Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN KASUS

KEJANG DEMAM KOMPLEKS


Dibuat oleh : dr. Asty Selevani
Pembimbing : dr. Laily Noviyani
 Identitas Anak
 Nama : An. LR
 Usia : 1,5 tahun
 Jenis kelamin : laki-laki
 Tgl Masuk : 23 Desember 2017

 Anamnesis
 Allo anamnesis kepada ibu kandung pasien pada 23-
12-2017 pukul 12.30 WITA
 Keluhan Utama
 Kejang kurang lebih 15 menit SMRS
 Keluhan tambahan
 Demam dan batuk sejak 2 hari SMRS.
 Riwayat Penyakit Sekarang
 Pasien datang ke IGD RSUD Ratu Zalecha
Martapura dengan keluhan kejang 15 menit SMRS.
Kejang terjadi sebanyak 2 kali, kejang pertama
terjadi sekitar 30 menit SMRS. Masing-masing
kejang terjadi selama lebih dari 5 menit. Saat kejang,
pasien tidak sadar, seluruh tubuh pasien kaku, mata
mendelik ke atas, lidah tidak tergigit.

 Dua hari sebelum kejang, pasien mendadak


mengalami demam tinggi namun selama demam
suhu tubuhnya belum pernah diukur.
 Lanjutan
 Demam disertai batuk berdahak, namun dahak tidak
keluar, serta pilek dengan ingus berwarna bening.
Sebelum datang ke rumah sakit, pasien belum
pernah minum obat untuk mengatasi keluhan-
keluhan tersebut.

 Keluhan keluar cairan dari telinga disangkal, sesak


napas disangkal, mual dan muntah disangkal, BAB
dan BAK normal. Nafsu makan pasien berkurang
selama 2 hari terakhir.
 Riwayat penyakit dahulu dan Imunisasi
Tidak pernah mengalami keluhan serupa dan tidak
pernah menerima imunisasi dasar.

 Riwayat kesehatan keluarga


 Tidak ada riwayat kejang demam di keluarga.
 Status Generalisata pada tanggal 23 Desember
2017,
 Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
 Kesadaran : Compos mentis
 Tanda-tanda Vital :
 Nadi : 146 kali/menit,
 Laju Pernapasan : 40 kali/menit
 Suhu Tubuh : 39,8⁰C
 SpO2 : 79 % 98 %
 BB : 12kg

 Pemerikasaan Fisik
 Kepala : dalam batas normal
 Leher : dalam batas normal
 Lanjutan..
 Thorak : pergerakan dinding dada simetris, retraksi -/-,
suara nafas vesikuler +/+, rhonki -/-, whezing -/-
 Abdomen : Bising usus (+), supel, nyeri tekan (-)
 Ekstremitas : dalam batas normal

 Pemeriksaan neurologis
 Refleks fisiologis: Biceps +/+ , Triceps +/+ , Patella +/+ ,
Achilles +/+
 Refleks patologis: Babinsky -/-, Chaddok -/-, Schaeffer -/-,
Gordon -/-, Oppenheim -/-
 Tanda rangsang meningeal: kaku kuduk (-), Brudzinsky I (-
), Brudzinsky II (-),Kernig (-)
 Pemeriksaan penunjang Lab tanggal 23-12-2017

PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN

Leukosit 15.740/μL 4.000-10.000/μL

Eritrosit 4,25 juta /μL 3,5-5,0 juta/μL

Hemoglobin 10,9 g/dL 11-15 g/dL

Hematokrit 29,5% 35-50%

Trombosit 465.000/μL 100.000-300.000/μL

Basofil 0,19% 0-1%

Eosinofil 0,05% 0,5-5%

Neutrofil 79,5% 50-70%

Limfosit 14% 20-40%

Monosit 5% 3-8%

Gula darah sewaktu 67 mg/dl 70-115 mg/dl

CRP + 24 mg/L
 Diagnosis
 Kejang demam kompleks
 ISPA

 Penatalaksanaan di IGD
1
 IVFD D5 NS 14 tpm makro
2
 Diazepam supp 10 mg (1 tube saat pasien datang
pukul 12.30)
 Inj. Cefotaxime 3x300 mg
 Inj. Antrain 3x120 mg
 Inj. Ranitidin 2x1/4 amp
 Inj. Diazepam 3 mg (k/p)
 Inj. Dexamethason 3x1/4 amp
 Ambroksol syrup 3x5ml
Tanggal Sabtu, 24 Desember 2017 FOLLOW UP Tanggal Minggu, 25 Desember 2017

S Kejang (-), demam (-), batuk (+), pilek (+), BAB dan S Kejang (-), demam (-), muntah (-), batuk (+), pilek (+), BAB

BAK lancar dan BAK normal.

O KU: compos mentis / tampak sakit ringan O KU: compos mentis / tampak sakit ringan
Nadi: 139x/menit, RR: 36x/menit, Suhu: 36,8 ˚C Nadi: 115x/menit, RR: 36x/menit, Suhu: 36,1 ˚C

Mata: konjungtiva merah muda, sklera putih Mata: konjungtiva merah muda, sklera putih
Leher: KGB tidak teraba, tiroid tidak teraba
Leher: KGB tidak teraba, tiroid tidak teraba
Cor: BJ I dan II tunggal, reguler, murmur (-), gallop (-)
Cor: BJ I dan II tunggal, reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: suara napas vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-
Pulmo: suara napas vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-
Abdomen: cembung, bising usus (+) normal, palpasi supel,
Abdomen: cembung, bising usus (+) normal, palpasi
turgor baik, nyeri tekan epigastrium (-), hepar dan lien
supel, turgor baik, nyeri tekan epigastrium (-), hepar tidak teraba
dan lien tidak teraba Ekstremitas: akral hangat, edema (-)
Ekstremitas: akral hangat, edema (-) Tanda rangsang meningeal (-)
Tanda rangsang meningeal (-)

A Kejang demam kompleks


A Kejang demam kompleks
ISPA
ISPA
P 1
IVFD D5 NS 14 tpm makro
P IVFD
1
D5 NS 14 tpm makro 2
2
Inj. Cefotaxime 3x300 mg
Inj. Cefotaxime 3x300 mg Inj. Antrain 3x120 mg
Inj. Antrain 3x120 mg Inj. Ranitidin 2x1/4 amp
Inj. Ranitidin 2x1/4 amp Inj. Diazepam 3 mg (k/p)
Inj. Diazepam 3 mg (k/p) Inj. Dexamethasone 3x1/4amp

Inj. Dexamethasone 3x1/4amp Ambroxol syrup 3x5ml

Ambroxol syrup 3x5ml Pindah ke ruangan non-observasi

Sanmol syrup 3x5ml (k/p)


Tanggal Senin, 26 Desember 2017

S Kejang (-), demam (+) naik turun, batuk (+), pilek (+),
BAB dan BAK normal, ASI (+)

O KU: compos mentis / tampak sakit ringan


Nadi: 104x/menit, RR: 29x/menit, Suhu: 37 ˚C
Mata: konjungtiva merah muda, sklera putih
Leher: KGB tidak teraba, tiroid tidak teraba
Cor: BJ I dan II tunggal, reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: suara napas vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-
Abdomen: cembung, bising usus (+) normal, palpasi supel,
turgor baik, nyeri tekan epigastrium (-), hepar dan lien
tidak teraba
Ekstremitas: akral hangat, edema (-)
Tanda rangsang meningeal (-)

A Kejang demam kompleks


ISPA

P Pasien pulang atas permintaan keluarga (APK)


Obat pulang: Sanmol syrup 3x5ml, diazepam 10mg supp
(k/p), ambroxol syrup 3x5ml.
TINJAUAN PUSTAKA
KEJANG DEMAM

 Konvulsi (kejang) adalah gerakan mendadak dan


serentak otot-otot yang tidak bisa dikendalikan,
biasanya bersifat menyeluruh.
 Kejang demam adalah bangkitan kejang yang
terjadi pada kenaikan suhu tubuh ( suhu rektal
lebih dari 38ºC) yang disebabkan oleh suatu
proses ekstrakranium.
Diagnosa berdasarkan Bagian Saraf Anak FK UI

1. Umur anak ketika kejang antara 6 bulan dan 4 tahun.


2. Kejang hanya berlangsung sebentar saja, tidak lebih dari 15 menit.
3. Kejang bersifat umum.
4. Kejang timbul setalah 16 jam pertama setelah timbulnya demam.
5. Pemeriksaan saraf sebelum dan sesudah kejang normal.
6. Pemeriksaan EEG yang dibuat sedikitnya 1 minggu sesudah suhu
normal tidak menunjukkan kelainan.
7. Frekuensi bangkitan kejang didalam 1 tahun tidak melebihi 4 kali.
 Epidemiologi
 Amerika serikat 2-4%
 Asia 20% kasus
 Lebih banyak pada anak laki-laki

 Faktor resiko
 Demam
 75% dari anak dengan demam > 39ºC
 25 % dari anak dengan demam > 40ºC

 Riwayat dalam keluarga


 Resiko meningkat 2-3x bila saudara kejang
 Resiko meningkat 5% bila orang tua menderita kejang
demam
SECARA UMUM DIBAGI MENJADI DUA

Kejang demam sederhana Kejang demam kompleks

1. Kejang menyeluruh 1. Kejang fokal


2. Berlangsung < 15 menit 2. Berlangsung > 15 menit dan atau
3. Kejang tidak disebabkan 3. Berulang dalam 24 jam
meningitis, ensefalitis atau
penyakit yang berhubungan
dengan gangguan otak
4. Tidak berulang dalam 24 jam
 Etiologi  Patofisiologi
 Infeksi saluran
pernafasan atas

 Otitis media

 Pneumonia

 Gastroenteritis

 Infeksi saluran kemih


MANIFESTASI KLINIS

 Kejang bersamaan dengn kenaikan suhu badan


yang tinggi

 Kejang dapat berbentuk tonik-klonik bilateral,


tonik, klonik, fokal atau akinetik

 Setelah kejang berhenti anak kembali terbangun


dan sadar kembali tanpa defisit neurologis
DIAGNOSIS

 Dapat ditegakan pada anak yang sebelumnya


tidak memiliki riwayat epilepsi

 Pemeriksaan lanjutan :
 Pungsi lumbal : harus pada anak < 6 bulan dan
dianjurkan pada anak < 18 bulan
 EEG
 Laboratorium
 Ct-scan dan MRI
Indikasi Rawat inap

1. Kejang demam kompleks


2. Hiperpireksia
3. Usia dibawah 6 bulan
4. Kejang demam pertama
5. Dijumpai kelainan neurologis

Prognosis

frekuensi terulangnya kejang berkisar antara 25%-50% yang


umumnya terjadi pada 6 bulan pertama

Anda mungkin juga menyukai