Anda di halaman 1dari 10

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 19 /PB/2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENCAIRAN DANA HIBAH NOMOR TF 092649 INDONESIA WATER AND SANITATION PROGRAM - SUB PROGRAM J - TECHNICAL ASSISTANCE FOR FLOOD MITIGATION PROJECT DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendukung pelaksanaan program Technical Assistance for Flood Mitigation Project dalam hal peningkatan kapasitas manajemen, Pemerintah Indonesia memperoleh dana hibah dari Pemerintah Belanda yang diadministrasikan oleh Bank Dunia melalui Indonesia Water and Sanitation Program - Sub Program J Technical Assistance for Flood Mitigation Project ; b. bahwa dalam rangka pengelolaan dana hibah Indonesia Water and Sanitation Program - Sub Program J - Technical Assistance for Flood Mitigation Project Nomor TF 092649, diperlukan petunjuk pelaksanaan pencairan dana hibah dimaksud ; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk Pelaksanaan Pencairan Dana Hibah Nomor TF 092649 Indonesia Water and Sanitation Program Sub Program J - Technical Assistance for Flood Mitigation Project ; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2001 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 1995 tentang Bea Masuk, Bea Masuk Tambahan, Pajak Pertambahan Nilai, dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah dan Pajak Penghasilan dalam Rangka Pelaksanaan Proyek Pemerintah yang Dibiayai dengan Dana Pinjaman Luar Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4092); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan/atau Penerimaan Hibah serta Penerusan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4597);
http://www.wikiapbn.org - 1

6. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4212) sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4418); 7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134/PMK.06/2005 tentang Pedoman Pembayaran Dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; 8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 143/PMK.05/2006 tentang Tata Cara Penarikan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri; 9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 100/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 143.1/PMK.01/2009; 10. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 101/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan; 11. Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Keuangan dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua Bappenas Nomor 185/KMK.03/1995 dan Kep.031/Ket/5/1995 tentang Tata Cara Perencanaan, Pelaksanaan, Penatausahaan dan Pemantauan Pinjaman/Hibah Luar Negeri dalam rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, sebagaimana telah diubah dengan SKB Menteri Keuangan dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua Bappenas Nomor 459/KMK.03/1999 dan KEP-264/KET/09/1999; 12. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 239/KMK.01/1996 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1995 tentang Bea Masuk, Bea Masuk Tambahan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah dan Pajak Penghasilan dalam rangka Pelaksanaan Proyek Pemerintah yang Dibiayai dengan Hibah atau Dana Pinjaman Luar Negeri sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 486/KMK.04/2000; 13. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-66/PB/2005 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENCAIRAN DANA HIBAH NOMOR TF 092649 INDONESIA WATER AND SANITATION PROGRAM - SUB PROGRAM J - TECHNICAL ASSISTANCE FOR FLOOD MITIGATION PROJECT

-2-

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini yang dimaksud dengan: 1. Hibah Nomor TF 092649 adalah hibah yang bersumber dari Pemerintah Belanda yang diadministrasikan oleh Bank Dunia untuk meningkatkan kapasitas manajemen didalam mengoperasikan dan memelihara sistem pengendalian banjir sesuai dengan standard dan pengalaman yang dibutuhkan pada suatu metropolitan area yang sangat penting secara nasional, dan untuk menyiapkan dukungan pelaksanaan proyek melalui program dan kegiatan yang komprehensif untuk mengurangi kerugian ekonomi dan sosial akibat banjir dengan mengembalikan secara parsial kapasitas sistem pengendalian banjir kota. Direktorat Jenderal Sumber Daya Air yang selanjutnya disingkat Ditjen SDA adalah lembaga pelaksana (executing agency) Hibah Nomor TF 092649 Indonesia Water and Sanitation Program - Sub Program J - Technical Assistance for Flood Mitigation Project. Pemberi Hibah Luar Negeri, yang selanjutnya disingkat PHLN adalah pemerintah suatu negara asing, lembaga multilateral, lembaga keuangan dan atau lembaga non-keuangan asing, serta lembaga keuangan non-asing, yang berdomisili dan melakukan kegiatan usaha di luar wilayah negara Republik Indonesia, yang memberi hibah kepada Pemerintah Indonesia. Naskah Perjanjian Hibah Luar Negeri, yang selanjutnya disebut NPHLN adalah naskah perjanjian atau naskah lain yang disamakan yang memuat kesepakatan mengenai hibah luar negeri antara Pemerintah Indonesia dengan PHLN. Executing Agency, adalah Kementerian Negara/Lembaga yang menjadi penanggung jawab secara keseluruhan pelaksanaan kegiatan Hibah Nomor TF 092649 Indonesia Water and Sanitation Program - Sub Program J - Technical Assistance for Flood Mitigation Project. No Objection Letter, yang selanjutnya disebut NOL adalah persetujuan dari pemberi hibah atau donor atas suatu kontrak dengan jumlah batasan tertentu atau tanpa batasan nilai berdasarkan jenis pekerjaan yang sudah ditetapkan. Initial Deposit adalah dana atau uang muka (advance payment) yang dapat ditarik dari hibah luar negeri dan ditransfer ke Rekening Khusus (Special Account) setelah NPHLN dinyatakan efektif. Withdrawal Application, yang selanjutnya disingkat WA adalah dokumen yang digunakan untuk melakukan penarikan Initial Deposit dana hibah, pengisian kembali Rekening Khusus, dan/atau penarikan untuk penggantian atas pengeluaran-pengeluaran yang telah dibayarkan terlebih dahulu oleh Pemerintah. Replenishment adalah pengisian kembali dana rekening khusus

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

-3-

berkenaan yang berkurang karena pelaksanaan pembayaran melalui penerbitan SP2D rekening khusus dan sekaligus berfungsi sebagai pertanggungjawaban Pemerintah kepada PHLN. 10. Reimbursement adalah penggantian kembali dana talangan Pemerintah yang terpakai akibat dana rekening khusus tidak mencukupi untuk pelaksanaan pembayaran melalui penerbitan SP2D rekening khusus dan sekaligus berfungsi sebagai pertanggungjawaban Pemerintah kepada PHLN. 11. Ineligible adalah pengeluaran atas SP2D rekening khusus berdasarkan SPM yang diajukan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran yang tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam NPHLN, pengeluaran atas SP2D rekening khusus tersebut tidak diakui dan/atau tidak mendapat penggantian dari PHLN. 12. Closing Date adalah batas akhir waktu untuk penerbitan dana pinjaman/hibah luar negeri melalui penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara. 13. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran, yang selanjutnya disebut DIPA adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang disusun oleh Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Pengguna Anggaran dan disahkan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara. 14. Pengguna Anggaran, yang selanjutnya disingkat PA adalah pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab atas penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan. 15. Kuasa Pengguna Anggaran, yang selanjutnya disebut Kuasa PA adalah pejabat yang memperoleh kewenangan dan tanggung jawab dari PA untuk menggunakan anggaran yang dikuasakan kepadanya. 16. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara, yang selanjutnya disebut KPPN adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang memperoleh kewenangan selaku Kuasa Bendahara Umum Negara. 17. Kas Negara adalah tempat penyimpanan uang negara yang ditentukan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara untuk menampung seluruh penerimaan negara dan membayar seluruh pengeluaran negara. 18. Rekening Khusus (Special Account) adalah Rekening Pemerintah yang berada di Bank Indonesia atau bank pemerintah lainnya yang ditunjuk Menteri Keuangan yang dibuka untuk menampung dana hibah luar negeri yang digunakan untuk pembiayaan kegiatan pembangunan. 19. Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disebut SPM adalah dokumen yang diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran atau pejabat lain yang ditunjuk untuk mencairkan dana yang bersumber dari DIPA atau dokumen lain yang dipersamakan. 20. Surat Perintah Membayar Penggantian Uang Persediaan, yang selanjutnya disebut SPM-GUP adalah surat perintah membayar yang diterbitkan oleh PA/Kuasa PA dengan membebani DIPA, yang dananya dipergunakan untuk menggantikan uang persediaan yang telah dipakai.

-4-

21. Surat Perintah Pencairan Dana, yang selanjutnya disebut SP2D adalah surat perintah yang diterbitkan oleh Kuasa Bendahara Umum Negara kepada Bank Operasional/Kantor Pos dan Giro untuk memindahbukukan sejumlah uang dari Kas Negara ke rekening pihak yang ditunjuk dalam SPM berkenaan. 22. Uang Persediaan, selanjutnya disingkat UP adalah uang dengan jumlah tertentu yang bersifat daur ulang diberikan kepada Bendahara Pengeluaran hanya untuk kegiatan operasional kantor sehari-hari Satuan Kerja dapat dilakukan dengan pembayaran langsung. muka kerja (revolving), membiayai yang tidak

23. Tambahan Uang Persediaan, selanjutnya disingkat TUP adalah uang yang dapat diberikan kepada Satuan Kerja untuk kebutuhan yang sangat mendesak dalam satu bulan melebihi pagu UP yang ditetapkan. 24. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja, yang selanjutnya disingkat SPTB adalah pernyataan tanggung jawab belanja yang dibuat oleh PA/Kuasa PA atas transaksi belanja sampai dengan jumlah tertentu. Pasal 2 (1) Spesifikasi Hibah adalah sebagai berikut: a. Nomor Perjanjian Hibah b. Nomor Register c. Tanggal Penandatanganan d. Effective date e. Closing date f. Jumlah Hibah g. Nomor Rekening Khusus h. Initial Deposit i. Executing Agency : TF 092649 : 70837101 : 19 Desember 2008 : : : : : : 19 Desember 2008 31 Desember 2010 EUR. 3.200.000 602.139411 USD 500,000.00 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum

(2) Perubahan terkait spesifikasi dan kategori hibah dimaksud sesuai amendment grant agreement dan/atau persetujuan PHLN, diatur dan ditetapkan melalui Surat Direktur Pengelolaan Kas Negara atas nama Direktur Jenderal Perbendaharaan.

BAB II PEMBEBANAN DAN PEMBAYARAN Pasal 3 (1) Tata cara pembayaran dana hibah Rekening Khusus. menggunakan mekanisme

(2) Pembayaran dibebankan pada Rekening Khusus Nomor 602.139411 (Reksus Depkeu untuk Indonesia Water and Sanitation Program Sub Program J Technical Assistance for Flood Mitigation Project) pada Kantor Pusat Bank Indonesia di Jakarta. (3) Pembebanan dan pembayaran dilakukan sesuai dengan kategori dana Hibah Nomor TF 092649 sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini.

-5-

BAB III PENCAIRAN DANA Pasal 4 (1) Pencairan dana dilaksanakan melalui penerbitan SP2D oleh KPPN atas dasar SPM yang diajukan oleh PA/Kuasa PA berdasarkan DIPA. (2) Pembayaran dengan UP/TUP tidak dibebankan pada Rekening Khusus. (3) SP2D UP/TUP dibebankan pada Kas Negara. (4) KPPN KBI dalam menerbitkan SP2D Reksus GU Nihil, wajib menerbitkan SPM dan SP2D Reksus Pengganti. (5) KPPN Non KBI dalam menerbitkan SP2D Reksus, wajib menerbitkan SPB dan Daftar SPB. Pasal 5 Dalam penerbitan SP2D, KPPN harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Pembayaran terhadap kontrak-kontrak yang mensyaratkan NOL, dapat dilaksanakan apabila SPM yang diajukan dilampiri copy NOL (Form 384C untuk pekerjaan kategori consultant dan Form 384P untuk pekerjaan kategori goods and works) atas kontrak yang bersangkutan. b. NOL dari Bank Dunia yang dimaksud adalah NOL terhadap kontrak yang telah ditetapkan/ditandatangani (Final/Signed Contract). c. Pada SPM tercantum nomor hibah, nomor register, kode/uraian kategori, persentase menurut kategori, nilai kontrak, nomor kontrak dan tanggal kontrak termasuk adendum, nomor dan tanggal BAP, beserta tanggal NOL (apabila dipersyaratkan). d. Dalam hal penerbitan SP2D untuk keperluan pembayaran kontrakkontrak valuta asing tidak diperkenankan merupiahkan tagihan valas tersebut. e. Pengajuan dokumen untuk pembayaran sebagaimana dimaksud pada huruf d disampaikan kepada KPPN Khusus Jakarta VI. BAB IV PENGISIAN KEMBALI DANA REKENING KHUSUS Pasal 6 (1) Pengisian Initial Deposit dilakukan melalui Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktorat Pengelolaan Kas Negara dengan menggunakan Withdrawal Application yang disampaikan kepada Bank Dunia atas dasar permintaan kebutuhan dana yang diajukan oleh Executing Agency. (2) Direktorat Pengelolaan Kas Negara menyampaikan copy rekening Koran rekening khusus berkenaan kepada Executing Agency.

-6-

(3) Executing Agency menyampaikan aplikasi replenishment berdasarkan copy rekening koran rekening khusus dari Bank Indonesia serta dokumen pendukungnya kepada Direktorat Pengelolaan Kas Negara dengan ketentuan sebagai berikut : a. PA/Kuasa PA mengirimkan copy SP2D Rekening Khusus beserta dokumen pendukungnya kepada Executing Agency. b. Executing Agency menerima copy rekening koran Rekening Khusus hibah berkenaan dari Direktorat Pengelolaan Kas Negara. c. Berdasarkan copy rekening koran Rekening Khusus dan copy SP2D yang diterima, Executing Agency menyiapkan dan menyampaikan konsep Withdrawal Application dalam rangka Replenishment ke Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktorat Pengelolaan Kas Negara. d. Apabila terdapat pengeluaran yang membebani rekening dana talangan, Executing Agency menyiapkan dan menyampaikan konsep Withdrawal Application dalam rangka Reimbursement ke Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q Direktorat Pengelolaan Kas Negara. (4) Direktorat Pengelolaan Kas Negara memeriksa dan meneliti Withdrawal Application yang diterima dari Executing Agency. Setelah Withdrawal Application dinyatakan benar, Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktorat Pengelolaan Kas Negara membuat covering letter Withdrawal Application dan menyampaikan secara lengkap Withdrawal Application tersebut kepada PHLN. (5) Apabila Executing Agency/Kuasa PA tidak melaksanakan kewajiban untuk menyampaikan aplikasi replenishment secara berkala, dan mengakibatkan saldo dana yang tersedia pada Rekening Khusus berkenaan di Bank Indonesia tidak mencukupi, Direktur Pengelolaan Kas Negara menyampaikan surat peringatan pertama, kedua dan ketiga dalam tenggat waktu masing-masing 1 minggu. (6) Apabila dalam waktu lima (5) hari kerja setelah menerima surat peringatan ketiga, Executing Agency belum mengajukan aplikasi Replenishment maka Direktur Pengelolaan Kas Negara dapat menerbitkan Surat Perintah Penghentian Pembayaran Sementara kepada KPPN. (7) Pembayaran kembali atas penghentian pembayaran sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (6), dapat dilaksanakan setelah KPPN menerima surat pemberitahuan dari Direktur Pengelolaan Kas Negara.

Pasal 7 Dalam hal dipersyaratkan, Executing Agency menyusun Financial Statement of Special Account (FISSA) untuk kepentingan audit penggunaan rekening khusus oleh auditor.

-7-

BAB V PELAPORAN DAN PENGIRIMAN DOKUMEN Pasal 8 (1) KPPN KBI agar menyampaikan lembar ke-2 SP2D-LS, SP2D-GU-Isi, SP2D GU-Nihil, dan SP2D-GU-Pengganti Rekening Khusus kepada Satker bersangkutan. (2) KPPN Non KBI agar menyampaikan lembar ke-2 SP2D-LS, SP2D GUIsi dan SP2D-GU-Nihil dengan dilampiri copy SPB SP2D berkenaan kepada Satker bersangkutan. Pasal 9 (1) KPPN KBI agar menyampaikan copy SP2D-LS, SP2D-GU-Isi, SP2D GU-Nihil, dan SP2D GU-Pengganti Rekening Khusus kepada Direktorat Pengelolaan Kas Negara. (2) KPPN Non KBI agar menyampaikan copy SP2D-LS/GU-Isi/GU-Nihil dengan dilampiri copy SPB SP2D kepada Direktorat Pengelolaan Kas Negara. (3) Pengiriman dokumen untuk keperluan Direktorat Pengelolaan Kas Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) setiap hari Senin atau awal hari kerja minggu berikutnya atas seluruh transaksi penerbitan SP2D Rekening Khusus minggu sebelumnya, dikelompokkan per masing-masing kode NPHLN dalam satu surat pengantar dan dialamatkan kepada: Direktorat Jenderal Perbendaharaan Direktorat Pengelolaan Kas Negara Subdirektorat Dana Pinjaman dan Hibah Gedung Prijadi Praptosuhardjo I Lantai IV Jl. Lapangan Banteng Timur No. 2-4, Kotak Pos 1127 Jakarta 10710

BAB VI KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 10 (1) PPN, PPnBM, dan PPh yang terutang untuk porsi hibah luar negeri dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan. (2) Pengesahan faktur pajak dan SSP dilakukan sesuai peraturan perundang-undangan.

Pasal 11 (1) Pengeluaran atas SP2D yang telah membebani Rekening Khusus tetapi belum dimintakan penggantiannya kepada PHLN dinyatakan backlog sampai dengan SP2D Rekening Khusus berkenaan diajukan Replenishment/Reimbursement dan telah mendapat penggantian.

-8-

(2) Pengeluaran atas SP2D Rekening Khusus berdasarkan SPM yang diajukan oleh PA/Kuasa PA yang tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam NPHLN dikategorikan sebagai pengeluaran ineligible. (3) Atas pengeluaran yang dikategorikan ineligible sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Direktur Jenderal Perbendaharaan menyampaikan surat pemberitahuan kepada Pimpinan Kementerian Negara/Lembaga dengan tembusan kepada Direktur Jenderal Anggaran. (4) Pengeluaran yang dikategorikan ineligible sebagaimana dimaksud pada ayat (3), menjadi tanggung jawab Kementerian Negara/ Lembaga yang bersangkutan dan harus diperhitungkan dalam revisi DIPA tahun anggaran berjalan atau dibebankan dalam DIPA tahun anggaran berikutnya. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 12 Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta, pada tanggal 1 Juni 2010 DIREKTUR JENDERAL,

HERRY PURNOMO NIP 060046544

-9-

LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 19 /PB/2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENCAIRAN DANA HIBAH NOMOR TF 092649 INDONESIA WATER AND SANITATION PROGRAM SUB PROGRAM J TECHNICAL ASSISTANCE FOR FLOOD MITIGATION PROJECT

DAFTAR PERSENTASE PEMBIAYAAN Dana Hibah Nomor TF 092649 Indonesia Water and Sanitation Program - Sub Program J Technical Assistance For Flood Mitigation Project Rekening Khusus Nomor 602. 139 411

N O
(1)

Uraian Kategori
(2)

Kode Kategori (3)

Porsi Pembiayaan Hibah


(4)

SOE thresholds /NOL


(5)

Gooods and Services (other than consultants services) Consultants Services Workshops Incremental Operating Cost*

(1)

100 %

2 3 4

(2) (3) (4)

100 % 100 % 100 %

Sesuai dengan procurement plann

Catatan : *) Incremental Operating Cost (biaya operasional lainnya) adalah pengeluaran pengeluaran lain proyek yang terjadi sehubungan dengan adanya pelaksanaan kegiatan dan pengelolaan proyek, termasuk biaya komunikasi, alat tulis kantor, serta biaya sejenis lainnya ; pencetakan dokumen dan penggandaan ; peralatan kantor, administrasi, biaya perbaikan dan pemeliharaan ; sewa dan pemeliharaan kendaraan ; perjalanan domestik dan perdiem, perjalanan internasional dan perdiem ; namun tidak termasuk gaji bagi para pejabat dan staff dari penerima hibah ini.

DIREKTUR JENDERAL,

HERRY PURNOMO NIP 060046544

-10-

Anda mungkin juga menyukai