proses belajarnya. Dalam Islam sendiri bahwa Allah berfirman, surat An Nisa ayat
59 yang artinya adalah hai orang orang yang beriman, taatlah kamu kepada Allah
dan taatlah kepada rasulNya dan kepada ulil Amri dari kalangan kamu. Artinya
kedisiplinan dalam bekerja merupakan manifestasi dari ketaatan seorang muslim
kepada Rabbnya dan hal ini merupakan wujud dari tingkat keimanan itu sendiri
kepada Rabbnya. Sifat bertanggung jawab dan disiplin dalam melaksanakan tugas
merupakan suatu amal soleh yang akan melekat di setiap muslim yang merasa
selalu diawasi oleh Rabbnya dalam aktifitasnya sehari hari baik bekerja maupun
hubungan terhadap diri sendiri. Sedangkan menurut Nasin Ibnu Suwandi daan
Anno D. Sanjari (1997:12) sebagai berikut: Disiplin adalah kepatuhan untuk
menghormati dan melaksanakan suatu sistem yang mengharuskan orang tunduk
pada keputusan, perintah atau peraturan yang berlaku.
Disiplin dalam melaksanakan tugas harus diterapkan. Keterangan dan
kedisiplinan dalam menggunakan waktu kehadiran, ketertiban, keaktifan dan
kerapian melaksanakan tugas mengajar merupakan kunci utama untuk
memperoleh prestasi bagi kompetensi guru akan menjadi baik. Oleh karena itu
kedisiplinan yang timbul dari dalam diri guru harus lebih ditingkatkan dan digali
sehingga dapat menunjang pencapaian tujuan yang diinginkan.
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan, bahwa kedisiplinan dalam
melaksanakan tugas sangat perlu ditingkatkan dalam upaya peningkatan kualitas
pendidikan. Sehubungan dengan itu, penulis selaku observer dan kepala sekolah
tertarik untuk mengadakan penelitian
pemahaman tentang tanggung jawab dalam bekerja yang dimiliki oleh guru
menurut pandangan Islam di SMA Arrisalah Lubuklinggau.
1.
Bagi Guru
Untuk memberi gambaran bahwa tingkat keimanan dan pemahaman
tentang tanggung jawab dalam bekerja sangatlah penting dan memiliki pengaruh
besar terhadap kualitas kedisiplinan guru dalam melaksanakan tugas di kelas.
2.
aspek disiplin mengajar perlu pembinaan tersendiri dan bagian tugas pokok
supervisi kependidikan, agar pelaksanaan proses belajar mengajar dapat berjalan
dengan baik.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Landasan Teori
A. Manajemen
Manajemen adalah seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
Definisi Mary Parker Follet ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur
dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin
mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara
efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan
perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara
benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal. Manajemen belum memiliki definisi
yang mapan dan diterima secara universal.
Jadi manajemen adalah suatu kelompok kegiatan yang terdiri dari
perencanaan, pengkorrdinasian, dan pengontrolan yang terorganisasi dengan baik
dan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
B. Tinjauan Tentang Halaqah
1. Sejarah Awal Penggunaan Metode Halaqah
Pada awal Islam diturunkan, bangsa Arab dikenal dengan sebutan kaum
jahiliyah. Kaum Quraisy penduduk Mekah sebagai bangsawan di kalangan bangsa
Arab hanya memiliki 17 orang yang pandai baca tulis. Suku Aus dan khozroj
penduduk Yastrib (Madinah) hanya memiliki 11 orang yang pandai membaca.
Hal inilah yang menyebabkan bangsa Arab sedikit sekali yang mengenal
ilmu pengetahuan. Hidup mereka dipenuhi dengan sifat kebengisan dan kenistaan,
mereka hanya mengikuti hawa nafsu, yang kuat menindas yang lemah, yang kaya
memeras yang miskin, yang kuasa menginjak-injak yang disukainya, hingga
persaudaraan menjadi permusuhan, mereka menyembah berhala, api, binatang dan
lain-lainnya.Menghadapi kenyataan itu Rasulullah, diutus Allah dengan tujuan
memperbaiki akhlak, baik akhlak untuk berhubungan dengan Tuhan maupun
sesama manusia.
Dalam masalah ilmu pengetahuan Rasulullah sangat besar pengaruhnya.
Pola pendidikan yang dilakukan oleh Rasulullah yaitu dengan dua tahap, yaitu:
a. Tahap rahasia dan perseorangan.
Hal tersebut dilakukan dengan cara sembunyi-sembunyi dengan memulai
dari dirinya sendiri dan keluarga dekatnya. Mula-mula Rasulullah mendidik
istrinya, khadijah untuk beriman kemudian diikuti oleh anak angkatnya Ali bin
Abi Thalib dan Said bin Haritsah selanjutnya diikuti oleh sahabat-sahabat karib
Rasullulah. Sebagai lembaga pendidikan dan pusat pendidikan Islam yang
pertama pada era awal ini adalah, rumah
b. Tahap terang-terangan
Perintah dakwah secara terang-terangan tersebut seiring dengan jumlah
sahabat yang semakin banyak dan untuk meningkatkan jangkauan saluran
dakwah, di samping itu keberadaan rumah Arqam bin Arqam sebagai pusat
lembaga pendidikan Islam sudah diketahui oleh Quffar Quraisy.
2. Pengertian Halaqah
Menurut bahasa, halaqah merupakan yang berarti lingkaran. Namun
menurut istilah, sebagai media untuk merealisasikan kurikulum tarbiyah. Sarana
utama berupa halaqah tersebut masih harus dilengkapi dengan sarana-sarana
tambahan agar sasaran tarbiyah yakni pencapaian atau karakteristik di jenjangjenjang tersebut dapat tercapai secara optimal.
Dalam masalah ini, penulis melihat bahwa kegiatan halaqah akan berjalan
secara efektif jika dilengkapi dengan piranti-piranti di dalamnya, misalnya tutor
yang bisa diandalkan keilmuannya, sarana dan prasarana yang memadai serta
pengekelasan peserta halaqah dilihat dari intensitas ilmu yang mereka serap dari
tutor. Selain merupakan salah satu sarana tarbiyah, halaqah juga dapat
didefinisikan sebagai satu proses kegiatan tarbiyah dalam dinamika kelompok
dengan jumlah anggota maksimal 12 orang.
Melalui proses interaksi tersebut diharapkan terjadi proses saling
bercermin, mempengaruhi dan berpacu ke arah yang lebih baik serta melatih
kebersamaan dalam ruang lingkup amal jamai. Artinya bahwa fastabiqul khoirot
menjadi hidup dan berkembang. Abdullah Qadiri menegaskan bahwa sasaran
utama belajar mengajar dalam sebuah halaqah haruslah bertujuan akhir
mengokohkan hubungan dengan Allah dan mampu beribadah kepada-Nya, dengan
cara yang diridhai-Nya. Karena beribadah kepada Allah adalah tujuan asasi
diciptakan-Nya manusia.
Sangat penting bagi kita dalam memahami satu kegiatan tertentu, karena
jika apa yang dilakukan bisa menjadikan seseorang jauh dari Allah, maka sia-sia.
mengajarkan
kita
agar
benar-benar
memperhatikan
dan
sekolahnya walaupun ada kepentingan keluarga sekalipun, sikap ini didasari oleh
disiplin diri dan tidak menyiakan waktu sehingga tidak merugi.
2. Ketertiban di dalam kelas
Di dalam tata tertib sekolah telah disebutkan bahwa kewajiban
guru
adalah ikut membantu agar tata tertib sekolah dapat berjalan dari ditaati juga
disebutkan dalam larangan guru yaitu mengganggu jalannya kegiatan belajara
mengajar dalam kelasnya maupun terhadap kelas lain. Dengan sikap ini maka
pengajaran tidak akan terhambat, karena guru tidak mengganggu jalannya proses
kegiatan belajar mengajar dan dengan kesadaran akan selalu menciptakan
ketertiban di dalam kelas maupun sekolahnya. Hal ini berpengaruh terhadap
kelancaran proses belajar mengajar.
3. Keaktifan Administrasi Pembelajaran
Guru akan selalu memberikan materi ajar sesuai dengan jam dan jadwal
pelajaran di kelas sejak awal sampai berakhir jam pelajaran. Dengan demikian
tidak satupun materi ajar yang diabaikan, sehingga prestasi mengajar juga akan
dapat dicapai secara menyeluruh dengan mutu yang baik.
B. Guru
Peran Guru dalam proses kemajuan pendidikan sangatlah penting. Guru
merupakan salah satu faktor utama bagi terciptanya generasi penerus bangsa yang
berkualitas, tidak hanya dari sisi itelektulitas saja melainkan juga dari tata cara
berperilaku dalam masyarakat. Oleh karena itu tugas yang diemban guru tidaklah
mudah. Guru yang baik harus mengerti dan paham tentang hakekat sejati seorang
guru, hakekat guru dapat kita pelajari dari definisi atau pengertian dari istilah guru
itu sendiri. Maka pada kesempatan kali ini admin akan membahas pengertian guru
menurut para ahli pendidikan maupun dari literature terkait antara lain :
Undang-undang nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen. Guru
adalah
pendidik
profesional
dengan
tugas
utama
mendidik,
mengajar,
sendiri memenuhi tugasnya sebagai mahluk Tuhan, mahluk sosial dan mahluk
individu yang mandiri.
