Pendahuluan
Jamur dalam kehidupan sehari-hari berguna danmenguntungkan secara komersial dan
pengobatan. Namundemikian, jamur juga dapat menimbulkan berbagai problem bagi
manusia. Beberapa jenis jamur patogen seperti Cryptococcus, histoplasma, blastomyces
dan coccidiolides immitis dapat menginfeksi manusia dan meyebabkan gejala lokal
maupun penyakit yang disseminata termasuk infeksi susunan saraf pusat.
Jamur terdiri dari 2 macam bentuk, yaitu bentuk molds dan yeast. Mold terbentuk
sebagai filamen tubular dan kadang-kadang bercabang yang disebut hifa, sedangkan yeast
merupakan organisme uniselular yang mempunyai dinding sel yang tebal yang dikelilingi
oleh kapsul yang bentuknya tegas.
Jamur jamur patogen yang opertunistik seperti aspergillus dan candida dapat
mengancam jiwa pasien immunocopmpromised termasuk neonatus, pasien psot operasi,
dan pasien dengan keganasan, transplantasi organ atau acquired immunodeficiency
(AIDS). Manifestasi klinis infeksi jamur susunan saraf pusat dapat berupa meningitis,
meningoensafilitis, intrakranial tromboflebitis, abses otak, bentuk granuloma dan sangat
jarang terjadi aneurisma mikotik.
Meningitis oleh karena jamur merupakan penyakit yang relatif jarang ditemukan,
namun dengan meningkatnya pasien dengan gangguan imunitas, angka kejadian
meningitis jamur semakin meningkat. Problem yang dihadapi oleh para klinisi adalah
ketepatan diagnosa dan terapi yang efektif. Sebagai contoh, jamur tidak langsung
di[ikirkan sebagai penyebab gejala penyakit/infeksi dan jamur tidak sering ditemukan
dalam cairan serebrospinal (CSS) pasien yang terinfeksi oleh karena jamur hanya dapat
ditemukan dlam beberapa hari sampai minggu pertumbuhannya.
Infeksi pertama biasanya melalui inhalasi sehingga terbentuk fokus primer pada paru
yang biasanya asimptomatik dan sembuh spontan. Dari fokus primer ini dapat terjadi
peneybaran hematogen ke tulang, visera dan otak. Infeksi otak dapat menimbulkan
penyakit yang progresif dan fatal.
B. Gambaran umum infeksi jamur pada ssp
Jamur yang menginfeksi manusia terdieri dari 2 kelompok yaitu, jamur patogenik dan
opportunistik. Jamur patogenik adalah beberapa jenis spesies yang dapat menginfeksi
manusia normal setelah inhalasi atau inflantasi spora. Secara alamiah, manusia dengan
penyakit kronis atau keadaan gangguan imunitas lainnya lebih rentan terserang infeksi
jamur dibandingkan manusia normal. Selama infeksi, jamur dapat beradaptasi terhadap
temperatur yang tinggi dan kemampuan/potensi reduksi-oksidasi jaringan yang rendah.
Jamur juga dapat mengatasi sistim pertahanan tubuh dengan bertambahnya kecepatan
bertumbuh dan menajdi relative insentivity terhadap mekanisme sistem kekebalan tubuh
seperti fagositosis. Jamur patogenik meyebabkan histiplasmosis, blastomycosis,
coccidiodomycosis dan paracoccidiodomycosis.
Kelompok kedua adalah kelompok jamur apportunistik. Kelompok ini tidak
menginfeksi orang normal. Penyakit yang termasuk disini adalah aspergilosis,
candidiasis, cryptococcosis, mucormycosis (phycomycosis) dan nocardiosis.
Perubahan minor dari sistin kekebalan tubuh dapat menyebabkan manifestasi klinis
jamur ini (misalnya, candida dapat berkembang pada membran mukosa). Jika terjadi
perubahan yang besar, maka dapat terjadi pada susunan saraf pusat seperti pada pasien
yang
menggunakan
antimikroba
jangka
panjang,
penggunaan
terapi
akut,
sel
dapat
meningkat
lebih
dari
1000/mm3
dengan
predominan
Darah atau cairan sumsum tulang punggung dapat dites untuk kriptokokus dengan dua
cara. Tes yang disebut CRAG mencari antigen (sebuah protein) yang dibuat oleh
kriptokokus. Tes biakan mencoba menumbuhkan jamur kriptokokus dari contoh cairan.
Tes CRAG cepat dilakukan dan dapat memberi hasil pada hari yang sama. Tes biakan
membutuhkan satu minggu atau lebih untuk menunjukkan hasil positif. Cairan sumsum
tulang punggung juga dapat dites secara cepat bila diwarnai dengan tinta India.
D. Patofisiologi
Infeksi pertama terbanyak terjadi akibat inhalasi yeast dari lingkungan sekitar. Pada
saat dalam tubuh host Cryptococcus membentuk kapsul polisakarida yang besar yang
resisten terhadap fagositosis. Produksi kapsul distimulasi oleh konsentrasi fisiologis
karbondioksida dalam paru. Keadaan ini meyebabkan jamur ini beradaptasi sangat baik
dalam host mamalia. Reaksi inflamasi ini menghasilkan reaksi kompleks primer paru
kelenjar limfe (primary lung lymp node complex) yang biasanya membatasi penyebaran
organisme.Kebanyakan infeksi paru ini tanpa gejala, tetapi secara klinis dapat terjadi
seperti gejala pneumonia pada infeksi pertama dengan gejala yang bervariasi beratnya.
Keadaan ini biasanya membaik perlahan dalam beberapa minggu atau bulan dengan atau
tanpa pengobatan. Pada pasien lainnya dapat terbentuk lesi pulmonar fokal atau nodular.
Cryptococcus dapat dorman dalam paru atau limfenodus sampai pertahanan host
melemah.
Cryptococcus neofarmans dapat menyebar dari paru dan limfenodus torakal ke aliran
darah terutama pada host yang sistem kekebalannya terganggu. Keadaan ini dapat terjadi
selama infeksi primer atau selama masa reaktivasi bertahun-tahun kemudian. Jika terjadi
infeksi jauh, maka tempat yang paling sering terkena adalah susunan saraf pusat. Keadaan
dimana predileksi infeksi ini terutama pada ruang subarakhnoid, belum dapat diterangkan.
Ada beberapa faktor yang berperanan dalam patogenesis infeksi Cryptococcus
neofarmans pada susunan saraf pusat. Jamur ini mempunyai beberapa fenotif karakteristik
yang diaktakan berhubungan dengan invasi pada susunan saraf pusat seperti, produksi
phenoloxidase, adanya kapsul polisakarida,dan kemampuan untuk berkembang dengan
cepat pada suhu tubuh host.Informasi terakhir mengatakan bahwa melanin bertindak
sebagai antioksidan yang melindungi organisme ini dari mekanisme pertahanan tubuh
host. Faktor karakteristik lainnya yaitu kemampuan kapsul untuk melindungi jamur dari
pertahanan tubuh terutama fagositosis dankemampuan jamur untuk hidup dan
berkembang pada suhu tubuh manusia.
E. Pengobatan