Anda di halaman 1dari 11

BAB 12

PILIHAN STRUKTUR ORGANISASI

1. LINGKUNGAN, STRATEGI, TEKNOLOGI, DAN STRUKTUR


ORGANISASI
Organisasi merupakan suatu sistem yang memiliki struktur yang
menghasilkan jasa atau produk melalui proses politik sebagai wadah dari anggota
organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Keefektivitasan organisasi
dipengaruhi oleh strategi, teknologi, dan lingkungan organisasi. Struktur
merupakan sebuah pembagian tugas serta hubungan antara tugas yang sesuai
dengan strategi, teknologi, dan lingkungan yang dihadapi.
LINGKUNGAN ORGANISASI
Lingkungan akan mempengaruhi terhadap penentuan misi, strategi, dan
struktur organisasi. Lingkungan organisasi, lingkungan eksternal, adalah
keseluruhan elemen elemen yang berada di luar batas batas organisasi yang dapat
mempengaruhi organisasi.
Wheelen, Thomas L., J. David Hunger (1992) membagi lingkungan
organisasi menjadi lingkungan tugas (task environment) yang mencakup hal hal
yang berpengaruh langsung terhadap organisasi seperti konsumen, pemasok,
pemerintah, industri sejenis, dan lain lain sedangkan lingkungan social (societal
environment) meliputi elemen seperti ekonomi, politik, social budaya, dan
teknologi yang berpengaruh secara tidak langsung pada organisasi.

DIMENSI DIMENSI LINGKUNGAN


Menurut Stephen P. Robbin, 1990 situasi lingkungan dapat dilihat dari
dimensi dimensi kompleksitas, stabilitas, dan kapasitas. Kompleksitas mengacu
pada heterogenitas, stabilitas mengacu pada tingkat perubahan elemen elemen
lingkungan, dan kapasitas mengacu pada kesempatan yang mendukung organisasi.
Tingkat ketidakpastian organisasi akan dipengaruhi oleh suatu lingkungan
yang kompleks dan tidak stabil. Masing masing elemen akan melakukan suatu
analisis untuk mengurangi kompleksitas terhadap keadaan yang ada.
PROSES LINGKUNGAN MEMPENGARUHI STRUKTUR
Struktur dibentuk dengan dispesialisasi tugas untuk mengatasi masalah
internal dan masalah yang timbul dari faktor eksternal. Masalah yang ditimbulkan
oleh lingkungan eksternal adalah ketidakpastian seperti hasil dari organisasi,
pesaing pesaing baru, teknologi, politik, dan lain lain.
2. STRATEGI ORGANISASI
Strategi merupakan cara untuk mencapai tujuan yang membutuhkan
tersedianya sarana dan sumber daya manusia yang berkualitas. Dan penugasan
akan bergantung kepada mekanisme organisasi yang dijalankan untuk
mempengaruhi perilaku anggota yang diinginkan. Dengan demikian, struktur
organisasi dapat dikatakan sebagai sarana dari strategi.
PENGERTIAN STRATEGI
Strategi adalah tindakan yang diambil untuk mencapai tujuan yang
berkaitan dengan pengarahan, pedoman, kegiatan, dan alokasi sumber.

STRATEGI MEMPENGARUHI STRUKTUR


Struktur dapat dideskripsikan dari dimensi kompleksitas, formalisasi, dan
sentralisasi. Strategi defender dan cost leadership mampu menciptakan struktur
dengan ciri kompleksitas, formalisasi, dan sentralisasi yang tinggi sedangkan
strategi

prospector

dan

diferensiasi

akan

sebaliknya,

yakni

rendahnya

kompleksitas, formalisasi dan sentralisasi.


