Anda di halaman 1dari 50

G4P3A0 Hamil 31 Minggu Inpartu dengan

PerdarahanAntepartum a.i Solusio Plasenta


dengan PEB+bekas sc 2x, JaninTunggal Mati
Presentasi Kepala
Presentasi Kasus, Tim Jaga 4 Maret 2019
Identitas
Nama : Ny. Nur
Umur : 35 Tahun
Suku : Sumatera
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : IRT
Rekam Medis
Agama : Islam
Alamat : Jalan Gelam No. 153 RT 01, RW 05, Kel. Mariana
Ilir, Kec. Banyuasin I, Kab. Banyuasin
MRS : 5 Maret 2019, Pukul 00.20 WIB
 Riwayat Reproduksi :
Menarche 12 tahun, siklus haid teratur 28 hari, lamanya 5 hari,
HPHT: Lupa
 Riwayat Pernikahan :
Menikah 1x, lamanya 15 tahun
 Riwayat Persalinan :
1. 2003, perempuan, 2800 g, aterm, spontan, ditolong bidan
2. 2007, laki-laki, 1700 g, preterm, SC a.i PEB, meninggal
Rekam Medis 3. 2013, laki-laki, 2700 g, aterm, SC a.i Bekas SC 1x, RS Kundur
4. Hamil ini
 Riwayat Penyakit Dahulu :
Disangkal
 Riwayat Penyakit Dalam Keluarga :
Disangkal
 Riwayat Gizi/ Sosial Ekonomi :
Sedang
 Keluhan Utama :
Nyeri perut hebat dab keluar darah kehitaman dari kemaluan ,
dengan darah tinggi, bekas operasi melahirkan 2x, dan anak tidak
bergerak lagi
 Riwayat Perjalanan Penyakit :
Anamnesis 4 jam SMRS pasien mengeluh nyeri perut hebat (+), menjalar ke
pinggang, semakin sering kuat, keluar air-air (-), keluar darah dari
Khusus kemaluan (+) warna kehitaman, riwayat trauma (-), riwayat diurut-
urut (-), riwayat minum jamu-jamuan (-), riwayat darah tinggi (+)
hamil ini, riwayat darah tinggi hamil sebelumnya (+), riwayat
darah tinggi sebelum hamil (-), nyeri kepala (-), pandangan
berkunang-kunang (-), konsumsi obat darah-tingg (-), pasien tidak
pernah ANC, pasien mengaku hamil kurang bulan dan gerakan
anak tidak dirasakan lagi.
Pemeriksaan umum
 Keadaan umum : Baik
 Kesadaran : E4M6V5
 Tipe badan : Atletikus
 Berat badan : 69 kg
Status Present  Tinggi badan : 150 cm
 Tekanan darah : 160/90 mmHg
 Nadi : 102 x/menit
 Pernafasan : 20 x/menit
 Suhu : 37,5 0C
Keadaan khusus
 Kepala : Konjungtiva anemis (+/+), sklera tidak ikterik
 Leher : Tekanan vena jugularis (5-2) cm H2O, KGB tidak teraba.
 Thoraks :
Status Present  Jantung : murmur tidak ada, gallop tidak ada.
 Paru-paru : vesikuler normal (+/+), ronchi (-/-), wheezing (-/-)
 Ekstremitas: Edema pretibial -/-, varises tidak ada, reflex
fisiologis +/+, refleks patologis -/-
Pemeriksaan Obstetri
Pemeriksaan luar:
Pemeriksaan perut tegang, defans (+) , Tinggi fundus uteri 4 jari bawah proc.
Obstetri Xyphoideus (28cm), His (-), DJJ (-), TBJ 2300 g
Insp: darah aktif, warna merah kehitaman
IG = 4
 Hasil Laboratorium 05.03.19 (01.00)
Hb 5,6 g/dL
WBC 12.730/mm3
Pemeriksaan PLT 96.000/µL
Penunjang LDH 967 U/L
BSS 115 mg/dL
Na/Ca/Na/K 8,0/ 1,40/ 140/ 3,6
USG
 JTP Preskep
 Biometri Janin
BPD 8,0 cm HC 27,31 cm
Pemeriksaan AC 22,17 cm FL 5,25 cm
Penunjang  Plasenta di korpus anterior, hematom retroplasenta (+)
 Ketuban sedikit
 DJJ (-)
 K/ Hamil 31 minggu, JTM Preskep dengan gambaran hematoma
retroplasenta
 Observasi TVI, DJJ, Perdarahan
 IVFD RL gtt xx/menit
 Cek DR, DK,UR, CM
 Kateter urin menetap 24 jam
 Stabilisasi 1 jam
Tatalaksana  Inj. MgSO4 40%, dosis awal 8 g (IM), dilanjutkan 4 g/
6jam (IM)
 Nifedipine tab 10mg/ 6 jam (per oral)
 Lapor DPJP:
 R/ Terminasi perabdominam
Intraoperatif
Intraoperatif
Intraoperatif
Intraoperatif
Follow Up
OBGYN S: Selesai Operasi
05.03.2019
06.00 WIB O : Sens :DPO TD 109/68 HR 97x/m RR 20x/m T 36.50C SpO2 90%
Abdomen : Supel, Tampak bekas operasi tertutup opsite, Perdarahan
aktif (-)

A : P4A0 Post SSTP + HT Subtotal + SOD a.i Solusio Plasenta + PEB+bekas


SC 2x + stab wound drain + DIC

P : Obs. TTV, Perdarahan

Follow Up -
-
Pasien pindah ke P1
Cek labor post operasi
- Ceftriaxone 1gr/12jam IV
- Asam Tranexamant 500mg/8jam IV
- R/ Transfusi FFP
- R/ Transfusi PRC s/d Hb >10gr/dl
- R/ Transfusi Thromboforesis / TC
- Therapi lain sesuai TS Anestesi
Laboratorium Hb 2.2 RBC 0.75 WBC 8.560 Ht 7 PLT 41 DC 0/0/76/18/6 PT 78.1 INR 8.67
05.03.2019 APTT >140 Fibrinogen <40 D-Dimer 12.66 Bilirubin Total 0.4 Albumin 0.7
07.56 WIB BSS 204 Ureum 26 Kreatinin 1.67 Ca 7 Mg 4.1 Na 142 K 4.7 Cl 111
OBGYN S: Perdarahan dari vagina tidak aktif
06.03.2019
05.30 WIB O : Sens :E2M2Vt TD 145/87 HR 87x/m RR 20x/m T 36.50C SpO2 100%
Abdomen : Supel, Tampak bekas operasi tertutup opsite, Perdarahan aktif (-)

A : P4A0 Post SSTP + HT Subtotal + SOD a.i Solusio Plasenta + PEB

P : Obs. TTV,Perdarahan
- Ceftriaxone 1gr/12jam IV
- Metronidazole 500mg/8jamIV
- Gentamicin 80mg/24jam IV
- Asam Tranexamant 500mg/8jam IV
- R/ Transfusi PRC s/d Hb >10gr/dl
- R/ Transfusi Thromboforesis / TC
- Therapy lain sesuai TS Anestesia

OBGYN S: Perdarahan dari vagina tidak aktif


07.03.2019
07.00 WIB O : Sens :E4M6Vt TD 140/82 HR 90x/m RR 20x/m T 36.50C SpO2 100%
Abdomen : Supel, Tampak bekas operasi tertutup opsite, Perdarahan aktif (-)

