Anda di halaman 1dari 3

PENATALAKSANAAN RESUSITASI JANTUNG PARU

RS Universitas
Hasanuddin
Makassar
Prosedur Tetap

No. Dokumen

No. Revisi

Halaman

Tanggal Terbit
Maret 2011

Ditetapkan
Direktur Utama RS Universitas Hasanuddin

Prof.Dr.dr Syamsu, Sp.PD (KAI)


NIP:19460828 197412 1 001
Pengertian

Resusitasi Jantung Paru


Fase khusus dari penanaganan gawat darurat jantung untuk mencegah henti atau
insifiensi jantung atau napas lewat pengenalan dan intervensi dini atau
menyokong sirkulasi dan ventilasi korban henti jantung atau pernapasan dari luar

Tujuan

lewat resusitasi-paru /(cpr)


Mengalirkan oksigen ke otak, jantung, dan organ vital lainnya sampai terapi
medis definitive yang sesuai dapat mengembalikan fungsi normal jantung dan

Kebijakan

ventilasi
Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Universitas Hasanuddin Nomor :

Prosedur

754/UN.4.32/KP.53/2013 Tentang Perawatan Pasien Universitas Hasanuddin.


Persiapan Alat
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Papan penahan/papan punggung/permukaan datar


Oral airway
Kain kasa u
Sungkup dan kantung ambu
Tabung dan selang oksigen
Monitor jantung

PROSEDUR
1. Pastikan pasien tidak sadar
a. Tepuk- tepuk atau goyangkan pasien secara perlahan sambil berteriak
apakah anda baik- baik saja
b. Periksa pernapasan dengan mendekatkan pipi anda ke hidung pasien dan
lihat ada tidaknya gerakan dada dan secara bersamaan dengar dan rasakan
udara pernapasan yang dihembuskan keluar ke pipi anda
c. Periksa denyut nadi karotis pada satu sisi selama 5- 10 detik
d. Panggil bantuan
e. Letakkan papan penahan di bawah dada pasien (bila tidak ada papan

penahan, letakkan pasien pada permukaan datar yang keras)


f. Berlututlah di samping pasien
g. Buka jalan napas pasien dengan salah satu maneuver berikut:
- Maneuver dongakkan kepala dan naikkan dagu, letakkan satu tangan
pada dahi pasien dan tekan kearah belakang dengan telapak tangan
untuk mendorong kepala kebelakang. Kemudian letakkan jari- jari
tangan lainnya di bawah bagian tulang rahang bawah dekat dagu dan
-

angkat sehingga rahang bergerak kedepan.


Maneuver pendorongan rahang. Genggam sudut rahang bawah pasien
dan angkat dengan menggunakan kedua tangan , satu untuk setiap sisi,

sehingga mandibula maju kedepan


h. Letakkan alat pembuka jalan napas bila ada
i. Tutup lubang hidung dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan yang berada
di dahi pasien dengan mendorong kearah belakang. Buatlah segel pada
mulut pasien menggunakan mulut anda atau alat pemberi jalan napas
yang sesuai (kantung ambu dan masker) dan berikan 2 napas penuk
sekitar 0.5 sampai 2 detik untuk memberikan waktu yang cukup untuk
inspirasi dan ekspirasi
j. Perhatikan gerakan naik turunnya dada
k. Dengan menggunakan jari telunjuk tangan yang paling dekat dengan
tungkai pasien, cari tepi iga bawah dan geser jari; jari keatas ke lokasi
dimana iga menyambung dengan sternum. Letakkan jari tengag tangan
lain pada takik sternum dan jari telunjuk disebelahnya. Letakkan tumit
tangan yang lain disebelah jari telunjuk pada sternum. Pastikan sumbu
memanjang tumit tangan sejajar dengan aksis dengan aksis memanjang
sternum. Angkat tangan pertama dari sternum dan letakkan diatas tangan
yang berada pada sternum . lebarkan atau silangkan jari- jari tangan .
jangan sampai jari- jari tersebut menyentuh dada. Luruskan lengan
dengan bahu berada langsung diatas tangan yang berada pada sternum
dan mengunci siku
l. Kompresi dada orang dewasa 4-5 cm dengan kecepatan sekitar 100 kali
per menit
m. Lepaskan kompresi eksternal secara penuh untuk memungkinkan
dadakembali keposisi noramalnya setelah setiap kompresi . lamanya
waktu pelepasan harus sama dengan lamanya waktu kompresi . jangan
mengangkat tangan dari dada.
n. Lakukan 30 kompresi kemudian 2 ventilasi , evaluasi ulang pasien setelah

4 siklus untuk mengatur irama dan waktu


o. Untuk CPR yang dilakukan oloeh satu atau 2 penolong , kecepatan
kompresi 100 kali permenit
p. Perbandingan kompresi 30:2
q. Sambil meneruskan resusitasi , diperlukan tindakan khusus berupa
penggunaan peralatan resusitasi khusus untuk mengatur pernapasan
sirkulasi serta memberikan terapi defenitif. Terapi defenitif meliputi
defibrilasi, farmakoterapi untuk distritmia dan gangguan asam basa serta
pemantauan berkelanjutan dan peraswatan terpadu di unit perawatan
intensif.
Unit Terkait

Ruang Perawatan, Ruang ICU/HCU, Ruang lain yang terkait pemindahan

Anda mungkin juga menyukai