Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN CARSINOMA MAMMAE

A. ANATOMI

2
7
1

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Papila mammae
Areola mammae
Carpus mammae
Inter costa
Calvicula
Lemak
Iga
Lobus
Duktus lactiferus

4
9
8
B. FISIOLOGI
Payudara merupakan organ yang memiliki kelenjar lactase dimana terdapat Ductus Lactiferous di dalamnya yang salah satu fungsi utamanya adalah menghasilkan air
susu, produksi air susus ini dipengaruhi oleh hormon-hormon kewanitaan, yaitu estrogen.

C. DEFINISI
Carsinoma mammae adalah neoplasma ganas dengan pertumbuhan jaringan
mammae abnormal yang tidak memandang jaringan sekitarnya, tumbuh infiltrasi dan
destruktif yang dapat bermetastase (Soeharto Resko Prodjo, 1995)
Carsinoma mammae merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel normal mammae dimana sel abnormal timbul dari sel-sel normal, berkembang biak dan menginfiltrasi
jaringan limfe dan pembuluh darah (Lynda Juall Carpenito, 1995).
Karsinoma mamma adalah karsinoma yang berasal dari parenkim, stroma, areola
dan papilla mamma. (Lab. UPF Bedah RSDS, 1984)
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa carcinoma mammae adalah neoplasma ganas yang mengganggu pertumbuhan jaringan mammae menjadi abnormal
yang mana sel abnormal ini berasal dari sel-sel normal, dapat berkembang biak, menginfiltrasi jaringan disekitarnya dan bermetastase.
D. ETIOLOGI
Menurut C. J. H. Van de Velde (1996), penyebab dari carcinoma mammae adalah
sebagai berikut :

Laporan Pendahuluan Ca MAMMAE

1.

Kanker Payudara Yang Terdahulu


Terjadi malignitas sinkron di payudara lain karena mammae adalah organ berpasangan

2.

Keluarga
Diperkirakan 5 % semua kanker adalah predisposisi keturunan ini, dikuatkan bila 3
anggota keluarga terkena carsinoma mammae.

3.

Kelainan Payudara (Benigna)


Kelainan fibrokistik (benigna) terutama pada periode fertil, telah ditunjukkan bahwa
wanita yang menderita / pernah menderita yang porliferatif sedikit meningkat.

4.

Makanan, Berat Badan Dan Faktor Resiko Lain


Status sosial yang tinggi menunjukkan resiko yang meningkat, sedangkan berat
badan yang berlebihan ada hubungan dengan kenaikan terjadi tumor yang berhubungan dengan oestrogen pada wanita post menopouse.

5.

Faktor Endokrin Dan Reproduksi


Graviditas matur kurang dari 20 tahun dan graviditas lebih dari 30 tahun dan menarche kurang dari 12 tahun

6.

Obat Anti Konseptiva Oral


Penggunaan pil anti konsepsi jangka panjang lebih dari 12 tahun mempunyai resiko
lebih besar untuk terkena kanker.

E. EPIDEMIOLOGI
Kemungkinan terbesar orang mendapat kanker pada umur > 60 tahun, dan memberikan kemampuan hidup (survival rate) 5 tahun hanya berkisar antara 9 -32 % pada
wanita dan kurang lebih 9 -42 % pada pria.
Karsinoma mammae menempati urutan ke-5 kanker terbanyak di Amerika Utara
bahkan diseluruh dunia menempati urutan ke-6 dari keganasan yang paling dominandi
dunia. Berdasarkan survei WHO, di USA, Karsinoma mammae merupakan penyebab
kematian kedua terbesar akibat kanker. Pada tahun 2002 ditemukan 139.534 orang dewasa yang didiagnosa menderita kanker karsinoma mammae, sebanyak 56.603 di antaranya meninggal dunia.

F. FAKTOR RESIKO
Beberapa factor risiko pada karsinoma mammae dalam kalangan oncologist
(Muchlis Ramli, dkk, 2000) di antaranya :
1. Umur > 30 tahun, bertambah besar sampai usia 50 tahun dan setelah menopause
2. Tidak kawin/ nulipara setelah 35 tahun risikonya 2 kali lebih besar
3. Anak pertama lahir serelah usia 35 tahun
4. Menarche kurang aari 12 tahun risikonya 1,7-3,4 kali lebih tinggi dari pada wanita

Laporan Pendahuluan Ca MAMMAE

dengan menarche yang dating pada suia normal atau lebih dari 12 tahun.
5. Menopause dating terlambat lebih dari 55 tahun, risikonya 2,5-5 kali lebih tinggi
6. Pernah mengalami infeksi, trauma atau operasi tumor jinak payudara risikonya 3-9
kali lebih besar
7. Adanya kanker payudara kontralateral, risikonya 3-9 kali lebih besar
8. Pernah mengalami operasi ginekologis-tumor ovarium, riskonya 3-4 kali lebih intggi
9. Radiasi dinding dada risikonya 2-3 kali lebih besar
10. Riwayat keluarga ada yang menderita kanker payudara pada ibu, saudara perempuan ibu, saudara perempuan, adik/kakak, risikonya 2-3 kali lebih tinggi.
11. Kontrasepsi oral pada penderita tumor payudara jinak seperti kelainan fibrokistik
yang ganas akan meningkatkan risiko untuk mendapat kanker payudara 11 kali lebih
tinggi.

G. KLASIFIKASI
1.

Stadium 0 : stadium kanker insitu; pada stadium ini, sel yang abnormal masih
ditemukan pada garis batas yang jelas dengan ukuran yang relative masih kecil.

2.

Stadium 1 : stadium dukes A; kanker telah menyebar pada garis batas yang jelas
dan mengenai jaringan mammae yang lebih dalam.

3.

Stadium 2 : stadium dukes B; kanker telah menyebar ke lapisan yang lebih dalam
dan kelenjar lactase dengan ukuran yang sudah mulai melebar. Namun belum mengenai kelenjar limfe.

4.

Stadium 3 : stadium dukes C; kanker telah menyebar ke kelenjar limfe tapi belum
menyebar ke bagian lain daripada tubuh.

5.

Stadium 4 : stadium dukes D; kanker telah menyebar ke organ lain dari tubuh
seperti hati dan paru-paru.

H. PATOFISIOLOGI
1. NARASI
Carsinoma mammae berasal dari jaringan epitel dan paling sering terjadi pada sistem duktal, mula-mula terjadi hiperplasia sel-sel dengan perkembangan sel-sel atipik.
Sel-sel ini akan berlanjut menjadi carsinoma insitu dan menginvasi stroma. Carsinoma membutuhkan waktu 7 tahun untuk bertumbuh dari sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar untuk dapat diraba (kira-kira berdiameter 1 cm). Pada
ukuran itu kira-kira seperempat dari carsinoma mammae telah bermetastasis. Carsinoma mammae bermetastasis dengan penyebaran langsung ke jaringan sekitarnya
dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah (Price, Sylvia, Wilson Lorrairee M,
1995)

Laporan Pendahuluan Ca MAMMAE

2. NURSING PATHWAYS
-- Terlampir
I.

MANIFESTASI KLINIS
Menurut William Godson III. M. D (2002), tanda dan gejala carcinoma mammae
adalah sebagai berikut :
1. Tanda carsinoma
Kanker payudara kini mempunyai ciri fisik yang khas, mirip pada tumor jinak, massa
lunak, batas tegas, mobile, bentuk bulat dan elips
2. Gejala carsinoma
Kadang tidak ada nyeri, kadang terdapat nyeri, adanya keluaran dari puting susu,
puting eritema, mengeras, asimetris, inversi, gejala lain nyeri tulang, berat badan
turun dapat sebagai petunjuk adanya metastase.

J. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.

Pemeriksaan radiologist
a)

Mammografi/ USG Mamma : untuk mengetahui kondisi Ca di mammae itu


sendiri

b)

X-foto thoraks : untuk mengetahui kemungkinan metastase ke jaringan sekitar


payudara terutama di sekitar paru

c)

Kalau perlu :
1) Galaktografi
2) USG abdomen : untuk mengetahui kemungkinan metastase ke jaringan
sekitar payudara terutama di sekitar abdomen
3) CT scan : untuk mengetahui kemungkinan metastase ke jaringan sekitar
payudara terutama di sekitar abdomen lebih detail lagi

2.

Pemeriksaan laboratorium
a)

Rutin : darah lengkap dan urine lengkap : untuk memantau kondisi sel-sel tubuh
dan kemungkinan adanya infeksi sistemik

b)

Gula darah puasa dan 2 jam post prandial : untuk mengetahui pengaruh sel
kanker terhadap metabolism karbohidrat

c)

Enxym Alkali Posphate, LDH

d)

CEA, MCA, AFP

e)

Hormon reseptor ER, PR

f)

Aktivitas estrogen/ vaginal smear : untuk mengatahui kemungkinan pengaruh

Untuk mengetahui jenis kanker

hormonal terhadap kanker


3.

Pemeriksaan sitologis
a)

FNA dari tumor : untuk mengatahui jenis sel-sel kanker

Laporan Pendahuluan Ca MAMMAE

4.

b)

Cairan kista dan pleura effusion

c)

Secret putting susu

Pemeriksaan sitologis/patologis
a)

Durante oprasi Varies coupe

b)

Pasca operasi dari specimen operasi

K. PENATALAKSANAAN
1.

Terapi Kuratif
a.

Untuk kanker mamma stadium 0, I, II dan III


- Terapi utama adalah mastektomi radikal modifikasi, alternative tomoorektomi
+ diseksi aksila
- Terapi ajuvan, :
Radioterapi paska bedah 4000-6000 rads
Kemoterapi untuk pra menopause dengan CMF (Cyclophosphamide
100 mg/m2 dd po hari ke 1-14, methotrexate 40 mg/m2 IV hari ke -1
siklus diulangi tiap 4 minggu dan flouroracil 600 mg/m2 IV hari ke-1
atau CAP (Cyclophosphamide 500 mg/m2 hari ke 1, adriamycin 50
mg/m2 hari ke-1 dan flouroracil 500 mg/m2 IV hari ke-1 dan 8 untuk 6
siklus.
Hormon terapi untuk pasca menopause dengan tamoksifen untuk 1-2
tahun
- Terapi bantuan, roboransia,
- Terapi sekunder bila perlu
- Terapi komplikasi pasca bedah misalnya gangguan gerak lengan (fisioterapi)

2. Terapi Paliatif
Untuk kanker mamma stadium III B dan IV :
a. Terapi utama
-

Pramenopause, bilateral ovariedektomi

Pasca menopause ; 1) hormone resptor positif (takmosifen) dan 2) hormone


resptor negative (kemoterapu dengan CMF atau CAF)

b. Terapi ajuvan
-

Operable (mastektomi simple)

Inoperable (radioterapi)
Kanker mamae inoperative :
Tumor melekat pada dinding thoraks
Odema lengan
Nodul satelit yang luas
Mastitis karsionamtosa

Laporan Pendahuluan Ca MAMMAE

c. Terapi bantuan ; roboransia


d. Terapi komplikasi , bila ada :
-

Patah, reposisi-fiksasi-imobilisasi dan radioterapi pada tempat patah

Odema lengan : 1) deuretik, 2) pneumatic sleeve, 3) operasi tranposisi


omentum atau kondoleon,

Efusion pleura, 1) aspirasi cairan atau drainase bullae, 2) bleomisin 30 mg


dan teramisin 1000 mg, intra pleura

Hiperkalsemia : 1) deuretika dan rehidrasi, 2) kortikosteroid, 3) mitramisin 1/2 mg/kg BB IV

Nyeri, terapi nyeri sesuai WHO

Perawatan luka kanker

L. KOMPLIKASI
1.

Kanker kelenjar limfe

2.

Kanker paru

3.

Infeksi sitemik

M. PROGNOSA
Tujuan akhir dari suatu program ini buka saja memperbaiki kethan hidup, tetpi juga perbaikan penyembuhan sebab kanker yang diobatik pada stasium dini dengan sendirinya menaikkan angka survival biarpun penyembuhannya belum tentu tercapai.

N. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1.

Pengkajian
a.

Identitas : terjadi pada wanita maupun pria, namjun lebih sering terjadi pada
wanita, umur > 30 tahun, tidak kawin/ nulipara setelah 35 tahun risikonya 2 kali
lebih besar.

b.

Keluhan utama
Keluhan penderita kanker payudara (Lab. UPF Bedah RSDS, 1984):
1.

Mungkin tidak ada

2.

