
2. Banyaknya para wisatawan yang bermain di sekitar pembangunan PPI
(tanggal 20 Maret 2010)
3. Tempat Pelelangan Ikan (tanggal 20 Maret 2010)
132
4. Kantor perikanan Desa Tambakrejo (tanggal 20 Maret 2010)
5. Rencana PPI yang di bangun di Desa Tambakrejo pada tahap terakir
(MASTER PLAN) tanggal 16 Pebruari 2010 dan 17 April 2010
133
6. Hasil dokumentasi wawancara dengan masyarakat sekitar pantai sekitar
Desa Tambakrejo (tanggal 20 Pebruari 2010)
134
JUMLAH DAN PERSEBARAN PELABUHAN PERIKANAN DI
INDONESIA MENURUT HIRARKINYA
1. Pelabuhan Perikanan Samudera
Propinsi Jumlah Lokasi
Sumut
Sumbar
Jateng
DKI
Sulteng
1
1
1
1
1
5
PPS Belawan (Kota Medan - Sumatera Utara)
PPS Bungus (Kota Padang - Sumatera Barat)
PPS Cilacap (Kab. Cilacap - Jawa Tengah)
PPS Jakarta (Jakarta Utara - DKI Jakarta)
PPS Kendari (Kab. Kendari - Sulawesi
Tenggara)
2. Pelabuhan Perikanan Nusantara
Propinsi Jumlah Lokasi
Sumut
Babel
Jabar
Jateng
Jatim
Kalbar
Maluku
Maluku Utara
Maluku
Tenggara
1
1
2
1
2
1
1
1
1
11
PPN Sibolga (Kab. Tapanuli Tengah -
Sumatera Utara)
PPN Tanjung Pandan (Kab. Belitung -
Bangka Belitung)
PPN Kejawanan (Kota. Cirebon - Jawa
Barat)
PPN Pelabuhan Ratu (Kota Sukabumi -
Jawa Barat)
PPN Pekalongan (Kota Pekalongan - Jawa
Tengah)
PPN Brondong (Kab. Lamongan - Jawa
Timur)
Prigi (Kab. Trenggalek - Jawa Timur)
PPN Pemangkat (Kab. Pemangkat -
Kalimantan Barat)
PPN Ambon (Kota Ambon - Maluku)
PPN Ternate (Kota Ternate - Maluku Utara)
PPN Tual (Kab. Maluku Tenggara -
Maluku)
3. Pelabuhan Perikanan Pantai
Propinsi Jumlah Lokasi
Aceh
Sumut
Sumbar
Riau
Babel
Lampung
1
1
1
1
1
1
PPP Lampulo (Kota Banda Aceh - Aceh)
PPP Pulo Telo (Kab. Nias - Sumatera Utara)
PPP Sikakap (Kab. Padang Pariaman -
Sumatera Barat)
PPP Tarempa (Kab. Kepulauan Riau - Riau)
PPP Sungai Liat (Kab. Bangka - Bangka
Belitung)
PPP Lempasing (Kota Bandarlampung -
135
Banten
Jateng
Jatim
Kalbar
Kalteng
Kalsel
Kaltim
Sulut
NTB
NTT
Irian
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
17
Lampung)
PPP Karangantu (Kab. Serang - Banten)
PPP Karimunjawa (Kab. Jepara - Jawa
Tengah)
PPP Bawean (Kab. Gresik - Jawa Timur)
PPP Teluk Batang (Kab. Ketapang -
Kalimantan Barat)
PPP Hantipan (Kab. Kota Waringin Timur -
Kalteng)
PPP Banjarmasin (Kota Banjarmasin - Kalsel)
PPP Tarakan (Kota Tarakan - Kalimantan
Timur)
PPP Dagho (Kep. Sangihe Talaud - Sulawesi
Utara)
PPP Labuhan Lombok (Kab. Lombok Timur -
NTB)
PPP Kupang (Kota Kupang - Nusa Tenggara
Timur)
PPP Sorong (Kota Sorong - Irian Jaya)
4. Pangkalan Pendaratan Ikan
Propinsi Jumlah Lokasi
Jawa
timur
41
510 1. PPI Bulu (Kab. Tuban - Jawa Timur)
2. PPI Lekok (Kab. Pasuruan - Jawa Timur)
3. PPI Muncar (Kab. Banyuwangi - Jawa Timur)
4. PPI Pancer (Kab. Banyuwangi - Jawa Timur)
5. PPI Pasongsongan (Kab. Sumenep - Jawa Timur)
6. PPI Pondokdadap (Kab. Malang - Jawa Timur)
7. PPI Puger (Kab. Jember - Jawa Timur)
8. PPI Tambak Joyo (Kab. Tuban - Jawa Timur)
9. PPI Sukorejo (Kab. Tuban - Jawa Timur)
10. PPI Karangsari (Kab. Tuban - Jawa Timur)
11. PPI Karangagung (Kab. Tuban - Jawa Timur)
12. PPI Palang (Kab. Tuban - Jawa Timur)
13. PPI Nguling (Kab. Pasuruan - Jawa Timur)
14. PPI Kraton (Kab. Pasuruan - Jawa Timur)
15. PPI Grajagan (Kab. Banyuwangi - Jawa Timur)
16. PPI Lahuhan (Kab. Lamongan - Jawa Timur)
17. PPI Kranji (Kab. Lamongan - Jawa Timur)
18. PPI Weru (Kab. Lamongan - Jawa Timur)
19. PPI Ujong Pangkah (Kab. Gresik - Jawa Timur)
20. PPI Panceng (Kab. Gresik - Jawa Timur)
21. PPI Kedungcowek (Kota Surabaya - Jawa Timur)
22. PPI Kallanak (Kota Surabaya - Jawa Timur)
136
Yogja
Aceh
Sumut
Sumbar
Riau
Kepulaua
n Riau
Jambi
Sulsel
Babel
Bengkulu
Lampung
Banten
DKI
Jawa
tengah
Jawa
barat
Bali
NTB
NTT
Kalbar
Kalteng
Kalsel
13
39
23
6
10
4
3
1
3
4
12
24
3
71
75
13
28
5
64
3
4
23. PPI Balongdowo (Kab. Sidoarjo - Jawa Timur)
24. PPI Kalibuntu (Kab/Kota Probolinggo - Jawa
Timur)
25. PPI Randuputih (Kab/Kota Probolinggo - Jawa
Timur)
26. PPI Mayangan (Kab/Kota Probolinggo - Jawa
Timur)
27. PPI Banyuputih (Kab. Situbondo - Jawa Timur)
28. PPI Jangkar (Kab. Situbondo - Jawa Timur)
29. PPI Panarukan (Kab. Situbondo - Jawa Timur)
30. PPI Pondokmimbo (Kab. Situbondo - Jawa Timur)
31. PPI Mlandingan (Kab. Situbondo - Jawa Timur)
32. PPI Besuki (Kab. Situbondo - Jawa Timur)
33. PPI Ambuten (Kab. Sampang - Jawa Timur)
34. PPI Bandaran (Kab. Pamekasan - Jawa Timur)
35. PPI Pasean (Kab. Pamekasan - Jawa Timur)
36. PPI Tambakrejo (Kab. Blitar - Jawa Timur)
37. PPI Sidem (Kab. Tulungagung - Jawa Timur)
38. PPI Tamperan (Kab. Pacitan - Jawa Timur)
39. PPI Ketapang (Kab. Sampang - Jawa Timur)
40. PPI Camplong (Kab. Sampang - Jawa Timur)
41. PPI Banyusangka (Kab. Bangkalan - Jawa Timur)
137
Kaltim
Sulsel
Sulteng
Sulut
Gorontalo
Sultra
Maluku
Maluku
utara
Irian
9
19
9
4
2
6
4
2
6
Sumber :
Jumlah Lokasi
Direktorat Bina Prasarana - Dit Jen Perikanan, 1994 & Peraturan Menteri
Kelautan dan
Perikanan No. 16/MEN/2006
KLASIFIKASI PELABUHAN PERIKANAN BERDASARKAN KRITERIA
TEKNIS
No Kriteria
Kelas pelabuhan perikanan
Kelas I
(PPS)
Primer
Kelas II
(PPN)
Skunder
Kelas III
(PPP)
Tersier
Kelas IV
(PPI)
Lokal
1 Luas lahan 30 Ha 15 Ha 5 Ha 2 Ha
2 Pemanfaatan
lahan
Prasarana,
Industri,
Permukiman
Prasarana,
Industri
Prasarana,
Industri
Kecil
Prasarana
3 Jumlah kapal
(unit/hari)
100 75 30 20
4 Fasilitas tambat
labuh
untuk kapal
berukuran
(GT)
> 60 > 30 > 10 > 3
5 Panjang Dermaga
(m)
300 150 100 50
6 Kedalaman > 3 > 3 > 2 > 2
7 Daya Tampung
Kapal
Sandar (GT)
6000 2250 300 60
138
8 Ikan Didaratkan
(Ton/Hari)
60 30 50 - 20 > 10
9 Fasilitas
Pembinaan &
Pengujian Mutu
Tersedia
Tersedia Tersedia -
10 Sarana
Pemasaran
Tersedia
Tersedia Tersedia -
11 Pengembangan
Industri
Tersedia Tersedia Tersedia -
12 Wilayah
Penangkapan
Laut
Teritorial,
ZEEI
dan Perairan
Internasional
Laut
Teritorial
dan
ZEEI
Perairan
Pedalaman,
Perairan
Kepulauan
dan Laut
Teritorial
Perairan
Pedalaman,
Perairan
Kepulauan
13 Tujuan
Pemasaran
Sebagian
untuk
Ekspor
Sebagian
untuk
Ekspor
Lokal, Antar
Daerah
Lokal
lokal
Sumber : Direktorat Bina Prasarana - Dit Jen Perikanan, 1994 & Peraturan
Menteri Kelautan dan Perikanan No. 16/MEN/2006
139
1. SEJARAH SINGKAT DESA TAMBAKREJO
Pada tahun 1833 M ada salah satu prajurit Mataram yang bernama
Ngatmono Wijoyo. Beliau adalah salah satu prajurit yang lari dari kejaran
serdadu Belanda. Hingga sampailah beliau pada kawasan atau daerah yang
wingit dan jarang orang yang betah tinggal di hutan tersebut. Namun
berkat kesabaran beliau hutan itu dibabat untuk dijadikan sebuah
pemukiman, dan pada tahun 1838 M beliau bertemu dengan Mbah
Camono sehingga beliau dengan mbah Camono mampu menambah
kawasannya. Dan pada tahun 1965 pendatang sudah mulai banyak, dan
hingga bertambahnya penduduk bertambah pula kegiatan yang ada. Pada
tahun 1970 desa Tambakrejo memisahkan diri dari desa Sumberboto untuk
mendirikan pedusunan lain.
Dikutip dari Pidato Kepala Desa dalam Perayaan setiap 1 Syuro
DAFTAR NAMA KEPALA DESA TAMBAKREJO
No Tahun Periode Nama Keterangan
1. 1969 1970 Achmad Samsi Militer
2. 1970 1984 Subadi Militer
3. 1984 1989 Jawasi Militer
4. 1989 2002 Karyani Militer
5. 2002 sekarang Surani Sipil
2. PROFIL DESA TAMBAKREJO :
Data Umum
A. Batas Desa / Kelurahan :
Sebelah Utara : Desa Kaligrenjeng
Sebelah Timur : Desa Ngadipuro
Sebelah Selatan : Samudera Indonesia
Sebelah Barat : Desa Tumpak Kepuh
B. Jarak Dari Pusat Pemerintahan
Kecamatan Wonotirto : 17 Km
Kabupaten Blitar : 35 Km
C. Kelembagaan Desa / Kelurahan
Jumlah Dusun : 2 (dua). dusun
1. Dusun Krajan : Nama Kasun Sukimin Terdiri dari 16 Rt
dan 5 RW
2. Dusun Sidorejo : Nama Kasun Kriswahono Terdiri dari 12
Rt dan 3 RW
140
Luas Wilayah
Luas Wilayah : 351,070 Ha
Ketinggian Wilayah : 80 MAL
Jumlah Penduduk : 4.497 Jiwa ( 1.691 KK)
A. Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin :
Laki - Laki Perempuan Miskin Total Penduduk
2.205 Jiwa 2.292 Jiwa 411 KK 4.497 Jiwa
B. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan :
Tidak
sekolah
SD SLTP SLTA DIII/S1
KK
Miskin
KK
640 Jiwa
109
Jiwa
1.136
Jiwa
1.892
Jiwa
6 Jiwa
411
Jiwa
1.691
Jiwa
C. Jumlah Penduduk berdasarkan Mata Pencaharian :
Buruh
Tani
Petani Peternak Pedagang PNS/Guru Swasta Lainnya
581
orang
95Org - 19 orang 42 orang 5 orang
D. Agama :
Islam Kristen Katolik Hindu Budha
4.482 orang 12 orang - - -
3. POTENSI-POTENSI DESA
Potensi Sumber Daya Alam
A. Potensi umum
- Luas Desa
Tanah sawah irigasi teknis : 159,760 Ha
Tanah ladang/tegal : 83,610 Ha
Tanah pemukiman : 78,572 Ha
Tanah kas desa : - Ha
Tanah lapangan : 0,500 Ha
Tanah perkantoran pemerintahan : 1,000 Ha
- Tipologi
Sebagai desa perbatsan dengan kabupaten lain
- Orbitasi
Jarak ibukota kecamatan terdekat : 17 Km
Lama tempuh ke ibukota kecamatan : 20 Menit
Jarak ke ibukota kabupaten terdekat : 35 Km
Lama tempuh ke ibukota kabupaten : 45 Menit
141
B. Pertanian
- Luas tanam menurut komoditi
Jagung, kacang kedelai, kacang tanah : 10 Ha dengan hasil 7 Ton
- Pemilik lahan pertanian tanaman pangan
Jumlah rumah tangga memiliki tanah pertanian : ____ RTP
Jumlah rumah tangga tidak memiliki lahan pertanian : ____ RTP
Memiliki kurang dari 0,5 Ha : ____ RTP
Memiliki 0,5 1,0 Ha : ____RTP
Memiliki lebih dari 1,0 Ha : ____ RTP
Jumlah total rumah tangga petani : ____ RTP
142
BIODATA MAHASISWA
Nama : RENI FIDIAWATI
NIM : 06130071
Tempat Tanggal Lahir : BLITAR, 27 NOPEMBER 1988
Fak / Jur / Prog. Studi : TARBIYAH / IPS / EKONOMI
Tahun Masuk : 2006 / 2007
Alamat Rumah : DUSUN KRAJAN RT 1 RW 2 DESA
TAMBAKREJO KECAMATAN
WONOTIRTO KABUPATEN BLITAR
No Telp Rumah / Hp : 085 259 399 789
e-mail : renifidiawati@yahoo.co.id
Malang, 17 April 2010
Mahasiswa
Reni Fidiawati
06130071
1

Anda mungkin juga menyukai