Anda di halaman 1dari 4

Bab I

Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
Data WHO tahun 2008 mencatat, sebanyak 5,4 juta orang meninggal akibat rokok di
seluruh dunia. Untuk kawasan Asia Tenggara, sebanyak 124 juta orang dewasa yang merokok.
Sekitar 46% berada di Indonesia. Data survei Kesehatan Nasional tahun 2004 mendapatkan
prevalensi merokok dewasa umur 15 tahun keatas adalah 34,4%, meningkat dari 31,5% pada
tahun 2001. Di Indonesia, terdapat sekitar 63 juta perokok yang sulit menghindari kecanduan.
Walaupun mereka menyadari rokok berdampak negatif bagi kesehatan fisik, mental hingga
ekonomi. Berdasarkan survey terbaru yang dilakukan 70% daripada semua lelaki di Indonesia
yang berusia lebih daripada 15 tahun adalah seorang perokok. Jumlah ini meningkat dari tahun
1995 iaitu seramai 54%.1 Data GATS 2011 juga menunjukkan prevalensi perokok di Indonesia
sebesar 34,8%, dan sebanyak 67% laki-laki di Indonesia adalah perokok (angka terbesar
didunia).2 Jumlah perokok di seluruh dunia kini mencapai 1,2 milyar orang dan 800 juta di
antaranya berada di Negara berkembang.3 Menurut data WHO, Indonesia merupakan negara
ketiga dengan jumlah perokok terbesar di dunia setelah Cina dan India. Peningkatan konsumsi
rokok berdampak pada makin tingginya beban penyakit akibat rokok dan bertambahnya angka
kematian akibat rokok. Tahun 2030 diperkirakan angka kematian perokok di dunia akan
mencapai 10 juta jiwa, dan 70% di antaranya berasal dari negara berkembang. 3,4 Saat ini 50%
kematian akibat rokok berada di Negara berkembang.4 Bila kecenderungan ini terus berlanjut,
sekitar 650 juta orang akan terbunuh oleh rokok, yang setengahnya berusia produktif dan akan
kehilangan umur hid up (lost life) sebesar 20 sampai 25 tahun (World Bank).3 Menurut The
Tobacco Atlas 3rd edition, 2009 terkait persentase penduduk dunia yang mengkonsumsi
tembakau djdapatkan sebanyak 57% pada pendudukAsia dan Australia, 14% pad a penduduk
Eropa Timur dan pecahan Uni Soviet, 12% penduduk Amerika, 9% penduduk Eropa Barat, dan
8% pada penduduk Timur Tengah serta Afrika. Sementara itu ASEAN merupakan sebuah
kawasan dengan 10% dari seluruh perokok dunia dan 20% penyebab kematian global akibat
tembakau. Persentase perokok pada penduduk di negara ASEAN tersebar di Indonesia
{46,16%}, Filipina {16,62%}, Vietnam {14,11%}, Myanmar {8,73%}, Thailand {7,74%},
Malaysia {2,90%}, Kamboja {2,07%}, Laos {1,23%}, Singapura {0,39%}, dan Brunei
{0,04%}.4 Jumlah perokok dewasa di indonesia yang merokok adalah sebanyak 29.3% untuk

kedua jenis kelamin. Laki-laki adalah golongan perokok yang lebih banyak dibandingkan dengan
wanita iaitu sebanyak 56.7% dari jumlah kesemua perokok dewasa. 4 Berdasarkan survey 2010
Greater Jakarta Transition to adulthood yang mengamil koresponden berusia 20 34 tahun
menunjukkan ada hubungan siknifikan perilaku merokok dengan

jenis kelamin dan tahap

pendidikan. Keanyakan dariperokok rutin menghisap di antara satu hingga 60 batang rokok
sehari dnegan rata-rata 10.9 batang rokok dalam sehari.5 Untuk perokok yang jarang-jarang
kebanyakannya mengkonsumsi satu hingga 24 batang rokok sehari dnegan rata-rata sebanyak 3.3
batang tiap hari. Jumlah lelaki yang merokok berdasarkan survey yang dilakukan plng banyak
berusia 30-34 tahun iaitu sebanyak 66%. 6
DAFTAR PUSTAKA
1. And the Worlds top Smokers Are, Yoo A. Sept 12, 2012, TIME newspaper
2. http://www.depkes.go.id/article/view/15060900001/rokok-illegal-merugikan-bangsa-dannegara.html#sthash.ZoTfjYC5.dpuf
3. InfoDATIN, Perilaku merokok masyarakat Indonesia berdasarkan riskesdas 2007 dan
2013.
4. World Health Organization, Regional Office for South East Asia; Global adult tobacco
survey: Indonesia report 2011. 2012.
5. World Health Organization, WHO report on the global tobacco epidemic, 2015 country
profile Indonesia, Access from who.com on 11 July 2016.
6. Reimondos A., Utomo I. D., McDonald P., Hull T., Suparno H., Utomo A., The 2010
greater jakarta transition to adulthood survey policy backgroung no. 2, smoking and
young adults in Indonesia. Australian National University and Universitas Indonesia.
Jakarta, 11 Januari 2012.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1

Indonesia merupakan Negara ke-3 tertinggi memeiliki penduduk yang merokok setelah
China dan India.

1.2.2

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 mendapatkan bahwa perilaku
merokok masyarakat Indonesia tidak banyak berubah selama 5 tahun terakhir ini.

1.2.3

WHO pada tahun 2014 mengeluarkan riset, sebagian besar perokok mahu berhenti
merokok sekarnag dan bias berhenti merokok jika mereka ingin berhenti.

1.2.4

Namun, Cuma sebahagian kecil dari perokok yang pernah meminta bantuan dari program
atau professional untuk berhenti merokok.

1.2.5

Banyak perokok yang mencoba untuk berhenti merokok dalam 12 bulan terakhir namun
tidak konsisten dan kembali merokok.

1.2.6

Di Puskesmas Kecamatan Kebon Jeruk belum ada data mengenai faktor-faktor yang
berhubungan dengan perilaku intensi berhenti merokok.

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1

Tujuan Umum
Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku berhenti merokok pada pria

perokok aktif di Puskesmas Kecamatan Kebun Jeruk.


1.3.2

Tujuan Khusus
- Diketahuinya hubungan antara dukungan keluarga, agama, dan demografi terhadap
perilaku berhenti merkok pada pasien pria perokok aktif di Puskesmas Kecamatan Kebun
Jeruk
- Diketahuinya hubungan antara pengaruh usia, pendidikan, pekerjaan dan penghasilan
terhadap prilaku berhenti merokok pada pasien

pria perokok aktif di Puskesmas

Kecamatan Kebun Jeruk.


- Diketahuinya hubungan antara sikap, norma dan control social terhadap perilaku berhanti
merokok pada pasien pria perokok aktif di Puskesmas Kecamatan Kebun Jeruk.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1

Untuk Peneliti:
- Penelitian ini dapat memberikan pengalaman yang berharga dan berguna untuk peneliti
agar kedepannya dapat melakukan penelitian lebih lanjut.
- Penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai faktor-faktor yang
berhubungan dengan perilaku berhenti merokok.

1.4.2

Untuk Institusi Pendidikan:


- Hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan ilmu pengetahuan bagi mahasiswamahasiswi Fakultas Kedokteran tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku
berhenti merokok

1.4.3

Untuk Masyarakat:

- Penelitian ini dapat meningkatkan jumlah masyarakat yang memiliki prilaku berhenti
merokok

Anda mungkin juga menyukai