Tumor mammae umumny atidak nyeri

3.

Ulkus/ perdarahan dari ulkus

4.

Erosi putting susu

5.

Perdarahan.keluar cairan dari putting susu

6.

Nyeri pada payudara

7.

Kelainan bentuk payudara

8.

Keluhan karena metastase

Laporan Pendahuluan Ca MAMMAE

c.

Riwayat penyakit sekarang


Kaji perjalanan penyakit, pengobatan yang telah diberikan, faktro etiologi/ resiko.

d.

Riwayat Penyakit Dahulu


Kaji adanya riwayat penyakit terdahulu seperti adanya kanker di organ lain, dan
penyakit-penyakit lain baik penyakit akut atau kronis maupun penyakit menular
ataupun tidak menular.

e.

Riwayat Kesehatan Keluarga


Kaji adanya riwayat adanya kanker atau penyakit-penyakit pada keluarga baik
penyakit akut atau kronis maupun penyakit menular ataupun tidak menular.

f.

Riwayat Kesehatan Lingkungan


Lingkungan dengan paparan radiasi merupakan lingkungan dengan factor resiko tinggi, contoh : dekat dengan area tower selluler, area pembangkit listrik.

g.

Konsep diri mengalmi perubahan pada sebagian besar klien dengan kanker
mamma.

2.

Pemeriksaan Klinis Khusus


Mencari benjolan Karen aorgan payudara dipengaruhi oelh faktoe hormone an-tara
lain estrogen dan progesterone, makas ebaiknya pemeriksaan ini dilakukan saat
pengaruh hormonal ini seminimal mungkin/setelah menstruasi + 1 minggi dari hari
akhir menstruasi. Klien duduk dengan tangan jatuh ke samping dan pemeriksa
berdiri didepan dalam posisi yag lebih kurang sama tinggi.
a)

Inspeksi
Simetris tidaknya mamma kiri-kanan
Kelainan papilla. Letak dan bentuk, adakah putting susu, kelainan kulit,
tanda radang, peaue d orange, dimpling, ulserasi dan lain-lain. Inspeksi
ini juga dilakukan dalam keadaan kedua lengan diangkat ke atas untuk
melihat apakah ada bayangan tumor doio bawah kulit yang ikut bergerak
atau adakah bagian yang tertinggal, dimpling dan lain-lain.

b)

Palpasi
Kien berbaring dan diusahakan agar payudara tersebar rata atas lapangan dada, jika perlu punggung diganjal bantal kecil.
Konsistensi, banyak, lokasi, infiltasi, besar, batas dan operabilitas.
Pemebesaran kelenjar gerah bening (kelenjar aksila)
Dakah metastase Nudus (regional) atau organ jauh)
Stadium kanker (system TNM UICC, 1987)

Laporan Pendahuluan Ca MAMMAE

3.

Pengkajian Head To Toe


a. Kepala
Kaji bentuk kepala, warna rambut, sebarannya, panjangnya, amati adanya keluhan
klien di sekitar kepala.
b. Wajah
Kaji bentuk wajah, amati adanya oedema orbital atau di area wajah yang lain,
pucat.
c. Mata
Amati sebaran alis, warna rambut alis, konjungtiva pada umumnya anemis, amati
perubahan warna sclera (icterik atau kemerahan), amati area kemungkinan adanya tanda-tanda mata cowong, kaji fungsi Nervous ke-II.
d. Hidung
Amati bentuk hidung, amati adanya deformitas dan/atau septum deviasi dan othorhea, keadaan mukosa, kebersihan rongga hidung, sekresi hidung, obstruksi serta
kaji fungsi penciuman klien.
e. Telinga
Amati kebersihan rongga telinga, sekresi, serumen, benda asing, rinnorhea, kebersihan membrane timpani, oedema daun telinga perlu diamati juga, serta fungsi
pendengangaran klien dengan test rinne, schwabach, weber.
f. Mulut dan Faring
Amati kebersihan rongga mulut, lidah dan langit-langit, keadaan mukosa, sekresei
saliva, kemungkinan adanya karies gigi, ulcus gusi, perdarahan gusi, parese lidah,
keadaan papilla lidah, amati juga kemungkinan adanya tremor pada lidah, inspeksi
keadaan tonsil klien.
g. Leher
Amati bagian leher kiri dan kanan (kesimetrisannya), palapasi kelenjar limfe dan
tyroid, amati JVDdan JVP.
h. Thorax
Amati bentuk dada secara umum, adakah pencembungan dan/atau pencekungan
abnormal, kesimetrisan payudara, warna areola dan papilla, menonjol/tidaknya papilla dan kondisi luka kanker.
i. Paru
Inspeksi

: amati retraksi dan refraksi otot dada, amati adanya luka/ trauma thorax

Palpasi

: palpasi pergerakan dada bagian depan dan belakang, palpasi focal


fremitus, periksa kemungkinan adanya nyeri tekan

Perkusi

: perkusi paru, sonor di semua lapang paru (lakukan di area yang


memungkinan)

Laporan Pendahuluan Ca MAMMAE

Auskultasi : dengarkan bunyi vesikuler paru di semua lapangnya, dengarkan kemungkinan adanya bunyi stridor, rhonchi atau wheezing. (lakukan di
area yang memungkinan)
j. Jantung
Inspeksi

: amati penampakan detakan ictus cordis

Palpasi

: palpasi pergerakan apeks jantung, periksa kemungkinan adanya nyeri tekan

Perkusi

: perkusi jantung, tentukan batas kanan, kiri, atas dan bawah (lakukan
di area yang memungkinan)

Auskultasi : dengarkan bunyi S1 dan S2, dengarkan kemungkinan adanya bunyi


S3 dan S4, gallop dan/atau murmur jantung. (lakukan di area yang memungkinan)
k. Abdomen
Inspeksi

: amati bentuk perut, sifat, kemungkinan penampakan detak aorta abdominalis, penonjolan umbilicus, warna dasar perut, adanya striae

Auskultasi : dengarkan bunyi bising usus, bising aorta, amati ritme peristaltik
Palpasi

: palpasi pergerakan aorta abdominalis, nyeri tekan, nyeri lepas, palpasi organ intraabdomen, amati turgor kulit

Perkusi

: perkusi batas-batas organ intraabdomen

l. Inguinal Genetalia dan Anus


Periksa kemungkinan adanya hernia, pembesaran kelenjar limfe, tumor, abses,
sekresi pervaginan, kelainan testikuler, adanya haemoroid.
m. Integument
Warna dasar perlu diamati, kulit berwarna pucat, kondisi kelembaban kulit, pigmentasi dan adanya lesi, skar, rambut kulit, periksa kondisi kuku dan CRT, amati
ada/tidaknya clubbing finger, turgor kulit juga haris diperiksa.
n. Ekstremitas
Amati adanya deformitas, pembengkakan ekstremitas, kahi tingkat tonus otot klien,
amati adanya koloid, kontraktur, fraktur, dioslokasi.
4.

Diagnose Keperawatan
1) Nyeri berhubungan dengan manipulasi jaringan dan atau trauma karena
pembedahan, interupsi saraf, diseksi otot.
2) Kerusakan integristas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi, adanya
edema, destruksi jaringan.
3) Gangguan pola tidur berhubungan dengan respon nyeri
4) Intoleransi berhubungan dengan respon nyeri

Laporan Pendahuluan Ca MAMMAE

5) Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan kerusakan drainase limpatik necrose


jaringan.
6) Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kemotherapi
7) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kehilangan mammae dan atau
perubahan gambaran mammae.
8) Kurang pengetahuan berhubungan dengan carsinoma mammae dan pilihan
pengobatan
9) Anxietas berhubungan dengan lingkungan Rumah Sakit yang tidak dikenal,
ketidakpastian tentang hasil pengobatan carsinoma, perasaan putus asa dan tak
berdaya dan ketidak cukupan pengetahuan tentang carsinoma dan pengobatan.

5. Intervensi Keperawatan
a)

Nyeri berhubungan dengan manipulasi jaringan dan atau trauma karena


pembedahan, interupsi saraf, diseksi otot
Tujuan : Klien mampu mengontrol rasa nyeri melalui aktivitas, melaporkan nyeri
yang dialaminya dan mengikuti program pengobatan, mendemontrasikan tehnik
relaksasi dan pengalihan rasa nyeri melalui aktivitas yang
INTERVENSI

mungkin

RASIONAL

a. Tentukan riwayat nyeri, lokasi, durasi a. Memberikan informasi yang diperlukan


dan intensitas

untuk merencanakan asuhan.

b. Evaluasi therapi: pembedahan, radiasi, b. Untuk mengetahui terapi yang dilakukan


khemotherapi, biotherapi, ajarkan klien

sesuai atau tidak, atau malah menye-

dan keluarga tentang cara menghadapi-

babkan komplikasi.

nya
c. Berikan pengalihan seperti reposisi dan c. Untuk meningkatkan kenyamanan deaktivitas menyenangkan seperti mende-

ngan mengalihkan perhatian klien dari

ngarkan musik atau nonton TV

rasa nyeri.

d. Menganjurkan tehnik penanganan stress d. Meningkatkan kontrol diri atas efek sam(tehnik relaksasi, visualisasi, bimbingan),

ping dengan menurunkan stress dan an-

gembira, dan berikan sentuhan thera-

sietas.

peutik.
e. Evaluasi nyeri, berikan pengobatan bila e. Untuk mengetahui efektifitas penanganperlu.

an nyeri, tingkat nyeri dan sampai sejauh


mana klien mampu menahannya serta
untuk mengetahui kebutuhan klien akan
obat-obatan anti nyeri.

Laporan Pendahuluan Ca MAMMAE

10

f.

Diskusikan penanganan nyeri dengan

f.

dokter dan juga dengan klien

Agar terapi yang diberikan tepat sasaran.

g. Berikan analgetik sesuai indikasi seperti

g. Untuk mengatasi nyeri.

morfin, methadone, narkotik dll

b) Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


kemotherapi
Tujuan : Klien menunjukkan berat badan yang stabil, hasil lab normal dan tidak ada
tanda malnutrisi, menyatakan pengertiannya terhadap perlunya intake yang adekuat
dan berpartisipasi dalam

penatalaksanaan diet

yang

berhubungan dengan

penyakitnya
INTERVENSI

RASIONAL

a. Monitor intake makanan setiap hari, apa- a. Memberikan informasi tentang status gizi
kah klien makan sesuai dengan kebutuh-

klien.

annya.
b. Timbang dan ukur berat badan, ukuran b. Memberikan informasi tentang penamtriceps serta amati penurunan berat ba-

bahan dan penurunan berat badan klien.

dan.
c. Kaji pucat, penyembuhan luka yang lam- c. Menunjukkan keadaan gizi klien sangat
bat dan pembesaran kelenjar parotis.

buruk.

d. Anjurkan klien untuk mengkonsumsi ma- d. Kalori merupakan sumber energi.


kanan tinggi kalori dengan intake cairan
yang adekuat. Anjurkan pula makanan
kecil untuk klien.
e. Kontrol faktor lingkungan seperti bau e. Mencegah mual muntah, distensi berlebusuk atau bising. Hindarkan makanan

bihan, dispepsia yang menyebabkan pe-

yang terlalu manis, berlemak dan pedas.

nurunan nafsu makan serta mengurangi


stimulus berbahaya yang dapat meningkatkan ansietas.

f.

Ciptakan suasana makan yang menye- f.

Agar klien merasa seperti berada di

nangkan misalnya makan bersama te-

rumah sendiri.

man atau keluarga.


g. Anjurkan tehnik relaksasi, visualisasi, la- g. Untuk menimbulkan perasaan ingin matihan moderate sebelum makan.

kan/ membangkitkan selera makan.

h. Anjurkan komunikasi terbuka tentang h. Agar dapat diatasi secara bersamaproblem anoreksia yang dialami klien.

sama (dengan ahli gizi, perawat dan


klien).

Laporan Pendahuluan Ca MAMMAE

11

Kolaboratif
i.

Amati studi laboraturium seperti total i.

Untuk mengetahui/menegakkan terjadi-

limposit, serum transferin dan albumin.

nya gangguan nutrisi sebagi akibat perjalanan penyakit, pengobatan dan perawatan terhadap klien.

j.

Berikan pengobatan sesuai indikasi : j.

Membantu menghilangkan gejala penya-

Phenotiazine, antidopaminergic, cortico-

kit, efek samping dan meningkatkan sta-

steroids, vitamins khususnya A,D,E dan

tus kesehatan klien.

B6, antacida
k. Pasang pipa nasogastrik untuk mem- k. Mempermudah

intake makanan dan

berikan makanan secara enteral, imba-

minuman dengan hasil yang maksimal

ngi dengan infuse.

dan tepat sesuai kebutuhan.

c) Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan kerusakan drainase limpatik necrose


jaringan.
Tujuan : Klien mampu mengidentifikasi dan berpartisipasi dalam tindakan pecegahan
infeksi dan tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi dan penyembuhan luka
berlangsung normal
INTERVENSI

RASIONAL

a. Cuci tangan sebelum melakukan tindak- a. Mencegah terjadinya infeksi silang.


an. Pengunjung juga dianjurkan melakukan hal yang sama.
b. Jaga personal hygine klien dengan baik.

b. Menurunkan/ mengurangi adanya organisme hidup.

c. Monitor temperatur.

c. Peningkatan suhu merupakan tanda terjadinya infeksi.

d. Kaji semua sistem untuk melihat tanda- d. Mencegah/mengurangi terjadinya resiko


tanda infeksi.

infeksi.

e. Hindarkan/batasi prosedur invasif dan e. Mencegah terjadinya infeksi.


jaga aseptik prosedur.

Kolaboratif
f.

Monitor CBC, WBC, granulosit, platelets. f.

Segera dapat diketahui apabila terjadi


infeksi.

g. Berikan antibiotik bila diindikasikan.

g. Adanya indikasi yang jelas sehingga


antibiotik

yang

diberikan

dapat

mengatasi organisme penyebab infeksi.

Laporan Pendahuluan Ca MAMMAE

12

d) Kerusakan integristas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi, adanya edema,


destruksi jaringan.
Tujuan : Klien dapat mengidentifikasi intervensi yang berhubungan dengan kondisi
spesifik dan berpartisipasi dalam pencegahan komplikasi dan percepatan penyembuhan
INTERVENSI

RASIONAL

a. Kaji integritas kulit untuk melihat adanya a. Memberikan informasi untuk perencanaefek samping therapi kanker, amati

an asuhan dan mengembangkan identifi-

penyembuhan luka.

kasi awal terhadap perubahan integritas


kulit.

b. Anjurkan klien untuk tidak menggaruk b. Menghindari perlukaan yang dapat mebagian yang gatal.

nimbulkan infeksi.

c. Ubah posisi klien secara teratur.

c. Menghindari penekanan yang terus menerus pada suatu daerah tertentu.

d. Berikan advise pada klien untuk meng- d. Mencegah trauma berlanjut pada kulit
hindari pemakaian cream kulit, minyak,

dan produk yang kontra indikatif

bedak tanpa rekomendasi dokter.


e) Anxietas berhubungan dengan lingkungan Rumah Sakit yang tidak dikenal,
ketidakpastian tentang hasil pengobatan carsinoma, perasaan putus asa dan tak
berdaya dan ketidak cukupan pengetahuan tentang carsinoma dan pengobatan.
Tujuan : Klien dapat mengurangi rasa cemasnya, rileks dan dapat melihat dirinya
secara obyektif dan menunjukkan koping yang efektif serta mampu berpartisipasi
dalam pengobatan.
INTERVENSI

RASIONAL

a. Tentukan pengalaman klien sebelum-

a. Data-data mengenai pengalaman klien

nya terhadap penyakit yang diderita-

sebelumnya akan memberikan dasar

nya.

untuk

penyuluhan dan menghindari

adanya duplikasi.
b. Berikan informasi tentang prognosis
secara akurat.

b. Pemberian informasi dapat membantu


klien dalam memahami proses penyakitnya.

c. Beri kesempatan pada klien untuk

c. Dapat menurunkan kecemasan klien.

mengekspresikan rasa marah, takut,


konfrontasi.

Beri

informasi

dengan

emosi wajar dan ekspresi yang sesuai.


d. Jelaskan pengobatan, tujuan dan efek

d. Membantu klien dalam memahami ke-

samping. Bantu klien mempersiapkan

butuhan untuk pengobatan dan efek

Laporan Pendahuluan Ca MAMMAE

13

diri dalam pengobatan.

sampingnya.

e. Catat koping yang tidak efektif seperti

e. Mengetahui dan menggali pola koping

kurang interaksi sosial, ketidak berda-

klien serta mengatasinya/memberikan

yaan dll.

solusi dalam upaya meningkatkan kekuatan dalam mengatasi kecemasan.

f.

Anjurkan untuk mengembangkan inter-

f.

aksi dengan support system.

Agar klien memperoleh dukungan dari


orang yang terdekat/keluarga.

g. Berikan lingkungan yang tenang dan

g. Memberikan kesempatan pada klien

nyaman.

untuk berpikir/merenung/istirahat.

h. Pertahankan kontak dengan klien, bica-

h. Klien mendapatkan kepercayaan diri

ra dan sentuhlah dengan wajar.

dan keyakinan bahwa dia benar-benar


ditolong.

f)

Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kehilangan mammae dan atau perubahan gambaran mammae.
Tujuan : Klien mampu untuk mengeskpresikan perasaan tentang kondisinya, Klien
mampu membagi perasaan dengan perawat, keluarga dan orang dekat, Klien
mengkomunikasikan perasaan tentang perubahan dirinya secara konstruktif dan
Klien mampu berpartisipasi dalam perawatan diri.
INTERVENSI

RASIONAL

a. Kontak dengan klien sering dan perla- a. Perasaan empatik dan perhatian untuk
kukan klien dengan hangat dan sikap

siap membantu klien dalam mengatasi

positif.

permasalahan yang ada.

b. Berikan dorongan pada klien untuk b. Perasaan

yang

diungkapakan

pada

mengekpresikan perasaan dan pikiran

orang yang dipercaya akan membuat

tentang kondisi, kemajuan, prognose,

perasaan lega dan tidak tekanan batin.

sisem pendukung dan pengobatan.


c. Berikan informasi yang dapat dipercaya c.

Informasi yang akurat memberikan ma-

dan klarifikasi setiap mispersepsi ten-

sukan dan instropeksi diri dalam mene-

tang penyakitnya.

rima dirinya.

d. Bantu klien mengidentifikasi potensial d. Ektulisasi diri dibutuhkan bagi klien


kesempatan untuk hidup mandiri mele-

dengan kaneker.

wati hidup dengan kanker, meliputi hubungan interpersonal, peningkatan pengetahuan, kekuatan pribadi dan pengertian serta perkembangan spiritual
dan moral.

Laporan Pendahuluan Ca MAMMAE

14

e. Kaji respon negatif terhadap perubahan e. Respon klien yang negatfi diperlukan
penampilan

(menyangkal

perubahan,

bantuan baik fisik mapun psikis-moral

penurunan kemampuan merawat diri,

untuk

isolasi

sehari.

sosial,

penolakan

untuk

memenuhi

kebutuhan

sejhri-

mendiskusikan masa depan.


f.

Bantu dalam penatalaksanaan alopesia f.

Dampak dari pada chemoterapi perlu

sesuai dengan kebutuhan.

adanya

penjelasan

dan

perawatan

rambut.
g. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain g. Konseling kesehatan secara bersama
yang terkait untuk tindakan konseling

akan lebih lebih efektif.

secara profesional.

DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall (1995), Buku Saku Diagnosa Keperawatan Dan Dokumentasi,
Edisi 4, Alih Bahasa Yasman Asih, Jakarta, EGC
C. J.
H. Van de Velde (1996), Ilmu bedah, Edisi 5, Alih Bahasa Arjono. Jakarta, EGC
Carpenito, Lynda Juall (2000), Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8, Alih
Bahasa Monica Ester, Jakarta, EGC
Daniell Jane Charette (1995), Ancologi Nursing Care Plus, Elpaso Texas, USA Alih
Bahasa Imade Kariasa, Jakarta, EGC
Theodore R. Schrock, M. D (1992), Ilmu Bedah, Edisi 7, Alih Bahasa Drs. Med Adji
Dharma, dr. Petrus Lukmanto, Dr gunawan. Jakarta, EGC
Thomas F Nelson, Jr M. D (1996), Ilmu Bedah, edisi 4, Alih Bahasa Dr. Irene Winata,
dr. Brahnu V Pendit. Jakarta, E G C

Laporan Pendahuluan Ca MAMMAE

15

Anda mungkin juga menyukai