Anda di halaman 1dari 22

SKENARIO 1

Dokter Keluarga
Tn. M. 50 tahun datang ke klinik Sumber Sehat untuk berobat penyakit diabetes
melitus yang sudah 3 tahun dideritanya. Tn. M. datang ke klinik ini atas saran temannya.
Menurut temannya, klinik Sumber Sehat pelayanannya sangat bagus, baik cara
pendekatannya maupun jenis pelayanan yang tersedia karena dokter yang berpraktik di klinik
ini adalah dokter keluarga yang agak berbeda dengan dokter umum biasa.
Masih menurut temannya dokter keluarga ini tidak hanya mengobati pasien di klinik,
tetapi juga dapat memberikan pelayanan kunjungan rumah, penyuluhan kesehatan dan
memberikan binaan kepada keluarga di sekitar klinik tersebut.

Kata Sulit
Dokter Keluarga : Dokter praktek umum yang menyelanggarakan layanan primer yang
komprehensif, kontinyu, mengutamakan pencegahan, koordinatif, mempertimbangkan
keluarga, komunitas dan lingkungannya dilandasi keterampilan dan keilmuan yang mapan.
Pertanyaan
1. Apa perbedaan dokter keluarga dengan dokter puskesmas ?
2. Apa tugas dokter keluarga ?
3. Apa keuntungan berobat dengan dokter keluarga ?
4. Bagaimana cara mendapat predikat dokter keluarga ?
5. Seberapa luas cakupan dokter keluarga ?
6. Program apa yang dilakukan dokter keluarga ?
7. Bagaimana caranya dokter keluarga membina keluarga ?
8. Apakah kunjungan ke rumah bertentangan dengan program kesehatan lainnya ?
9. Apakah peran dokter keluarga dalam kesehatan layanan primer ?
10. Apakah tujuan khusus dokter keluarga ?
Jawaban
1. Dokter keluarga
: ada di dokter umum
Dokter puskesmas : ada di kedokteran komunitas
2. Menyelenggarakan layanan primer, preventif pada keluarga, memberikan penyuluhan
tidak saja pada yang sakit dan mengontrol ke rumah pasien.
3. Pasien lebih terbuka karena lebih percaya dan merasa lebih nyaman, lebih menguasai
aspek sosial, budaya, ekonomi dan lingkungan dimana pasien berada.
4. 7 stars doctor.
5. Cakupannya beberapa keluarga dalam satu komunitas.
6. Program upaya promotif, kuratif, preventif dan rehabilitatif.
7. Dengan cara memberikan penyuluhan dan edukasi.
8. Tidak bertentangan, karena dokter keluarga membantu program dokter puskesmas.
9. 5 peranan yaitu:
Penyelenggara pelayanan kesehatan
Penghubung/penyampai pasien
Manager
Decision maker
Community leader
10. Tujuan khususnya yaitu mengutamakan preventif, bertanggung jawab atas keluarga.

Hipotesis

Tujuan :
promotif
kuratif
preventif
rehabilitatif

Tugas:
menyelenggarakan bagian primer
penyuluhan tidak hanya pada yang sakit
mengontrol ke rumah pasien

DOKTER KELUARGA

PRINSIP 7 STAR DOCTOR , Peranan:


1. penyelenggara pelayanan kesehatan
2.penghubung/penyampai pasien
3. manager
4. decision maker
5. community leader
6. care provider
7. religion

Dokter keluarga
berkerja sama
dengan puskesmas

Sasaran Belajar
LI 1. Memahami dan Menjelaskan Terminologi dan Perkembangan Kedokteran Keluarga
LI 2. Memahami dan Menjelaskan Dokter Keluarga
LO 2.1 Menjelaskan Definisi Dokter Keluarga
LO 2.2 Menjelaskan Tugas Dokter Keluarga
LO 2.3 Menjelaskan Cakupan dan Perbedaan Dengan Dokter Umum
LI 3. Memahami dan Menjelaskan Prinsip dan Standar Pelayanan Dokter Keluarga
LI 4. Memahami dan Menjelaskan Kompetensi dan Peranan Dokter Keluarga pada
Pelayanan Kesehatan Primer

LI 1. Memahami dan Menjelaskan Terminologi Kedokteran Keluarga


Sejarah
PDKI pada awalnya merupakan sebuah kelompok studi yang bernama Kelompok
Studi Dokter Keluarga (KSDK, 1983), sebuah organisasi dokter seminat di bawah IDI.
Anggotanya beragam, terdiri atas dokter praktik umum dan dokter spesialis. Pada tahun 1986,
menjadi anggota organisasi dokter keluarga sedunia (WONCA). Pada tahun 1990, setelah
Kongres Nasional di Bogor, yang bersamaan dengan Kongres Dokter Keluarga Asia-Pasifik
di Bali, namanya diubah menjadi Kolese Dokter Keluarga Indonesia (KDKI), namun tetap
sebagai organisasi dokter seminat. Pada tahun 2003, dalam Kongres Nasional di Surabaya,
ditasbihkan sebagai perhimpunan profesi, yang anggotanya terdiri atas dokter praktik umum,
dengan nama Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI), namun saat itu belum
mempunyai kolegium yang berfungsi. Dalam Kongres Nasional di Makassar 2006 didirikan
Kolegium Ilmu Kedokteran Keluarga (KIKK) dan telah dilaporkan ke Ikatan Dokter
Indonesia (IDI) dan Masyarakat Kestabilan dan Kendali Indonesia (MKKI).
Continuing Professional Development (CPD) yang dilakukan oleh Perhimpunan
Dokter Keluarga Indonesia (PDKI) adalah :
1 Pelatihan Paket A : Pengenalan Konsep Dokter Keluarga
2 Pelatihan Paket B : Manajemen Pelayanan Dokter Keluarga
3 Pelatihan Paket C : Pengetahuan Medis Dasar dan Keterampilan Teknis Medis
4 Pelatihan Paket D : Pengetahuan Mutakhir Kedokteran
5 Konversi Dokter Praktek Umum menjadi Dokter Keluarga bagi dokter yang telah
praktek 5 tahun atau lebih dan masih punya izin praktek dengan mengisi borang yang
telah disediakan sampai tahun 2012, setelah itu bila ingin jadi dokter keluarga harus
mengikuti pendidikan formal baik S2 atau Spesialis Dokter Keluarga
6 Pengisian modul Dokter Keluarga
7 Kerja sama dengan Australia dengan mengisi modul online
Sejak 1978 ketika Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memulai programnya Health
for All in 2000, pelayanan kesehatan primer menjadi salah satu hal yang utama dalam
pengembangan perencanaan pemerintah. Program tersebut menitikberatkan pelayanan
kesehatan yang komprehensif. Pada Januari 1995 Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) dan
Organisasi Dokter Keluarga Dunia yaitu World Organization of National Colleges,
Academies and Academic Associatons of General Practitioner or Family Physician
(WONCA) telah merumuskan sebuah visi global dan rencana tindakan (action plan) untuk
meningkatkan kesehatan individudan masyarakat yang tertuang dalam tulisan Making
Medical Practice and Education More Relevant to Peoples Needs: The Role of Family
Doctor.
Dalam acara pembukaan Temu Ilmiah Akbar Kursus Penyegar dan Penambah Ilmu
Kedokteran (TIA-KPPIK) 2002 di Jakarta, Menteri Kesehatan, Achmad Sujudi, menyatakan
bahwa visi dan misi kurikulum pendidikan dokter di Indonesia sepatutnya diarahkan untuk
menghasilkan dokter keluarga, tidak lagi dokter komunitas atau dokter Puskesmas seperti
sekarang.
Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 916/Menkes/Per/VIII/1997
tentang Pelayanan Dokter Umum yang diarahkan menjadi pelayanan dokter keluarga. Ilmu
Kedokteran Keluarga kemudian masuk dalam Kurikulum Inti Pendidikan Dokter di Indonesia

(KIPDI II) pada tahun 1993, yang merupakan bagian dari Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu
Kesehatan Masyarakat.
Dokter Keluarga di Indonesia
Untuk Indonesia, manfaat pelayanan kedokteran keluarga tidak hanya untuk
mengendalikan biaya dan atau meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, akan tetapi juga
dalam rangka turut mengatasi paling tidak 3 (tiga) masalah pokok pelayanan kesehatan lain
yakni:
Pendayagunaan dokter pasca PTT
Pengembangan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
Menghadapi era globalisasi
Perkembangan
Sejauh ini, berbagai kebijakan dalam bidang kesehatan di Indonesia seperti SKN telah
menetapkan dokter keluarga sebagai pemberi pelayanan dokter strata pertama karena
pembangunan kesehatan dikaitkan dengan pembangunan keluarga. Juga karena keluarga
merupakan unit terkecil masyarakat yang sangat penting fungsinya dan strategis sekali dalam
pembangunan sosial. Dalam SKN tahun 2004 disebutkan penyelenggaraan pelayanan
kesehatan individu menerapkan konsep dokter keluarga kecuali di daerah yang sangat
terpencil yang masih dipadukan dengan pelayanan puskesmas. Hal itu juga sudah dituangkan
dalam Peraturan Presiden No 27/2005 (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
2004-2009) Bab 28, D point 4: Program upaya kesehatan perorangan (individu) yang harus
dilakukan ialah pengembangan pelayanan dokter keluarga. Selain itu, terdapat pula
perubahan konotasi sesuai UU 40/2004/UU SJSN: Sejalan dengan pengembangan Sistem
Jaminan Sosial Nasional Bidang Kesehatan, pemerintah tidak lagi menyelenggarakan
pelayanan kesehatan individu melalui puskesmas.
Paradigma baru pembangunan kesehatan yaitu paradigma sehat sangat membutuhkan
model pendekatan pelayanan dokter keluarga. Hal itu karena paradigma sehat menekankan
upaya pemeliharaan kesehatan yang mengutamakan pelayanan kesehatan promotif dan
preventif agar keluarga dan anggotanya dapat terus terjaga kesehatannya serta mengurangi
beban sosial-ekonomi yang dikeluarkan untuk berobat.

LI 2. Memahami dan Menjelaskan Dokter Keluarga


LO 2.1 Menjelaskan Definisi Dokter Keluarga
Dokter keluarga merupakan dokter yang mengabdikan dirinya dalam bidang profesi
dokter maupun kesehatan yang memiliki pengetahuan, keterampilan melalui pendidikan
khusus di bidang kedokteran keluarga yang mempunyai wewenang untuk menjalankan
praktek dokter keluarga (IKK FKUI, 1996).
Dokter keluarga adalah dokter yang mempunyai tanggung jawab menyelenggarakan
pelayanan kesehatan personal, menyeluruh terpadu, berkesinambungan dan proaktif sesuai
dengan kebutuhan pasiennya sebagai anggota satu unit keluarga, komunitas serta
lingkungannya serta bila menghadapi masalah kesehatan khusus yang tak tertanggulangi
bertindak sebagai koordinator dalam konsultasi dan atau rujukan pada dokter ahli yang sesuai
(AAFP, IDI, Singapura).
Dokter keluarga adalah dokter praktek umum, hanya dalam prakteknya menggunakan
pendekatan kedokteran keluarga. Pendekatan kedokteran keluarga itu prinsip ada 4,
pelayanan yang bersifat personal (invidual) bukan keluarga, pelayanan yang bersifat primer
artinya hanya melayani sebatas dokter pelayanan primer, lalu komprehensif artinya dokter
keluarga sebagai dokter praktek umum melayani 4 ranah pelayanan yaitu preventif, promotif,
kuratif, dan rehabilitatif. Lalu yang ke empat adalah kontinyu, ini yang sering dilupakan para
dokter prakter umum padahal hal tersebut sangat penting, the continuity of care, atau
kesinambungan pelayanan.
Dokter keluarga adalah dokter praktek umum yang menyelenggarakan pelayanan
primer yang komprehensif, kontinu, integratif, holistik, koordinatif, dengan mengutamakan
pencegahan, menimbang peran keluarga dan lingkungan serta pekerjaannya. Pelayanan
diberikan kepada semua pasien tanpa memandang jenis kelamin, usia ataupun jenis
penyakitnya. Pelayanan dokter keluarga melibatkan dokter keluarga sebagai penyaring di
tingkat primer sebagai bagian suatu jaringan pelayanan kesehatan terpadu yang melibatkan
dokter spesialis di tingkat pelayanan sekunder dan rumah sakit rujukan sebagai tempat
pelayanan rawat inap, diselenggarakan secara komprehensif, kontinu, integratif, holistik,
koordinatif dengan mengutamakan pencegahan, menimbang peran keluarga dan
lingkungannya serta pekerjaannya. Pelayanan diberikan kepada semua pasien tanpa memilah
jenis kelamin, usia serta faktor-faktor lainnya. (The American Academy of Family Physician,
1969; Geyman, 1971; McWhinney, 1981).
Pengertian dokter keluarga sendiri menurut PDKI/ Perhimpunan Dokter Keluarga
Indonesia adalah tenaga kesehatan tempat kontak pertama pasien di fasilitas/sistem pelayanan
kesehatan primer guna menyelesaikan semua masalah kesehatan yang dihadapi tanpa
memandang jenis penyakit, usia, dan jenis kelamin yang dapat dilakukan sedini dan sedapat
mungkin, secara paripurna, dengan pendekatan holistik, bersinambung, dan dalam koordinasi
serta kolaborasi dengan profesional kesehatan lainnya, dengan menerapkan prinsip pelayanan
yang efektif dan efisien yang mengutamakan pencegahan, serta menjunjung tinggi tanggung
jawab profesional, hukum, etika dan moral. Layanan yang diselenggarakannya (wewenang)
sebatas kompetensi dasar kedokteran yang diperolehnya selama pendidikan kedokteran dasar.

LO 2.2 Menjelaskan Tugas Dokter Keluarga


1
2
3
4
5
6
7
8

Dokter keluarga memiliki 7 kompetensi dasar yang harus dimiliki,yaitu :


Memiliki kualitas komunikasi dan keterampilan
Memliki keterampilan dan kompetensi dasar
Keterampilan menerapkan dasar-dasar lmu biomedik, ilmu klinik, ilmu perilaku dan
epidemiologi dalam praktek kedokteran keluarga
Keterampilan mengelola masalah kesehatan pada individu, keluarga ataupun
masyarakat secara komprehensif, holistik, bersinambung, terkoordinir dan bekerja
sama dalam konteks Pelayanan Kesehatan Primer
Berpikiran kritis dan memiliki kemampuan manajemen yang baik
Mau belajar sepanjang hayat
Memiliki etika, prilaku yang baik dan berperilaku professional
Memiliki ilmu dan keterampilan klinis layanan primer cabang ilmu utama yaitu
bedah, penyakit dalam, kebidanan dan penyakit kandungan, kesehatan anak, THT,
mata, kulit dan kelamin, psikiatri, syaraf, kedokteran komunitas.

Tugas dokter keluarga antara lain:


1. Menyelenggarakan pelayanan primer secara paripurna menyuruh, dan bermutu guna
penapisan untuk pelayanan spesialistik yang diperlukan
2. Mendiagnosis secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat
3. Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat sehat dan
sakit
4. Memberikan pelayanan kedokteran kepada individu dan keluarganya
5. Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan taraf
kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan rehabilitasi
6. Menangani penyakit akut dan kronik
7. Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke rumah sakit
8. Tetap bertanggung jawab atas pasien yang dirujukan ke dokter spesialis atau dirawat
di rumah sakit
9. Memantau pasien yang telah dirujuk atau di konsultasikan
10. Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya
11. Mengkordinasikan pelayanan yang diperlukan untuk kepentingan pasien
12. Menyelenggarakan rekam medis yang memenuhi standar
13. Melakukan penelitian untuk mengembang ilmu kedokteran secara umum dan ilmu
kedokteran keluarga secara khusus.

LO 2.3 Menjelaskan Cakupan dan Perbedaan Dengan Dokter Umum


Peran dokter keluarga pada pelayanan kesehatan primer. Dokter keluarga memiliki
peranan dan cakupan yang khusus yaitu :
1. Komprehensif dan holistik
2. Kompeten dengan ilmunya
3. Continue (berkesinambungan)
4. Preventif
5. Kolaboratif dan kordinatif
6. Mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan
7. Mempertimbangkan mutu dan biaya
8. Segala tindakan dapat dipertanggung jawabkan
9. Segala tindakan dapat diaudit
10. Bermoral dan beretika yang baik.
Sehingga yang ditekankan disini dokter keluarga adalah gate keeper sekelmpok
masyarakat, sebagai sistem pencegahan atau prventif. Jadi pada dasarnya preventiflah yang
diutamakan daripada tindakan kuratif. Semakin dia melakukan tindakan preventif yang tepat,
dan pasien yang mengalami sakit itu sedikit maka dapat dikatakan bahwa dokter keluarga
tersebut berhasil.
Tabel 1. Perbedaan antara dokter praktek umum dengan dokter keluarga

LI 3. Memahami dan Menjelaskan Prinsip dan Standar Pelayanan Dokter Keluarga


Prinsip dokter keluarga
Prinsip pelayanan atau pendekatan dokter keluarga adalah memberikan:

Pelayanan yang holistik dan komprehensif

Pelayanan yang berkesinambungan

Pelayanan yang mengutamakan pencegahan

Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif

Pelayanan personal bagi setiap pasien sebagai bagian integral dari


keluarganya

Pelayanan yang mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan


lingkungan tempat tinggalnya (dokter keluarga harus mendiagnosis secara holistic dan
mengobati secara komprehensif)

Pelayanan yang menjunjung tinggi etika, moral dan hukum (untuk


menghindari terjadinya penyalahgunaan wewenang dokter)

Pelayanan yang sadar biaya dan sadar mutu (untuk mengendalikan


mutu dan biaya agar tidak berlebih atau kekurangan)

Dapat diaudit dan dipertangungjawabkan (tidak mengada-ada dan tidak


menyalahgunakan data).
Diagnosa holistik adalah tata cara diagnosa yang memperhatikan berbagai aspek yang
dimungkinkan menyebabkan penyakit pada pasien yang bersangkutan. Hal ini bisa berkaitan
antara psikis, fisik, asupan dan lingkungan yang bisa dijabarkan lebih banyak lagi. Diagnosa
secara holistik sangat penting dilakukan sebelum melakukan terapi karena:
1 Menentukan kedalaman letak penyakit
2 Menentukan kekuatan serangan patogen penyakit
3 Menentukan kekuatan daya tahan tubuh yang meliputi kekuatan fungsi organ dan
materi di dalamnya
4 Menentukan urutan tatacara terapi dan teknik terapi yang akan dipilihnya
5 Menentukan interfal kunjungan terapi.
Standar pelayanan dokter keluarga
1. Standar Pemeliharaan Kesehatan di Klinik (Standards of clinical care)
a. Standar Pelayanan Paripurna (standard of comprehensive of care)
Pelayanan yang disediakan dokter keluarga adalah pelayanan medis strata pertama
untuk semua orang yang bersifat paripurna (comprehensive), yaitu termasuk pemeliharaan
dan peningkatan kesehatan (promotive), pencegahan penyakit dan proteksi khusus
(preventive and spesific protection), pemulihan kesehatan (curative), pencegahan kecacatan
(disability limitation) dan rehabilitasi setelah sakit (rehabilitation) dengan memperhatikan
kemampuan sosial serta sesuai dengan mediko legal etika kedokteran.
1) Pelayanan medis strata pertama untuk semua orang
Pelayanan dokter keluarga merupakan praktik umum dengan pendekatan kedokteran
keluarga yang memenuhi standar pelayanan dokter keluarga dan diselenggarakan oleh
dokter yang sesuai dengan standar profesi dokter keluarga serta memiliki surat ijin
pelayanan dokter keluarga dan surat persetujuan tempat praktik.
2) Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk memperhatikan pemeliharaan kesehatan
dan peningkatan kesehatan pasien dan keluarganya.
3) Pencegahan penyakit dan proteksi khusus
10

4)
5)

6)

7)
8)

Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk menggunakan segala kesempatan dalam
menerapkan pencegahan masalah kesehatan pada pasien dan keluarganya.
Deteksi dini
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk menggunakan segala kesempatan dalam
melaksanakan deteksi dini penyakit dan melakukan penatalaksanaan yang tepat untuk itu.
Kuratif medik
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk melaksanakan pemulihan kesehatan dan
pencegahan kecacatan pada strata pelayanan tingkat pertama, termasuk kegawatdaruratan
medik, dan bila perlu akan dikonsultasikan dan / atau dirujuk ke pusat pelayanan
kesehatan dengan strata yang lebih tinggi.
Rehabilitasi medik dan sosial
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk menerapkan segala kesempatan
rehabilitasi pada pasien dan/atau keluarganya setelah mengalami masalah kesehatan atau
kematian baik dari segi fisik, jiwa maupun sosial.
Kemampuan sosial keluarga
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk memperhatikan kondisi sosial pasien dan
keluarganya.
Etik medikolegal
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim yang sesuai dengan mediko legal dan etik
kedokteran.

b. Standar Pelayanan Medis (standard of medical care)


Pelayanan yang disediakan dokter keluarga merupakan pelayanan medis yang
melaksanakan pelayanan kedokteran secara lege artis.
1) Anamnesis
Pelayanan dokter keluarga melaksanakan anamnesis dengan pendekatan pasien (patientcentered approach) dalam rangka memperoleh keluhan utama pasien, kekhawatiran dan
harapan pasien mengenai keluhannya tersebut, serta memperoleh keterangan untuk dapat
menegakkan diagnosis
2) Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Dalam rangka memperoleh tanda-tanda kelainan yang menunjang diagnosis atau
menyingkirkan diagnosis banding, dokter keluarga melakukan pemeriksaan fisik secara
holistik; dan bila perlu menganjurkan pemeriksaan penunjang secara rasional, efektif dan
efisien demi kepentingan pasien semata.
3) Penegakkan diagnosis dan diagnosis banding
Pada setiap pertemuan, dokter keluarga menegakkan diagnosis kerja dan beberapa
diagnosis banding yang mungkin dengan pendekatan diagnosis holistik.
4) Prognosis
Pada setiap penegakkan diagnosis, dokter keluarga menyimpulkan prognosis pasien
berdasarkan jenis diagnosis, derajat keparahan, serta tanda bukti terkini (evidence based).
5) Konseling
Untuk membantu pasien (dan keluarga) menentukan pilihan terbaik penatalaksanaan untuk
dirinya, dokter keluarga melaksanakan konseling dengan kepedulian terhadap perasaan
dan persepsi pasien (dan keluarga) pada keadaan di saat itu.
6) Konsultasi
Pada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga melakukan konsultasi ke dokter lain yang
dianggap lebih piawai dan / atau berpengalaman. Konsultasi dapat dilakukan kepada
dokter keluarga lain, dokter keluarga konsultan, dokter spesialis, atau dinas kesehatan,
demi kepentingan pasien semata.

11

7) Rujukan
Pada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga melakukan rujukan ke dokter lain yang
dianggap lebih piawai dan/atau berpengalaman. Rujukan dapat dilakukan kepada dokter
keluarga lain, dokter keluarga konsultan, dokter spesialis, rumah sakit atau dinas
kesehatan, demi kepentingan pasien semata.
8) Tindak lanjut
Pada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga menganjurkan untuk dapat dilaksanakan
tindak lanjut pada pasien, baik dilaksanakan di klinik, maupun di tempat pasien.
9) Tindakan
Pada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga memberikan tindakan medis yang rasional
pada pasien, sesuai dengan kewenangan dokter praktik di strata pertama, dan demi
kepentingan pasien.
10) Pengobatan rasional
Pada setiap anjuran pengobatan, dokter keluarga melaksanakannya dengan rasional,
berdasarkan tanda bukti (evidence based) yang sahih dan terkini, demi kepentingan pasien.
11) Pembinaan keluarga
Pada saat-saat dinilai bahwa penatalaksanaan pasien akan berhasil lebih baik, bila adanya
partisipasi keluarga, maka dokter keluarga menawarkan pembinaan keluarga, termasuk
konseling keluarga.
c. Standar Pelayanan Menyeluruh (standard of holistic of care)
Pelayanan yang disediakan dokter keluarga bersifat menyeluruh, yaitu peduli bahwa
pasien adalah seorang manusia seutuhnya yang terdiri dari fisik, mental, sosial dan spiritual,
serta berkehidupan di tengah lingkungan fisik dan sosialnya.
1) Pasien adalah manusia seutuhnya
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk memandang pasien sebagai manusia
yang seutuhnya.
2) Pasien adalah bagian dari keluarga dan lingkungannya
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk memandang pasien sebagai bagian dari
keluarga pasien, dan memperhatikan bahwa keluarga pasien dapat mempengaruhi dan/atau
dipengaruhi oleh situasi dan kondisi kesehatan pasien.
1) Pelayanan menggunakan segala sumber di sekitarnya
Pelayanan dokter keluarga mendayagunakan segala sumber di sekitar kehidupan pasien
untuk meningkatkan keadaan kesehatan pasien dan keluarganya.
d. Standar Pelayanan Terpadu (standard of integration of care)
Pelayanan yang disediakan dokter keluarga bersifat terpadu, selain merupakan
kemitraan antara dokter dengan pasien pada saat proses penatalaksanaan medis, juga
merupakan kemitraan lintas program dengan berbagai institusi yang menunjang pelayanan
kedokteran, baik dari formal maupun informal.
1) Koordinator penatalaksanaan pasien
Pelayanan dokter keluarga merupakan koordinator dalam penatalaksanaan pasien yang
diselenggarakan bersama, baik bersama antar dokter-pasien-keluarga, maupun bersama
antar dokter pasien - dokter spesialis / rumah sakit.
2) Mitra dokter pasien
Pelayanan dokter keluarga merupakan keterpaduan kemitraan antara dokter dan pasien
pada saat proses penatalaksanaan medis.
3) Mitra lintas sektoral medik
Pelayanan dokter keluarga bekerja sebagai mitra penyedia pelayanan kesehatan dengan
berbagai sektor pelayanan kesehatan formal di sekitarnya.
12

4) Mitra lintas sektoral alternatif dan komplimenter medik


Pelayanan dokter keluarga mempedulikan dan memperhatikan kebutuhan dan perilaku
pasien dan keluarganya sebagai masyarakat yang menggunakan berbagai pelayanan
kesehatan nonformal di sekitarnya.
e. Standar Pelayanan Bersinambung (standard of continuum care)
Pelayanan yang disediakan dokter keluarga merupakan pelayanan bersinambung,
yang melaksanakan pelayanan kedokteran secara efektif efisien, proaktif dan terus menerus
demi kesehatan pasien.
1) Pelayanan proaktif
Pelayanan dokter keluarga menjaga kesinambungan layanan secara proaktif.
2) Rekam medik bersinambung
Informasi dalam riwayat kesehatan pasien sebelumnya dan pada saat datang, digunakan
untuk memastikan bahwa penatalaksanaan yang diterapkan telah sesuai untuk pasien yang
bersangkutan.
3) Pelayanan efektif efisien
Pelayanan dokter keluarga menyelenggarakan pelayanan rawat jalan efektif dan efisien
bagi pasien, menjaga kualitas, sadar mutu dan sadar biaya.
4) Pendampingan
Pada saat-saat dilaksanakan konsultasi dan / atau rujukan, pelayanan dokter keluarga
menawarkan kemudian melaksanakan pendampingan pasien, demi kepentingan pasien.
2. Standar Perilaku dalam Praktik (Standards of behaviour in practice)
a. Standar perilaku terhadap pasien (patient-physician relationship standard)
Pelayanan dokter keluarga menyediakan kesempatan bagi pasien untuk
menyampaikan kekhawatiran dan masalah kesehatannya, serta memberikan kesempatan
kepada pasien untuk memperoleh penjelasan yang dibutuhkan guna dapat memutuskan
pemilihan penatalaksanaan yang akan dilaksanakannya.
1) Informasi memperoleh pelayanan
Pelayanan dokter keluarga memberikan keterangan yang adekuat mengenai cara untuk
memperoleh pelayanan yang diinginkan.
2) Masa konsultasi
Waktu untuk konsultasi yang disediakan oleh dokter keluarga kepada pasiennya adalah
cukup bagi pasien untuk menyampaikan keluhan dan keinginannya, cukup untuk dokter
menjelaskan apa yang diperolehnya pada anamnesa dan pemeriksaan fisik, serta cukup
untuk menumbuhkan partisipasi pasien dalam melaksanakan penatalaksanaan yang
dipilihnya, sebisanya 10 menit untuk setiap pasien.
3) Informasi medik menyeluruh
Dokter keluarga memberikan informasi yang jelas kepada pasien mengenai seluruh tujuan,
kepentingan, keuntungan, resiko yang berhubungan dalam hal pemeriksaan, konsultasi,
rujukan, pengobatan, tindakan dan sebagainya sehingga memungkinkan pasien untuk
dapat memutuskan segala yang akan dilakukan terhadapnya secara puas dan terinformasi.
4) Komunikasi efektif
Dokter keluarga melaksanakan komunikasi efektif berlandaskan rasa saling percaya.
5) Menghormati hak dan kewajiban pasien dan dokter Dokter keluarga memperhatikan hak
dan kewajiban pasien, hak dan kewajiban dokter termasuk menjunjung tinggi kerahasiaan
pasien.

13

b. Standar perilaku dengan mitra kerja di klinik (Standard of partners relationship


in practice)
Pelayanan dokter keluarga mempunyai seorang dokter keluarga sebagai pimpinan
manajemen untuk mengelola klinik secara profesional.
1) Hubungan profesional dalam klinik
Dokter keluarga melaksanakan praktik dengan bantuan satu atau beberapa tenaga
kesehatan dan tenaga lainnya berdasarkan atas hubungan kerja yang profesional dalam
suasana kekeluargaan.
2) Bekerja dalam tim
Pada saat menyelenggarakan penatalaksanaan dalam peningkatan derajat kesehatan pasien
dan keluarga, pelayanan dokter keluarga merupakan sebuah tim.
3) Pemimpin klinik
Pelayanan dokter keluarga dipimpin oleh seorang dokter keluarga atau bila terdiri dari
beberapa dokter keluarga dapat dibagi untuk memimpin bidang manajemen yang berbeda
di bawah tanggung jawab pimpinan.
c. Standar perilaku dengan sejawat (Standard of working with colleagues)
Pelayanan dokter keluarga menghormati dan menghargai pengetahuan, ketrampilan
dan kontribusi kolega lain dalam pelayanan kesehatan dan menjaga hubungan baik secara
profesional.
1) Hubungan profesional antar profesi
Pelayananan dokter keluarga melaksanakan praktik dengan mempunyai hubungan
profesional dengan profesi medik lainnya untuk kepentingan pasien.
2) Hubungan baik sesama dokter
Pelayanan dokter keluarga menghormati keputusan medik yang diambil oleh dokter lain
dan memperbaiki penatalaksanaan pasien atas kepentingan pasien tanpa merugikan nama
dokter lain.
3) Perkumpulan profesi
Dokter keluarga dalam pelayanan dokter keluarga adalah anggota perkumpulan profesi
yang sekaligus menjadi anggota Ikatan Dokter Indonesia dan berpartisipasi pada kegiatankegiatan yang ada.
d. Standar pengembangan ilmu dan ketrampilan praktik (Standard of knowledge
and skill development)
Pelayanan dokter keluarga selalu berusaha mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah guna
memelihara dan menambah ketrampilan praktik serta meluaskan wawasan pengetahuan
kedokteran sepanjang hayatnya.
1) Mengikuti kegiatan ilmiah
Pelayanan dokter keluarga memungkinkan dokter yang berpraktik untuk secara teratur
dalam lima tahun praktiknya mengikuti kegiatan - kegiatan ilmiah seperti pelatihan,
seminar, lokakarya dan pendidikan kedokteran berkelanjutan lainnya.
2) Program jaga mutu
Pelayanan dokter keluarga melakukan program jaga mutu secara mandiri dan / atau
bersama - sama dengan dokter keluarga lainnya, secara teratur ditempat praktiknya.
3) Partisipasi dalam kegiatan pendidikan
Pelayanan dokter keluarga mempunyai itikad baik dalam pendidikan dokter keluarga, dan
berusaha untuk berpartisipasi pada pelatihan mahasiswa kedokteran atau pelatihan dokter.

14

4) Penelitian dalam praktik


Pelayanan dokter keluarga mempunyai itikad baik dalam penelitian dan berusaha untuk
menyelenggarakan penelitian yang sesuai dengan etika penelitian kedokteran, demi
kepentingan kemajuan pengetahuan kedokteran.
5) Penulisan ilmiah
Dokter keluarga pada pelayanan dokter keluarga berpartisipasi secara aktif dan / atau pasif
pada jurnal ilmiah kedokteran.
e. Standar partisipasi dalam kegiatan masyarakat di bidang kesehatan (standard
as community leader)
Pelayanan dokter keluarga selalu berusaha berpartisipasi aktif dalam segala kegiatan
peningkatan kesehatan di sekitarnya dan siap memberikan pendapatnya pada setiap kondisi
kesehatan di daerahnya.
1) Menjadi anggota perkumpulan sosial
Dokter keluarga dan petugas kesehatan lainnya yang bekerja dalam pelayanan dokter
keluarga, menjadi anggota perkumpulan sosial untuk mempeluas wawasan pergaulan.
2) Partisipasi dalam kegiatan kesehatan masyarakat
Bila ada kegiatan-kegiatan kesehatan masyarakat di sekitar tempat praktiknya, pelayanan
dokter keluarga bersedia berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan tersebut.
3) Partisipasi dalam penanggulangan bencana di sekitarnya
Bila ada wabah dan bencana yang mempengaruhi kesehatan di sekitarnya, pelayanan
dokter keluarga berpartisipasi aktif dalam penanggulangan khususnya dalam bidang
kesehatan.
3. Standar Pengelolaan Praktik (Standards of practice management)
a. Standar sumber daya manusia (Standard of human resources)
Dalam pelayanan dokter keluarga, selain dokter keluarga, juga terdapat petugas
kesehatan dan pegawai lainnya yang sesuai dengan latar belakang pendidikan atau
pelatihannya.
1) Dokter keluarga
Dokter keluarga yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga adalah dokter yang
bersertifikat dokter keluarga dan patut menjadi panutan masyarakat dalam hal perilaku
kesehatan.
2) Perawat
Perawat yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga telah mengikuti pelatihan pelayanan
dengan pendekatan kedokteran keluarga.
3) Bidan
Bidan yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga telah mengikuti pelatihan pelayanan
dengan pendekatan kedokteran keluarga.
4) Administrator klinik
Pegawai administrasi yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga, telah mengikuti
pelatihan untuk menunjang pelayanan pendekatan kedokteran keluarga.

15

b. Standar manajemen keuangan (Standard of finance management)


Pelayanan dokter keluarga mengelola keuangannya dengan manajemen keuangan
profesional.
1) Pencatatan keuangan
Keuangan dalam praktek dokter keluarga tercatat secara seksama dengan cara yang umum
dan bersifat transparansi.
2) Jenis sistim pembiayaan praktik
Manajemen keuangan pelayanan dokter keluarga dikelola sedemikian rupa sehingga dapat
mengikuti, baik sistem pembiayaan praupaya maupun sistim pembiayaan fee-for service
c. Standar manajemen klinik (Standard management of clinic for practice)
Pelayanan dokter keluarga dilaksanakan pada suatu tempat pelayanan yang disebut
klinik dengan manajemen yang profesional.
1) Pembagian kerja
Semua personil mengerti dengan jelas pembagian kerjanya masing-masing.
2) Program pelatihan
Untuk personil yang baru mulai bekerja di klinik diadakan pelatihan kerja (job training)
terlebih dahulu.
3) Program kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
Seluruh personil yang bekerja di klinik mengikuti prosedur K3 (kesehatan dan
keselamatan kerja) untuk pusat pelayanan kesehatan.
4) Pembahasan administrasi klinik
Pimpinan dan staf klinik secara teratur membahas pelaksanaan administrasi klinik
4. Standar Sarana dan Prasarana (Standards of Facilities)
a. Standar fasilitas praktik (standard of practice facilities)
Pelayanan dokter keluarga memiliki fasilitas pelayanan kesehatan strata pertama yang
lengkap serta beberapa fasilitas pelayanan tambahan sesuai dengan kebutuhan masyarakat
sekitarnya.
1) Fasilitas untuk praktik
Fasilitas pelayanan dokter keluarga sesuai untuk kesehatan dan keamanan pasien, pegawai
dan dokter yang berpraktik.
2) Kerahasiaan dan privasi
Konsultasi dilaksanakan dengan memperhitungkan kerahasiaan dan privasi pasien.
3) Bangunan dan interior
Bangunan untuk pelayanan dokter keluarga merupakan bangunan permanen atau semi
permanen serta dirancang sesuai dengan kebutuhan pelayanan medis strata pertama yang
aman dan terjangkau oleh berbagai kondisi pasien.
4) Alat komunikasi
Klinik memiliki alat komunikasi yang biasa digunakan masyarakat sekitarnya.
5) Papan nama
Tempat pelayanan dokter keluarga memasang papan nama yang telah diatur oleh
organisasi profesi.

16

b. Standar peralatan klinik (standard of practice equipments)


Pelayanan dokter keluarga memiliki peralatan klinik yang sesuai dengan fasilitas
pelayanannya, yaitu pelayanan kedokteran di strata pertama (tingkat primer).
1) Peralatan medis
Pelayanan dokter keluarga memiliki beberapa peralatan medis yang minimal harus
dipenuhi di ruang praktik untuk dapat berpraktik sebagai penyedia layanan strata pertama.
2) Peralatan penunjang medis
Pelayanan dokter keluarga memiliki beberapa peralatan penunjang medis yang minimal
harus dipenuhi di ruang praktik untuk dapat berpraktik sebagai penyedia pelayanan strata
pertama.
3) Peralatan non medis
Pelayanan dokter keluarga memiliki peralatan non medis yang minimal harus dipenuhi di
ruang praktik untuk dapat berpraktik sebagai penyedia pelayanan strata pertama.
c. Standar proses-proses penunjang praktik (Standard of clinical supports process)
Pelayanan dokter keluarga memiliki panduan proses-proses yang menunjang kegiatan
pelayanan dokter keluarga.
1) Pengelolaan rekam medik
Pelayanan dokter keluarga menyiapkan, melaksanakan dan mengevaluasi rekam medik
dengan dasar rekam medik berorientasikan pada masalah (problem oriented medical
record).
2) Pengelolaan rantai dingin
Pelayanan dokter keluarga peduli terhadap pengelolaan rantai beku (cold chain
management) yang berpengaruh kepada kualitas vaksin atau obat lainnya.
3) Pengelolaan pencegahan infeksi
Pelayanan dokter keluarga memperhatikan universal precaution management yang
mengutamakan pencegahan infeksi pada pelayanannya.
4) Pengelolaan limbah
Pelayanan dokter keluarga memperhatikan sistim pembuangan air kotor dan limbah, baik
limbah medis maupun limbah nonmedis agar ramah lingkungan dan aman bagi masyarakat
sekitar klinik.
5) Pengelolaan air bersih
Pelayanan dokter keluarga mengkonsumsi air bersih atau air yang telah diolah sehingga
aman digunakan.
6) Pengelolaan obat
Pelayanan dokter keluarga melaksanakan sistim pengelolaan obat sesuai prosedur yang
berlaku termasuk mencegah penggunaan obat yang kadaluwarsa.

17

LI 4. Memahami dan Menjelaskan Kompetensi dan Peranan Dokter Keluarga pada


Pelayanan Kesehatan Primer
Kompetensi dokter keluarga
Dokter keluarga memiliki 7 kompetensi dasar yang harus dimiliki,yaitu :
1 Memiliki kualitas komunikasi dan ketrampilan
2 Memliki ketrampilan dan kompetensi dasara
3 Keterampilan menerapkan dasar-dasar lmu biomedik, ilmu klinik, ilmu perilaku dan
epidemiologi dalam praktek kedokteran keluarga
4 Keterampilan mengelola masalah kesehatan pada individu, keluarga ataupun
masyarakat secara komprehensif, holistik, bersinambung, terkoordinir dan bekerja
sama dalam konteks Pelayanan Kesehatan Primer
5 Berpikiran kritis dan memliki kemampuan management yang baik
6 Mau belajar sepanjang hayat
7 Memiliki etika, perilaku yang baik dan berprilaku professional.
Standar kompetensi dokter keluarga menurut deklarasi WONCA WHO tahun 2003 :
1 Melaksanakan asuhan bagi pasien dalam kelompok usia tertentu
(bayi baru lahir, bayi, anak, remaja, dewasa, wanita hamil dan menyusui, lansia)
2 Mengintegrasikan komponen asuhan komprehensif
Memahami epidemiologi penyakit
Melakukan anamnesis dan pemeriksaan jasmani secara memadai
Memeahami ragam perbedaan faal dan metabolisme obat
Menafsirkan hasil pemeriksaan laboratorium dan radiologi
Menyelenggarakan penilaian risiko khusus usia tertentu
Menyelenggarakan upaya pencegahan, penapisan, dan panduan serta
penyuluhan gizi
Memahami pokok masalah perkembangan normal
Menyelenggarakan konseling, psikologi, dan perilaku
Mengkonsultasikan atau merujuk pasien tepat pada waktunya bila diperlukan
Menyelenggarakan layanan paliatif
Menjunjung tinggi aspek pelayanan kedokteran
3 Mengkoordinasikan layanan kesehatan
Dengan keluarga pasien (penilaian keluarga, pertemuan keluarga atau pasien,
pembinaan dan konseling keluarga)
Dengan masyarakat (penilaian kesehatan masyarakat dan epidemiologi,
pemeriksaan atau penilaian masyarakat, mengenali dan memanfaatkan sumber
daya masyarakat, program pencegahan dan pendidikan bagi masyarakat,
advokasi atau pembelaan kepentingan kesehatan masyarakat).
4 Melayani kesehatan masyarakat yang menonjol
(Kelainan alergik, anestesia dan penanganan nyeri, kelainan yang mengancam jiwa,
kelainan kardiovaskular, kelainan kulit, kelainan mata dan telinga, kelainan saluran
cerna, kelainan perkemihan dan kelamin, kelainan obstetrik dan ginekologi,
penyakit infeksi, kelainan muskuloskeletal, kelainan neoplastik, kelainan neurologi,
dan psikiatri)
5 Melaksanakan profesi dalam tim penyedia kesehatan
(Menyusun dan menggerakan tim, kepemimpinan, ketrampilan manajemen praktek,
pemecahan masalah konflik, peningkatan kualitas).

18

Kompetensi dokter keluarga yang tercantum dalam Standar Kompetensi Dokter


Keluarga yang disusun oleh Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia tahun 2006 adalah:
a. Keterampilan komunikasi efektif
b. Keterampilan klinik dasar
c. Keterampilan menerapkan dasar ilmu biomedik, ilmu klinik, ilmu perilaku dan
epidemiologi dalam praktek kedokteran keluarga
d. Keterampilan pengelolaan masalah kesehatan pada individu, keluarga ataupun
masyarakat dengan cara yang komprehensif, holistik, berkesinambungan, terkoordinir
dan bekerja sama dalam konteks Pelayanan Kesehatan Primer
e. Memanfaatkan, menilai secara kritis dan mengelola informasi
f. Mawas diri dan pengembangan diri atau belajar sepanjang hayat
g. Etika moral dan profesionalisme dalam praktek
Pada dasarnya kompetensi yang harus dimiliki oleh dokter keluarga selain harus
memiliki kompetensi dokter menurut Konsil Kedokteran Indonesia, juga harus memiliki
tambahan kompetensi untuk dokter keluarga, diantaranya :
A. Area komunikasi efektif
1) Berkomunikasi dengan pasien serta anggota keluarganya
Menempatkan diri sebagai mitra keluarga dalam penatalaksaan masalah
kesehatan pasien dan keluarga
Mampu melaksanakan anamnesis dengan pendekatan pasien (patient centered
approach) dalam rangka memperoleh keluhan utama pasien, kekhawatiran dan
harapan pasien mengenai keluhannya tersebut serta memperoleh keterangan
untuk dapat menegakkan diagnosis
Memahami masalah yang sebenarnya terjadi dengan menggali dan menganalisa
faktor-faktor keluarga pasien yang berhubungan dengan masalah kesehatan
pasien
Mampu memberikan informasi yang jelas kepada pasien mengenai seluruh
tujuan, kepentingan, keuntungan, resiko yang berhubungan dalam hal
pemeriksaan, konsultasi, rujukan pengobatan, tindakan dan sebagainya
sehingga memungkinkan pasien untuk dapat memutuskan segala yang akan
dilakukan terhadapnya secara puas dan terinformasi
Mampu menggali, menganalisa dan menganjurkan sumber daya yang ada pada
keluarga dan lingkungan untuk kepentingan pentalaksanaan kesehatan pasien
dan keluarganya
Mampu melakukan konseling perorangan dan konseling kelompok (keluarga
maupun kelompok lain).
2) Berkomunikasi dengan masyarakat
Mampu merencanakan dan menerapkan pendidikan kesehatan yang sesuai bagi
pasien, keluarga dan komunitas yang ada dihadapannya dengan media yang tepat guna.
B. Area keterampilan klinis
1) Mampu menganalisa informasi dalam rekam medik dan rekam keluarga utuk
menegakkan diagnostik holistik dan perencanaan komprehensif bagi pasien dan
keluarganya
2) Mampu melaksanakan pendampingan pasien secara profesional demi kepentingan
pasien pada saat dibutuhkan dalam layanan konsultasi dan/atau rujukan

19

3) Mampu secara terampil melakukan prosedur tunjangan hidup dasar (basic life
support) dan ACLS dimanapun berada.
C. Area pengelolaan masalah kesehatan
1) Mampu menyelenggarakan pelayanan rawat jalan efektif efisien bagi pasien,
menjaga kualitas, sadar mutu, dan sadar biaya
2) Mampu menyelenggarakan pelyanan yang peduli dan perhatian pada kebutuhan dan
perilaku pasien dan keluarganya sebgai masyarakat
3) Mampu mengidentifikasi, memberi alasan, menerapkan dan merencanakan strategi
pencegahan primer, sekunder dan tersier bagi seluruh anggota keluarga pasien seta
komunikasi sekitar pasien
4) Mampu menempatkan diri untuk berpartisipasi dalam program pendidikan
kesehatan bagi komunitas sesuai dengan kebutuhan
5) Mampu menempatkan diri untuk berpartisipasi dalam pergerakan masyarakat dalam
penanggulangan bencana dan rehabilitasi komunitas pasca bencana
6) Mampu menyusun system untuk memandang pasien sebagai bagian keluarga pasien
dan memperhatikan bahwa keluarga pasien dapat mempengaruhi dan atau
dipengaruhi oleh situasi dan kondisi kesehatan pasien
7) Mampu mendayagunakan sumber di sekitar kehidupan pasien untuk meningkatkan
keadaan kesehatan pasien dan keluarganya
8) Mampu memperhatikan latar belakang social, budaya, ekonomi pasien dalam
berkomunikasi dan menawarkan pilihan tindakan.
D. Area pengelolaan informasi
1) Mampu mengaplikasikan Evidence Based Medicine dan appraisal kritis suatu
informasi baru dalam praktik keseharian
2) Mampu merencakan dan menerapkan teknologi informasi dan komunikasi guna
memberi pelayanan yang memuaskan bagi pasein dan keluarganya.
E. Area mawas diri dan pengembangan diri
Mampu menginisiasi dan melaksanakan Program Pendidikan Keprofesian
Kedokteran Berkelanjutan (P2KB) untuk diri dan perkumpulan profesinya.
F. Area etika, moral, medikolegal, dan profesionalisme serta keselamatan pasien
1) Mampu menempatkan diri sebagai mitra penyedia pelayanan kesehatan dengan
berbagai sektor pelyanan kesehatan formal di sekitarnya
2) Mampu melakukan program jaga mutu (quality assurance) secara mandiri dan/atau
bersama-sama dengan dokter keluarga lainnya
3) Mampu menjadi pimpinan professional pada suau pusat pelayanan kedokteran
kesehatan primer
4) Mampu menganalisa persamaan dan perbedaaan karakter individu, keluarga, hingga
factor social budaya yang berpengaruh pada kesehatan pasien dan keluarga.

20

Peran dokter keluarga pada pelayanan kesehatan primer


Dokter keluarga memiliki 5 fungsi yang dimiliki, yaitu:
a Care Provider (Penyelenggara Pelayanan Kesehatan)
Yang mempertimbangkan pasien secara holistik sebagai seorang individu dan sebagai
bagian integral (tak terpisahkan) dari keluarga, komunitas, lingkungannya, dan
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi, komprehensif,
kontinu, dan personal dalam jangka waktu panjang dalam wujud hubungan
profesional dokter-pasien yang saling menghargai dan mempercayai. Juga sebagai
pelayanan komprehensif yang manusiawi namun tetap dapat dapat diaudit dan
dipertangungjawabkan.
b Comunicator (Penghubung atau Penyampai Pesan)
Yang mampu memperkenalkan pola hidup sehat melalui penjelasan yang efektif
sehingga memberdayakan pasien dan keluarganya untuk meningkatkan dan
memelihara kesehatannya sendiri serta memicu perubahan cara berpikir menuju sehat
dan mandiri kepada pasien dan komunitasnya.
c Decision Maker (Pembuat Keputusan)
Yang melakukan pemeriksaan pasien, pengobatan, dan pemanfaatan teknologi
kedokteran berdasarkan kaidah ilmiah yang mapan dengan mempertimbangkan
harapan pasien, nilai etika, cost effectiveness untuk kepentingan pasien sepenuhnya
dan membuat keputusan klinis yang ilmiah dan empatik.
d Manager
Yang dapat berkerja secara harmonis dengan individu dan organisasi di dalam maupun
di luar sistem kesehatan agar dapat memenuhi kebutuhan pasien dan komunitasnya
berdasarkan data kesehatan yang ada. Menjadi dokter yang cakap memimpin klinik,
sehat, sejahtera, dan bijaksana.
e Community Leader (Pemimpin Masyarakat)
Yang memperoleh kepercayaan dari komunitas pasien yang dilayaninya, menyerahkan
kebutuhan kesehatan individu dan komunitasnya, memberikan nasihat kepada
kelompok penduduk dan melakukan kegaiatan atas nama masyarakat dan menjadi
panutan masyarakat.

21

DAFTAR PUSTAKA
Azwar A. 1996. Pengantar Pelayanan Dokter Keluarga, Yayasan Penerbit IDI, Cetakan 1.
Badan Pembina JPKM-Dirjen Kersehatan Masyarakat Depkes RI. 1999. Kumpulan Materi
Pelatihan Penyelenggaraan JPKM. Jakarta.
Danasari. 2008. Standar Kompetensi Dokter Keluarga Perhimpunan Dokter Keluarga
Indonesia.
Depkes. 2001. Fakultas Kedokteran Seri Pendidikan Kedokteran Bersinambung. IDI.
Qomariyah. 2011. Sekilas Kedokteran Keluarga. FK Universitas Yarsi.

22

Anda mungkin juga menyukai