Anda di halaman 1dari 4

Mata Kuliah

: PELAKSANAAN PENDAPATAN NEGARA


SKS/Jenis : 2 SKS/MKB
TM/Materi : 9/MEKANISME PENGELOLAAN HIBAH
KETENTUAN UMUM
Dasar Hukum
UU No 1/2004 tentang Perbendaharaan negara
PP No 71/2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
PP No 10/2011 tentang Tata Cara Pengadaan PLN dan Penerimaan Hibah
PMK No 151/PMK.05/2011 tentang Tata Cara Penarikan Pinjaman dan/atau Hibah Luar
Negeri std PMK No 84/PMK.05/2015.
PMK No 191/PMK.05/2011 tentang Mekanisme Pengelolaan Hibah
Perdirjen No 81/PB/2011 tentang Tata Cara Pengesahan Hibah Langsung Bentuk Uang
dan Penyampaian Memo Pencatatan Hibah Langsung bentu B/J/S.
Pengertian Hibah
Hibah: setiap penerimaan Pemerintah Pusat dalam bentuk uang, barang, jasa
dan.atau surat beharga yg diperoleh dari pemberi hibah yg tidak perlu dibayar
kembali, yg berasal dari dalam negeri/luar negeri, yg atas hibah tersebut, pemerintah
mendapat manfaat secara langsung yg digunakan untuk mendukung tusi K/L, atau
diteruskan kepada Pemda, BUMN/D.
Tujuan Penerimaan Hibah
1. Mendukung program pembangunan nasional
2. Mendukung penanggulangan bencana alam dan bantuan kemanusiaan
Tujuan Pengelolaan Hibah
Untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan hibah sebagai wujud
Tata Kelola Keuangan yg baik (Good Governace).
KLASIFIKASI HIBAH
Hibah berdasarkan jenisnya terdiri dari:
1. Hibah terencana/DRKH, hibah yg dilaksankan melalui mekanisme perencanaan
ditunagkan dalam Daftar Rencana Kegiatan Hibah (DRKH).
2. Hibah Langsung/Non-DRKH, hibah yg dilaksanakan tidak melalui mekanisme
perencanaan.
Hibah berdasarkan mekanisme pencarannya terdiri dari:
1. Hibah melalui KPPN, hibah yg proses penarikan dananya dilaksanakan di BUN/KPPN.
2. Hibah tanpa melalui KPPN, hibah yg proses penarikan dananya tidak dilaksanakan
di BUN/KKPN.
Hibah berdasarkan sumbernya terdiri dari:
1. Hibah Dalam Negeri, hibah dari LKDN, LNKDN, Pemda, Perusahaan Asing yg
berdomisili dan melakukan kegiatan di wilayah NKRI, Lembaga lainnya dan
perorangan.
2. Hibah Luar Negeri, hibah dari Negara Aisng, Lembaga di bawah PBB, Lembaga
Multilateral, LK Asing, LNK Asing, LK Nasional yg berdomisili dan melakukan
kegiatan usaha di luar wilayah NKRI, Perorangan.
Hibah berdasarkan bentuknya terdiri dari:
1. Hibah uang
a. Unag tunai, hibah daam bentuk uang yg diterima Pemerintah dan penggunannya
sepenuhnya ditentukan oleh Pemerintah melalui mekanisme APBN.
b. Uang untuk membiayai kegiatan, hibah yg diterima Pemerintah yg
peruntukannya ditentukan dalam perjanjian hibah dan dilaksanakan oleh
K/L/Pemda penerima hibah.
2. Hibah barang/jasa

a. Barang, hibah yg doterima pemerintah yg pengadaannya dilaksanakan oleh


pemberi hibah untuk mendukung kegiatan K/L/Pemda/BUMN.
b. Jasa, hibah yg diterima pemerintah berupa jasa tertentu yg kegiatannya
dilaksanakan oleh pemberi hibah untuk mendukung kegiatan K/L/Pemda/BUMN.
3. Hibah surat berharga, hibah yg diterima pemerintah yg dapat berupa saham
kepemilikan pada perusahaan.
Penarikan Hibah
1. Transfer ke R-KUN
2. Pembayaran Langsung
3. Reksus
4. L/C
5. Pembiayaan Pendahuluan
Dokumen Hibah
1. SP2HL (Surat Perintah Pengesahan Hibah Langsung), dok yg diterbitkan oleh
PA/KPA/pejabat lain yg ditunjuk untuk mengesahkan pembukuan pendapatan
hibah langsung dan/atau belanja yg bersumber dari hiabh langsung.
2. SPHL (Surat Pengesahan Hibah Langsung), dok yg diterbitkan oleh KPPN selaku
Kuasa BUN untuk mengesahkan pendapatan hibah langsung dan/atau belanja yg
bersumber dari hibah langsung.
3. SP4HL (Surat Perintah Pengesahan Pengembalian Pendapatan Hibah Langsung),
dok yg diterbitkan oleh PA/KPA/pejabat lain yg ditunjuk untuk mengesahkan
pembukuan pengembalian saldo pendapatan hibah langsung kepada pemberi
hibah.
4. SP3HL (Surat Pengesahan Pengembalian Pendapatan Hibah Langsung), dok yg
diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa BUN untuk mnegesahkan pengembalian
pendapatan hibah langsung kepada pemberi hibah.
5. SP3HL-BJS (Surat Perintah Pengesahan Pendpatan HL), surat yg diterbitkan oleh
PA/KPA/Pejabat lain yg ditunjuk untuk diajukan pengesahan pendapatan hibah
langsung bentuk B/J/S.
6. MPHL-BJS (Memo Pencacatan Hibah Langsung Bentuk Barang/Jasa/Surat Berharga),
dok yg diterbitkan PA/KPA/pejabat lain yg diutnjuk unutk mebncatat/membukukan
pendapatan hibah langsung bentuk B/J/S dan belanaj negara untuk pencatatan
persediaan dari hibah, belanja modal untuk pencatatan aset tetap/lainnya dari
hibah, atau pengeluaran pembiayaan untuk pencatatan surat berharga dari hibah.
7. Persetujuan MPHL-BJS, dok yg diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa BUN sebagai
persetujuan untuk mencatat pendapatan hibah langsung bentuk B/J/S dan belanja
barang untuk pencatatan persediaan dari hibah, belanja modal untuk pencatatan
aset tetap/lainnya dari hibah dan pengeluaran pembiayaan untuk pencacatan
surat berharga dari hibah.
8. BAST, dokumen serah terima B/J sebagai bukti penyerahan dan peralihan
hak/kepemilikan atas B/J/S dari pemberi hibah ke penerima hibah.
9. SPTMHL (Surat Pernyataan Telah Menerima Hibah Langsung), surat pernyataan
tanggung jawab penuh atas penerimaan hibah langsung dan/atau belanja terkait
hibah langsung yg di ttd-I oleh KPA.
10. SPTJM (Surat Pernyataan Tnaggung Jawab Mutlak), surat pernyataan yg dibuat
oleh PA/KPA yg menyatakan bertanggungjawab penuh atas seluruh pendapatan
hibah langsung dan belanaj terkait hibah langsung serta pengembalian hibah.
TATA CARA PENGESAHAN HIBAH LANGSUNG DALAM BENTUK UANG
1. Pengajuan Permohonan Nomor Register

a. Pimpinan K/L/Satker selaku PA/KPA mnegajukan permohonan nomor register atas


hibah langsung bentuk uang ke DJPPR cq. Dit Evaluasi Akuntansi dan Setelmen
(EAS) yg dilampiri perjanjian hibah dan ringkasan hibah.
b. DJPPR memberikan nomor register ke K/L dgn tembusan DJPB. DJPPR
menyampaikan rekapitulasi nomor register ke DJPN setiap triwulan.
c. Satu naskah perjanjian hanya perlu diperlukan satu register.

2. Pengelolaan Rekening Hibah


a. Pimpinan K/L selaku PA mengajukan permohonan pembukaan rekening hibah ke
BUN/Kuasa BUN dalam rangka pengelolaan hibah langsung dalam bentuk uang
yg dilampiri SP penggunaan rekening sesuai PMK.
b. Dalam hal hibah langsung dalam bentuk uang diterima oleh BUN/Kuasa BUN,
maka BUN/Kuasa BUN membuka dan menetapkan rekening tsb menjadi
Rekening Hibah.
c. Atas dasar persetujuan pembukaan rekening dari BUN/kuasa BUN, Pimpian
K/L/Satker selaku PA/KPA membuka rekening hibah dan pengelolaannya
dilaksanakan oleh Bendahara Pengeluaran Satker yg dapat dibantu BPP.
d. K/L dapat langsung menggunakan uang yg berasal dari hiabh langsung tanpa
menunggu terbitnya persetujuan pembukaan rekening hibah.
Rekening Hibah yg sudah tidak digunakan sesuai dengan tujuan pembukaannya
wajib ditutup oleh Pimpinan K/L/Satker dan saldonya disetor ke RKUN kecuali
ditentukan lain dalam perjanjian hibah. Jasa Giro/bunga yg diperoleh dari rekening
hibah disetor ke Kas Negara sebagai PNBP. BUN/Kuasa BUN Pusat/Daerah dapat
melakuakn monitoring atas pengelolaan rekening hibah.
3. Penyesuaian Pagu Dalam DIPA (Revisi DIPA)
a. PA/KPA pada K/L melakukan penyesuaian pagu belanaj yg bersumber dari hibah
langsung dalam bentuk uang dalam DIPA K/L.
b. DJPPR melakukan penyesuaian pagu pendapatan hibah dalam DIPA BA 999.02
berdasarkan rencana penarikan hibah.
c. Penyesuaian pagu belanja dilakuakn melalui revisi DIPA yg diajukan kepada
Dirjen PBN/Kepala Kanwil DJPB untuk disahkan sesuai PMK mengenai tata cara
dan revisi anggaran.
d. Penyesuaian pagu belanja sebesar yg direncanakan akan dilaksanakan sampai
dnegan akhir tahun anggaran berjalan, paling tinggi sebesar perjanjian hibah.
e. Penyesuaian pagu pendapatan dilakukan melalui revisi DIPA yg diajukan kepada
Dirjen PBN sesuai per-UU.
f. K/L dapat langsng menggunakan uang yg berasal dari hibah langsung tanpa
menunggu terbitnya revisi DIPA.
g. Dalam hal terdapat sisa pagu belanja yg bersumber dari hibah langsung dalam
bentuk uang untuk membiayai kegiatan pada DIPA K/L tahun berjalan yg akan
diguanakn pada tahun anggaran berikutnya dapat menambah pagu belanja DIPA
tahun anggaran berikutnya.
h. Penambahan pagu DIPA setinggi-tingginya sebesar sisa uang yg bersumber dari
hibah pada akhri tahun berjalan.
i. Penambahan Pagu DIPA dilakukan melalui revisi yg diajukan oleh PA/KPA keoada
DirJen PBN/Kepala Kanwil DJPB.
j. Untuk pendapatan hibah langsung yg bersifat tahun jamak, pelaksanaan revisi
penambahan pagu DIPA dapat digabungkan dengan revisi penmabahan pagu
DIPA dari rencana penerimaan hibah langsung tahun berjalan.
4. Pengesahan Hibah Langsung Bentuk Uang
a. PA/KPA mengajukan SP2HL kepada KPPN Khusus Jakarta VI untuk HLN dan ke
KPPN mitra kerja untuk HDN dilampiri copy rekening koran terakhir atas rekening

