Kaderisasi adalah suatu bentuk proses pendidikan. Proses pendidikan yang tujuannya memahasiswakan mahasiswa. Kaderisasi harus menjadi satu ujung tombak dalam membuat proses pendidikan ini menjadi utuh baik secara akademik maupun nonakademik sehingga lahirlah kader yang siap mengabdi untuk negara. Kaderisasi juga merupakan suatu proses untuk menciptakan kader-kader baru yang siap menjalankan organisasinya. Kaderisasi bisa diibaratkan sebagi jantungnya sebuah organisasi, tanpa adanya kaderisasi rasanya sulit dibayangkan suatu organisasi mampu bergerak maju dan dinamis. Nah, hal yang penting yang perlu diingat juga adalah jauhkan pikiran bahwa kaderisasi itu sebagai suatu kegiatan yang menyebalkan, bahkan menyeramkan. Kita harus mengubah paradigma kita. Sebenarnya kaderisasi itu sangat bermanfaat. Kaderisasi itu berbeda dengan perploncoan. Bedanya, kaderisasi itu punya tujuan tetapi perploncoan itu terkadang tidak ada tujuan yang jelas dan terkesan untuk kesenangan semata maka jangan heran sering jatuh korban. Walaupun terkadang masih ada beberapa kaderisasi yang secara tidak disengaja menghilangkan nyawa orang. Tapi kita tidak perlu takut. Hal itu tidak akan terjadi jika kaderisasi itu memenuhi sebagai kaderisasi yang ideal. Jadi..gimana sih kaderisasi yang ideal? Kaderisasi yang baik ataupun ideal itu tidak seperti membina hewan sirkus. Akan tetapi, membina dengan arahan dan kesempatan yang luas agar mampu mengembangkan diri. Sistem kaderisasi yang baik bukanlah yang menempatkan senior di atas segala-galanya, melainkan yang idealnya mampu menelurkan kader-kader yang handal namun bukan berarti para kader tidak respek terhadap pengkader. Dengan kita menghormati para pengakader pasti mereka akan menghargai kita. Selain itu kaderisasi yang baik juga harus bisa memenuhi kebutuhan. Kaderisasi masing-masing tentu saja akan berbeda karena kebutuhannya pun berbeda. Selain melihat kebutuhannya pengkader dalam hal ini kakak tingkat, juga perlu melihat kelogisan dari perintah-perintahnya. Dalam pemberian hukuman ataupun konsekuensi hukuman diharapkan membuat kader menyadari kesalahannya dan belajar untuk menjadi lebih baik lagi, bukan justru merasa sedang diplonco oleh seniornya. Konsekuensi yang baik adalah konsekuensi yang menimbulkan efek jera namun masuk akal dan sesuai. Namun itu semua kembali pada kami para kader. Jangan memikirkan bagaimana cara melakukan konsekuensi tersebut tetapi pikirkan dan usahakanlah agar tidak mendapat konsekuensi. Kaderisasi yang ideal juga dapat mewariskan nilai-nilai baik berupa aturan maupun budaya yang ada di organisasi. Selain itu juga berkelanjutan dalam arti menjamin keberlangsungan organisasi dengan regenerasi yang memunculkan kader-kader dengan semangat baru.