1. SEJARAH SINGKAT
Stroberi merupakan tanaman buah berupa herba yang ditemukan pertama kali di Chili, Amerika.
Salah satu spesies tanaman stroberi yaitu Fragaria chiloensis L menyebar ke berbagai negara
Amerika, Eropa dan Asia. Selanjutnya spesies lain, yaitu F. vesca L. lebih menyebar luas
dibandingkan spesies lainnya. Jenis stroberi ini pula yang pertama kali masuk ke Indonesia.
2. JENIS TANAMAN
Klasifikasi botani tanaman stroberi adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Keluarga : Rosaceae
Genus : Fragaria
Spesies : Fragaria spp.
Stroberi yang kita temukan di pasar swalayan adalah hibrida yang dihasilkan dari persilangan F.
virgiana L. var Duchesne asal Amerika Utara dengan F. chiloensis L. var Duchesne asal Chili.
Persilangan itu menghasilkan hibrid yang merupakan stroberi modern (komersil) Fragaria x
annanassa var Duchesne. Varitas stroberi introduksi yang dapat ditanam di Indonesia adalah
Osogrande, Pajero, Selva, Ostara, Tenira, Robunda, Bogota, Elvira, Grella dan Red Gantlet. Di
Cianjur ditanam varitas Hokowaze asal Jepang yang cepat berbuah. Petani Lembang (Bandung)
yang sejak lama menanam stroberi, menggunakan varitas lokal Benggala dan Nenas yang cocok
untuk membuat makanan olahan dari stroberi seperti jam.
3. MANFAAT TANAMAN
Buah stroberi dimanfaatkan sebagai makanan dalam keadaan segar atau olahannya. Produk
makanan yang terbuat dari stroberi telah banyak dikenal misalnya sirup, jam, ataupun stup
(compote) stroberi.
4. SENTRA PENANAMAN
Dapat dikatakan bahwa budidaya stroberi belum banyak dikenal dan diminati. Karena
memerlukan temperatur rendah, budidaya di Indonesia harus dilakukan di dataran tinggi.
Lembang dan Cianjur (Jawa Barat) adalah daerah sentra pertanian di mana petani sudah mulai
banyak membudidayakan stroberi. Dapat dikatakan bahwa untuk saat ini, kedua wilayah tersebut
adalah sentra penanaman stroberi.
5. SYARAT PERTUMBUHAN
5.1. Iklim
Tanaman stroberi dapat tumbuh dengan baik di daerah dengan curah hujan 600-700 mm/tahun.
Lamanya penyinaran cahaya matahari yang dibutuhkan dalam pertumbuhan adalah 810 jam
setiap harinya.
Stroberi adalah tanaman subtropis yang dapat beradaptasi dengan baik di dataran tinggi tropis
yang memiliki temperatur 1720 derajat C.
Kelembaban udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman stroberi antara 80-90%.
5.2. Media Tanam
Jika ditanam di kebun, tanah yang dibutuhkan adalah tanah liat berpasir, subur, gembur,
mengandung banyak bahan organik, tata air dan udara baik.
Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang ideal untuk budidaya stroberi di kebun adalah 5.4-7.0,
Di awal musim hujan, lahan diolah dengan baik dan keringanginkan 15-30 hari.
Buatlah bedengan: lebar 80 x 120 cm, tinggi 30-40 cm, panjang disesuaikan dengan lahan, jarak
antar bedengan 60 cm atau guludan: lebar bawah 60 cm, lebar atas 40 cm, tinggi 30-40 cm,
panjang disesuaikan dengan lahan, jarak antar bedengan 60 cm.
Keringanginkan 15 hari.
Taburkan dan campurkan dengan tanah bedengan/guludan 200 kg urea, 250 kg SP-36 dan 100
kg/ha KCl.
Siram hingga lembab.
Pasang mulsa plastik hitam atau hitam perak menutupi bedengan/guludan dan kuatkan ujungujungnya dengan bantuan bambu berbentuk U.
Buat lubang di atas plastik seukuran alas kaleng bekas susu kental manis. Jarak antar lubang
dalam barisan 30, 40 atau 50 cm, sehingga jarak tanam menjadi 40 x 30, 50 x 50 atau 50 x 40
cm.
Buat lubang tanam di atas lubang mulsa tadi.
Pengapuran : Bila tanah masam, 2-4 ton/ha kapur kalsit/dolomit ditebarkan di atas
bedengan/guludan lalu dicampur merata. Pengapuran dilakukan segera setelah bedengan/guludan
selesai dibuat.
6.3. Teknik Penanaman
Siram polybag berisi bibit dan keluarkan bibit bersama media tanamnya dengan hati-hati.
Tanam satu bibit di lubang tanam dan padatkan tanah di sekitar pangkal batang.
Untuk tanaman tanpa mulsa, beri pupuk dasar sebanyak 1/3 dari dosis pupuk anjuran (dosis
anjuran 200 kg/ha Urea, 250 kg SP-36 dan 150 kg/ha KCl). Pupuk diberikan di dalam lubang
sejauh 15 cm di kiri-kanan tanaman.
Sirami tanah di sekitar pangkal batang sampai lembab.
6.4. Pemeliharaan Tanaman
Penyulaman : Penyulaman dilakukan sebelum tanaman berumur 15 hari setelah tanam. Tanaman
yang disulam adalah yang mati atau tumbuh abnormal.
Penyiangan : Penyiangan dilakukan pada pertanaman stroberi tanpa ataupun dengan mulsa
plastik. Mulsa yang berada di antara barisan/bedengan dicabut dan dibenamkan ke dalam tanah.
Waktu penyiangan tergantung dari pertumbuhan gulma, biasanya dilakukan bersama pemupukan
susulan.
Perempelan/Pemangkasan : Tanaman yang terlalu rimbun, terlalu banyak daun harus dipangkas.
Pemangkasan dilakukan teratur terutama membuang daun-daun tua/rusak. Tanaman stroberi
diremajakan setiap 2 tahun.
Pemupukan
Pertanaman tanpa mulsa: Pupuk susulan diberikan 1,5-2 bulan setelah tanam sebanyak 2/3 dosis
anjuran. Pemberian dengan cara ditabur dalam larikan dangkal di antara barisan, kemudian
ditutup tanah.
Pertanaman dengan mulsa: Pupuk susulan ditambahkan jika pertumbuhan kurang baik.
Campuran urea, SP-36 dan KCl (1:2:1,5) sebanyak 5 kg dilarutkan dalam 200 liter air. Setiap
tanaman disiram dengan 350-500 cc larutan pupuk.
Pengairan dan Penyiraman : Sampai tanaman berumur 2 minggu, penyiraman dilakukan 2 kali
sehari. Setelah itu penyiraman dikurangi berangsur-angsur dengan syarat tanah tidak mengering.
1. SEJARAH SINGKAT
Stroberi merupakan tanaman buah berupa herba yang ditemukan pertama kali di Chili, Amerika.
Salah satu spesies tanaman stroberi yaitu Fragaria chiloensis L menyebar ke berbagai negara
Amerika, Eropa dan Asia. Selanjutnya spesies lain, yaitu F. vesca L. lebih menyebar luas
dibandingkan spesies lainnya. Jenis stroberi ini pula yang pertama kali masuk ke Indonesia.
2. JENIS TANAMAN
Klasifikasi botani tanaman stroberi adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
o Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Keluarga : Rosaceae
Genus : Fragaria
Stroberi yang kita temukan di pasar swalayan adalah hibrida yang dihasilkan dari persilangan F.
virgiana L. var Duchesne asal Amerika Utara dengan F. chiloensis L. var Duchesne asal Chili.
Persilangan itu menghasilkan hibrid yang merupakan stroberi modern (komersil) Fragaria x
annanassa var Duchesne. Varitas stroberi introduksi yang dapat ditanam di Indonesia adalah
Osogrande, Pajero, Selva, Ostara, Tenira, Robunda, Bogota, Elvira, Grella dan Red Gantlet. Di
Cianjur ditanam varitas Hokowaze asal Jepang yang cepat berbuah. Petani Lembang (Bandung)
yang sejak lama menanam stroberi, menggunakan varitas lokal Benggala dan Nenas yang cocok
untuk membuat makanan olahan dari stroberi seperti jam.
3. MANFAAT TANAMAN
Buah stroberi dimanfaatkan sebagai makanan dalam keadaan segar atau olahannya. Produk
makanan yang terbuat dari stroberi telah banyak dikenal misalnya sirup, jam, ataupun stup
(compote) stroberi.
4. SENTRA PENANAMAN
Dapat dikatakan bahwa budidaya stroberi belum banyak dikenal dan diminati. Karena
memerlukan temperatur rendah, budidaya di Indonesia harus dilakukan di dataran tinggi.
Lembang dan Cianjur (Jawa Barat) adalah daerah sentra pertanian di mana petani sudah mulai
banyak membudidayakan stroberi. Dapat dikatakan bahwa untuk saat ini, kedua wilayah tersebut
adalah sentra penanaman stroberi.
5. SYARAT PERTUMBUHAN
5.1. Iklim
1. Tanaman stroberi dapat tumbuh dengan baik di daerah dengan curah hujan 600-700
mm/tahun.
2. Lamanya penyinaran cahaya matahari yang dibutuhkan dalam pertumbuhan adalah 810
jam setiap harinya.
3. Stroberi adalah tanaman subtropis yang dapat beradaptasi dengan baik di dataran tinggi
tropis yang memiliki temperatur 1720 derajat C.
4. Kelembaban udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman stroberi antara 80-90%.
5.2. Media Tanam
1. Jika ditanam di kebun, tanah yang dibutuhkan adalah tanah liat berpasir, subur, gembur,
mengandung banyak bahan organik, tata air dan udara baik.
2. Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang ideal untuk budidaya stroberi di kebun adalah
5.4-7.0, sedangkan untuk budidaya di pot adalah 6.57,0.
3. Jika ditanam dikebun maka kedalaman air tanah yang disyaratkan adalah 50-100 cm dari
permukaan tanah. Jika ditanam di dalam pot, media harus memiliki sifat poros, mudah
merembeskan airdan unsur hara selalu tersedia.
5.3. Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat yang memenuhi syarat iklim tersebut adalah 1.000-1.500 meter dpl.
6. PEDOMAN BUDIDAYA
6.1. Pembibitan
Stroberi diperbanyak dengan biji dan bibit vegetatif (anakan dan stolon atau akar sulur). Adapun
kebutuhan bibit per hektar antara 40.000-83.350.
1. Perbanyakan dengan biji
1. Benih dibeli dari toko pertanian, rendam benih di dalam air selama 15 menit lalu
keringanginkan.
2. Kotak persemaian berupa kotak kayu atau plastik, diisi dengan media berupa
campuran tanah, pasir dan pupuk kandang (kompos) halus yang bersih (1:1:1).
Benih disemaikan merata di atas media dan tutup dengan tanah tipis. Kotak semai
ditutup dengan plastik atau kaca bening dan disimpan pada temperatur18-20
derajat C.
3. Persemaian disiram setiap hari, setelah bibit berdaun dua helai siap
dipindahtanam ke bedeng sapih dengan jarak antar bibit 2-3 cm. Media tanam
bedeng sapih sama dengan media persemaian. Bedengan dinaungi dengan plastik
bening. Selama di dalam bedengan, bibit diberi pupuk daun. Setelah berukuran 10
cm dan tanaman telah merumpun, bibit dipindahkan ke kebun.
2. Bibit vegetatif untuk budidaya stroberi di kebun Tanaman induk yang dipilih harus
berumur 1-2 tahun, sehat dan produktif. Penyiapan bibit anakan dan stolon adalah sebagai
berikut:
1. Bibit anakan : Rumpun dibongkar dengan cangkul, tanaman induk dibagi menjadi
beberapa bagian yang sedikitnya mengandung 1 anakan. Setiap anakan ditanam
dalam polibag 18 x 15 cm berisi campuran tanah, pasir dan pupuk kandang halis
(1:1:1), simpan di bedeng persemaian beratap plastik.
2. Bibit stolon : Rumpun yang dipilih telah memiliki akar sulur pertama dan kedua.
Kedua akar sulur ini dipotong. Bibit ditanam di dalam atau polibag 18 x 15 cm
berisi campuran tanah, pasir dan pupuk kandang (1:1:1). Setelah tingginya 10 cm
dan berdaun rimbun, bibit siap dipindahkan ke kebun.
3. Bibit untuk budidaya stroberi di polibag : Pembibitan dari benih atau anakan/stolon
dilakukan dengan cara yang sama, tetapi media tanam berupa campuran gabah padi dan
pupuk kandang (2:1). Setelah bibit di persemaian berdaun dua atau bibit dari
anakan/stolon di polibag kecil (18 x15) siap pindah, bibit dipindahkan ke polibag besar
ukuran 30 x 20 cm berisi media yang sama. Di polibag ini bibit dipelihara sampai
menghasilkan.
6.2. Pengolahan Media Tanam
1. Budidaya di Kebun Tanpa Mulsa Plastik
1. Di awal musim hujan, lahan diolah dengan baik sedalam 30-40 cm.
2. Keringanginkan selama 15-30 hari.
3. Buat bedengan: lebar 80 x 100 cm, tinggi 30-40 cm, panjang disesuaikan dengan
lahan, jarak antar bedengan 40 x 60 cm atau guludan: lebar 40 x 60 cm, tinggi 3040 cm, panjang disesuaikan dengan lahan, jarak antar guludan 40 x 60 cm.
4. Taburkan 20-30 ton/ha pupuk kandang/kompos secara merata di permukaan
bedengan/ guludan.
5. Biarkan bedengan/guludan selama 15 hari. f) Buat lubang tanam dengan jarak 40
x 30 cm, 50 x 50 cm atau 50 x 40 cm.
2. Budidaya di Kebun Dengan Mulsa Plastik.
1. Di awal musim hujan, lahan diolah dengan baik dan keringanginkan 15-30 hari.
2. Buatlah bedengan: lebar 80 x 120 cm, tinggi 30-40 cm, panjang disesuaikan
dengan lahan, jarak antar bedengan 60 cm atau guludan: lebar bawah 60 cm, lebar
atas 40 cm, tinggi 30-40 cm, panjang disesuaikan dengan lahan, jarak antar
bedengan 60 cm.
3. Keringanginkan 15 hari.
4. Taburkan dan campurkan dengan tanah bedengan/guludan 200 kg urea, 250 kg
SP-36 dan 100 kg/ha KCl.
5. Siram hingga lembab.
6. Pasang mulsa plastik hitam atau hitam perak menutupi bedengan/guludan dan
kuatkan ujung-ujungnya dengan bantuan bambu berbentuk U.
7. Buat lubang di atas plastik seukuran alas kaleng bekas susu kental manis. Jarak
antar lubang dalam barisan 30, 40 atau 50 cm, sehingga jarak tanam menjadi 40 x
30, 50 x 50 atau 50 x 40 cm.
8. Buat lubang tanam di atas lubang mulsa tadi.
3. Pengapuran : Bila tanah masam, 2-4 ton/ha kapur kalsit/dolomit ditebarkan di atas
bedengan/guludan lalu dicampur merata. Pengapuran dilakukan segera setelah
bedengan/guludan selesai dibuat.
6.3. Teknik Penanaman
1. Siram polybag berisi bibit dan keluarkan bibit bersama media tanamnya dengan hati-hati.
2. Tanam satu bibit di lubang tanam dan padatkan tanah di sekitar pangkal batang.
3. Untuk tanaman tanpa mulsa, beri pupuk dasar sebanyak 1/3 dari dosis pupuk anjuran
(dosis anjuran 200 kg/ha Urea, 250 kg SP-36 dan 150 kg/ha KCl). Pupuk diberikan di
dalam lubang sejauh 15 cm di kiri-kanan tanaman.
4. Sirami tanah di sekitar pangkal batang sampai lembab.
6.4. Pemeliharaan Tanaman
1. Penyulaman : Penyulaman dilakukan sebelum tanaman berumur 15 hari setelah tanam.
Tanaman yang disulam adalah yang mati atau tumbuh abnormal.
2. Penyiangan : Penyiangan dilakukan pada pertanaman stroberi tanpa ataupun dengan
mulsa plastik. Mulsa yang berada di antara barisan/bedengan dicabut dan dibenamkan ke
dalam tanah. Waktu penyiangan tergantung dari pertumbuhan gulma, biasanya dilakukan
bersama pemupukan susulan.
3. Perempelan/Pemangkasan : Tanaman yang terlalu rimbun, terlalu banyak daun harus
dipangkas. Pemangkasan dilakukan teratur terutama membuang daun-daun tua/rusak.
Tanaman stroberi diremajakan setiap 2 tahun.
4. Pemupukan
1. Pertanaman tanpa mulsa: Pupuk susulan diberikan 1,5-2 bulan setelah tanam
sebanyak 2/3 dosis anjuran. Pemberian dengan cara ditabur dalam larikan dangkal
di antara barisan, kemudian ditutup tanah.
2. Pertanaman dengan mulsa: Pupuk susulan ditambahkan jika pertumbuhan kurang
baik. Campuran urea, SP-36 dan KCl (1:2:1,5) sebanyak 5 kg dilarutkan dalam
200 liter air. Setiap tanaman disiram dengan 350-500 cc larutan pupuk.
o Gejala: bagian yang terserang, terutama daun, tertutup lapisan putih tipis seperti
tepung, bunga akan mengering dan gugur.
o Pengendalian: dengan fungisida Benlate atau Rubigan 120 EC.
6. Daun gosong (Diplocarpon earliana atau Marssonina fragariae)
o Gejala: Daun berbercak bulat telur sampai bersudut tidak teratur, berwarna ungu
tua.
o Pengendalian kimia dengan fungisida Dithane M-45 atau Antracol 70 WP.
7. Bercak daun
o Penyebab :
1. Ramularia tulasnii atau Mycosphaerella fragariae,
Gejala: bercak kecil ungu tua pada daun. Pusat bercak berwarna
coklat yang akan berubah menjadi putih;
2. Pestalotiopsis disseminata,
Gejala: bercak bulat pada daun. Pusat bercak berwarna coklat fua
dikelilingi bagian tepi berwarna coklat kemerahan atau
kekuningan, daun mudah gugur;
3. Rhizoctonia solani,
6. Tenaga kerja
Panen dan pasca panen 100 HKP + 200 HKW Rp. 1.750.000,-
8. Lain-lain : Pajak dan iuran Rp. 500.000,9. Jumlah biaya produksi Rp. 89.985.000,2. Produksi 1 th/ha: 0,45 kg/tahun x 40.000 tanaman x Rp. 5.500,- Rp.198.000.000,3. Keuntungan selama 2 tahun Rp.108.015.000,- --> Keuntungan per tahun Rp.
54.007.500,-
Kualitas stroberi ditentukan oleh rasa (manis-agak asam-asam), kemulusan kulit dan luka
mekanis akibat benturan atau hama-penyakit.
5. Jumlah kemasan dalam partai/lot 501 s/d 1000, contoh pengambilan sekurang-kurangnya
10
Petugas pengambil contoh harus orang yang memenuhi persyaratan yaitu orang yang telah
berpengalaman atau dilatih lebih dahulu dan mempunyai ikatan dengan suatu badan hukum.
11.5. Pengemasan
Buah stroberi segar disajikan dalam bentuk lepasan, dibungkus bahan kertas, jaring plastik atau
bahan laian yang sesuai, lalu dikemas dengan keranjang bambu atau kotak karton/kayu/bahan
lain yang sesuai dengan atau tanpa penyangga, dengan berat bersih maksimum 10 kg. Pada
bagian luar kemasan, diberi label yang bertuliskan antara lain :
1. Produksi Indonesia.
2. Nama barang/kultivar.
3. Golongan ukuran.
4. Jenis mutu.
5. Nama Pprusahaan/eksportir.
6. Berat bersih/kotor.
12. DAFTAR PUSTAKA
1. Dr. Livy Winata Gunawan, Ir. Stroberi. 1996. Penebar Swadaya. Jakarta
2. H.Rahmat Rukmana, Ir. 1998. Stroberi Budidaya dan Pascapanen. Penerbit Kanisius
Yogyakarta.
3. Onny Untung. 1999. Stroberi Pagi di Bali Sore di Jakarta. Trubus no. 350 hal. 52- 53.
4. Catatan Perjalanan Kunjungan Kerja Wakil Gubernur Ke Bali dan NTB
5.
6. ( Tulisan Pertama )
Perjalanan Roadmap kunjungan kerja Pemprov Sumbar yang dimotori oleh Wakil
Gubernur Muslim Kasim, Ketua Komisi II DPRD Sumbar Drs. Marlis dengan SKPD terkait,
Ka Badan Ketahanan Pangan Ir. Syahrial Syam, Kadis Koperidag dan UKM Ir. Afriandi
Laudin, Kadis Pertanian Holtikultura Ir. Djoni, Kepala BUMD PT ATS, Ramat Saleh, serta
Kadis Perindag, Kadis Ketahanan Pangan Solok, Kadis Perindag Agam, Kasubag Binaan
Industri Dinas Koperindag dan UKM Ir. Ronald , Msi, dan Kasubag Pemberitaan Biro
Humas dan Protokol Zardi Syahrir, SH. Kunjungan kerja ini dimaksudkan dalam rangka
mencari formasi-formasi baru yang mampu meningkat potensi produksi pertanian dan
perkebunan serta bidang perikanan usaha kelompok masyarakat. Kunjungan ke Provinsi Bali
dan NTB kali ini juga melakukan kunjungan pada tempat-tempat usaha UKM masyarakat
pada bidang pertanian, perkebunan dan industri kecil menengah. Pada kunjungan hari
pertama Wagub Muslim Kasim dan rombongan pada Kamis (21/4) ke lokasi Pusat Pelatihan
Pertanian Pedesaan Swadaya, kelompok Tani Karya sari desa candi Kuning di sekitar Danau
Beratan, Pertanian organic Golden Leaf Farm Desa Wanagiri Bedugul serta kunjungan pada
produksi pengolahan coklat Magic Chocolate di jalan Dewi Sri Gn.Salak 1/1 Batubulan
Gianyar Bali. Wakil Gubernur disela-sela perjalanan itu menyampaikan, dalam rangka
meningkatkan kualitas produk serta memanfaatkan hasil yang selama ini belum optimal
untuk kesejahteraan masyarakat, pemerintah Provinsi terus berupaya mencarikan solusi dan
langkah-langkah yang mampu memberikan sebuah motivasi dalam pengembangan potensi
produksi masyarakat. Dalam upaya tersebut kita mencoba membandingkan kegiatan
perkembangan daerah dan Negara lain untuk melihat secara dekat dalam pemberikan
alternative dan inovatif serta meningkatkan kreatifitas petani untuk meningkat kesejahteraan
mereka. Dengan penyaluran KUR tentu para petani dan masyarakat kita akan dapat terbantu
dalam permodalan guna meningkatkan usaha mereka. Selain itu kita juga perlu memberikan
masukan dan bentuk-bentuk produk lain dapat menjadi inspirasi bagi mereka, karena di
daerah-daerah lain seperti Bali dan NTB ini masyarakatnya memiliki produk yang kreatif,
bagi yang ada dan unggulan dimasyarakat kita tentu akan terus didorong, sedangkan hasil
produksi daerah lain yang belum ada dan itu amat baik sesuai dengan kondisi daerah akan
kita kembangkan lebih baik, sehingga menjadi milik produk masyarakat kita. Kita amat yakin
jika, masyakar kita mau berkerja dan bertekad merubah nasibnya agar lebih baik, semua jalan
akan dibukakan oleh Allah SWT. Daerah kita yang secara alam amat kaya dalam kualitas
tanah, air dan iklim yang baik hamper semua produk tanaman dapat tumbuh subur di daerah
ini, walaupun lahan terbatas, kita sesungguhnya bisa melipatkan ganda produksi dengan cara
pengelolaan yang baik dan kreatifitas peningkatan yang ada, harapnya. Saat kunjungan ke
lokasi Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya Kelompok Tani Karya Sari Desa Candi
Kuniang Bedugul merupakan Argowisata Strawberry Stop , merupakan pertanian
holtikultural Stroberry dan sayuran-sayuran. Tempat ini selain tempat pembibitan,
pelatihan juga merupakan tempa kunjungan wisata buah-buah yang dapat dinikmati langung
oleh para pengunjung. Daerah yang iklim dan sejuknya hamper sama dengan kondisi Alahan
panjang, Padang Panjang serta beberapa daerah di Kabupaten Agam dan 50 kota. Dilokasi ini
wakil gubernur dan rombongan disuguhkan makanan khas yang cukup enak Panking Cake
Ice Creem dan Jus Stroberry . Rasanya yang manis menyejukan, ada khas yang luar bisa,
sehingga hampir setiap orang yang berkunjung ke daerah ini tidak akan melewati lokasi ini.
Yang paling menarik kita perdapat disini adalah adanya swadana masyarakat, mereka tidak
terlalu mengharapkan bantuan pemerintah akan tetapi mereka berkerjasama dengan
pemerintah daerah setempat. Masyarakat Bali memang masyarakat yang pekerja keras dan
tekun dalam mengelola usaha sesuatu, walapun kehidupan mereka tetap sederhana dan
bersabahat. Argowisata Strawberry Stop yang dirintis oleh I Nyoman Suta dimulai dari usaha
sederhana,merupakan pekerjaan sambilan, karena pada saat itu masih aktif sebagai PNS aktif
di Dinas Kehutanan serta istri Dra Ketut Wasih sebagai Guru salah satu SMA di Bali. Pada
tahun 1986, mulai merintis usaha budidaya strawberry dan juga sebagai supplayer sayuran ke
hotel-hotel yang ada di Kuta sekitarnya serta juga mensuplay buah strawberry ke perusahaan
es cream seperti danamon salah satu perusahaan ice cream maju di Kuta, dan lain-lain.
Karena merasa usaha petanian dirasa cukup untuk menumpang hidupnya, maka kedua
pasangan ini mengundurkan diri sebagai PNS dan konsentrasi penuh pada usaha pertanian
dan menata lahan pertanian menjadi objek wisata yang dilengkapi dengan restoran dengan
menu utama buah strawberry. Usaha ini berkembang dengan baik dan telah mampu
meningkatkan kehidupannya serta menyekolahkan anak-anak hingga perguruan tinggi yang
saat ini telah berkerja di Askes sedang menempuh pendidikan S2 dan anak ketiganya sedang
kuliah di UNUD Denpasar. Kemudian I Nyoman Suta juga merintis kelompok tani untuk
mewadahi pertanian sekitarnya dengan nama Kelompok Tani Karya sari Candikuning I, yang
pada tahun 2009 lalu mendapat penghargaan dari Presiden Republik Indonesia SBY, sebagai
petani teladan nasional. Karena mendapat kunjungan dari berbagai daerah dan lembaga,baik
yang bertujuan pelatihan, study banding maka pada tahun 2008 dibentuklah Pusat Pelatihan
Pertanian dan Pedesaan Swadaya ( P4S) Hidayah Bali yang berintegrasi dengan Pontren AlHidayah Candikuning, sebagai symbol kehidupan teloransi antar umat beragama secara baik.
Adapun fasilitas Argowisata Strawberry Stop hingga saat ini antara lain, Restoran dengan
unggulan menu strawberry, ruang meeting/pertemuan, Green Hause Buah Strawberry, Green
Hause Tanaman Hias, Green Hause Bunga Kisan, Green Hause Cabe/ Pabrika, lahan tanaman
strawberry, Peternakan Kelinci, Pengolahan pupuk organic, Taman Bermain-bermain,
Penginapan, Guest Hause, dan Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya ( P4S).
Kelompok Tani Karya sari juga melakukan kerjasama dan binaan dengan beberapa kelompok
tani disekitanya, sehingga dengan demikian perkembangan hasil produksi pertanian
masyarakat sekitar juga terangkat dan saling memajukan kesejahteraan bagi masing-masing
petani. Dalam kesempatan tersebut Wagub Muslim Kasim dan Ketua Komisi II DPRD
Sumbar juga melakukan pendekatan pembicaan bagaimana program ini dilaksanakan pula di
salah satu daerah di Sumbar dengan melakukan study banding sekaligus pelatihan kepada
petani sebagai pilot proyek. Karena persoalan kewenangan maka daerah yang ditunjuk mesti
mempersiapkan dana pendamping, sedangkan pemprov akan bersifat memotivasi, membantu
dan mendorong pengembangan kegiatan ini yang tentu juga akan dibantu APBD Sumbar.
Mudah-mudah suatu ketika Sumbar mampu menjadi produsen buah strawberry yang terbaik,
dengan spesefika daerah dan kualitas produksi yang unggul dimasa-masa yang akan datang. (
bersambung )
Asparagus adalah tanaman sub tropis yang diambil rebungnya untuk dikonsumsi. Sup asparagus
adalah menu yang wajib tersedia di hotel dan restoran berbintang. Namun beda dengan sayuran
sub tropis lain seperti kol, brokoli, kentang dan wortel yang sudah dibudidayakan di Indonesia,
maka aspargus masih harus diimpor. Budidaya asparagus memang pernah dilakukan di kab.
Sukabumi dan Cianjur di Jawa Barat, serta kab. Mojokerto dan Malang di Jawa Timur. Namun,
budidaya asparagus secara besar-besaran pada tahun 1980an tersebut telah mengalami kegagalan.
Penyebab kegagalan tersebut ada beberapa hal.
Pertama, secara manajemen kelembagaan, perusahaan yang mengelola kebun asparagus tersebut
tidak terlalu profesional. Hingga terjadi sengketa intern, termasuk sengketa soal status
kepemilikan lahan. Kedua, karena faktor budidaya, maka rebung asparagus yang dihasilkan
belum bisa memenuhi persyaratan sesuai dengan standar pasar internasional. Pada waktu rebung
masih dalam kondisi lunak, ukurannya (diameter dan panjang) masih belum mencapai standar.
Sebaliknya, ketika ukuran standar telah dicapai, kondisi rebung telah berserat. Padahal, pada
waktu itu para pengusaha telah melakukan impor benih asparagus berupa semai (bukan biji)
secara langsung dari Negeri Belanda. Ketiga, biaya produksi rebung asparagus dalam skala
perkebunan besar, ternyata tidak mampu bersaing di pasar internasional. Padahal, pada waktu itu
semangat para investor rebung asparagus adalah untuk menjangkau pasar ekspor. Akibat dari
kendala-kendala tersebut, tahun 1990an kebun-kebun asparagus tadi telah tutup dan tidak lagi
beroperasi.
Sayuran sub tropis yang sampai saat ini berhasil dibudidayakan di Indonesia, semuanya
dikerjakan oleh rakyat dalam skala sangat mikro. Mulai dari kol, kentang, wortel, bawang daun,
seledri dan lain-lain. Bunga krisan, leli, gladiol, anyelir dan lain-lain yang memasok para floris,
juga dibudidayakan oleh rakyat dalam skala kecil sampai dengan menengah. Budidaya kentang
dan bunga yang pernah dilakukan dalam skala besar, misalnya dengan luas lahan di atas 50
hektar, hampir semuanya mengalami kegagalan. Budidaya krisan, gladiol dan leli di kawasan
Bandungan, Jawa Tengah misalnya, bisa eksis sampai sekarang karena dilakukan secara
tradisional oleh para petani dalam skala mikro (hanya ratusan m2). Bahkan, bunga krisan
tunggal, sebelum krisan spray populer, selalu dilakukan dalam petak sangat kecil yang diberi
naungan atap jerami padi. Leli putih malahan dibudidayakan di pinggir ladang jagung, di selasela singkong dan mawar tabur. Sampai sekarang Bandungan tetap secara rutin menghasilkan
bunga leli meskipun dalam volume yang sangat kecil.
Asparagus penghasil rebung, sebenarnya juga sudah sejak jaman Belanda tumbuh di kawasan
dataran tinggi, terutama di Bandungan, Tawangmangu dan Selecta. Namun asparagus yang
ditanam di pematang dan di sela-sela tanaman jagung serta sayuran ini, fungsinya untuk dipanen
daunnya sebagai tanaman hias. Daun asparagus adalah "hijauan" untuk ornamen rangkaian
bunga, sebelum ornamen lain seperti florida beauty diintroduksi dan populer. Sebenarnya,
asparagus yang ditanam untuk diambil daunnya, adalah jenis Asparagus setactus yang marambat.
Asparagus jenis ini banyak ditanam di teras rumah dan dirambatkan dengan tali, kawat atau
kayu.
Selain itu masih ada Asparagus densiflorus dan Asparagus umbellatus yang banyak dijadikan
elemen taman karena bentuk tajuknya yang tebal dan indah mirip ekor tupai. Juga Asparagus
falcatus yang daunnya besar-besar hingga sepintas tidak tampak sebagai asparagus. Barangkali
karena volume daun Asparagus setaceus tidak mencukupi untuk dipanen sebagai ornamen
rangkaian bunga, maka petani pun mensubstitusinya dengan Asparagus officinalis yang
merupakan tanaman penghasil rebung. Hingga masyarakat setempat pun tidak pernah mengenal
rebung asparagus ini sebagai bahan sayuran. Padahal, apabila dipanen dan dikumpulkan, rebung
asparagus hasil tanaman rakyat akan tetap bisa mamasok pasar. Sama halnya dengan bunga leli
mereka yang dengan volume sangat terbatas, tetap bisa mensubstitusi leli tanaman PTPN XII di
Pegunungan Ijen dan tanaman perusahaan-perusahaan besar di kawasan Puncak, Jawa Barat.
Tanaman asparagus (Asparagus officinalis), merupakan terna tahunan. Asparagus memiliki
batang dalam tanah (rizoma), yang akan menumbuhkan rebung asparagus. Sementara "batang"
yang tampak di luar tanah merupakan tempat tumbuhnya cabang, ranting dan daun. Daun
asparagus berbentuk jarum. Sepintas tanaman asparagus penghasil rebung ini mirip dengan
cemara. Namun tinggi tanaman hanya sekitar 1 m, dengan diameter batang hanya 1 cm. Dalam
satu rumpun asparagus, biasanya akan tumbuh 4 sd. 5 batang tanaman. Karena di Bandungan
asparagus dipanen daunnya, maka rebung yang tumbuh selalu dibiarkan menjadi individu
tanaman baru. Setelah mencapai ketuaan tertentu, maka daun asparagus akan dipanen dengan
cara dipotong mulai bagian pangkal batangnya. Pemanenan daun asparagus (juga rebungnya),
dilakukan dengan interval 1 sd. 1,5 di kawasan tropis, sementara di kawasan sub tropis antara 1,5
sd. 2 bulan.
Budidaya asparagus, dilakukan dengan benih yang berasal dari perbanyakan generatif melalui
biji. Asparagus berbuah buni berbentuk bulat dengan diameter 0,5 cm. Warna buah hijau ketika
masih muda dan akan berubah menjadi cokelat kehitaman ketika telah tua. Buah masak ditandai
dengan warna hitam serta lembeknya kulit buah dengan daging buahnya yang sangat tipis. Biji
asparagus juga berwarna hitam dengan kulit biji sangat keras. Untuk mempercepat
perkecambahan, biasanya petani melakukan perendaman biji dalam air hangat (suhu 40 - 45 C)
yang dicampur dengan zat perangsang tumbuh (ZPT), paling tidak selama 12 jam. Selama itu air
rendaman diganti 1 X untuk menjaga suhu serta ketersediaan oksigen. Dengan perendaman
demikian, perkecambahan benih bisa berlangsung lebih cepat, dengan tingkat keberhasilan lebih
tinggi.
Rebung asparagus sebenarnya merupakan ujung rizome yang akan tumbuh menjadi individu
tanaman baru. Rebung ini berwarna putih ketika masih berada dalam tanah, kemudian berwarna
hijau muda dengan pangkal agak kemerahan ketika sudah menyembul di permukaan tanah.
Rebung asparagus berdiameter sedikit lebih besar (lebih gemuk) dibanding dengan batang
dewasanya. Panen umumnya dilakukan ketika rebung tersebut masih berada di dalam tanah.
Warna rebung putih, masih sangat lunak dengan kulit yang juga lembut. Panjang rebung yang
dipanen antara 15 sd. 20 cm. Namun ada pula konsumen yang menghendaki rebung yang sudah
keluar dari permukaan tanah dan berwarna hijau.
Di kawasan tropis, tanaman asparagus akan tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan di kawasan
sub tropis. Sebab di kawasan sub tropis, fotosintesis hanya akan terjadi selama musim panas.
Sementara pada musim dingin, tanaman akan mengalami masa dorman (istirahat). Di kawasan
tropis, tanaman akan berfotosintesis penuh sepanjang tahun. Pada musim kemarau, apabila lahan
diberi pengairan cukup baik, maka produksi rebung akan lebih tinggi daripada pada musim
penghujan. Meskipun tidak berpengairan teknis, lahan-lahan vulkanis di pegunungan biasanya
akan tetap lembap pada musim kemarau. Hingga volume produksi rebung di kawasan tropis,
rata-rata juga lebih tinggi daripada produksi di kawasan sub tropis. Rata-rata produksi rebung
asparagus dengan budidaya monokultur akan menghasilkan sekitar 10 ton rebung segar per
hektar per tahun. Namun, budidaya asparagus secara monokultur dengan manajemen modern,
telah terbukti kurang efisien dibanding dengan budidaya secara tradisional oleh rakyat.
Di Indonesia, asparagus cocok dibudidayakan pada lahan dengan ketinggian antara 600 sd. 1700
m. dpl. Misalnya di Brastagi (Sumut). Bukittinggi (Sumbar), Curub (Bengkulu), Puncak,
Selabintana, Lembang dan Pangalengan (Jabar). Baturaden, Dieng, Temanggung, Bandungan,
Kopeng dan Tawangmangu (Jateng), Kaliurang (DIY), Tretes, Selecta, Batu dan pegunungan Ijen
(Jatim), Bedugul (Bali), Sembalun (Lombok) dan Toraja (Sulsel). Kawasan ini bertanah vulkanis
yang gembur dan kaya bahan organik. Namun produksi asparagus akan bisa lebih optimal
apabila lahan diberi pupuk organik. Para petani sayuran di kawasan tersebut, biasanya
menggunakan pupuk kandang berupa kotoran sapi atau domba untuk menyuburkan lahan
mereka. Lahan gembur dan kaya bahan organik mutlak diperlukan oleh asparagus untuk
membentuk rizome dan memproduksi rebung.
Sayangnya, sampai saat ini asparagus tanaman rakyat ini tidak pernah dipanen rebungnya untuk
dipasarkan sebagai "sayuran elite". Padahal kebun-kebun asparagus skala besar telah tutup.
Hingga selama ini, hotel-hotel dan restoran bintang selalu menggunakan rebung asparagus
impor, terutama yang telah dikalengkan. Beberapa hotel bintang malahan secara rutin
mendatangkan rebung asparagus segar meskipun volumenya tetap sangat terbatas. Seandainya
hotel-hotel bintang ini bisa kontak dengan para petani asparagus di Bandungan, maka dua belah
pihak akan sangat diuntungkan. Konsumen akan memperoleh asparagus segar dengan harga
lebih murah daripada yang impor. Sementara petani akan mendapatkan harga yang baik
dibanding dengan memanen asparagus mereka untuk ornamen rangkaian bunga. (R) + + +
Budidaya Kentang
( Solanun tuberosum L. )
UMUM
1.1. Sejarah Singkat
Tanaman ini berasal dari daerah subtropis di Eropa yang masuk ke Indonesia pada saat bangsa
Eropa memasuki Indonesia di sekitar abad ke 17 atau 18.
1.2. Sentra Penanaman
Sentra tanaman yang utama adalah Lembang dan Pangalengan (Jawa Barat), Magelang (Jawa
Timur), Bali. Produksi kentang pada tahun 1998 mencapai 1.011.316 ton.
1.3. Jenis Tanaman
Kentang (Solanum tuberosum L) termasuk jenis tanaman sayuran semusim, berumur pendek dan
berbentuk perdu/semak. Kentang termasuk tanaman semusim karena hanya satu kali
berproduksi, setelah itu mati. Umur tanaman kentang antara 90-180 hari.
Dalam dunia tumbuhan, kentang diklasifikasikan sebagai berikut:
a) Divisi : Spermatophyta
b) Subdivisi : Angiospermae
c) Kelas : Dicotyledonae
d) Famili : Solanaceae
e) Genus : Solanum
f) Species : Solanun tuberosum L.
Dari tanaman ini dikenal pula spesies-spesies lain yang merupakan spesies liar, di antaranya
Solanum andigenum L, Solanum anglgenum L, Solanum demissum L dan lain-lain. Varitas
kentang yang banyak ditanam di Indonesia adalah kentang kuning varitas Granola, Atlantis,
Cipanas dan Segunung .
1.4. Manfaat Tanaman
Melihat kandungan gizinya, kentang merupakan sumber utama karbohidrat. Kentang menjadi
makanan pokok di banyak negara barat. Zat-zat gizi yang terkandung dalam 100 gram bahan
adalah kalori 347 kal, protein 0,3 gram, lemak 0,1 gram, karbohidrat 85,6 gram, kalsium (Ca) 20
gram, fosfor (P) 30 mg, besi (Fe) 0,5 mg dan vitamin B 0,04 mg
3.1. Pembibitan
Bibit Tanaman kentang dapat berasal dari umbi, perbanyakan melalui stek batang dan stek tunas
daun.
Umbi
Umbi bibit berasal dari umbi produksi berbobot 30-50 gram. Pilih umbi yang cukup tua antara
150-180 hari, umur tergantung varietas, tidak cacat, umbi baik, varitas unggul.
Umbi disimpan di dalam rak/peti di gudang dengan sirkulasi udara yang baik (kelembaban 8095%). Lama penyimpanan 6-7 bulan pada suhu rendah dan 5-6 bulan pada suhu 25 derajat C.
Pilih umbi dengan ukuran sedang, memiliki 3-5 mata tunas.
Gunakan umbi yang akan digunakan sebagai bibit hanya sampai generasi keempat saja.
Setelah bertunas sekitar 2 cm, umbi siap ditanam.
Bila bibit diusahakan dengan membeli, (usahakan bibit yang kita beli bersertifikat), berat antara
30-45 gram dengan 3-5 mata tunas. Penanaman dapat dilakukan tanpa dan dengan pembelahan.
Pemotongan umbi dilakukan menjadi 2-4 potong menurut mata tunas yang ada. Sebelum tanam
umbi yang dibelah harus direndam dulu di dalam larutan Dithane M-45 selama 5-10 menit.
Walaupun pembelahan menghemat bibit, tetapi bibit yang dibelah menghasilkan umbi yang lebih
sedikit daripada yang tidak dibelah. Hal tersebut harus diperhitungkan secara ekonomis.
Stek Batang dan stek tunas
Cara ini tidak biasa dilakukan karena lebih rumit dan memakan waktu lebih lama. Bahan
tanaman yang akan diambil stek batang/tunasnya harus ditanam di dalam pot. Pengambilan stek
baru dapat dilakukan jika tanaman telah berumur 1-1,5 bulan dengan tinggi 25-30 cm. Stek
disemaikan di persemaian. Apabila bibit menggunakan hasil stek batang atau tunas daun, ambil
dari tanaman yang sehat dan baik pertumbuhannya.
sinar matahari secara optimal, sedang pada lahan berbukit arah bedengan dibuat tegak lurus
kimiringan tanah untuk mencegah erosi. Lebar bedengan 70 cm (1 jalur tanaman)/140 cm (2
jalur tanaman), tinggi 30 cm dan jarak antar bedengan 30 cm. Lebar dan jarak antar bedengan
dapat diubah sesuai dengan varietas kentang yang ditanam. Di sekeliling petak bedengan dibuat
saluran pembuangan air sedalam 50 cm dan lebar 50 cm.
3.3. Teknik Penanaman
3.3.1. Pemupukan Dasar
a) Pupuk dasar organik berupa kotoran ayam 10 ton/ha, kotoran kambing sebanyak 15 ton/ha
atau kotoran sapi 20 ton/ha diberikan pada permukaan bedengan kurang lebih seminggu sebelum
tanam, dicampur pada tanah bedengan atau diberikan pada lubang tanam.
b) Pupuk anorganik berupa SP-36=400kg/ha.
3.3.2. Cara Penanaman
Bibit yang diperlukan jika memakai jarak tanam 70 x 30 cm adalah 1.300-1.700 kg/ha dengan
anggapan umbi bibit berbobot sekitar 30-45 gram.
Jarak tanaman tergantung varietas. Dimanat dan LCB 80 x 40 sedangkan varietas lain 70 x 30
cm.
Waktu tanam yang tepat adalah diakhir musim hujan pada bulan April-Juni, jika lahan memiliki
irigasi yang baik/sumber air kentang dapat ditanam dimusim kemarau. Jangan menanam
dimusim hujan. Penanaman dilakukan dipagi/sore hari.
Lubang tanam dibuat dengan kedalaman 8-10 cm. Bibit dimasukkan ke lubang tanam, ditimbun
dengan tanah dan tekan tanah di sekitar umbi. Bibit akan tumbuh sekitar 10-14 hst.
Mulsa jerami perlu dihamparkan di bedengan jika kentang ditanam di dataran medium.
3.4. Pemeliharaan Tanaman
3.4.1. Penyulaman
Untuk mengganti tanaman yang kurang baik, maka dilakukan penyulaman. Penyulaman dapat
dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari. Bibit sulaman merupakan bibit cadangan yang telah
disiapkan bersamaan dengan bibit produksi. Penyulaman dilakukan dengan cara mencabut
tanaman yang mati/kurang baik tumbuhnya dan ganti dengan tanaman baru pada lubang yang
sama.
3.4.2. Penyiangan
Lakukan penyiangan secara kontinyu dan sebaiknya dilakukan 2-3 hari sebelum/bersamaan
dengan pemupukan susulan dan penggemburan. Jadi penyiangan dilakukan minimal dua kali
selama masa penanaman. Penyiangan harus dilakukan pada fase kritis yaitu vegetatif awal dan
pembentukan umbi.
3.4.3. Pemangkasan Bunga
Pada varietas kentang yang berbunga sebaiknya dipangkas untuk mencegah terganggunya proses
pembentukan umbi, karena terjadi perebutan unsur hara untuk pembentukan umbi dan
pembungaan.
3.4.4. Pemupukan
Selain pupuk organik, maka pemberian pupuk anorganik juga sangat penting untuk pertumbuhan
tanaman. Pupuk yang biasa diberikan Urea dengan dosis 330 kg/ha, TSP dengan dosis 400 kg/ha
sedangkan KCl 200 kg/ha. Secara keseluruhan pemberian pupuk organik dan anorganik adalah
sebagai berikut:
Pupuk kandang: saat tanam 15.000-20.000 kg.
Pupuk anorganik
Urea/ZA: 21 hari setelah tanam 165/350 kg dan 45 hari setelah tanam 165/365 kg.
SP-36: saat tanam 400 kg.
KCl: 21 hari setelah tanam 100 kg dan 45 hari setelah tanam 100 kg.
Pupuk cair: 7-10 hari sekali dengan dosis sesuai anjuran.
Pupuk anorganik diberikan ke dalam lubang pada jarak 10 cm dari batang tanaman kentang.
3.4.5. Pengairan
Tanaman kentang sangat peka terhadap kekurangan air. Pengairan harus dilakukan secara rutin
tetapi tidak berlebihan. Pemberian air yang cukup membantu menstabilkan kelembaban tanah
sebagai pelarut pupuk. Selang waktu 7 hari sekali secara rutin sudah cukup untuk tanaman
kentang. Pengairan dilakukan dengan cara disiram dengan gembor/embrat/dengan mengairi
selokan sampai areal lembab (sekitar 15-20 menit).
3.5. Hama dan Penyakit
3.5.1. Hama
Ulat grayak (Spodoptera litura)
Gejala: ulat menyerang daun dengan memakan bagian epidermis dan jaringan hingga habis
daunnya. Pengendalian: (1) mekanis dengan memangkas daun yang telah ditempeli telur; (2)
kimia dengan Azordin, Diazinon 60 EC, Sumithion 50 EC.
Kutu daun (Aphis Sp)
Gejala: kutu daun menghisap cairan dan menginfeksi tanaman, juga dapat menularkan virus bagi
tanaman kedelai. Pengendalian: dengan cara memotong dan membakar daun yang terinfeksi,
menyemprotkan Roxion 40 EC, Dicarzol 25 SP.
Orong-orong (Gryllotalpa Sp)
Gejala: menyerang umbi di kebun, akar, tunas muda dan tanaman muda. Akibatnya tanaman
menjadi peka terhadap infeksi bakteri. Pengendalian: menggunakan tepung Sevin 85 S yang
dicampur dengan pupuk kandang.
Hama penggerek umbi (Phtorimae poerculella Zael)
Gejala: pada daun yang berwarna merah tua dan terlihat adanya jalinan seperti benang yang
berwarna kelabu yang merupakan materi pembungkus ulat. Umbi yang terserang bila dibelah,
akan terlihat adanya lubang-lubang karena sebagian umbi telah dimakan. Pengendalian: secara
kimia menggunakan Selecron 500 EC, Ekalux 25 EC, Orthene &5 SP, Lammnate L.
Hama trip ( Thrips tabaci )
Gejala: pada daun terdapat bercak-bercak berwarna putih, selanjutnya berubah menjadi abu-abu
perak dan kemudian mengering. Serangan dimulai dari ujung-ujung daun yang masih muda.
Pengendalian: (1) secara mekanis dengan cara memangkas bagian daun yang terserang; (2)
secara kimia menggunakan Basudin 60 EC, Mitac 200 EC, Diazenon, Bayrusil 25 EC atau
Dicarzol 25 SP.
3.5.2. Penyakit
Penyakit busuk daun
Penyebab: jamur Phytopthora infestans. Gejala: timbul bercak-bercak kecil berwarna hijau
kelabu dan agak basah, lalu bercak-bercak ini akan berkembang dan warnanya berubah menjadi
coklat sampai hitam dengan bagian tepi berwarna putih yang merupakan sporangium.
Selanjutnya daun akan membusuk dan mati. Pengendalian: menggunakan Antracol 70 WP,
Dithane M-45, Brestan 60, Polyram 80 WP, Velimek 80 WP dan lain-lain.
Penyakit layu bakteri
Penyebab: bakteri Pseudomonas solanacearum. Gejala: beberapa daun muda pada pucuk
tanaman layu dan daun tua, daun bagian bawah menguning. Pengendalian: dengan cara menjaga
sanitasi kebun, pergiliran tanaman. Pemberantasan secara kimia dapat menggunkan bakterisida,
dan agak mengering. Selain itu tanaman yang siap panen kulit umbi akan lekat sekali dengan
daging umbi, kulit tidak cepat mengelupas bila digosok dengan jari.
3.6.2. Cara Panen
Waktu memanen sangat dianjurkan dilakukan pada waktu sore hari/pagi hari dan dilakukan pada
saat hari cerah. Cara memanen yang baik adalah sebagai berikut: cangkul tanah disekitar umbi
kemudian angkat umbi dengan hati hati dengan menggunakan garpu tanah. Setelah itu
kumpulkan umbi ditempat yang teduh. Hindari kerusakan mekanis waktu panen.
3.6.3. Prakiraan Produksi
a) Granola/Atlantis: produksi 35-40 ton/ha.
b) Red Pontiac: produksi 15 ton/ha.
c) Desiree: produksi 18 ton/ha.
d) DTO: produksi 20 ton/ha.
e) Klon no. 17: produksi 30-40 ton/ha.
f) Klon no. 08: produksi 25-30 ton/ha.
3.7. Pascapanen
3.7.1. Penyortiran dan Pengolongan
Umbi yang baik dan sehat dipisahkan dengan umbi yang cacat dan terkena penyakit. Kegiatan ini
akan mencegah penularan penyakit kepada umbi yang sehat. Kentang di sortir berdasarkan
ukuran umbi (tergantung varitas).
3.7.2. Penyimpanan
Simpan umbi kentang dalam rak-rak yang tersusun rapi, sebaiknya ruangan tempat penyimpanan
dibersihkan dan disterilisasi dahulu agar terbebas dari bakteri. Simpan di tempat yang tertutup
dan berventilasi.
3.7.3. Pengemasan dan Pengangkutan
Alat pengemas harus bersih dan terbuat dari bahan yang ringan. Pengemas harus berventilasi dan
di bagian dasar dan tepi diberi bahan yang mengurangi benturan selama pengangkutan.
3.7.4. Pembersihan
Petani konvensional hampir tidak pernah membersihkan umbi. Untuk memasarkan kentang di
pasar swalayan/ke luar negeri, kentang harus dibersihkan terlebih dulu. Bersihkan umbi dari
segala kotoran yang menempel dengan lap. Lakukan perlahan-lahan jangan sampai menimbulkan
lecet-lecet. Selain itu umbi dapat dibersihkan dengan cara dicuci di air mengalir yang tidak
terlalu deras kemudian dikeringanginkan. Umbi yang bersih akan memperpanjang keawetan
umbi selain itu juga akan menarik konsumen.
Keterangan: HKP hari kerja pria.
4.2. Gambaran Peluang Agribisnis
Di awal krisis ekonomi harga komoditi kentang meningkat sampai lebih dari dua kalinya. Saat
ini ketika harga komoditi hortikultur lainnya seperti bawang daun dan cabe menurun drastis,
harga kentang di pasaran relatif masih sangat baik.
Kentang adalah salah satu komoditi hortikultura yang harganya relatif stabil dan tidak terlalu
tergantung musim. Harga yang stabil ini lebih menjamin masa depan agribisnis kentang daripada
komoditi hortikultura lainnya.
Walaupun Indonesia sudah mengekspor kentang ke Malaysia melalui Brastagi, peluang ekspor
ke negara lainnya harus diambil.
V. STANDAR PRODUKSI
5.1. Ruang lingkup
Standar ini meliputi klasifikasi dan syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara pengujian
contoh, syarat penandaan dan pengemasan.
5.2. Diskripsi
Kentang yang segar adalah umbi batang dari tanaman kentang dalam keadaan utuh bersih dan
segar, sesuai dengan SNI-01-3175-1992
5.3. Klasifikasi dan Standar Mutu
Menurut ukuran berat, kentang segar digolongkan dalam:
a) Kecil: 50 gram kebawah.
b) Sedang: 51-100 gram.
c) Besar: 101-300 gram.
d) Sangat besar: 301 gram ke atas.
Menurut jenis mutunya kentang segar digolongkan dalam 2 jenis mutu, yaitu mutu I dan mutu II.
a) Keseragaman warna dan bentuk: mutu I=seragam; mutu II=seragam.
b) Keseragaman ukuran: mutu I=seragam; mutu II=seragam.
c) Kerataan permukaan kentang: mutu I=rata; mutu II=tidak disyaratkan.
a) Untuk jumlah kemasan dalam lot 1 sampai 3, contoh yang diambil semua.
b) Untuk jumlah kemasan dalam lot 4 sampai 25, contoh yang diambil 3.
c) Untuk jumlah kemasan dalam lot 26 sampai 50, contoh yang diambil 6.
d) Untuk jumlah kemasan dalam lot 51 sampai 100, contoh yang diambil 8.
e) Untuk jumlah kemasan dalam lot 101 sampai 150, contoh yang diambil 10.
f) Untuk jumlah kemasan dalam lot 151 sampai 200, contoh yang diambil 12.
g) Untuk jumlah kemasan dalam lot 201 atau lebih, contoh yang diambil 15.
Petugas pengambil contoh harus memenuhi syarat yaitu orang yang berpengalaman atau dilatih
lebih dahulu dan mempunyai ikatan dengan badan hukum.
5.5. Pengemasan
Kentang disajikan dalam bentuk utuh dan segar. Dikemas dengan keranjang/bahan lain dengan
berat netto maksimum 80 kg dan ditutup dengan anyaman bambu kemudian diikat dengan tali
rotan/bahan lain. Isi kemasan tidak melebihi permukaan.
Di dalam keranjang atau kemasan diberi label yang bertuliskan :
a) Nama barang.
b) Jenis mutu.
c) Nama/kode perusahaan/eksportir.
d) Berat netto.
e) Produksi Indonesia.
f) Negara/tempat tujuan.
VI. REFERENSI
6.1. Daftar Pustaka
a) Budi Samadi, Ir. 1997. Usaha Tani Kentang. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
b) Bonus Trubus no. 342. 1998. Analisis Komoditas Kebal Resesi.
Kembang Kol / Blum Kol
( Brassica oleracea var. botrytis L. subvar. cauliflora DC)
I. UMUM
1.1. Sejarah Singkat
Kol bunga putih merupakan tanaman sayur famili Brassicaceae (jenis kol dengan bunga putih
kecil) berupa tumbuhan berbatang lunak. Masyarakat di Indonesia menyebut kubis bunga
sebagai kol kembang atau blumkol (berasal dari bahasa Belanda Bloemkool). Tanaman ini
berasal dari Eropa subtropis di daerah Mediterania. Kubis bunga yang berwarna putih dengan
massa bunga yang kompak seperti yang ditemukaan saat ini dikembangkan tahun 1866 oleh
Mc.Mohan ahli benih dari Amerika. Diduga kubis bunga masuk ke Indonesia dari India pada
abad ke XIX.
1.2. Sentra Penanaman
Walaupun tanaman ini adalah tanaman dataran tinggi triopka dan wilayah dengan lintang lebih
tinggi, beberapa kultivar dapat membentuk bunga di dataran rendah sekitar khatulisiwa.
Daerah dataran tinggi (pegunungan) adalah pusat budidaya kubis bunga. Pusat Produksi tanaman
ini terletak di Jawa Barat yaitu di Lembang, Cisarua, Cibodas. Tetapi saat ini kubis bunga mulai
ditanam di sentra-sentra sayuran lainnya seperti Bukit Tinggi (Sumatera Barat), Pangalengan,
Maja dan Garut (Jawa Barat), Kopeng (Jawa Tengah) dan Bedugul (Bali).
1.3. Jenis Tanaman
Klasifikasi botani tanaman kubis bunga adalah sebagai berikut:
a) Divisi : Spermatophyta
b) Sub divisi : Angiospermae
c) Kelas : Dicotyledonae
d) Keluarga : Cruciferae
e) Genus : Brassica
f) Spesies : Brassica oleracea var. botrytis L.
g) Sub var : cauliflora DC
Brassica oleracea varitas botrytis terdiri atas 2 subvaritas yaitu cauliflora DC. yang kita kenal
sebagai kubis bunga putih dan cymosa Lamn. yang berbunga hijau dan terkenal sebagai brokoli.
Penentuan kultivar berdasarkan ukuran, kemampatan dan warna massa bunga.
Kultivar lokal adalah kultivar Cirateun yang banyak ditanam di Lembang, sedangkan kultivar
introduksi adalah kultivar Farmers Early No 2 (umur panen 63 hari) dan Fengshan Extra Early
(umur panen 59 hari) asal Taiwan untuk dataran rendah sampai medium, Snown Crown asal
Jepang untuk dataran menengah dan dataran tinggi serta Tropical Early asal jepang untuk dataran
rendah.
1.4. Manfaat Tanaman
Walaupun biasanya hanya bagian massa bunga yang dimanfaatkan sebagai sayuran yang
mengandung mineral cukup lengkap, daun tanaman ini bisa dimakan dan rasanya manis tanpa
ada rasa pahit.
layu. Pencegahan dan pemberantasan digunakan Insektisida dan fungisida seperti Furadan 3 G,
Antrocol, Dithane, Hostathion dan lain-lain.
3.1.5. Pemindahan Bibit
Bibit dipindahtanam ke lapangan setelah memiliki 3-4 helai daun atau kira-kira berumur 1 bulan.
3.4. Pemeliharaan
3.4.1. Penyulaman
Jika ada tanaman yang rusak atau mati, penyulaman dapat dilakukan sampai sebelum tanaman
berumur kira-kira 2 minggu.
3.4.2. Penyiangan
Penyiangan yang bersamaan dengan penggemburan dilakukan bersama-sama dengan pemupukan
susulan yaitu pada 7-10 hari setelah tanam (hst), 20 hst dan 30-35 hst. Penyiangan dan
penggemburan harus dilaksanakan dengan hati-hati dan jangan terlalu dalam agar tidak merusak
akar kubis bunga yang dangkal. Pada akhir pertumbuhan vegetatif (memasuki masa berbunga)
penyiangan dihentikan.
3.4.3. Perempalan
Perempelan tunas cabang dilakukan seawal mungkin supaya ukuran dan kualitas massa bunga
yang terbentuk optimal. Segera setelah terbentuk massa bunga, daun-daun tua diikat sedemikian
rupa sehingga massa bunga ternaungi dari cahaya matahari. Penutupan ini berfungsi untuk
mempertahankan warna bunga supaya tetap putih.
3.4.4. Pemupukan
Selama masa pertumbuhan tanaman diberi pupuk susulan sebanyak 3 kali.
1. Pupuk susulan I diberikan 7-10 hst terdiri atas ZA 150 kg/ha, Urea 75 kg/ha, SP-36 150 kg/ha
dan KCl 75 kg/ha di sekeliling tanaman sejauh 10-15 cm dari batangnya lalu ditimbun tanah.
2. Pupuk susulan II diberikan 20 hst terdiri atas ZA 150 kg/ha, Urea 75 kg/ha, SP-36 75 kg/ha
dan KCl 150 kg/ha di larikan sejauh 20 cm dari batangnya lalu ditimbun tanah.
3. Pupuk susulan III diberikan 30-35 hst terdiri atas ZA 150 kg/ha, Urea 100 kg/ha, dan KCl 150
kg/ha di larikan sejauh 25 cm dari batangnya lalu ditimbun tanah. Bersamaan dengan pupuk
susulan III tanaman disemprot dengan pupuk daun dengan N dan K tinggi.
3.4.5. Pengairan dan Penyiraman
Pengairan dilakukan secara rutin di pagi atau sore hari. Pada musim kemarau penyiraman
dilakukan 1-2 kali sehari terutama pada saat tanaman berada pada fase pertumbuhan awal dan
pembentukan bunga.
3.5.2. Penyakit
1. Busuk hitam
Penyebab: bakteri Xanthomonas campestris Dows. Penyakit ini bersifat tular benih (seed born)
yang menyerang semua fase pertumbuhan kubis bunga. Infeksi di lapangan melalui bekas gigitan
serangga atau luka. Gejala: terdapat bercak coklat kehitam-hitaman pada daun, batang, tangkai,
bunga maupun massa bunga. Batang dan massa bunga menjadi busuk sehingga tidak dapat
dipanen.
2. Busuk lunak
Penyebab: bakteri Erwinia carotovora Holland. Penyakit ini menyebabkan busuk lunak pada
tanaman di kebun dan pasca panen. Infeksi terjadi setelah busuk hitam melalui luka pada pangkal
bunga yang hampir dipanen atau melalui akar yang terluka. Gelaja: busuknya batang atau
pangkal bunga dengan tiba-tiba.
3. Akar bengkak
Penyebab: jamur Plasmodiophora brassicae Wor. Gejala: tanaman layu seperti kekurangan air
dan segar kembali di malam hari, lama-lama pertumbuhan terhambat dan kerdil serta tidak bisa
berbunga. Selain akar tanaman membengkak terlihat pula ada bercak hitam di akar tersebut.
4. Bercak hitam
Penyebab: jamur Alternaria sp. Penyakit tular benih ini menyerang daun dan bagian tanaman
lainnya. Gejala: daun menjadi berbercak coklat muda atau tua bergaris konsentris. Pada akar,
batang dan tangkai terdapat bercak bergaris berwarna kehitam-hitaman.
5. Semai roboh (damping off)
Penyebab: jamur Rhizoctonia sp. dan Phytium sp. Penyakit ini biasanya menyerang persemaian
menyebabkan busuknya pangkal batang. Pengendalian: dapat dilakukan dengan melakukan bibit
yang bebas penyakit, merendam benih di air panas (50 derajat C) atau di dalam
fungisida/bakterisida selama 15 menit, sanitasi kebun, rotasi tanaman, menanam kultivar tahan
penyakit, menghindari tanaman dari kerusakan mekanis atau gigitan serangga, melakukan
sterilisasi media semai atau lahan kebun (khusus untuk akar bengkak), pengapuran pada tanah
masam dan mencabut tanaman yang telah terserang penyakit.
Untuk mencegah serangan hama dan penyakit, penyemprotan pestisida telah dilakukan walaupun
belum ada gejala serangan. Penyemprotan dilakukan setiap 2 minggu.
3.6. Panen
3.6.1. Ciri dan Umur Panen
Pemanenan dilakukan saat massa bunga mencapai ukuran maksimal dan mampat. Umur panen
antara 55-100 hari tergantung dari kultivar.
3.6.2. Cara Panen
Sebaiknya panen dilakukan di pagi atau sore hari dengan cara memotong tangkai bunga bersama
sebagian batang dan daunnya sepanjang 25 cm.
3.7. Pascapanen
3.7.1. Pengumpulan
Setelah bunga kubis dipanen, hasil panen disimpan di tempat yang teduh untuk dilakukan sortasi.
3.7.2. Penyortiran
Sortasi dilakukan berdasarkan diameter kepala bunga yang dibagi menjadi 4 kelas yaitu > 30 cm,
25-30 cm, 20-25 cm dan 15-20 cm.
3.7.3. Penyimpanan
Penyimpanan terbaik di ruang gelap pada temperatur 20 derajat C, kelembaban 75-85% atau
kamar dingin dengan temperatur 4.4 derajat C dengan kelembaban 85-95%. Pada ruanganruangan tersebut kubis akan tetap segar selama 2-3 minggu.
3.7.4. Pengemasan dan Pengangkutan
Pengemasan dilakukan dalam peti kayu dengan kapasitas 25-30 kg. Untuk transportasi jarak
jauh, sertakan kira-kira 6 helai daun dan daun yang berada di atas massa bunga dipatahkan untuk
menutupi bunga. Untuk transportasi jarak dekat ujung-ujung daun dipotong.
Lobak
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
?
Lobak
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Plantae
(tidak
termasuk)
Eudicots
(tidak
termasuk)
Rosids
Ordo:
Brassicales
Famili:
Brassicace
ae
Genus:
Raphanus
Spesies:
R. sativus
Nama binomial
Raphanus sativus
L.
Lobak adalah tumbuhan yang termasuk famili: Cruciferae. Bentuk umbi lobak seperti wortel,
tapi isi dan kulitnya berwarna putih.
Tanaman lobak berasal dari negeri Cina, tapi, telah banyak diusahakan di Indonesia. Tanaman
mudah ditanam baik di dataran rendah maupun tinggi (pegunungan).
Saat ini daerah yang banyak ditanami lobak adalah dataran tinggi Pangalengan, Pacet, Cipanas,
dan Bedugul. Luas areal tanaman lobak di Indonesia saat ini berkisar 15.700 ha.
Tanah yang baik untuk tanaman lobak adalah tanah gembur, mengandung humus (subur) dan
lapisan atasnya tidak mengandung kerikil (batu-batu kecil).
Kemudian derajat keasaman tanah 5-6, sementara waktu tanam adalah musim hujan atau awal
musim kemarau. Namun kalau menanam pada musim kemarau, tanaman harus cukup air.
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Cara Tanam
2 Pemeliharaan tanaman
3 Pemanenan
4 Manfaat lobak
Setelah diperjarang, jarak tanaman menjadi 10-20 cm. Pada umumnya petani jarang memberikan
pupuk buatan. Akan tetapi agar diperoleh hasil yang memuaskan, tanaman lobak sebenarnya
perlu diberikan pupuk buatan.
Pupuk buatan yang perlu diberikan adalah urea, TSP dengan perbandingan 1:2 sebanyak 6 g tiap
tanaman. Pupuk di kanan-kiri batang tanaman dengan jarak 5 cm. Dengan demikian, untuk
tanaman seluas 1 ha diperlukan 100 kg pupuk urea dan 200 kg TSP. Pupuk sebaiknya diberikan
pada waktu tanah didangir.
[sunting] Pemanenan
Hasil tanaman dapat dipungut setelah umbi-umbinya cukup besar, kira-kira setelah tanaman
berumur 2 bulan. Keterlambatan dalam memungut hasil akan menyebabkan umbi menjadi kayu
dan rasanya juga tidak enak (kapus-kapus). Jika hal tersebut terjadi, umbi lobak tidak akan laku
dijual.
Tanaman yang terawat dapat menghasilkan umbi 15-20 ton/ha. Bahkan ada jenis lobak yang
dapat menghasilkan umbi beratnya hingga mencapai 0,5-1 kg tiap tanaman dan rasa umbinya
pun enak dimakan.
GECKO MAAF
Intro : B F#m E G A B
B F#m
E
G A B
Sejenak hatiku perih melihat kamu
B F#m
E
G
A
B
sesaat bibirku tak mampu tuk berucap
B F#m
E
G A B
akankah terjadi semua yang ku pikirkan
B F#m
E
G
A
jiwaku tlah larut dalam kesedihan
Bridge :
C#m
E
ku tak sanggup menjalani
C#m E
G AB
ku tak sanggup semua ini
Reff :
B F#m
E
G A
B
maafkanlah.. hati ini.. ku hanya ingin kau tahu
B F#m
E
G
A B
ku tak bisa.. jauh darimu, ku mohon maafkan aku...
B F#m
E
G A B
sempatku berpikir kau bukanlah untukku
B F#m
E
G
A
dan kini ku tahu hanyalah khayalan
Bridge :
C#m
E
ku tak sanggup ( tak sanggup) menjalani
C#m
E
G A
B
ku tak sanggup ho.. uoho..uyea...
Reff :
B F#m
E
G A
B
maafkanlah.. hati ini.. ku hanya ingin kau tahu
B F#m
E
G
A B