Anda di halaman 1dari 26

LABORATORIUM PILOT PLANT

SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2015/2016

PRAKTIKUM PILOT PLANT


MODUL

: Distilasi Semi Batch

PEMBIMBING

: Ir. Ahmad Rifandi

Praktikum

: 24 November 2015

Penyerahan

: 01 Desember 2015
(Laporan)

Oleh :
Kelompok

: V & VI

Nama

: 1. Lulu Fauziyyah Arisa


2. M. Ramdani

131411041
131411042

3. Neng Herta Rosmayanti 131411043

Kelas

4. Rd. Yova Salza Febrian

131411045

5. Rifaldi Hadiansyah

131411046

: 3B

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Pemisahan komponen yang memiliki sifat fisik atau kimiawi merupakan salah satu
proses yang sering dijumpai pada proses teknik kimia selain pencampuran, evaporasi dan
lain-lain. Distilasi atau dikenal juga penyulingan bertujuan untuk meningkatkan
konsentrasi atau kemurnian satu atau lebih komponen dengan produk yang memiliki titik
didih lebih rendah (produk atas). Sedangkan yang memiliki titik didih lebih tinggi akan
diperoleh pada produk bawah. Jika lebih dari dua komponen maka disebut residu.
Penggunaan pemanas (steam) sangat besar pengaruhnya terhadap rancang bangun dari
peralatannya sendiri.
Dalam praktiknya, distilasi dilaksanakan menurut salah-satu dari dua metoda utama.
Metode pertama berdasarkan atas pembentukkan uap dengan mendidihkan zat cair yang
akan dipisahkan kemudian mengembunkan uap tanpa ada zat cair yang kembali ke bejana
didih. Metade ini merupakan metoda distilasi yang tidak memakai reflux. Metoda kedua
berdasarkan atas pengembalian sebagian dari kondensat ke bejana didih dalam suatu
kondisi tertentu sehingga zat cair yang dikembalikan ini dapat berkontak dengan baik
dengan uap yang mengalir ke atas menuju kondensor. Masing-masing metoda ini dapat
dilakukan dalam proses kontinu maupun proses tumpak.

1.2

Tujuan
- Mengetahui sektor-sektor dan tahap-tahap proses distilasi skala pilot plant.
- Menjalankan peralatan unit distilasi dengan aman dan benar.
- Menghitung kalor yang dilepas oleh steam

BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengertian Distilasi

Distilasi adalah suatu metode pemisahan campuran dalam fasa cair-cair berdasarkan
perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam distilasi, campuran
zat dididihkan sehingga uap yang dihasilkan kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk
cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu, kemudian uap
tadi akan mengalami proses pendinginan pada kondensor. Didalam kondensor akan terjadi
proses perubahan fasa uap berubah menjadi fasa cair yang akan mengalir keluar sebagai
distilat.
Operasi distilasi terjadi apabila campuran zat cair dalam keadaan setimbang uapnya.
Fasa uapnya akan lebih banyak mengandung komponen yang lebih mudah menguap,
sedangkan fraksi cairnya mengandung lebih sedikit komponen yang mudah menguap. Jika
uap tersebut dikondensasikan maka akan didapatkan cairan yang berbeda komposisinya
dengan cairan yang pertama karena lebih banyak mengandung komponen yang lebih mudah
menguap (volatil) dibandingkan dengan cairan yang tidak teruapkan.
Jika cairan yang berasal dari kondensasi diuapkan lagi sebagian maka akan
didapatkan komponen volatil yang lebih tinggi. Keberhasilan suatu operasi distilasi
tergantung pada keadaan setimbang yang terjadi antara fasa uap dan fasa cair dari suatu
campuran biner yang terdiri dari komponen volatil dan non-volatil. Bahan hasil pada proses
ini disebut distilat, sedangkan sisanya disebut residu. Pada operasi distilasi dipengaruhi oleh:
2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dislilasi
1) Sifat dari campuran
2) Karakteristik kolom
3) Jenis kolom (plate, packed, vigreuz)
4) Panjang kolom
5) Besaran-besaran lainnya (laju uap naik, laju cairan turun/reflux, luas permukaan
kontak antara fasa gas dan cair, dan effisiensi perpindahan massa)
2.3 Macam-macam Distilasi
Proses distilasi dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikut :
1) Distilasi bertingkat
Distilasi bertingkat merupakan teknik atau proses pemisahan campuran berupa
cairan yang bertujuan untuk memproses lebih dari 1 jenis komponen. Untuk tujuan ini,
cairan yang menguap dilewatkan melalui kolom kolom perangkap uap. Komponen
yang lebih mudah menguap (bertitik didih rendah) cenderung mengembun
(terperangkap) di kolom lebih atas dan komponen yang sukar menguap (bertitik didih
tinggi) cenderung mengendap di kolom lebih bawah. Teknik ini diterapkan, misalnya
untuk pemurnian minyak bumi.
2) Distilasi fraksional

