Presenter
Dr. Aria Indrabrata
Moderator
DR. Dr. H. Heriyadi Manan, SpOG(K),MARS
Pembimbing
Dr. Hj. Putri Mirani, SpOG(K)
Dr. Amirah Novaliani, SpOG(K)
Penilai
Prof. Dr. H. Syakroni Daud Rusydi, SpOG(K)
Dr. H. Agustria Zainu Saleh, SpOG(K)
Dr. H. Azhari, SpOG(K)
Dr. Awan Nurtjahyo, SpOG(K)
Dr. R.M. Aerul Chakra Alibasya, SpOG(K)
Pembahas
Dr. Raissa Nurwany
Dr. Gerry Irawan
Dr. Excellena
Risiko kematian pada kehamilan ektopik abdomen tujuh hingga delapan kali lebih tinggi
dibandingkan kehamilan pada tuba, dan 90 kali lebih besar dibandingkan kehamilan intrauterine,
sehingga meningkatkan mortalitas ibu. Oleh karena itu, diagnosis awal dan terapi sangat penting
untuk mencegahnya.2 Kehamilan abdominal ini memiliki beberapa gejala seperti nyeri perut,
perdarahan vagina ringan, atau sangat nyeri dan pergerakan fetus yang berlebihan hingga
hemoperitoneum dan syok hemoragik pada beberapa kasus yang sangat parah. Sangat jarang,
kehamilan abdominal terjadi setelah histerektomi, bahkan beberapa faktor resiko seperti infeksi
pelvis dan kontrasepsi juga berpengaruh dalam terjadinya kehamilan ektopik abdominal4,5
Terdapat dua kemungkinan etiologi untuk kehamilan abdominal yang termasuk
implantasi langsung terhadap peritoneum atau implantasi sekunder akibat aborsi tuba atau
rupture dengan ekstrusi dari jaringan trofoblas. Etiologi ini membagi kehamilan abdominal
menjadi dua, kehamilan abdomen primer dan sekunder. Kehamilan abdomen primer merujuk
pada kehamilan ketika implantasi dari ovum yang sudah difertilisasi langsung pada kavum
abdomen. Dalam beberapa kasus, tuba falopi dan ovarium intak. Hanya 24 kasus dari kehamilan
3
abdomen primer yang dilaporkan hingga tahun 2007. Kebalikannya, kehamilan abdominal
sekunder betanggung jawab pada sebagian besar kasus kehamilan di luar uterus. Hal ini timbul
setelah kehamilan ekstratuba yang ruptur atau aborsi dan mengalami implantasi ulang di dalam
abdomen. Setelah trimester pertama, ukuran plasenta akan bertambah dan perdarahan akibat
invasi trofoblas tidak lagi terjadi. Kecuali terdiagnosis atau mengalami komplikasi seperti
lepasnya plasenta, kehamilan dapat berlanjut hingga aterm. Kehamilan abdomen yang
mengalami implantasi pada hepar sangat jarang terjadi, sangat sulit di diagnosis, dan mengancam
kehidupan ibu. Meskipun jarang, implantasi ini juga dapat terjadi di limpa, usus, omentum dan
peritoneum.6,8
1. Identifikasi
Nama : Ny. Olivia Rahmawati
Umur : 26 tahun
Suku bangsa : Melayu
Agama : Islam
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jl. Mayor Zurbi Bustan, Kel. Sukajaya, Kec. Sukarami
MRS : 07/08/2018 Pkl: 01.47 WIB
Med. Rec. : 927221
2. Riwayat perkawinan
Menikah 1 kali, lama perkawinan 1 tahun
3. Riwayat reproduksi
Menarcheusia 14 tahun, lama siklus haid 28 hari, teratur, lamanya haid 5 hari.
Hari pertama haid terakhir (HPHT) :24 April 2018
4. Riwayat Persalinan/obstetri
1. Hamil ini
5. Riwayat Penyakit/operasi
Kuretase atas indikasi blighted ovum di RS Bhayangkara 29-06-2018. Hasil PA tidak
ada
6. Riwayat Gizi dan Sosial Ekonomi
Sedang
7. Riwayat pekerjaan
IRT
B. ANAMNESIS KHUSUS (Alloanamnesis)
Keluhan utama:
Hamil muda dengan nyeri perut kanan atas
6
Riwayat Perjalanan Penyakit:
Sejak ± 1 jam SMRS pasien mengeluh nyeri perut kanan atas, hilang timbul dan
dirasakan di perut kanan atas. Riwayat mual dan muntah (+) sejak 1 minggu yang lalu.
Pasien kemudian ke RS Bhayangkara dan berobat ke Spesialis Obgin pada tanggal 29-06-
2018 dan dikatakan hamil yang tidak berkembang sehingga pasien disarankan dikuret.
Hasil PA tidak ada. 1 bulan berikutnya os kontrol ke RS Bunda dan dikatakan kehamilan
di luar kandungan. Lalu os dirujuk ke RSMH. Riwayat pendarahan dari kemaluan (-) ,
riwayat nyeri haid (-), riwayat nyeri saat berhubungan (-),BAB dan BAK seperi biasa.
Os mengaku terlambat haid 3 bulan.
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Present
Tinggi badan : 158 cm Berat badan : 57 kg
Keadaan umum : sakit sedang Kesadaran : GCS E4M6V5
Tekanan darah : 110/80 mmHg Pernafasan : 20 x / menit
Nadi : 108 x/ menit Suhu : 36,3oC
Jantung/paru : dalam batas normal Ekstremitas : edema pretibial -
Payudara : hiperpigmentasi +/+
Pemeriksaan Luar :
Abdomen :lemas, datar, simteris, NT (+) di kuardan kanan atas abdomen, BU (+)
normal. Fundus uteri teraba 1 jari di atas simfisis.
Inspekulo :Portio livide, OUE tertutup,fluor (-), fluxus (-), E/L/P (-)
2. Pemeriksaan Penunjang
USG (Dr. Hj. Putri Mirani, SpOG(K)):
- tampak uterus retrofleksi bentuk dan ukuran membesar. Cavum uteri terbuka, tidak
berisi massa abnormal
- tampak janin tunggal hidup pada lobus posterior dextra hepar.
- Biometri janin ~ 14 minggu:
BPD: 2,61 cm HC: 9.64 cm
7
AC: 8.46 cm FL: 1.74 cm
EFW: 60.46 gram
- Pulsasi (+). FHR: 161 x/menit
- Tampak gambaran hematokel pada retroperitoneum. Cairan bebas (+)
Kesan/ Kehamilan ekstrauterin
8
9
Laboratorium (7 Agustus 2018 pukul 03.11 WIB)
Hb: 9,8g/dl Leukosit:24.300/mm3 Trombosit:251.000/ul
Ht: 26% DC: 0/0/88/8/4
SGOT:17 SGPT:16
Ureum: 11 Kreatinin: 0.57
D. DIAGNOSA
Kehamilan ektopik terganggu (di hepar)
E. PROGNOSIS
Ibu : dubia ad bonam
Janin : malam
F. PENATALAKSANAAN
- Observasi tanda vital ibu dan tanda- tanda pendarahan
- O2 4L/menit nasal kanul
- Kateter urin
- IVFD RL gtt xx/menit
- Periksa laboratorium: darah rutin, kimia darah, cross match
- Rencana laparatomi eksplorasi (konsul intraoperatif dengan TS Bedah Digestif)
- Informed consent
- Injeksi ceftriaxone 1 g/ 12 jam iv (skin test)
- Assesment Anestesi
10
G. FOLLOW UP
Tanggal
07.06.18 Pukul 11.30 WIB Operasi dimulai
11.30 Penderita dalam posisi terlentang dengan general anestesi. Dilakukan tindakan
OBGIN aseptik dan antiseptik pada daerah abdomen dan sekitarnya. Lapangan operasi
dipersempit dengan doek steril. Dilakukan insisi mediana dimulai dari atas simfisis
sampai 1 jari dibawah processus xhyphoideus. Insisi diperdalam secara tajam dan
tumpul sampai menembus peritoneum. Dilakukan eksplorasi didapatkan:
Tampak bekuan darah dalam kavum abdomen ± 500cc dilakukan evakuasi
Tampak uterus bentuk dan ukuran membesar, sesuai kehamilan 14 minggu.
Kedua tuba dalam batas normal, kedua ovarium dalam batas normal
Dilakukan eksplorasi, didapatkan janin di daerah subdiafragma lateral kanan
dengan plasenta yang berimplantasi di kapsul cranial hepar lateral kanan.
Dilakukan konsul intraoperatif dengan TS Bedah Digestif. Dilakukan evakuasi
janin berhasil. Kemudian dilanjutkan dengan evakuasi plasenta lengkap
dari tempat implantasi
Tampak ruptur hepar lobus kanan cranial dilakukan repair hepar oleh TS
Bedah Digestif perdarahan aktif (-)
Tampak rembesan darah dari subdiafragma lateral kanan dilakukan
penjahitan dengan teknik ”tabac sac technique” dengan benang PGA 2.0
Pendarahan dirawat sebagaimana mestinya
Dilakukan pemasangan spongostan 4 buah perdarahan aktif (-)
Dilakukan pemasangan stabwound drain
Kavum abdomen ditutup lapis demi lapis dengan cara:
Peritoneum dan otot dijahit secara jelujur dengan plain no 2.0
Fascia dijahit secara jelujur PGA no. 1
Kulit dijahit secara jelujur subkutikuler dengan PGA no.3.0
Luka operasi ditutup dengan opsite
Pkl. 14.00 WIB Operasi selesai
11
Cairan masuk: Cairan keluar:
RL: 3500cc Darah :3000 mL
Darah : 600cc Urine : 500 mL
Jumlah :4100cc Jumlah : 3500 mL
Gambar 2. MRI pada abdomen bagian bawah. (a) plasenta, (b) area invasi, (c) kolon sigmoid, (d)
cavum uteri.