A : P4A0 Post SSTP + HT Subtotal + SOD a.i Solusio Plasenta + PEB

P : Obs. TTV,Perdarahan
- Ceftriaxone 1gr/12jam IV
- Metronidazole 500mg/8jamIV
- Gentamicin 80mg/24jam IV
- Asam Tranexamant 500mg/8jam IV
- R/ Transfusi PRC s/d Hb >10gr/dl
- R/ Transfusi Thromboforesis / TC
- Therapy lain sesuai TS Anestesia
PEMBAHASAN
SOLUSIO PLASENTA
SOLUSIOPLASENTA
• Solusio plasenta adalah
terlepasnya plasenta dari
tempat implantasinya yang
normal pada
uterus,sebelum janin
dilahirkan.
(Sarwono prawirohardjo
2009)
• Solusio plasenta 
pelepasan sebagian atau
seluruh plasenta yang
normal implantasinya
antara minggu ke22 sampai
lahirnya anak.
(Saefuddin AB,2006)
KLASIFIKASISOLUSIOPLACENTA
DERAJAT
PELEPASAN

BENTUK
PERDARAHAN

TINGKAT
GEJALAKLINIS
Berdasarkan : Derajat Pelepasan Plasenta
Trijatmo Rachimhadhi membagi solusio plasenta
menurut derajat pelepasan plasenta:
1. Solusio plasenta totalis, plasenta terlepas
seluruhnya
2. Solusio plasenta parsialis, plasenta terlepas
sebagian
3. Ruptura sinus marginalis, sebagian kecil pinggir
plasenta yang terlepas
Berdasarkan : Bentuk Perdarahannya

P. Pritchard JA membagi solusio plasenta menurut


bentuk perdarahan
1. Solusio plasenta dengan perdarahan keluar
2. Solusio plasenta dengan perdarahan
tersembunyi, yang membentuk hematoma
retroplacenter
3. Soluio plasenta yang perdarahannya masuk ke
dalam kantong amnion
Berdasarkan :TingkatGejala Klinisnya
Cunningham dan Gasong masing-masing dalam bukunya
mengklasifikasikan solusio plasenta menurut tingkat gejala
klinisnya, yaitu:
1.Ringan : perdarahan <100-200 cc,uterus tidak tegang,
belum ada tanda renjatan, janin hidup,pelepasan
plasenta <1/6 bagian permukaan,kadar fibrinogen
plasma >150 mg%
2.Sedang : Perdarahan lebih 200 cc, uterus tegang,
terdapat tanda pre renjatan, gawat janin atau janin
telah mati, pelepasan plasenta 1/4-2/3 bagian
permukaan, kadar fibrinogen plasma 120-150 mg%.
3.Berat : Uterus tegang dan berkontraksi tetanik,
terdapat tanda renjatan, janin mati, pelepasan
plasenta dapat terjadi lebih 2/3 bagian atau
keseluruhan.
 ETIOLOGI

1. Faktor kardio-reno-vaskuler
2. Faktor trauma
3. Faktor paritas ibu
4. Faktor usia ibu
5. Leiomioma uteri (uterineleiomyoma)
6. Faktor pengunaan kokain
7. Faktor kebiasaan merokok
8. Riwayat solusio plasenta sebelumnya
9. Pengaruh lain
Faktor-faktor risiko yang menyebabkan solusio
plasenta yaitu :

Faktor Risiko Risiko relatif (%)


Meningkatnya usia dan paritas Tidak tercatat
Preeklamsia 2,1 -4,0
Hipertensi kronik 1,8 -3,0
Ketuban Pecah Sebelum waktunya 2,4 -3,0
Perokok 1,4 -1,9
Thrombophilia Tidak tercatat
Pecandu narkotika Tidak tercatat
Riwayat solusio pada kehamilan sebelumnya 10 -25
Myoma uteri Tidak tercatat.
TANDA& GEJALA
Beberapa gejala dari solusio plasenta adalah sebagai berikut :
1. Perdarahan yang disertai nyeri.
2. Anemia dan syok,beratnya anemia dan syok sering tidak sesuai
dengan banyaknya darah yang keluar.
3. Rahim keras seperti papan dan terasa nyeri saat dipegang
karena isi rahim bertambah dengan darah yang berkumpul di
belakang plasenta hingga rahim teregang (uterus en bois).
4. Palpasi sulit dilakukan karena rahim keras.
5. Fundus uteri makin lama makin baik.
6. Bunyi jantung biasanya tidak ada.
7. Pada toucher teraba ketuban yang teregang terus-menerus
(karena isi rahim bertambah).
8. Sering terjadi proteinuria karena disertai preeklampsi.
Ringan Sedang Berat
Pelepasan Sebagian Plasenta Terlepas Lebih Plasenta Telah Terlepas
Kecil Dari 1/4 Bagian Lebih Dari 2/3
Permukaannnya
Perdarahan Sedikit Perdarahan Mencapai Perdarahan Banyak
100 Cc/Ml

