Anda di halaman 1dari 4

METODE KOMPARASI PENDIDIKAN

A. Sendi – sendi dalam komparasi Pendidian


Studi Pendidikan komparatif yang semula lebih bersifat praktis ( practical studies )
kemudian lambat laun menjadi lebih bersifat keilmual ( scientific studies ) dengan menekankan
penggunaan metode ilmiah ( scientific method ).
Para ahli dalam pendidikan komparatif adalah John Griscom, Victor Cousin, Horace Mann, dan
Matthew Arnold adalah tokoh – toko yang mempelajari sistem pendidikan perbandingan yang
lebih bercorak kepraktisan.
1. Tiga Tahap komparasi dalam Pendidiakan
 Awal ( Tahap ini yaitu “Borrowing” ) Pada tahap ini suatu negara dalam membangun dan
memperbaiki sistem pendidikannya dilakukan dengan cara melihat sistem pendidiakn negara lain
yang dianggapnya lebih baik, kemudian diadopi untuk diterapkan dinegaranyasendiri. Para ahli
dalam tahap ini adalah Matthew Arnold dari inggris, Victor Cousin dari Perancis, Leo Tolstoy dan
KD. Unshinsky di RusiaDomingo Sarmineto di Argentina, Horacu Mann dan Henry Barnard di
Amerika.
Kelemahan dalam tahap ini adalah tidak semua memiliki latar belakang yg sama oleh karena
itubapa yang dinggap baik ditempat lain tidak mesti baik diterapkan ditempatnya sendiri.
( tahun 1817 oleh Antoine Julien di Paris sampai 1930-an )
 Kedua ( tahap ini yaitu “ Predicting” )
Dalam tahap ini perbaikan – perbaikan pendidikan dinegaranya dilakukan dengan dibarengi usaha
mempertimbangkan masak – masak entang kemungkinan keberhasilan dan kegagalannya.
Beberapa langkah dalam tahapan ini:
a. Awareness ( Kesadaran )
Adanya kesadaran bahwa system pendidikan negaranya mengalami stagnasi bahkan kemunduran
dibandingkan Negara lainnya.
b. Interest ( Keinginan )
Setelah menyadari kelemahan maka muncul keinginan pada Negara tersebut untuk memperbaiki
system pendidikannya agar bisa maju spti Negara lain, bahkan lebih baik.
c. Evaluation ( Evaluasi )
Pada tahap ini dilakukan dengan cara mencermati aneka teori dan praktek pendidikan yang ideal
untuk bisa diterapkan dinegaranya dan melihat keberhasilan Negara lain dalam membangun
pendidiakan.

d. Trial ( Uji Coba )