Distilasi berkesinambungan merupakan jenis unit distilasi yang paling sering


digunakan oleh industri kimia. Dengan cara memperbanyak tahap permukaan bidang
sentuh antar fasa sepanjang kolom, pemisahan yang dihasilkan akan jauh lebih baik
dibandingkan dengan operasi tahap tunggal. Fraksionasi itu sendiri berlangsung dalam
kolom fraksionasi, sebuah silinder tegak didalamnya dilengkapi baik unggun atau
sekat yang dibuat untuk memacu persentuhan antar fasa cair dan fasa uap. Umpan
pada tahap awal pengumpanan berwujud cair dimasukan kedalam kolom terletak pada
pertengahan atas kolom.
Produk atas kaya akan komponen yang lebih mudah teruapkan diperoleh pada
puncak kolom dan produk bawah kaya akan komponen yang sulit teruapkan diperoleh
pada bagian dasar kolom. Bagian kolom di atas titik pengumpanan disebut bagian
peningkatan (rectifying section atau eriching section), sedangkan pada bagian kolom
dibawah titik pengumpanan disebut titik peluruhan (stripping section atau exhausting
section). Fasa uap dihasilkan oleh kerja pemanas ulang yang terletak pada bagian dasar
kolom. Fasa cair didalam bagian peningkatan dihasilkan oleh kerja pendingin yang
terletak dekat bagian pucuk kolom tempat panas yang menyertai proses dilenyapkan.
Pada setiap sekat/pelat di dalam kolom uap bersentuhan dengan cairan dan
massa dipertukarkan; yaitu massa pensusun yang lebih sukar diuapkan dipindahkan
dari fasa uap ke fasa cair dan massa pensusun yang lebih mudah diuapkan dipindahkan
dari fasa cair ke fasa uap. Di sini tampak terjadi penurunan suhu sepanjang kolom dari
bagian bawah ke atas yang berakibat terjadi pengembunan sebelum campuaran uap
mencapai pucuk kolom dan pendingin, tentu saja bertitik embun lebih tinggi akan
terembunkan terlebih dahulu.

3) Distilasi vakum
Distilasi vakum merupakan distilasi tanpa pemanasan dan berlangsung pada
tekanan rendah. Tekanan diturunkan sampai terjadi pendidihan. Zat dengan titik didih
paling rendah akan menguap lebih dahulu untuk selajutnya diembunkan. Teknik ini
diterapkan untuk pemisahan cairan yang mudah mengurai atau meledak jika
dipanaskan.
2.4 Dislitasi Etanol-Air
Prinsip sederhana distilasi Etanol-Air adalah memisahkan etanol dengan air
berdasarkan titik didihnya. Etanol murni mendidih pada suhu 79oC, sedangkan air murni

mendidih pada suhu 100oC. Ketika campuran etanol-air dipanaskan, maka pada suhu
sekitar 79oC etanol akan mendidih dan menguap, sedangkan air belum.
Campuran Etanol-Air dipanaskan 79oC. Etanol akan menguap dan uap etanol
ditampung/disalurkan melalui tabung. Di tabung ini suhu uap etanol diturunkan sampai di
bawah titik didihnya. Etanol akan berubah lagi dari fase gas ke fase cair. Selanjutnya
etanol yang sudah mencair ditampung di bak-bak penampungan.

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
Unit Distilasi di Laboratorium Pilot Plant

P
M
(
U
m
A
g
d
k
B
u
p
n
z
b
h
S
a
l
t
i
D
e
s
o
r
)
,
Gambar 1. Unit Distilasi Pilot Plant

1) Campuran Etanol-Air
2) Steam

3.2 Langkah Kerja

BAB IV

DATA HASIL PENGAMATAN

4.2 Sektor-Sektor Unit Distilasi Pilot Plant

Unit distilasi ini pun dibagi dalam sektor, yaitu:

1.
2.

Sektor 1 adalah sektor pengumpanan/feed area.


Sektor 2 adalah sektor jalur zat yang dipanaskan.

3.
4.
5.
6.

Sektor 3 adalah sektor jalur pemanas.


Sektor 4 adalah sektor kolom kesetimbangan.
Sektor 5 adalah sektor sistem pendingin.
Sektor 6 adalah sektor sistem control pengendali.

a) Sektor 1
Dijalankan oleh Rifaldi Hadiansyah
Va-1.11

Va-1.12

Va-1.10

Va-1.1
Va-1.9

Jalur Umpan
Va-1.2

Va-1.8

Va-1.3

Va-1.4

Va-1.7

Va-1.6
Va-1.5

Gambar 4.1 Sektor 1

Terdiri dari pengalir umpan dan tempat penampungan umpan (T1), pompa yang
mengatur sirkulasi umpan P2.
- T1 (Feed Tank)
Untuk menampung
-

cairan

umpan

(campuran

air-etanol)

sebelum

disirkulasikan atau dialirkan ke sumptank.


P2 (Feed Pump)
Untuk memompa/mengalirkan cairan umpan ke dalam kolom distilasi
sehingga akhirnya cairan tersebut masuk ke dalam sumptank. Feed pump juga
-

berfungsi ketika mensirkulasikan cairan dari T1 ke T1 kembali.


A1 (Vapor Trap)
Untuk mengambil kondensat yang terbawa oleh steam yang keluar dari pre-

heater.
W5 (Pre-Heater)
Sebagai pemanas awal cairan umpan.

Waktu
(menit
)

Laju umpan ke
unit
Distilasi (L/jam)

Suhu umpan keluar


dari
preheater TR 13 (0C)

200

95

10

200

95

15

200

95.5

20

200

95.5

25

200

96

No

W4
(Distilat
Cooler)

Untuk mendinginkan distilat sebagai produk atas


TR-13 (Temp Feed)
Untuk mengukur temperatur cairan umpan masuk kolom distilasi.
FI-14 (Flow Distilat)
Untuk mengukur laju alir distilat yang dihasilkan.
FI-17 (Flow Feed)
Untuk mengukur laju alir umpan.
Va-1.1-Va-1.12 (Valve)
Berfungsi untuk mengatur laju alir cairan untuk suatu tujuan tertentu.
Untuk sirkulasi T1-T1 : Mengalirkan cairan dari T1 kembali ke T1
dengan bantuan pompa P2 dan membuka valve Va-1.3, Va-1.6, Va-1.7 dan Va1.9 kemudian tutup valve Va-1.2, Va-1.4, Va-1.5, Va-1.8 dan Va-1.10.

Tabel 4.1 Data Pengamatan Sektor 1

b) Sektor 2
Dijalankan oleh Lulu Fauziyyah Arisa

Jalur Zat yang Dipanaskan

WPR218

Va-2.2

Va-2.1

W3
Va-2.4

Va-2.5

Va-2.3

Gambar 4.2 Sektor 2

Terdiri dari tempat penampungan zat yang dipanaskan yaitu T3 dan pompa yang
mengatur sirkulasinya P3.
- P3 (Pompa Sirkulasi)
Untuk mengalirkan cairan dari tangki penampung (sumptank) ke reboiler.
- V5 (Falling Film Evaporator Feed from P3)
Untuk mengatur laju alir cairan yang masuk ke FFE.
- W2 (Falling Film Evaporator)
Merupakan tempat terjadinya pemanasan.
- W3 (Cooler)
Untuk mendinginkan cairan yang akan dibuang/dikeluarkan dari Sump Tank.
- T3 (Sump Tank)
Untuk menampung cairan umpan yang akan dan sudah dipanaskan pada
FFE. Pada bagian atas cairan dalam sumptank terdapat uap yang akan
-

masuk ke kolom distilasi.


TR 21 ( Temperature Recorder Sumptank Bottom)
Untuk mengukur temperatur cairan yang akan masuk ke FFE.
TR 26 (Temperature Sumptank Vapor)
Untuk mengukur temperature uap di dalam Sump Tank.
F128 (Flow Feed Recycle)
Untuk mengukur laju alir cairan yang direcycle ke dalam FFE.

P3

Prosedur kerja sistem pengumpanan cairan pada FFE yaitu dengan


membuka Valve Va-2.1, Va-2.2 dan Va-2.5 lalu menutup valve Va-2.1 dan Va-2.3
kemudian nyalakan pompa P3. sehingga cairan akan mengalir ke bagian atas
FFE. Kemudian cairan yang panas akan turun dan masuk ke sumptank. Cairan
panas ini akan berkontak dengan cairan dingin dalam sumptank sehingga semua
cairan dalam sumptank akan mengalami kenaikan suhu tertentu.

V4

Tabel 4.2 Data Pengamatan Sektor 2


Waktu
5
10
15
20
25

TR21
95
95
95
97
97

TR 26
95
95
95
96
96

c) Sektor 3
Dijalankan oleh Rd.Yova Salza Febrian

KONDENSAT

TI 25

Gambar 4.3 Sektor 4

STEAM
Pada tahap ini Steam
dialirkan ke dalam FFE dan kondensat hasil proses
FI 27

dikeluarkan.
a) W2 (Falling Film Evaporator)
Untuk memanaskan cairan umpan dengan menggunakan steam yang tidak
kontak secara langsung dengan cairan yang akan dipanaskan.
b) A2 (Steam Trap)
Untuk mengambil kondensat yang keluar dari FFE.
c) FI 27 (Flow Condensat)
Untuk mengukur laju alir kondensat.
d) FI 24 (Evaporator Steam Supply)
Untuk mengukur laju alir massa steam yang masuk ke FFE.
e) TR 23 (Evaporator Steam Supply)
Untuk mengukur suhu steam yang masuk FFE
f) TI 25 (Evaporator Steam Outlet)
Untuk mengukur suhu kondensat yang keluar dari FFE.
g) V3 dan V4 (Evaporator Steam Supply)
Untuk mengontrol laju alir umpan yang masuk ke FFE.

