Oleh :
FITRI YANTI
PRECEPTOR:
dr. BENNY OKTORA, Sp.OG
PERDARAHAN PASCA PERSALINAN
HEMORARGIA POST PARTUM
PRIMER SEKUNDER
PERDARAHAN PERDARAHAN
DALAM 24 JAM SETELAH 24 JAM
PERTAMA SETELAH SESUDAH
BAYI LAHIR BAYI LAHIR
ETIOLOGI
Penyebab HPP dapat dikategorikan menjadi 4 T yaitu :
1. Laserasi
2. Hematom
Trauma 20 %
3. Inversio Uteri
4. Ruptur Uteri
1. Retensio Plasenta
Tissue (Jaringan) 10 %
2. Invasif Plasenta
Trombin Koagulopati 1%
Tonus
Atonia Uteri :
Suatu keadaan lemahnya tonus/kontraksi
rahim yang menyababkan Uterus gagal
berkontraksi dan mengecil sesudah janin keluar
dari rahim.
disebabkan karena kelelahan akibat partus
lama, atau persalinan yang terlalu cepat,
kehamilan gameli, anak terlalu besar.
Perdarahan postpartum secara fisiologis di
kontrol oleh kontraksi serat-serat myometrium.
Atonia uteri terjadi ketika miometrium tidak
dapat berkontraksi.
Akibatnya :
- uterus lembek / lunak
- Perdarahan pervaginam :
90% penyebab perdarahan
pervaginam primer
Dpt menyebabkan kematian ibu pd
jam 1 post partum.
Tissue (Jaringan)
1. Retensio Plasenta
Apabila plasenta belum lahir jam setelah janin lahir
Etiologi :
Plasenta belum lepas dari dinding uterus
- Kontraksi uterus kurang kuat untuk melepaskan
plasenta
- Plasenta melekat erat pada dinding uterus
(akreta perkreta)
Plasenta sudah lepas tapi belum dilahirkan
karena tidak ada usaha melahirkan/ salah
penanganan kala.III lingkaran kontriksi
inkarserata plasenta.
perlekatan plasenta di bagi menjadi :
1. Plasenta adhesiva.
2. Plasenta inkreta.
3. Plasenta akreta.
4. Plasenta perkreta.
Plasenta sudah lepas tetapi belum keluar karena
atonia uteri dan akan menyebabkan perdarahan
yang banyak.
Retensio Plasenta Perlekatan Plasenta
2. Sisa Plasenta
Diduga bila kala uri berlangsung tidak lancar,
atau setelah melakukan plasenta manual, atau
menemukan kotiledon yang tidak lengkap pada
saat pemeriksaan plasenta dan masih ada
perdarahan dari ostium uteri eksternum pada
saat kontraksi uterus sudah baik dan robekan
jalan lahir sudah dijahit.
harus di lakukan eksplerasi kedalam rahim.
Trauma
Sekitar 20% kasus perdarahan postpartum
disebabkan oleh trauma jalan lahir :
a. Ruptur uterus
Ruptur spontan uterus jarang terjadi, faktor
resiko yang bisa menyebabkan antara lain
grande multipara, malpresentasi, riwayat
operasi uterus sebelumnya, dan persalinan
dengan induksi oxytosin. Ruptur uterus sering
terjadi akibat jaringan parut section secarea
sebelumnya.
b. Inversio uterus
adalah keadaan dimana fundus uteri terbalik
sebagian atau seluruhnya ke dalam cavum uteri
Sebab inversio uteri yang tersering adalah
kesalahan dalam memimpin kala III, yaitu
menekan fundus uteri terlalu kuat dan menarik tali
pusat pada plasenta yang belum terlepas dari
insersinya
Klasifikasi :
a. inversio inkomplit : fundus uteri tidak sampai
keluar dari serviks
b. inversio komplit : seluruh uterus keluar dari
serviks
Inversio uteri ditandai dengan tanda-tanda:
syok karena kesakitan, perdarahan banyak
bergumpal, divulva tampak endometrium
terbalik dengan atau tanpa plasenta yang
melekat. Bila baru terjadi, maka prognosis
baik, tetapi sudah cukup lama maka jepitan
serviks yang mengecil akan membuat uterus
mengalami iskemia, nekrosis, dan infeksi.
c. Perlukaan jalan lahir
Laserasi dapat mengenai uterus, cervix,
vagina, atau vulva, dan biasanya terjadi karena
persalinan secara operasi ataupun persalinan
pervaginam dengan bayi besar, terminasi
kehamilan dengan vacum atau forcep.
Laserasi serviks bisa terjadi secara spontan,
akibat ibu tidak mampu menahan mengejan
sebelum serviks terbuka lengkap.
Laserasi dinding vagina seringkali berkaitan
dengan persalinan pervaginam dengan
tindakan, namun bisa juga terjadi secara
spontan, terutama jika terdapat presentasi
tangan dan kepala.
Beberapa faktor resiko akan terjadinya trauma
jalan lahir antara lain :
a. Pelahiran forsep atau vakum
b. Malpresentasi
c. Makrosomia
d. Episiotomy
e. Partus presipitatus
f. Ada tindakan cerclage sebelumnya
g. Distosia bahu
gambar episiotomi
Trombin
Abnormalitas koagulasi
Hemopilia ; herediter koagulasi
DIC (disseminata intravascular coagulopaty) ;
ggn pembekuan darah.
idiopatik trombositopenia purpura (ITP),
trombotik trombositopenia purpura(TTP).
Faktor Resiko
Penyebab, faktor predisposisi dan pasien beresiko.
39
Kompresi Bimanual Eksternal
40
Kompresi Bimanual Interna
Kompresi Bimanual Eksternal
Kompresi Aorta Abdominalis
Raba pulsasi a. Femoralis pd lipat paha
Kepalkan tangan kiri dan tekankan bagian punggung
jari telunjuk hingga kelingking pd umbilikus kearah
kolumna vertebralis dgn arah tegak lurus.
Dengan tangan yg lain, raba pulsasi a. Femoralis
utk ketahui cukup / tdknya kompresi
-Pulsasi (+), tekanan kompresi belum cukup
-Pulsasi (-), kepalan capai aorta abdominalis dan
tekanan kompresi cukup kuat.
Perdarahan berhenti, pertahankan posisi tsb dan
bantu dgn pemijatan uterus (asisten) sampai
kontraksi rahim baik
Jika perdarahan masih berlanjut rujuk
43
Kompresi Aorta Abdominalis
Jika dengan hal tersebut perdarahan
juga tidak terhenti,maka lakukan :