Anda di halaman 1dari 5

BAB V

PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Responden
Menurut Notoadmodjo (2010), pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi
oleh faktor umur, pendidikan, pekerjaan, dan sumber informasi yang
digunakannya. Karakteristik siswa SMA Negeri 1 Polewali kelas XII tahun 2015
yang dinilai dalam penelitian ini terdiri dari karakteristik jenis kelamin, jenis
pekejaan orang tua (sosio-ekonomi), dan sumber informasi.
Berdasarkan karakterisitk jenis kelamin pada tabel 4.1, dapat diketahui
bahwa jenis kelamin responden terbanyak adalah perempuan dengan jumlah 139
siswa (74,3%) manakala jumlah responden selebihnya adalah laki-laki yaitu
sebanyak 48 siswa (25,7%). Dan berdasarkan tabel 4.5 tingkat pengetahuan yang
paling tinggi juga didapat pada jenis kelamin perempuan yaitu terdapat 123 orang
(88,5%) dibandingkan dengan laki-laki sebanyak 34 orang (70,8%).
Menurut analisis peneliti, jumlah perempuan yang memiliki tingkat
pengetahuan tinggi lebih banyak dibandingkan laki-laki karena perempuan
memilki ketertarikan lebih besar terhadap penyalahgunaan dan ketergantungan
NAPZA dibandingkan laki-laki.
Berdasarkan karakteristik sosio-ekonomi (pekerjaan orang tua) pada tabel
4.2, dapat diketahui bahwa orang tua responden terbanyak bekerja sebagai
wiraswasta dengan jumlah 86 siswa (46%). Sedangkan berdasarkan tabel 4.6
tingkat pengetahuan yang paling tinggi terdapat pada orang tua responden yang
bekerja sebagai wiraswasta/pedagang yaitu terdapat 69 siswa (80,2%).
Menurut Notoatmodjo (2010), pekerjaan memiliki peranan penting dalam
menentukan kualitas hidup manusia dan memberikan motivasi untuk memperoleh
informasi yang berguna. Sedangkan berdasarkan penelitian Adiningsih (2002),
memperlihatkan bahwa keadaan keluarga yang tidak kondusif atau dengan kata
lain disfungsi keluarga mempunyai risiko bagi anak atau remaja terlibat
penyalahgunaan NAPZA dibandingkan dengan anak/remaja yang dididik.
Berdasarkan karakteristik sumber informasi pada tabel 4.3, dapat diketahui
bahwa sumber informasi terbanyak pada siswa adalah lain-lain dengan jumlah 65
siswa (34,8%). Sedangkan berdasarkan tabel 4.7 tingkat pengetahuan yang paling
26

terbanyak jumlah siswanya terdapat pada sumber informasi lain-lain yaitu terdapat
52 siswa (80%) yang mendapat pengetahuan tinggi. Sumber informasi lain-lain
ini terdiri dari organisasi intra sekolah (OSIS), orang tua dan teman
Menurut Notoatmodjo (2010), informasi yang diperoleh dari berbagai
sumber akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Bila seseorang
memperoleh banyak sumber informasi, maka seseorang cenderung memperoleh
pengetahuan yang lebih luas. Menurut pengamatan peneliti, dengan berkembang
pesatnya teknologi maka tiap orang akan dengan mudah memperoleh informasi
yang diinginkannya, terutama melalui media elektronik.
Hasil penelitian oleh Rustini (2002) mengenai Gambaran Tingkat
Pengetahuan mengenai NAPZA pada murid-murid SMU Marsudirini Kemang
Pratama Bekasi menunjukkan bahwa jumlah responden yang mendapat informasi
mengenai NAPZA dari orang tua dan memiliki pengetahuan yang tinggi yaitu
sebanyak 64,3%. Sedangkan pada penelitian ini jumlah responden yang memiliki
pengetahuan tinggi yaitu sebanyak 80% dari sumber lain-lain yang terdiri
daripada organisasi intra sekolah, orang tua dan teman.
5.2 Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penelitian ini memperlihatkan tingkat
pengetahuan siswa SMA Negeri 1 Polewali kelas XII terhadap penyalahgunaan
dan ketergantungan NAPZA seperti yang terlihat pada data statistik.
Dari hasil analisa data dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan siswa
SMA Negeri 1 Polewali kelas XII terhadap penyalahgunaan dan ketergantungan
NAPZA berada rata-rata dalam kategori tinggi.
Dalam penelitian ini, pengetahuan mengenai penyalahgunaan dan
ketergantungan NAPZA meliputi pengetahuan umum, kesan penyalahgunaan dan
ketergantungan

NAPZA

serta

perbedaan

antara

penyalahgunaan

dan

ketergantungan. Untuk mengukur tingkat pengetahuan responden, terdapat 20


pertanyaan yang akan ditanyakan melalui kuesioner sebagai alat ukur yang
dipakai oleh peneliti.
Pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan responden

27

terhadap penyalahgunaan dan ketergantungan NAPZA paling banyak berada pada


kategori tinggi sebanyak 157 siswa (84%), diikuti dengan kategori sedang
sebanyak 25 siswa (13,4%), dan rendah sebanyak 5 siswa (2,7%).
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui responden mengetahui pengertian
NAPZA (pertanyaan 1) yaitu narkotika, psikotropika dan zat adiktif. Pertanyaan
ini dijawab dengan benar oleh 187 responden (100%). Soal kesan pengambilan
NAPZA terhadap prestasi akademik (pertanyaan 2), jawabannya adalah mutu
pelajaran menurun. Pertanyaan ini dijawab dengan benar oleh 183 responden
(97,9%) manakala dijawab dengan salah oleh 4 responden (2,1%). Soal bahan
yang terdiri pada NAPZA (pertanyaan3), jawabannya adalah alkohol, narkoba dan
shabu-shabu. Pertanyaan ini dijawab dengan benar oleh 172 responden (92%)
manakala dijawab dengan salah oleh 15 responden (8%). Soal kesan pengambilan
alkohol jangka panjang (pertanyaan4), jawabannya adalah mengakibatkan
kecelakaan jalan raya. Pertanyaan ini dijawab dengan benar oleh 78 responden
(41,7%) manakala dijawab dengan salah oleh 109 responden (58,3%). Soal
masalah kesehatan yang timbul akibat penggunaan alkohol (pertanyaan5),
jawabannya adalah kerusakan hati. Pertanyaan ini dijawab dengan benar oleh 172
responden (92%) manakala dijawab dengan salah oleh 15 responden (8%). Soal
jenis minuman alkohol (pertanyaan 6), jawabannya adalah wine, bir, tapai.
Pertanyaan ini dijawab dengan benar oleh 178 responden (95,2%) manakala
dijawab dengan salah oleh 15 responden(8%). Soal penyebab siswa mengambil
alkohol (petanyaan 7), jawabannya adalah pengaruh teman dan pengaruh
lingkungan. Pertanyaan ini dijawab dengan benar oleh 169 responden (90,4%)
manakala dijawab dengan salah oleh 18 responden (9,6%).

Soal kesan

pengambilan ganja (pertanyaan 8), jawabannya adalah mata kemerahan, nafsu


makan meningkat, halusinasi. Pertanyaan ini dijawab dengan benar oleh 141
responden (75,4%) manakala dijawab dengan salah oleh 46 responden (24,6%).
Soal bentuk shabu-shabu (pertanyaan 9), jawabannya adalah bentuk kristal putih.
Pertanyaan ini dijawab dengan benar oleh 171 responden (91,4%) manakala
dijawab dengan salah oleh 16 responden (8,6%). Soal kesan pengambilan shabushabu (pertanyaan 10), jawabannya adalah penurunan nafsu makan, hiperaktif.
Pertanyaan ini dijawab dengan benar oleh 158 responden (84,5%) manakala

28

dijawab dengan salah oleh 29 responden (15,5%). Soal pengertian transqulizers


atau obat penenang non obat tidur (pertanyaan 11), jawabaanya adalah digunkan
untuk kecemasan umum seperti tekanan kerja dan stress berat. Pertanyaan ini
dijawab dengan benar oleh 118 responden (63,1%) manakala dijawab dengan
salah oleh 69 responden (36,9%). Soal cara invasif yang digunakan oleh penagih
narkoba (pertanyaan 12), jawabaanya adalah melalui suntikan jarum, menghisap
atau menghirup. Pertanyaan ini dijawab dengan benar oleh 166 responden
(88,8%) manakala dijawab dengan salah oleh 21 responden (11,2%). Soal apakah
perkongsian jarum bisa mengakibatkan HIV (pertanyaan 13), jawabannya Ya.
Pertanyaan ini dijawab dengan benar oleh 157 responden (84%) manakala
dijawab dengan salah oleh 30 responden (16%). Soal apakah pemakaian NAPZA
bisa mengakibatkan gangguan fungsi sosial dalam masyarakat (pertanyaan 14),
jawabannya adalah ya. Pertanyaan ini dijawab dengan benar oleh 180 responden
(96,3%) manakala dijawab dengan

salah oleh 7 responden (3,7%). Soal

pengertian penyalahgunaan zat NAPZA (pertanyaan 15), jawabaanya adalah


pemakaian obat atau zat di luar indikasi medik. Pertanyaan ini dijawab dengan
benar oleh 155 responden (82,9%) manakala dijawab dengan salah oleh 32
responden (17,1%). Soal pengertian ketergantungan zat NAPZA (pertanyaan 16),
jawabannya adalah keadaan mental maupun fisik yang diakibatkan oleh adanya
interaksi antara organisme hidup dan zat. Pertanyaan ini dijawab dengan benar
oleh 119 responden (63,6%) manakala dijawab dengan salah oleh 68 responden
(36,4%). Soal apakah penyalahgunaan NAPZA bisa mengakibtkan ketergantungan
(pertanyaan 17), jawabannya adalah benar. Pertanyaan ini dijawab dengan benar
oleh 180 responden (96,3%) manakala dijawab dengan salah oleh 7 responden
(3,7%). Soal ketergantungan yang terjadi pada pengguna NAPZA (pertanyaan 18),
jawabannya adalah pada orang dengan kepribadian yang tidak stabil, ditandai
dengan adanya kecemasan dan depresi. Pertanyaan ini dijawab dengan benar oleh
159 responden (85%) dan dijawab dengan salah oleh 28 responden (15%). Soal
kesan ketergantungan pada pengguna NAPZA (pertanyaan 19), jawabannya
adalah intoksisitas zat. Pertanyaan ini dijawab dengan benar oleh 84 responden
(44,9%) manakala dijawab dengan salah oleh 103 responden selebihnya (55,1%).
Soal kesan penggunaan NAPZA oleh generasi muda (pertanyaan 20), jawabannya

29

adalah perkembangan sesuatu bangsa dan negara terhalang. Pertanyaan ini


dijawab dengan benar oleh 179 responden (95,7%) manakala dijawab dengan
salah oleh 8 responden (4,3%).
Pertanyaan 1, 2, 6, 10, 14, 17 dan 20 mempunyai persentasi yang hampir
sama. Menurut analisis peneliti, hal ini mungkin dikarenakan informasi-informasi
mengenai pertanyaan tersebut telah sampai pada hampir seluruh siswa-siswi
sehingga menghasilkan persentasi yang hampir sama.
Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian oleh Rustini Floranita (2002)
mengenai Gambaran Tingkat Pengetahuan Mengenai NAPZA pada murid-murid
Marsuridini Kemang Bekasi dimana siswa yang pengetahuannya baik sebesar
55,2% sedangkan pengetahuan yang kurang baik sebesar 44,8%. Baik tidaknya
pengetahuan siswa tentang NAPZA dapat dipengaruhi oleh

berbagai faktor.

Beberapa faktor tersebut misalnya umur, kelas, jenis kelamin, pendidikan dan
pekerjaan orang tua. Selain itu

keterpaparan media informasi

yang sangat

mendukung. Media informasi tersebut seperti petugas kesehatan, media cetak,


maupun media elektronik. Makin banyak mendapatkan informasi maka makin
tinggi pengetahuan akan NAPZA.

30

Anda mungkin juga menyukai