V3

FI 24

Prosedur kerja untuk mengalirkan steam yaitu diawali dengan membuka aliran

udara tekan pada panel control. Kemudian membuka valve pada bukaan tertentu.

Tabel 4.3 Data Pengamatan Sektor 4


TR 23

Jalur Pemanas

t
(menit)

Laju Alir Steam (FI


24) kg/h

Suhu Kondensat TI 25
(0C)

Suhu Masuk
Evaporator TI 22
(0C)

80

86

97

10

70

86

98

15

95

87

98

20

110

88

99

25

110

88

99

d) Sektor 4
Oleh neng Herta Rosmayanti
SECTION dijalankan
3

Gambar 4.4 Sektor 4


a)
b)
c)
d)
e)

Pada sektor ini terjadi kontak antara fluida.


TR 8 (Temperature Column Top Vapor)
Untuk mengukur suhu pada kolom paling atas
TR 9 (Temperature 2nd Column Feed Vapor)
Untuk mengukur suhu pada kolom tingkat kedua.
TR 10 (Temperature 1st Column Feed Vapor)
Untuk mengukur suhu pada kolom tingkat pertama.
PR 18 (Column Bottom Absolute Pressure)
Untuk mengukur tekanan pada kolom bagian bawah.
PR 6 (Column Top Absolute Pressure)
Untuk mengukur tekanan pada bagian atas kolom distilasi.

Tabel 4.4 Data Pengamatan Sektor 4


Waktu

TR1

TRC 3

TR 13

TR 21

TR 23

TR 26

5
10
15
20
25

21
21
21.5
22
24

18
21
21
22
22

95
95
95.5
95.5
96

95
95
95
95
95

176
174
170
169
168

95
95
95
96
96

e) Sektor 5
Dijalankan oleh Muhamad Ramdani

Gambar 4.5 Sektor 5


a) W1 (Condenser)
Sebagai tempat terjadinya perubahan uap distilat menjadi cairan dikarenakan
adanya penyerapan panas oleh air pendingin yang masuk
b) V1 (Condenser Cooling Water)
Untuk mengatur laju alir air pendingin yang masuk ke kondensor
c) F14 (Condensor Cooling Water)
Untuk mengukur laju alir air pendingin yang masuk ke kondensor
d) F5 (Condensor Cooling Water flow observer)

Untuk mengatur laju alir air pendingin secara otomatis karena dihubungkan
e)
f)
g)
h)

dengan laju steam yang masuk ke FFE.


TR 1 (Condensor water Supply Temperature)
Untuk mengukur temperatur air pendingin yang masuk ke kondensor
TR 7 (Reflux Temperature at Column Entry)
Untuk mengukur temperatur cairan yang direflux.
TI 22 (Condensor Outlet Distilate Tempature)
Untuk mengukur temperatur distilat yang keluar dari kondensor
TIA 21 (Condensor Vent High Alarm)
Untuk mengukukur temperatur pada kondensor dimana jika suhunya terlalu

tinggi maka alarm akan menyala.


i) TRC 3 (Condensor Water Outlet)
Untuk mengukur suhu air pendingin yang keluar dari kondensor.
Tabel 4.5 Data Pengamatan Sektor 5
Waktu
5

TI 24
55

F14
22.5

10

50

22.5

15

48

23

20

40

23

25

45

23

f) Sektor 6
Sektor ini merupakan panel pengontrol seluruh operasi distilasi.
a) 2 Controller yaitu Pressure Controller (PIC) dan Temperature Controller
Untuk mengatur besarnya tekanan dan temperatur seduai dengan yang
diinginkan
b) 2 indikator dimana setiap indikator terdiri dari 6 buah rekorder yang
menunjukan nilai suhu dan tekanan pada Temperatur Recorder dan Pressure
Recorder yang ada pada alat distilasi.
c) Tombol on-off
Untuk menyalakan/mematikan P1 (distillate pump), P2 (feed pump) dan P3
(sump pump)
d) Main Switch
Untuk mensupply udara tekan
e) Control Air Pressure Switch
Untuk membuka aliran udara tekan

Menentukan kalor yang dilepas steam

Waktu
(menit)

Laju Steam
Masuk
FI24 (kg/h)

Suhu Steam
Masuk
TR23 (oC)

Suhu Steam
Keluar TI25
(oC)

Cp (kJ/kg
K)

(kJ/kg)

