Dokter Keluarga
Tn. M. 50 tahun datang ke klinik Sumber Sehat untuk berobat penyakit diabetes
melitus yang sudah 3 tahun dideritanya. Tn. M. datang ke klinik ini atas saran temannya.
Menurut temannya, klinik Sumber Sehat pelayanannya sangat bagus, baik cara
pendekatannya maupun jenis pelayanan yang tersedia karena dokter yang berpraktik di klinik
ini adalah dokter keluarga yang agak berbeda dengan dokter umum biasa.
Masih menurut temannya dokter keluarga ini tidak hanya mengobati pasien di klinik,
tetapi juga dapat memberikan pelayanan kunjungan rumah, penyuluhan kesehatan dan
memberikan binaan kepada keluarga di sekitar klinik tersebut.
Kata Sulit
Dokter Keluarga : Dokter praktek umum yang menyelanggarakan layanan primer yang
komprehensif, kontinyu, mengutamakan pencegahan, koordinatif, mempertimbangkan
keluarga, komunitas dan lingkungannya dilandasi keterampilan dan keilmuan yang mapan.
Pertanyaan
1. Apa perbedaan dokter keluarga dengan dokter puskesmas ?
2. Apa tugas dokter keluarga ?
3. Apa keuntungan berobat dengan dokter keluarga ?
4. Bagaimana cara mendapat predikat dokter keluarga ?
5. Seberapa luas cakupan dokter keluarga ?
6. Program apa yang dilakukan dokter keluarga ?
7. Bagaimana caranya dokter keluarga membina keluarga ?
8. Apakah kunjungan ke rumah bertentangan dengan program kesehatan lainnya ?
9. Apakah peran dokter keluarga dalam kesehatan layanan primer ?
10. Apakah tujuan khusus dokter keluarga ?
Jawaban
1. Dokter keluarga
: ada di dokter umum
Dokter puskesmas : ada di kedokteran komunitas
2. Menyelenggarakan layanan primer, preventif pada keluarga, memberikan penyuluhan
tidak saja pada yang sakit dan mengontrol ke rumah pasien.
3. Pasien lebih terbuka karena lebih percaya dan merasa lebih nyaman, lebih menguasai
aspek sosial, budaya, ekonomi dan lingkungan dimana pasien berada.
4. 7 stars doctor.
5. Cakupannya beberapa keluarga dalam satu komunitas.
6. Program upaya promotif, kuratif, preventif dan rehabilitatif.
7. Dengan cara memberikan penyuluhan dan edukasi.
8. Tidak bertentangan, karena dokter keluarga membantu program dokter puskesmas.
9. 5 peranan yaitu:
Penyelenggara pelayanan kesehatan
Penghubung/penyampai pasien
Manager
Decision maker
Community leader
10. Tujuan khususnya yaitu mengutamakan preventif, bertanggung jawab atas keluarga.
Hipotesis
Tujuan :
promotif
kuratif
preventif
rehabilitatif
Tugas:
menyelenggarakan bagian primer
penyuluhan tidak hanya pada yang sakit
mengontrol ke rumah pasien
DOKTER KELUARGA
Dokter keluarga
berkerja sama
dengan puskesmas
Sasaran Belajar
LI 1. Memahami dan Menjelaskan Terminologi dan Perkembangan Kedokteran Keluarga
LI 2. Memahami dan Menjelaskan Dokter Keluarga
LO 2.1 Menjelaskan Definisi Dokter Keluarga
LO 2.2 Menjelaskan Tugas Dokter Keluarga
LO 2.3 Menjelaskan Cakupan dan Perbedaan Dengan Dokter Umum
LI 3. Memahami dan Menjelaskan Prinsip dan Standar Pelayanan Dokter Keluarga
LI 4. Memahami dan Menjelaskan Kompetensi dan Peranan Dokter Keluarga pada
Pelayanan Kesehatan Primer
(KIPDI II) pada tahun 1993, yang merupakan bagian dari Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu
Kesehatan Masyarakat.
Dokter Keluarga di Indonesia
Untuk Indonesia, manfaat pelayanan kedokteran keluarga tidak hanya untuk
mengendalikan biaya dan atau meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, akan tetapi juga
dalam rangka turut mengatasi paling tidak 3 (tiga) masalah pokok pelayanan kesehatan lain
yakni:
Pendayagunaan dokter pasca PTT
Pengembangan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
Menghadapi era globalisasi
Perkembangan
Sejauh ini, berbagai kebijakan dalam bidang kesehatan di Indonesia seperti SKN telah
menetapkan dokter keluarga sebagai pemberi pelayanan dokter strata pertama karena
pembangunan kesehatan dikaitkan dengan pembangunan keluarga. Juga karena keluarga
merupakan unit terkecil masyarakat yang sangat penting fungsinya dan strategis sekali dalam
pembangunan sosial. Dalam SKN tahun 2004 disebutkan penyelenggaraan pelayanan
kesehatan individu menerapkan konsep dokter keluarga kecuali di daerah yang sangat
terpencil yang masih dipadukan dengan pelayanan puskesmas. Hal itu juga sudah dituangkan
dalam Peraturan Presiden No 27/2005 (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
2004-2009) Bab 28, D point 4: Program upaya kesehatan perorangan (individu) yang harus
dilakukan ialah pengembangan pelayanan dokter keluarga. Selain itu, terdapat pula
perubahan konotasi sesuai UU 40/2004/UU SJSN: Sejalan dengan pengembangan Sistem
Jaminan Sosial Nasional Bidang Kesehatan, pemerintah tidak lagi menyelenggarakan
pelayanan kesehatan individu melalui puskesmas.
Paradigma baru pembangunan kesehatan yaitu paradigma sehat sangat membutuhkan
model pendekatan pelayanan dokter keluarga. Hal itu karena paradigma sehat menekankan
upaya pemeliharaan kesehatan yang mengutamakan pelayanan kesehatan promotif dan
preventif agar keluarga dan anggotanya dapat terus terjaga kesehatannya serta mengurangi
beban sosial-ekonomi yang dikeluarkan untuk berobat.
4)
5)
6)
7)
8)
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk menggunakan segala kesempatan dalam
menerapkan pencegahan masalah kesehatan pada pasien dan keluarganya.
Deteksi dini
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk menggunakan segala kesempatan dalam
melaksanakan deteksi dini penyakit dan melakukan penatalaksanaan yang tepat untuk itu.
Kuratif medik
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk melaksanakan pemulihan kesehatan dan
pencegahan kecacatan pada strata pelayanan tingkat pertama, termasuk kegawatdaruratan
medik, dan bila perlu akan dikonsultasikan dan / atau dirujuk ke pusat pelayanan
kesehatan dengan strata yang lebih tinggi.
Rehabilitasi medik dan sosial
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk menerapkan segala kesempatan
rehabilitasi pada pasien dan/atau keluarganya setelah mengalami masalah kesehatan atau
kematian baik dari segi fisik, jiwa maupun sosial.
Kemampuan sosial keluarga
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk memperhatikan kondisi sosial pasien dan
keluarganya.
Etik medikolegal
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim yang sesuai dengan mediko legal dan etik
kedokteran.
11
7) Rujukan
Pada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga melakukan rujukan ke dokter lain yang
dianggap lebih piawai dan/atau berpengalaman. Rujukan dapat dilakukan kepada dokter
keluarga lain, dokter keluarga konsultan, dokter spesialis, rumah sakit atau dinas
kesehatan, demi kepentingan pasien semata.
8) Tindak lanjut
Pada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga menganjurkan untuk dapat dilaksanakan
tindak lanjut pada pasien, baik dilaksanakan di klinik, maupun di tempat pasien.
9) Tindakan
Pada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga memberikan tindakan medis yang rasional
pada pasien, sesuai dengan kewenangan dokter praktik di strata pertama, dan demi
kepentingan pasien.
10) Pengobatan rasional
Pada setiap anjuran pengobatan, dokter keluarga melaksanakannya dengan rasional,
berdasarkan tanda bukti (evidence based) yang sahih dan terkini, demi kepentingan pasien.
11) Pembinaan keluarga
Pada saat-saat dinilai bahwa penatalaksanaan pasien akan berhasil lebih baik, bila adanya
partisipasi keluarga, maka dokter keluarga menawarkan pembinaan keluarga, termasuk
konseling keluarga.
c. Standar Pelayanan Menyeluruh (standard of holistic of care)
Pelayanan yang disediakan dokter keluarga bersifat menyeluruh, yaitu peduli bahwa
pasien adalah seorang manusia seutuhnya yang terdiri dari fisik, mental, sosial dan spiritual,
serta berkehidupan di tengah lingkungan fisik dan sosialnya.
1) Pasien adalah manusia seutuhnya
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk memandang pasien sebagai manusia
yang seutuhnya.
2) Pasien adalah bagian dari keluarga dan lingkungannya
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk memandang pasien sebagai bagian dari
keluarga pasien, dan memperhatikan bahwa keluarga pasien dapat mempengaruhi dan/atau
dipengaruhi oleh situasi dan kondisi kesehatan pasien.
1) Pelayanan menggunakan segala sumber di sekitarnya
Pelayanan dokter keluarga mendayagunakan segala sumber di sekitar kehidupan pasien
untuk meningkatkan keadaan kesehatan pasien dan keluarganya.
d. Standar Pelayanan Terpadu (standard of integration of care)
Pelayanan yang disediakan dokter keluarga bersifat terpadu, selain merupakan
kemitraan antara dokter dengan pasien pada saat proses penatalaksanaan medis, juga
merupakan kemitraan lintas program dengan berbagai institusi yang menunjang pelayanan
kedokteran, baik dari formal maupun informal.
1) Koordinator penatalaksanaan pasien
Pelayanan dokter keluarga merupakan koordinator dalam penatalaksanaan pasien yang
diselenggarakan bersama, baik bersama antar dokter-pasien-keluarga, maupun bersama
antar dokter pasien - dokter spesialis / rumah sakit.
2) Mitra dokter pasien
Pelayanan dokter keluarga merupakan keterpaduan kemitraan antara dokter dan pasien
pada saat proses penatalaksanaan medis.
3) Mitra lintas sektoral medik
Pelayanan dokter keluarga bekerja sebagai mitra penyedia pelayanan kesehatan dengan
berbagai sektor pelayanan kesehatan formal di sekitarnya.
12
13
14
15
16
17
18
19
3) Mampu secara terampil melakukan prosedur tunjangan hidup dasar (basic life
support) dan ACLS dimanapun berada.
C. Area pengelolaan masalah kesehatan
1) Mampu menyelenggarakan pelayanan rawat jalan efektif efisien bagi pasien,
menjaga kualitas, sadar mutu, dan sadar biaya
2) Mampu menyelenggarakan pelyanan yang peduli dan perhatian pada kebutuhan dan
perilaku pasien dan keluarganya sebgai masyarakat
3) Mampu mengidentifikasi, memberi alasan, menerapkan dan merencanakan strategi
pencegahan primer, sekunder dan tersier bagi seluruh anggota keluarga pasien seta
komunikasi sekitar pasien
4) Mampu menempatkan diri untuk berpartisipasi dalam program pendidikan
kesehatan bagi komunitas sesuai dengan kebutuhan
5) Mampu menempatkan diri untuk berpartisipasi dalam pergerakan masyarakat dalam
penanggulangan bencana dan rehabilitasi komunitas pasca bencana
6) Mampu menyusun system untuk memandang pasien sebagai bagian keluarga pasien
dan memperhatikan bahwa keluarga pasien dapat mempengaruhi dan atau
dipengaruhi oleh situasi dan kondisi kesehatan pasien
7) Mampu mendayagunakan sumber di sekitar kehidupan pasien untuk meningkatkan
keadaan kesehatan pasien dan keluarganya
8) Mampu memperhatikan latar belakang social, budaya, ekonomi pasien dalam
berkomunikasi dan menawarkan pilihan tindakan.
D. Area pengelolaan informasi
1) Mampu mengaplikasikan Evidence Based Medicine dan appraisal kritis suatu
informasi baru dalam praktik keseharian
2) Mampu merencakan dan menerapkan teknologi informasi dan komunikasi guna
memberi pelayanan yang memuaskan bagi pasein dan keluarganya.
E. Area mawas diri dan pengembangan diri
Mampu menginisiasi dan melaksanakan Program Pendidikan Keprofesian
Kedokteran Berkelanjutan (P2KB) untuk diri dan perkumpulan profesinya.
F. Area etika, moral, medikolegal, dan profesionalisme serta keselamatan pasien
1) Mampu menempatkan diri sebagai mitra penyedia pelayanan kesehatan dengan
berbagai sektor pelyanan kesehatan formal di sekitarnya
2) Mampu melakukan program jaga mutu (quality assurance) secara mandiri dan/atau
bersama-sama dengan dokter keluarga lainnya
3) Mampu menjadi pimpinan professional pada suau pusat pelayanan kedokteran
kesehatan primer
4) Mampu menganalisa persamaan dan perbedaaan karakter individu, keluarga, hingga
factor social budaya yang berpengaruh pada kesehatan pasien dan keluarga.
20
21
DAFTAR PUSTAKA
Azwar A. 1996. Pengantar Pelayanan Dokter Keluarga, Yayasan Penerbit IDI, Cetakan 1.
Badan Pembina JPKM-Dirjen Kersehatan Masyarakat Depkes RI. 1999. Kumpulan Materi
Pelatihan Penyelenggaraan JPKM. Jakarta.
Danasari. 2008. Standar Kompetensi Dokter Keluarga Perhimpunan Dokter Keluarga
Indonesia.
Depkes. 2001. Fakultas Kedokteran Seri Pendidikan Kedokteran Bersinambung. IDI.
Qomariyah. 2011. Sekilas Kedokteran Keluarga. FK Universitas Yarsi.
22