I. Pendahuluan
Asma termasuk ke dalam kelainan alergi-imunologi. Asma merupakan
gangguan inflamasi kronik jalan nafas yang melibatkan berbagai sel inflamasi.
Dasar penyakit ini adalah hiperaktivitas bronkus dalam berbagai tingkat, obstruksi
jalan nafas, dan gejala pernafasan (mengi dan sesak) yang bersifat reversible.
Wanita hamil yang menderita kelainan pernafasan, salah satunya adalah asma,
harus berhati-hati, karena kehamilan itu sendiri akan menimbulkan perubahan
yang luas terhadap fisiologi pernafasan.
1,
!enderita asma di Amerika "erikat berkisar antara #-$ juta. !revalensi
asma dipengaruhi oleh banyak status atopi, faktor keturunan, serta faktor
lingkungan. !ada masa kanak-kanak ditemukan prevalensi anak laki berbanding
anak perempuan 1,%&1, tetapi menjelang de'asa perbandingan tersebut lebih
kurang sama dan pada masa menopouse perempuan lebih banyak daripada laki-
laki. Di (ongkong prevalensi asma pada anak-anak kelompok umur 1)-1* tahun
pada tahun 1+$, baru men-apai . untuk meningkat menjadi *,$. pada tahun
1+$+ dan pada tahun 1++% men-apai 11.. Di /ndonesia prevalensi asma berkisar
antara %-0..
1,)
/nsidensi asma dalam kehamilan adalah sekitar ,,% 1 1 . dari seluruh
kehamilan, dimana serangan asma biasanya timbul pada usia kehamilan * 1 )#
minggu, jarang pada akhir kehamilan. Dalam pengamatan dr. /ris 2engganis dari
2" 3iptomangunkusumo-456/, 7akarta, asma ditemukan pada *-0. ibu hamil
dan komplikasi terjadi pada 1 . kehamilan. "ementara selama masa kehamilan
kondisi asma seseorang bisa berubah. Dari 1.,$0 pasien, dilaporkan )#.
asmanya membaik, ). memburuk, dan *1. tidak berubah. 8aporan lain
menunjukan perbaikan asma antara 1$-#+. dan memburuk pada #-*.. 9api
se-ara umum disepakati bah'a derajat asma pada ibu hamil, sepertiga membaik,
sepertiga memburuk, dan sepertiga sisanya tetap.
,*
1
5ondisi asma yang memburuk umumnya mun-ul pada minggu ke +-)#
masa kehamilan. "ementara pada * minggu terakhir masa kehamilan, keadaan
justru membaik. :ahkan, selama proses persalinan dan kelahiran hanya 1,. ibu
hamil penderita asma yang menunjukkan gejala asma, hal ini diduga disebabkan
oleh membaiknya fungsi paru. Asma yang memburuk selama kehamilan biasanya
kembali membaik dalam 'aktu ) bulan setelah partus. Asma yang terjadi pada
kehamilan sebelumnya, pada #,. penderitanya akan terulang lagi pada kehamilan
berikutnya.
)
II. Patofisiologi Asma
;bstruksi saluran napas pada asma merupakan kombinasi spasme otot
bronkus, sumbat bronkus, edema dan inflamasi dinding bronkus. Adanya
'hee<ing pada ekspirasi karena se-ara fisiologis saluran nafas menyempit pada
fase tersebut. (al ini menyebabkan udara distal tempat terjadinya obstruksi
terjebak tidak bisa diekspirasi. "elanjutnya terjadi peningkatan volume residu,
kapasitas residu fungsional (524), dan pasien akan bernafas pada volume yang
tinggi mendekati kapasitas paru total (5!9). 5eadaan hiperinflasi ini betujuan
agar saluran nafas tetap terbuka dan pertukaran gas berjalan lan-ar. 6ntuk
mempertahankan hiperinflasi ini diperlukan otot-otot bantu nafas.
1
!enyempitan saluran nafas dapat terjadi baik pada saluran nafas yang
besar, sedang maupun ke-il. =ejala mengi menandakan adanya penyempitan di
saluran nafas besar, sedangkan pada saluran nafas yang ke-il gejala batuk dan
sesak lebih dominan dibanding mengi. =angguan yang berupa obstruksi saluran
nafas dapat dinilai se-ara obyektif dengan >?!
1
.
1
!enyempitan saluran nafas ternyata tidak merata di seluruh bagian paru.
