Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Secara global diprediksi populasi lansia terus mengalami peningkatan,
Populasi lansia di Indonesia diprediksi meningkat lebih tinggi dari pada populasi
lansia di wilayah Asia dan global setelah tahun 2050. Bila dilihat dari struktur
kependudukannya, secara global berstruktur tua dari tahun 1950. Sedangkan
Asia dan Indonesia berstruktur tua dimulai dari tahun 1990 dan 2000. Walaupun
dikatakan berstruktur tua tetapi jumlah penduduk <15 tahun lebih besar dari
penduduk lansia (60+ tahun), tetapi pada tahun 2040 baik global/dunia, Asia dan
Indonesia diprediksikan jumlah penduduk lansia sudah lebih besar dari jumlah
penduduk <15 tahun. (Buetin lansia, 2013)
Lansia merupakan usia yang bersiko tinggi terhadap penyakit penyakit
degeneratif, seperi penyait PJK (penyakit jantun koroner), hipertesi,diabetes
militus,gout (rematik) dan kangker, salah satu penyakit yang sering di alami oleh
lansia yaitu hipertensi (ridwan, hlm.2)
Sampai saat ini, hipertensi masih merupakan tantangan besar di Indonesia.
Betapa tidak, hipertensi merupakan kondisi yang sering ditemukan pada
pelayanan kesehatan primer kesehatan. Hal itu merupakan masalah kesehatan
dengan prevalensi yang tinggi, yaitu sebesar 25,8%, sesuai dengan data
Riskesdas 2013. Di samping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat
meskipun obat-obatan yang efektif banyak tersedia. Definisi Hipertensi atau
tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik Lebih dari 140
mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali
pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup
istirahat/tenang. (infoDATIN,2013)
Menurut (Potter & Perry, 2005) Tekanan darah merupakan kekuatan lateral
pada dinding arteri oleh darah yang di dorong dengan tekanan dari jantung.
Tekanan sistemik atau arteri darah, tekanan darah dalam sistem arteri tubuh,
adalah indikator yang baik tentang kesehatan kardiovaskuler. Aliran darah
mengalir pada sistem sirkulasi karena perubahan tekanan. Darah mengalir dari
daerah yang tekanannya tinggi ke daerah yang tekanannya rendah. Kontraksi
jantung mendorong darah dengan tekanan tinggi ke aorta. Puncak dari tekanan
maksimum saat ejeksi terjadi adalah tekanan (sistolik). Pada saat ventrikel rileks,

darah yang tetap dalam arteri menimbulkan tekanan (diastolik) atau minimum.
Tekanan di astolik adalah tekanan minimal yang mendesak dinding arteri setiap
waktu (dlm,jurnal lilian rmawati,2012)
Menurut (Divine, 2012) Terapi hipertensi secara umum ada 2 yaitu dapat
dilakukan secara farmakologi dan nonfarmakologi. Penatalaksanaan farmakologi
adalah pengobatan yang menggunakan obatobatan modern. Penanganan
hipertensi dapat dilakukan dengan menggunakan pengobatan modern atau obat
antihipertensi dari berbagai golongan yaitu golongan Diuretik, penghambat
Adrenergik seperti bloker, ACE-Inhibitor, ARB, Antagonis Kalsium, dan
Vasodilator. Penatalaksanaan nonfarmakologi Menurut (Susilo &Wulandari,
2011). merupakan pengobatan tanpa obat-obatan yang diterapkan pada
hipertensi, dengan cara ini penurunan tekanan darah diupayakan melalui
pencegahan dengan menjalani pola hidup sehat seperti, pada penderita hipertensi
yang mengalami kelebihan berat badan dianjurkan untuk menurunkan berat
badannya sampai batas ideal dengan cara membatasi makan dan mengurangi
makanan berlemak, mengurangi penggunaan garam, menghentikan pemakaian
alkohol dan narkoba, hidup dengan pola yang sehat, istirahat yang cukup,
berhenti merokok, mengelola stres, melakukan olahraga yang tidak terlalu berat
secara teratur, (dlm ngudi waluyo,2013)
Latihan fisik seperti senam yang teratur juga membantu mencegah keadaankeadaan atau penyakit kronis, seperti tekanan darah tinggi (hipertensi) (Once,
2011). Senam dapat meningkatkan aktivitas metabolisme tubuh dan kebutuhan
oksigen. Jenis latihan fisik yang dapat dilakukan oleh lansia adalah senam.
Beberapa senam yang dapat dilakukan oleh lansia yaitu senam tera, senam kegel,
senam ergonomik dan senam yoga (Mangoenprasodjo, 2005).
Menurut (Sindhu, 2006 ) Latihan yoga juga menstimulasi pengeluaran
hormon Endorphin. Endorphin adalah neuropeptide yang menghasilkan tubuh
pada saat relaks/tenang. Endorphin dihasilkan di otak dan susunan syaraf tulang
belakang. Hormon ini dapat berfungsi sebagai obat penenang alami yang
diproduksi otak yang menyalurkan rasa nyaman dan meningkatkan kadar
endorphin dalam tubuh untuk mengurangi tekanan darah tinggi. Olahraga
terbukti dapat meningkatkan kadar b-endorphin empat sampai lima kali di dalam
darah. Sehingga, semakin banyak melakukan latihan maka akan semakin tinggi
pula kadar b-endorphin. Ketika seseorang melakukan latihan, maka bendorphinakan keluar dan ditangkap oleh reseptor didalam hiphothalamus dan

system limbik yang berfungsi untuk mengatur emosi. Peningkatan b-endorphin


terbukti berhubungan erat dengan penurunan rasa nyeri, peningkatan daya ingat,
memperbaiki nafsu makan, kemampuan seksual, tekanan darah dan pernafasan
(dlm jurnal anis ovianasari, 2015).
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka
dapat

dirumuskan

masalah

penelitian

sebagai

berikut

efektivitas senam yoga terhadap peurunan tekanan darah


pada penderita hipertensi di puskesmas. . .
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui efektivitas senam yoga terhadap
penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di
puskesmas . . .
1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui perbedaan tekanan darah sebelum


mengikti senam yoga
2. Untuk mengetahui perbedaan tekanan darah
sesudah mengikuti senam yoga
3. Untuk mengetahui efektivitas
terhadap

penurunan

tekanan

senam

yoga

darah

pada

penderita hipertensi di puskesmas . . .

1.4.

Manfaat penelitian
1.4.1. Manfaat Teoritis
Bagi

Peneliti,

berharap

dari

penelitian

ini

mampu

menambahkan atau Mengembangkan pengetahuan peneliti


dalam penanganan non farmakologis tentang hipertensi
terutama dengan senam yoga

Bagi Institusi Sebagai bahan tambahan untuk pengetahuan


dan

informasi

agar

dapat

mengembangkan

penelitian

selanjutnya tentang penanganan hipertensi


1.4.2. Manfaat Praktis
1. Bagi

almamater,

peneltian

ini

dapat

menambah

referensi yang ada dan dapat di gunakan bagi semua


pihak

yang

membutuhkan.

Penelitian

ini

juga

diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran


terutama dalam ilmu kesehatan yang berhubungan
dengan hipertensi.
2. Bagi pembaca, peneltian ini di harapkan memberikan
sumbangan kepustakaan yang merupakan infrmasi
tambahan yang berguna bagi pembaca dan dapat
memberikan sumbangan pemikiran bagi pihak pihak
yang mempunyai permasalahan yang sama atau ingin
mengadakan penelitan lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai