PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam kehidupan banyak hal yang dapat dipelajari, salah satunya adalah
1.2
Tujuan
Manfaat
BAB II
2
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1
luar dan organ reproduksi dalam. Organ reproduksi luar berupa penis dan
skrotum. Organ reproduksi dalam berupa testis, saluran kelamin, dan kelenjar
kelamin1.
2.1.1 Organ Reproduksi Bagian Luar
a. Penis
Penis merupakan alat untuk memasukan sperma ke dalam saluran
kelamin wanita. Di dalam penis terdapat tiga rongga. Dua rongga bagian
atas tersusun atas jaringan spons korpus kavernosa. Satu rongga
bawahnya tersusun atas jaringan spons korpus spongiosum. Korpus
spongiosum membungkus uretra. Uretra pada penis dikelilingi oleh
pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa2.
UMUR
: PANJANG (CM/E)
-----------------------------------------------------------0 - 06 BULAN
:
3,0 +/- 0,8
6 - 12 BULAN
:
4,1 +/- 0,8
1 - 02 TAHUN
:
5,0 +/- 0,9
2 - 03 TAHUN
:
5,4 +/- 1,0
3 - 04 TAHUN
:
5,6 +/- 1,0
4 - 05 TAHUN
:
6,0 +/- 1.0
5 - 07 TAHUN
:
6,3 +/- 1,0
7 - 11 TAHUN
:
6,5 +/- 1,0
-------------------------------------------------------------Tabel 2.1 Panjang penis berdasarkan umur3
b. Skrotum (kantong pelir)
Skrotum merupakan kulit terluar yang melindungi testis. Skrotum
berjumlah dua buah, yaitu skrotum kanan dan skrotum kiri. Antara
skrotum kanan dan skrotum kiri terdapat jaringan ikat dan otot polos.
Adanya otot polos mengakibatkan skrotum dapat mengerut dan
mengendur. Dalam skrotum terdapat otot lurik yang berfungsi mengatur
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Jenis Penelitian
Studi Pustaka : Semua bahan diambil dari buku buku dan atau jurnal.
3.2
3.2.1 Alat
1) Laptop
3.2.2 Bahan
1) Buku
2) E-jurnal
3) Bahan perkuliahan
3.3
Defenisi Operasional
1) Buku adalah kumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi
satu pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar. Setiap sisi
dari sebuah lembaran kertas pada buku disebut sebuah halaman.
2) e-jurnal adalah terbitan serial seperti bentuk tercetak tetapi dalam bentuk
elektronik.
3) Bahan perkuliahan adalah materi yang diberikan oleh dosen kepada
mahasiswa.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1
Mikropenis
Mikropenis adalah suatu kelainan pada pria berupa pertumbuhan penis lebih
sejak
bayi
menggunakan
intramuskular
testoteron
atau
gel
4.2
Makropenis
Makropenis adalah suatu kelainan pada organ reproduksi pria dimana
4.3
Hipospadia
Hipospadia adalah salah satu keabnormalan pada saluran kemih atau uretra
dan penis.
Dalam kondisi normal, lubang uretra terletak di ujung penis untuk
mengeluarkan urine. Tetapi pada pengidap hipospadia, lubang uretra justru berada
di bagian bawah penis.
Hipospadia termasuk kelainan bawaan yang umumnya diderita sejak lahir.
Kondisi ini dapat menyebabkan gangguan pada proses buang air kecil serta ereksi.
10
11
12
4.4
Epispadia
Epispadia adalah suatu kelainan bawaan pada bayi laki-laki, dimana lubang
uretra terdapat di bagian punggung penis atau uretra tidak berbentuk tabung, tetapi
terbuka.
Terdapat 3 jenis epispadia:
1) Lubang uretra terdapat di puncak kepala penis
2) Seluruh uretra terbuka di sepanjang penis
3) Seluruh uretra terbuka dan lubang kandung kemih terdapat pada dinding perut.
4.4.2 Gejala Epispadia
1) Lubang uretra terdapat di punggung penis
2) Lubang uretra terdapat di sepanjang punggung penis.
13
4.5
Kriptokhismus
Kriptorkismus adalah testis yang tidak turun, sebuah kondisi di mana salah
satu atau kedua testis gagal untuk bergerak dari perut, di mana mereka
dikembangkan sebelum kelahiran, ke dalam skrotum.
4.5.1 Etiologi
Penyebab pasti kriptorkismus belum jelas. Beberapa hal yang berhubungan
adalah :
1) Abnormalitas gubernakulum testis
Penurunan testis dipandu oleh gubernakulum. Massa gubernakulum yang
besar akan mendilatasi jalan testis, kontraksi, involusi, dan traksi serta
14
15
16
4.5.4 Klasifikasi
Kriptorkismus dapat diklasifikasikan berdasar etiopatogenesis dan lokasi.
a) Berdasar etiopatogenesis kriptorkismus dapat dibagi menjadi :
Mekanik/anatomik : akibat perlekatan, kelainan kanalis inguinalis
1.
17
2.
3.
Herediter/genetik
b) Berdasarkan lokasi :
1.
: 40%
2.
Intrakanalikuli (inguinal)
: 20 %
3.
Intraabdominal (abdomen)
: 10 %
4.
Terobstruksi
: 30%
Pseudohermafroditisme
18
Merupakan suatu kelainan dimana individu yang memiliki testis namun juga
memiliki genitalia eksterna dan atau interna dengan fenotipe wanita (berkelamin
ganda).
4.6.1 Penyebab
Hal yang dapat menyebabkan pseudohermaffroditisme, yaitu :
1) Lingkungan hormonal janin yang tidak sesuai
2) Defek biokimia pada aktivitas androgen atau kandungan kromosom seks yang
abnormal
4.7
Hidrokel
Hidrokel adalah penumpukan cairan yang berlebihan di antara lapisan
parietalis dan viseralis tunika vaginalis. Dalam keadaan normal, cairan yang
berada di dalam rongga itu memang ada dan berada dalam keseimbangan antara
produksi dan reabsorbsi oleh sistem limfatik di sekitarnya.
4.7.1 Etiologi
Hidrokel yang terjadi pada bayi baru lahir dapat disebabkan karena
belum sempurnanya penutupan prosesus vaginalis sehingga terjadi aliran
cairan peritoneum ke prosesus
vaginalis
sistem
limfatik di daerah skrotum dalam melakukan reabsorbsi cairan hidrokel. Pada bayi
laki-laki hidrokel dapat terjadi mulai dari dalam rahim. Pada usia kehamilan 28
minggu, testis turun dari rongga perut bayi ke dalam skrotum, dimana setiap
testis ada kantong
yang
mengikutinya
sehingga
terisi
cairan
yang
19
reabsorbsi cairan di kantong hidrokel. Kelainan pada testis itu mungkin suatu
tumor, infeksi, atau trauma pada testis atau epididimis. Kemudian hal ini dapat
menyebabkan produksi cairan yang berlebihan oleh testis,
maupun obstruksi
4.7.2 Klasifikasi
Berdasarkan kapan terjadinya, yaitu :
1. Hidrokel primer
Hidrokel
primer terlihat
kegagalan penutupan
yang
melintasi
kanalis
inguinalis
dan
orang
dewasa,
hidrokel
sekunder
cenderung
berkembang
20
3. Hidrokel Komunikan
Terdapat hubungan antara prosesus vaginalis dengan rongga peritoneum
sehingga prosesus vaginalis dapat terisi cairan peritoneum. Pada
anamnesis kantong hidrokel besarnya dapat berubah-ubah yaitu
bertambah pada saat anak menangis. Pada palpasi kantong hidrokel
terpisah dari testis dan dapat dimasukkan kedalam rongga abdomen.
Menurut onset :
1. Hidrokel akut
Biasanya berlangsung dengan cepat dan dapat menyebabkan nyeri.
Cairan berrwarna kemerahan mengandung protein, fibrin, eritrosit
dan sel polimorf.
2. Hidrokel kronis
Hidrokel jenis ini hanya menyebabkan peregangan tunika secara perlahan
dan walaupun akan menjadi besar dan memberikan rasa berat, jarang
menyebabkan nyeri.
4.7.3 Diagnosis
a. Anamnesis
Pada anamnesis keluhan utama pasien adalah adanya benjolan di
kantong skortum yang tidak nyeri. Biasanya pasien mengeluh benjolan
yang berat dan besar di daerah skortum. Benjolan atau massa kistik
yang lunak dan kecil pada pagi hari dan membesar serta tegang pada
malam hari. Tergantung pada jenis dari hidrokel
biasanya benjolan
21
Pada inspeksi Skrotum akan tampak lebih besar dari yang lain. Palpasi
pada skrotum yang hidrokel terasa ada fluktuasi, dan relatif kenyal
atau
biasanya halus. Palpasi hidrokel seperti balon yang berisi air. Bila jumlah
cairan minimum, testis relative mudah diraba. Sedangkan bila cairan
minimum, testis relatif mudah diraba. Juga penting dilakukan palpasi
korda spermatikus di atas insersi tunika vaginalis. Pembengkakan
kistik karena hernia atau hidrokel serta padat karena tumor.
Normalnya korda spermatikus tidak terdapat
membedakannya
dengan
hernia
skrotalis
penonjolan,
yang
yang
kadang-kadang
seperti hidrokel.
Hidrokel
22
23
vaginalis menutup, hidrokel akan sembuh sendiri, tetapi jika hidrokel masih tetap
ada atau bertambah besar perlu dipikirkan untuk dilakukan koreksi.
Beberapa indikasi untuk melakukan operasi pada hidrokel adalah :
1. Hidrokel yang besar sehingga dapat menekan pembuluh darah
2. Indikasi kosmetik
3. Hidrokel permagna yang dirasakan terlalu berat dan mengganggu pasien
dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari.
Tindakan pembedahan berupa hidrokelektomi. Pengangkatan hidrokel bisa
dilakukan anestesi umum ataupun regional (spinal).
4.7.5 Komplikasi
Hidrokel dapat mempengaruhi pasokan darah testis. Jika pasokan darah
testis kurang maka akan terjadi Iskemia yang dapat menyebabkan penurunan
kesuburan. Perdarahan ke dalam hidrokel dapat menyebabkan trauma testis.
Hidrokel menetap atau berhubungan dengan rongga peritoneum dapat
menyebabkan terjadinya Hernia Inguinalis. Pada saat bedah dapat terjadi
komplikasi sebagai berikut, cedera ke vas deferens saat operasi ingunal, 2% pasca
operasi dapat terjadi luka, hemoragik pasca operasi, cedera langsung ke pembuluh
spermatika. Dapat dilakukan :
1. Kompresi pada peredaran darah testis
2. Jika dibiarkan, hidrokel yang cukup besar mudah mengalami trauma dan
hidrokel permagna bisa menekan pembuluh darah yang menuju ke testis sehingga
menimbulkan atrofi testis.
3. Perdarahan yang disebabkan karena trauma dan aspirasi
24
BAB V
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Reproduksi adalah salah satu cara yang dilakukan oleh manusia untuk
mempunyai keturunan. Untuk bereproduksi kita membutuhkan organ reproduksi
yang secara garis besar dapat dibagi atas dua yaitu alat reproduksi pria dan alat
reproduksi wanita. Organ reproduksi pada pria terdiri dari dua bagian yaitu organ
reproduksi bagian luar, dan organ reproduksi bagian dalam. Bagian luar terdiri
dari Penis, Buah Zakar, dan Skrotum (Kantung Pelir). Sedangkan bagian dalam
terdiri dari testis, tubullus seminiferus dan saluran reproduksi.
Namun, dapat pula kita temui pria yang mengalami kelainan perkembangan
organ reproduksi mereka, baik akibat dari kekurangan hormone ataupun akibat
dari kelainan pada saat embrio. Dimana kelainan itu dapat berupa mikropenis,
makropenis, hispospadia, dll. Untuk itu dibutuhkan pengobatan yang tepat sesuai
dengan kelainan yang dialami.
3.2 Saran
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi karya tulis
ilmiah ini, agar penulis dapat berbuat lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga
karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca
pada umumnya.
25
DAFTAR PUSTAKA
26
27