Ada daerah-daerah yang kurang mendapat ventilasi, sehingga darah kapiler yang
melalui daerah tersebut mengalami hipoksemia. !enurunan !a;
mungkin
merupakan kelainan pada asma subklinis. 6ntuk mengatasi kekurangan oksigen,
tubuh melakukan hiperventilasi. 9etapi akibatnya pengeluaran 3;
menjadi
berlebihan sehingga !a3;
alveolus yang tertutup oleh mukus sehingga tidak memungkinkan lagi terjadinya
pertukaran gas. (al ini menyebabkan hipoksemia dan kerja otot-otot pernafasan
bertambah berat serta terjadi peningkatan produksi 3;
. !eningkatan produksi
3;
Asidosis respiratorik
Alkalosis respiratorik
Asidosis metabolik
Alkalosis metabolik
)
III. Pengaruh Patofisiologi ada Asma
!
!engaruh fisiologi asma akibat obstruksi saluran nafas adalah penurunan
faal (yang diukur 4?>
1
) paru dan perubahan gas darah (yang dianalisa p(, !a;
,
!a3;
melebihi %,mm(g.
0
!ada pemeriksaan darah tepi, 8?D normal, eosinofil meningkat lebih ).
pada hitung jenis, /g? meningkat (bila asma instrinsik bisa normal yang
meningkat kemungkinan /g=). !ada pemeriksaan dahak (sputum) se-ara
makroskopis suatu mukus jernih atau kekuningan dan mikroskopis nampak
adanya sel radang eosinofil, neutrofil, makrofag, sel epitel mukosa saluran nafas,
spiral dari crhusman dan gerombolan sel radang (3harote-8yden body).
0
5lasifikasi derajat beratnya asma adalah sebagai berikut&
2ingan "edang :erat
Aktivitas
Dapat berjalan, dapat
berbaring
7alan terbatas, lebih
suka duduk
"ukar berjalan, duduk
membungkuk ke depan
:i-ara :eberapa kalimat 5alimat terbatas 5ata demi kata
5esadaran @ungkin terganggu :iasanya terganggu :iasanya terganggu
4rekuensi nafas @eningkat @eningkat "ering E),FDmenit
2etraksi otot-otot bantu
nafas
6mumnya tidak ada 5adang kala ada ada
@engi 8emah sampai sedang 5eras 5eras
4rekuensi nadi G1,, 1,,-1, E1,
A!? sesudah
bronkodilator
E$,. #,-$,. G#,.
!a3; G*% mm(g G*% mm(g E*% mm(g
"a; E+%. +1-+%. G+,.
"II. Pen(e#a# Asma
!
4aktor penyebab terjadi asma pada umumnya ada beberapa faktor antara
lain&
1. 2angsangan alergi
!ada penderita asma alergi timbul dapat akibat menghirup bahan alergen atau
setelah mengkonsumsi bahan alergik tersebut. Airborne allergen meliputi
debu rumah, bulu he'an, bagian-bagian tubuh serangga, -at, plitur, spora
jamur dan ma-am-ma-am tepung sari. Dan bahan alergen yang dikonsumsi
meliputi susu, ikan, telur, ka-ang-ka-angan, -oklat, kerang dan golongan
tomat. Aamun kadang-kadang sukar diketahui.
$
. 2angsangan bahan toksik dan iritan
5elompok ini meliputi asap rokok, polutan pembuangan pabrik, asap obat
nyamuk, uap -at, bahan kimiadan logam platina atau nikel.
). /nfeksi
!ada umumnya infeksi virus, bakteri dan jamurmemi-u timbulnya serangan
asma namun dapat pula bertindak sebagai bahan alergen.
*. ;bat
:anyak obat yang dikonsumsi dapat menimbulkan serangan asma. =olongan
terbanyak adalah penisilin. !enderita yang sensitif terhadap aspirin umumnya
, menit setelah konsumsi timbul serangan
%. !enyebab lain dan faktor lainnya
4aktor fisik dan psikologi ikut juga dalam timbulnya serangan asma. @isalnya
akibat kelelahan (keta'a yang berlebihan, nafas udara dingin, perubahan suhu
yang ekstrim, atau perubahan kelembaban) atau kesedihan (kematian,
kegagalan, per-eraian, takut, keraguan)
"III. Komli'asi
!engaruh asma pada ibu dan janin sangat tergantung dari sering dan
beratnya serangan, karena ibu dan janinakan kekurangan oksigen (;
) atau
hipoksia. 5eadaan hipoksia bila tidak segera diatasi tentu akan berpengaruh pada
janin, dan sering terjadi keguguran, persalinan prematur, atau berat janin tidak
sesuai dengan masa kehamilan (gangguan pertumbuhan janin). !enderita selama
kehamilan perlu mendapat penga'asan yang baik, biasanya penderita mengeluh
nafas pendek, berbunyi, sesak dan batuk-batuk. Asma yang tidak terkontrol
pengobatannya dapat membahayakan kesehatan ibu dan janin. 5omplikasi akan
menjadi lebih berat.
