Anda di halaman 1dari 3

Prinsip dari triage :

a. Triase harus cepat dan tepat Kemampuan untuk merespon secara cepat, terhadap keadaan yang menganca nyawa merupakan suatu yang sangan penting pada bagian kegawatdaruratan b. Pemeriksaan harus adekuat dan akurat Akurasi keyakinan dan ketangkasan merupakan suatu element penting pada proses pengkajian c. Keputusan yang diambil berdasarkan pemeriksaan Keamanan dan keefektifan perawatan pasien hanya dapat direncanakan jika ada informasi yang adekuat dan data yang akurat d. Memberikan intervensi berdasarkan keakutan kondisi Tanggungjawab utama dari perawat triase adalah untuk mengkaji dan memeriksa secara akurat pasien, dan memberikan perawatan yang sesuai pada pasien, termasuk intervensi terapiutik, prosedur diagnostic, dan pemeriksaan pada tempat yang tepat untuk perawatan e. Kepuasan pasien tercapai Perawat triase harus melaksanakan prinsip diatas untuk mencapai kepuasan pasien Perawat triase menghindari penundaan perawatan yang mungkin akan membahayakan kesehatan pasien atau pasien yang sedang kritis Perawat triase menyampaikan support kepada pasien, keluarga pasien, atau teman
Evakuasi dan Transportasi Evakuasi adalah kegiatan memindahkan korban dari lokasi kecelakaan ke tempat lain yang lebih aman dengan cara-cara yang sederhana di lakukan di daerah-daerah yang sulit dijangkau dimulai setelah keadaan darurat. Penolong harus melakukan evakuasi dan perawatan darurat selama perjalanan. Cara pengangkutan korban: 1. Pengangkutan tanpa menggunakan alat atau manual Pada umumnya digunakan untuk memindahkan jarak pendek dan korban cedera ringan, dianjurkan pengangkatan korban maksimal 4 orang 2. Pengangkutan dengan alat (tandu) Rangkaian pemindahan korban: 1. persiapan, 2. pengangkatan korban ke atas tandu, 3. pemberian selimut pada korban 4. Tata letak korban pada tandu disesuaikan dengan luka atau cedera. Prinsip pengangkatan korban dengan tandu: 1. pengangkatan korban, Harus secara efektif dan efisien dengan dua langkah pokok; gunakan alat tubuh (paha, bahu, panggul), dan beban serapat mungkin dengan tubuh korban. 2. Sikap mengangkat. Usahakan dalam posisi rapi dan seimbang untuk menghindari cedera. 3. Posisi siap angkat dan jalan.

Biasanya posisi kaki korban berada di depan dan kepala lebih tingi dari kaki, kecuali; menaik, bila tungkai tidak cedera, menurun, bila tungkai luka atau hipotermia, mengangkut ke samping, memasukan ke ambulan kecuali dalam keadaan tertentu kaki lebih tinggi dalam keadaan shock. F. TRANSPORTASI Merupakan kegiatan pemindahan korban dari tempat darurat ke tempat yang fasilitas perawatannya lebih baik, seperti rumah sakit. Biasanya dilakukan bagi pasien/ korban cedera cukup parah sehingga harus dirujuk ke dokter. Tata cara pemindahan korban: a. Dasar melakukan pemindahan korban; aman, stabil, cepat, pengawasan korban, pelihara udara agar tetap segar. b. Syarat pemindahan korban: 1. korban tentang keadaan umumnya cukup baik 2. tidak ada gangguan pernapasan 3. pendarahan sudah di atasi 4. luka sudah dibalut 5. patah tulang sudah dibidai Sepanjang pelaksanaan pemindahan korban perlu dilakukan pemantauan dari korban tentang: - Keadaan umum korban - Sistem persyarafan (kesadaran) - Sistem peredaran darah (denyut nadi dan tekanan darah) - Sistem pernapasan - Bagian yang mengalami cedera.

Teknik Evakuasi Banyak cara untuk melakukan evakuasi. Tetapi, secara umm, teknik evakuasi dibagi menjadi dua yaitu dengan menggunakan alat dan tanpa menggunakan alat. 1. Dengan Alat Alat yang digunakan dalam proses evakuasi ini biasanya dilakukan dengan menggunakan tandu. Tim penolongnya terdiri dari sekitar 6 orang dengan tugas yang berbeda-beda. o Pimpinan/ Komandan Regu : memberi komando, mengatur pembagian kerja pada saat mengangkat berhadapan dengan wakil dan anggotanya, tempat waktu mengusung : kanan depan tandu o Wakil pimpinan regu : membantu pimpinan dan mengobati pasien, waktu mengangkat : bagian bawah kaki, tempat mengusung : kiri depan tandu.
o Anggota A : Mengobati dan membalut, waktu mengangkat : bagian badan dan punggung, tempat

waktu mengusung : kanan belakang tandu.


o Anggota B : Membantu anggota C mengatur tandu dan membalut, waktu mengangkat : bagian

kepala dan dada, tempat waktu mengusung : kiri belakang tandu.


o Anggota C : Mengatur tandu dan menyiapkan obat dan alat yang digunakan, waktu mengangkat :

mengumpulkan alat-alat P3K dan barang milik pasien, memantau kondisi pasien selama proses evakuasi.
o Angggota D : Menjadi Pemandu atau pembuka jalur dan memeriksa situasi dan kondisi jalur yang

akan atau sedang dilewati, mencatat hal-hal penting. 2. Tanpa Alat

Bila korbannya anak-anak dapat dilakukan dengan cara cradle atau membopong. Penolong jongkok atau melutut disamping anak/korban . Satu lengan ditempatkan di bawah paha korban dan lengan lainnya melingkari punggung. Korban dipegang dengan mantap dan didekapkan ke tubuh, penolong berdiri dengan meluruskan lutut dan pinggul. Tangan penolong harus kuat dalam melakukan teknik ini. Bila korbannya dewasa, dapat dilakukan dengan cara: ck (menggendong)

Dapat dilakukan dengan cara: 1. Membopong 2. Memapah 3. Mengangkat Evakuasi tanpa menggunakan tandu dilakukan untuk memindahkan korban dalam jarak dekat atau menghindarkan korban dari bahaya yang mengancam. Untuk evakuasi dengan jarak jauh seringan apapun cedera korban usahakan untuk mengangkutnya dengan menggunakan tandu. o Korban lebih dari satu
o On Stage Triage

Anda mungkin juga menyukai