PENDAHULUAN
Osteoartritis adalah suatu kelainan sendi kronis dimana terjadi proses pelemahan dan
disintegrasi dari tulang rawan sendi yang disertai dengan pertumbuhan tulang dan tulang
rawan baru pada sendi.1 Osteoartritis adalah penyakit sendi degeneratif yang umumnya terjadi
pada dewasa muda dan lansia dengan gangguan pada sendi, yang bersifat kronik, progresif
lambat, tidak meradang dan ditandai dengan abrasi rawan sendi. Osteoartritis ditandai dengan
adanya kerusakan tulang rawan (kartilago) hialin sendi, meningkatnya ketebalan serta
sklerosis dari lempeng tulang.2
Osteoartritis merupakan kelainan yang mengenai berbagai ras dan kedua jenis kelamin.
Laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk terkena osteoartritis, namun
pada perempuan biasanya sendi yang terkena lebih banyak. Seiring dengan bertambahnya
usia, prevalensi osteoartritis juga semakin bertambah. Seperempat dari seluruh populasi
perempuan dan seperlima dari seluruh populasi laki-laki dengan usia lebih dari 60 tahun
dapat terkena osteoartritis. Osteoartritis dapat menyerang semua sendi, namun predileksi
yang tersering adalah pada sendi-sendi yang menanggung beban berat badan seperti panggul,
lutut, dan sendi tulang belakang bagian lumbal bawah. 1 World Health Organization (WHO)
memperkirakan bahwa 10% penduduk dunia yang berusia 60 tahun atau lebih mempunyai
masalah osteoartritis.2
Penderita osteoartritis lutut biasanya datang dengan keluhan sakit sendi yang hilanghilang timbul yang sudah menahun pada lututnya. Pada tahap awal, nyeri sendi timbul bila
selesai latihan fisik yang berat dan kemudian hilang setelah istirahat. Keluhan kemudian
berlanjut menjadi kekakuan sendi sewaktu bangun pagi yang hilang dalam waktu 15-30 menit
dan makin berkurang setelah digerakkan. Jika proses ini terjadi secara berlebihan maka akan
timbul nyeri yang hebat dan penderita mengalami gangguan aktifitas.3,4
Rehabilitasi medik merupakan suatu proses pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan fungsional dan psikis individu serta mekanisme kompensasi
agar individu dapat berdikari. Pada penderita osteoartritis lutut terjadi mekanisme penurunan
kemampuan fungsional serta faktor psikologi dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat
menurunkan kualitas hidup penderita. Hal ini sesuai dengan tujuan dari program rehabilitasi
medik agar nantinya penderita bisa menjalankan aktivitas sehari-hari dan memiliki kualitas
hidup yang lebih baik.
Berikut ini akan dibahas suatu tinjauan pustaka dan laporan kasus tentang rehabilitasi
medik pada osteoartritis genu sinistra.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1
Definisi
Osteoartritis (OA) adalah jenis artritis yang disebabkan oleh kerusakan dan
hilangnya tulang rawan dari satu atau lebih sendi. Tulang rawan adalah substansi
protein yang berfungsi sebagai bantalan antara tulang-tulang pada persendian.
Osteoartritis juga dikenal sebagai artritis degeneratif. Di antara lebih dari 100 jenis
yang berbeda dari artritis, osteoartritis adalah yang paling umum, yang mempengaruhi
lebih dari 20 juta orang di Amerika Serikat. Osteoartritis lebih sering terjadi saat kita
bertambah usia. Sebelum usia 45 tahun, osteoartritis lebih sering terjadi pada laki-laki.
Setelah 55 tahun, osteoartritis lebih sering terjadi pada wanita. Di Amerika Serikat,
semua ras muncul sama banyak. Sebuah kejadian osteoartritis ada yang lebih tinggi
pada populasi Jepang, sementara orang kulit hitam Afrika Selatan, India Timur, dan
Selatan
Cina
memiliki
tingkat
yang
lebih
rendah.
Osteoartritis
umumnya
mempengaruhi tangan, kaki, tulang belakang, dan sendi yang menahan beban besar,
seperti pinggul dan lutut.5
Epidemiologi
Osteoartritis (OA) merupakan penyakit sendi pada orang dewasa yang paling umum di
dunia. OA pada lutut merupakan tipe OA yang paling sering dijumpai. Penelitian
epidemiologi menemukan bahwa kelompok umur 60-64 tahun sebanyak 22%. Pada pria
dengan kelompok umur yang sama, dijumpai 23% menderita OA pada lutut kanan, sementara
16,3% sisanya didapati menderita OA pada lutut kiri. Berbeda halnya pada wanita yang
terdistribusi merata, dengan insiden OA pada lutut kanan sebanyak 24,2% dan pada lutut kiri
sebanyak 24,7%.6
3
Etiologi
Kebanyakan kasus osteoartritis tidak diketahui penyebabnya dan disebut sebagai
osteoartritis primer, dan sering dihubungkan dengan adanya proses degeneratif (penuaan).
Sedangkan osteoartritis yang diketahui penyebabnya disebut sebagai osteoartritis sekunder,
contoh adanya riwayat trauma sebelumnya.
1
Usia
Faktor resiko yang paling utama pada penyakit osteartritis adalah usia, biasanya
mengenai usia dewasa muda hingga lansia, tetapi sering pada usia lebih dari 50 tahun.
Prevalensi dan beratnya osteoartritis akan meningkat sesuai dengan pertumbuhan umur,
namun osteoartritis bukan terjadi akibat pertumbuhan usia saja, melainkan juga dapat terjadi
akibat perubahan pada tulang rawan sendi. Osteoartritis lebih sering diderita oleh usia lanjut,
meskipun orang yang lebih muda juga dapat menderita hal yang sama. Pada pria dan wanita
yang berusia kurang dari 45 tahun, osteoartritis yang terjadi terutama terkait dengan riwayat
trauma yang dimiliki. Berdasarkan bukti-bukti radiografi, pada individu yang berusia 45-65
tahun terdapat 30% kasus osteoartritis, dan pada usia di atas 80 tahun terdapat lebih dari 80%
kasus.
Jenis Kelamin
Baik pria maupun wanita bisa menderita penyakit ini. Perbedaan utama insidensi antara
pria dengan wanita tersebut terkait dengan area yang dipengaruhi oleh osteoartritis. Pada
wanita, sendi yang sering terkena osteoartritis adalah sendi interphalangeal distal, sendi
interphalangeal proksimal, sendi carpometacarpal pertama, sendi metatarsophalangeal,
pinggul (pada usia 55-64 tahun), dan lutut (pada usia 65-74 tahun). Sedangkan pada pria yang
berusia 65-74 tahun, pinggul dan lutut lebih sering terkena osteoartritis dari pada wanita.
Secara keseluruhan, di bawah 45 tahun frekuensi osteoartritis kurang lebih sama pada lakilaki dan wanita, tetapi di atas 50 tahun (setelah menopause) frekuensi osteoartritis lebih
banyak pada wanita dari pada pria. Hal ini menunjukan adanya peran hormonal pada
patogenesis osteoartritis.
3
Faktor Herediter
Faktor herediter juga berperan pada timbulnya osteoartritis misalnya, pada ibu dari
seorang wanita dengan osteoartritis pada sendi-sendi interphalanx distal (nodus Heberden)
terdapat dua kali lebih sering osteoartritis pada sendi-sendi tersebut, dan anak-anak
perempuannya cenderung mempunyai tiga kali lebih sering, dari pada ibu dan anak
perempuan-perempuan dari wanita tanpa osteoartritis tersebut. Adanya mutasi dalam gen
prokolagen II atau gen-gen struktural lain untuk unsur-unsur tulang rawan sendi seperti
kolagen tipe X dan XII, protein pengikat atau proteoglikan dikatakan berperan dalam
timbulnya kecenderungan familial pada osteoartritis tertentu.
4
Obesitas
Osteoartritis lebih sering terjadi pada orang-orang yang mengalami obesitas daripada
mereka yang kurus karena terkait dengan besarnya stress mekanis pada sendi penopang
tubuh. Sendi-sendi pada tungkai bawah, khususnya lutut dan pinggul, setiap hari mereka
menerima beban yang cukup berat dari aktivitas fisik harian manusia. Sebagai contoh, pada
5
saat manusia berdiri pada kedua tungkainya, sendi lutut menerima beban sebesar 2 kali berat
badan manusia (bukan setengah berat badan yang seperti kita perkirakan berdasarkan
perhitungan matematis yang logis). Pada saat berdiri dengan satu tungkai, beban yang
diterima oleh sendi lutut sebesar 4 kali berat badan dan pada saat mendarat kembali setelah
meloncat lutut menanggung beban sebesar 8 kali berat badan ideal, akan menambah berat
yang diterima oleh sendi lutut dan pinggul.
5
berdampak pada kejadian penyakit osteoartritis. Selain itu pekerjaan yang berat akan
menjadi penentu beratnya osteoartritis yang dialami.6,9
Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis seperti nyeri pada sendi yang terkena terutama sewaktu bergerak.
Umumnya timbul secara perlahan-lahan, mula-mula rasa kaku, kemudian timbul rasa nyeri
yang berkurang dengan istirahat. Terdapat hambatan pada pergerakan sendi, kaku pagi,
pembengkakan sendi, perubahan gaya berjalan, dan krepitasi tulang.
Tempat predileksi osteoartritis adalah sendi karpometakarpal I, metatarsofalangeal I,
apofiseal tulang belakang, lutut dan paha. Tanda-tanda peradangan pada sendi tersebut tidak
menonjol dan timbul belakangan, mungkin dijumpai karena adanya sinovitis, terdiri dari
nyeri tekan, gangguan gerak, rasa hangat dan kemerahan.
Patofisiologi
Faktor-faktor resiko diatas selanjutnya menyebabkan kerusakan pada daerah sendi
melalui tiga mekanisme yaitu peningkatan Matrix Mettaloprotease (MMP), inflamasi pada
membran sinovial, dan stimulasi produk nitric oxide.
6
Diagnosis
Diagnosis pada osteoartritis didasarkan pada anamnesis, pemeriksaan fisik serta
timbul setelah imobilisasi, seperti duduk dalam waktu yang cukup lama atau setelah bangun
tidur. Krepitasi atau rasa gemertak pada sendi yang sakit juga menjadi keluhan dari penderita
osteoartritis.10
Tes McMurray
Tes ini merupakan tindakan pemeriksaan untuk mengungkapkan lesi meniskus. Pada tes
ini penderita berbaring terlentang. Dengan satu tangan pemeriksa memegang tumit penderita
dan tangan lainnya memegang lutut. Tungkai kemudian ditekuk pada sendi lutut. Tungkai
bawah eksorotasi/endorotasi dan secara perlahan-lahan diekstensikan. Kalau terdengar bunyi
klek atau teraba sewaktu lutut diluruskan, maka meniskus medial atau bagian posteriornya
yang mungkin terobek.9
harus dalam posisi terlentang dengan panggul fleksi 45. Lutut fleksi dan kedua kaki sejajar.
Caranya dengan menggerakan tulang tibia ke atas maka akan terjadi gerakan hiperekstresi
sendi lutut dan sendi lutut akan terasa kendor. Posisi pemeriksa di depan kaki penderita. Jika
terdorong lebih dari normal, artinya tes drawer positif.9
Lachman Test
Test Lachman dikelola dengan meletakkan lutut pada posisi fleksi kira-kira dalam sudut
300, dengan tungkai diputar secara eksternal. Satu tangan dari pemeriksaan menstabilkan
tungkai bawah dengan memegang bagian akhir atau ujung distal dari tungkai atas, dan tangan
yang lain memegang bagian proksimal dari tulang tibia, kemudian usahakan untuk
digerakkan ke arah anterior.
meniskus. Penderita dalam posisi berbaring tengkurap lalu tungkai bawah ditekukkan pada
sendi lutut kemudian dilakukan penekanan pada tumit pasien. Penekanan dilanjutkan sambil
memutar tungkai ke arah dalam (endorotasi) dan luar (eksorotasi). Apabila pasien merasakan
nyeri di samping medial atau lateral garis persendian lutut maka lesi pada meniskus medial
dan lateral sangat mungkin ada.9
10
lutut.Tindakan pemeriksaan ini merupakan kelanjutan dari Apley Comppresion Test. Lakukan
distraksi pada sendi lutut sambil memutar tungkai bawah keluar dan kedalam dan lakukan
fiksasi. Apabila pada distraksi eksorotasi dan endorotasi itu terdapat nyeri maka hal tersebut
disebabkan oleh lesi di ligamen.9
Pemeriksaan Penunjang :
11
A Pemeriksaan Radiologis
Derajat kerusakan sendi berdasarkan gambaran radiologis kriteria Kellgren &
Lawrence:
(A)
(B)
(C)
(D)
12
5 Derajat 4
yang nyata, sklerosis yang berat dan deformitas kontur tulang yang
nyata.
Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan osteoartritis adalah:12-14
Mengurangi disabilitas
Menghambat progresifitas
Penatalaksanaan osteoartritis pengobatan/medikamentosa yang terdiri dari analgesik
dan anti inflamasi dan program rehabilitasi medik. Program rehabilitasi medik yang sering
dilakukan pada osteoartritis dapat berupa:
1
Fisioterapi13-15
Terapi panas superfisial yaitu panas hanya mengenai kutis atau jaringan sub kutis saja
(Hot pack, infra merah, kompres air hangat, paraffin bath) Sedangkan terapi panas
dalam, yaitu panas dapat menembus sampai ke jaringan yang lebih dalam yang sampai
ke otot,tulang, dan sendi Diatermi gelombang mikro (MWD), Diatermi gelombang
pendek (SWD), Diatermi gelombang suara ultra (USD). Pada kasus osteoartritis
digunakan SWD (short wave diathermy) dan USD (ultra sound diathermy).
b
Terapi dingin
Terapi dingin digunakan untuk melancarkan sirkulasi darah,mengurangi peradangan,
mengurangi spasme otot dan kekakuan sendi sehingga dapat mengurangi nyeri. Dapat
juga menggunakan es yang dikompreskan pada sendi yang nyeri. Terapi dingin dapat
berupa cryotherapy, kompres es dan masase es.
Terapi listrik
Yang digunakan adalah TENS (Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation). TENS
merupakan modalitas yang digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri
melalui peningkatan ambang rangsang nyeri.
Hidroterapi
Hidroterapi bermanfaat untuk memberi latihan. Daya apung air akan membuat ringan
bagian atau ekstermitas yang direndam sehingga sendi lebih mudah digerakan. Suhu air
yang hangat akan membantu mengurangi nyeri, relaksasi otot dan memberi rasa
nyaman.
14
Ortotik Prostetik
Digunakan untuk mengembalikan fungsi, mencegah dan mengoreksi kecacatan,
menyangga berat badan dan menunjang anggota tubuh yang sakit. Pada penderita OA
biasa dilakukan rencana penggunaan knee brace atau knee support.14
Terapi okupasi
Terapi okupasi meliputi latihan koordinasi aktivitas kehidupan sehari-hari (AKS) untuk
memberikan latihan pengembalian fungsi sehingga penderita bisa melakukan kembali
kegiatan/perkerjaan normalnya.14,15
Psikologi
Tujuannya untuk mengadakan evaluasi dan mengobati gangguan mental akibat
kecacatan untuk meningkatkan motivasi berusaha mengatasi kecacatan serta akibatnya.
Sosial medik
Tujuannya adalah menyelesaikan/memecahkan masalah sosial yang berkaitan dengan
penyakit penderita, seperti masalah penderita dalam keluarga maupun lingkungan
masyarakat.15-17
15
BAB III
LAPORAN KASUS
1
IDENTITAS PENDERITA
Nama
: Ny. H.R
Umur
: 44 tahun
Alamat
Pekerjaan
: IRT
Agama
: Kristen Protestan
Suku
: Minahasa
Tanggal Periksa
: 8 Desember 2014
ANAMNESIS
Keluhan utama
Nyeri pada lutut kiri dialami penderita sejak 2 minggu yang lalu, tidak menjalar, dan
nyeri bersifat tajam. Nyeri yang dirasakan hilang timbul, dan bertambah berat ketika
penderita beraktivitas seperti turun naik tangga, berdiri lama, jalan jauh (200m), dan
jongkok. Nyeri hilang saat istirahat dan selama ini penderita tidak mengkonsumsi obat
penghilang nyeri. Nyeri lutut disertai kekakuan terutama saat bangun di pagi hari 5-7 menit,
kemudian hilang dengan sendirinya, penderita juga tidak merasakan nyeri yang hebat pada
malam hari. Tidak ada riwayat bengkak, hangat dan kemerahan. Penderita juga mengeluh ada
bunyi krek-krek saat lutut kiri digerakkan. Aktivitas yang terganggu jika penderita berdiri
16
lama saat memasak dan saat memakai sepatu hak tinggi. Penderita kemudian berobat ke
dokter spesialis Interna dan di konsul ke Rehabilitasi Medik untuk diperiksa lebih lanjut.
Penyakit jantung, paru, liver, ginjal, DM, asam urat disangkal penderita
Riwayat Keluarga
Penderita tinggal di rumah permanen, 1 lantai, berlantai keramik. Sumber penerangan dari
Perusahaan Listrik Negara, sumber air dari PAM, WC jongkok dan berjarak 10 meter dari
kamar tidur. Penderita memiliki 2 orang anak, biaya hidup sehari-hari tercukupi dan biaya
pengobatan ditanggung pemerintah melalui Askes.
Riwayat Psikologis
Penderita sangat komunikatif dan terbuka selama anamnesa. Penderita merasa cemas dan
terganggu dengan penyakit yang dialami sekarang.
17
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
Kesadaran
: Compos Mentis
Tekanan darah
: 150/90 mmHg
Respirasi: 20x/m
Nadi
: 82x/menit
Suhu : 36,40C
Tinggi badan
: 151 cm
Berat badan
: 51 kg
: 22,36kg/m2 (normal).
Kepala
: Normocephal
Mata
Leher
Thoraks
18
Abdomen
: Datar, lemas, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba,
bising usus (+) normal.
Status lokalis
Inspeksi
Palpasi
Sinistra
89 cm
89 cm
87 cm
87 cm
Lingkar Paha
43 cm
43 cm
Lingkar Genu
Lingkar Betis
32 cm
22 cm
32 cm
22 cm
Movement
8 Desember 2014
0
3 (sinistra)
10
Pemeriksaan Lingkup Gerak Sendi (LGS) regio genu dextra dan sinistra
Dekstra
Sinistra
Normal
Fleksi
0-1350
0-1350
1350
Ekstensi
0-00
0-00
00
Dekstra
Sinistra
Proprioseptif
Normal
Normal
Protopatik
Normal
Normal
19
Normal
Normal
Kekuatan Otot
5/5/5/5
5/sde (nyeri)/5/5
Tonus otot
Refleks Fisiologis
Normal
++
Normal
Sulit di evaluasi (nyeri)
Refleks Patologis
Tes Provokasi :
Jenis tes
Ballotement
Anterior drawer
Posterior drawer
McMurray
Apley compression
Apley distraction
Lachman
Test for medial stability
Test for lateral stability
Dekstra
-
Sinistra
-
20
RESUME
Perempuan 44 tahun, nyeri pada lutut kiri, hilang timbul, bertambah berat jika beraktivitas
dan hilang saat istirahat. penderita tidak mengkonsumsi obat penghilang nyeri, morning
stiffness (+), bunyi krek-krek saat lutut kiri digerakkan (+). Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 150/90mmHg. Pada status lokalis regio genu, nyeri gerak dan
krepitasi genu sinistra. Visual Analog Scale (VAS) pada genu sinistra: 3.
Diagnosis klinis
Diagnosis etiologi
Diagnosis topis
Diagnosis fungsional
:
:
:
:
Anjuran
Masalah :
1
Gangguan vokasional
Penatalaksanaan :
1
Medikamentosa
Non medikamentosa
Rehabilitasi medik
a
Fisioterapi
1
Evaluasi :
a
Program:
a
Okupasi terapi
1
Evaluasi :
a
Program:
Latihan atau edukasi melaksanakan aktivitas kehidupan sehari-hari meliputi
prinsip mengurangi beban pada sendi lutut (joint protection) yaitu dengan
memodifikasi WC duduk.
Ortotik Prostetik
1
Evaluasi :
a Nyeri lutut (Visual Analog Scale (VAS) genu sinistra: 3)
Program:
Penggunaan knee brace untuk genu sinistra
Psikolog
1
Program: memberi dukungan kepada penderita agar rajin berlatih di rumah dan
kontrol secara teratur, memberi dukungan mental kepada penderita dan
keluarga agar tidak cemas dengan penyakit yang dideritanya.
Sosial medik
1
Evaluasi:
22
a Rumah berlantai satu, akses jalan ke rumah datar, tidak ada tangga di
depan rumah.
b Jarak rumah ke Rumah sakit + 15 km, kontrol ke Rehab Medik ditemani
oleh suami menggunakan sepeda motor.
c Biaya hidup sehari-hari cukup, biaya pengobatan ditanggung oleh
pemerintah menggunakan Asuransi Kesehatan (Askes).
2
Program:
a Memberikan edukasi pada penderita dan keluarga mengenai penyakit
penderita dan memberikan dukungan agar penderita rajin melakukan
terapi dan home program.
Mengurangi aktivitas yang berdampak besar pada lutut seperti naik turun
tangga, berjalan lama, serta berdiri dalam waktu yang lama.
Modifikasi WC duduk.
Kompres dengan es pada lutut atau pada daerah yang nyeri atau bengkak
PROGNOSIS
Quo ad vitam
Quo ad fungtionam
Qua ad sanationam
: Dubia ad Bonam
: Dubia ad Bonam
: Dubia ad Bonam
23
24