%,$
I). Penatala'sanaan
6ntuk men-egah terjadinya serangan hebat selama hamil hendaknnya
asma diperiksa dan dipantau sejak a'al, termasuk derajat berat-ringannya asma.
Cang penting ibu hamil penderita asma sebaiknya rajin memeriksakan janinnya
+
sejak a'al. !emeriksaan dengan 6"= dapat dilakukan sejak usia kehamilan 1-,
minggu untuk mengetahui pertumbuhan janin. 6"= dapat diulang pada trimester
ke- dan ke-) terutama bila derajat asmanya berada pada tingkat sedang 1 berat.
!emeriksaan janin juga dapat dilakukan dengan electronic fetal heart rate
monitoring untuk memeriksa detak jantung janin.
*
"elain pemeriksaan teratur, ibu hamil juga perlu men-ermati alergen
penyebab ter-etusnya asma seperti binatang piaraan, kasur kapuk, termasuk
tempat yang lembab karena tempat yang lembab mudah ditumbuhi jamur. Alergen
pen-etus itu merupakan alergen poten yang merangsang pembentukan <at antibodi
/g?. Hat antibodi ini dibentuk untuk menjaga kesehatan tubuh, tetapi adakalanya
merugikan. !en-etus lain bisa berasal dari latihan olah raga yang terlalu
dipaksakan, infeksi saluran pernafasan, perubahan -ua-a dan emosi. 5ebiasaan
merokok juga dapat memperburuk asma, karena memudahkan terjadinya
komplikasi bronkitis serta sinusitis.
*
!ada serangan asma akut, penanganan sama dengan 'anita tidak hamil.
!engobatan harus diberikan optimal dan sebaiknya perinhalasi. !ada umumnya
pasien dianjurkan menggunakan obat yang memberikan pengaruh pada kadar
dalam darah sesedikit mungkin, seperti obat suntikan, bukan oral. !ada asma yang
ringan dapat digunakan obat-obat lokal yang berbentuk inhaler yang digunakan
satu-dua semprotan tiap beberapa menit. !enggunaan inhaler harus dipelajari dan
dipraktekkan dengan benar agar bila kumat se'aktu-'aktu dapat mengatasi
sendiri.
,*,%,$
"e-ara garis besar penaganan asma saat serangan adalah sebagai
berikut&
,*,%,0
1. ;bat pelega (uick-relieve medication! or reliever! or rescuer)
a. =olongan adrenergik
9emasuk golongan ini adalah adrenalin dan efedrin yang saat ini jarang
digunakan karena efek sampingnya banyak termasuk tidak dapat
digunakan pada penderita asma yang mempunyai kelainan jantung.
Adrenalin juga berpengaruh negatif terhadap janin yaitu berpengaruh
1,
terhadap pertumbuhan janin akibat penyempitan pembuluh darah ke janin
yang dapat mengganggu oksigenasi pada janin tersebut.
b. =olongan antikolinergik, diberikan se-ara injeksi ataupun
dengan nebuli<er.
-. =olongan Fantinergi-, yakni aminofilin oral atau injeksi.
Aamun, harus diingat aminofilin dapat menyebabkan penurunan kontraksi
uterus. Dan bagi ibu menyusui obat asma yang mengandung teofilin
sebaiknya dihindari karena masuk ke A"/ sehingga bisa menimbulkan
kegelisahan pada bayi, gangguan pen-ernaan, dan gangguan tidur
d. =olongan anti-inflamasi.
Dalam keadaan mendesak, dapat digunakan obat steroid yang sangat
efektif sebagai antiperadangan, baik se-ara oral maupun suntikan
. ;bat pengendali jangka panjang, diantaranya adalah long-acting "-
agonist, Fantinergi-, hormon steroid.
). kombinasi bronkodilator dengan anti-inflamasi sering diberikan se-ara
inhaler atau nebuli<er.
