Anda di halaman 1dari 12

ELEKTRODA ION SELEKTIF

I. TUJUAN
- Mempelajari penerapan potensiometris dalam penentuan ion tertentu.
- Menentukan kadar ion sianida menggunakan elektroda ion selektif.
II. TEORI

Metoda potensiometris didasarkan pada pengukuran beda potensial yang terjadi


antara sepasang elektroda dalam larutan, yakni elektroda pembanding (EP)
dengan elektroda indikator (EI) ion tertentu dimana besarannya merupakan fungsi
logaritma dari aktifitas ion tertentu yang ditunjuknya. Penentuan secara langsung
suatu ion dalam larutan dimungkinkan dengan pemilihan elektroda indikator bagi
ion dimaksud. Pada elektroda ion selektif, sistem elektrodanya menggunakan
suatu sistem penyekat khusus yang memungkinkan dia dapat respon selektif
terhadap ion tertentu, dapat berupa membran gelas, kristal garam tertentu maupun
resin penukar ion. Hubungan nilai potensial dan kandungan ionnya pada elektroda
selektif sianida dapat dinyatakan sebagai :
Esel = Eosel RT ln (CN-)
n.F
Hubungan yang linear antara besaran potensial dengan konsentrasi ion
sianida dapat dialurkan pada :
a. Kurva semi logaritma dimana besaran konsentrasi ion pada absis dengan skala

log-nya dan potensial sel (E) pada skala biasa.


b. Pada grafik biasa (mm block) antara beda potensial terhadap nilai minus
logaritma konsentrasi ionnya.
Dengan melakukan pengukuran terhadap deretan larutan standar ion
sianida kemudian dialurkan nilai potensial selnya terhadap konsentrasi ion akan
didapatkan kurva kalibrasi standar yang dapat digunakan langsung bagi penentuan
konsentrasi ion CN- dari larutan tugas. Pada elektroda ion selektif sianida ini
membutuhkan lingkugan suasana basa dengan penambahan larutan NaOH.
Elektroda ion selektif terdiri atas membran yang responsif secara selektif
terhadap suatu spesies ion tertentu dan mengadakan kontak bagian luarnya dengan
larutan yang akan ditentukan. Sedangkan bagian dalam berisi larutan yang

mempunyai aktifitas tertentu yang mengadakan kontak dengan elektroda


pembanding.
Berdasarkan membran yang digunakan, elektroda ion selektif dapat
diklasifikasikan menjadi :
a. Membran Kristal
Kristal tunggal, contoh : LiF 3 untuk F Polikristalin atau kristal campuran, contoh : Ag2S untul S2-dan Ag+
b. Non kristalin membran
Gelas, contoh : gelas silikat untuk Na+ dan H+
Cairan, contoh : cairan penukar ion untuk Ca2+ dan pembawa netral untuk

K+
Cairan polimer, contoh : polivinil klorida untuk Ca2+ dan NOMembran yang digunakan dapat berupa polimer ataupun membran cair

yang terdiri atas pelarut yang tidak bercampur dengan air dan suatu reagen yang
bersifat sebagai pengekstraksi melalui mekanisme chelat. Jika membran cair
tersebut memisahkan dua larutan, selektivitas ion tercapai terlebih dahulu melalui
selektif ion tertentu melalui fase membran dan juga melalui perbedaan mobilitas
ion dalam membran. Biasanya penukar ion seperti TOA, Amberlit LA-1, LA-2,
Aliquot 336S atau penukar kation cair seperti asam bis 2-etilheksilfosfat
(HDEHP), asam dinonilnaftalen sulfonat (DNS) digunakan sebagai bahan
membran.
Elektroda ion selektif dapat digunakan sebagai detektor titik akhir dalam
titrasi atau langsung ditentukan konsentrasinya dari pengukuran potensial. Selain
membran polimer, membran padat lainnya adalah elektroda enzim yang saat ini
juga sudah tersedia. Salah satu contoh pemakaian elektroda membran cair adalah
penentuan ion Ca dimana garam Ca dari asam dodesilfosfat merupakan komponen
aktif dalam pelarut di-n-asetilfenil fosfonat. Sedang membran cair anion selektif
diperoleh dengan menggunakan spesies kationik yang secara selektif menarik
anion kedalam pelarut organik.
Contoh :
-

Komplek besi(II) fenantrolin yang secara selektif mengekstrak perklorat

Komplek nikel yang secara selektif mengekstrak nitrat


Membran zat padat dipersiapkan dari AgCl, AgBr berperanan seperti

membran yang spesifik untuk Ag+, karena tingginya konduktivitas ionik Ag+
dibandingkan dengan Cl- dan Br-. Ag2S juga dapat digunakan bersama-sama

dengan logam sulfida lain seperti CuS, PbS dan CdS yang responsif terhadap
logam-logam tertentu.
Demikian juga elektroda enzim dapat digunakan untuk mengukur glukosa
dan urea. Elektroda tersebut biasanya digunakan untuk penentuan enzim dan zat
yang berinteraksi dengan enzim, misalkna elektroda sensitif amigdofin dapat
dibuat dengan mengimpregnasikan -glukosidase dalam suatu lapisan gel yang
digabungkan dengan elektroda membran sensitif sianida.
Suatu elektroda sensitif CO2 terdiri atas elektroda gelas sensitif H+ yang
sekelilingnya diselimuti lapisan larutan Na2CO3 yang dapat menahan gas CO2.
Elektroda ini sangat bermanfaat dalam kimia lingkungan untuk analisis
karbondioksida terlarut dalam sampel air.
Adapun keunggulan penggunaan elektroda ion selektif (ISE) dalam
analisis lingkungan antara lain adalah sebagai berikut
a. Biaya setup awal untuk membuat analisis relatif rendah. Setup ISE dasar

mencakup satu meter (mampu membaca millivolts).


b. Biaya lebih sedikit dibandingkan metode lain, seperti spektrofotometri atau
Atom Adsorpsi Ion Kromatografi.
c. ISE tidak dipengaruhi warna dalam sampel.
Adapun hal yang dapat menyebabkan kesalahan pada percobaan elektroda
ion selektif ini adalah
a. Difusi
b. Kekuatan ion
c. Suhu
d. pH
e. Interferensi
Matriks latar belakang dapat mempengaruhi keakuratan pengukuran ISE.
III. PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
A. Alat-alat
- Alat pH / ion meter
- Elektroda ion selektif CN- Magnetic stirrer
- Digital buret
- Pipet gondok
- Labu ukur
- Gelas piala
B. Bahan yang digunakan
- Larutan standar 1000 ppm CN
- NaOH 0,1 N
- Aquadest

3.2 Cara kerja


1. Isikan botol digital buret dengan larutan standar 1000 ppm CN -. Set alat

dengan menekan tombol fill, kemudian tombol clear, minimumkan speed


regulatornya.
2. Siapkan 6 buah labu ukur 50 ml, kepada labu kedua masukkan ujung buret,
masukkan 50 ml, tekan dengan hati-hati tombol go untuk mengeluarkan 0,050
ml larutan standar 1000 ppm CN-.
3. Dengan cara yang sama, keluarkan 0,200 ; 0,800 ; 3,200 ; 12,800 ml larutan
standar CN- 1000 ppm kedalam pada labu ke 3 s/d ke 6.
4. Tambahkan masing-masing 5 ml NaOH 1 N lalu encerkan sampai batas
dengan aquadest, maka akan didapatkan deretan standar 0 ; 1 ; 4 ; 16 ; 64 ; 256
ppm CN-.
5. Pasangkan elektroda kombinasi ion selektif CN- pada alat pH/ion meter,
celupkan elektroda beserta termometer kepada larutan blanko. Ukur suhunya
dan atur tombol koreksi suhu pada nilai suhu larutan dengan menekan tombol
up/down.
6. Tekan mode untuk memilih fungsi mV, biarkan stabil dan catat nilai beda
potensial yang ditunjukkan sebagai E dalam mV
7. Keluarkan blanko, ganti dengan deretan standar 1 ppm tunggu stabil, catat
nilai E-nya. Lakukan hal yang sama terhadap standar lainnya.
8. Mintalah larutan tugas pada asisten dengan menyerahkan labu ukur 50 ml
yang telah diberi identitas praktikan
9. Tambahkan 5 ml NaOH 1 N, encerkan sampai batas dengan aquadest.
10. Pindahkan deretan standar ini pada gelas piala, celupkan elektroda beserta
termometer pada larutan tugas, perlakukan hal yang sama seperti perlakuan
standar. Catat nilai potensial yang dihasilkan. Dari data pengukuran deretan
standar buatlah kurva kalibrasi standar antara yaitu:
a. E vs log C pada kertas grafik biasa
b. E vs C pada kertas grafik semi blog
11. Dengan bantuan kurva kalibrasi standar diatas, lalu tentukan kadar ion sianida
dari larutan sampel.

3.3 Gambar Alat

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil dan Perhitungan
a. Kurva kalibrasi standar E vs C (kurva semi logaritma)
X = C (ppm)
Y = E (mV)
X
1
4
16
64
256
Cx

Y
113,8
131,6
192,6
238,0
274,1
233,4

Dari kurva, didapatkan nilai konsentrasi larutan sampel (Cx) = 56 ppm


Maka :
V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 1000 ppm = 50 ml x 56 ppm
V1 = 2,8 ml
Jadi, volume larutan sampel adalah 2,8 ml
b. Kurva kalibrasi standar E vs log C (kurva biasa / mm block)
X = - log C (ppm)
Y = E (mV)
X
0
-0,60
-1,20
-1,80
-2,40
Cx

Y
113,8
131,6
192,6
238,0
274,1
233,4

Dari kurva, didapatkan :


- log C = -1,75
C = 56,23
Nilai konsentrasi larutan sampel (Cx) = 56,23 ppm
Maka :
V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 1000 ppm = 50 ml x 56,23 ppm
V1 = 2,8115 ml
Jadi, volume larutan sampel adalah 2,8115 ml

4.2 Pembahasan
Praktikum Elektroda Ion Selektif ini bertujuan untuk mempelajari
penerapan potensiometris dalam penentuan ion tertentu dan menentukan kadar
sianida dengan menggunakan elektroda ion selektif. Prinsip dari praktikum ini
adalah pengukuran beda potensial yang terjadi antara sepasang elektroda (elektroda
pembanding dengan elektroda indikator) dalam larutan, yaitu ion tertentu yang
besarnya merupakan fungsi logaritma dari aktifitas ion tertentu yang ditunjuknya.
Pada praktikum ini digunakan elektroda ion selektif yang merupakan
elektroda penunjuk ion yang dimodifikasi, disekat dengan suatu sistem dengan
larutan yang akan diukur. Sistem penyekat tersebut memungkinkan respon yang
selektif terhadap ion yang dituju. Adapun larutan yang digunakan dalam praktikum
ini adalah larutan sianida 1000 ppm yang diencerkan sesuai dengan variasi yang
telah ditentukan.
Sebelum dilakukan pengenceran, larutan sianida harus ditambahkan dengan
larutan NaOH karena pada elektroda ion selektif membutuhkan lingkungan /
suasana basa. Elektroda ion selektif sianida dipasangkan pada alat pH / ion meter
untuk menentukan nilai potensial dari larutan sianida yang diukur.
Dengan melakukan pengukuran terhadap deretan larutan standar ion sianida
kemudian dialurkan nilai potensial selnya terhadap konsentrasi ion maka

didapatkan kurva kalibrasi standar yang dapat digunakan langsung bagi penentuan
konsentrasi ion CN- dari larutan sampel. Dari hasil pengukuran didapatkan
hubungan linear antara konsentrasi dengan nilai potensial sel. Dengan arti kata,
jika konsentrasi larutan yang digunakan semakin tinggi, maka nilai potensial
selnya akan semakin besar. Sebaliknya, jika konsentrasi larutan yang digunakan
semakin rendah, maka nilai potensial selnya akan semakin kecil.
Pada kurva semi logaritma, dapat dilihat bahwa nilai konsentrasi dari
larutan sampel adalah 56 ppm dengan volume 2,8 ml. Sedangkan pada kurva biasa,
dapat dilihat bahwa nilai konsentrasi dari larutan sampel adalah 56,23 ppm dengan
volume 2,8815 ml. Dengan demikian, terdapat sedikit perbedaan hasil yang
diperoleh dari kurva semi logaritma dan kurva biasa. Hal ini mungkin disebabkan
karena pembacaan kurva yang kurang teliti.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Metoda potensiometris didasarkan pada pengukuran beda potensial yang terjadi
antara sepasang elektroda dalam larutan, yaitu elektroda pembanding (EP) dan
elektroda indikator (EI) ion tertentu dimana besarannya merupakan fungsi
logaritma dari aktivitas ion tertentu yang ditunjuknya.
2. Elektroda ion selektif dapat digunakan untuk menentukan kadar suatu ion
dalam larutan.
3. Terdapat hubungan yang linear antara konsentrasi suatu ion dalam larutan
dengan nilai potensial sel.
4. Berdasarkan kurva semilogaritma :
Nilai konsentrasi dari larutan sampel

= 56 ppm

Volume larutan sampel

= 2,8 ml

Berdasarkan kurva biasa :


Nilai konsentrasi dari larutan sampel

= 56,23 ppm

Volume larutan sampel

= 2,8115 ml

5.2 Saran

Demi kelancaran kerja dan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, maka
disarankan kepada praktikan selanjutnya agar :
1. Memahami prosedur kerja dengan baik.
2. Teliti dalam melakukan penambahan zat.
3. Teliti dalam melakukan pengenceran.
4. Teliti dalam melakukan pembacaan nilai potensial pada alat pH meter.
5. Teliti dalam membaca nilai konsentrasi larutan sampel dari kurva.

DAFTAR PUSTAKA

Dharmawangsa, ZA. 1986. Penuntun Praktikum Kimia Analisa Instrument.


Jakarta : CV.Guyana.
Hendayana. Sumar .dkk.1994. Kimia Analitik Instrumen.Edisi ke-1. Semarang :
IKIP Press
Khopkar.S,M. 2008. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press.

Anda mungkin juga menyukai

  • Elek Trog Ravi Metri
    Elek Trog Ravi Metri
    Dokumen13 halaman
    Elek Trog Ravi Metri
    Fitri Mairizki
    Belum ada peringkat
  • Solar Cell
    Solar Cell
    Dokumen23 halaman
    Solar Cell
    Fitri Mairizki
    Belum ada peringkat
  • KOLOID
    KOLOID
    Dokumen15 halaman
    KOLOID
    Fitri Mairizki
    Belum ada peringkat
  • Potensiometris
    Potensiometris
    Dokumen16 halaman
    Potensiometris
    Fitri Mairizki
    Belum ada peringkat
  • Voltammetri
    Voltammetri
    Dokumen8 halaman
    Voltammetri
    Fitri Mairizki
    Belum ada peringkat
  • GENETIKA
    GENETIKA
    Dokumen39 halaman
    GENETIKA
    Fitri Mairizki
    Belum ada peringkat
  • COULOMETRI
    COULOMETRI
    Dokumen13 halaman
    COULOMETRI
    Fitri Mairizki
    Belum ada peringkat
  • Potensiometris
    Potensiometris
    Dokumen16 halaman
    Potensiometris
    Fitri Mairizki
    Belum ada peringkat
  • FUNGI
    FUNGI
    Dokumen36 halaman
    FUNGI
    Fitri Mairizki
    Belum ada peringkat
  • Kimia Inti Dan Radiokimia
    Kimia Inti Dan Radiokimia
    Dokumen31 halaman
    Kimia Inti Dan Radiokimia
    Fitri Mairizki
    Belum ada peringkat
  • Koloid
    Koloid
    Dokumen15 halaman
    Koloid
    wahyu
    Belum ada peringkat
  • Koloid
    Koloid
    Dokumen31 halaman
    Koloid
    Fitri Mairizki
    Belum ada peringkat
  • Elektrokimia
    Elektrokimia
    Dokumen42 halaman
    Elektrokimia
    Fitri Mairizki
    100% (1)
  • Argento Metri
    Argento Metri
    Dokumen3 halaman
    Argento Metri
    Fitri Mairizki
    Belum ada peringkat
  • Anodic
    Anodic
    Dokumen5 halaman
    Anodic
    Fitri Mairizki
    Belum ada peringkat
  • Ad SV
    Ad SV
    Dokumen4 halaman
    Ad SV
    Fitri Mairizki
    Belum ada peringkat
  • KONDUKTOMETRIS
    KONDUKTOMETRIS
    Dokumen13 halaman
    KONDUKTOMETRIS
    Fitri Mairizki
    Belum ada peringkat
  • Fotometri Nyala
    Fotometri Nyala
    Dokumen25 halaman
    Fotometri Nyala
    Fitri Mairizki
    67% (3)
  • Tipe Reaksi
    Tipe Reaksi
    Dokumen20 halaman
    Tipe Reaksi
    Fitri Mairizki
    Belum ada peringkat
  • Penentuan Kadar Aluminium
    Penentuan Kadar Aluminium
    Dokumen4 halaman
    Penentuan Kadar Aluminium
    Fitri Mairizki
    Belum ada peringkat
  • Fotometri Nyala
    Fotometri Nyala
    Dokumen25 halaman
    Fotometri Nyala
    Fitri Mairizki
    67% (3)
  • Polar I Metri
    Polar I Metri
    Dokumen21 halaman
    Polar I Metri
    Fitri Mairizki
    Belum ada peringkat
  • Pengendapan Koloid Pada Pembuatan Sirup
    Pengendapan Koloid Pada Pembuatan Sirup
    Dokumen16 halaman
    Pengendapan Koloid Pada Pembuatan Sirup
    Fitri Mairizki
    Belum ada peringkat
  • Sokletasi
    Sokletasi
    Dokumen13 halaman
    Sokletasi
    Fitri Mairizki
    Belum ada peringkat
  • KK Gambar
    KK Gambar
    Dokumen1 halaman
    KK Gambar
    Fitri Mairizki
    Belum ada peringkat
  • Penentuan Asam Pospat Dalam Minuman Cola Secara Spektrometri
    Penentuan Asam Pospat Dalam Minuman Cola Secara Spektrometri
    Dokumen14 halaman
    Penentuan Asam Pospat Dalam Minuman Cola Secara Spektrometri
    Fitri Mairizki
    100% (1)
  • Pemurnian Garam Dapur
    Pemurnian Garam Dapur
    Dokumen12 halaman
    Pemurnian Garam Dapur
    Fitri Mairizki
    Belum ada peringkat
  • Voltammetri
    Voltammetri
    Dokumen8 halaman
    Voltammetri
    Fitri Mairizki
    Belum ada peringkat
  • Identifikasi Amina
    Identifikasi Amina
    Dokumen19 halaman
    Identifikasi Amina
    Fitri Mairizki
    Belum ada peringkat
  • Identifikasi Amina
    Identifikasi Amina
    Dokumen19 halaman
    Identifikasi Amina
    Fitri Mairizki
    Belum ada peringkat