Anda di halaman 1dari 5

Carmellia 0610210 Modul II kelompok 4

Obat Tiroid dan Anti tiroid


Hormon tiroid o Farmakokinetik : Absorpsi tiroksin paling baik di dalam duodenum dan ileum, dipengaruhi faktor intraluminal (makanan, obat antasida) o Cara kerja : T4 dan T3 dalam bentuk bebas memasuki sel dengan difusi atau transport aktif. Di dalam sel T4 dikonversi menjadi T3 oleh 5-deiodinase dan T3 memasuki nucleus kemudian berikatan dengan reseptor inti berafintias tinggi lalu berikatan dengan DNA spesifik dari promotor atau daerah regulator gen yang akan meningkatkan transkripsi gen peningkatan RNA dan sintesis protein o Efek hormon tiroid : Kritis untuk perkembangan jaringan saraf (sampai 6 bulan postpartum), skelet, jaringan reproduksi Efek kalorinergik : peningkatan konsumsi oksigen pada sebagian besar jaringan seperti jantung, otot skelet, hepar dan ginjal kecuali otak, gonad dan limpa Efek kardiovaskuler : sensitivitas miosit terhadap katekolamin Efek metabolik : merangsang perubahan kolestrol menjadi asam empedu dan meningkatkan jumlah reseptor LDL pada permukaan hepatosit sehingga menurunkan kadar kolestrol dalam darah o Indikasi : Terapi penganti pada miksedema, struma atau goiter simpel dan kretinisme o Posologi : Bubuk tiroid (tiroid USP) mengandung tiroksin dan triiodotironin Tablet ekstrak tiroid tersedia sebagai tablet bersalut enteral atau tablet biasa 6,5 mg, 16 mg, 32 mg, 65 mg, 195 mg dan 325 mg Tiroglobulin (proloid) tablet 16 mg, 32 mg, 65 mg, 100 mg, 195 mg, 325 mg Tiroksin tablet 0,2 mg, 0,4 mg, 0,8 mg dan 2 mg Natrium levotiroksin tablet yang mengandung zat aktif 0,025 mg, 0,05 mg, 0,1 mg, 0,15 mg, 0,2 mg dan 0,3 mg, sediaan suntikan 10 ml mengandung 0,1 dan 0,5 mg/ml Natrium liotironin (I-triiodotironin) tablet 5 g, 25 g dan 50 g Antitiroid o Terdapat 4 golongan penghambat sintesis hormon tiroid, yaitu : Antitiroid mengganggu sintesis hormon secara langsung Penghambat ion menghalangi mekanisme transport iodida Page | 1

Carmellia 0610210 Modul II kelompok 4


Iodida pada konsentrasi tinggi memiliki efek supresi terhadap kelenjar tiroid Iodium radioaktif merusak kelenjar dengan radiasi ion o Antitiroid Mekanisme kerja : Menghambat sintesis hormon tiroid dengan jalan menghambat proses pengikatan/inkorporasi iodium pada residu tirosil dari tiroglobulin Juga menghambat proses penggabungan dari gugus iodotirosil untuk membentuk iodotironin Farmakokinetik : Tiourasil dan tiourea didistribusi ke seluruh jaringan tubuh dan diekskresi melalui urin dan ASI Pada umumnya antitiroid yang dipakai di klinik memperlihatkan masa kerja yang pendek Propiltiourasil mempunyai masa kerja 2-8 jam Metimazol dengan dosis 10-25 mg dapat bekerja selama kira-kira 24 jam Efek samping : Reaksi yang paling sering timbul adalah demam obat Agranulositosis (frekuensinya 0,5 % untuk propiltiourasil dan 0,12 % untuk metimazol) Purpura dan papular rash paling sering timbul, kadang-kadang hilang sendiri Nyeri dan kaku sendi terutama pada tangan dan pergelangan, dapat pindah ke sendi lain jarang sekali timbul Indikasi : Untuk terapi hipertiroidisme baik untuk mengatasi gejala klinik sambil menunggu remisi spontan, maupun sebagai persiapan operasi (digunakan bersama iodium) Bermanfaat pada hipertiroidisme yang disertai dengan pembesaran kelenjar tiroid bentuk difus maupun noduler Perhatian : Umumnya tidak berpengaruh terhadap berlangsungnya kehamilan, tetapi sebaiknya dosis obat ini dikurangi terutama pada trimester III kehamilan untuk menghindari terjadinya goiter pada fetus Bila efek terapi telah diperoleh, dosis obat diturunkan untuk menghindari timbulnya hipotiroidisme Posologi : Propiltiourasil tablet 50 mg, diberikan dengan dosis 100 mg setiap 8 jam, bila perlu dosis dapat ditingkatkan sampai 600 mg sehari Page | 2

Carmellia 0610210 Modul II kelompok 4


Metimazol (1-metil-2-merkaptoimidazol) tablet 5 mg dan 10 mg, dosis yang dianjurkan 5-10 mg setiap 8 jam Karbimazol (derivate metimazol) tablet 5 mg dan 10 mg, dosisnya sama dengan metimazol Metiltiourasil tablet 25 mg dan 50 mg, dosisnya sehari 200 mg terbagi dalam 2 atau 4 dosis o Penghambat Ion Iodida Yang dimaksudkan dengan penghambat ion iodida ialah obat yang dapat menghambat transport aktif ion iodida ke dalam kelenjar tiroid Contoh obat golongan ini adalah : Tiosianat (SCN-) Perklorat (ClO4-) Nitrat (NO3-) Fluoborat (BF4-) Fluosulfonat (SO3F-) Diofluofosfat (PO2F2-) Mekanisme kerja : Mungkin didasarkan atas penghambatan kompetitif terhadap mekanisme tiroid dalam memekatkan ion iodium Perklorat kekuatannya kira-kira 10 x kekuatan tiosianat, sedangkan nitrat kira-kira 1/30 x kekuatan tiosianat Tiosianat tidak ditimbun dalam tiroid, sedangkan obat lainnya ditimbun dalam tiroid. Perklorat meskipun ditimbun dalam tiroid, tidak dimetabolisme dalam kelenjar tersebut dan diekskresi dari badan dalam bentuk utuh Semua obat ini mampu menghilangkan perbedaan kadar iodida dalam plasma dan tiroid Efek samping : Anemia aplastik Demam Kelainan kulit Iritasi usus Agranulositosis o Iodida Mekanisme kerja : Menekan fungsi tiroid Peran iodida dalam tiroid : Iodium diperlukan untuk biosintesis hormon tiroid Iodida menghambat proses transport aktifnya sendiri ke dalam tiroid Page | 3

Carmellia 0610210 Modul II kelompok 4


Bila iodium di dalam tiroid terdapat dalam jumlah cukup banyak terjaid hambatan sintesis iodotironin dan iodotirosin Indikasi : Terutama digunakan untuk persiapan operasi tiroid pada hipertiroidisme Untuk terapi pencegahan di daerah goiter endemik Biasanya iodida tidak diberikan tersendiri, tetapi diberikan setelah gejala hipertiroidisme diatasi dengan antitiroid, yaitu biasanya diberikan selama 10 hari sebelum operasi dilakukan Posologi : Natrium iodida dan kalium iodida bentuk kapsul, tablet atau larutan jenuh dalam air, dosis sehari cukup dengan 3 x 0,3 ml Efek samping : Reaksi hipersensitivitas terhadap iodida atau sediaan yang mengandung iodium Faringitis Laryngitis Tonsillitis Kelainan kulit ringan sampai akneform berat dan kadang-kadang erupsi yang fatal (ioderma) Gejala GIT berupa iritasi yang dapat disertai dengan perdarahan

o Iodium radioaktif Distribusi dan ekskresi Distribusi radioisotope I dalam tubuh sama dengan distribusi I nonradioaktif Pada normotiroid kira-kira 65 % dari jumlah yang diberikan telah diekskresi dalam 24 jam, pada hipotiroid 85-90 % dan pada hipertiroid 5 % Efek terhadap tiroid : Mempengaruhi jaringan parenkim sekeliling folikel Dosis rendah umumnya hanya merusak bagian sentral saja, sedangkan bagian perifer tetap berfungsi Indikasi : Pengobatan hipertiroidisme dan diagnosis fungsi tiroid Posologi : Larutan natrium iodida I131 dapat diberikan oral dan IV, sedangkan kapsul natrium iodida I131 tersedia untuk pemberian oral

Page | 4

Carmellia 0610210 Modul II kelompok 4


Daftar Pustaka S. Wardhini BP dan B. Suharto. 2005. Hormon Tiroid dan Antitiroid. dalam Sulistia G Ganiswarna (editor) : Farmakologi dan Terapi edisi 4. Jakarta : Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Page | 5

Anda mungkin juga menyukai