80

176

86

4.2

2772.65

252052.00

10

70

174

86

4.2

2770.87

219832.90

15

95

170

87

4.2

2767.08

295989.60

20

110

169

88

4.2

2766.05

341687.50

25

110

168

88

4.2

2765

341110.00

Q (kJ)

400000
350000
300000
250000
Q (kJ)

200000
150000
100000
50000
0
65

70

75

80

85

90

95

100

105

FI 24 (kg/h)

Gambar 4.6 Kurva Kalor Steam terhadap Laju Alir Steam Masuk

110

115

BAB V
PEMBAHASAN
Lulu Fauziyyah Arisa (131411041)
Praktikum Distilasi Semi Batch ini bertujuan untuk mengetahui sektor-sektor dan
tahap-tahap proses distilasi skala pilot plant, menjalankan peralatan unit distilasi dengan
aman dan benar serta menghitung kalor yang dilepas oleh steam.
Distilasi adalah suatu metode pemisahan campuran dalam fasa cair-cair berdasarkan
perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam distilasi, zat yang
memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu, kemudian uap tadi akan
mengalami proses pendinginan pada kondensor. Didalam kondensor akan terjadi proses
perubahan fasa uap berubah menjadi fasa cair yang akan mengalir keluar sebagai distilat.
Keberhasilan suatu operasi distilasi tergantung pada keadaan setimbang yang terjadi antara
fasa uap dan fasa cair dari suatu campuran biner yang terdiri dari komponen volatil dan nonvolatil. Bahan hasil pada proses ini disebut distilat, sedangkan sisanya disebut residu. Pada
praktikum ini digunakan campuran etanol-air, sehingga yang menjadi produk atas adalah
etanol sedangkan air menjadi produk bawah. Ini karena etanol memiliki titik didih yang lebih
rendah yaitu 70oC sedangkan air memiliki titik didih 100oC.
Hal yang perlu diperhatikan sebelum menyalakan alat adalah mengecek seluruh posisi
valve dalam keadaan terbuka atau tertutup dengan benar. Nyalakan air pendingin dan udara
tekan terlebih dahulu dan steam dinyalakan paling akhir. Pada disitilasi ini terdapat 6 sektor.
Sektor 1 merupakan sektor pengumpanan atau feed area. Umpan dipompa oleh pompa P2
melalui V-13 dan V-16 (V-14 dan V-15 ditutup) ke preheater. P2 dinyalakan pada unit
pengendali di sector 6. Preheater bertujuan untuk pemanasan awal, agar energi yang
dibutuhkan reboiler tidak terlalu besar. Kemudian aliran umpan mengalir menuju kolom
distilasi pada tahap keempat. Pemilihan tahap dipilih didasarkan pada suhu umpan masuk dan
komposisi campuran yang diumpankan.
Selanjutnya aliran umpan turun memasuki sektor 2 yaitu reboiler. Reboiler berfungsi
untuk pemanasan kembali. Aliran umpan turun dan dipompa oleh P3 untuk masuk ke dalam
heater. Steam masuk melalui V4 dan V3 (sektor 3), steam inilah yang memberikan kalor
pada campuran sehingga terdapat campuran yang teruapkan. Terdapat steam trap yang
digunakan untuk memisahkan steam dengan kondensat, sehingga kondensat atau campuran

yang tidak teruapkan dapat keluar sementara steam dapat digunakan kembali jika kondensat
masuk ke dalam reboiler maka tidak akan terjadi pemanasan dalam reboiler.
Aliran umpan yang dapat teruapkan dari reboiler melalui kolom distilasi (sektor 4)
akan memasuki kondenser (sektor 5). Pada sektor 4 terjadi kontak antara fasa cair dan fasa
uap. Fasa cair mengalir ke bagian bawah kolom distilasi sedangkan uap ke atas menuju
kondenser. Kondenser merupakan tempat terjadinya perubahan fasa uap distilat menjadi fasa
cair dikarenakan adanya penyerapan panas oleh air pendingin yang masuk. Air pendingin
masuk ke dalam condenser melalui V1. Setelah didinginkan dalam kondenser, kemudian
masuk ke tangki penampung distilat. Ketika tangki penampung sudah penuh, distilat
dikeluarkan secara batch melalui drain. Sektor 6 pada distilasi ini adalah panel pengontrol
operasi, yaitu untuk mengontrol pressure dan temperature recorder serta penyalaan pompa.
Steam merupakan sumber pemanas dari proses distilasi ini. Kalor yang dilepas steam
pada awal proses dengan laju steam 80 kg/h adalah 252052.00 kJ. Kemudian pada akhir
proses, besar kalor yang dilepas steam dengan laju 110 kg/h adalah 341110.00 kJ. Pada grafik
terlihat bahwa laju alir steam yang masuk berbanding lurus dengan kalor yang dilepasnya.
Hal tersebut menunjukan bahwa semakin banyak steam yang digunakan maka semakin
banyak kalor yang dilepaskan untuk menguapkan campuran umpan.
Muhamad Ramdani (131411042)
Pada praktikum kali ini, kami melakukan praktikum distilasi Semi Batch yang
bertujuan untuk mengetahui sektor-sektor dan tahap-tahap proses distilasi skala pilot plant,
menjalankan peralatan unit distilasi dengan aman dan benar serta menghitung kalor yang
dilepas oleh steam.
Distilasi adalah pemisahan campuran dalam fasa cair-cair berdasarkan perbedaan titik
didih dan perbedaan volatilitas dari bahan-bahan yang terdapat dalam campuran tersebut.
Dalam distilasi, zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu,
kemudian uap tersebut akan mengalami proses pendinginan pada kondensor dan
menyebabkan terjadinya perubahan fasa dari fasa uap menjadi fasa cair yang kemudian
menjadi top produk. Sedangkan zat yang tidak teruapkan akan menjadi bottom produk. Pada
praktikum ini digunakan campuran etanol-air, sehingga yang menjadi produk atas adalah
etanol sedangkan air menjadi produk bawah. Ini karena etanol memiliki titik didih yang lebih
rendah yaitu 70oC sedangkan air memiliki titik didih 100oC.

Sebelum menyalakan alat, untuk keselamatan kerja dilakukan pengecekan valve baik
yang akan dibuka maupun ditutup. Pada alat distilasi ini terbagi menjadi 6 sektor. yang
pertama adalah sektor 1 yaitu sektor pengumpanan. Umpan dipompa oleh P2 ke preheater
untuk pemanasan awal. Preheater ini tidak boleh sampai kekurangan air karena akan
mengakibatkan panas yang dihasilkan terbuang dan mengakibatkan kerusakan alat.
Kemudian aliran umpan mengalir menuju kolom distilasi, yaitu pada tahap keempat.
Pemilihan tahap dipilih berdasarkan suhu umpan masuk dan komposisi campuran yang
diumpankan.
Dari kolom distilasi tahap empat ini aliran umpan turun memasuki reboiler (sektor 2).
Reboiler ini berfungsi untuk pemanasan kembali. Aliran umpan turun dan dipompa oleh P3
untuk masuk ke dalam heater. Steam masuk melalui V4 dan V3, steam inilah yang
memberikan kalor pada campuran sehingga terdapat campuran yang teruapkan. Steam trap
pada sektor 3 ini digunakan untuk memisahkan steam dengan kondensat, sehingga kondensat
atau campuran yang tidak teruapkan dapat keluar. Jika cairan kondensat tidak dikeluarkan,
maka reboiler akan penuh dan steam tidak dapat masuk ke dalamnya sehingga tidak terjadi
pemanasan dalam reboiler.
Setelah proses di reboiler, aliran umpan yang dapat teruapkan dari reboiler melalui
kolom distilasi (sektor 4) masuk ke dalam kondenser (sektor 5). Pada sektor 4 terjadi kontak
antara fluida, yaitu kontak antara fasa cair dan fasa uap. Fasa cair mengalir ke bagian bawah
kolom distilasi sedangkan uap ke atas menuju kondenser, sehingga pada kolom terlihat
seperti letupan-letupan. Kondenser merupakan tempat terjadinya perubahan uap distilat
menjadi cairan dikarenakan adanya penyerapan panas oleh air pendingin yang masuk. Air
pendingin masuk ke dalam condenser melalui V1. Setelah didinginkan dalam condenser,
kemudian masuk ke tangki penampung distilat. Ketika tangki penampung sudah penuh,
distilat dikeluarkan secara batch melalui drain. Sektor 6 pada distilasi ini adalah panel
pengontrol operasi, yaitu untuk mengontrol pressure dan temperature recorder.
Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh kalor yang dilepas saat laju alir 80 Kg/h
sebesar 252052.00 kJ. Sedangakan saat laju alir terkahir 110 Kg/h diperoleh kalor yang
dilepas steam sebesar 341110.00 kJ. Berdasrakan hasil pada gambar 4.6 terdapat hubungan
antara laju alir steam masuk dan kalor yang dilepas menunjukkan bahwa semakin besar laju
alir steam yang digunakan maka semakin tinggi pula kalor yang dilepas oleh steam.

Neng Herta Rosmayanti (131411043)


Pada praktikum Pilot Plant ini dilakukan tahap operasi Destilasi Semi Batch sehingga dapat
memenuhi tujuan pemisahan larutan ethanol air dan menentukan kalor yang dilepas oleh
steam. Pemisahan yang dilakukan dengan metode destilasi buble cap batch.
Proses pemanasan oleh steam yang terjadi pada percobaan ini dapat menyebabkan
terbentuknya fasa uap dari komponen yang memiliki titik didih lebih rendah dalam jumlah
yang relatif lebih banyak dibandingkan dengan fasa cair. Karena perbedaan komposisi antara
fasa cair dan fasa uap merupakan syarat utama agar pemisahan dengan distilasi dapat
beroperasi. Sesuai dengan prinsip kerja yang terjadi pada distilasi zat yang memiliki titik
didih lebih mudah menguap, kemudian uap tersebut akan mengalami pendinginan di
kondesor. Dalam kondensor akan terjadi proses perubahan fasa uap ke cair yang mengalir ke
distilat.
Dalam distilasi metode buble cap batch dibagi dalam 6 sektor yaitu, sektor
pengumpana/ feed area, sektor jalur zat yang dipanaskan, sektor jalur pemanas, sektor kolom
kesetimbangan, sektor sistem pendingin, dan sektor sistem control pengendali.
Pertama yang terjadi pada sektor 1 atau sektor feed area, umpan disirkulasikan
melalui jalur pipa yang terdapat pada bagian bawah labu dengan bantuan pompa (P2).
Campuran ethanol air dalam reaktor akan dialirkan melalui preheater untuk menaikkan
suhu campuran (sektor 1) dan melewati tray. Pada bagian tray terjadi pengontakan
antaracampuran air dari preheater dengan uap panas dari sistem dengan alat bantu buble cap
tray yang dipasang horizontal. Setelah tercapai keseimbangan fasa uap dan cair , uap ethanol
yang terbentuk kemudian masuk ke kolom kondensor. Uap dalam kondensor akan
terkondensasi menjadi cairan ethanol yang relatif lebih murni.
Kedua peristiwa yang terjadi pada sektor jalur zat yang dipanaskan (sektor 2), dengan
bantuan pompa (P3) untuk mengalirakan laju cairan dari tangki penampung (sumptank)
menuju reboiler. Sebelum di alirkan ke reboiler, zat yang telah ditampung akan di lakukan
pemanasan dengan Falling Film Evaporator (W2). Kemudian cairan yang panas akan turun
dan masuk ke sumptank. Cairan panas ini akan berkontak dengan cairan dingin dalam
sumptank sehingga semua cairan dalam sumptank akan mengalami kenaikan suhu tertentu.
Ketiga yang terjadi pada sektor jalur pemanas(sektor 3), dimana steam akan menuju
FFE dan kondensat. Steam yang masuk pada FFE untuk memanaskan cairan umpan yang
tidak kontak secara langsung dengan cairan yang akan dipanaskan. Untuk mengetahui nilai

evaporator steam supply saat operasi dapat dilihat dari panel control. Namun untuk
mengetahui laju alir steam masuk dapat dilihat dari barometer (FI 24), dan hasil yang diamati
semakin lama laju nya semakin tinggi.
Keempat yaitu sektor kolom kesetimbangan (sektor 4) yang mana terjadi kontak
antara zat umpan dan uap, sehingga dapat diketahui kondisi yang terjadi saat operasi apakah
hasil umpan dan uap pada kolom ini telah setimbang atau belum. Dengan mangamati
temperatur uap - umpan, tekanan uap umpan dengan melihat pada panel control.
Sedangkan pada sektor sistem pendingin (sektor 5) yaitu dengan adanya condensor,
dapat diketahui kondisi operasi saat proses berjalan. Dimana condendseor ini merupakan
tempat terjadinya perubahan uap distilasi menjadi cairna dikarenaka adanya penyearapan
panasoleh air pendingin yang masuk. Dan ada beberapa valve yang berfungsi untuk mengatr
laju alir yang masuk kondensor. Dari sektor ini pula dapat dia amati temperatur cairan yang
di reflux, temperatur air pendingin yang masuk. Sehingga dapat diketahui berapa besar kalor
yang yang dilepas pendingin.
Pada sektor sistem pengendali control (sektor 6) merupakan panel pengontrol seluruh
operasi distilasi baik temperatur controller - recorde, pressure controller recorder. Dan
pada sektor ini pula pertama kali saat menggunakan alat, perlu main switch untuk mensupply
udara tekan, mengontrol udara tekan, dan pengaturan untuk menyalakan/mematikan pompa.
Dari sekian ke 6 sektor yang berjalan saat operasi barulah dapat diperoleh tujuan yang di
inginkan yaitu menentukan kalor yang dilepas oleh steam saat operasi. Berdasarkan hasil
pengamatan diperoleh kalor yang dilepas saat laju alir 80 Kg/h sebesar 252052.00 kJ.
Sedangakan saat laju alir terkahir 110 Kg/h diperoleh kalor yang dilepas steam sebesar
341110.00 kJ. Berdasrakan hasil pada gambar 4.6 terdapat hubungan antara laju alir steam
masuk dan kalor yang dilepas menunjukkan bahwa semakin besar laju alir steam yang
digunakan maka semakin tinggi pula kalor yang dilepas oleh steam.

