prospector
dan
diferensiasi
akan
sebaliknya,
yakni
rendahnya
kebutuhan konsumen yang bersifat berbeda beda dan membutuhkan respon yang
cepat tanggap dengan tingkat otomatisasi yang rendah.
Teknologi massal adalah teknologi yang menghasilklan produksi secara
massal dengan tingkat otomatisasi yang lebih tinggi dikarenakan pertumbuhan
pasar yang sudah berkembang sehingga tidak terlalu membutuhkan manajer dan
karyawan yang banyak sebagai ganti dari adanya mesin yang digunakan dalam
produksi.
Teknologi proses adalah teknologi yang menghasilkan produk melalui
proses teknologi dan pengetahuan yang rumit yang tingkat otomatisasinya sangat
tinggi dan membutuhkan pegawai yang terlatih karena tuntutan inovasi inovasi
yang harus ada dalam produksi.
Charles Perrow menyatakan bahwa ada dua dimensi yang digunakan
dalam hubungan teknologi dan struktur, yakni variasi tugas (task variety) dan
kemudahan analisis (problem analyzability).
Variasi tugas adalah sesuatu yang muncul diluar prediksi dalam
pelaksanaan pekerjaan yang mengakibatkan tingginya tingkat ketidakpastian
dalam pelaksanaan tugas sehingga membutuhkan tingkat pengetahuan yang tinggi
untuk melaksakannya dengan baik.
Kemudahan analisi adalah pekerjaan yang mudah dianalisa, diuraikan
dengan jelas langkah langkah dan metodenya, bersifat mekanistik, terukur secara
kuantitatif, dan mudah diketahui jika ada penyimpangan.
Perrow mengemukakan 4 jenis teknologi berdasarkan dimensi di atas,
yakni Teknologi rutin, ditandai dengan variasi tugas yang rendah dan mempunyai
tingkat kemudahan analisis yang tinggi. Teknologi non rutin, variasi tugasnya
tinggi, dan sulit dianalisis. Teknologi craft, variasi tugas rendah, namun sulit
dianalisis. Teknologi enginering, variasi tugas cukup tinggi dan rumit tapi
ditangani dengan prosedur baku.
TEKNOLOGI RANGKAIAN PANJANG
Pada jenis teknologi ini, kegiatan organisasi saling bergantung secara
berurutan, dimana hasil dari suatu kegiatan menjadi masukan (input) bagi
kegiatan selanjutnya yang bersifat satu arah sampai akhirnya produk (output) siap
untuk digunakan oleh konsumen.
Thompson mengaitkan teknologi ini dengan aspek aspek tingkat
ketergantungan yang ada, kebutuhan komunikasi, mekanisme koordinasi, dan
ketidak pastian yang ditimbulkan yang memerlukan strategi untuk mengatasinya.
TEKNOLOGI PERANTARA
Teknologi ini adalah organisasi dalam proses pengubahan masukan
menjadi keluaran bergantung pada kontribusi dua atau lebih unit yang terpisah
untuk dapat menghasilkan keluaran yang baiik atau dengan kata lain teknologi
perantara digunakan untuk menghubungkan beberapa klien-baik yang berada pada
sisi masukan maupun keluaran organisasi-yang satu sama lain dan tidak dapat
berhubungan secara langsung. Misalnya, dalam sebuah bank, baik pihak yang
menyimpan dan pihak peminjam berkeinginan uangnya tersimpan dengan aman
dan menyalurkannya kepada pengusaha untuk proses produksi.
TEKNOLOGI INTENSIF
Teknologi intensif merupakan kumpulan dari beberapa jenis pelayanan
khusus, yang keseluruhannya digabungkan untuk melayani klien. Teknologi ini
adalah sebuah proses dalam mengubah input menjadi output yang memerlukan
penanganan secara khusus melalui penggunaan sejumlah sumber daya dan
kemampuan khusus secara bersama dalam mengatasi masalah. Misalnya rumah
sakit dalam mengatasi masalah penyakit pasien yang berbeda beda.
JENIS JENIS TEKNOLOGI ORGANISASI, RUTIN DAN NON RUTIN
Teknologi rutin, ditandai dengan variasi tugas yang rendah dan
mempunyai tingkat kemudahan analisis yang tinggi dan dapat diotomatisasi
sedangkan
Teknologi
non
rutin,
variasi
tugasnya
tinggi
dan
sulit
BAB 13
BUDAYA ORGANASASI
2. Perhatian
terhadap
detail.
Sejauh
mana
karyawan
diharapkan
boundaries and criteria for inclusion and exclusion, power and status, intimacy,
friendship and love, reward and punishment, ideology, and religion.
5. BUDAYA dan EFEKTIVITAS ORGANISASI
Efektivitas organisasi tentu saja dipengaruhi oleh faktor kesesuaian budaya
organisasi dengan strategi dan lingkungan organisasi. Lingkungan yang berubah
membutuhkan proses adaptasi yang cepat terhadap perubahan yang membutuhkan
nilai, sikap, dan perilaku anggota organasasi.
6. TERBENTUKNYA BUDAYA ORGANISASI
3 Proses pembentukan budaya organisasi, yakni pertama para pendiri
hanya mempekerjakan dan menjaga karyawan yang berpikir dan merasakan cara
yang mereka tempuh, kedua, mereka mendoktrinasikan dengan cara berpikir dan
mereka rasa dan ketiga perilaku pendiri sendiri bertindak sebagai satu model
dalam mendorong karyawan dan mengidentifikasikan diri dengan mereka.
7. MEMELIHARA BUDAYA ORGANISASI
Stephen P. Robbin (1996) mengatakan bahwa memelihara budaya dapat
dilakukan melalui seleksi, performance evaluation criteria, reward practices,
training and carrier development activity, dan promotion procedure. Tiga kekuatan
berperan dalam upaya mempertahankan budaya organisasi, praktik seleksi,
tindakan manajemen puncak, dan metode sosialisasi.
SELEKSI
Seleksi adalah upaya menentukan pegawai dengan mengidentifikasikan
dan mempekerjakannya dengan keterampilan, pengetahuan dan kemampuan yang
dimiliki untuk pelaksanaan tugas yang dibebankan.
MANAJEMEN PUNCAK
Manajemen puncak bertugas merencanakan kegiatan dan strategi
perusahaan secara umum dan mengarahkan jalannya perusahaan sehingga norma
norma yang mengalir ke bawah sepanjang organisasi tepat dan efesien.
SOSIALISASI
Sosialisasi merupakan proses adaptasi karyawan terhadap budaya
organisasi yang ada. Proses sosialisasi dapat dilakukan dalam tiga tahap yakni,
pre-arrival stage (pelatihan dan pengenalan pekerjaan dan organisasi), encounter
stage (tahap dimana sesuatu itu terjadi secara praktis bukan teoritis), dan
metamorphosis stage (perubahan karyawan yang telah menyesuaikan diri dengan
kelompok kerja dan organisasi).
8. APAKAH BUDAYA ORGANISASI DAPAT DIUBAH?
Budaya yang telah terbentuk melalui proses yang rumit akan sulit untuk
diubah yang mungkin telah menjadi tameng terhadap ide, pendapat atau pemikiran
baru yang masuk dalam organisasi. James Champy (1995) mengemukakan
langkah langkah dalam mengubah budaya organisasi yang sudah berkembang
adalah sebagai berikut.
1.
2.
3.
dalam organisasi.
Melakukan assesemen terhadap perilaku yang merusak nilai.
Artikulasikan nilai dan perilaku apa terhadap tujuan anda sebagai sebuah
4.
5.
komunitas warga.
Ujilah proses manajemen anda.
Ajarkan, lakukan, hidupkan nilai dalam budaya anda.
9. BUDAYA DAN STRUKTUR ORGANISASI
10
11