3. TEKNOLOGI ORGANISASI
Teknologi organisasi merupakan alat, metode, pengetahuan, dan kegiatan
yang digunakan untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang diinginkan.
Robbins (1994) menyatakan, teknologi merujuk pada informasi, peralatan, teknik,
dan proses yang dibutuhkan untuk mengubah masukan menjadi keluaran dalam
organisasi.
DIMENSI DIMENSI TEKNOLOGI
Dimensi dimensi yang digunakan untuk mengukur teknologi organisasi
adalah kompleksitas informasi, tingkat otomatisasi, jumlah aktivitas dalam tugas,
dan metode yang jelas.
HUBUNGAN TEKNOLOGI dan STRUKTUR
Penggunaan teknologi akan berpengaruh terhadap struktur dan berorientasi
kepada kebutuhan konsumen. Tiga jenis teknologi perusahaan menurut Joan
Woodward adalah teknologi unit, teknologi massal, dan teknologi proses.
Teknologi unit adalah teknologi yang melakukan proses berdasarkan
sistem pesanan konsumen, dimana perusahaan akan lebih berorientasi kepada

kebutuhan konsumen yang bersifat berbeda beda dan membutuhkan respon yang
cepat tanggap dengan tingkat otomatisasi yang rendah.
Teknologi massal adalah teknologi yang menghasilklan produksi secara
massal dengan tingkat otomatisasi yang lebih tinggi dikarenakan pertumbuhan
pasar yang sudah berkembang sehingga tidak terlalu membutuhkan manajer dan
karyawan yang banyak sebagai ganti dari adanya mesin yang digunakan dalam
produksi.
Teknologi proses adalah teknologi yang menghasilkan produk melalui
proses teknologi dan pengetahuan yang rumit yang tingkat otomatisasinya sangat
tinggi dan membutuhkan pegawai yang terlatih karena tuntutan inovasi inovasi
yang harus ada dalam produksi.
Charles Perrow menyatakan bahwa ada dua dimensi yang digunakan
dalam hubungan teknologi dan struktur, yakni variasi tugas (task variety) dan
kemudahan analisis (problem analyzability).
Variasi tugas adalah sesuatu yang muncul diluar prediksi dalam
pelaksanaan pekerjaan yang mengakibatkan tingginya tingkat ketidakpastian
dalam pelaksanaan tugas sehingga membutuhkan tingkat pengetahuan yang tinggi
untuk melaksakannya dengan baik.
Kemudahan analisi adalah pekerjaan yang mudah dianalisa, diuraikan
dengan jelas langkah langkah dan metodenya, bersifat mekanistik, terukur secara
kuantitatif, dan mudah diketahui jika ada penyimpangan.
Perrow mengemukakan 4 jenis teknologi berdasarkan dimensi di atas,
yakni Teknologi rutin, ditandai dengan variasi tugas yang rendah dan mempunyai

tingkat kemudahan analisis yang tinggi. Teknologi non rutin, variasi tugasnya
tinggi, dan sulit dianalisis. Teknologi craft, variasi tugas rendah, namun sulit
dianalisis. Teknologi enginering, variasi tugas cukup tinggi dan rumit tapi
ditangani dengan prosedur baku.
TEKNOLOGI RANGKAIAN PANJANG
Pada jenis teknologi ini, kegiatan organisasi saling bergantung secara
berurutan, dimana hasil dari suatu kegiatan menjadi masukan (input) bagi
kegiatan selanjutnya yang bersifat satu arah sampai akhirnya produk (output) siap
untuk digunakan oleh konsumen.
Thompson mengaitkan teknologi ini dengan aspek aspek tingkat
ketergantungan yang ada, kebutuhan komunikasi, mekanisme koordinasi, dan
ketidak pastian yang ditimbulkan yang memerlukan strategi untuk mengatasinya.
TEKNOLOGI PERANTARA
Teknologi ini adalah organisasi dalam proses pengubahan masukan
menjadi keluaran bergantung pada kontribusi dua atau lebih unit yang terpisah
untuk dapat menghasilkan keluaran yang baiik atau dengan kata lain teknologi
perantara digunakan untuk menghubungkan beberapa klien-baik yang berada pada
sisi masukan maupun keluaran organisasi-yang satu sama lain dan tidak dapat
berhubungan secara langsung. Misalnya, dalam sebuah bank, baik pihak yang
menyimpan dan pihak peminjam berkeinginan uangnya tersimpan dengan aman
dan menyalurkannya kepada pengusaha untuk proses produksi.

