Anda di halaman 1dari 3

Index Berita BKKBN JATIM

SEMINAR INTERNASIONAL : OPTIMALKAN POTENSI BONUS


DEMOGRAFI UNTUK KEMAJUAN BANGSA

2013-08-28

09:39:14 , diposting oleh : Humas


SEMINAR INTERNASIONAL

Link Internal
BKKBN
1. Laporan
Online

OPTIMALKAN POTENSI BONUS DEMOGRAFI UNTUK


KEMAJUAN BANGSA

2. MDK
Pengertian bonus demografi secara umum adalah kondisi dimana rasio
ketergantungan (dependency ratio) yaitu perbandingan antara jumlah penduduk
3. UPPKS
usia non produktif (0-14 tahun ditambah dengan 64+) dengan penduduk usia
produktif (15-64 tahun) menurun secara berkelanjutan. Pada kurun waktu
4. LIP4 BKKBN tertentu tingkat ketergantungan tersebut berada pada kondisi yang sangat
rendah sebelum kemudian meningkat seiring dengan meningkatnya proporsi
penduduk lanjut usia. Masa kurun waktu tersebut disebut sebagai jendela
peluang (window of oppurtunity) karena periode tersebut merupakan masa
5. Webmail
keemasan untuk menjadikan faktor demografi sebagai pendorong kemajuan
bangsa.

6. LPSE BKKBN

Hasil analisis demografer terhadap indikator dasar kependudukan (tingkat


kelahiran dan kematian) menunjukkan Indonesia saat ini tengah
menikmati bonus demografi. Kondisi ini merupakan dampak jangka
7. Logistic
panjang dari program KB yang mulai dilaksanakan secara nasional sejak
JATIM
tahun 70an. Tingginya tingkat kelahiran pada dekade 60an dan 70an
menyebabkan meningkatnya jumlah kelompok usia muda (15 tahun ke
8. Perpustakaan atas) mulai kurun waktu 90-an. Di lain pihak, keberhasilan program KB
JATIM
yang mulai terasa pada dekade 80an menurunkan jumlah penduduk di
bawah 15 tahun. Dinamika perubahan struktur umur ini yang berdampak
Follow BKKBN pada menurunnya proporsi penduduk non produktif dan meningkatnya
proporsi penduduk usia produktif.
JATIM
Seiring dengan dinamika perubahan struktur tersebut, Indonesia akan
menikmati apa yang disebut sebagai window of opportunity pada kurun
waktu 2020-2030, dimana rasio ketergantungan sangat rendah (sekitar 44
persen). Pada kurun waktu tersebut jumlah penduduk di Indonesia berkisar
antara 268 juta jiwa (2020) & 293 juta jiwa (2030) dan sebagian besarnya
(198.5 juta dan 200.3 juta) merupakan penduduk dengan usia produktif.
Secara potensial, kondisi ini sangat baik untuk mendukung kemajuan
bangsa. Penduduk usia produktif terutama kaum muda merupakan
kelompok yang sangat energik dan kreatif. Bersama dengan
pengembangan potensi sumberdaya alam yang melimpah, kebijakan
ekonomi yang prudent, besarnya proporsi penduduk usia produktif
khususnya usia muda merupakan faktor kunci yang mendukung

pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan saat ini. Namun


pemanfaatan window of opportunity bergantung pada banyak faktor,
yaitu(1) SDM yang berkualitas, (2) mereka terserap dalam pasar kerja, (3)
adanya tabungan pada tingkat rumah tangga, dan (4) perempuan dalam
pasar kerja. Disamping itu window of opportunity tidak berlangsung lama.
Potensi ini dapat dinikmati oleh Indonesia hanya sampai dengan sekitar
tahun 2030 dan setelah itu secara perlahan akan hilang dengan makin
membesarnya proporsi penduduk lanjut usia (65 tahun ke atas).
Untuk memanfaatkan window of opportunity maka kebijakan
pengembangan SDM, sektor tenaga kerja, sektor keuangan, sektor riel dan
pemberdayaan perempuan harus lebih dipertajam dan disinkronkan satu
dengan yang lain dengan memperhatikan dinamika demografi dan sosial
ekonomi dari kelompok penduduk usia produktif tersebut. Disamping itu
juga perlu diperhatikan kondisi global karena bagaimanapun ke depan
keterkaitan antar negara dalam bidang sosial dan ekonomi akan semakin
erat.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
bekerja sama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI),
Asosiasi Profesor Indonesia (API), Ikatan Ilmuwan Indonesia
Internasional (I4) dan Koalisi Kependudukan dan Pembangunan (KK)
menyelenggarakan seminar terkait dengan bagaimana memaksimalkan
bonus demografi dan window of opportunity untuk kemajuan bangsa dan
kesejahteraan rakyat dengan tema Mengoptimalkan Potensi Bonus
Demografi untuk Kemajuan Bangsa Melalui Pembangunan SDM yang
Berdaya Saing Secara Global yang dilaksanakan pada Kamis, 22
Agustus 2013 di Auditorium LIPI, Jl. Gatot Subroto, No. 10, Jakarta.
Menurut Kepala BKKBN, Prof. dr. Fasli Jalal, Phd, SpGK,
penyelenggaraan ini untuk kesekian kalinya pada 2013 ini, BKKBN
menyeminari pada kebijakan strategi menyiapkan SDM Indonesia yang
produktif dan handal.
"Karena persaingan - persaingan secara global antar negara semakin tinggi
dan meningkat terutama pada sektor pasar kerja, ekonomi dan teknologi,"
jelas Fasli dalam press conference di kantor BKKBN, Jakarta, Rabu
(21/8).
Sementara itu, Prof. Dr. Sofyan Efendi, Ketua Asosiasi Profesor Indonesia
(API) mengatakan, rata - rata tingkat pendidikan masyarakat Indonesia
masih terlalu rendah sehingga untuk memberikan kontribusi kepada
kemakmuran bangsa ini belum tampak.
"Maka dari itu,pemerintah harus memberikan pendidikan tertinggitingginya kepada masyarakat Indonesia. Namun dari itu semua, Indonesia
pada tahun 2050 akan menjadi kekuatan ekonomi ke tiga setelah China
dan India," ungkap Sofyan.
Hal senada diutarakan juga oleh Ketua Koalisi Kependudukan dan

Pembangunan (KK), DR. Sonny Hary B. Harmadi, untuk menunjang


faktor pendukung pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan
pada saat ini, perlu adanya proporsi penduduk usia produktif untuk
bagaimana caranya Indonesia menjadi kekuatan ekonomi.Dan ini perlu
adanya kerja keras serta kesinergian dari semuanya.
"Nah kalau itu semuanya sudah dikedepankan, Indonesia akan menikmati
window of opportunity pada 2020-2030," pungkasnya.
Kegiatan ini dihadiri kurang lebih 600 peserta mewakili para ilmuwan
Indonesia baik dari dalam maupun yang bermukim di luar negeri,
pengambil kebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah, praktisi, pelaku
dunia usaha, tokoh masyarakat, perwakilan dari lembaga swadaya
masyarakat dan organisasi masyarakat.
Pembahasan seminar difokuskan pada kebijakan dan strategi menyiapkan
SDM Indonesia yang berkualitas dikaitkan dengan kompetisi antar negara
yang semakin meningkat, gambaran pasar kerja dimasa mendatang baik
pada skala global maupun nasional, kemajuan teknologi, dinamika
kependudukan secara global utamanya migrasi penduduk, laju urbanisasi
potensi SDA Indonesia, serta strategi pembangunan global pasca 2015.
Hasil seminar ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan masukkan
bagi pemerintah untuk mempertajam arah kebijakan dan strategi
pendidikan dan pelatihan di Indonesia dengan memperhatikan berbagai
kondisi di atas. Sebagai tindak lanjut dari seminar ini maka BKKBN akan
bekerjasama dengan Koalisi Kependudukan, LIPI, I4 dan Asosiasi
Professor Indonesia dan pemangku kepentingan lainnya akan melakukan
pengkajian pengembangan SDM di Indonesia dengan memperhatikan
aspek dinamika kependudukan yang ada serta mempersiapkan lengkahlangkah strategis yang harus dilakukan bangsa dan negara untuk
mengakselerasikan potensi sumber daya manusia yang melimpah dan
semakin berkualitas.
Sumber : Siaran Pers Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

Anda mungkin juga menyukai