Anda di halaman 1dari 8

Apakah itu epilepsi?

Epilepsi adalah kondisi tubuh yang bermula dari kejanggalan fungsi otak. Ini adalah
pertanda kalau fungsi otak seseorang terkadang terganggu. Ketika ini terjadi, seseorang
akan merasakan kejang-kejang (seizure).
Kebanyakan orang pernah merasakan kejang2 dalam hidup mereka, tapi itu tidak selalu
berarti mereka punya epilepsi. Orang yang memiliki epilepsi akan merasakan lebih dari
sekali kejang2 yang diawali dari otak.
Bagaimana epilepsi terjadi
Otak adalah struktur yang kompleks, terbuat dari jutaan sel saraf (neurones). Otak
mengkontrol banyak tugas, seperti kesadaran, gerakan, dan postur. Otak mengirim dan
menerima pesan-pesan sehingga kegiatan2 ini terjadi.
Jika ada kesalahan dalam pengiriman atau penerimaan pesan, beberapa atau bahkan
seluruh fungsi otak akan berhenti untuk sementara. Jika itu terjadi, orang akan merasakan
kejang2 (seizure).
Penyebab epilepsi
Umumnya epilepsi mungkin disebabkan oleh kerusakan otak dalam process kelahiran,
luka kepala, strok, tumer otak, alkohol. Kadang epilepsi mungkin juga karena genetik,
tapi epilepsi bukan penyakit keturunan. Tapi penyebab pastinya tetap belum diketahui.
Berapa orang yang punya epilepsi?
Epilepsi adalah kondisi otak yang paling umum di dunia. Semua orang beresiko
mendapat epilepsi. Bahkan, setiap orang punya keresiko satu di dalam 50 untuk mendapat
epilepsi. Pengguna narkotik dan peminum alkohol punya resiko lebih tinggi. Pengguna
narkotik mungkin mendapat seizure pertama karena menggunakan narkotik, tapi
selanjutnya mungkin akan terus mendapat seizure walaupun sudah lepas dari narkotik.
Di Inggris, satu orang diantara 131 orang menyindap epilepsi. Jadi setidaknya 456000
penyindap epilepsi di Inggris.
Konsep yang salah tentang epilepsi
Dari jaman dulu, orang sering punya konsep yang salah tentang epilepsi. Kadang epilepsi
dikira kemasukan roh, atau karena masturbasi.
Yang benar adalah

Epilepsi itu sangat umum dan bisa didapat siapa saja


Epilepsi umumnya bisa dikontrol dengan obat-obatan, tetapi penggunaannya
harus jangka panjang.
Orang dengan epilepsi bisa hidup dengan normal (Note: di Inggris sekarang ada
anjing yang dilatih khusus untuk mendeteksi kalau tuannya akan mendapat
serangan. Karena tuannya sekarang bisa mempersiapkan diri sebelum seizure, dia

bisa hidup dengan tenang dan hanya bersiap2 kalau sudah diberi kode oleh si
anjing)
Seringkali epilepsi bisa lebih ringan dan tak perlu lagi tergantung dengan obatobatan
Kalau lagi seizure, itu akan berbahaya bagi orang lain.
Umumnya seizure bahkan tak berbahaya bagi orang yang mengalaminya. Jadi
jangan panik.

[Sumber: http://www.epilepsynse.org.uk/pages/info/leaflets/explaini.cfm
http://www.bbc.co.uk/health/conditions/epilepsy/aboutepilepsy_index.shtml]
Komentar (10)
Tujuan belajar : Mampu menggali dan merekam dengan jelas keluhan-keluhan yang
disampaikan, riwayat penyakit saat ini, medis, keluarga sosial serta
riwayat lain yag relevan.
Pendahuluan
Bagi para mahasiswa kedokteran saat yang paling ditunggu-tunggu adalah ketika mereka
untuk pertama kalinya mulai berhadapan langsung dengan pasien yang sesungguhnya. Ini
adalah saat pertama kalinya mereka merasakan sebagai seorang dokter. Tetapi ini juga
adalah saat yang mendebarkan dan membingungkan karena mereka umumnya belum siap
dan tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk memulai kontak pertamanya dengan
seorang pasien.
Pada umumnya kontak pertama antara seorang dokter dan pasien dimulai dari anamnesis.
Dari sini hubungan terbangun sehingga akan memudahkan kerjasama dalam memulai
tahap-tahap pemeriksaan berikutnya. Dalam menegakkan suatu diagnosis anamnesis
mempunyai peranan yang sangat penting bahkan terkadang merupakan satu-satunya
petunjuk untuk menegakkan diagosis.
Pengertian Anamnesis
Anamnesis adalah suatu tehnik pemeriksaan yang dilakukan lewat suatu percakapan
antara seorang dokter dengan pasiennya secara langsung atau dengan orang lain yang
mengetahui tentang kondisi pasien, untuk mendapatkan data pasien beserta permasalahan
medisnya.
Tujuan Anamnesis
Tujuan pertama anamnesis adalah memperoleh data atau informasi tentang permasalahan
yang sedang dialami atau dirasakan oleh pasien. Apabila anamnesis dilakukan dengan
cermat maka informasi yang didapatkan akan sangat berharga bagi penegakan diagnosis,
bahkan tidak jarang hanya dari anamnesis saja seorang dokter sudah dapat menegakkan
diagnosis. Secara umum sekitar 60-70% kemungkinan diagnosis yang benar sudah dapat
ditegakkan hanya dengan anamnesis yang benar.
Tujuan berikutnya dari anamnesis adalah untuk membangun hubungan yang baik antara
seorang dokter dan pasiennya. Umumnya seorang pasien yang baru pertama kalinya

bertemu dengan dokternya akan merasa canggung, tidak nyaman dan takut, sehingga
cederung tertutup. Tugas seorang dokterlah untuk mencairkan hubungan tersebut.
Pemeriksaan anamnesis adalah pintu pembuka atau jembatan untuk membangun
hubungan dokter dan pasiennya sehingga dapat mengembangkan keterbukaan dan
kerjasama dari pasien untuk tahap-tahap pemeriksaan selanjutnya.
Jenis Anamnesis
Ada 2 jenis anamnesis yang umum dilakukan, yakni Autoanamnesis dan Alloanamnesis
atau Heteroanamnesis. Pada umumnya anamnesis dilakukan dengan tehnik
autoanamnesis yaitu anamnesis yang dilakukan langsung terhadap pasiennya. Pasien
sendirilah yang menjawab semua pertanyaan dokter dan menceritakan permasalahannya.
Ini adalah cara anamnesis terbaik karena pasien sendirilah yang paling tepat untuk
menceritakan apa yang sesungguhnya dia rasakan.
Meskipun demikian dalam prakteknya tidak selalu autoanamnesis dapat dilakukan. Pada
pasien yang tidak sadar, sangat lemah atau sangat sakit untuk menjawab pertanyaan, atau
pada pasien anak-anak, maka perlu orang lain untuk menceritakan permasalahnnya.
Anamnesis yang didapat dari informasi orag lain ini disebut Alloanamnesis atau
Heteroanamnesis. Tidak jarang dalam praktek sehari-hari anamnesis dilakukan bersamasama auto dan alloanamnesis.
Persiapan untuk anamnesis
Anamnesis yang baik hanya dapat dilakukan apabila dokter yang melakukan anamnesis
tersebut menguasai dengan baik teori atau pengetahuan kedokteran. Tidak mungkin
seorang dokter akan dapat mengarahkan pertanyaan-pertanyaannya dan akhirnya
mengambil kesimpulan dari anamnesis yang dilakukan bila dia tidak menguasai dengan
baik ilmu kedokteran. Seorang dokter akan kebingungan atau kehilangan akal apabila
dalam melakukan anamnesis tidak tahu atau tidak mempunyai gambaran penyakit apa
saja yang dapat menimbulkan keluhan atau gejala tersebut, bagaimana hubungan antara
keluhan-keluhan tersebut dengan organ-organ tubuh dan fungsinya. Umumnya setelah
selesai melakukan anamnesis seorang dokter sudah harus mampu membuat kesimpulan
perkiraan diagnosis atau diagnosis banding yang paling mungkin untuk kasus yang
dihadapinya. Kesimpulan ini hanya dapat dibuat bila seorang dokter telah
mempersiapkan diri dan membekali diri dengan kemampuan teori atau ilmu pengetahuan
kedokteran yang memadai.
Meskipun demikian harus disadari bahwa tidak ada seorang dokterpun yang dapat dengan
yakin menyatakan bahwa dia pasti selalu siap dan mampu mendiagosis setiap keluhan
pasiennya. Bahkan seorang dokter senior yang sudah berpengalaman sekalipun pasti
pernah mengalami kebingungan ketika menghadapi pasien dengan keluhan yang sulit
dianalisa.
Cara melakukan anamnesis
Dalam melakukan anamnesis ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh seorang
dokter, antara lain :
1. Tempat dan suasana
Tempat dan suasana dimana anamnesis ini dilakukan harus diusahakan cukup nyaman

bagi pasien. Anamnesis akan berjalan lancar kalau tempat dan suasana mendukung.
Suasana diciptakan agar pasien merasa santai, tidak tegang dan tidak merasa diinterogasi.
2. Penampilan dokter
Penampilan seorang dokter juga perlu diperhatikan karena ini akan meningkatkan
kepercayaan pasiennya. Seorang dokter yang tampak rapi dan bersih akan lebih baik dari
pada yang tampak lusuh dan kotor. Demikian juga seorang dokter yang tampak ramah,
santai akan lebih mudah melakukan anamnesis daripada yang tampak galak, ketus dan
tegang.
3. Periksa kartu dan data pasien
Sebelum anamnesis dilakukan sebaiknya periksa terlebih dahulu kartu atau data pasien
dan cocokkan dengan keberadaan pasiennya. Tidak tertutup kemungkinan kadang-kadang
terjadi kesalahan data pasien atau mungkin juga kesalahan kartu data, misalkan pasien A
tetapi kartu datanya milik pasien B, atau mungkin saja ada 2 pasien dengan nama yang
sama persis. Untuk pasien lama lihat juga data-data pemeriksaan, diagnosis dan terapi
sebelumnya. Informasi data kesehatan sebelumnya seringkali berguna untuk anamnesis
dan pemeriksaan saat ini.
4. Dorongan kepada pasien untuk menceritakan keluhannya
Pada saat anamnesis dilakukan berikan perhatian dan dorongan agar pasien dapat dengan
leluasa menceritakan apa saja keluhannya. Biarkan pasien bercerita dengan bahasanya
sendiri. Ikuti cerita pasien, jangan terus menerus memotong, tetapi arahkan bila melantur.
Pada saat pasien bercerita, apabila diperlukan ajukan pertanyaan-pertanyaan singkat
untuk minta klarifikasi atau informasi lebih detail dari keluhannya. Jaga agar jangan
sampai terbawa cerita pasien sehingga melantur kemana mana.
5. Gunakan bahasa/istilah yang dapat dimengerti
Selama tanya jawab berlangsung gunakan bahasa atau istilah umum yang dapat
dimengerti pasien. Apabila ada istilah yang tidak ada padanannya dalam bahasa Indonesia
atau sulit dimengerti, berika penjelasan atau deskripsi dari istilah tersebut.
6. Buat catatan
Adalah kebiasaan yang baik untuk membuat catatan-catatan kecil saat seorang dokter
melakukan anamnesis, terutama bila pasien yang mempunyai riwayat penyakit yang
panjang.
7. Perhatikan pasiennya
Selama anamnesis berlangsung perhatikan posisi, sikap, cara bicara dan gerak gerik
pasien. Apakah pasien dalam keadaaan sadar sepenuhnya atau apatis, apakah dalam
posisi bebas atau posisi letak paksa, apakah tampak santai atau menahan sakit, apakah
tampak sesak, apakah dapat bercerita dengan kalimat-kalimat panjang atau terputusputus, apakah tampak segar atau lesu, pucat dan lain-lain.

8. Gunakan metode yang sistematis


Anamnesis yag baik haruslah dilakukan dengan sistematis menurut kerangka anamnesis
yang baku. Dengan cara demikian maka diharapkan tidak ada informasi yang terlewat.
Tantangan dalam Anamnesis
1. Pasien yang tertutup
Anamnesis akan sulit dilakukan bila pasien membisu dan tidak mau menjawab
pertanyaan-pertanyaan dokternya. Keadaan ini dapat disebabkan pasien merasa cemas
atau tertekan, tidak leluasa menceritakan keluhannya atau dapat pula perilakunya yang
demikian karena gangguan depresi atau psikiatrik. Tergantung masalah dan situasinya
kadang perlu orang lain (keluarga atau orang-orang terdekat) untuk mendampingi dan
menjawab pertanyaan dokter (heteroanamnesis), tetapi kadang pula lebih baik tidak ada
seorangpun kecuali pasien dan dokternya. Bila pasien dirawat di rumah sakit maka
anamnesis dapat dilanjutkan pada hari-hari berikutnya setelah pasien lebih tenang dan
lebih terbuka.
2. Pasien yag terlalu banyak keluhan
Sebaliknya tidak jarang seorang pasien datang ke dokter dengan begitu banyak keluhan
dari ujung kepala sampai ujung kaki. Tugas seorang dokter untuk memilah-milah keluhan
mana yang merupakan keluhan utamanya dan mana yang hanya keluh kesah. Diperlukan
kepekaan dan latihan untuk membedakan mana yang merupakan keluhan yang
sesungguhnya dan mana yang merupakan keluhan mengada-ada. Apabila benar-benar
pasien mempuyai banyak keluhan harus dipertimbangkan apakah semua keluhan itu
merujuk pada satu penyakit atau kebetulan pada saat tersebut ada beberapa penyakit yang
sekaligus dideritanya.
3. Hambatan bahasa dan atau intelektual
Seorang dokter mungkin saja ditempatkan atau bertugas disuatu daerah yang mayoritas
penduduknya menggunakan bahasa daerah yang belum kita kuasai. Keadaan semacam ini
dapat menyulitkan dalam pelaksanaan anamnesis. Seorang dokter harus segera belajar
bahasa daerah tersebut agar dapat memperlancar anamnesis, dan bila perlu dapat meminta
bantuan perawat atau petugas kesehatan lainnya untuk mendampingi dan membantu
menerjemahkan selama anamnesis. Kesulitan yang sama dapat terjadi ketika menghadapi
pasien yang karena intelektualnya yang rendah tidak dapat memahami pertanyaan atau
penjelasan dokternya. Seorang dokter dituntut untuk mampu melakukan anamnesis atau
memberikan penjelasan dengan bahasa yang sangat sederhana agar dapat dimengerti
pasiennya.
4. Pasien dengan gangguan atau penyakit jiwa
Diperlukan satu tehnik anamnesis khusus bila seorang dokter berhadapan dengan
penderita gangguan atau penyakit jiwa. Mungkin saja anamnesis akan sangat kacau,
setiap pertanyaan tidak dijawab sebagaimana seharusnya. Justru di dalam jawabanjawaban yang kacau tersebut terdapat petunjuk-petunjuk untuk menegakkan diagnosis.
Seorang dokter tidak boleh bingung dan kehilangan kendali dalam melakukan anamnesis
pada kasus-kasus ini.

5. Pasien yang cenderung marah dan menyalahkan


Tidak jarang dijumpai pasien-pasien yang datang ke dokter sudah dalam keadaan marah
dan cenderung menyalahkan. Selama anamnesis mereka menyalahkan semua dokter yang
pernah memeriksanya, menyalahkan keluarga atau orang lain atas masalah atau keluhan
yang dideritanya. Umumnya ini terjadi pada pasien-pasien yang tidak mau menerima
kenyataan diagnosis atau penyakit yang dideritanya. Sebagai seorang dokter kita tidak
boleh ikut terpancing dengan menyalahkan sejawat dokter lain karena hal tersebut sangat
tidak etis. Seorang dokter juga tidak boleh terpancing dengan gaya dan pembawaan
pasiennya sehingga terintimidasi dan menjadi takut untuk melakukan anamnesis dan
membuat diagnosis yang benar.
Sistematika Anamnesis
Sebuah anamnesis yang baik haruslah mengikuti suatu metode atau sistematika yang
baku sehingga mudah diikuti. Tujuannya adalah agar selama melakukan anamnesis
seorang dokter tidak kehilangan arah, agar tidak ada pertanyaan atau informasi yang
terlewat. Sistematika ini juga berguna dalam pembuatan status pasien agar memudahkan
siapa saja yang membacanya. Sistematika tersebut terdiri dari :
1. Data umum pasien
2. Keluhan utama
3. Riwayat penyakit sekarang
4. Riwayat penyakit dahulu
5. Riwayat penyakit keluarga
6. Riwayat kebiasaan/sosial
7. Anamnesis sistem
1. Data umum pasien
a. Nama pasien
Sebaiknya nama lengkap bukan nama panggilan atau alias.
b. Jenis kelamin
Sebagai kelengkapan harus juga ditulis datanya
c. Umur
Terutama penting pada pasien anak-anak karena kadang-kadang digunakan untuk
menentukan dosis obat. Juga dapat digunakan untuk memperkirakan kemungkinan
penyakit yang diderita, beberapa penyakit khas untuk umur tertentu.
d. Alamat
Apabila pasien sering berpindah-pindah tempat maka tanyakan bukan hanya alamat
sekarang saja tetapi juga alamat pada waktu pasien merasa sakit untuk pertama kalinya.
Data ini kadang diperlukan untuk mengetahui terjadinya wabah, penyakit endemis atau
untuk data epidemiologi penyakit.
e. Pekerjaan
Bila seorang dokter mencurigai terdapatnya hubungan antara penyakit pasien dengan
pekerjaannya, maka tanyakan bukan hanya pekerjaan sekarang tetapi juga pekerjaanpekerjaan sebelumnya.
f. Perkawinan
Kadang berguna untuk mengetahui latar belakang psikologi pasien
g. Agama

Keterangan ini berguna untuk mengetahui apa yang boleh dan tidak boleh (pantangan)
seorang pasien menurut agamanya.
h. Suku bangsa
Berhubungan dengan kebiasaan tertentu atau penyakit-penyakit yang berhubungan
dengan ras/suku bangsa tertetu.
2. Keluhan Utama
Keluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan atau yang paling berat sehingga
mendorong pasien datang berobat atau mencari pertolongan medis. Tidak jarang pasien
datang dengan beberapa keluhan sekaligus, sehingga seorang dokter harus jeli dan cermat
untuk menentukan keluhan mana yang merupakan keluhan utamanya. Pada tahap ini
sebaiknya seorang dokter sudah mulai memikirkan beberapa kemungkinan diagnosis
banding yang berhubungan dengan keluhan utama tersebut. Pemikiran ini akan
membantu dalam mengarahkan pertanyaan-pertanyaan dalam anamnesis selanjutnya.
Pertanyaan diarahkan untuk makin menguatkan diagnosis yang dipikirkan atau
menyingkirkan kemungkinan-kemungkinan diagnosis banding.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Dari seluruh tahapan anamnesis bagian inilah yang paling penting untuk menegakkan
diagnosis. Tahapan ini merupaka inti dari anamnesis. Terdapat 4 unsur utama dalam
anamnesis riwayat penyakit sekarang, yakni : (1) kronologi atau perjalanan penyakit, (2)
gambaran atau deskripsi keluhan utama, (3) keluhan atau gejala penyerta, dan (4) usaha
berobat. Selama melakukan anamnesis keempat unsur ini harus ditanyakan secara detail
dan lengkap.
Kronologis atau perjalanan penyakit dimulai saat pertama kali pasien merasakan
munculnya keluhan atau gejala penyakitnya. Setelah itu ditanyakan bagaimana
perkembangan penyakitnya apakah cenderung menetap, berfluktuasi atau bertambah
lama bertambah berat sampai akhirnya datang mencari pertologan medis. Apakah
munculnya keluhan atau gejala tersebut bersifat akut atau kronik, apakah dalam
perjalanan penyakitnya ada faktor-faktor yang mencetuskan atau memperberat penyakit
atau faktor-faktor yang memperingan. Bila keluhan atau gejala tersebut bersifat serangan
maka tanyakan seberapa sering atau frekuensi munculnya serangan dan durasi atau
lamanya serangan tersebut.
Keluhan atau gejala penyerta adalah semua keluhan-keluhan atau gejala yang menyertai
keluhan atau gejala utama. Dalam bagian ini juga ditanyakan usaha berobat yang sudah
dilakukan untuk penyakitnya yang sekarang. Pemeriksaan atau tindakan apa saja yang
sudah dilakukan dan obat-obat apa saja yag sudah diminum.
4. Riwayat Penyakit dahulu
Seorang dokter harus mampu mendapatkan informasi tentang riwayat penyakit dahulu
secara lengkap, karena seringkali keluhan atau penyakit yang sedang diderita pasien saat
ini merupakan kelanjutan atau akibat dari penyakit-penyakit sebelumnya.
5. Riwayat penyakit Keluarga
Untuk mendapatkan riwayat penyakit keluarga ini seorang dokter terkadang tidak cukup
hanya menanyakan riwayat penyakit orang tuanya saja, tetapi juga riwayat kakek/nenek,
paman/bibi, saudara sepupu dan lain-lain. Untuk beberapa penyakit yang langka bahkan
dianjurkan untuk membuat susunan pohon keluarga, sehingga dapat terdeteksi siapa saja

yang mempunyai potensi untuk menderita penyakit yang sama.


6 Riwayat Kebiasaan/Sosial
Beberapa kebiasaan berakibat buruk bagi kesehatan dan bahkan dapat menjadi penyebab
penyakit yang kini diderita pasien tersebut. Biasakan untuk selalu menanyakan apakah
pasien mempunyai kebiasaan merokok atau minum alkohol. Tanyakan sudah berapa lama
dan berapa banyak pasien melakukan kebiasaan tersebut. Pada masa kini bila berhadapan
dengan pasien usia remaja atau dewasa muda harus juga ditanyakan ada atau tidaknya
riwayat penggunaan obat-obatan terlarang seperti narkoba, ekstasi dan lai-lain.
7. Anamnesis Sistem
Anamnesis sistem adalah semacam review dimana seorang dokter secara singkat dan
sistematis menanyakan keluhan-keluhan lain yang mungkin ada dan belum disebutkan
oleh pasien. Keluhan ini mungkin saja tidak berhubugan dengan penyakit yang sekarang
diderita tapi mungkin juga merupakan informasi berharga yang terlewatkan.
Kesimpulan Anamnesis
Pada akhir anamnesis seorang dokter harus dapat membuat kesimpulan dari anamnesis
yang dilakukan. Kesimpulan tersebut berupa perkiraan diagnosis yang dapat berupa
diagnosis tunggal atau diagnosis banding dari beberapa penyakit. Kesimpulan yang
dibuat haruslah logis dan sesuai dengan keluhan utama pasien. Bila menjumpai kasus
yang sulit dengan banyak keluhan yang tidak dapat dibuat kesimpulannya, maka cobalah
dengan membuat daftar masalah atau keluhan pasien. Daftar tersebut kemudian dapat
digunakan untuk memandu pemeriksaan fisik atau pemeriksaan penunjang yang akan
dilaksanakan, sehingga pada akhirnya dapat dibuat suatu diagosis kerja yang lebih
terarah.
Radiologi
Radiologi adalah ilmu kedokteran untuk melihat bagian dalam tubuh manusia
menggunakan pancaran atau radiasi gelombang, baik gelombang elektromagnetik
maupun gelombang mekanik. Pada awalnya frekuensi yang dipakai berbentuk sinar-x (xray) namun kemajuan teknologi modern memakai pemindaian (scanning) gelombang
sangat tinggi (ultrasonic) seperti ultrasonography (USG).

Anda mungkin juga menyukai