A. ANATOMI
2
7
1
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Papila mammae
Areola mammae
Carpus mammae
Inter costa
Calvicula
Lemak
Iga
Lobus
Duktus lactiferus
4
9
8
B. FISIOLOGI
Payudara merupakan organ yang memiliki kelenjar lactase dimana terdapat Ductus Lactiferous di dalamnya yang salah satu fungsi utamanya adalah menghasilkan air
susu, produksi air susus ini dipengaruhi oleh hormon-hormon kewanitaan, yaitu estrogen.
C. DEFINISI
Carsinoma mammae adalah neoplasma ganas dengan pertumbuhan jaringan
mammae abnormal yang tidak memandang jaringan sekitarnya, tumbuh infiltrasi dan
destruktif yang dapat bermetastase (Soeharto Resko Prodjo, 1995)
Carsinoma mammae merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel normal mammae dimana sel abnormal timbul dari sel-sel normal, berkembang biak dan menginfiltrasi
jaringan limfe dan pembuluh darah (Lynda Juall Carpenito, 1995).
Karsinoma mamma adalah karsinoma yang berasal dari parenkim, stroma, areola
dan papilla mamma. (Lab. UPF Bedah RSDS, 1984)
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa carcinoma mammae adalah neoplasma ganas yang mengganggu pertumbuhan jaringan mammae menjadi abnormal
yang mana sel abnormal ini berasal dari sel-sel normal, dapat berkembang biak, menginfiltrasi jaringan disekitarnya dan bermetastase.
D. ETIOLOGI
Menurut C. J. H. Van de Velde (1996), penyebab dari carcinoma mammae adalah
sebagai berikut :
1.
2.
Keluarga
Diperkirakan 5 % semua kanker adalah predisposisi keturunan ini, dikuatkan bila 3
anggota keluarga terkena carsinoma mammae.
3.
4.
5.
6.
E. EPIDEMIOLOGI
Kemungkinan terbesar orang mendapat kanker pada umur > 60 tahun, dan memberikan kemampuan hidup (survival rate) 5 tahun hanya berkisar antara 9 -32 % pada
wanita dan kurang lebih 9 -42 % pada pria.
Karsinoma mammae menempati urutan ke-5 kanker terbanyak di Amerika Utara
bahkan diseluruh dunia menempati urutan ke-6 dari keganasan yang paling dominandi
dunia. Berdasarkan survei WHO, di USA, Karsinoma mammae merupakan penyebab
kematian kedua terbesar akibat kanker. Pada tahun 2002 ditemukan 139.534 orang dewasa yang didiagnosa menderita kanker karsinoma mammae, sebanyak 56.603 di antaranya meninggal dunia.
F. FAKTOR RESIKO
Beberapa factor risiko pada karsinoma mammae dalam kalangan oncologist
(Muchlis Ramli, dkk, 2000) di antaranya :
1. Umur > 30 tahun, bertambah besar sampai usia 50 tahun dan setelah menopause
2. Tidak kawin/ nulipara setelah 35 tahun risikonya 2 kali lebih besar
3. Anak pertama lahir serelah usia 35 tahun
4. Menarche kurang aari 12 tahun risikonya 1,7-3,4 kali lebih tinggi dari pada wanita
dengan menarche yang dating pada suia normal atau lebih dari 12 tahun.
5. Menopause dating terlambat lebih dari 55 tahun, risikonya 2,5-5 kali lebih tinggi
6. Pernah mengalami infeksi, trauma atau operasi tumor jinak payudara risikonya 3-9
kali lebih besar
7. Adanya kanker payudara kontralateral, risikonya 3-9 kali lebih besar
8. Pernah mengalami operasi ginekologis-tumor ovarium, riskonya 3-4 kali lebih intggi
9. Radiasi dinding dada risikonya 2-3 kali lebih besar
10. Riwayat keluarga ada yang menderita kanker payudara pada ibu, saudara perempuan ibu, saudara perempuan, adik/kakak, risikonya 2-3 kali lebih tinggi.
11. Kontrasepsi oral pada penderita tumor payudara jinak seperti kelainan fibrokistik
yang ganas akan meningkatkan risiko untuk mendapat kanker payudara 11 kali lebih
tinggi.
G. KLASIFIKASI
1.
Stadium 0 : stadium kanker insitu; pada stadium ini, sel yang abnormal masih
ditemukan pada garis batas yang jelas dengan ukuran yang relative masih kecil.
2.
Stadium 1 : stadium dukes A; kanker telah menyebar pada garis batas yang jelas
dan mengenai jaringan mammae yang lebih dalam.
3.
Stadium 2 : stadium dukes B; kanker telah menyebar ke lapisan yang lebih dalam
dan kelenjar lactase dengan ukuran yang sudah mulai melebar. Namun belum mengenai kelenjar limfe.
4.
Stadium 3 : stadium dukes C; kanker telah menyebar ke kelenjar limfe tapi belum
menyebar ke bagian lain daripada tubuh.
5.
Stadium 4 : stadium dukes D; kanker telah menyebar ke organ lain dari tubuh
seperti hati dan paru-paru.
H. PATOFISIOLOGI
1. NARASI
Carsinoma mammae berasal dari jaringan epitel dan paling sering terjadi pada sistem duktal, mula-mula terjadi hiperplasia sel-sel dengan perkembangan sel-sel atipik.
Sel-sel ini akan berlanjut menjadi carsinoma insitu dan menginvasi stroma. Carsinoma membutuhkan waktu 7 tahun untuk bertumbuh dari sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar untuk dapat diraba (kira-kira berdiameter 1 cm). Pada
ukuran itu kira-kira seperempat dari carsinoma mammae telah bermetastasis. Carsinoma mammae bermetastasis dengan penyebaran langsung ke jaringan sekitarnya
dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah (Price, Sylvia, Wilson Lorrairee M,
1995)
2. NURSING PATHWAYS
-- Terlampir
I.
MANIFESTASI KLINIS
Menurut William Godson III. M. D (2002), tanda dan gejala carcinoma mammae
adalah sebagai berikut :
1. Tanda carsinoma
Kanker payudara kini mempunyai ciri fisik yang khas, mirip pada tumor jinak, massa
lunak, batas tegas, mobile, bentuk bulat dan elips
2. Gejala carsinoma
Kadang tidak ada nyeri, kadang terdapat nyeri, adanya keluaran dari puting susu,
puting eritema, mengeras, asimetris, inversi, gejala lain nyeri tulang, berat badan
turun dapat sebagai petunjuk adanya metastase.
J. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.
Pemeriksaan radiologist
a)
b)
c)
Kalau perlu :
1) Galaktografi
2) USG abdomen : untuk mengetahui kemungkinan metastase ke jaringan
sekitar payudara terutama di sekitar abdomen
3) CT scan : untuk mengetahui kemungkinan metastase ke jaringan sekitar
payudara terutama di sekitar abdomen lebih detail lagi
2.
Pemeriksaan laboratorium
a)
Rutin : darah lengkap dan urine lengkap : untuk memantau kondisi sel-sel tubuh
dan kemungkinan adanya infeksi sistemik
b)
Gula darah puasa dan 2 jam post prandial : untuk mengetahui pengaruh sel
kanker terhadap metabolism karbohidrat
c)
d)
e)
f)
Pemeriksaan sitologis
a)
4.
b)
c)
Pemeriksaan sitologis/patologis
a)
b)
K. PENATALAKSANAAN
1.
Terapi Kuratif
a.
2. Terapi Paliatif
Untuk kanker mamma stadium III B dan IV :
a. Terapi utama
-
b. Terapi ajuvan
-
Inoperable (radioterapi)
Kanker mamae inoperative :
Tumor melekat pada dinding thoraks
Odema lengan
Nodul satelit yang luas
Mastitis karsionamtosa
L. KOMPLIKASI
1.
2.
Kanker paru
3.
Infeksi sitemik
M. PROGNOSA
Tujuan akhir dari suatu program ini buka saja memperbaiki kethan hidup, tetpi juga perbaikan penyembuhan sebab kanker yang diobatik pada stasium dini dengan sendirinya menaikkan angka survival biarpun penyembuhannya belum tentu tercapai.
Pengkajian
a.
Identitas : terjadi pada wanita maupun pria, namjun lebih sering terjadi pada
wanita, umur > 30 tahun, tidak kawin/ nulipara setelah 35 tahun risikonya 2 kali
lebih besar.
b.
Keluhan utama
Keluhan penderita kanker payudara (Lab. UPF Bedah RSDS, 1984):
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
c.
d.
e.
f.
g.
Konsep diri mengalmi perubahan pada sebagian besar klien dengan kanker
mamma.
2.
Inspeksi
Simetris tidaknya mamma kiri-kanan
Kelainan papilla. Letak dan bentuk, adakah putting susu, kelainan kulit,
tanda radang, peaue d orange, dimpling, ulserasi dan lain-lain. Inspeksi
ini juga dilakukan dalam keadaan kedua lengan diangkat ke atas untuk
melihat apakah ada bayangan tumor doio bawah kulit yang ikut bergerak
atau adakah bagian yang tertinggal, dimpling dan lain-lain.
b)
Palpasi
Kien berbaring dan diusahakan agar payudara tersebar rata atas lapangan dada, jika perlu punggung diganjal bantal kecil.
Konsistensi, banyak, lokasi, infiltasi, besar, batas dan operabilitas.
Pemebesaran kelenjar gerah bening (kelenjar aksila)
Dakah metastase Nudus (regional) atau organ jauh)
Stadium kanker (system TNM UICC, 1987)
3.
: amati retraksi dan refraksi otot dada, amati adanya luka/ trauma thorax
Palpasi
Perkusi
Auskultasi : dengarkan bunyi vesikuler paru di semua lapangnya, dengarkan kemungkinan adanya bunyi stridor, rhonchi atau wheezing. (lakukan di
area yang memungkinan)
j. Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: perkusi jantung, tentukan batas kanan, kiri, atas dan bawah (lakukan
di area yang memungkinan)
: amati bentuk perut, sifat, kemungkinan penampakan detak aorta abdominalis, penonjolan umbilicus, warna dasar perut, adanya striae
Auskultasi : dengarkan bunyi bising usus, bising aorta, amati ritme peristaltik
Palpasi
: palpasi pergerakan aorta abdominalis, nyeri tekan, nyeri lepas, palpasi organ intraabdomen, amati turgor kulit
Perkusi
Diagnose Keperawatan
1) Nyeri berhubungan dengan manipulasi jaringan dan atau trauma karena
pembedahan, interupsi saraf, diseksi otot.
2) Kerusakan integristas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi, adanya
edema, destruksi jaringan.
3) Gangguan pola tidur berhubungan dengan respon nyeri
4) Intoleransi berhubungan dengan respon nyeri
5. Intervensi Keperawatan
a)
mungkin
RASIONAL
babkan komplikasi.
nya
c. Berikan pengalihan seperti reposisi dan c. Untuk meningkatkan kenyamanan deaktivitas menyenangkan seperti mende-
rasa nyeri.
d. Menganjurkan tehnik penanganan stress d. Meningkatkan kontrol diri atas efek sam(tehnik relaksasi, visualisasi, bimbingan),
sietas.
peutik.
e. Evaluasi nyeri, berikan pengobatan bila e. Untuk mengetahui efektifitas penanganperlu.
10
f.
f.
penatalaksanaan diet
yang
berhubungan dengan
penyakitnya
INTERVENSI
RASIONAL
a. Monitor intake makanan setiap hari, apa- a. Memberikan informasi tentang status gizi
kah klien makan sesuai dengan kebutuh-
klien.
annya.
b. Timbang dan ukur berat badan, ukuran b. Memberikan informasi tentang penamtriceps serta amati penurunan berat ba-
dan.
c. Kaji pucat, penyembuhan luka yang lam- c. Menunjukkan keadaan gizi klien sangat
bat dan pembesaran kelenjar parotis.
buruk.
f.
rumah sendiri.
h. Anjurkan komunikasi terbuka tentang h. Agar dapat diatasi secara bersamaproblem anoreksia yang dialami klien.
11
Kolaboratif
i.
nya gangguan nutrisi sebagi akibat perjalanan penyakit, pengobatan dan perawatan terhadap klien.
j.
B6, antacida
k. Pasang pipa nasogastrik untuk mem- k. Mempermudah
RASIONAL
c. Monitor temperatur.
infeksi.
Kolaboratif
f.
yang
diberikan
dapat
12
RASIONAL
a. Kaji integritas kulit untuk melihat adanya a. Memberikan informasi untuk perencanaefek samping therapi kanker, amati
penyembuhan luka.
b. Anjurkan klien untuk tidak menggaruk b. Menghindari perlukaan yang dapat mebagian yang gatal.
nimbulkan infeksi.
d. Berikan advise pada klien untuk meng- d. Mencegah trauma berlanjut pada kulit
hindari pemakaian cream kulit, minyak,
RASIONAL
nya.
untuk
adanya duplikasi.
b. Berikan informasi tentang prognosis
secara akurat.
Beri
informasi
dengan
13
sampingnya.
yaan dll.
f.
f.
nyaman.
untuk berpikir/merenung/istirahat.
f)
Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kehilangan mammae dan atau perubahan gambaran mammae.
Tujuan : Klien mampu untuk mengeskpresikan perasaan tentang kondisinya, Klien
mampu membagi perasaan dengan perawat, keluarga dan orang dekat, Klien
mengkomunikasikan perasaan tentang perubahan dirinya secara konstruktif dan
Klien mampu berpartisipasi dalam perawatan diri.
INTERVENSI
RASIONAL
a. Kontak dengan klien sering dan perla- a. Perasaan empatik dan perhatian untuk
kukan klien dengan hangat dan sikap
positif.
yang
diungkapakan
pada
tang penyakitnya.
rima dirinya.
dengan kaneker.
wati hidup dengan kanker, meliputi hubungan interpersonal, peningkatan pengetahuan, kekuatan pribadi dan pengertian serta perkembangan spiritual
dan moral.
14
e. Kaji respon negatif terhadap perubahan e. Respon klien yang negatfi diperlukan
penampilan
(menyangkal
perubahan,
untuk
isolasi
sehari.
sosial,
penolakan
untuk
memenuhi
kebutuhan
sejhri-
adanya
penjelasan
dan
perawatan
rambut.
g. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain g. Konseling kesehatan secara bersama
yang terkait untuk tindakan konseling
secara profesional.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall (1995), Buku Saku Diagnosa Keperawatan Dan Dokumentasi,
Edisi 4, Alih Bahasa Yasman Asih, Jakarta, EGC
C. J.
H. Van de Velde (1996), Ilmu bedah, Edisi 5, Alih Bahasa Arjono. Jakarta, EGC
Carpenito, Lynda Juall (2000), Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8, Alih
Bahasa Monica Ester, Jakarta, EGC
Daniell Jane Charette (1995), Ancologi Nursing Care Plus, Elpaso Texas, USA Alih
Bahasa Imade Kariasa, Jakarta, EGC
Theodore R. Schrock, M. D (1992), Ilmu Bedah, Edisi 7, Alih Bahasa Drs. Med Adji
Dharma, dr. Petrus Lukmanto, Dr gunawan. Jakarta, EGC
Thomas F Nelson, Jr M. D (1996), Ilmu Bedah, edisi 4, Alih Bahasa Dr. Irene Winata,
dr. Brahnu V Pendit. Jakarta, E G C
15