Kelompok 6:
I Gst. Ayu Made Agung Mas Andriani Pratiwi
(1391662024)
(1391662026)
(1391662027)
(1391662028)
BAB I
RINGKASAN DAN REVIEW ARTIKEL
1.1. RINGKASAN
1.1.1. Pendahuluan
Prinsip akuntansi yang berlaku umum (Generally Accepted Accounting
Principles) memberikan fleksibilitas bagi manajemen dalam menentukan metode
maupun estimasi akuntansi yang dapat digunakan. Fleksibilitas tersebut akan
mempengaruhi perilaku manajer dalam melakukan pencatatan akuntansi dan
pelaporan transaksi keuangan perusahaan. Dalam kondisi keragu-raguan, seorang
manajer harus menerapkan prinsip akuntansi yang bersifat konservatis.
Salah satu faktor yang menentukan tingkatan konservatisme dalam
pelaporan keuangan suatu perusahaan adalah komitmen manajemen dan pihak
internal perusahaan dalam memberikan informasi yang transparan, akurat dan
tidak menyesatkan bagi investornya. Hal tersebut merupakan suatu bagian dari
implementasi good corporate governance dengan aktor utamanya adalah
manajemen puncak perusahaan yang berwenang untuk menetapkan kebijakan
perusahaan dan mengimplementasikan kebijakan tersebut. Salah satu dari
kebijakan ini terkait dengan prinsip konservatisme yang digunakan oleh
perusahaan dalam melaporkan kondisi keuangannya. Oleh karena itu, karakteristik
dari manajemen puncak perusahaan akan mempengaruhi tingkatan konservatisme
yang akan digunakan perusahaan dalam menyusun laporan keuangannya.
Penelitian sebelumnya menunjukkan adanya hubungan antara karakteristik
dewan dengan tingkat konservatisme akuntansi. Ahmed dan Duellman (2007)
menyatakan terdapat hubungan antara praktek akuntansi konservatis dengan
karakteristik board of directors. Dechow et al. (1996), McMullen (1996), dan
Beasley et al. (2000) menyatakan bahwa adanya komite audit berhubungan
dengan tingkat kecurangan yang lebih rendah. Krishnan dan Visuanathan (2006)
membuktikan keberadaan komite audit berpengaruh positif terhadap tingkat
konservatisme laporan keuangan dan latar belakang keahlian dari komite audit
tersebut juga berkaitan secara positif terhadap konservatisme.
1.1.2. Skema Penelitian
Kajian Empiris
Ahmed dan Duellman (2007) Xie,
Davidson dan Dadalt (2003)
Dechow et al. (1996)
McMullen (1996)
Beasley et al. (2000)
Krishnan dan Visuanathan (2006)
Kajian Teoritis
Teori Keagenan
Latar Belakang
Masalah
penelitian
Kuantitatif
Data
Penelitian
Tujuan Penelitian
Telaah Literatur
Hipotesis
Penelitian
Variabel
Penelitian
Data Sekunder
Populasi: Perusahaan publik yang terdaftar
di Bursa Efek Jakarta periode 2003-2006
Dependen:
Ukuran konservatisme yaitu dengan
menggunakan ukuran akrual dan nilai
pasar.
Independen:
Independensi dari komisaris.
kepemilikan perusahaan oleh komisaris
dan direksi
komite audit
Pengujian
Hipotesis:
1.1.3. Alat Analisis
yang Digunakan
Uji Asumsi Klasik
Model di atas akan diestimasi dengan menggunakan regresi OLS dengan
(Normalitas,
pooled data dan analisis
panel data dengan menggunakan model efek tetap. Dalam
Multikolinearitas,
Autokorealasi,
dan
pengujian ini juga akan
diuji terpenuhinya
asumsi BLUE (Best Linear Unbiased
Heteroskedastisitas).
Estimate) dimana model
tersebut harus memenuhi asumsi terdistribusi secara
Regresi OLS
Hasil Pengujian dan Investigasi
normal, tidak terjadi heteroskedastisitas, tidak terjadi multicollinearity, dan tidak
terjadi autokorelasi. Pengujian dilakukan denganKesimpulan
menggunakan software
statistik
Saran dan
Penelitian
SPSS untuk mendapatkan estimasi dari nilai parameter
dalam model. Implikasi
1.1.4. Hasil Uji Hipotesis
1) Hasil Pengujian Hipotesis 1
Berdasarkan hasil pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa angka R square sebesar
0,570 berarti bahwa 57,0% dari konservatisme akrual dapat dijelaskan oleh
variabel independen dalam model tersebut dan sisanya dijelaskan oleh variabel
lain. F test menunjukkan bahwa secara keseluruhan variabel independen dalam
meningkatkan
adanya komite audit dalam suatu perusahaan, maka proses pelaporan keuangan
perusahaan akan termonitor dengan baik.