E. Mulyasa (2003: 53) pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan
kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional.
Ahmadi (1997: 109) pendidik adalah sebagai peran pembimbing dalam
melaksanakan proses belajar mengajar. Menyediakan kondisi-kondisi yang
memungkinkan siswa merasa aman dan berkeyakinan bahwa kecakapan dan
prestasi yang dicapai mendapat penghargaan dan perhatian sehingga dapat
meningkatkan motivasi berprestasi siswa.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (1993: 288) guru adalah orang yang
pekerjaannya, mata pencahariannya, dan profesinya mengajar.
Drs. Moh. Uzer Usman (1996: 15) guru adalah setiap orang yang bertugas
dan berwenang dalam dunia pendidikan dan pengajaran pada lembaga pendidikan
formal. Guru sekolah dasar adalah guru yang mengajar dan mengelola
administrasi di sekolah itu. Untuk melaksanakan tugasnya prinsip-prinsip tentang
tingkah laku yang diinginkan dan diharapkan dari semua situasi pendidikan adalah
berjiwa Pancasila. Berilmu pengetahuan dan keterampilan dalam menyampaikan
serta dapat dipertanggungjawabkan secara didaktis dan metodis.
Sebagai profesi, guru memenuhi ciri atau karakteristik yang melekat pada
guru, yaitu:
c. Memiliki fungsi dan signifikasi sosial bagi masyarakat, dirasakan
manfaatnya bagi masyarakat.
d. Menurut ketrampilan tertentu yang diperoleh melalui proses pendidikan
Selain itu mengajar menurut Burton yang dikutip oleh Syaiful Sagala
(2003:61), yaitu : Mengajar Merupakan upaya memberikan stimulus, bimbingan
pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar.
Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa mengajar adalah
aktivitas kompleks yang dilakukan guru dalam menyampaikan pengetahuan
kepada siswa, sehingga terjadi proses belajar. Aktivitas kompleks yang dimaksud
antara lain adalah mengatur kegiatan belajar siswa, memanfaatkan lingkungan
(baik yang ada di kelas maupun di luar kelas), dan memberikan stimulus,
bimbingan pengarahan serta dorongan kepada siswa. Lebih rinci, menurut
Nasution (2010:80), mengajar terdiri atas sejumlah kegiatan tertentu, yaitu :
a. Membangkitkan dan memelihara perhatian.
b. Menjelaskan kepada murid hasil apa yang diharapkan.
c. Merangsang murid untuk mengingat kembali konsep, aturan, dan
keterampilan yang merupakan prasyarat agar memahami pelajaran yang
akan diberikan.
d. Menyajikan simulasi yang berkenaan dengan bahan pelajaran.
e. Memberikan bimbingan kepada murid dalam proses belajar mengajar.
f. Memberikan feedback atau balikan dengan memberitahukan kepada murid
apakah hasil belajarnya benar atau tidak.
g. Menilai hasil belajar dengan memberikan kesempatan kepada murid untuk
mengetahui apakah ia telah benar menguasai bahan pelajaran itu dengan
memberikan soal.
h. Mengusahakan transfer dengan memberikan contoh-contoh tambahan
untuk menggeneralisasikan apa yang telah dipelajari itu sehingga ia dapat
menggunakannya dalam situasi-situasi lain.
i. Memantapkan apa yang dipelajari dengan memberikan latihan-latihan
untuk menerapkan apa yang telah dipelajari itu.
BAB III
METODE PENELITIAN
mengajar.
3. Alat Pengumpulan Data
1. Lembar observasi, digunakan untuk mencatat aktivitas yang berkaitan
2.
4.
1.
2.
No
Jenis
Teknik
Data
Data
Pengumpulan
Instrumen
Waktu
1
2
Administrasi
Murobbi
Absensi
Materi
Data
Analisis
Analisis
Format Ananlisi
Format Analisis
3
4
Guru
Guru
Halaqah
Ibadah
Aktivitas
Analisis
Observasi
Format Analisis
Format
Observasi Guru
Kualifikasi
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat kurang
minggu
Mewawancarai guru tentang kendala yang dihadapi dalam menjalankan
minggu
Mewawancarai guru tentang kendala yang dihadapi dalam menjalankan
2.