Yova
Pada praktikum pilot plant kali ini yaitu melakukan operasi Distilasi Semi Batch yang
bertujuan utuk mengetahui sektor dan tahapan distilasi yang dilakukan, mengetahui cara
menjalankan alatnya, dan mengetahui kalor yang dilepas oleh steam. Distilasi merupakan
suatu proses pemisahan konsentrasi atau kemurnian suatu komponen, yang dibedakan
berdasarkan titik didihnya. Pada praktikum ini digunakan campuran etanol-air, sehingga yang

menjadi produk atas adalah etanol sedangkan air menjadi produk bawah. Ini karena etanol
memiliki titik didih yang lebih rendah yaitu 70oC sedangkan air memiliki titik didih 100oC.
Sebelum alat dinyalakan, dilakukan proses pengecekan valve baik yang akan dibuka
maupun ditutup. Pada alat distilasi ini terbagi menjadi 6 sektor. yang pertama adalah sektor 1
yaitu pengumpanan atau feed area. Umpan dipompa oleh P2 (dinyalakan pada unit
pengendali di sector 6) melalui V-1.3 dan V-1.6 (V-1.4 dan V-1.5 ditutup) ke preheater.
Tujuan penggunaan preheater adalah untuk pemanasan awal. Preheater ini tidak boleh sampai
kekurangan air karena akan mengakibatkan panas yang dihasilkan akan terbuang dan
mengakibatkan kerusakan alat. Kemudian aliran umpan mengalir menuju kolom distilasi,
yaitu pada tahap keempat. Pemilihan tahap dipilih berdasarkan suhu umpan masuk dan
komposisi campuran yang diumpankan.
Dari kolom distilasi tahap empat ini aliran umpan turun memasuki reboiler (sektor 2).
Reboiler ini berfungsi untuk pemanasan kembali. Aliran umpan turun dan dipompa oleh P3
untuk masuk ke dalam heater. Steam masuk melalui V4 dan V3, steam inilah yang
memberikan kalor pada campuran sehingga terdapat campuran yang teruapkan. Steam trap
pada sektor 3 ini digunakan untuk memisahkan steam dengan kondensat, sehingga kondensat
atau campuran yang tidak teruapkan dapat keluar. Jika cairan kondensat tidak dikeluarkan,
maka reboiler akan penuh dan steam tidak dapat masuk ke dalamnya sehingga tidak terjadi
pemanasan dalam reboiler.
Setelah proses di reboiler, aliran umpan yang dapat teruapkan dari reboiler melalui
kolom distilasi (sektor 4) masuk ke dalam kondenser (sektor 5). Pada sektor 4 terjadi kontak
antara fluida, yaitu kontak antara fasa cair dan fasa uap. Fasa cair mengalir ke bagian bawah
kolom distilasi sedangkan uap ke atas menuju kondenser, sehingga pada kolom terlihat
seperti letupan-letupan. Kondenser merupakan tempat terjadinya perubahan uap distilat
menjadi cairan dikarenakan adanya penyerapan panas oleh air pendingin yang masuk. Air
pendingin masuk ke dalam condenser melalui V1. Setelah didinginkan dalam condenser,
kemudian masuk ke tangki penampung distilat. Ketika tangki penampung sudah penuh,
distilat dikeluarkan secara batch melalui drain. Sektor 6 pada distilasi ini adalah panel
pengontrol operasi, yaitu untuk mengontrol pressure dan temperature recorder.
Berdasarkan hasil pengamatan pada awal proses dengan laju steam yang diperoleh
sebesar 80 kg/h dengan kalor yang dilepas sebesar 252052.00 kJ. Kemudian pada akhir
proses, besar kalor yang dilepas steam dengan laju 110 kg/h adalah 341110.00 kJ.

Berdasarkan grafik sudah dapat disimpulkan bahwa semakin besar laju alir steam yang
masuk maka kalor yang dilepasnya pun akan semakin besar. Ini terjadi karena steam yang
masuk untuk memanaskan campuran ini lebih banyak.

Rifaldi

BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
1. Terdapat 6 sektor pada alat distilasi jenis bubble cap dengan fungsi yang berbedabeda, yaitu:
Sektor 1 adalah sektor pengumpanan/feed area.
Sektor 2 adalah sektor jalur zat yang dipanaskan.
Sektor 3 adalah sektor jalur pemanas.
Sektor 4 adalah sektor kolom kesetimbangan.
Sektor 5 adalah sektor sistem pendingin.
Sektor 6 adalah sektor sistem kontrol pengendali.
2. Kalor yang dilepas steam pada awal proses dengan laju steam 80 kg/h adalah
252052.00 kJ. Kemudian pada akhir proses, besar kalor yang dilepas steam dengan
laju 110 kg/h adalah 341110.00 kJ.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai