PEMBIMBING
Praktikum
: 24 November 2015
Penyerahan
: 01 Desember 2015
(Laporan)
Oleh :
Kelompok
: V & VI
Nama
131411041
131411042
Kelas
131411045
5. Rifaldi Hadiansyah
131411046
: 3B
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pemisahan komponen yang memiliki sifat fisik atau kimiawi merupakan salah satu
proses yang sering dijumpai pada proses teknik kimia selain pencampuran, evaporasi dan
lain-lain. Distilasi atau dikenal juga penyulingan bertujuan untuk meningkatkan
konsentrasi atau kemurnian satu atau lebih komponen dengan produk yang memiliki titik
didih lebih rendah (produk atas). Sedangkan yang memiliki titik didih lebih tinggi akan
diperoleh pada produk bawah. Jika lebih dari dua komponen maka disebut residu.
Penggunaan pemanas (steam) sangat besar pengaruhnya terhadap rancang bangun dari
peralatannya sendiri.
Dalam praktiknya, distilasi dilaksanakan menurut salah-satu dari dua metoda utama.
Metode pertama berdasarkan atas pembentukkan uap dengan mendidihkan zat cair yang
akan dipisahkan kemudian mengembunkan uap tanpa ada zat cair yang kembali ke bejana
didih. Metade ini merupakan metoda distilasi yang tidak memakai reflux. Metoda kedua
berdasarkan atas pengembalian sebagian dari kondensat ke bejana didih dalam suatu
kondisi tertentu sehingga zat cair yang dikembalikan ini dapat berkontak dengan baik
dengan uap yang mengalir ke atas menuju kondensor. Masing-masing metoda ini dapat
dilakukan dalam proses kontinu maupun proses tumpak.
1.2
Tujuan
- Mengetahui sektor-sektor dan tahap-tahap proses distilasi skala pilot plant.
- Menjalankan peralatan unit distilasi dengan aman dan benar.
- Menghitung kalor yang dilepas oleh steam
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengertian Distilasi
Distilasi adalah suatu metode pemisahan campuran dalam fasa cair-cair berdasarkan
perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam distilasi, campuran
zat dididihkan sehingga uap yang dihasilkan kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk
cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu, kemudian uap
tadi akan mengalami proses pendinginan pada kondensor. Didalam kondensor akan terjadi
proses perubahan fasa uap berubah menjadi fasa cair yang akan mengalir keluar sebagai
distilat.
Operasi distilasi terjadi apabila campuran zat cair dalam keadaan setimbang uapnya.
Fasa uapnya akan lebih banyak mengandung komponen yang lebih mudah menguap,
sedangkan fraksi cairnya mengandung lebih sedikit komponen yang mudah menguap. Jika
uap tersebut dikondensasikan maka akan didapatkan cairan yang berbeda komposisinya
dengan cairan yang pertama karena lebih banyak mengandung komponen yang lebih mudah
menguap (volatil) dibandingkan dengan cairan yang tidak teruapkan.
Jika cairan yang berasal dari kondensasi diuapkan lagi sebagian maka akan
didapatkan komponen volatil yang lebih tinggi. Keberhasilan suatu operasi distilasi
tergantung pada keadaan setimbang yang terjadi antara fasa uap dan fasa cair dari suatu
campuran biner yang terdiri dari komponen volatil dan non-volatil. Bahan hasil pada proses
ini disebut distilat, sedangkan sisanya disebut residu. Pada operasi distilasi dipengaruhi oleh:
2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dislilasi
1) Sifat dari campuran
2) Karakteristik kolom
3) Jenis kolom (plate, packed, vigreuz)
4) Panjang kolom
5) Besaran-besaran lainnya (laju uap naik, laju cairan turun/reflux, luas permukaan
kontak antara fasa gas dan cair, dan effisiensi perpindahan massa)
2.3 Macam-macam Distilasi
Proses distilasi dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikut :
1) Distilasi bertingkat
Distilasi bertingkat merupakan teknik atau proses pemisahan campuran berupa
cairan yang bertujuan untuk memproses lebih dari 1 jenis komponen. Untuk tujuan ini,
cairan yang menguap dilewatkan melalui kolom kolom perangkap uap. Komponen
yang lebih mudah menguap (bertitik didih rendah) cenderung mengembun
(terperangkap) di kolom lebih atas dan komponen yang sukar menguap (bertitik didih
tinggi) cenderung mengendap di kolom lebih bawah. Teknik ini diterapkan, misalnya
untuk pemurnian minyak bumi.