*. persalinan biasanya diupayakan spontan akan tetapi bila penderita
berada dalam serangan dapat diberi pertolongan dengan tindakan seperti
dengan ekstraksi vakum atau for-eps. "eksio sesaria atas indikasi asma jarang
atau tak pernah dilakukan . pengobatan reguler asma selam proses kelahiran
diteruskan. 7angan diberikan analgesik yang mengandng histamin, tapi dapat
dipilih morfin atau analgesik epidural.
@engingat karena pengaruh asma, ibu yang sedang hamil a-ap kali lebih
sensitif dan emosional, pendekatan psikologis diperlukan. 4isioterapi adakalanya
juga perlu untuk membuang dahak yang berlebihan. "tamina tubuh merupakan
faktor utama lain yang perlu dipertahankan selama hamil. 7alan kaki santai di
udara yang bersih dans egar sangat dianjurkan. @akanan dengan gi<i yang -ukup
dan sehat jelas akan menambah kebugaran. !enderita asma yang hamil masih
tetap bisa bekerja dikantor, namun hindarilah ruangan berpolusi tinggi.
11
). Pem#ahasan
Asma ditandai dengan keadaan obtruksi spasme bronkus, kesembaban
(edema), dan peradangan (inflamasi) dinding bronkus yang bersifat reversibel.
Wanita penderita asma yang hamil harus lebih berhati-hati.
!enderita asma di Amerika "erikat berkisar antara #-$ juta. Di (ongkong
prevalensi asma pada anak-anak kelompok umur 1)-1* tahun pada tahun 1+$,
baru men-apai . kemudian menjadi *,$. pada tahun 1+$+ dan pada tahun 1++%
men-apai 11.. Di /ndonesia prevalensi asma berkisar antara %-0.. /nsidensi
asma dalam kehamilan adalah sekitar ,,% 1 1 . dari seluruh kehamilan, dimana
serangan asma biasanya timbul pada usia kehamilan * 1 )# minggu. "elama
masa kehamilan, derajat asma pada ibu hamil, sepertiga membaik, sepertiga
memburuk, dan sepertiga sisanya tetap. Asma yang terjadi pada kehamilan
sebelumnya, pada #,. penderitanya akan terulang lagi pada kehamilan
berikutnya.
!ada asma akan terjadi hiperinflasi yang betujuan agar saluran nafas tetap
terbuka dan pertukaran gas berjalan lan-ar dengan bantuan otot-otot bantu nafas.
=ejala mengi menandakan adanya penyempitan di saluran nafas besar, sedangkan
pada saluran nafas yang ke-il gejala batuk dan sesak lebih dominan dibanding
mengi. !enyempitan saluran nafas pada asma akan menimbulkan
hipoventilasi,
ketidakseimbangan ventilasi perfusi dimana distribusi ventilasi tidak setara
dengan sirkulasi darah paru dan gangguan difusi gas di tingkat alveoli. 5etiga hal
ini akan mengakibatkan hipoksemia, hiperkapnea dan asidosis respiratorik pada
tahap yang lebih lanjut. !engaruh fisiologi asma akan berakibat penurunan faal
paru dan perubahan gas darah.
"e-ara klinik, klasifikasi asma terdiri atas extrinsic asthma (asma
ekstrinsik B asma alergi), instrinsic asthma (asma instrinsik B infective asthma B
idiophatic asthma) dan asma bentuk lain. !enegakan diagnosis serupa dengan
asma di luar kehamilan, yaitu dengan adanya sesak nafas kumat-kumatan, dada
rasa berat, sukar bernafas disertai batuk tanpa atau dengan dahak. :entuk dada
dapat normal, atau -embung bila serangan sering kambuh dan serangan
belangsung lama. !erabaan dada normal, ruang antar iga normal, perkusi normal,
1
auskultasi terdengar 'hee<ing ekspirasi dan kadang-kadang ada ronkhi.
=ambaran radiologi umumnya normal, bila ada infeksi dapat dijumpai gambaran
konsolidasi.
!ada saat serangan suara nafas berbunyi, posisi penderita duduk
membungkuk ke depan dengan kedua tapak tangan bertumpu pada kursi, 'ajah
berkeringat dan pergerakan -uping hidung, dan bibir dan ujung jari kebiruan
(cyanosis). 9ekanan darah dapat bervariasi, bila tekanan darah meningkat
menandakan adanya penurunan p( dan !a;