-
3.
-
Nama guru
(Samaran)
Ketepatan
Kerapian
Kerajinan
Pelaksanaan
waktu
seragam
Penyusunan
RPP pada
mengajar
guru
RPP
PBM
1
2
3
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Setting Lokasi
Penelitian
subjek guru kelas, yang terdiri dari 4 guru perempuan dan 2 orang guru laki laki.
Dengan daftar sebagai berikut:
Tabel 1
No
Nama Guru
Wali Kelas
Yunita Prapti, S. Pd
XII A
Futriati, S.Pd
XII B
XI A
Kurniawati, S.Pd
XI B
XA
XB
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dimana setiap siklus terdiri
dari tahapan-tahapan perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
Pada
setiap
siklus
akan
diadakan
evaluasi
untuk
mengetahui
B.
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan
Refleksi
C.
Penjelasan Persiklus
1.
Prasiklus
Kondisi awal sebelum dilaksanakannya penelitian
ini, tingkat
kedisiplinan guru masih kurang. Hal ini sebabkan oleh beberapa alasan, yaitu
rumah yang jauh dan medan ke sekolah yang sulit dilalui, guru hanya mengajar
satu mata pelajaran saja, dan guru merasa terbebani dengan tugas lain.
Dari hasil analisis data, maka dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:
Tabel 2
Kategori Kedisiplinan Guru Prasiklus
N
o
1
Kategori
Sangat
Baik
Baik
3
4
Cukup
Kurang
Rentan
g Nilai
85-100
Frekeuens Persentas
i
e
0
0
75-84
60-74
00-59
2
4
33.33%
66.66%
Hasil
Kuran
g
Jumlah
2.
Siklus I
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data, diperoleh data bahwa
Kategori
Sangat
Baik
Baik
3
4
Cukup
Kurang
Rentan
g Nilai
85-100
Frekeuens Persentas
i
e
0
0
75-84
33.33%
60-74
00-59
2
2
33.33%
33.33%
Hasil
Cukup
Jumlah
3.
Siklus II
Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dan teman sejawat
pada siklus II ini, diperoleh data, dan setelah dianalisi mendapat hasil seperti
Tabel 4
Kategori Kedisiplinan Guru Siklus 1
N
o
1
Kategori
Sangat
Baik
Baik
3
4
Cukup
Kurang
Rentan
g Nilai
85-100
Frekeuens Persentas
i
e
2
33.33%
75-84
60-74
00-59
0
0
Hasil
Baik
66.66%
Jumlah
D.
Pembahasan
Berdasarkan analisis data di atas terlihat adanya kenaikan nilai rata-rata
tingkat kedisiplinan guru dari prasiklus sampai dengan siklus II, seperti diuraikan
berikut ini:
1. Pada prasiklus tingkat kedisiplinan guru mencapai nilai berkategori
kurang, dengan rincian berikut ini:
a)
b)
ada dua guru yang dari awal memiliki tingkat kedisiplinan dengan kategori baik;
dua guru lainnya memiliki tingkat kedisiplinan dengan kategori cukup;
dua orang guru lainyamemiliki tingkat kedisiplinan dengan kategori kurang;
3. Sedangkan pada pelaksanaan siklus II, diperoleh rata-rata kedisiplinan guru
ada dua guru yang dari awal memiliki tingkat kedisiplinan dengan kategori sangat
b)
baik;
empat guru lainnya memiliki tingkat kedisiplinan dengan kategori baik;
dengan melihat analisis data di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kajian
keislaman (halaqah) yang telah dilakukan dapat meningkatkan kedisiplinan guru
dan memotivasi guru untuk lebih aktif dalam meningkatkan kedisiplinannya
sesuai dengan harapan peneliti.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari hasil analisa data dapat disimpulkan bahwa :
1. tingkat kedisiplinan guru pada prasiklus mencapai nilai dengan kategori
kurang, pada siklus I mengalami kenaikan menjadi kategori cukup, dan pada
siklus II menjadi kategori baik,
2. dengan dilakukannya kajian keislaman (Halaqah) dapat meningkatkan
kedisiplinan guru di SMA Arrisalah Lubuklinggau.
B. Saran
1. Kepala sekolah yang baik harus cepat tanggap terhadap permasalahan yang
terjadi.
2. Bersikap terbuka terhadap bawahan.
3. Memahami tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin pendidikan
DAFTAR PUSTAKA