1.1.5. Simpulan Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan komite audit berpengaruh
secara positif dan signifikan terhadap tingkat konservatisme dengan menggunakan
ukuran akrual. Hasil ini menunjukkan bahwa dengan adanya komite audit dalam
suatu perusahaan, maka proses pelaporan keuangan perusahaan akan termonitor
dengan baik. Namun, penelitian ini tidak dapat membuktikan pengaruh dari
independensi
komisaris
dan
kepemilikan
manajerial
terhadap
tingkat
total jumlah komisaris maka semakin besar pula tingkat konservatisme akuntansi
yang diukur dengan ukuran pasar.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa semakin besar kepemilikan
institusional dalam struktur kepemilikan perusahaan maka semakin mendorong
penggunaan prinsip akuntansi yang konservatis yang diukur dengan ukuran
akrual, perusahaan besar dan perusahaan yang mengalami pertumbuhan yang baik
akan cenderung menggunakan prinsip akuntansi yang kurang konservatif (lebih
agresif) dengan menggunakan media akrual, dan semakin besar profitabilitas dan
tingkat hutang perusahaan maka tingkat konservatisme akuntansi dengan ukuran
akrual akan semakin besar. Kemudian variabel profitabilitas dan return berjalan
berpengaruh secara positif terhadap tingkat konservatisme akuntansi yang diukur
dengan ukuran pasar. Dengan menggunakan dua proxi ukuran konservatisme yang
berbeda, penelitian ini menemukan bukti yang tidak konsisten tentang pengaruh
karakteritik dewan terhadap tingkat konservatisme.
1.2. MOTIVASI PENELITIAN
Motivasi dari penelitian ini karena penelitian yang menghubungkan
konservatisme akuntansi dengan karakteristik board of directors sebagai bagian
dari implementasi corporate governance belum banyak dilakukan, terutama di
Indonesia. Banyaknya kasus kecurangan di Indonesia secara tidak langsung
mengindikasikan rendahnya tingkat konservatisme yang diterapkan oleh
perusahaan dalam menyusun laporan keuangannya. Oleh sebab itu, penelitian ini
hendak mengetahui bukti empiris bagaimana pengaruh dari karakteristik board
sebagai motor dari implementasi corporate governance
terhadap tingkat
konservatisme akuntansi.
1.3. MASALAH PENELITIAN
Masalah dalam penelitian ini (i) mengetahui dan menganalisa pengaruh
karakteristik board of directors terkait dengan independensi dari dewan komisaris
terhadap praktek konservatisme di Indonesia; (ii) mengetahui dan menganalisa
pengaruh karakteristik board of directors yang terkait dengan kepemilikan oleh
dewan terhadap praktek konservatisme di Indonesia; (iii) mengetahui dan
menganalisa pengaruh karakteristik board of directors yang terkait dengan
keberadaan komite audit terhadap praktek konservatisme di Indonesia.
1.4. LANDASAN TEORI
Teori yang digunakan dalam penelitian ini dalah teori agensi. Teori ini
menyatakan bahwa apabila terdapat pemisahan antara pemilik sebagai prinsipal
dan manajer akan menimbulkan permasalahan agensi. Untuk meminimalisirnya
dibuatlah kontrak-kontrak dalam perusahaan. Namun, menggunakan kontrak saja
tidaklah cukup tersebut karena biaya untuk membuat kontrak yang lengkap
sangatlah mahal, dan apabila tidak merupakan hal yang tidak mungkin. Jadi,
dalam kondisi dimana kontrak tidak dapat dibuat secara sempurna, mekanisme
corporate governance memainkan peranan dalam memitigasi konflik tersebut.
1.5. HIPOTESIS
H1: Independensi dari komisaris berpengaruh secara positif terhadap tingkat
perusahaan
berhubungan
dengan
tingkat
konservatisme
akuntansi
perusahaan.
H3: Keberadaan komite audit akan berpengaruh secara positif terhadap
tingkat konservatisme akuntansi perusahaan
1.6. KARAKTERISTIK KUALITATIF DESAIN PENELITIAN
1.6.1. Rantai Kausal dan Validitas Logika
Penelitian ini menunjukkan rantai kausalitas dan validitas logika yang baik
karena latar belakang penelitian telah dipaparkan dengan baik, yang kemudian
memunculkan tujuan dilakukannya penelitian ini. Kemudian logika yang
dibangun dalam review literatur dan penjelasan penelitian-penelitian sebelumnya
yang terkait, memperkuat perumusan hipotesis yang diajukan peneliti. Dimana
dalam penelitian ini dijelaskan hubungan-hubungan setiap varibel secara rinci
dalam 3 hipotesis yang ada pada penelitian ini.
1.6.2. Pengendalian Variabel Extraneous
Variabel
ekstraneous
dalam
penelitian
ini
dikendalikan
dengan
Pengaruh
Karakteristik
Dewan
Komisaris
Terhadap
Tingkat
Konservatisme Akuntansi
2.1. Latar Belakang
Setiap perusahaan memiliki kebijakan dan peraturan yang harus ditaati oleh
seluruh pihak yang terkait dengan pihak internal perusahaan seperti karyawan,
manajer, direksi, pemegang saham, dan dewan komisaris. Salah satu kebijakan
yang diterapkan di dalam perusahaan adalah prinsip konservatisme yang
digunakan perusahaan dalam melaporkan kondisi keuangannya. Konservatisme
ini diterapkan karena adanya keadaan ekonomi di masa mendatang yang tidak
7
pasti. Dalam hal ini, tingkat konservatisme akuntansi yang diterapkan oleh setiap
perusahaan berbeda-beda.
Penelitian yang menghubungkan
konservatisme
akuntansi
dengan
Kajian Empiris
Teori Keagenan
Proporsi komisaris
independen (X1)
Kepemilikan saham oleh
komisaris yang terafiliasi
(X2)
Ukuran dewan komisaris
(X3)
Konservatisme
Akuntan
Perusahaan
(Y)
Uji
Statistik
10