TEKNOLOGI INTENSIF
Teknologi intensif merupakan kumpulan dari beberapa jenis pelayanan
khusus, yang keseluruhannya digabungkan untuk melayani klien. Teknologi ini
adalah sebuah proses dalam mengubah input menjadi output yang memerlukan
penanganan secara khusus melalui penggunaan sejumlah sumber daya dan
kemampuan khusus secara bersama dalam mengatasi masalah. Misalnya rumah
sakit dalam mengatasi masalah penyakit pasien yang berbeda beda.
JENIS JENIS TEKNOLOGI ORGANISASI, RUTIN DAN NON RUTIN
Teknologi rutin, ditandai dengan variasi tugas yang rendah dan
mempunyai tingkat kemudahan analisis yang tinggi dan dapat diotomatisasi
sedangkan

Teknologi

non

rutin,

variasi

tugasnya

tinggi

dan

sulit

dianalisis.sehingga sulit diotomatisasi.

BAB 13
BUDAYA ORGANASASI

1. APAKAH BUDAYA ORGANISASI ITU?


Budaya organisasi merupakan seperangkat nilai, asumsi-asumsi, dan
standar perilaku yang berkembang dan diyakini oleh sebagian besar anggota
organisasi sebagai acuan dalam menjalankan organisasi dan memecahkan
permasalahan organisasi baik secara internal (peningkatan efektifitas, efisiensi,
dan integrasi) maupun menghadapi masalah masalah eksternal.
1. Inovasi dan pengambilan resiko. Sejauh mana karyawan didukung untuk
menjadi inovatif dan mengambil resiko.

2. Perhatian

terhadap

detail.

Sejauh

mana

karyawan

diharapkan

menunjukkan kecermatan, analisis dan perhatian terhadap detail.


3. Orientasi hasil. Sejauh mana manajemen memfokus pada hasil bukannya
pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut.
4. Orientasi orang. Sejauh mana keputusan manajemen memperhitungkan
efek pada orang-orang di dalam organisasi itu.
5. Orientasi tim. Sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan sekitar tim-tim,
ukannya individu.
6. Keagresifan. Berkaitan dengan agresivitas karyawan.
7. Kemantapan. Organisasi menekankan dipertahankannya budaya organisasi
yang sudah baik.
Dengan menilai organisasi itu berdasarkan tujuh karakteristik ini, akan
diperoleh gambaran majemuk dari budaya organisasi itu. Gambaran ini menjadi
dasar untuk perasaan pemahaman bersama yang dimiliki para anggota mengenai
organisasi itu, bagaimana urusan diselesaikan di dalamnya, dan cara para anggota
berperilaku.
2. FUNGSI BUDAYA ORGANISASI
Budaya organisasi merupakan sesuatu yang dimiliki organisasi sehingga
harus dikembangkan, dipelihara, atau diubah untuk mencipatakan suatu organisasi
yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuannya dan mempengaruhi secara
keseluruhan kegiatan organisasi dan mengarahkan perilaku setiap anggota untuk
mencapai tujuan.
Menurut Robbins (1996), fungsi budaya organisasi sebagai berikut :
o Budaya menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dan
yang lain.
o Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.

o Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas


daripada kepentingan diri individual seseorang.
o Budaya merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan
organisasi itu dengan memberikan standar-standar yang tepat untuk
dilakukan oleh karyawan.
o Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu
dan membentuk sikap serta perilaku karyawan.
3. HAMBATAN BUDAYA ORGANISASI
Penghambat bagi perkembangan organisasi adalah sebagai berikut,
1.
2.
3.
4.

Budaya organisai penghambat terjadinya dinamika


Budaya organisai penghambat terjadinya perubahan.
Budaya organisai penghambat adanya keanekaragaman
Budaya organisai penghambat terjadinya merger dan akuisisi.
4. ELEMEN ELEMEN BUDAYA ORGANSASI
Elemen budaya organisasi adalah keseluruhan asumsi dasar dan nilai nilai
yang dipegang organisasi yang dinyatakan baik secara eksplisit maupun implisit
yang ditujukan untuk menghadapi masalah masalah yang berhubungan dengan
lingkungan eketernal dan internal.
Dari segi cakupan pengaruhnya dapat dikelompokkan menjadi dua yakni
asumsi yang bersifat umum tapi mendalam yaitu asumsi dan nilai yang
menyentuh keseluruhan aktivitas kehidupan organisasi, seperti asumsi yang
berkaitan dengan visi dan startegi organisasi, sedangkan asumsi yang bersifat
spesifik dan dangkal, seperti bagaimana melakukan suatu tugas.
Menurut Edgar H. Schein (1989) asumsi dasar mengenai cara adaptasi
dengan lingkungan eksternal berkaitan dengan mission and strategy, goals, means,
measurements, and correction. Sedangkan asumsi dasar yang berkaitan dengan
integrasi internal adalah common language and conceptual categories, group
8

boundaries and criteria for inclusion and exclusion, power and status, intimacy,
friendship and love, reward and punishment, ideology, and religion.
5. BUDAYA dan EFEKTIVITAS ORGANISASI
Efektivitas organisasi tentu saja dipengaruhi oleh faktor kesesuaian budaya
organisasi dengan strategi dan lingkungan organisasi. Lingkungan yang berubah
membutuhkan proses adaptasi yang cepat terhadap perubahan yang membutuhkan
nilai, sikap, dan perilaku anggota organasasi.
6. TERBENTUKNYA BUDAYA ORGANISASI
3 Proses pembentukan budaya organisasi, yakni pertama para pendiri
hanya mempekerjakan dan menjaga karyawan yang berpikir dan merasakan cara
yang mereka tempuh, kedua, mereka mendoktrinasikan dengan cara berpikir dan
mereka rasa dan ketiga perilaku pendiri sendiri bertindak sebagai satu model
dalam mendorong karyawan dan mengidentifikasikan diri dengan mereka.
7. MEMELIHARA BUDAYA ORGANISASI
Stephen P. Robbin (1996) mengatakan bahwa memelihara budaya dapat
dilakukan melalui seleksi, performance evaluation criteria, reward practices,
training and carrier development activity, dan promotion procedure. Tiga kekuatan
berperan dalam upaya mempertahankan budaya organisasi, praktik seleksi,
tindakan manajemen puncak, dan metode sosialisasi.
SELEKSI
Seleksi adalah upaya menentukan pegawai dengan mengidentifikasikan
dan mempekerjakannya dengan keterampilan, pengetahuan dan kemampuan yang
dimiliki untuk pelaksanaan tugas yang dibebankan.

MANAJEMEN PUNCAK
Manajemen puncak bertugas merencanakan kegiatan dan strategi
perusahaan secara umum dan mengarahkan jalannya perusahaan sehingga norma
norma yang mengalir ke bawah sepanjang organisasi tepat dan efesien.
SOSIALISASI
Sosialisasi merupakan proses adaptasi karyawan terhadap budaya
organisasi yang ada. Proses sosialisasi dapat dilakukan dalam tiga tahap yakni,
pre-arrival stage (pelatihan dan pengenalan pekerjaan dan organisasi), encounter
stage (tahap dimana sesuatu itu terjadi secara praktis bukan teoritis), dan
metamorphosis stage (perubahan karyawan yang telah menyesuaikan diri dengan
kelompok kerja dan organisasi).
8. APAKAH BUDAYA ORGANISASI DAPAT DIUBAH?
Budaya yang telah terbentuk melalui proses yang rumit akan sulit untuk
diubah yang mungkin telah menjadi tameng terhadap ide, pendapat atau pemikiran
baru yang masuk dalam organisasi. James Champy (1995) mengemukakan
langkah langkah dalam mengubah budaya organisasi yang sudah berkembang
adalah sebagai berikut.
1.

Menentukan nilai yang telah dipakai oleh kebanyakan warga gunakan

2.
3.

dalam organisasi.
Melakukan assesemen terhadap perilaku yang merusak nilai.
Artikulasikan nilai dan perilaku apa terhadap tujuan anda sebagai sebuah

4.
5.

komunitas warga.
Ujilah proses manajemen anda.
Ajarkan, lakukan, hidupkan nilai dalam budaya anda.
9. BUDAYA DAN STRUKTUR ORGANISASI

10

Struktur organisasi pendistribusian wewenang dan standar perilaku yang


memiliki kompleksitas yang berarti spesialisasi tugas, penyebaran lokasi
pekerjaan dan tingkatan organisasi, formalitasasi yang berarti standar perilaku
petugas dan sentralisasi yang berarti penyebaran pengambilan keputusan. Hal
inilah yang menjadi pembeda budaya di antara organisasi yang ada.
Di organisasi terdapat budaya yang pekerjaannya telah diatur, sistematis,
disentralkan dan diberlakukan secara rutin dan hal ini disebut dengan budaya yang
berformalisasi dan sentralisasi tinggi.

11

Anda mungkin juga menyukai