Anda di halaman 1dari 3

DIVISI CHRYSOPHYTA Divisi chrysophyta memiliki 3 kelas, berdasarkan pada, persediaan karbohidrat, struktur kloroplas dan heterokontous flagelata.

Selain berdasarkan hal tadi divisi chrysophyta juga dapat dibagi ke dalam 3 klas yaitu gangang hijau-kuning, gangang coklat-emas dan diatom. Dalam chrysophyta, prinsip fotosintesis pigmen biasanya terdiri dari klorofil A dan C1/C2 dan karotenoid fukosantin. Pengelompokan chrysophyta menunjukan perbedaan struktur kloroplas dan sering kali terdapat tiga thylakoids disekitar periphery kloropla (girdle lamena). Kloroplast terdiri dari dua membran (CER). Jarak periplastida antara dua kloroplas dan retikulum endoplasma sempit dan kurang adanya perbedaan struktur. Ribosom terdapat pada permukaan luar CER. Tingkat plagenta yang paling tinggi yaitu heterokontous. Sel heterokontous mempunyai dua flagel, yaitu flagel licin dan flagel dengan bulu kaku seperti pipa atau mastigonema dalam dua baris. Karakteristik Pengelompokan Divisi Chlorophyta Kelompok (nama umum) Chrysophyceae (Alga Coklat Keemasan) Tribophyceae (Xanthophyceae) Alga Hijau Kekuningan Mayor Photo Synthetic Pigmen Persediaan Karbohidrat Dinding sell Flagella

Chl A, C1 Chrysolaminarin Skala, Loricae Heterokontus dan C2; (= lukasin) Fukosantin Chl A, C1 Chrysolaminarin Pectin/Dinding Heterokontus dan C2 Selulosa

Bacillariophyceae Chl A, C1 Chrysolaminarin Silica Frustula (diatomyphyceae) dan C2; Fukosantin

Gamet Jantan dengan satu flagel dan mastigonema

Mustigonema dibentuk dalam gelombang antar sel. Dalam Chrysophyta, prinsip fotosintesis pigmen biasanya terdiri dari klorofil A dan C1 / C2 dan karetonoid fukosanthin. Diatom merupakan komponen besar planktonic dan komunitas benthic di samudera dan air jenih. Kadang kadang diatom dikelompokkan menjadi tiga jenis berdasarkan strategi ekologi : (1) diatom, (2) diatom benthic (periphytic) dan (3) diatom meioplonthonic (tycoplanktonic). Spesies euplanktonik merupakan anggota plankton tetap. Hampir semua diatom sentrik adalah planktonic dan ditemukan di air jernih dan samudra. Diatom pennate yang sedikit merupakan planktonic. Diatom planktonic sering berproduksi pada musim semu dan musim gugur berkembang pada temperatur danau dan samudera dan pada musim panas berkembang pada latitude tinggi. Hanya sedikit diatom yang diketahui menghasilkan toksin (dari spesies Nitzschia dan Chaetocheros).

Semua diatom benthic adalah pennate. Pada air jernih dan habitat marine, diatom sering merupakan inisial koloni alga pada substrat di bawah permukaan air. Sekresi mucilage oleh diatom dan bakteri membentuk biofilm yang menyediakan substrat berikutnya oleh organisme yang lain. Kepadatan pertumbuhan diatom menghasilkan diskolorasi coklat keemasan. Klasifikasi Chrysophyta Chrysophyta dibagi menjadi 3 kelas yaitu: 1. Kelas Xanthopyceae 2. Kelas Chrysophyceae 3. Kelas Bacilloryphyceae / Diatomeae Ciri Ciri Kelas A. Kelas Xanthophyceae Xanthophyceae juga lazim dikenal dengan nama alga hijau kuning, karena alga ini mempunyai plastid hijau kekuningan, warna ini disebabkan kelebihan Xanthofil. Salah satu contoh dari kelas ini adalah Vaucheria yang berwarna hijau kuningdan menyolok, tumbuh secara umum dan kerap kali ditelaah, dahulunya dikelompokkan bersama sama chlorophyta. Bermacam macam spesiesnya dapat hidup dalam air atau di darat. Yang hidup di darat dapat ditemui tumbuh dalam massa seperti beludru di kolam atau tepi sungai yang lembab, atau dapat hidup sebagai selaput tipis di tanah kebun dan pot pot yang ada dalam rumah kaca. Tumbuhan ini terdiri dari filamen yang berbentuk tabung, kadang kadang bercabang. Yang hidup di darat dapat tertambat oleh rizoid, yaitu cabang cabang seperti akar dan tidak berwarna. Filamen berinti banyak dan tidak dibatasi oleh dinding sekat, kecuali jika terdapat struktur reproduktif. Filamen seperti itu dinamai senosit (Coenocyte). Adanya senosit ini tidak hanya pada Vaucheria tetapi juga dijumpai pada alga lain, fungi, dan bahkan pada jaringan tumbuhan tingkat tinggi. Sitoplasma terdapat tepat di dalam dinding sel dan mengelilingi vakuola besar di tengah tengah. Di dalam sitoplasma banyak inti, plastid berbentuk cakram yang tidak dilemgkapi pirenoid, dan banyak sekali tetesan minyak. Reproduksi berlangsung dengan cara asexual dan sexual (oogami). Cara yang pertama biasanya dengan pembentukan zoospora, satu demi satu dalam sporangium berbentuk gada yang dipisahkan pada ujung ujung cabang. Zoospora itu multinukleat, permukaanya dilengkapi dengan amat banyak flagela, yang terdapat berpasang pasangan, maka zoospora itu dianggap sebagai struktur majemuk yang merupakan sejumlah besar zoospora kecil yang berflagela dua dan yang tidak berhasil memisahkan diri. Zoospora memisahkan diri dari sporangium melalui pori ujung, berenang renang selama beberapa saat, lalu menetap, flagela pun hilang, kemudian berkecambah untuk menjadi tumbuhan baru. Bilamana bereproduksi secara seksual, maka oogonia dan anteridia biasanya terbentuk pada filamen yang sama, pada cabang lateral yang sama, atau dapat pula pada cabang yang berdekatan. Oogonia terdapat di ujung atau pada percabangan sisi yang dipisahkan oleh dinding dari filamen utama atau cabang fertil. Satu telur uninukleat besar yang mengandung plastid dan tetesan minyak terdapat di dalam oogonium. Anteridium terdiri dari bagian

terminal suatu cabang sisi, biasanya melengkung dan mengandung sejumlah besar sperma berflagela sangat kecil. Spema keluar melalui pori pori pada anteridium dan memasuki oogonium melalui pori. Salah satu spema bersatu dengan inti dalam telur. Setelah pembuahan, terjadilah zigot yang membentuk dinding tebal lalu menjalani masa dorman. Sesudah perkecambahan, zigot itu tumbuh langsung menjadi filamen baru.

Anda mungkin juga menyukai