BAB 5 SAD
Tabel 5.1Tabel 5.2Tabel 5.3Tabel 5.4Tabel 5.5Tabel 5.6Tabel 5.7Tabel 5.8Tabel
5.9Tabel 5.10Tabel 5.11Tabel 5.12Tabel 5.13Tabel 5.14Tabel 5.15Tabel
5.16Tabel 5.17Tabel 5.18Tabel 5.19Tabel 5.20Tabel 5.21Tabel 5.22Tabel
5.23Tabel 5.24
5.1. ASDAD
5.2. ADAS
5-169
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
5-170
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
5-171
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
5-172
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
5-173
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
B. Kawasan Permukiman
Menurut UU. 26 tahun 2007 pengertian kawasan permukiman adalah adalah
kawasan yang diarahkan dan diperuntukkan bagi pengembangan permukiman
atau tempat tinggal/ hunian beserta prasarana dan sarana lingkungan yang
terstruktur. Kawasan perumahan terdiri atas :
a. Kawasan perumahan horisontal dan fasilitasnya, dan
b. Kawasan perumahan vertikal dan fasilitasnya.
Kawasan peruntukan permukiman memiliki fungsi antara lain:
a. Sebagai lingkungan tempat tinggal dan tempat kegiatan yang mendukung
kehidupan dan penghidupan masyarakat sekaligus menciptakan interaksi
sosial;
b. Sebagai kumpulan tempat hunian dan tempat berteduh keluarga serta
sarana bagi pembinaan keluarga.
5-174
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
5-175
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
5-176
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
Tabel 5.25
Kebutuhan sarana pendidikan pada kawasan peruntukan perumahan
5-177
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
Tabel 5.26
Kebutuhan sarana kesehatan pada kawasan peruntukan perumahan
Kebutuhan
per satuan Kriteria
Jumlah sarana
penduduk Standar
Jenis sarana Luas Luas
pendukung (m2/jiwa) Radius
(jiwa) lantai lahan Lokasi dan
pencapaian
min min penyelesaian
(m)
(m2) (m2)
Posyandu 1.250 36 60 0,048 500 Di tengah kelompok
tetangga.
Tidak menyeberang
jalan raya.
Balai 2.500 150 300 0,12 1.000 Di tengah kelompok
Pengobatan tetangga.
Warga
Tidak menyeberang
jalan raya.
BKIA / Klinik 30.000 1.500 3.000 0,1 4.000 Dapat dijangkau
Bersalin dengan kendaraan
umum
Puskesmas 30.000 150 300 0,006 1.500 Dapat dijangkau
Pembantu dengan kendaraan
dan Balai umum
Pengobatan
Lingkungan
Puskesmas 120.000 420 1.000 0,008 3.000 Dapat dijangkau
dan Balai dengan kendaraan
Pengobatan umum
Tempat 5.000 18 - - 1.500 Dapat dijangkau
Praktek dengan kendaraan
Dokter umum
Apotik / 30.000 120 250 0,025 1.500 Dapat dijangkau
Rumah Obat dengan kendaraan
5-178
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
Kebutuhan
per satuan Kriteria
Jumlah sarana
penduduk Standar
Jenis sarana Luas Luas
pendukung (m2/jiwa) Radius
(jiwa) lantai lahan Lokasi dan
pencapaian
min min penyelesaian
(m)
(m2) (m2)
umum
Sumber: SNI 03-1733-2004 tentang Tatacara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan
Tabel 5.27
Kebutuhan sarana ruang terbuka, taman, dan lapangan olah raga
Jumlah Radius
Jenis Kebutuhan luas Standar Kriteria lokasi dan
penduduk pencapaian
sarana lahan min (m2) (m2/jiwa) penyelesaian
pendukung (jiwa) (m)
Taman / 250 250 1 100 Di tengah kelompok
Tempat tetangga
main
Taman / 2.500 1.250 0,5 1.000 Di pusat kegiatan
Tempat lingkungan
main
Taman 30.000 9.000 0,3 Sedapat mungkin
dan berkelompok
Lapangan dengan sarana
Olah Raga pendidikan
Taman 120.000 24.000 0,2 Terletak di jalan
dan utama
Lapangan
Sedapat mungkin
Olah Raga
berkelompok
dengan sarana
pendidikan
Jalur Hijau - - 15 m Terletak menyebar
Kuburan / 120.000 2.000 Mempertimbangkan
Pemakaman radius pencapaian
Umum dan area yang
dilayani
Sumber: SNI 03-1733-2004 tentang Tatacara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan
Tabel 5.28
Kebutuhan sarana perdagangan dan niaga pada kawasan peruntukan permukiman
5-179
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
pendukun
Radius
g (jiwa) Luas lantai Luas lahan Lokasi dan
pencapaian
min (m2) min (m2) penyelesaian
(m)
Toko / 250 50 100 0,4 300 Di tengah
Warung kelompok
(termasuk (bila berdiri
tetangga.
gudang) sendiri)
Dapat
merupakan
bagian dari
sarana lain
Pertokoan 6.000 1.200 3.000 0,5 2.000 Di pusat
kegiatan
sub
lingkungan.
KDB 40%.
Dapat
berbentuk P
& D.
Pusat 30.000 13.500 10.000 0,33 Dapat
Pertokoan + dijangkau
Pasar dengan
Lingkungan kendaraan
umum
Pusat 120.000 36.000 36.000 0,3 Terletak di
Perbelanjaan jalan utama.
dan Niaga
Termasuk
(toko + pasar
sarana
+ bank +
parkir
kantor)
sesuai
ketentuan
yang
berlaku
Sumber: SNI 03-1733-2004 tentang Tatacara perencanaan lingkungan perumahan
di perkotaan
5-180
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
f. Tersedia rencana pengelolaan air limbah dan air limbah tidak diperkenakan
untuk dialirkan langsung ke drainase publik;
g. Tidak menambah beban pada saat debit puncak saluran drainase public;
h. Tidak mengganggu fungsi lindung yang ada;
i. Tidak mengganggu upaya pelestarian kemampuan sumber daya alam;
j. Sesuai dengan daya dukung lahan setempat;
k. Memiliki akses menuju pusat kegiatan masyarakat di luar kawasan; dan/atau
l. Memiliki kelengkapan prasarana, sarana, dan utilitas pendukung.
5-181
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
Kriteria umum dan kaidah perencanaan dalam perencanaan tata ruang kawasan
perkantoran, perdagangan dan jasa ialah sebagai berikut:
a. Peletakan bangunan dan ketersediaan sarana dan prasarana pendukung
disesuaikan dengan kebutuhan konsumen;
b. Jenis-jenis bangunan yang diperbolehkan antara lain:
• bangunan usaha perdagangan (eceran dan grosir): toko, warung, tempat
perkulakan, pertokoan, dan sebagainya;
• bangunan penginapan: hotel, guest house, motel, dan penginapan
lainnya;
• bangunan penyimpanan dan pergudangan: tempat parkir, gudang;
• bangunan tempat pertemuan: aula, tempat konferensi;
• bangunan pariwisata/rekreasi (di ruang tertutup): bioskop, area bermain.
c. Pemanfaatan ruang di kawasan peruntukan perdagangan dan jasa
diperuntukan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, dengan tetap
memelihara sumber daya tersebut sebagai cadangan pembangunan yang
berkelanjutan dan tetap memperhatikan kaidah-kaidah pelestarian fungsi
lingkungan hidup.
5-182
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
Bila dilihat dari karakteristik lokasi dan kesesuaian lahan kawasan perkantoran,
perdagangan dan jasa memiliki beberapa ciri yaitu sebagai berikut:
a. Tidak terletak pada kawasan lindung dan kawasan bencana alam;
b. Lokasinya strategis dan mudah dicapai dari seluruh penjuru kota;
c. Dilengkapi dengan sarana antara lain tempat parkir umum, bank/ATM, pos
polisi, pos pemadam kebakaran, kantor pos pembantu, tempat ibadah, dan
sarana penunjang kegiatan komersial serta kegiatan pengunjung;
d. Terdiri dari perdagangan lokal, regional, dan antar regional.
5-183
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
5-184
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
5-185
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
Kriteria Teknis
No Jenis Wisata
Fisik Prasarana Sarana
1 Wisata Alam
- Wisata • Luas lahan minimal • Jenis prasarana yang • Tersedia angkutan umum
Pegunungan 100 Ha tersedia antara lain
jalan, air bersih, • Jenis sarana yang tersedia
• Mempunyai struktur listrik, dan telepon yaitu hotel/penginapan,
tanah yang stabil rumah makan, kantor
• Mempunyai nilai pengelola, tempat rekreasi
• Mempunyai pencapaian dan & hiburan, WC umum,
kemiringan tanah kemudahan mushola, poliklinik, dan
yang memungkinkan hubungan yang tinggi wartel
dibangun tanpa dan mudah dicapai
memberikan dampak • Gaya bangunan
negatif terhadap • Tidak mengganggu disesuaikan dengan
5-186
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
Kriteria Teknis
No Jenis Wisata
Fisik Prasarana Sarana
kelestarian kelancaran lalu lintas kondisi lingkungan dan
lingkungan pada jalur regional dianjurkan untuk
menampilkan ciri-ciri
• Iklim sejuk (di atas budaya daerah
700 dpl, atau suhu
<20oC)
• Mempunyai daya
tarik flora & fauna, air
terjun, sungai, dan
air panas
- Wisata Bahari • Mempunyai struktur • Jenis prasarana yang • Tersedia angkutan umum
tanah yang stabil tersedia antara lain
jalan, air bersih, • Jenis sarana yang tersedia
• Mempunyai listrik, dan telepon yaitu hotel/penginapan,
kemiringan tanah rumah makan, kantor
yang memungkinkan • Mempunyai nilai pengelola, tempat rekreasi &
dibangun tanpa pencapaian dan hiburan, WC umum, dan
memberikan dampak kemudahan mushola
negatif terhadap hubungan yang tinggi
kelestarian dan mudah dicapai • Gaya bangunan disesuaikan
lingkungan dengan kendaraan dengan kondisi lingkungan
bermotor dan dianjurkan untuk
• Mempunyai daya menampilkan ciri-ciri budaya
tarik, flora & fauna • Memperhatikan daerah
aquatic, pasir putih, resiko bahaya dan
dan terumbu karang bencana
• Harus bebas bau • Perancangan
tidak enak, debu, sempadan pantai
asap, serta air yang memperhatikan
tercemar tinggi gelombang laut
2 Wisata Buatan
5-187
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
Kriteria Teknis
No Jenis Wisata
Fisik Prasarana Sarana
kelestarian
lingkungan • Terdapat perkampungan
adat
• Mempunyai daya
tarik historis,
kebudayaan, dan
pendidikan
• Bebas bau tidak
enak, debu, dan air
tercemar
Taman Rekreasi • Luas lahan min. 3 Ha • Jenis prasarana • Tersedia angkutan umum
yang tersedia antara
• Mempunyai struktur lain jalan, air bersih, • Tersedia yaitu rumah
tanah stabil listrik, dan telepon makan, kantor
• Mempunyai • Mempunyai nilai
pengelola, tempat rekreasi &
hiburan, WC umum,
• kemiringan tanah • Pencapaian dan mushola, dan tempat parkir
yang memungkinkan kemudahan
dibangun tanpa • Tersedia sekurangnya 3
hubungan yang
memberikan dampak jenis sarana rekreasi yang
tinggi dan mudah
negatif terhadap mengandung unsur hiburan,
dicapai dengan
kelestarian pendidikan, kebudayaan,
kendaraan bermotor
lingkungan dan arena bermain anak-
roda empat
anak.
• Harus bebas bau
yang tidak enak, • Ada tempat untuk
debu, air yang melakukan kegiatan
tercemar penerangan wisata, pentas
seni, pameran dan
penjualan barang-barang
hasil kerajinan
Sumber : Kriteria Lokasi dan Standar Teknis Kawasan Budi daya, Departemen PU, 2003
5-188
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
5-189
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
5-190
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
G. Kawasan Pertanian
Menurut UU.No.26 tahun 2007 pengertian Kawasan Pertanian adalah kawasan
yang memiliki ciri hamparan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan/atau
hamparan Lahan Cadangan Pertanian Pangan Berkelanjutan serta unsur
penunjangnya dengan fungsi utama untuk mendukung kemandirian, ketahanan,
dan kedaulatan pangan nasional. Kawasan yang diperuntukan bagi kegiatan
pertanian yang meliputi kawasan pertanian lahan basah, kawasan pertanian
lahan kering, kawasan pertanian tanaman tahunan/perkebunan.
H. Kawasan Perikanan
Menurut UU.No.26 tahun 2007 pengertian kawasan perikanan adalah semua
kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya
ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai
dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan.
Pemanfaatan dan pengelolaan kawasan perikanan dilakukan melalui:
a. Pelarangan kegiatan yang dapat mengancam keberadaan biota laut yang
dilindungi
b. Pengembangan prasarana budidaya perikanan
c. Pelarangan kegiatan yang dapat mengganggu kelestarian lingkungan hidup
I. Kawasan Pertambangan
Menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 pengertian Kawasan
pertambangan adalah kawasan yang memiliki potensi mineral dan/atau batubara
dan tidak terikat dengan batasan administrasi pemerintahan yang merupakan
bagian dari tata ruang nasional. Kawasan yang diperuntukan bagi kegiatan
5-191
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
pertambangan bagi wilayah yang sedang maupun yang akan segera dilakukan
kegiatan pertambangan, meliputi golongan bahan galian A, B, dan C.
Sesuai dengan ketentuan pasal 4 (2) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967
tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan, dinyatakan bahwa
kewenangan pemerintah daerah atas bahan galian mencakup atas bahan galian
C yang meliputi penguasaan dan pengaturan usaha pertambangannya. Untuk
bahan galian strategis golongan A dan vital atau golongan B, pelaksanaannya
dilakukan oleh Menteri. Khusus bahan galian golongan B, pengaturan usaha
pertambangannya dapat diserahkan kepada pemerintah daerah provinsi.
Fungsi utama dari kawasan pertambangan antara lain:
a. Menghasilkan barang hasil tambang yang meliputi minyak dan gas bumi;
bahan galian pertambangan secara umum, dan bahan galian C;
b. Mendukung upaya penyediaan lapangan kerja;
c. Sumber pemasukan dana bagi Pemerintah Daerah (dana bagi hasil)
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
5-192
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
5-193
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
Kriteria umum dan kaidah perencanaan tata ruang kawasan industri ialah:
a. Ketentuan pokok tentang pengaturan, pembinaan dan pengembangan
industri; serta izin usaha industri mengacu kepada Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1984 tentang Perindustrian;
b. Pemanfaatan kawasan peruntukan industri harus sebesar-besarnya
diperuntukan bagi upaya mensejahterakan masyarakat melalui peningkatan
nilai tambah dan peningkatan pendapatan yang tercipta akibat efisiensi
biaya investasi dan proses aglomerasi, dengan tetap mempertahankan
kelestarian fungsi lingkungan hidup;
c. Jenis industri yang dikembangkan harus mampu menciptakan lapangan
kerja dan dapat meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat setempat.
Untuk itu jenis industri yang dikembangkan harus memiliki hubungan
keterkaitan yang kuat dengan karakteristik lokasi setempat, seperti
kemudahan akses ke bahan baku dan atau kemudahan akses ke pasar;
d. Kawasan peruntukan industri harus memiliki kajian Amdal, sehingga dapat
ditetapkan kriteria jenis industri yang diijinkan beroperasi di kawasan
tersebut;
e. Untuk mempercepat pengembangan kawasan peruntukan, di dalam
kawasan peruntukan industri dapat dibentuk suatu perusahaan kawasan
industri yang mengelola kawasan industri;
f. Ketentuan tentang kawasan industri diatur tersendiri melalui Keputusan
Presiden Nomor 41 Tahun 1996 tentang Kawasan Industri dan Surat
Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 50/M/SK/1997
tentang Standar Teknis Kawasan Industri yang mengatur beberapa aspek
substansi serta hak dan kewajiban Perusahaan Kawasan Industri,
Perusahaan Pengelola Kawasan Industri dan Perusahaan Industri dalam
pengelolaan Kawasan Industri;
g. Khusus untuk kawasan industri, pihak pengelola wajib menyiapkan kajian
studi Amdal sehingga pihak industri cukup menyiapkan RPL dan RKL.
5-194
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
Untuk kriterai teknis dalam perencanaan tata ruang kawasan industri yaitu
sebagai berikut:
a. Harus memperhatikan kelestarian lingkungan;
b. Harus dilengkapi dengan unit pengolahan limbah;
c. Harus memperhatikan suplai air bersih;
d. Jenis industri yang dikembangkan adalah industri yang ramah lingkungan
dan memenuhi kriteria ambang limbah yang ditetapkan Kementerian
Lingkungan Hidup;
e. Pengelolaan limbah untuk industri yang berkumpul di lokasi berdekatan
sebaiknya dikelola secara terpadu;
f. Pembatasan pembangunan perumahan baru di kawasan peruntukan
industri;
g. Harus memenuhi syarat AMDAL sesuai dengan ketentuan peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku;
h. Memperhatikan penataan kawasan perumahan di sekitar kawasan industri;
i. Pembangunan kawasan industri minimal berjarak 2 Km dari permukiman
dan berjarak 15-20 Km dari pusat kota;
j. Kawasan industri minimal berjarak 5 Km dari sungai tipe C atau D;
k. Penggunaan lahan pada kawasan industri terdiri dari penggunaan kaveling
industri, jalan dan saluran, ruang terbuka hijau, dan fasilitas penunjang. Pola
penggunaan lahan pada kawasan industri secara teknis dapat dilihat pada
Tabel 5.22
5-195
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
Tabel 5.30
Pola Penggunaan Lahan Pada Kawasan Industri
Struktur
No Jenis Penggunaan Keterangan
Penggunaan (%)
Setiap kawasan industri, sesuai dengan luas lahan yang dikelola, harus
mengalokasikan lahannya untuk kaveling industri, kaveling perumahan, jalan dan
sarana penunjang, dan ruang terbuka hijau. Alokasi lahan pada Kawasan
Industri dapat dilihat pada Tabel 10;
5-196
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
Teknis
No Standar Kebutuhan Keterangan
Pelayanan
5 Air bersih 0.55 – 0.75 liter/Ha Sumber PDAM/air tanah usaha sendiri
sesuai ketentuan yang berlaku
5-197
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
Teknis
No Standar Kebutuhan Keterangan
Pelayanan
7m
5-198
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
Fungsi utama RTNH adalah fungsi Sosial Budaya, dimana antara lain dapat
berperan sebagai:
a. Wadah aktifitas Sosial Budaya masyarakat dalam wilayah kota/ kawasan
perkotaan terbagi dan terencana dengan baik
b. pengungkapan ekspresi budaya/kultur lokal;
c. merupakan media komunikasi warga kota;
d. tempat olahraga dan rekreasi;
e. wadah dan objek pendidikan, penelitian, dan pelatihan dalam mempelajari
alam.
5-199
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
b. Parkir
Parkir merupakan suatu bentuk ruang terbuka non hijau sebagai suatu
pelataran dengan fungsi utama meletakkan ke ndaraan bermotor seperti
mobil atau motor; serta kendaaraan lainnyaa seperti sepeda. Lahan parkir
dikenal sebagai salah satu bentuk RTNNH yang memiliki fungsi ekonomis.
Hal ini dikarenakan manfaatnya yang secara langsung dapat memberikan
keuntungan ekonomis atau fungsinya dalam menunjang berbagai kegiatan
ekonomis yang berlangsung. Kedudukan lahan parkir menjadi bagian yang
tidak terpisahkan dari suatu sistem pergerakan suatu kawasan perkotaan.
Pada kawasan perkotaan, dimana berbagai kegiatan ekonomis terjadi
dengan intensitas yang relatif tinggi, namun di sisi lain lahan yang tersedia
terbatas dengan nilai lahan yang tinggi, mengakibatkan keberadaan lahan
parkir sangat dibutuhkan. Seringkali oleh berbagai keterbatasan yang ada,
keberadaan lahan parkir yang memadai menjadi sangat langka. Dalam
banyak kasus kekurangan lahan parkir menimbulkan berbagai
permasalahan, mulai dari terganggunya aktivitas manusia pada suatu fungsi
bangunan tertentu sampai pada timbul nya kemacetan yang parah.
c. Lapangan Olahraga
Lapangan olahraga merupakan suatu bentuk ruang terbuka non hijau
sebagai suatu pelataran dengan fungsi utama tempat dilangsungkannya
kegiatan olahraga.
e. Pembatas (Buffer)
Pembatas (buffer) merupakan suatu bentuk ruang terbuka non hijau sebagai
suatu jalur dengan fungsi utama sebagai pembatas yang menegaskan
peralihan antara suatu fungsi dengan fungsi lainnya.
f. Koridor
Koridor merupakan suatu bentuk ruang terbuka non hijau sebagai jalur
dengan fungsi utama sebagai sarana aksesibilitas pejalan kaki yang bukan
merupakan trotoar (jalur pejalan kaki yang berada di sisi jalan).
Yaitu ruang terbuka non hijau yang terbentuk di antara dua bangunan atau
gedung, dimana dimanfaatkan sebagai ruang sirkulasi atau aktivitas tertentu.
Kriteria dan persyaratan kawasan terbuka non hijau ialah sebagai berikut:
a. RTNH di Lingkungan Bangunan Hunian Rumah
5-200
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
5-201
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
5-202
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
Tabel 5.27 Kebutuhan sarana ruang terbuka, taman, dan lapangan olah
raga ................................................................................................................... 5-179
5-203
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
Tabel 5.30 Pola Penggunaan Lahan Pada Kawasan Industri ...................... 5-196
Tabel 5.32 Standar teknis pelayanan umum di kawasan industri .............. 5-197
5-204