Dari hasil evaluasi perbaikan dan pengkajian keberhasilan Negara lain selanjutnya diuji cobakan
dibeberapa lokasi untuk bisa dilihat tingkat keberhasilannya dan kegagalannya.
e. Adoption ( Peniruan untuk diterapkan )
Setelah diketahui keberhasilan uji coba, maka kemudian diadopsi untuk diterapkan diseluruh
wilayah Negara.
( Berlangsung dati tahun 1930 – an sampai tahun 1960 – an )
 Ketiga ( tahap ini yaitu “ analyzing” )
Pada tahap ini kegiatan perbaikan pendidikan dan upaya membandingkan system – system
pendidikan dilakukan dengan cara mengamati pula keadaan pendidikan dari berbagai latar
belakang historis, politis, ekonomis, dan sosio – kulturalnya. Upaya penganalisisan ini lebih
mendasarkan pada penggunaan metode ilmiah.
( berlangsung dari tahun 1960 –an sampai 1990 – an )
2. Syarat komparabilitas
Secara umum didalam ilmu pendidikan kkomparatif dikenal dengan adanya syarat
kesebandingan ( comparability ) didalam upaya membandingkan dua atau lebih system
pendidikan, agar upaya perbandingan aneka system pendidiakn yang dikukan akhirnya akan
memperleh kebermanfaatan yang tinggi.
Diantara segi – segi kesebandingan atau komparabilitas dalam melakukan studi komparasi
system pendidikan antar dua Negara atau lebih yang berbeda adalah :
1. Segi kemajuan pembangunan
2. Segi latar belakang sejarah
3. Segi latar belakang ekonomi
4. Segi letak geografis
Disamping itu ada satu hal yang juga penting dalam studi perbandingan dan
upaya membandingkan dua system pendidikan antar dua Negara atau lebih Negara yang berbeda,
yaitu dua dimensi yang perlu ditentukan ; dimensi ruang ( menyangkut seberaba luas atau banyak
Negara yang ingin diteliti atau dibandingkan ) dan dimensi waktu ( menyangkut periode waktu
atau rentang waktu yang perlu ditenmtukan terlebih dahulu.
B. Metode – metode Studi dalam Komparasi Pendidikan
Menurut Debold Van Dalen dalam “Understanding Educational Research” menyebutkan
metode ilmiah yang lazim digunakan dalam studi – studi pendidiakn komparatif adalah :
1. Metode Historis
Metode historis digunakan untuk menemukan fakta – fakta pendidiakan masa lampau
dalam rangka mencari keterkaitan dengan kondisi pendidikan sekarang bahkan juga untuk masa
mendatang.
Jalan yang ditempuh dalam metode historis:
a. Memilih problem yang kana diteliti
b. Mengumpulkan sumber – sumber bahan (sources materials)
c. Penilaian dan pengujian sumber – sumber data yang terkumpul, yang dilanjutkan dengan
penyajian.
d. Menentukan hipotesis untuk menjelaskan hakekat dari fenomena – fenomena pendidikan yang
sudah lampau.
e. Melakukan penafsiran atas bahan – bahan yang telah terkumpul secara mendalam atau juga
penyusunan bahan – bahan.
f. Menyimpulkan dan membuat laporan mengenai temuan – temuannya.
2. Metode Deskriptif
Metode ini dilakukan denagn cara menggambarkan dan menguraikan apa adanya yang
terjadi pada obyek yang diteliti secara mendetail. Metode penelitian ini mencakup beberapa
metode antara lain : ( 1 ) studi kasus, (2) survey, (3) studi perkembangan, (4) studi tindak lanjut,
(5) analisis dokumen, (6) studi korelasi, (7) studi aliran atau trend.
Metode ini bertujuan untuk menggambarkan suatu fakta pendidiakn baik dalam satu segara
maupun antar Negara.

