Anda di halaman 1dari 7

BAB V

HASIL PENILAIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Indikator dan Tolak Ukur Keluaran


Program yang dievaluasi adalah program Penyakit Tidak Menular (PTM).
Alasan memilih program PTM yaitu seringkali tidak terdeteksi karena tidak
bergejala dan tidak ada keluhan. Biasanya ditemukan dalam tahap lanjut sehingga
sulit disembuhkan dan berakhir dengan kecacatan atau kematian. Ruang lingkup
program PTM di Indonesia terdiri dari penyakit jantung, stroke, hipertensi,
diabetes mellitus, dan penyumbatan saluran napas kronis.
Langkah awal untuk dapat menentukan adanya masalah dari pencapaian
hasil keluaran (output) atau dampak (impact) adalah dengan menetapkan indikator
yang akan dipakai untuk mengukur keluaran atau dampak sebagai keberhasilan
dari suatu program kesehatan. Indikator yang digunakan dalam evaluasi program
PTM di Puskesmas Siantan Hilir tahun 2015 disusun berdasarkan sumber rujukan
yang berasal dari laporan pelaksana program PTM. Berikut adalah indikator
keluaran dan tolak ukur program tersebut di Puskesmas Siantan Hilir tahun 2015:
Tabel 5.1. Indikator dan Tolak ukur program
No Indikator Target (%)
%Masyarakat melakukan Deteksi Dini
1. Faktor Resiko Penyakit Tidak Menular 20
(PTM)
%WUS melakukan Deteksi Dini Kanker
2. 5
Leher Rahim dan Kanker Payudara
3. Insiden Tekanan Darah Tinggi < 25,3
4. Insiden Gula Darah Tinggi < 6,78

5.2 Identifikasi Masalah


Identifikasi masalah dilakukan dengan mencari adanya kesenjangan antara
pencapaian program PTM di Puskesmas Siantan Hilir tahun 2015 dengan tolak
ukur yang telah ditetapkan.

Tabel 5.2. Tabel identifikasi masalah


Capaian
No Indikator Target (%) Masalah
kinerja (%)
%Masyarakat melakukan Deteksi
1. Dini Faktor Resiko Penyakit 20 0,59 +
Tidak Menular (PTM)
%WUS melakukan Deteksi Dini
2. Kanker Leher Rahim dan Kanker 5 1,36 +
Payudara
3. Insiden Tekanan Darah Tinggi < 25,3 0,25 -
4. Insiden Gula Darah Tinggi < 6,78 0,10 -

Tidaktercapainyaindikatormenyebabkankurangoptimalnyakeberhasila
n program di UPTD PuskesmasKecamatan Pontianak Timurtahun 2015.
Untukmencapaihasilmaksimalsemuapermasalahanseharusnyadicarialternatif
pemecahannya, namunkarenabeberapaketerbatasan yang
adamakaharusdipilihprioritasmasalah yang harusdiselesaikanterlebihdahulu.
Penentuan prioritas masalah dilakukan dengan teknik kriteria
matrikssederhana (criteria matrix technique). Pada teknik ini terdapat
beberapa variabel, yaitu:
1. Pentingnya masalah(Importancy) = I yang diukur berdasarkan:
a.Besarnyamasalah (Prevalence) = P
b. Akibat yang ditimbulkanmasalah (Severity) = S
c.Kenaikanbesarnyamasalah (Rate of Increase) = RI
d. Keinginan masyarakat tidak terpenuhi (Degree of Unmeet Need) =
DU
e.Keuntungansosialkarenaselesainyamasalah (Social Benefit) = SB
f. Keprihatinanmasyarakat (PublicConcern) = PB
g. Suasanapolitik (PoliticalClimate) = PC
2. Kelayakanteknologi (Technicalfeasibility) = T
Makinlayakteknologi yang tersedia dan yang
dapatdipakaiuntukmengatasimasalah,
makindiprioritaskanmasalahtersebut.
3. Ketersediaansumberdaya (Resources availability) = R
Sumberdayaterdiridaritenaga (man), dana (money), dansarana
(material). Makin tersediasumberdaya yang
dapatdipakaiuntukmengatasimasalahmakindiprioritaskanmasalahtersebut
.
Semua variabel diberinilaiantara 1 (tidakpenting) sampaidengan 5
(sangatpenting).
Penetapanprioritasmasalahdilakukandengancaramengalikan I, T dan R.
Sedangkannilai I dihitungdenganmenambahkan semua variabelnya.
Lebihjelasrumusuntukmenghitungprioritasmasalahdapatdilihat di
bawahini:

P (priority) = I x T x R

Tabel 5.2: Penentuan prioritas masalah


Jumlah
Indikator T R
No DaftarMasalah (IxTxR)
P S RI DU SB PC PB
1 % 1 5 1 4 5 2 5 5 3 345
Kesembuhanpe
nderita TBC
BTA+
2 % 4 3 4 2 2 3 3 4 4 336
Cakupanbalitade
ngan pneumonia
yang
ditemukandandit
angani
Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat ditetapkan prioritas masalah
pada program P2M di UPTD PuskesmasKecamatan Pontianak Timuradalah
persentase (%)Kesembuhanpenderita TB BTA+.
Padaperhitungan yang kami lakukan,
alasanmemberikannilai1padabesarnyamasalah (Prevalence) = P
karenaperbedaanselisih antara target dan pencapaianmasihkurangdari 20%yaitu
18,33%, untuk S (Severity) yaitu akibat yang ditimbulkanmasalah, kami
memberikan nilai 5karenapenyakit TB merupakanpenyakit yang
sangatmenulardandapatmeningkatkanangkamorbiditasmaupunmortalitas.
Untuk RI (Rate of Increase) yaitukenaikanbesarnyamasalah kami
memberikan nilai 1karena tidakterjadipenurunancapaiandaritahun 2014 ke 2015,
nilai 4 untukkeinginan masyarakat tidak terpenuhi (Degree of Unmeet Need) =
DUkarenasecaraumumsemuapasieninginsembuhdari TB paru yang
merekaalamiakantetapipadakenyataannyamasihadapasien yang
belumsembuhkarenabeberapahalsepertikepatuhandalammeminumobat,
dukungankeluargadalampengobatan, motivasidaripetugaskesehatan, dan lain-lain.
Kami memberikannilai 5 padakeuntungansosialkarenaselesainyamasalah
(Social Benefit) = SB, karena TB parumerupakanpenyakitmenular yang
masihmemiliki stigma negatif di masyarakat. Selainitu TB
parujugamerupakanpenyakit yang
sangatmenular.Denganadanyakesembuhanpenyakit TB
makapasientersebutdapatterhindardari stigma negatifmengenai TB paru yang
selamainimasihmelekat di
masyarakatsehinggadapatkembalikemasyarakatdandapatmenjalanikehidupanseper
tisediakala, selainituadanyakesembuhanpenyakit TB
dapatmenurunkanmorbiditasdanmortalitas TB di masyarakat.
Kami memberikannilai 2 padakeprihatinanmasyarakat (PublicConcern) =
PB karenasejauhinimasyarakatmasihbelumterlalupedulimengenai TB paru.
Masyarakatcenderungapatisterhadapmasalahpncegahanpenyakitmenular. Nilai 5
pada Suasanapolitik (PoliticalClimate) PC = karena pada tahun 2015 WHO
menargetkanuntukmenekanangkakejadian TB sampai 0%.
Dengandukunganpolitikdaripemerintahberupaketersedian OAT
sertapendanaanuntukProgram TB diharapkanpenyakit TB
dariditekansampaiserendahmungkin.
Kami memberikan nilai 5 untukkelayakanteknologi (Technicalfeasibility)=T
karena secara umumalat-alatpenunjanguntukpemeriksaan dan diagnosis TB
parusepertimikroskop dan pewarnaanZiehlNeelsensudahtersedia. Nilai 3
untukKetersediaansumberdaya (Resources availability) = R
karenasecaraumumsumberdaya yang adasudahlengkapsepertianalis,
perawatdandokter, hanyasajamerekamasihmerangkaptanggungjawab,
artinyatidaksecarakhususmenangani program TB paru.

5.3 KerangkaKonsepMasalahdanPenyebabMasalah

Output
Tingginyakasushipert
Masalah 4:Peransertamasyarakat ensi
Masalah 3:PelayananKesehatan
Masalah2:Lansia yang Pelaksanaan program
melakukanpengukurantekananda kurangmaksimal
rahkurang Kekurangan SDM
Masalah
Kesadaranpasienuntukmeme Kurangpengawasan
1:Peningkatankasushipertensi di
riksakantekanandarahkurang Kurangnyakerjasamaantarbe
masyarakat
Kurangnyapengetahuanpasie Polamakantidakbaik
rbagai program di
nterhadapgejalaawalhiperten Kurangberolahraga
puskesmas
si Faktorgenetikdanusia


Input:

5.3 PenetapanAlternatifPenyelesaianMasalah
Penetapanpenyelesaianmasalahdalamkunjunganpuskesmasdilakukand
enganmenggunakanmetode PAHO-
CENDES.Padametodeiniterdapatvariabelsebagaiberikut:
1. Magnitude : besarnyakeberhasilanpenyelesaianmasalah
2. Importancy : pentingnyapenyelesaianmasalah
3. Vulnerability : cakupanpenyelesaianmasalah
4. Cost : besarnyabiaya
Nilaidiberikandenganrentang 1-
5.Semakinbaikataumudahdiwujudkanpenyelesaianmasalahtersebut,
makasemakintingginilai yang diberikandansebaliknya.Ranking
didapatkandarihasilperhitungandenganmenggunakanrumusberikutini.
M I V
Priority=
C

Hasiltertinggimenunjukkanpenyelesaianmasalah yang
diprioritaskan.Berikuttabelpenentuanpenyelesaianmasalah yang
diprioritaskan di PuskesmasSiantanHilir.
N DaftarAlternatif M I V C Priorita
o s
Evaluasidanmanajemenpuskesmas,
1
sertapelatihantenagakesehatan
2 Pengusulantenagakesehatanbaru
3 Pelatihanterhadapkaderposyandu
Penyuluhanterintegrasimengenaihipertens
4
i
5
6
7
8

Anda mungkin juga menyukai