hibah, SPTMHL, SPTJM, dan copy surat persetujuan pembukaan rekening untuk
pengajuan SP2HL pertama kali.
b. Penyampaian SP2HL ke KPPN sekurang-kurangnya sekali setahun.
c. Atas SP2HL, KPPN menerbitkan SPHL 3 lembar untuk PA/KPA, DJPPR, cq. Dit EAS
dan pertinggal KPPN.
d. Sisa uang yg bersumber dari hibah langsung bentuk uang dapat dikembalikan
kepada pemberi hibah sesuai perjanjian hibah atau dok yg dipersamakan dengan
mengajukan SP4HL diampiri copy rekening koran terakhir atas rekening hibah,
copy bukti pengiriman/transfer ke pemberi hibah dan SPTJM yg dilakukan segera
setelah semua kegiatan dalam perjanjian hibah selesai dialksanakan dan
pengembalian hiabh telah dilakukan.
e. Atas SP4HL, KPPN menerbitkan SP3HL.
f. Atas dasar SP3HL yg diterima dari KPPN untuk pendapatan hibah tahun yg lalu,
DJPPR tidka melakukan pencatatan namun diungkapkan dalam CaLK.
Pejabat penandatangan SP2HL dan SP4HL adalah PP-SPM. Petugas pengantar SP2HL
dan SP4HL adalah petugas pengantar SPM.
TATA CARA PENGESAHAN HIBAH LANGSUNG DALAM BENTUK B/J/S
1. Penandatangan BAST dan Penatausahaan DokDung Lainnya
a. Pimpinan K/L/Satker yg menerma hibah dalam bentuk B/J/S membuat dan
men-ttd-I BAST bersama dengan pemeberi hibah. Dok pendukung lainnya
harus ditatausahakan oleh penerima hibah.
2. Pengajuan Permohonan Nomor Register
a. Pimpinan K/L mengajukan surat permohonan nomor register kepada Dit EAS
dilampiri perjanjian dan ringkasan hibah.
b. Jika tidak terdapat dokumen tsb, maka dilampiri BAPH dan SPTMHL.
3. Pengesahan Pendpatan Hibah Langsung Dalam Bentuk B/J/S ke DJPPR
a. Pimpinan K/L/Satker mengajukan SP3HL-BJS dengan dilampiri BAST dan
SPTMHL (telah mencantumkan nilai B/J/S dalam satuan rupiah).
b. Jika tidak terdapat nilai B/J/S maka dilakukan estimasi nilai wajar.
4. Pencatatan Hibah Langsung bentuk B/J/S
a. PA/KPA mengajukan MPHL-BJS kepada KPPN mitra kerjanya. Pejabat
penandatangan MPHL-BJS adalah KPA. Petugas pengantar MPHL-BJS adalah
petugas pengantar SPM.
b. Penyampaian MPHL-BJS ke KPPN dilakukan pada tahun anggaran berjalan
setelah dilakukan pengesahan penerimaan hibah langsung bentuk B/J/S ke
DJPPR dilakukan paling sedikit sekali setahun dilampiri SPTMHL bentuk BJS,
SP3HL-BJS (Surat Perintah Pengesahan Penerimaan Hibah Langsung) yg
sudah disetujui DJPPR, dan SPTJM.
c. Atas MPH-BJS, KPPN menerbitkan Persetujuan MPHL-BJS.
SANKSI
K/L yg menerima hibah dalam bentuk uang B/J/S yg tidak mengajukan register
dan/atau pengesahan diberikan sanksi adm.

Anda mungkin juga menyukai