3. Metode Eksperimen
Metode ini dilakukan dengan cara menspesifikasikan obyek yang diteliti melalui tindakan
mengeliminasi variable – variable yang ada darti veriabel lain.
Tujuan dari metode ini adalah untuk menentukan apa yang dapat terjaid dari percobaan –
percobaan yang dilakukan.
4. Metode Filosofis
Metode ini berusaha menemukan prinsip – prinsip atau konsep – konsep yang mendasar
tentang system pendidikan disuatu Negara atau beberapa Negara, tentang konsep manusia yang
dicita – citakan melalui praktek pendidikan disuatu Negara.
Donald Ary dkk, dalam “ Introduction to Research in Education” (1985), menyebutkan
metode ilmiah dalam studi pendidikan komparatif adalah :
1) Metode eksperimental
Metode ini dilakukan dengan jalan menspesifikasikan obyek penelitiannya melalui
pengeliminasian variable – variable dari obyek yang dikaji terhadap variable atau factor. Tujuan
metode ini adalah menentukan apa yang dapat terjadi dari percobaan – percobaan yang dilakukan.
2) Metode Ex Post Facto
Metode ini dilakukan dengan cara melihat obyek spesifik yang diteliti yangs udah dieliminasikan
dari variable atau factor lain tetapi tidak melalui percobaan – percobaan yang dilakukan peneliti.
3) Metode Deskriptif
Metode ini merupakan metode pendidikan koparatif yang dilakukan dengan cara menggambarkan
dan menguaraikan apa adanya yang terjadi pada obyek penelitian secara mndetail.
4) Metode Historis
Metode yang dilakukan dengan jalan menerangkan apa yang sudah terjadi.
Menurut Imam Barnadib ( 1994 ) yang mengutip pendapat George ZF. Bereday, ada dua
metode yang digunakan dalam studi perbandingan , yaitu:
5. Metode area
Studi area dilakukan dengan cara : (a) studi latar belakang Negara, (b) deskripsi system pendidikan
pada masing – masing Negara tersebut, dan (c)menarik interpretasi.
6. Metode komparasiyang lebih sempit, mesalnya
Metode komparasi merupakan metode yang dilakukan dengan area wilayah misalnya hanya dua
desa atau propinsi atau kawasan atau Negara tetapi dengan tekanan pada studi yang lebih
mendalam . secara garis besar metode komparasi dilakukan dengan empat cirri pentong, yaitu : (a)
deskripsi data pendidikan, (b) interpretasi, (c) juxtaposisi, dan (d) komparasi.
C. Pengembangan Metode dalam Melakukan Kompasi Pendidikan
George ZF. Bereday (1964) sebagai professor dibidang pendidiakn komparatif dari
Columbia University Amerika Serikat mengembangkan satu metode yang disebut dengan Metode
Induktif Komparasi, yang memiliki langkah – langkah procedural yang meliputi:
1. Penggalian data
Dilakukan dengan cara dating kelokasi penelitian lalu berdiam aatu tinggal beberapa waktu
dilokasi tersebut agar bisa merekam lebih lengkap data yang dicari. , selain itu peneliti harus
menguasai bahan dan focus yang diamati.
2. Deskripsi data
Dilakukan dengan cara menyajikan semua data yang diperoleh menurut kelompok – kelompok
data berdasarkan klasifikasi yang dibuat dalam bentuk table, teks, atau uraian, serta peta.
3. Interpretasi
Upaya interpretasi atau penafsiran ini dilakukan dengan cara melakukan analisis konteks, baik
analisis aspek histori, aspek politik, aspek ekonomi, maupun aspek social.
4. Juxtaposisi
Pada tahap ini yang perlu dilakukan adalah menysusn sebuah kerangka kerja perbandingan secara
umum ( common comparative framework ). Dapat diartika juga upaya menentukan dimensi –
dimensi komparasi, yaitu menentukan hal – hal apa yang akan dikomparasikan, seperti, informasi
umum pendidikan, inisiatif reformasi pendidikan, dll.
5. Prumusan hipotesis
Kegiatan ini merupakan cara untuk menemukan hasil kompasari yang masih bersifat sementara
setelah peneliti melakukan kegiatan juxtaposisi.
6. Komparasi Final
Kegiatan komparasi final dilakukan dengan cara menganalisis secara cermat dan mendalam
perbandingan pendidikan antara dua daerah atau Negara dalam rangka mencari dan menemukan
dua hal yaitu persamaan dan pertidaksamaan.
7. Akhir dari semua proses penelitian induktif komparasi adalah dihasilkannya perumusan
kesimpulan berupa generalisasi ( kesimpulan umum tentang kondisi pendidikan relative sama yang
ada pada setiap daerah atau Negara yang sedang dibandingkan, dan tipologi ( kesimpulan spesifik
atau khas kondisi pendidikan yang ada pada setiap daerah atau Negara.
Ada tiga cara dalam proses analisis komparasi pendidikan menurut Val D. Rust (2003),
yaitu:
1. Analisis yang paling konvensional adalah analisis menemukan persamaan dan perbedaan
pendidikan antara dua daerah atau Negara atau wilayah – wilayah dunia.
2. Analisis terhadap suatu Negara secara tunggal, kemudian dilanjutkan pada Negara lain di luara
Negara yang bersangkutan, serta dilanjutkan lagi pada Negara lain untuk suatu pokok penelitian.
3. Analisis komparasi pendidikan dapat pula dilakukan pada satu Negara untuk menguji teori yang
lebih umum.

Anda mungkin juga menyukai