Gambaran Coklat-kehitaman Coklat Kehitaman Coklat-kehitaman

Klinis Agak Nyeri, Tegang &


Sifatnya Terus Menerus
Nyeri, Tegang &
Sifatnya Terus Menerus
Sangat Nyeri, Tegang
Seperti Papan
Bagian Janin Masih Bagian Janin Sulit Bagian Janin Sangat
Dapat Diraba Dengan Diraba Sulit Diraba
Mudah
Janin Masih Hidup Ibu Syok Ibu Syok Berat

Janin Masih Hidup Janin Telah Mati


(Gawat Janin)
Kelas 0 – asimtomatik
 Gejala tidak ada
KLASIFIKASI  Diagnosis dibuat dengan menemukan
pembekuan darah yang terorganisasi atau
KLINIS bagian yang terdepresi pada plasenta yang
sudah dilahirkan
Kelas 1 – ringan (Ruptura sinus marginalis atau sebagian
kecil plasenta yang tidak berdarah banyak)
 Tidak ada atau sedikit perdarahan dari vagina yang
warnanya kehitam-hitaman
KLASIFIKASI  Rahim yang sedikit nyeri atau terus menerus agak
tegang
KLINIS  Tekanan darah dan frekuensi nadi ibu yang normal
 Tidak ada koagulopati
 Tidak ada gawat janin
Kelas 2 – sedang (Plasenta lepas lebih dari 1/4-nya
tetapi belum sampai 2/3 luas permukaannya)
 Tidak ada hingga adanya perdarahan dari vagina dalam
jumlah yang sedang
 Nyeri pada uterus yang bersifat sedang hingga berat,
KLASIFIKASI bisa disertai kontraksi tetanik.
KLINIS  Takikardi pada ibu dengan perubahan ortostatik pada
tekanan darah dan frekuensi nadi  syok
 Gawat janin
 Hipofibrinogenemia (50 – 250 mg/dL), mungkin terjadi
kelainan pembekuan darah
Kelas 3 – berat (Plasenta telah terlepas lebih dari 2/3
luas permukaannya)
 Tidak ada hingga perdarahan vagina yang berat
 Kontraksi tetanik uterus yang sangat nyeri
KLASIFIKASI  Syok pada ibu
KLINIS  Hipofibrinogenemia (<150 mg/dL)
 Koagulopati
 Kematian janin
IBU JANIN
a. Syok perdarahan a. Fetal Distress
b. Gagal ginjal b. Gangguan
c. Kelainan pembekuan Pertumbuhan/ Per
darah kembangan
d. Apoplexi uteroplacenta c. Hipoksia
Komplikasi (Uterus couvelaire) d. Anemia
e. Oliguria e. Kematian
f. Rupture Uteri
PENATALAKSANAAN
 Prinsip utama penatalaksanaannya antara lain :
1) Pasien (ibu) dirawat dirumah sakit,istirahat baring dan mengukur
 keseimbangan cairan
2) Optimalisasi keadaan umum pasien (ibu),dengan perbaikan:
memberikan infuse dan transfuse darah segar
3) Pemeriksaan laboratorium : hemoglobin,hematokrit,COT(Clot
Observation Test/test pembekuan darah),kadar fibrinogen plasma,urine
lengkap,fungsi ginjal
4) Pasien (ibu) gelisah diberikan obat analgetika
5) Terminasi kehamilan : persalina segera,pervaginam atau section
sesarea. Yang tujuannya adalah untuk menyelamatkan nyawa janin
dan dengan lahirnya plasenta,berjutuan agar dapat menghentikan
perdarahan.
6) Bila terjadi gangguan pembekuan darah (COT>30 menit) diberikan
darah segar dalam jumlah besar dan bila perlu fibrinogen dengan
monitoring berkala pemeriksaan COTdan hemoglobin
7) Untuk mengurangi tekanan intrauterine yang dapt menyebabkan
nekrosis
 ginjal (reflek utero ginjal) selaput ketuban segeradipecahkan
SARAN
 penanganan di tempat pelayanan kesehatan tingkat
dasar ialah mengatasi syok/pre-syok dan
mempersiapkan rujukan sebaik-baiknya dansecepat-
cepatnya.

 Mengingat komplikasi yang dapat terjadi yaitu


perdarahan banyak dan syok berat hingga
kematian,atonia uteri,kelainan pembekuan darahdan
oliguria. Maka sikap paling utama dari bidan dalam
menghadapi solusio plasenta adalah segera melakukan
rujukan ke rumahsakit.
Kematian perinatal pada kasus solusio
plasenta mencapai 25%. Kare-gard dan
Gensser (1996) di Swedia melaporkan
bahwa kematian perinatal akibat solusio
plasenta sebanyak 20%. Di Amerika
kematian perinatal pada kehamilan
dengan solusio plasenta sebanyak 20%
dari 884 kehamilan dengan komplikasi
solusio plasenta.
 Sindrome DIC ditandai dengan terdapatnya
gumpalan fibrin di dalam arteri – arteri dan
vena seluruh organ tubuh. Organ yang paling
sering dipengaruhi oleh proses ini adalah ginjal,
paru, hati, limpa, otak dan hipofise. Organ
yang terlibat tergantung tipe dari penyakit
DIC yang mendasari proses DIC tersebut.
 Pada pasien ini, diagnosa DIC kompensata
ditegakkan karena pada pemeriksaan
ditemukan adanya trombositopenia dan hasil
D-dimer yang positif.
Mekanisme kompensasi dari proses DIC ini adalah :
 Aksi inhibisi koagulasi
 Peningkatan fungsi dari sistem reticuloendothelial
dalam menghancurkan thromboplastin dan monomer
fibrin dan hasil dari pemecahan fibrin polimer.
 Meningkatnya proses fibrinolisis di seluruh pembuluh
darah.
 Dari keterangan diatas, proses DIC merupakan proses
yang terjadi dari komplikasi proses syok dan proses
kompensasi terjadi pada seluruh sistem vaskularisasi.
IUFD ( Intra Uterine Fetal Death )
 IUFD adalah kematian janin dalam rahim yang
beratnya lebih dari 500 gram atau umur kehamilan > 20
minggu.
 Terjadinya IUFD pada kasus ini, kemungkinan
disebabkan oleh terlepasnya hampir seluruh plasenta
dari tempat insersinya yang normal sehingga aliran
darah ke janin berkurang. Kejadian IUFD sebenarnya
dapat dihindari jika pasien segera pergi ke rumah sakit
setelah ada keluhan perdarahan. Kejadian ini
berlangsung lama, mengakibatkan janin tidak
mendapatkan suplai darah yang cukup.
Merzaka Lazdam,1 Esther F. Davis,1 Adam
J. Lewandowski,1 Stephanie A. Worton,2
Yvonne Kenworthy,1 Brenda Kelly,2 and
Paul Leeson1. Prevention of Vascular
Dysfunction after Preeclampsia: A Potential
Long-Term Outcome Measure and an
Emerging Goal for treatment. 2012
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai