Anda di halaman 1dari 19

HARD SMUDGE PAINTING

By psholic
Assalaamu'alaikum warohmatulloohii wabarokaatuh. Akhirnya kita berjumpa kembali
dalam keadaan sehat wal'afiat semua, semoga. Amin. Kali ini psholic akan mencoba share
mengenai cara mudah membuat foto kita seolah-olah menjadi sebuah lukisan.. atau yang
biasa kita kenal dengan Smudge painting.
Smudge painting adalah tekhnik yang menurut
hemat kami, masih merupakan 'anakan' dari Digital
painting, walaupun masih banyak syarat yang
terberangus dan terlalu tergesa-gesa jika kita
katakan ini digital painting, karena memang bukan.
Hanya anakan. Begitulah istilah yang kami
pergunakan demi menghibur diri sendiri.. hehee..
Apakah ini ngarang? Mungkin saja. Lmao.
Langsung saja kita masuk pada tutorialnya.. perlu
diperhatikan bahwa jenis smudge yang akan
Agan/Sis pelajari adalah tipe yang hard, Hard
smudge.. agak berbeda dengan yang
biasa Agan/Sis lihat di blog ini, kebanyakan dari
mereka adalah saudara kembar dari tekhnik yang
akan kita pelajari sesaat lagi, yakni Soft
smudge. Agan/Sis tentunya dengan sendirinya akan memahami kenapa ada soft, lalu juga ada
tipe yang hard seperti ini nantinya. Selamat menikmati.

Langkah Pertama - Persiapan.


Perlu diketahui terlebih dulu, bahwa pembelajaran Hard smudge kali ini, hanya benar-benar
full menggunakan tool smudge, jadi kita tidak akan menjumpai cipratan apalah-apalah pada
hasil akhirnya. Gambar berikut merupakan foto yang akan kita ubah.. hatur
tengkyu buat akang Ocke untuk fotonya.. jika Agan/Sis belum ada tikus bahan
percobaan, silahkan Agan/Sis save dan lalu sambil dipraktekkan langsung di Photoshopnya.

Cred it goes to Ocke

1. Ukuran file. Karena kemampuan komputer yang kami pergunakan sangatlah terbatas, jadi
kami tidak melakukan langkah ini, resize image. Jika memang memungkinkan,
silahkan Agan/Sis buka foto yang hendak dijadikan lukisan (dalam hal ini, foto di atas), lalu
ubah image size nya dari 72px/inch menjadi 300px/inch. Kenapa kami sendiri tidak
melakukan ini? Karena jika kami menggunakan 300px/inch, komputer yang kami
pergunakan langsung menjerit minta dipulangin ke rumah orang-tuanya lol. Yupp.. begitulah
adanya.. sad but true. Lanjut.
2. Tata cahaya. Disini kita menginginkan agar foto yang ingin kita olah menjadi lebih
tegas, line nya jelas.. tajam terangkat keluar rumah.. maka untuk itu diperlukan beberapa
langkah untuk mendapatkan hasil seperti yang kita niatkan tersebut.

2.a. Sebenarnya, jika kita ingin mendapatkan hasil hard smudge, langkah ini bersifat
optional, jika memang Agan/Sis mempergunakan foto Hi-ress.. bisa langsung di skip.
Anggap saja bahwa kita sekarang mempergunakan foto Low-ress.. silahkan ikuti langkah
berikut. Duplikasi foto yang sudah di resize (atau tidak) tadi, lalu ubah blending mode nya
menjadi Hard Light. Masih di layer terduplikasi aktif, masuk ke menu Filter > Other >
High Pass..

Perhatikan agar line dari objek di dalam foto kita lebih terangkat, lebih jelas. Tidak perlu
terlalu terang, karena jika dipaksakan, akan over hi-lite. Jika sudah dirasa pas, tekan OK,
lalu gabungkan kedua layer tersebut dengan menekan Ctrl + E pada keyboard Agan/Sis.
Setelah layer tergabung, duplikasi lagi layer stok kita yang sudah terkena hi-pass.. tadi, lalu
matikan icon mata (indicate layer visibility) nya, kita pindah bekerja pada layer baru hasil
duplikasi tadi.
2.b. Mainkan Levels dan Curves pada layer tersebut untuk meningkatkan dimensi objek kita
(lebih gelap biasanya).

Pengaturan Levels yang biasa kami lakukan..

Pengaturan Curves yang biasa kami terapkan..

Hasil sementara akan seperti ini..

Sudah terbayang bagaimana legitnya jika nanti kita gosok (baca: smudge) objek di atas?
Tidak lucu? Jayus? Pengen muntah? Kasih kucing ajja..#SaiiaMahGituOrangnya. :p
Persiapan berikutnya adalah pengaturan warna. Silahkan masuk ke menu Image >
Adjustments > Shadow/Highlight.. atur seberapa kuat cahaya yang ada, atur juga
seberapa gelap (shadow) pada foto kita tersebut. Setelah puas dengan hasilnya, masuk lagi
ke menu Image > Adjustments > Selective Color. Atur supaya semua makin terlihat
tegas dan merata (warna dominan yang kita inginkan). Sudah?
Hasil kami seperti ini..

Note : Jika Agan/Sis memiliki cara sendiri untuk mengejawantahkan hal di atas, silahkan
pergunakan langkah Agan/Sis tersebut.. lagi-lagi.. #SaiiaMahGituOrangnya.
Persiapan terakhir kita sebelum akhirnya mulai menggosok, masuk lagi ke menu Filter >
Artistic > Paint Daubs.. Atur ukuran brushnya 1 dan lalu Sharpennya 5 (boleh lebih,
disesuaikan dengan stok kita). Jangan khawatir, jangan stress gundah dan gulana apalagi
sampai kita memakan balok kayu jika kita mendapati gambar kita setelah di Paint Daubs
menjadi seperti ini..

Let it be.. lanjut. Dan akhirnya, kita masuk ke langkah kedua yang dinanti-nanti. Aaah
sudahlah.

Langkah Kedua - Menggosok.


Aktifkan tool utama kita, yakni Smudge (R). Agan/Sis bisa mengaksesnya langsung
lewat keyboard dengan menekan tombol R, itulah mengapa, di belakang Smudge kami
letakkan (R).. tentunya, yang telah terbiasa membaca tutorial akan lebih memafhumi.. bagi
yang tidak.. ea gafafa laaah kaang :p
Setelah tool kita aktif, pilih brush yang ingin kita pergunakan. Karena tutorial ini termasuk
kategori Smudge untuk pemula (terutama tipe yang hard), kami sarankan untuk
menggunakan brush bawaan Photoshop untuk yang hard, yakni brush Thick Heavy. Atur
strength nya di kisaran 89-91. Kami menggunakan strength 93. Lahh.. yang mana
nii?! 93 yang saiia pake.. Agan/Sis silahkan pilih yang ada di kisaran tadi :p kalau
memang Agan/Sis terbiasa dan mampu mengontrol smudge dengan strength 100.. ea
monggo silahkeun.
Seperti halnya Soft smudge, Hard smuge juga sangat memperhatikan detil, arah gosokan dan
sebagainya.

Tidak perlu takut jika pada gosokan pertama kita mengalami kesalahan, tirknya.. jangan
dilepas klik pada mouse, sambil tetap di klik.. balikkan arah gosokan (ke arah sebaliknya)..
perhatikan gambar berikut..

Seperti yang tadi kami singgung.. bahwa yang namanya smudge itu sangat memperhatikan
detil.. pada spot-spot seperti berikutlah yang biasanya mendapat tantangan lebih.. mata, gigi,
kuku dan rambut terutama edges pada rambut berikut lekukannya. Saran kami.. enjoy ajja..
ikutin tool smudge kita menuntun tangan kita menggosok daerah-daerah tersebut hingga
tuntas.. atur ukuran kuas nya sesuai medan nya.. kalau perlu zoom in total sampe mata kita
benyenyeh, mantap tuh.. hehehe.. gag lah becanda weee.. jangan lupa untuk tetap
bergairah. Loh?!

Pada gambar di atas.. terlihat perubahan brush yang dipergunakan. Mengapa demikian?
Eksplorasi. Siapa tau.. bagian rumit seperti brewok ini membutuhkan perlakuan yang
beda.. sapa tau. Hehee.. Kalau memang dengan menggunakan Thick Heavy kita tidak
menjumpai banyak kendala.. ea lanjut pake brush itu. Ajib.
Kira-kira.. hasil yang terjadi setelah 3 minggu kita menggosok.. akan seperti gambar di
bawah ini..

"Tolong di zoom.. masih ada raster ataupun noise gag? Wkwkwkwk.. pasti banyak lah.. gag
perlu berkecil hati.. karena langkah kita masih panjang.. sepanjang garis khatulistiwa di
kali kan 17. (Hadeeewhh.. Makin konyol..)"
Monggo dilanjut.
Setelah semua selesai (untuk sementara) kita gosok, crop makhluk yang ada dalam foto
tersebut dari backgroundnya.. kita akan mempergunakan milik kita sendiri (hasil beli dari
matrial).

Ini dia backgroundnya.. Belum punya juga? Ngapain ajja selama ini? Hehehee.. becanda..
sensi amir sii.. Silahkan save dan pergunakan. Lah wong saiia juga dapet nutur ini di jalan..
lupa sapa yang punya.. mbah gugel juga banyak.. monggo..

Mengapa kami crop dan pasang backgroundnya jauh setelah menggosok, dan tidak di awalawal tadi.. nanti juga Agan/Sis akan mengetahui dengan sendiri alasannya. OK.. masih di
Langkah kedua.. setelah BG terpasang rapih.. (tentunya dengan penyesuaian seperti
yang Agan/Sis inginkan).. kembali kita ke model kita, bapak tua cantik luar biasa yang
tengah memegang cangklong..

Penyesuaian tone antara model dengan BG.

Dengan layer background (yang baru saja kita tambahkan, yang terletak di bawah layer
model yang telah di crop) dalam keadaan aktif dan kita pilih (jangan layer laennya kang)..
tekan Ctrl + U untuk memanggil Hue/Saturation, turunkan saturasi layer tersebut dengan
pengaturan seperti yang terlihat pada gambar di atas. Temukan penyesuaiannya
hingga Agan/Sis merasa paling pas.. gimana sii bahasa barusan.. rancu tuh hadeehhh.. :(
Jika sudah menemukan yang pas.. masih di layer BG, dengan tool smudge juga tetap aktif..
setrika lagi dengan alur sesuai dengan yang Agan/Sis damba-dambakan.. Di sini, kami
menggosoknya memutari sii pak tua seperti termaktub dalam gambar di bawah berikut ini..

Jika dirasa sudah.. tambahkan Color Balance di atas layer BG tersebut dengan mengklik
tombol Create New Fill or Adjustment Layer yang terletak di bagian bawah layer (paling
tengah.. yang master mahh cuma ketawa-ketiwi doang nii baca langkah ini.. nahh yang
nyubi.. ngeraba sana sini buat nyari tombol barusan, semoga, walau tanpa SS, tetap bisa
membantu.. hehee..).

Gambar di atas adalah pengaturan untuk Color Balance yang terletak di atas layer BG yang
telah kita gosok memutar tadi (itu yang punya saiia loh.. panjeneungan beda gosokannya ea
gafafa.. Piss).
Masih tetap di layer BG.. Dengan menggunakan bantuan tool Rectangular Marquee (M),
buat sebuah seleksi (kotak seperti gambar di bawah), yang nantinya akan kita duplikasi, dan
layer hasil duplikasinya kita kirim ke atas layer pak tua pemegang cangklong. Lihat gambar
di bawah agar lebih jelasnya.

Jika Agan/Sis sudah dengan benar meletakkan dan mengatur susunan layernya hingga
akhirnya didapat seperti gambar di atas.. maka tinggal kita hapus bagian yang tidak kita
inginkan pada layer terduplikasi yang terdapat di atas layer pak tua. Lakukan pembuangan
part yang tidak diinginkan dengan cara yang paling Agan/Sis sukai.. saiia percaya,
tinggal apus doang kek gini sii hal sefele buat Agan/Sis.. jika dirasa perlu..
turunkan opacity layer tersebut secukupnya. monggo dilanjut.
Sebelum kita beranjak ke langkah berikutnya.. tutup langkah kedua ini dengan gradient layer
seperti gambar di bawah (disesuaikan dengan stok foto kita, hukum cahaya berlaku).

Caranya.. buat sebuah layer baru di atas layer pak tua si peroko' berat.. tekan
tombol G untuk mengaktifkan Gradient color..
pilih Hitam untuk foreground dan Putih untuk backgroundnya, tarik dari pojok kiri atas ke
pojok kanan bawah.. lalu ubah blending mode nya menjadi Overlay, turunkan opacity nya
secukupnya.

Langkah Ketiga - Adjustment.


Sekarang kita masuk ke langkah terakhir sebelum bebenah (baca : finishing touch).
Dibutuhkan beberapa penyesuaian agar kita mendapatkan hasil yang sesuai dengan
standardisasi (yang itupun kami tidak terlalu menguasainya), kami hanya mengandalkan feel,
jadi di sini, selera akan sangat berpengaruh.. dari stok yang sama, akan di dapat hasil yang
berbeda, tergantung selera masing-masing akan warna dan sebagainya.
Penambahan beberapa penyesuaian yang dimaksud disini, yakni kami lakukan dengan
menambahkan Levels, Hue/Saturation (Selective color, brightness/contrass, dll jika dirasa

perlu). Kami hanya memilih 2 yang pertama untuk karya yang berjudul Old Pipe ini.. yakni
Levels dan Hue/Saturation.
Pengaturan Levels :

Seperti yang sering kami utarakan diberbagai kesempatan temu wicara dengan beberapa
kolega.. bahwa tiap stok memerlukan perlakuan yang berbeda, plus tergantung permintaan
stoknya itu sendiri sewaktu pertama kali kita bertemu dan berniat untuk mengeditnya. Oleh
karena itulah kami hanya memilih 2 itu tadi, jika Agan/Sis mendapatkan feel yang beda
sewaktu mengolah stok ini, maka saiia jamin, hasilnya gag akan sama..
Bisa jadi.. dan seringnya.. selain di tangan saiia, stok yang sama akan lebih cemerlang jika
di olah.. jadi, gag perlu khawatir apalagi sampe minum teh celup campur baygon jika
muncul perbedaan-perbedaan signifikan seperti dalam hal warna, cara menggosok dan
seterusnya.

Pengaturan Hue/Saturation :

Cukup? Rasanya belum indah jika sebuah tutorial ditutup tanpa langkah yang satu ini.

Langkah Keempat - Finishing touch.


Sebelum kita masuk ke final step dari Hard smudge pada Photoshop, yakni penambahan
filter Paint Daubs atau bahkan Smart Sharpen jika dirasa memang dibutuhkan.. perlu kiranya
diketahui bahwa selama aktifitas penggosokan terjadi, jika tidak semua medan tertutup oleh
gosokan smudge kita, maka akan meninggalkan noise berupa raster yang nantinya tentu akan
terlihat sedikit mengganggu.
Maka dari itu, perlu kiranya kita gosok sekali lagi untuk memastikan bahwa semua area tercover. Jika Agan/Sis terbiasa dengan cara menggosok di atas layer kosong, disinilah maksud
dari langkah tersebut.. yakni, semua area benar-benar tertutup, tergosok, tersmudge.
Kebetulan sekali kami pribadi, tidak menggunakan cara tersebut, bukan.. sama sekali bukan
karena kami membangkang dan tidak mematuhi standardisasi yang ada.. alasannya hanya

simpel saja.. kami belum terbiasa dengan langkah tersebut, jadi kami mohon maaf pada
pihak-pihak yang bersangkutan yang pernah memberi wejengan baik langsung maupun tidak
yang akhirnya kami memutuskan untuk menggosok langsung di medan laga (baca : stok).
Langkah kami ini bukan tanpa resiko.. jelas. Makanya ada finishing touch.. hahaha.. gosok
terus!
Setelah yakin dan dicek berkali-kali, tidak ada daerah yang tertinggal dari smudge, barulah
dengan aman kita bisa menambahkan filer Paint Daubs 1/5 seperti yang sudah kita lakukan
di awal tadi. Inilah yang membedakan (selain strength pada brush smudge) antara soft dan
hard. Efek seperti goresan kuas. Foto yang kita olah akan terlihat seperti dilukis.
Final result. (tanpa Smart Sharpen).

Di tengah perjalanan nantinya, karena ini masih full smudge, semua hasil gosokan dari tool
smudge yang ada pada photoshop, serta tanfa bantuan tekstur atau brush cipratan-cipritin
afalah-afalah.. Agan/Sis bisa mengkombinasikan tekhnik ini dengan tekhnik-tekhnik
photoshop lainnya seperti tekhnik pengaturan cahaya, tekhnik manipulasi (yang tentunya
akan lebih tricky lagi namun menyenangkan), foto pelangi (walau agak kurang pas), atau
tekhnik apapun yang Agan/Sis ketahui dan kuasai dan impi-impikan. Hadewwwhh..

Tak lupa kami haturkan banyak-banyak terimakasih kepada nama-nama berikut yang dengan
tanpa mereka, maka kami tidak akan bisa membuat tutorial ini, karena ilmu ini kami dapat,
pelajari, kembangkan.. hingga kami acak-acak.. semua berkat mereka.. di antaranya..
Tuan guru besar Dedic Ahmad yang pertama kali 'membenarkan' sewaktu saiia posting Grant Gustin (pemeran
The Flash - The Series) sambil menanyakan "Yang begini udah bisa dibilang Hard belum ea?", plus tutor Gus Mus
dan Kurt Cobainnya, lalu ada mbah eyang guru Bee Dee yang walaupun baru 1 kali terlibat pembicaraan
mengenai tekhnik ini, itupun sudah merupakan berkah yang teramat sangat buat kami, lalu suhu
Jhek a.k.a. Pujjar Ramadhan yang selalu memantau perkembangan hard serta tutornya yang syemfurnah selalu
dengan sentuhan AR nya, master Irfan Light dengan liukan-liukan luwes knife nya serta master Goran Evans yang
goresannya sadis, yang keduanya membantu membuka mata kami bahwa seni itu tidak perlu terpenjara.. you
both rock on!, para admin PSD, SAI dan INA yang gokil-gokil dengan ora bagen nya yang selalu menemani dari
siang sampe malem sampe siang lagi, dari cakef sampe jelek samfe ganteng lagi.. terus jelek lagi mambrak
mawur.. serta semua member grup yang gag mungkin satu persatu disebut disini.. terimakasih yang teramat
sangat terhimpun dari dada bidang kami.. wkwkwk.. kalian semua tob markotob! Terimakasih terimakasih
terimakasih.

Akhirul kalam, sekian dari kami psholic tentang Cara mudah membuat foto menjadi
'seperti' lukisan atau yang lebih nge-top nya di grup, internet lah poko'nya.. dengan sebutan
Smudge.. Hard smudge painting.. terimakasih karena sudah berkunjung menyenpatkan diri
membaca tulisan ini di tengah-tengah kesibukannya, dan selamat berkreasi. Salam Art!
psholic

Anda mungkin juga menyukai