Anda di halaman 1dari 20

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi awalnya merupakan Rumah Sakit


Militer Belanda yang didirikan tahun 1908. Pada waktu penjajahan Jepang, rumah
sakit ini diambil alih oleh Jepang dan digunakan sebagai RS Militer Jepang. Sejak
perang kemerdekaan RI sampai tahun 1952 dijadikan sebagai RS Tentara. Pada
tanggal 08 September 1952 rumah sakit ini diserahkan kepada Dinas Pekerjaan
Umum dan Tenaga Kerja Sumatera Tengah, yang kemudian menjadi milik
Pemerintah Daerah Sumatera Barat. Tahun 1979, ditetapkan sebagai RSU
Bukittinggi Klas C dengan kapasitas 250 tempat tidur. Berdasarkan SK Menkes
RI, tanggal 13 Oktober 1981 RSU Bukittinggi resmi berganti nama menjadi
RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi. Surat keputusannya langsung diberikan
oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia saat itu yaitu Bapak Dr. Suwarjono
Suryaningrat. Nama tersebut dipakai karena Bapak Prof. Dr. Achmad Mochtar
adalah seorang dokter yang berasal dari Bonjol Sumatera Barat dan berjasa di
tingkat Nasional, yang telah dianugerahi tanda jasa, antara lain Satya Lencana
Kebaktian Sosial tahun 1968, dan tanda kehormatan Bintang Jasa Klas III.
Berdasarkan Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri No 23 tahun
1983, Menteri Kesehatan No 273/Menkes/SKB/VII/1983 dan Menteri Keuangan
335a/KMK-03/1983 ditetapkan RS Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi sebagai
Rumah Sakit Pendidikan. Di masa Pelita IV dan V RSUD Dr. Achmad Mochtar
Bukittinggi berubah secara bertahap, bangunan lama peninggalan Belanda diubah
menjadi bangunan baru dengan bantuan dana APBN, OPRS dan Dana Pemda Tk.I
Sumatera Barat. Sejak 30 Nopember 1987 RSAM Bukittinggi resmi menjadi
Rumah Sakit Klas B dengan 320 tempat tidur berdasarkan Kepmenkes RI No
41/Menkes/SK/I/1987. Selanjutnya dengan persetujuan Menteri Dalam Negeri
Nomor : 061/2688/SJ tanggal 9 September 1997 dan dan Perda No. 7 Tahun 1997
tentang Organisasi dan Tata Kerja RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi

14

ditetapkan bahwa RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi sebagai RS Klas B


Pendidikan.
Pelayanan RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi terdiri dari :
1. Pelayanan Medik Spesialitik 4 Dasar terdiri dari :penyakit dalam,
kesehatan anak, bedah, kebidanan dan penyakit andungan.
2. Pelayanan Medik Spesialistik : penyakit mata, telinga hidung dan
tenggorokan (THT), kulit dan kelamin, syaraf, gigi dan mulut, jiwa,
kardiologi, pulmonologi, orthopaedi, bedah saraf, bedah urologi.
3. Pelayanan Subspesialistik : onkologi, bedah digestive,
4. Pelayanan penunjang medik : radiologi, patologi klinik, patologi
anatomi, anestesi, gizi, farmasi, rehabilitasi medic.
Keseluruhan jenis pelayanan tersebut di atas dilaksanakan dalam tiga
bentuk pelayanan seperti : Pelayanan di Rawat Jalan (Poliklinik), Pelayanan
Instalasi Gawat Darurat (IGD) 24 (dua puluh empat) jam serta Pelayanan di
Rawat Inap.

15

MANAJEMEN INSTALASI LAUNDRY (WASHRAY) RSAM


BUKITTINGGI

Gambar 1: Instalasi laundry RSAM Bukittinggi


NARASUMBER: Krisna Betty, SH (Kepala Instalasi Washray/Laundry RSAM
Bukittinggi)

1. ALUR PROSES PENGELOLAAN LINEN DI RSUD Dr. ACHMAD


MOCHTAR BUKITTINGGI
Petugas dari instalasi laundry RSAM Bukittinggi mengambil linen
kotor ke masing-masing ruangan sesuai dengan jadwal pengambilan linen,
dimana linen tersebut sudah dikemas dalam plastik dengan warna tertentu
oleh perawat yang bertugas di masing-masing ruangan. Linen tersebut
dihitung dan ditulis dalam buku serah terima antara petugas laundry
dengan perawat. Untuk linen kotor biasa akan dikemas dalam plastik
berwarna hitam, sedangkan linen kotor yang yang infeksius dikemas
dalam plastik berwarna kuning. Maksud dari linen kotor yang infeksius
adalah linen kotor yang memungkinkan untuk menginfeksi misalnya yang
berasal dari ruang operasi, penyakit HIV/AIDS, hepatitis, dan sebagainya.
Linen kotor akan dibawa ke ruangan instalasi laundry tepatnya di ruang
16

kotor dan diberi tanda sesuai dengan ruangan pengambilan linen, sehingga
nanti mudah untuk pengembalian linen. Untuk linen kotor biasa akan
dicuci dengan menggunakan deterjen cair yang ramah lingkungan dan
kemudian diberi pengharum pakaian. Selanjutnya linen akan dikeringkan
dengan menggunakan mesin pengering. Sedangkan untuk linen kotor
infeksius akan direndam terlebih dahulu dengan menggunakan germisep
tablet (desinfektan) untuk membunuh bakteri-bakteri infeksiusnya. Setelah
selesai, linen bersih akan diletakkan di dalam trolly, sehingga
memudahkan linen untuk dibawa ke ruang bersih. Di ruang bersih linen
akan disetrika dengan menggunakan setrika ironer, kemudian akan dilipat
dan dimasukkan ke dalam plastik berwarna putih. Dan kemudian akan
diantar kembali oleh petugas laundry ke ruangan dimana pertama kali
linen tersebut diambil. Linen akan diantar oleh petugas sesuai dengan
jadwal pengembalian linen yang sudah ada, sebelum ada jadwal
pengembalian atau pengantaran linen akan diletakkan di dalam lemari
yang berada di ruangan bersih instalasi laundry tersebut. Untuk linen yang
akan digunakan di ruangan OK, setelah bersih linen akan dibawa terlebih
dahulu ke ruang central linen yang tujuannya adalah untuk disterilkan.
Batas pencucian linen adalah 150 kali, jika sudah mencapai batas, linen
tidak digunakan lagi.

Gambar 2: buku serah terima linen


17

Gambar 3: laporan bulanan instalasi laundry

2. SDM
a. Jumlah petugas di instalasi laundry: 14 0rang, 3 orang laki-laki dan 11
orang perempuan, 9 orang diantaranya sudah PNS dan 6 orang lagi
masih pegawai kontrak.
b. Kualifikasi pendidikan : petugas di instalasi laundry ini beragam,
terdiri dari tamatan SMP dan ada juga yang tamatan SMA.
c. Struktur Organisasi:
Kepala Instalasi Washray/ laundry RSAM Bukittinggi
: KRISNA
BETTY, SH
Petugas
a. JONIMAR
b. NURMI
c. WARNIWATI
d. MARDIASNI
e. USNORA SAFITRI
f. YUSNELLY
g. NILAWATI
h. ERMATATI
i.
j.
k.
l.

anak
ARNI BUSTATI
ERNITA
SUPRIATIN
ANIZAR

:
: R. VIP Cindua Mato
: R. bayi, R. IGD
: R. bedah pria, R. bedah wanita
: R. paru, R. ICU/ICCU
: R. bangsal anak, R. poliklinik
: R. klas interne, R. THT
: R. klas bedah, R. RR dan R. jantung
: R. Kb, R. poli KB, R. KB IGD dan poli
: R. neurologi, R. mata dan HD
: R. interne pria, R interne wanita
: R. OK central
: R. OK central

18

m. MARJAN DENI
n. MARLAINIS

: R HD, R. Jantung
: R. VIP ambun suri

3. SARANA DAN PRASARANA


a. Ruangan : ruangan instalasi laundry ini memiliki ukuran kurang lebih
10x20 m, yang dibagi menjadi dua ruangan yaitu, ruangan bersih dan
ruangan kotor. Dan di ruangan bersih terdapat satu ruangan untuk
kepala instalasi laundry RSAM Bukittinggi.
b. Fasilitas :
- Di Ruang Kotor:
Mesin cuci
Mesin pengering
Germisep tablet

: 4 buah
: 1 buah
: 3 dirijen (@

20 liter)
Deterjen cair

: 10 dirijen (@

20 liter)
Pewangi pakaian

: 6 dirijen ( @

20 liter)
Keranjang linen kotor
Air PDAM

Gambar 4: Sarana dan Prasarana di Ruang Kotor

19

: 20 buah

Gambar 5: Sarana prasarana di ruang kotor

Gambar 6: Bak air dan perlengkapan APD


-

Di Ruang Bersih:

20

Lemari tempel
Lemari berdiri
Keranjang dorong/trolly
Setrika ironer
Meja panjang
Kursi
Kipas angin
Dispenser

Gambar 7: Trolly linen bersih

21

: 4 buah
: 6 buah
: 10 buah
: 2 buah
: 2 buah
: 6 buah
: 2 buah
: 2 buah

Gambar 8: setrika ironer

Gambar 9: ruang kepala instalasi washray RSAM

22

Gambar 10: lemari penyimpanan linen

4. STANDAR PROSEDUR OPERASIONAN DI INSTALASI LAUNDRY


(WASHRAY)
A. PROSEDUR PENGELOLAAN PENCUCIAN LINEN
Standar Prosedur Operasional: tanggal 30 September 2014,
DISAHKAN oleh direktur RSAM Bukittinggi:

a. Pengertian:
Linen bersih adalah linen yang bersih, aman dan siap untuk dipakai
atau digunakan di ruangan.
Linen steril adalah linen bersih yang telah disterilkan sesuai ketentuan
dan siap pakai atau digunakan di ruangan.
Linen kotor non infeksius adalah linen kotor yang berasal dari seperti
ruangan admiistrasi, apotek, ruang tunggu dan ruang perawatan yang
bukan penyakit menular.

23

Linen kotor infeksius adalah linen kotor yang telah dipakai pasien
dengan penyakit menular dan terkontaminasi dengan darah atau cairan
tubuh pasien.
Linen kotor bernoda adalah linen kotor yang telah dipakai pasien
dengan penyakit tidak menular dan terkontaminasi.
b. Tujuan:
Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah pengelolaan
pencucian linen.
c. Kebijakan:
Linen kotor dicuci, dan dikelola oleh petugas instalasi laundry, dengan
mempergunakan mesin atau dengan cara manual.
d. Prosedur:
I.
TAHAP PENGUMPULAN LINEN DI RUANGAN
- Petugas ruangan memisahkan linen kotor yang
-

tercampur dengan kotoran atau noda.


Pemisahan linen kotor di ruangan.
Linen kotor infeksius dimasukkan kedalam kantong
plastik warna kuning dan untuk linen kotor biasa

dimasukkan kedalam kantong plastik warna hitam.


Petugas ruangan menghitung jumlah linen secara
bersama, mencatat dan menandatanganinya pada

buku serah terima.


Petugas laundry membawa linen kotor ke ruangan
pencucian dengan menggunakan kereta dorong
khusus linen kotor.

II.

TAHAPAN PENCUCIAN LINEN:


a. Linen Kotor Biasa
- Setiap petugas bertanggung jawab atas ruangan
mana yang telah ditunjuk untuk pengolahan linen
RS.

24

Masing-masing petugas terlebih dahulu harus


meneliti linen kotor dan memisahkan noda berat

atau noda ringan terhadap linen yang akan dicuci.


Bila linen bernoda berat, sebelum dicuci terlebih
dahulu dibersihkan dari kotoran dan dibilas dengan

air biasa dan langsung dicuci.


Setiap petugas laundry melaksanakan proses

pencucian dengan mesin cuci atau manual.


Linen yang sudah bersih, dikeringkan dengan mesin

atau dijemur di tempat penjemuran kain.


Linen yang sudah kering disetrika dan dilipat.
Linen yang sudah disetrika dan dilipat, disortir serta
dihitung dengan mencocokkan kembali pada buku

catatan.
Penyimpanan linen pada lemari kain atau pada
kantong plastic warna bening.

b. Linen Kotor Infeksius


- Masing-masing petugas terlebih dahulu harus
-

meneliti linen yang akan dicuci.


Linen kotor yang infeksius, sebelum dicuci
direndam dengan bahan desinfektan dan dibilas
dengan air biasa kemudian baru dilakukan

pencucian biasa terpisah.


Setiap petugas laundry melakukan proses pencucian

dengan penggunaan mesin.


Linen yang sudah kering disetrika atau dilipat.
Linen yang sudah disetrika dan dilipat, disortir serta
dihitung dengan mencocokkan kembali pada buku

catatan.
Penyimpanan linen pada lemari kain atau pada
kantong plastic warna bening.

III.

PENCEGAHAN INFEKSI
- Gunakan perlengkapan pelindung diri (PPD/APD).
Seperti sarung tangan, pakaian kerja, masker, apron,
sepatu boat, dll.
25

Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan


pekerjaan. Seperti: mencuci tangan dengan
antiseptic yang berbahan dasar alcohol 70% tanpa
air atau memakai hand scrup yang mencuci tangan
dengan air mengalir.

IV.

UNIT TERKAIT
- Petugas laundry
- PPI
- IPL
- Ruangan OK central
- Keperawatan

B. PROSEDUR MEMBERSIHKAN dan DESINFEKSI RUANGAN


TEMPAT KERJA LAUNDRY
Standar

Prosedur

Operasional:

tanggal

30

September

2014,

DISAHKAN oleh direktur RSAM Bukittinggi:


a. Pengertian:
Membersihkan atau desinfeksi ruangan adalah proses
penyapuan,

pengepelan,

atau

melap

dan

memberikan

desinfektan di ruangan laundry.


b. Tujuan:
Meningkatkan kebersihan tempat kerja laundry.
c. Kebijakan:
Ruangan tempat kerja laundry harus selalu bersih dan rapi.
d. Prosedur:
A. Lantai ruangan laundry area bersih (ruangan linen bersih):
- Lantai ruangan disapu terlebih dahulu.

26

Lantai diberi bahan pembersih lantai yang mengandung

bahan desinfektan dengan cara dipercikkan ke lantai.


Lantai yang telah diberi disinfektan, dipel dengan

menggunakan kain pel sampai kering.


Mengepel lantai dimulai dari arah dalam ruangan
menuju arah luar ruangan.

B. Lantai ruangan laundry area kotor (ruangan linen kotor):


- Lantai ruangan disapu terlebih dahulu.
- Lantai diberi bahan pembersih lantai yang mengandung
-

bahan desinfektan dengan cara dipercikkan ke lantai.


Menyikat lantai dengan menggunakan penyikat lantai

sampai bersih.
Siram lantai dengan air yag bersih.
Keringkan lantai dengan menggunakan kain pel sampai
kering.

e. Unit Terkait:
- Petugas laundry
- Petugas CS
- IPL
C. PROSEDUR PENGOPERASIAN MESIN CUCI
Standar Prosedur Operasional: tanggal 30

September

2014,

DISAHKAN oleh direktur RSAM Bukittinggi:


a. Pengertian:
Penggunaan mesin cuci dengan prosedur pencucian sesuai
dengan fungsi alat.
b. Tujuan:
- Agar terlaksananya pekerjaan dengan baik dan lancer.
- Sebagai acuan operasional mesin cuci.
c. Kebijakan:
Pengelolaan linen harus dikerjakan dengan menggunakan
mesin atau dengan cara manual.
d. Prosedur:
- Periksa stop kran air masuk apakah sudah terbuka.
- Periksa tegangan listrik sudah terhubung.

27

Buka penutup tempat masuk kain sesuai tombol/ pegangan

mesin cuci yang ada (sesuai merek).


Masukkan kain sesuai kapasitas dan petunjuk mesin cuci.
Tutup kembali pintu tempat masuk kain.
Tarik handle/ tekan tombol merah ON dari mein cuci

sehingga aliran listrik masuk.


Tekan tombol O mesin akan bekerja secara otomatis.
Pilih program tombol (1-2) untuk noda ringan dan tombol

(3-4) untuk noda berat.


Tekan tombol START kalau hanya ingin SPIN/ memeras

kain, putar sesuai petunjuk pada mesin cuci.


Tekan tombol OFF merah untuk mematikan mesin cuci,

berarti proses mencuci dan memeras sudah selesai.


Buka pintu penutup tempat masuk kain dan keluarkan kain

dari mesin.
Tarik handle untuk mematikan aliran listrik.
Untuk keamanan terhadap operator harus memakai sandal

karet dan tangan selalu kering atau tidak basah.


Bila terjadi kerusakan, segera lapor ke

instalasi

pemeliharaan sarana RS.


e. Unit Terkait:
- Petugas laundry
- Bidang penunjang/ IPS dan bagian keuangan.
D. PROSEDUR PENGOPERASIAN MESIN PENGERING
Standar

Prosedur

Operasional:

tanggal

30

September

2014,

DISAHKAN oleh direktur RSAM Bukittinggi:


a. Pengertian:
Penggunaan mesin pengering dengan prosedur pengeringan linen
sesuai dengan fungsi alat.
b. Tujuan:
- Agar terlaksana pekerjaan dengan cepat, baik dan lancer.
- Sebagai acuan operasional mesin pengering.
c. Kebijakan:
Semua linen harus dikeringkan dengan mesin atau dijemur
ditempat penjemuran linen.
d. Prosedur:
- Periksa tegangan listrik sudah terhubung.

28

Tarik handle dan tekan tombol ON sehingga mesin berputar.


Tekan tombol START sehingga mesin berputar
Atur temperature yang diinginkan sesuai kain yang akan

dikeringkan.
Tunggu beberapa saat karena elemin pengering baru bekerja.
Gunakan sandal karet untuk keamanan operator.
Gunakan penutup kepala pada saat pengoperasian mesin

setrika.
Matikan mesin pengering/ dengan menekan tombol OFF bila
mesin tidak dipakai lagi dan Tarik handle untuk mematikan

aliran listrik.
Bila terjadi kerusakan, segera lapor ke petugas teknisi

instalasi pemeliharaan sarana RS.


e. Unit Terkait:
Petugas laundry
Bidang penunjang/ IPS dan bagian keuangan.

E. PROSEDUR PENGOPERASIAN MESIN SETRIKA


Standar Prosedur Operasional: tanggal 30 September 2014,
DISAHKAN oleh direktur RSAM Bukittinggi:
a. Pengertian:
Penggunaan mesin setrika dengan tujuan merapikan linen sesuai
dengan fungsi alat.
b. Tujuan:
Sebagai acuan dan merupakan langkah-langkah operasional mesin
setrika linen.
c. Kebijakan:
- Linen harus tersedia siap pakai (bersih dan rapi).
- Linen disimpan dalam lemari kain.
- Menyimpan linen bersih pada kantong-kantong plastic warna
bening.
d. Prosedur:
- Periksa tegangan listrik sudah terhubung.
- Tarik handle dan tekan tombol ON sehingga mesin berputar.

29

Atur temeperatur sesuai dengan jenis linen yang akan

disetrika.
Tunggu beberapa

bekerja/berfungsi.
Gunakan setrika apabila sudah merasa panas.
Gunakan sandal karet untuk keamanan operator.
Upayakan tangan operator selalu dalam keadaan kering atau

tidak basah.
Gunakan penutup kepala pada saat pengoperasian setrika.
Gunakan mesin setrika sesuai petunjuk teknis.
Matikan mesin setrika dengan menekan tombol OFF bila

saat

karena

elemen

setrika

baru

mesin tidak di pakai lagi dan Tarik handle untuk mematikan


-

aliran listrik.
Bila terjadi kerusakan, segera lapor ke petugas teknis instalasi

pemeliharaan sarana rumah sakit.


e. Unit Terkait:
Petugas laundry
Bidang penunjang/ IPS dan bagian keuangan.

F. PROSEDUR PENYEDIAAN LINEN SIAP PAKAI PADA


RUANGAN RAWAT INAP DAN KAMAR OPERASI
Standar Prosedur Operasional: tanggal 30 September 2014,
DISAHKAN oleh direktur RSAM Bukittinggi:
a. Pengertian:
Penyediaan linen bersih, siap pakai, higienis dan siap untuk
sterilisasi.
b. Tujuan:
Meningkatkan pelayanan pemakaian linen bersih/steril di ruangan
dan kamar operasi.
c. Kebijakan:
Linen harus tersedia siap pakai di ruangan rawat inap dan ruangan
kamar operasi.
d. Prosedur:
- Linen kotor dipisahkan yang terkontaminasi dan yang tidak
-

terkontaminasi, dengan memakai APD.


Linen yang tidak terkontaminasi dimasukkan kedalam kantong
plastic warna hitam.

30

Linen kotor yang terkontaminasi dimasukkan kedalam kantong

plastic warna kuning.


Linen kotor dicatat dan ditandatangani pada buku khusus oleh
petugas laundry dan linen dibawa keruang pencucian dengan

kereta dorong atau trolly.


Linen yang sudah siap pakai diantar kembali ke ruangan

dengan kereta dorong/trolly.


Linen OK dan set tenun OK yang sudah bersih diantar

langsung ke ruangan CSSD untuk sterilisasi.


Linen siap pakai disimpan oleh petugas ruangan di dalam

lemari khusus linen.


e. Unit terkait:
- Ruangan rawat jalan
- Runagan rawat inap
- Unit hemodialisa
- Ruangan/ kamar operasi dan anastesi
- Instalasi gawat darurat
- Kantor/ ruangan administrasi.

G. TRANSPORTASI LINEN
Standar Prosedur Operasional: tanggal 30 September 2014,
DISAHKAN oleh direktur RSAM Bukittinggi:
a. Pengertian:
Transportasi linen adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh
petugas kesehatan/petugas yang mengelola linen untuk mengangkut
linen dari ruangan ke laundry dan dari laundry ke ruangan dengan
menggunakan trolly.
b. Tujuan:
- Untuk mencegah dan mengendalikan infeksi di RS dengan
-

meningkatkan kewaspadaan standar.


Menerapkan aspek administrasi standar pencatatan linen yang

keluar secara teratur.


c. Kebijakan:
Transportasi linen harus menggunakan trolly yang terpisah antara
infeksius dengan non infeksius, harus selalu tertutup, jadwal

31

pengantaran dan pengambilan linen disesuaikan dengan jadwal


tidak dalam waktu bersamaan.
d. Prosedur:
- Bedakan trolly linen bersih dan kotor atau sesuai jenis kotor
-

linen dengan memakai kantong plastic.


Gunakan APD sesuai indikasi.
Bersihkan atau cuci trolly sebelum dipergunakan kembali.
Inventarisasi jumlah linen kotor di area perawatan.
Pisahkan dari kotoran yang tercemar (seperti feses, dll).
Tidak melakukan dekontaminasi di ruangan.
Semua linen infeksius dimasukkan kedalam kantong plastic
warna kuning dan linen yang non infeksius dimasukkan kedalam

kantong plastic warna hitam, diikat/tertutup.


Hindari linen bersih terkontaminasi dengan debu.
Masukkan linen bersih kedalam kantong plastic warna bening

dan dibawa dengan trolly.


Lakukan kebersihan tangan.
Saat transportasi linen ke laundry atau pengantaran linen,

petugas tidak menggunakan APD.


Petugas laundry menjemput linen atau menerima linen kotor

dari seluruh ruangan sesuai jadwal sbb:


a) Senin s.d kamis pukul 07.30-10.00 WIB
b) Jumat s.d sabtu pukul 07.30-09.00 WIB
c) Minggu pukul 08.00- 09.00 WIB/ libur
Mengantar atau pengembalian linen bersih sesuai jadwal sbb:
a) Senin s.d sabtu pukul 08.30- 10.00 WIB
b) Minggu pukul 08.00 WIB/ libur.
Melaksanakan serah terima linen kotor atau bersih dan
didokumentasikan sesuai dengan jumlah pengiriman atau linen

yang dijemput petugas laundry.


Petugas laundry melaksanakan proses penatalaksanaan linen
dengan menggunakan APD sesuai dengan indikasi.

e. Unit terkait:
- Ruangan rawat jalan
- Runagan rawat inap
- Unit hemodialisa
- Ruangan/ kamar operasi dan anastesi
32

Instalasi gawat darurat


Kantor/ ruangan administrasi.

33

Anda mungkin juga menyukai

  • HPP Fitri
    HPP Fitri
    Dokumen71 halaman
    HPP Fitri
    Putri Dwi Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen13 halaman
    Bab I
    Padang Falconry
    Belum ada peringkat
  • MARS3
    MARS3
    Dokumen20 halaman
    MARS3
    Padang Falconry
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kasus Demam Berdarah
    Laporan Kasus Demam Berdarah
    Dokumen41 halaman
    Laporan Kasus Demam Berdarah
    Padang Falconry
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kasus Demam Berdarah
    Laporan Kasus Demam Berdarah
    Dokumen31 halaman
    Laporan Kasus Demam Berdarah
    putrarambe
    100% (1)
  • SKD 1 - Orthopaedi - Osteosarkoma
    SKD 1 - Orthopaedi - Osteosarkoma
    Dokumen24 halaman
    SKD 1 - Orthopaedi - Osteosarkoma
    Nadya Win Apriliani
    Belum ada peringkat
  • HPP Fitri
    HPP Fitri
    Dokumen71 halaman
    HPP Fitri
    Putri Dwi Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • 11 Osteosarcoma
    11 Osteosarcoma
    Dokumen17 halaman
    11 Osteosarcoma
    Aqiemz Ne
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen7 halaman
    Kata Pengantar
    Padang Falconry
    Belum ada peringkat
  • Tumor Otak
    Tumor Otak
    Dokumen26 halaman
    Tumor Otak
    Padang Falconry
    Belum ada peringkat
  • Kti Sex
    Kti Sex
    Dokumen27 halaman
    Kti Sex
    Padang Falconry
    Belum ada peringkat
  • Tumor Otak
    Tumor Otak
    Dokumen26 halaman
    Tumor Otak
    Padang Falconry
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    Padang Falconry
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen33 halaman
    Bab 2
    Padang Falconry
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen33 halaman
    Bab 2
    Padang Falconry
    Belum ada peringkat
  • Cover Case Ipd
    Cover Case Ipd
    Dokumen1 halaman
    Cover Case Ipd
    Padang Falconry
    Belum ada peringkat
  • CHF Ec CAD, HHD
    CHF Ec CAD, HHD
    Dokumen45 halaman
    CHF Ec CAD, HHD
    southernbear88zen
    67% (3)
  • Case Interne
    Case Interne
    Dokumen51 halaman
    Case Interne
    Padang Falconry
    Belum ada peringkat
  • Definisi
    Definisi
    Dokumen5 halaman
    Definisi
    Padang Falconry
    Belum ada peringkat
  • Ischial Gia
    Ischial Gia
    Dokumen61 halaman
    Ischial Gia
    Padang Falconry
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen7 halaman
    Kata Pengantar
    Padang Falconry
    Belum ada peringkat
  • Kti Sex
    Kti Sex
    Dokumen27 halaman
    Kti Sex
    Padang Falconry
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen13 halaman
    Bab I
    Padang Falconry
    Belum ada peringkat
  • Tutor XV - Obgyn Trigger 2 Word
    Tutor XV - Obgyn Trigger 2 Word
    Dokumen12 halaman
    Tutor XV - Obgyn Trigger 2 Word
    Padang Falconry
    Belum ada peringkat
  • Tutorial 15 Trigger 1 THT
    Tutorial 15 Trigger 1 THT
    Dokumen11 halaman
    Tutorial 15 Trigger 1 THT
    Padang Falconry
    Belum ada peringkat
  • Tutorial 15 Trigger 1 THT
    Tutorial 15 Trigger 1 THT
    Dokumen11 halaman
    Tutorial 15 Trigger 1 THT
    Padang Falconry
    Belum ada peringkat
  • Tutor 9 Modul THT Trigger 1
    Tutor 9 Modul THT Trigger 1
    Dokumen8 halaman
    Tutor 9 Modul THT Trigger 1
    Padang Falconry
    Belum ada peringkat
  • Kti Sex and Health
    Kti Sex and Health
    Dokumen27 halaman
    Kti Sex and Health
    Padang Falconry
    Belum ada peringkat
  • Pneumo Thora CJ
    Pneumo Thora CJ
    Dokumen8 halaman
    Pneumo Thora CJ
    Padang Falconry
    Belum ada peringkat