2) Distilasi fraksional
3) Distilasi vakum
Distilasi vakum merupakan distilasi tanpa pemanasan dan berlangsung pada
tekanan rendah. Tekanan diturunkan sampai terjadi pendidihan. Zat dengan titik didih
paling rendah akan menguap lebih dahulu untuk selajutnya diembunkan. Teknik ini
diterapkan untuk pemisahan cairan yang mudah mengurai atau meledak jika
dipanaskan.
2.4 Dislitasi Etanol-Air
Prinsip sederhana distilasi Etanol-Air adalah memisahkan etanol dengan air
berdasarkan titik didihnya. Etanol murni mendidih pada suhu 79oC, sedangkan air murni
mendidih pada suhu 100oC. Ketika campuran etanol-air dipanaskan, maka pada suhu
sekitar 79oC etanol akan mendidih dan menguap, sedangkan air belum.
Campuran Etanol-Air dipanaskan 79oC. Etanol akan menguap dan uap etanol
ditampung/disalurkan melalui tabung. Di tabung ini suhu uap etanol diturunkan sampai di
bawah titik didihnya. Etanol akan berubah lagi dari fase gas ke fase cair. Selanjutnya
etanol yang sudah mencair ditampung di bak-bak penampungan.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
Unit Distilasi di Laboratorium Pilot Plant
P
M
(
U
m
A
g
d
k
B
u
p
n
z
b
h
S
a
l
t
i
D
e
s
o
r
)
,
Gambar 1. Unit Distilasi Pilot Plant
1) Campuran Etanol-Air
2) Steam
BAB IV
1.
2.
3.
4.
5.
6.
a) Sektor 1
Dijalankan oleh Rifaldi Hadiansyah
Va-1.11
Va-1.12
Va-1.10
Va-1.1
Va-1.9
Jalur Umpan
Va-1.2
Va-1.8
Va-1.3
Va-1.4
Va-1.7
Va-1.6
Va-1.5
Terdiri dari pengalir umpan dan tempat penampungan umpan (T1), pompa yang
mengatur sirkulasi umpan P2.
- T1 (Feed Tank)
Untuk menampung
-
cairan
umpan
(campuran
air-etanol)
sebelum
heater.
W5 (Pre-Heater)
Sebagai pemanas awal cairan umpan.
Waktu
(menit
)
Laju umpan ke
unit
Distilasi (L/jam)
200
95
10
200
95
15
200
95.5
20
200
95.5
25
200
96
No
W4
(Distilat
Cooler)
b) Sektor 2
Dijalankan oleh Lulu Fauziyyah Arisa
WPR218
Va-2.2
Va-2.1
W3
Va-2.4
Va-2.5
Va-2.3
Terdiri dari tempat penampungan zat yang dipanaskan yaitu T3 dan pompa yang
mengatur sirkulasinya P3.
- P3 (Pompa Sirkulasi)
Untuk mengalirkan cairan dari tangki penampung (sumptank) ke reboiler.
- V5 (Falling Film Evaporator Feed from P3)
Untuk mengatur laju alir cairan yang masuk ke FFE.
- W2 (Falling Film Evaporator)
Merupakan tempat terjadinya pemanasan.
- W3 (Cooler)
Untuk mendinginkan cairan yang akan dibuang/dikeluarkan dari Sump Tank.
- T3 (Sump Tank)
Untuk menampung cairan umpan yang akan dan sudah dipanaskan pada
FFE. Pada bagian atas cairan dalam sumptank terdapat uap yang akan
-
P3
V4
TR21
95
95
95
97
97
TR 26
95
95
95
96
96
c) Sektor 3
Dijalankan oleh Rd.Yova Salza Febrian
KONDENSAT
TI 25
STEAM
Pada tahap ini Steam
dialirkan ke dalam FFE dan kondensat hasil proses
FI 27
dikeluarkan.
a) W2 (Falling Film Evaporator)
Untuk memanaskan cairan umpan dengan menggunakan steam yang tidak
kontak secara langsung dengan cairan yang akan dipanaskan.
b) A2 (Steam Trap)
Untuk mengambil kondensat yang keluar dari FFE.
c) FI 27 (Flow Condensat)
Untuk mengukur laju alir kondensat.
d) FI 24 (Evaporator Steam Supply)
Untuk mengukur laju alir massa steam yang masuk ke FFE.
e) TR 23 (Evaporator Steam Supply)
Untuk mengukur suhu steam yang masuk FFE
f) TI 25 (Evaporator Steam Outlet)
Untuk mengukur suhu kondensat yang keluar dari FFE.
g) V3 dan V4 (Evaporator Steam Supply)
Untuk mengontrol laju alir umpan yang masuk ke FFE.
V3
FI 24
Prosedur kerja untuk mengalirkan steam yaitu diawali dengan membuka aliran
udara tekan pada panel control. Kemudian membuka valve pada bukaan tertentu.
Jalur Pemanas
t
(menit)
Suhu Kondensat TI 25
(0C)
Suhu Masuk
Evaporator TI 22
(0C)
80
86
97
10
70
86
98
15
95
87
98
20
110
88
99
25
110
88
99
d) Sektor 4
Oleh neng Herta Rosmayanti
SECTION dijalankan
3
TR1
TRC 3
TR 13
TR 21
TR 23
TR 26
5
10
15
20
25
21
21
21.5
22
24
18
21
21
22
22
95
95
95.5
95.5
96
95
95
95
95
95
176
174
170
169
168
95
95
95
96
96
e) Sektor 5
Dijalankan oleh Muhamad Ramdani
Untuk mengatur laju alir air pendingin secara otomatis karena dihubungkan
e)
f)
g)
h)
TI 24
55
F14
22.5
10
50
22.5
15
48
23
20
40
23
25
45
23
f) Sektor 6
Sektor ini merupakan panel pengontrol seluruh operasi distilasi.
a) 2 Controller yaitu Pressure Controller (PIC) dan Temperature Controller
Untuk mengatur besarnya tekanan dan temperatur seduai dengan yang
diinginkan
b) 2 indikator dimana setiap indikator terdiri dari 6 buah rekorder yang
menunjukan nilai suhu dan tekanan pada Temperatur Recorder dan Pressure
Recorder yang ada pada alat distilasi.
c) Tombol on-off
Untuk menyalakan/mematikan P1 (distillate pump), P2 (feed pump) dan P3
(sump pump)
d) Main Switch
Untuk mensupply udara tekan
e) Control Air Pressure Switch
Untuk membuka aliran udara tekan
Waktu
(menit)
Laju Steam
Masuk
FI24 (kg/h)
Suhu Steam
Masuk
TR23 (oC)
Suhu Steam
Keluar TI25
(oC)
Cp (kJ/kg
K)
(kJ/kg)
80
176
86
4.2
2772.65
252052.00
10
70
174
86
4.2
2770.87
219832.90
15
95
170
87
4.2
2767.08
295989.60
20
110
169
88
4.2
2766.05
341687.50
25
110
168
88
4.2
2765
341110.00
Q (kJ)
400000
350000
300000
250000
Q (kJ)
200000
150000
100000
50000
0
65
70
75
80
85
90
95
100
105
FI 24 (kg/h)
Gambar 4.6 Kurva Kalor Steam terhadap Laju Alir Steam Masuk
110
115
BAB V
PEMBAHASAN
Lulu Fauziyyah Arisa (131411041)
Praktikum Distilasi Semi Batch ini bertujuan untuk mengetahui sektor-sektor dan
tahap-tahap proses distilasi skala pilot plant, menjalankan peralatan unit distilasi dengan
aman dan benar serta menghitung kalor yang dilepas oleh steam.
Distilasi adalah suatu metode pemisahan campuran dalam fasa cair-cair berdasarkan
perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam distilasi, zat yang
memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu, kemudian uap tadi akan
mengalami proses pendinginan pada kondensor. Didalam kondensor akan terjadi proses
perubahan fasa uap berubah menjadi fasa cair yang akan mengalir keluar sebagai distilat.
Keberhasilan suatu operasi distilasi tergantung pada keadaan setimbang yang terjadi antara
fasa uap dan fasa cair dari suatu campuran biner yang terdiri dari komponen volatil dan nonvolatil. Bahan hasil pada proses ini disebut distilat, sedangkan sisanya disebut residu. Pada
praktikum ini digunakan campuran etanol-air, sehingga yang menjadi produk atas adalah
etanol sedangkan air menjadi produk bawah. Ini karena etanol memiliki titik didih yang lebih
rendah yaitu 70oC sedangkan air memiliki titik didih 100oC.
Hal yang perlu diperhatikan sebelum menyalakan alat adalah mengecek seluruh posisi
valve dalam keadaan terbuka atau tertutup dengan benar. Nyalakan air pendingin dan udara
tekan terlebih dahulu dan steam dinyalakan paling akhir. Pada disitilasi ini terdapat 6 sektor.
Sektor 1 merupakan sektor pengumpanan atau feed area. Umpan dipompa oleh pompa P2
melalui V-13 dan V-16 (V-14 dan V-15 ditutup) ke preheater. P2 dinyalakan pada unit
pengendali di sector 6. Preheater bertujuan untuk pemanasan awal, agar energi yang
dibutuhkan reboiler tidak terlalu besar. Kemudian aliran umpan mengalir menuju kolom
distilasi pada tahap keempat. Pemilihan tahap dipilih didasarkan pada suhu umpan masuk dan
komposisi campuran yang diumpankan.
Selanjutnya aliran umpan turun memasuki sektor 2 yaitu reboiler. Reboiler berfungsi
untuk pemanasan kembali. Aliran umpan turun dan dipompa oleh P3 untuk masuk ke dalam
heater. Steam masuk melalui V4 dan V3 (sektor 3), steam inilah yang memberikan kalor
pada campuran sehingga terdapat campuran yang teruapkan. Terdapat steam trap yang
digunakan untuk memisahkan steam dengan kondensat, sehingga kondensat atau campuran
yang tidak teruapkan dapat keluar sementara steam dapat digunakan kembali jika kondensat
masuk ke dalam reboiler maka tidak akan terjadi pemanasan dalam reboiler.
Aliran umpan yang dapat teruapkan dari reboiler melalui kolom distilasi (sektor 4)
akan memasuki kondenser (sektor 5). Pada sektor 4 terjadi kontak antara fasa cair dan fasa
uap. Fasa cair mengalir ke bagian bawah kolom distilasi sedangkan uap ke atas menuju
kondenser. Kondenser merupakan tempat terjadinya perubahan fasa uap distilat menjadi fasa
cair dikarenakan adanya penyerapan panas oleh air pendingin yang masuk. Air pendingin
masuk ke dalam condenser melalui V1. Setelah didinginkan dalam kondenser, kemudian
masuk ke tangki penampung distilat. Ketika tangki penampung sudah penuh, distilat
dikeluarkan secara batch melalui drain. Sektor 6 pada distilasi ini adalah panel pengontrol
operasi, yaitu untuk mengontrol pressure dan temperature recorder serta penyalaan pompa.
Steam merupakan sumber pemanas dari proses distilasi ini. Kalor yang dilepas steam
pada awal proses dengan laju steam 80 kg/h adalah 252052.00 kJ. Kemudian pada akhir
proses, besar kalor yang dilepas steam dengan laju 110 kg/h adalah 341110.00 kJ. Pada grafik
terlihat bahwa laju alir steam yang masuk berbanding lurus dengan kalor yang dilepasnya.
Hal tersebut menunjukan bahwa semakin banyak steam yang digunakan maka semakin
banyak kalor yang dilepaskan untuk menguapkan campuran umpan.
Muhamad Ramdani (131411042)
Pada praktikum kali ini, kami melakukan praktikum distilasi Semi Batch yang
bertujuan untuk mengetahui sektor-sektor dan tahap-tahap proses distilasi skala pilot plant,
menjalankan peralatan unit distilasi dengan aman dan benar serta menghitung kalor yang
dilepas oleh steam.
Distilasi adalah pemisahan campuran dalam fasa cair-cair berdasarkan perbedaan titik
didih dan perbedaan volatilitas dari bahan-bahan yang terdapat dalam campuran tersebut.
Dalam distilasi, zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu,
kemudian uap tersebut akan mengalami proses pendinginan pada kondensor dan
menyebabkan terjadinya perubahan fasa dari fasa uap menjadi fasa cair yang kemudian
menjadi top produk. Sedangkan zat yang tidak teruapkan akan menjadi bottom produk. Pada
praktikum ini digunakan campuran etanol-air, sehingga yang menjadi produk atas adalah
etanol sedangkan air menjadi produk bawah. Ini karena etanol memiliki titik didih yang lebih
rendah yaitu 70oC sedangkan air memiliki titik didih 100oC.
Sebelum menyalakan alat, untuk keselamatan kerja dilakukan pengecekan valve baik
yang akan dibuka maupun ditutup. Pada alat distilasi ini terbagi menjadi 6 sektor. yang
pertama adalah sektor 1 yaitu sektor pengumpanan. Umpan dipompa oleh P2 ke preheater
untuk pemanasan awal. Preheater ini tidak boleh sampai kekurangan air karena akan
mengakibatkan panas yang dihasilkan terbuang dan mengakibatkan kerusakan alat.
Kemudian aliran umpan mengalir menuju kolom distilasi, yaitu pada tahap keempat.
Pemilihan tahap dipilih berdasarkan suhu umpan masuk dan komposisi campuran yang
diumpankan.
Dari kolom distilasi tahap empat ini aliran umpan turun memasuki reboiler (sektor 2).
Reboiler ini berfungsi untuk pemanasan kembali. Aliran umpan turun dan dipompa oleh P3
untuk masuk ke dalam heater. Steam masuk melalui V4 dan V3, steam inilah yang
memberikan kalor pada campuran sehingga terdapat campuran yang teruapkan. Steam trap
pada sektor 3 ini digunakan untuk memisahkan steam dengan kondensat, sehingga kondensat
atau campuran yang tidak teruapkan dapat keluar. Jika cairan kondensat tidak dikeluarkan,
maka reboiler akan penuh dan steam tidak dapat masuk ke dalamnya sehingga tidak terjadi
pemanasan dalam reboiler.
Setelah proses di reboiler, aliran umpan yang dapat teruapkan dari reboiler melalui
kolom distilasi (sektor 4) masuk ke dalam kondenser (sektor 5). Pada sektor 4 terjadi kontak
antara fluida, yaitu kontak antara fasa cair dan fasa uap. Fasa cair mengalir ke bagian bawah
kolom distilasi sedangkan uap ke atas menuju kondenser, sehingga pada kolom terlihat
seperti letupan-letupan. Kondenser merupakan tempat terjadinya perubahan uap distilat
menjadi cairan dikarenakan adanya penyerapan panas oleh air pendingin yang masuk. Air
pendingin masuk ke dalam condenser melalui V1. Setelah didinginkan dalam condenser,
kemudian masuk ke tangki penampung distilat. Ketika tangki penampung sudah penuh,
distilat dikeluarkan secara batch melalui drain. Sektor 6 pada distilasi ini adalah panel
pengontrol operasi, yaitu untuk mengontrol pressure dan temperature recorder.
Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh kalor yang dilepas saat laju alir 80 Kg/h
sebesar 252052.00 kJ. Sedangakan saat laju alir terkahir 110 Kg/h diperoleh kalor yang
dilepas steam sebesar 341110.00 kJ. Berdasrakan hasil pada gambar 4.6 terdapat hubungan
antara laju alir steam masuk dan kalor yang dilepas menunjukkan bahwa semakin besar laju
alir steam yang digunakan maka semakin tinggi pula kalor yang dilepas oleh steam.
evaporator steam supply saat operasi dapat dilihat dari panel control. Namun untuk
mengetahui laju alir steam masuk dapat dilihat dari barometer (FI 24), dan hasil yang diamati
semakin lama laju nya semakin tinggi.
Keempat yaitu sektor kolom kesetimbangan (sektor 4) yang mana terjadi kontak
antara zat umpan dan uap, sehingga dapat diketahui kondisi yang terjadi saat operasi apakah
hasil umpan dan uap pada kolom ini telah setimbang atau belum. Dengan mangamati
temperatur uap - umpan, tekanan uap umpan dengan melihat pada panel control.
Sedangkan pada sektor sistem pendingin (sektor 5) yaitu dengan adanya condensor,
dapat diketahui kondisi operasi saat proses berjalan. Dimana condendseor ini merupakan
tempat terjadinya perubahan uap distilasi menjadi cairna dikarenaka adanya penyearapan
panasoleh air pendingin yang masuk. Dan ada beberapa valve yang berfungsi untuk mengatr
laju alir yang masuk kondensor. Dari sektor ini pula dapat dia amati temperatur cairan yang
di reflux, temperatur air pendingin yang masuk. Sehingga dapat diketahui berapa besar kalor
yang yang dilepas pendingin.
Pada sektor sistem pengendali control (sektor 6) merupakan panel pengontrol seluruh
operasi distilasi baik temperatur controller - recorde, pressure controller recorder. Dan
pada sektor ini pula pertama kali saat menggunakan alat, perlu main switch untuk mensupply
udara tekan, mengontrol udara tekan, dan pengaturan untuk menyalakan/mematikan pompa.
Dari sekian ke 6 sektor yang berjalan saat operasi barulah dapat diperoleh tujuan yang di
inginkan yaitu menentukan kalor yang dilepas oleh steam saat operasi. Berdasarkan hasil
pengamatan diperoleh kalor yang dilepas saat laju alir 80 Kg/h sebesar 252052.00 kJ.
Sedangakan saat laju alir terkahir 110 Kg/h diperoleh kalor yang dilepas steam sebesar
341110.00 kJ. Berdasrakan hasil pada gambar 4.6 terdapat hubungan antara laju alir steam
masuk dan kalor yang dilepas menunjukkan bahwa semakin besar laju alir steam yang
digunakan maka semakin tinggi pula kalor yang dilepas oleh steam.
Yova
Pada praktikum pilot plant kali ini yaitu melakukan operasi Distilasi Semi Batch yang
bertujuan utuk mengetahui sektor dan tahapan distilasi yang dilakukan, mengetahui cara
menjalankan alatnya, dan mengetahui kalor yang dilepas oleh steam. Distilasi merupakan
suatu proses pemisahan konsentrasi atau kemurnian suatu komponen, yang dibedakan
berdasarkan titik didihnya. Pada praktikum ini digunakan campuran etanol-air, sehingga yang
menjadi produk atas adalah etanol sedangkan air menjadi produk bawah. Ini karena etanol
memiliki titik didih yang lebih rendah yaitu 70oC sedangkan air memiliki titik didih 100oC.
Sebelum alat dinyalakan, dilakukan proses pengecekan valve baik yang akan dibuka
maupun ditutup. Pada alat distilasi ini terbagi menjadi 6 sektor. yang pertama adalah sektor 1
yaitu pengumpanan atau feed area. Umpan dipompa oleh P2 (dinyalakan pada unit
pengendali di sector 6) melalui V-1.3 dan V-1.6 (V-1.4 dan V-1.5 ditutup) ke preheater.
Tujuan penggunaan preheater adalah untuk pemanasan awal. Preheater ini tidak boleh sampai
kekurangan air karena akan mengakibatkan panas yang dihasilkan akan terbuang dan
mengakibatkan kerusakan alat. Kemudian aliran umpan mengalir menuju kolom distilasi,
yaitu pada tahap keempat. Pemilihan tahap dipilih berdasarkan suhu umpan masuk dan
komposisi campuran yang diumpankan.
Dari kolom distilasi tahap empat ini aliran umpan turun memasuki reboiler (sektor 2).
Reboiler ini berfungsi untuk pemanasan kembali. Aliran umpan turun dan dipompa oleh P3
untuk masuk ke dalam heater. Steam masuk melalui V4 dan V3, steam inilah yang
memberikan kalor pada campuran sehingga terdapat campuran yang teruapkan. Steam trap
pada sektor 3 ini digunakan untuk memisahkan steam dengan kondensat, sehingga kondensat
atau campuran yang tidak teruapkan dapat keluar. Jika cairan kondensat tidak dikeluarkan,
maka reboiler akan penuh dan steam tidak dapat masuk ke dalamnya sehingga tidak terjadi
pemanasan dalam reboiler.
Setelah proses di reboiler, aliran umpan yang dapat teruapkan dari reboiler melalui
kolom distilasi (sektor 4) masuk ke dalam kondenser (sektor 5). Pada sektor 4 terjadi kontak
antara fluida, yaitu kontak antara fasa cair dan fasa uap. Fasa cair mengalir ke bagian bawah
kolom distilasi sedangkan uap ke atas menuju kondenser, sehingga pada kolom terlihat
seperti letupan-letupan. Kondenser merupakan tempat terjadinya perubahan uap distilat
menjadi cairan dikarenakan adanya penyerapan panas oleh air pendingin yang masuk. Air
pendingin masuk ke dalam condenser melalui V1. Setelah didinginkan dalam condenser,
kemudian masuk ke tangki penampung distilat. Ketika tangki penampung sudah penuh,
distilat dikeluarkan secara batch melalui drain. Sektor 6 pada distilasi ini adalah panel
pengontrol operasi, yaitu untuk mengontrol pressure dan temperature recorder.
Berdasarkan hasil pengamatan pada awal proses dengan laju steam yang diperoleh
sebesar 80 kg/h dengan kalor yang dilepas sebesar 252052.00 kJ. Kemudian pada akhir
proses, besar kalor yang dilepas steam dengan laju 110 kg/h adalah 341110.00 kJ.
Berdasarkan grafik sudah dapat disimpulkan bahwa semakin besar laju alir steam yang
masuk maka kalor yang dilepasnya pun akan semakin besar. Ini terjadi karena steam yang
masuk untuk memanaskan campuran ini lebih banyak.
Rifaldi
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1. Terdapat 6 sektor pada alat distilasi jenis bubble cap dengan fungsi yang berbedabeda, yaitu:
Sektor 1 adalah sektor pengumpanan/feed area.
Sektor 2 adalah sektor jalur zat yang dipanaskan.
Sektor 3 adalah sektor jalur pemanas.
Sektor 4 adalah sektor kolom kesetimbangan.
Sektor 5 adalah sektor sistem pendingin.
Sektor 6 adalah sektor sistem kontrol pengendali.
2. Kalor yang dilepas steam pada awal proses dengan laju steam 80 kg/h adalah
252052.00 kJ. Kemudian pada akhir proses, besar kalor yang dilepas steam dengan
laju 110 kg/h adalah 341110.00 kJ.
DAFTAR PUSTAKA