I. TUJUAN
- Mempelajari penerapan potensiometris dalam penentuan ion tertentu.
- Menentukan kadar ion sianida menggunakan elektroda ion selektif.
II. TEORI
K+
Cairan polimer, contoh : polivinil klorida untuk Ca2+ dan NOMembran yang digunakan dapat berupa polimer ataupun membran cair
yang terdiri atas pelarut yang tidak bercampur dengan air dan suatu reagen yang
bersifat sebagai pengekstraksi melalui mekanisme chelat. Jika membran cair
tersebut memisahkan dua larutan, selektivitas ion tercapai terlebih dahulu melalui
selektif ion tertentu melalui fase membran dan juga melalui perbedaan mobilitas
ion dalam membran. Biasanya penukar ion seperti TOA, Amberlit LA-1, LA-2,
Aliquot 336S atau penukar kation cair seperti asam bis 2-etilheksilfosfat
(HDEHP), asam dinonilnaftalen sulfonat (DNS) digunakan sebagai bahan
membran.
Elektroda ion selektif dapat digunakan sebagai detektor titik akhir dalam
titrasi atau langsung ditentukan konsentrasinya dari pengukuran potensial. Selain
membran polimer, membran padat lainnya adalah elektroda enzim yang saat ini
juga sudah tersedia. Salah satu contoh pemakaian elektroda membran cair adalah
penentuan ion Ca dimana garam Ca dari asam dodesilfosfat merupakan komponen
aktif dalam pelarut di-n-asetilfenil fosfonat. Sedang membran cair anion selektif
diperoleh dengan menggunakan spesies kationik yang secara selektif menarik
anion kedalam pelarut organik.
Contoh :
-
membran yang spesifik untuk Ag+, karena tingginya konduktivitas ionik Ag+
dibandingkan dengan Cl- dan Br-. Ag2S juga dapat digunakan bersama-sama
dengan logam sulfida lain seperti CuS, PbS dan CdS yang responsif terhadap
logam-logam tertentu.
Demikian juga elektroda enzim dapat digunakan untuk mengukur glukosa
dan urea. Elektroda tersebut biasanya digunakan untuk penentuan enzim dan zat
yang berinteraksi dengan enzim, misalkna elektroda sensitif amigdofin dapat
dibuat dengan mengimpregnasikan -glukosidase dalam suatu lapisan gel yang
digabungkan dengan elektroda membran sensitif sianida.
Suatu elektroda sensitif CO2 terdiri atas elektroda gelas sensitif H+ yang
sekelilingnya diselimuti lapisan larutan Na2CO3 yang dapat menahan gas CO2.
Elektroda ini sangat bermanfaat dalam kimia lingkungan untuk analisis
karbondioksida terlarut dalam sampel air.
Adapun keunggulan penggunaan elektroda ion selektif (ISE) dalam
analisis lingkungan antara lain adalah sebagai berikut
a. Biaya setup awal untuk membuat analisis relatif rendah. Setup ISE dasar
Y
113,8
131,6
192,6
238,0
274,1
233,4
Y
113,8
131,6
192,6
238,0
274,1
233,4
4.2 Pembahasan
Praktikum Elektroda Ion Selektif ini bertujuan untuk mempelajari
penerapan potensiometris dalam penentuan ion tertentu dan menentukan kadar
sianida dengan menggunakan elektroda ion selektif. Prinsip dari praktikum ini
adalah pengukuran beda potensial yang terjadi antara sepasang elektroda (elektroda
pembanding dengan elektroda indikator) dalam larutan, yaitu ion tertentu yang
besarnya merupakan fungsi logaritma dari aktifitas ion tertentu yang ditunjuknya.
Pada praktikum ini digunakan elektroda ion selektif yang merupakan
elektroda penunjuk ion yang dimodifikasi, disekat dengan suatu sistem dengan
larutan yang akan diukur. Sistem penyekat tersebut memungkinkan respon yang
selektif terhadap ion yang dituju. Adapun larutan yang digunakan dalam praktikum
ini adalah larutan sianida 1000 ppm yang diencerkan sesuai dengan variasi yang
telah ditentukan.
Sebelum dilakukan pengenceran, larutan sianida harus ditambahkan dengan
larutan NaOH karena pada elektroda ion selektif membutuhkan lingkungan /
suasana basa. Elektroda ion selektif sianida dipasangkan pada alat pH / ion meter
untuk menentukan nilai potensial dari larutan sianida yang diukur.
Dengan melakukan pengukuran terhadap deretan larutan standar ion sianida
kemudian dialurkan nilai potensial selnya terhadap konsentrasi ion maka
didapatkan kurva kalibrasi standar yang dapat digunakan langsung bagi penentuan
konsentrasi ion CN- dari larutan sampel. Dari hasil pengukuran didapatkan
hubungan linear antara konsentrasi dengan nilai potensial sel. Dengan arti kata,
jika konsentrasi larutan yang digunakan semakin tinggi, maka nilai potensial
selnya akan semakin besar. Sebaliknya, jika konsentrasi larutan yang digunakan
semakin rendah, maka nilai potensial selnya akan semakin kecil.
Pada kurva semi logaritma, dapat dilihat bahwa nilai konsentrasi dari
larutan sampel adalah 56 ppm dengan volume 2,8 ml. Sedangkan pada kurva biasa,
dapat dilihat bahwa nilai konsentrasi dari larutan sampel adalah 56,23 ppm dengan
volume 2,8815 ml. Dengan demikian, terdapat sedikit perbedaan hasil yang
diperoleh dari kurva semi logaritma dan kurva biasa. Hal ini mungkin disebabkan
karena pembacaan kurva yang kurang teliti.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Metoda potensiometris didasarkan pada pengukuran beda potensial yang terjadi
antara sepasang elektroda dalam larutan, yaitu elektroda pembanding (EP) dan
elektroda indikator (EI) ion tertentu dimana besarannya merupakan fungsi
logaritma dari aktivitas ion tertentu yang ditunjuknya.
2. Elektroda ion selektif dapat digunakan untuk menentukan kadar suatu ion
dalam larutan.
3. Terdapat hubungan yang linear antara konsentrasi suatu ion dalam larutan
dengan nilai potensial sel.
4. Berdasarkan kurva semilogaritma :
Nilai konsentrasi dari larutan sampel
= 56 ppm
= 2,8 ml
= 56,23 ppm
= 2,8115 ml
5.2 Saran
Demi kelancaran kerja dan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, maka
disarankan kepada praktikan selanjutnya agar :
1. Memahami prosedur kerja dengan baik.
2. Teliti dalam melakukan penambahan zat.
3. Teliti dalam melakukan pengenceran.
4. Teliti dalam melakukan pembacaan nilai potensial pada alat pH meter.
5. Teliti dalam membaca nilai konsentrasi larutan sampel dari kurva.
DAFTAR PUSTAKA