BAB 11
ASPEK PERILAKU DARI
EVALUASI KINERJA
Disusun oleh :
Martha Yanti (127132008)
Herawati (127132021)
Stephani (127132024)
UNIVERSITAS TARUMANAGARA
PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI
2014
BAB 11
ASPEK PERILAKU DARI EVALUASI KINERJA
DILEMA BISNIS
John Miller baru saja lulus MBA dan mendapat Certified Management Accountant (CMA). Ia
baru saja mendapat pekerjaan sebagai asisten administrasi dalam perusahaan controller dari
sebuah perusahaan multinasional raksasa. Tugas pertamanya adalah untuk mengevaluasi
efektivitas dari sistem evaluasi kinerja perusahaan. John Miller tidak mendapat pengarahan yang
rinci terkait tugasnya. Oleh karena itu, Miller menggunakan pertanyaan internal dan investigasi
eksternal untuk memahami kondisi lingkungan dan fungsi dari sistem yang ada saat ini. Berikut
hasil investigasi yang dihasilkan.
Perusahaan
Amex, Inc terdiri dari 500 perusahaan dengan 25 anak perusahaan,17.000 karyawan, $2.5 milyar
penjualan dan $2.3 miliar aset. Produk yang diproduksi hampir khusus berhubungan dengan
industri tunggal. Pendapatan perusahaan sangat bergantung pada kondisi ekonomi di negaranegara perusahaan beroperasi. Suku bunga dan pertumbuhan penduduk memiliki pengaruh yang
sangat kuat untuk masa depan dan kelangsungan perusahaan.
Perusahaan diorganisir dengan divisi-divisi, dan setiap pusat laba bertanggung jawab untuk
fungsi-fungsi pemasaran, manufaktur, dan pelanggan. Fungsi komputer dan hukum, akuntansi,
asuransi, penelitian dan pengembangan, periklanan, akuisisi, dan teknik tersedia dalam
departemen di kantor pusat.
Evaluasi Kinerja
Sistem evaluasi kinerja dirancang untuk mengukur tiga elemen dasar yakni kinerja pribadi,
pencapaian tujuan operasional, dan tingkat imbalan atas investasi. Bawahan dievaluasi hanya
dengan basis dari kinerja pribadi mereka; manajer tiap segmen dinilai berdasarkan tiga kriteria.
Bobot relatif yang ditugaskan untuk setiap kriteria kinerja atau hasil untuk setiap pusat laba
adalah 20-70-10. Sedangkan untuk kantor pusat perusahaan, perinciannya adalah 40-40-20.
Faktor kinerja pribadi sangat subjektif semenjak dinilai dari hasil sistem manajemen. Sistem ini
menilai individu berdasarkan akuntabilitas dan kepatuhan terhadap tujuan tertulis dan aturan
terkait kinerja. Penilaian pribadi dilakukan oleh atasan langsung dari karyawan dan disetujui oleh
satu manajer lebih tinggi. Pencapaian tujuan dan tingkat imbalan atas investasi adalah
pengukuran akuntansi berdasarkan tujuan dan standar yang telah ditetapkan oleh pusat laba atau
kepala unit perusahaan.
Menetapkan Tujuan
Proses penetapan tujuan adalah sama untuk semua unit. Berikut rincian mengenai berbagai
elemen struktur tujuan dan pelaporan kinerja.
1.
Sales
Other Income
Manufacturing cost
Standard
Nonrecurring
Selling
and
administration
expense
Distribution center
credit
Direct overhead
actual
Corporate
direct
overhead - allocated
Operating profit
Corporate indirect
overhead allocated
Earning before tax
Tax
Net earnings
Capital employed
(in
millions
of
dollars)
Profit
Center A
Profit
Center B
100
-
300
-
Group
Adjustmen
t
-
(75)
(10)
(170)
(25)
(30)
Group
Corp.
Total
400
-
30
400
30
(245)
(25)
(245)
(10)
-
(245)
(35)
(245)
14
(14)
(2)
(12)
(2)
(16)
(10)
(26)
(1)
(15)
(16)
16
12
(1)
(62)
(18)
21
-
53
(19)
(14)
19
39
-
11
(5)
6
44
(22)
22
(21)
10
(11)
34
(17)
17
5
3
8
39
(14)
25
75
163
(75)
163
20
183
Ratios:
Return on capital
7%
14%
10.4
13.7
employed
Receivables
days
45
40
41
outstanding
Inventory turnover
9
4
5
*For a detailed explanation of these elements, read the section in this chapter entitled Goal
Setting
Penghitungan Bonus
Bonus manajer tiap segmen ditentukan berdasarkan kinerja yang dicapai dari masing-masing tiga
kriteria.
Ketika peringkat kinerja untuk pencapaian tujuan operasional mencapai bobot tertinggi, hal ini
akan menguntungkan atau merugikan unit tersebut dengan faktor 2. Ada batas atas 200 persen
bonus atau 150 persen pencapaian dan minimum terendah 50 persen bonus atau 75 persen
pencapaian.
Personal
Performance
Attainment of
Operating Goals
Return on
Investment
Base $
Percent
Weight
factor
1
Actual
20
Performance
rating
100*
$2.000
7.000
70
125%
17.500
1.000
10
80%
800
$10.000
$2.000
$20.300
Pelaporan Kinerja
Kinerja aktual dari pusat laba dan unit perusahaan dilaporkan setiap bulan dalam bentuk
pendapatan tiap bagian dan atas dasar berbagai rasio.
1. Pernyataan mengenai laba perusahaan. Pengembalian dari modal yang digunakan
ditampilkan sebagai catatan kaki untuk laba bersih. Pernyataan laba tiap bagian
menginformasikan manajer mengenai keberhasilan dan kegagalan dalam mencapai tujuan
operasional mereka dan tingkat imbalan atas investasi yang dicapai selama periode tersebut.
2. Jumlah hari piutang yang masih beredar. Rasio ini disajikan dengan perbandingan dua tahun
secara bulanan dengan tujuan tahunan yang ditampilkan.
3. Perputaran persediaan. Rasio ini ditentukan dengan format yang sama seperti piutang.
Persepsi Dilema
Selama investigasinya, Miller menemukan berbagai kontradiksi, yang ia anggap sebagai situasi
dilema yang membutuhkan perhatian dan kemungkinan tindakan perbaikan. Diskusi tentang
bidang utama yang menjadi perhatian dan masalah yang dihadapi, yaitu.
Penjualan
Ketika mempelajari penjualan dan pangsa pasar, Miller melihat bahwa pasar perusahaan
tergelincir., suatu kondisi yang akan menganggu peningkatan penetrasi pasar. Untuk melakukan
penjualan ke pasar yang lebih luas, tenaga penjualan dan iklan perlu ditingkatkan. Manajer
penjualan, bagaimanapun, tidak termotivasi untuk melakukan tindakan tersebut sejak anggaran
administasi dan penjualan adalah tetap dalam jangka pendek dan pencapaian tujuan menerima
bobot tertinggi dalam perhitungan bonus. Dalam jangka pendek, peningkatan penjualan akan
menghasilkan lebih banyak keuntungan bagi pusat laba dan kemudian peningkatan laba. Namun,
penambahan biaya penjualan dan administrasi yang lebih besar daripada peningkatan pendapatan
akan menghasilkan varians anggaran yang tidak menguntungkan. Dengan peringkat kinerja
pribadi yang menjadi sangat subjektif, manajer tidak tahu apakah kinerja negatif dalam
pencapaian tujuan akan lebih besar daripada manfaat dari peningkatan laba. Miller bertanyatanya apakah batas anggaran adalah cara manajer puncak untuk menekan tujuan pangsa pasar
dengan meningatkan pelaku untuk berjuang demi perbaikan, tetapi tidak pada biaya apapun.
Biaya Manufaktur
Ketika menyelidiki biaya produksi, Miller mengamati bahwa variasi dari biaya standar selalu
menguntungkan. Hal ini membuatnya curiga bahwa biaya standar merupakan data manipulasi.
Dari pengalamannya, dia mengetahui bahwa dalam kondisi normal, variasi yang benar harus
menguntungkan dan tidak menguntungkan.
Miller berspekulasi bahwa kondisi ini dapat disebabkan oleh kesalahan dalam memperkirakan
volume penjualan, dengan manajer pabrik mencoba untuk mengkompensasikan masalah.
Sehingga adanya perilaku mementingkan diri sendiri baik di pabrik maupun di tingkat divisi.
Biaya Penjualan dan Administrasi
Miller diinformasikan oleh manajer pusat laba bahwa manajemen puncak sangat bersikeras
bahwa kinerja aktual berada pada atau di bawah anggaran. Ketika mewawancarai berbagai
manajer, Miller merasa bahwa sistem anggaran dianggap terlalu kaku. Orang-orang mengeluh
bahwa hal itu tidak memungkinkan untuk mencapai tujuan yang realistis. Meskipun perilaku ini
adalah disfungsional di permukaan, Miller mengakui bahwa hal itu disebabkan manajer untuk
tetap dalam batas anggaran seperti yang ditentukan oleh manajemen puncak. Kondisi ini
disebabkan oleh fakta bahwa tujuan itu sendiri adalah hasil dari perilaku disfungsional.
Direct overhead-actual
Dua komponen utama dari kategori ini adalah ketentuan piutang tak tertagih dan manajemen
insentif bonus yang muncul secara langsung berhubungan dengan pendapatan saat ini.
Sejak pembayaran insentif manajemen adalah imbalan dari kinerja, jumlah yang dianggarkan
untuk item ini berdasarkan 100. Jika kontribusi laba dan pencapaian tujuan melebih aktual maka
pemberian bonus melebihi ketentuan anggaran. Karena tujuan yang mudah tercapai, pembayaran
insentif selalu lebih tinggi daripada jika tujuan yang ditetapkan secara realistis. Dengan
demikian, Miller merasa sitem evaluasi kinerja adalah disfungional.
Sehubungan dengan piutang tak tertagih, Miller merasa bahwa ada kecenderungan untuk
menolak menempatkan akun dalam kategori ketegangan.
3. Imbalan memuaskan tujuan pribadi. Karyawan yang berbeda memiliki prioritas tujuan yang
berbeda, sistem penghargaan yang seragam tidak selalu memotivasi sama baiknya. Untuk
mencapai motivasi optimal, imbalan harus disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing
individu.
IMBALAN ATAS PERILAKU
Terdapat 3 cara untuk membentuk perilaku orang yang bekerja dalam organisasi :
a. Penguatan positif (positive reinforcement), dimana pengaruh menyenangkan atas perilaku
yang diinginkan, contoh : penghargaan atau pujian.
b. Penguatan negatif (negative reinforcement), dimana perilaku yang diinginkan dapat
dipicu dengan menghapus hal yang tidak menyenangkan.
c. Hukuman (punishment) adalah cara umum atas perilaku yang tidak diharapkan.
Alat yang paling efektif dalam perusahaan untuk membentuk perilaku yang diinginkan adalah
dengan penguatan positif karena meningkatkan peluang terulangnya perilaku yang diinginkan.
Penguatan negatif banyak menghasilkan efek yang tidak diinginkan, dimana hanya sementara
menekan perilaku yang diinginkan dan menghasilkan moral yang rendah, kecemasan, kebencian,
dan meningkatkan ketidakhadiran.
TIPE IMBALAN
FUNGSIONAL
DAN
KEUNTUNGANNYA DALAM
PENGUATAN
PERILAKU
pesan. Smoothing dapat terjadi ketika kinerja atas tujuan yang telah ditetapkan
diabaikan saat mencapai imbalan/penghargaan.
b. Biasing
Biasing merupakan manipulasi dimana manajer memilih dari beberapa pesan
yang memungkinkan mereka untuk menghasilkan gambaran kinerja yang
paling menguntungkan.
c. Gaming
Gaming merupakan manipulasi atas kinerja aktual
mengeksploitasi berbagai aspek hubungan atasan-bawahan.
dengan
cara
yang
menyebabkan
varians
tidak
Varians adalah perbedaan antara dianggarkan, direncanakan atau standar biaya dan
jumlah aktual yang terjadi / dijual.
Dalam penganggaran (atau manajemen akuntansi secara umum), varians adalah
perbedaan antara dianggarkan, direncanakan atau standar biaya dan jumlah aktual
yang terjadi/dijual. Varians dapat dihitung untuk kedua biaya dan pendapatan.
Konsep varians secara intrinsik terhubung dengan yang direncanakan dan aktual hasil
dan efek dari perbedaan antara kedua terhadap kinerja entitas atau perusahaan.
Analisis varians biasanya dikaitkan dengan menjelaskan perbedaan (atau varian)
antara biaya aktual dan biaya standar memungkinkan untuk output yang baik.
Misalnya, perbedaan biaya bahan dapat dibagi menjadi varians harga bahan dan
varians penggunaan bahan. Selisih antara biaya tenaga kerja langsung aktual dan
biaya tenaga kerja langsung standar dapat dibagi menjadi varians tingkat dan varians
Kesimpulan :
Evaluasi kinerja merupakan penilaian secara periodik efektivitas operasional suatu perusahaan,
dan karyawan berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
Perilaku kinerja yang baik sangat diperlukan dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan
perusahaan. Untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut diperlukan penilaian kinerja secara
berkala yang dapat dilakukan dengan beberapa langkah, yaitu langkah awal dan langkah
penilaian kinerja. Penilaian kinerja dilakukan agar memiliki gambaran mengenai kinerja
perusahaan yang sebenarnya dan dapat meminimalisir perilaku karyawan yang tidak diinginkan.
Motivasi merupakan proses prakarsa dilakukannya suatu tindakan secara sadar dan bertujuan.
Penilaian kinerja juga dapat memotivasi karyawan dalam mendapatkan imbalan. Aspek lain dari
evaluasi kinerja adalah keputusasaan perilaku disfungsional dan dorongan penguatan perilaku
melalui umpan balik yang tepat waktu dari hasil kinerja dan pemberian penghargaan intrinsik
dan ekstrinsik.
CASE 11-1
Dilema yang dihadapi dalam kasus ini yaitu adanya kinerja karyawan yang tidak ikut di
perhitungan dalam penilaian/ evaluasi kinerja karyawan. Sehingga karyawan tersebut dalam hal
ini credit officer merasa enggan untuk melaksanakan tugas pelayanan /service noncredit. Mereka
merasa ini bukanlah bagian dari tanggung jawab mereka. Terlihat ketika dilakukannya penilaian
kinerja triwulanan dilihat dari hasil pendapatan service baru yang mereka kerjakan tidak
memasukkan sehingga mereka merasa bahwa kerja keras mereka tidak mendapat pengakuan dari
manajemen. dan setelah penilaian itu selesai kedepannya mereka mengerahkan seluruh
tenaganya pada service credit dan tidak lagi begitu menghiraukan jasa pelayanan di aspek
noncredit. Hal ini berdampak jasa layanan noncredit hanya diketahui sebagian kecil orang dan
secara otomatis mempengaruhi berkurangnya pendapatan pada aspek noncredit.
Langkah yang perlu diambil oleh perusahaan untuk mengatasi hal ini adalah:
1. Menetapkan goal setting. Maksudnya adalah ada target yang harus dicapai oleh karyawan
yang dalam hal ini yaitu oleh credit officer. target tersebut harus dapat terukur dan diukur
dalam penilaian kinerja mereka.
2. Performance evaluation
Ada penilaian kinerja yang mencakup seluruh kegiatan yang dilakukan oleh karyawan.
Sehingga karyawan akan terdorong untuk melakukan segala sesuatu pelayanan dengan
service excellent karena mereka menggangap bahwa sekecil apapun pelayanan mereka pada
customer maka akan berdampak baik pada penilaian kinerja mereka. Yang mencakup:
personal performance, attainment of operating goals, dan return on investment.
3. Motivasi
Baik berupa psikologis (seminar motivasi), pemberian bonus, maupun promosi jabatan.
Siapapun karyawan yang berhasil melalukan pencapaian dalam penilaian kinerja maka ia
akan mendapatkan bonus dari perusahaan. Hal ini akan memotivasi setiap karyawan untuk
bekerja sebaik mungkin agar dapat mencapai penilaian kerja yang memuaskan dan
mendapatkan bonus atau promosi kerja.
Bonus yang diberikan kepada karyawan terbagi menjadi direct dan indirect kompensasi.
Direct kompensasi seperti yang telah diketahui yaitu gaji, uang lembur, dan lain-lain.
Sedangkan untuk indirect kompensasi dapat berupa perjalanan untuk liburan, asuransi, ijin
sakit, dan kompensasi lainnya.
4. Pelatihan (training)
Untuk mencapai semua langkah diatas prajurit sebelum berperang perlu diperlengkapi
dengan senjata, begitu pula dengan karyawan sebelum terjun langsung menangani customer
mereka perlu di latih terlebih dahulu. Agar penyampaian yang dilakukan oleh credit officer
tersebut tepat pada inti yang perusahaan ingin sampaikan kepada customer. Karena dalam hal
ini credit officer sebagai lini terdepan promisi maupun pelayanan dalam hal sercive
noncredit.