Anda di halaman 1dari 57

DAFTAR ISI SOP

1. Prosedur tetap pasien tidak gawat tidak darurat.............................. 3


2. Prosedur tetap penanganan pasien diluar jam kerja................................ 4
3. Prosedur tetap pasien gawat darurat....................................................... 6
4. Prosedur tetap seleksi pasien sehari hari................................................. 9
5. Prosedur tetap pengaturan jadwal jaga Dokter IGD………....... 13
6. Prosedur tetap pengaturan jadwal jaga Perawat IGD.............................. 14
7. Prosedur tetap pergantian jaga IGD ........................................................ 16
8. Prosedur tetap orientasi Pegawai baru IGD ............................................ 17
9. Prosedur tetap rahasia medis .................................................................. 18
10. Prosedur tetap resep yang diberikan di IGD ........................................... 20
11. Prosedur tetap system komunikasi di IGD .............................................. 21
12. Prosedur tetap penanganan pasien luka bakar ....................................... 25
13. Prosedur tetap penanganan kasus korban massal dan
Keracunan missal ………………………………………………....... 27
14. Prosedur tetap memindahkan pasien dari IGD ke ruang
Perawatan ( ruang rawat inap)………………………………...........29
15. Prosedur tetap rujukan pasien IGD ......................................................... 31
16. Prosedur tetap penerimaan pasien rujukan kebidanan
Di IGD…………………………………………………………….........32
17. Prosedur tetap merujuk pasien IGD ke Rumah sakit lain…....... 34
18. Prosedur tetap pemakaian alat life saving ............................................... 35
19. Prosedur tetap perawat pendamping pasien yang dirujuk ...................... 36
20. Prosedur tetap pemakaian oksigen concentrate ..................................... 37
21. Prosedur tetap pemakaian suction pump ................................................ 38
22. Prosedur tetap penggunaan nebulizer .................................................... 39
23. Prosedur tetap pengadaan dan penyediaan obat life
Saving di IGD ………………………………………………….........41
24. Prosedur tetap penyediaan cairan infus di IGD ....................................... 43
25. Prosedur tetap penyediaan linen di IGD .................................................. 45
26. Prosedur tetap triase IGD ........................................................................46
27. Prosedur tetap seleksi pada pasien disaster ........................................... 47
28. Prosedur tetap triase IGD RS Cut Meutia ..............................................50
29. Prosedur tetap pengisian lembar informed consent ………........52
30. Prosedur tetap penanggulangan bencana kebakaran
54
31. Prosedur tetap penanggulangan kebakaran
56
32. Prosedur tetap pencegahan kebakaran ……………………....... 57
33. Prosedur tetap penanggulangan bencana geddung runtuh
60
34. Prosedur tetap death on arrival
61
35. Prosedur tetap kematian di IGD
62

Page 1 of 57
36. Prosedur tetap pengelolaan angket kepuasan
63
37. Prosedur tetap pengadaan/ penyediaan alat, obat, bahan
Dan cairan infuse di IGD ………………………………………......64

PASIEN TIDAK GAWAT TIDAK DARURAT


NO. DOKUMEN
Rumah Sakit Cut NO. REVISI HALAMAN
RSCM/SOP/YANMED/..
Meutia ../2018 00 1/2

Jl. Garuda No.01,


Kebun Baru Langsa Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit Kepala Rumah Sakit Cut Meutia
PROSEDUR 08 Januari 2018
TETAP
dr. Hj. Cut Diah. AK, MM
Pengertian Pasien tidak gawat tidak darurat adalah pasien dengan kondisi
apabila tidak mendapat pertolongan segera tidak akan
mengancam jiwa dan anggota badannya.

Tujuan Pasien tidak gawat tidak darurat mendapatkan pelayanan medik.


Page 2 of 57
Kebijakan 1. Pasien tidak gawat darurat merupakan bagian pelayanan di
Instalasi Gawat Darurat yang perlu dilayani.
2. Pasien tidak gawat tidak darurat diberi obat secukupnya (3 hari)
dan dimotivasi untuk berobat pada hari di poliklinik.
3. Kasus-kasus penyakit tidak gawat tidak darurat diputuskan oleh
dokter jaga IGD.

Prosedur 1. Pasien / keluarga mendaftar di loket pendaftaran.


2. Pasien diperiksa oleh dokter jaga IGD di ruang pemeriksaan
pasien tidak gawat tidak darurat.
3. Psaien diberi obat secukupnya 3 ( tiga ) hari dan dimotivasi
untuk berobat ke poliklinik pada pagi hari dengan diberi kartu
berobat.
4. Pengambilan obat dan pembayaran adminitrasi dilakukan di
apotik dan kasir.

Instalasi Terkait Instalasi Gawat Darurat

PENANGANAN PASIEN DI LUAR JAM KERJA

NO. DOKUMEN
Rumah Sakit Cut NO. REVISI HALAMAN
RSCM/SOP/ADM/
Meutia /I/2018 00 ½

Jl. Garuda No.01,


Kebun Baru Langsa Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit Kepala Rumah Sakit Cut Meutia
PROSEDUR 08 Januari 2018
TETAP
dr. Hj. Cut Diah. AK, MM
Pengertian Pasien “False Emergency” adalah pasien dengan kondisi tidak
gawat dan tidak darurat yang datang IGD di luar jam kerja
Tujuan Pasien “False Emergency” harus tetap dilayani karena pada
dasarnya IGD/Rumah Sakit tidak boleh menolak penderita yang
memerlukan pertolongan.
Kebijakan 1. Pasien tidak gawat dan tidak darurat yang datang di IGD diluar
jam kerja tetap dilayani.
2. Pasien “False Emergency” yang datang bersamaan dengan
pasien Gawat Darurat, maka penanganan pasien Gawat
Darurat didahulukan.

Page 3 of 57
Memberitahukan pada pasien “False Emergency” prosedur
triase, yakni ada pasien Gawat Darurat.
Prosedur 1. Setelah dilakukan triase pasien digolongkan sebagai pasien
tidak gawat dan tidak darurat (“False Emergency”).
2. Bila pada jam dinas maka dokter menganjurkan pasien menuju
ke poliklinik rawat jalan agar dilakukan pemeriksaan dan
pengobatan oleh dokter di poliklinik rawat jalan.
3. Bila di luar jam dinas maka oleh petugas IGD, pasien diantar ke
ruang pelayanan IGD.
4. Bila pada saat yang relatif bersamaan di IGD juga ada pasien
gawat darurat maka petugas IGD memberitahu pasien false
emergency agar sabar menunggu sampai pelayanan gawat
darurat selesai.
5. Dokter melakukan anamnese, pemeriksaan dan tindakan/
pengobatan pada pasien false emergency.
6. Pasien false emergency diberi resep sesuai prosedur
pemberian resep.
Setelah mendapatkan obat maka pasien false mergency
diperbolehkan pulang dan dipesan agar kontrol bila masih ada
keluhan atau perlu pemeriksaan penunjang.
Instalasi Terkait Instalasi Gawat Darurat

Page 4 of 57
PASIEN GAWAT DARURAT

NO. DOKUMEN
Rumah Sakit Cut NO. REVISI HALAMAN
RSCM/SOP/ADM/
Meutia /I/2018 00 ½

Jl. Garuda No.01,


Kebun Baru Langsa Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit Kepala Rumah Sakit Cut Meutia
PROSEDUR 08 Januari 2018
TETAP
dr. Hj. Cut Diah. AK, MM
Pengertian 1. Penanganan pasien gawat darurat:
Upaya mengatasi keadaan gawat darurat agar pasien tidak
meninggal, memburuk keadaannya, atau mencegah/
mengurangi kecacatan.
2. Pasien gawat darurat
Pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau
menjadi gawat dan terancam jiwanya atau anggota badannya
(akan menjadi cacat) bila tidak mendapat pertolongan
secepatnya.
3. Pasien gawat tidak darurat
Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan
tindakan segera, misalnya; kanker stadium lanjut.
4. Pasien darurat tidak gawat :
Pasien akibat musibah yang datang tiba-tiba, tetapi tidak
mengancam jiwa atau anggota badannya.
5. Kecelakaan:
Suatu kejadian dimana terjadi interaksi berbagai factor sosial
Page 5 of 57
yang datangnya mendadak, tidak dikehendaki sehingga
menimbulkan cedera (fisik, mental, sosial)

Tujuan 1. Memberikan pelayanan segera, tepat dan cepat setiap saat


kepada pasien gawat-darurat, menderita penyakit akut, atau
mengalami kecelakaan.
2. Menghindarkan pasien dari kematian, kecacatan, dan
membebaskan dari penderitaan akut.
Kebijakan 1. Instalasi Gawat Darurat RSUD Simo membuka pelayanan
selama 24 jam, tiap saat siap menerima dan memberikan
pertolongan kepada semua pasien yang membutuhkan
pertolongan, menderita penyakit akut, atau mengalami
kecelakaan.
2. Instalasi Gawat Darurat RSUD Simo dilengkapi dengan petugas
jaga 24 jam yaitu:
a. Dokter jaga IGD on site.
b. Perawat jaga IGD on site.
c. Dokter Spesialis Konsulen on call,
d. Dibantu petugas penunjang medik yang jaga 24 jam,
yaitu:
Petugas jaga Laboratorium dan Radiologi on site jam 07.00
sampai jam 21.00, dan on call pada jam 21.00 sampai jam
07.00

Prosedur 1) Pasien datang di Instalasi Gawat Darurat RSUD Simo


2) Setelah dokter jaga melakukan Triase, dengan hasil Triase
adalah pasien Gawat Darurat maka:
a). Pasien dibawa ke ruang resusitasi. Dikelola sesuai Protap
Resusitasi Jantung Paru, bila disertai henti jantung
dan/atau Paru. Dilakukan pemantauan kegawatan dengan
menggunakan cheklist kegawatan.

b) Pasien Gawat tidak darurat perlu dipantau kegawatannya


sesuai Prosedur Tetap Pemantauan Kegawatan Pasien
2) Dokter melakukan anamnesa (Auto/ Allo Anamnese) dan
pemeriksaan pada pasien serta melakukan tindakan/
Page 6 of 57
pengobatan pada pasien dengan dibantu oleh perawat IGD.
3) Bila pasien memerlukan pemeriksaan penunjang, dilakukan
pemeriksaan penunjang.
4) Bila dokter jaga IGD tidak mampu menangani pasien
sedangkan pasien memerlukan penangan segera, maka dokter
jaga IGD segera memanggil/ menghubungi dokter jaga
konsulen (dokter ahli) terkait sesuai dengan Prosedur Tetap
Memanggil Dokter Jaga Konsulen di IGD RSUD Simo
5) Rekam Medik pasien diisi oleh petugas IGD dan dokter jaga
IGD.
6) Pasien dengan permohonan Visum Et Repertum dilakukan
sesuai dengan Prosedur Tetap melakukan Visum Et Repertum
7) Dokter memberikan informasi kepada pasien mengenai:
a) Penyakit pasien;
b) Tindakan medik yang akan dilakukan.
c) pemantauan kegawatan dengan menggunakan cheklist
kegawatan.
d) Kemungkinan penyulit tindakan tersebut ;
e) Alternatif terapi lainnya;
f) Prognosanya;
Instalasi Terkait Instalasi Gawat Darurat

Page 7 of 57
PROTAP SELEKSI PASIEN SEHARI-HARI

NO. DOKUMEN
Rumah Sakit Cut NO. REVISI HALAMAN
RSCM/SOP/ADM/
Meutia /I/2018 00 ½

Jl. Garuda No.01,


Kebun Baru Langsa Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit Kepala Rumah Sakit Cut Meutia
PROSEDUR 08 Januari 2018
TETAP
dr. Hj. Cut Diah. AK, MM
Pengertian Pasien yang masuk di IGD dilakukan triase oleh perawat/dokter
sampai pasien mendapat terapi dan dinyatakan pulang/rawat inap,
keluarga pasien mendaftar ke loket pendaftar di IGD.
Tujuan Sebagai acuan langkah-langkah untuk penerimaan pasien di IGD
Kebijakan Penerapan penerimaan pasien di IGD
Prosedur a. Semua pasien masuk di IGD dilakukan triase oleh dokter atau
perawat.
b. Perawat memeriksa pasien dan menentukan jenis
kegawatannya.
- Darurat tidak gawat
- Gawat darurat
- Gawat tidak darurat
- Tidak gawat dan tidak darurat
c. Perawat memeriksa vital sign
d. Perawat menyerahkan status pasien kepada dokter jaga IGD
untuk dilakukan anamnesa, pemeriksaan, diagnose, penunjang
diagnosa dan terapi.
e. Untuk pasien dengan kasus :
 Kecelakaan lalu lintas (KKL)
 Kriminial
 Perkosaan
 Child Abose
Yang harus dilakukan oleh petugas IGD adalah :
 Tangani pasien sesuai dengan kebutuhannya

Page 8 of 57
 Lapor ke dokter jaga
 Untuk pasien-pasien KKL / karena tindak criminal
Maka :
 Kumpulan semua barang milik pasien, dan catat.
 Simpan dalam kantung plastic lalu diberi nama, tanggal, dan
diberi
keterangan kemudian simpan di IGD.
 Penyimpanan barang / milik pasien disaksikan oleh satpam.
f. Penomoran pada status pasien di IGD disesuaikan dengan
penomoran di rekam medik.
Catat nama, umur, alamat, diagnose medis, tindakan yang
diberikan pada pasien dan keterangan pasien (rawat/pulang),
pada status IGD .
 Bila pasien dirawat : Catat nama, tindakan yang diberikan,
serta adminitrasi, dan ruangan yang dituju.
- Dilengkapi data-data pada status mondok.
 Bila pasien pulang : Catat nama obat yang diberikan
disertakan juga rekening.
- Pembiayaan dengan cara membayar ke kasir
- Berikan resep dari dokter
g. Mencatat/menerima surat permintaan visum et repertum, surat
rujaan dan lain-lain.
h. Informasi yang tidak bersifat rahasia jabatan/kedokteran
mengenai pasien, dapat diberikan kepada keluarganya.
i. Lakukan pemeriksaan penunjang bila diperlukan seperti
laboratorium atau radiologi sesuai dengan petunjuk dokter.
j. Setelah pasien telah selesai ditangani di IGD
 Bila pasien pulang, cek adminitrasi dan beri nasehat pada
pasien serta cross cek dengan kasir.
. Bila pasien rawat inap, maka petugas pengantar pasien
segera mengantar ke ruangan dengan mengecek lebih dahulu
kesiapan ruangan

k. Penomoran pada status pasien di IGD disesuaikan dengan


penomoran di rekam medik.
Catat nama, umur, alamat, diagnose medis, tindakan yang
diberikan pada pasien dan keterangan pasien (rawat/pulang),
pada status IGD .
 Bila pasien dirawat : Catat nama, tindakan yang diberikan,
Page 9 of 57
serta adminitrasi, dan ruangan yang dituju.
- Dilengkapi data-data pada status mondok.
 Bila pasien pulang : Catat nama obat yang diberikan
disertakan juga rekening.
- Pembiayaan dengan cara membayar ke kasir
- Berikan resep dari dokter
l. Mencatat/menerima surat permintaan visum et repertum, surat
rujaan dan lain-lain.
m. Informasi yang tidak bersifat rahasia jabatan/kedokteran
mengenai pasien, dapat diberikan kepada keluarganya.
n. Lakukan pemeriksaan penunjang bila diperlukan seperti
laboratorium atau radiologi sesuai dengan petunjuk dokter.
o. Setelah pasien telah selesai ditangani di IGD
 Bila pasien pulang, cek adminitrasi dan beri nasehat pada
pasien serta cross cek dengan kasir.
 Bila pasien rawat inap, maka petugas pengantar pasien
segera mengantar ke ruangan dengan mengecek lebih
dahulu kesiapan ruangan
Instalasi Terkait Petugas IGD
Loket Pendaftaran
Petugas Adminitrasi
Satpam
Rawat Inap

Page 10 of 57
PENGATURAN JADWAL JAGA
DOKTER IGD
NO. DOKUMEN
RSCM/SOP/ADM/ NO. REVISI HALAMAN
Rumah Sakit Cut Meutia
/I/2018 00 ½
Jl. Garuda No.01,
Kebun Baru Langsa Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit Kepala Rumah Sakit Cut Meutia

PROSEDUR TETAP 08 Januari 2018


dr. Hj. Cut Diah. AK, MM
Pengertian Pengaturan jadwal jaga Dokter IGD
Tujuan Meningkatkan dan mengoptimalkan kualitas pelayanan kepada
pasien di IGD.
Kebijakan Mengacu pada prosedur tetap pengaturan jadwal jaga Dokter
RSUD Simo, Kabupaten Boyolali.
Prosedur 1. Tugas jaga dilaksanakan oleh Dokter umum
2. Jadwal terdiri dari 3 shift :
- Jaga pagi pukul 07.30 – 14.30 WIB
- Jaga siang pukul 14.30 – 21.30 WIB
- Jaga malam pukul 21.00 – 08.00 WIB
- Shift pagi terdiri dari 1 orang Dokter
- Shift siang terdiri dari 1 orang Dokter
- Shift malam terdiri dari 1 orang Dokter
3. Setelah jaga malam turun piket
4. Bila berhalangan jaga mencari pengganti sendiri dan
menelpon Kepala Instalasi Gawat Darurat
5. Operan jaga di lakukan 15 menit sebelum pergantian jaga
6. Daftar jaga dibuat 1 kali 1 bulan oleh kepala IGD disyahkan
oleh Ka Sie Pelayanan Medik.
7. Jika Kepala IGD berhalangan sakit ,cuti atau ijin daftar jaga
dibuat oleh dokter IGD yang ditunjuk oleh Ka Sie Pelayanan
Medik.
Instalasi Terkait 1. Kabid. Pelayanan Medis
2. Kepala Instalasi Gawat Darurat
3. Dokter IGD

PENGATURAN JADWAL JAGA


PERAWAT IGD
NO. DOKUMEN
Rumah Sakit Cut NO. REVISI HALAMAN
RSCM/SOP/YANMED/
Meutia ../2018 00 ½
Jl. Garuda No.01,
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
Kebun Baru Langsa
Kepala Rumah Sakit Cut Meutia
PROSEDUR TETAP
08 Januari 2018
dr. Hj. Cut Diah. AK, MM
Pengertian Pengaturan jadwal jaga tenaga perawat Instalasi Gawat Darurat.
Tujuan Meningkatkan dan mengoptimalkan kualitas pelayanan kepada
pasien di IGD.
Kebijakan Mengacu pada prosedur tetap pengaturan jadwal jaga
Keperawatan RSUD Simo
Prosedur 1. Tugas jaga dilaksanakan oleh Perawat .
2. Jadwal Perawat dibagi dalam 3 (tiga) shift yaitu:
 Dinas pagi (pukul 07.30 - 14.30 WIB)
 Dinas Siang (pukul 14.30 - 21.30 WIB)
 Dinas Malam (pukul 21.30 – 08.00 WIB)
Setelah jaga malam 2 hari turun piket 1 hari, libur 1 hari. Hari
libur selain hari Minggu diganti hari lain diatur oleh Kabid
pelayanan medis.
3. Operan antar jaga dilakukan 15 menit sebelum pergantian jaga.
4. Daftar jaga perawat IGD dibuat setiap bulan sekali oleh Kabid
pelayanan medis disahkan oleh kepala rs.cut meutia langsa.
5. Bila perawat berhalangan jaga atau cuti sebelumnya
memberitahukan kepada Kabid pelayanan medis,selanjutnya
Kabid pelayanan medis menugaskan kepada Perawat
pengganti.
6. Jika Kabid pelayanan medis berhalangan sakit ,cuti atau
ijin,sebelumnya Kabid pelayanan medis memberi
tanggungjawab kepada koordinator pelaksana harian untuk
mengatur jadwal perawat.
Instalasi terkait Kepala rs.cut meutia langsa
Kabid pelayanan medis
Karu.IGD
Kepala tim harian IGD

Page 12 of 57
PERGANTIAN JAGA IGD
NO. DOKUMEN
Rumah Sakit Cut NO. REVISI HALAMAN
RSCM/SOP/YANMED/
Meutia /I/2018 00 ½

Jl. Garuda No.01, Ditetapkan oleh,


Kebun Baru Langsa Kepala Rumah Sakit Cut Meutia
Tanggal Terbit
PROSEDUR TETAP 08 Januari 2018
dr. Hj. Cut Diah. AK, MM
Pengertian Setiap pergantian jaga baik perawat atau dokter wajib
mengadakan serah terima dengan perawat atau dokter juga
selanjutnya.
Page 13 of 57
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pelayanan di IGD agar
baik dan berkesinambungan.
Kebijakan Penerapan prosedur pergantian jaga IGD
Prosedur 1. Operan jaga dilaksanakan secara langsung baik lesan maupun
tertulis.
2. Hal-hal yang perlu dilaporkan :
- Pasien tentang keadaan umum, terapi, askep dan
implementasi
- Alat-alat medis (jumlah dan keadaan)
- Obat
- Alat rumah tangga
- Hal-hal yang ada kaitannya dengan IGD
3. Operan jaga pagi (07.00 – selesai), siang (14.00 – siang),
malam (20.00 – selesai)
Instalasi Terkait Staff IGD
Dokter Jaga

ORIENTASI
PEGAWAI BARU IGD
NO. DOKUMEN
Rumah Sakit Cut NO. REVISI HALAMAN
RSCM/SOP/ADM/
Meutia /I/2018 00 ½

Jl. Garuda No.01, Ditetapkan oleh,


Kebun Baru Langsa Kepala Rumah Sakit Cut Meutia
Tanggal Terbit
PROSEDUR TETAP 08 Januari 2018
dr. Hj. Cut Diah. AK, MM
Pengertian Suatu kegiatan yang ditunjukkan kepada pegawai baru di IGD
sebagai pengenalan tentang ruang lingkup pelayanan, falsafah,
VISI, MISI, MOTTO tujuan pelayanan, system dan keodinasi kerja,
fasilitas perawatan serta standar asuhan dan proseur tetap
pelayanan IGD.
Tujuan Memberikan kesempatan bagi pegawai tentang program orientasi
lingkungan baru.
Kebijakan Mengacu pada kebijakan rumah sakit tentang program orientasi
pegawai baru.
Prosedur 1. Setiap pegawai baru melakukan orientasi di IGD selama 4
minggu.
Page 14 of 57
2. Pada minggu pertama pengenalan tentang materi umum.
3. Materi khusus sesuai dengan kopetensi di berikan selama 3
minggu.
4. Setelah selesai di lakukan evaluasi.
5. Setelah di evaluasi dan dilakukan penilaian maka pegawai baru
yang bersangkutan diserahkan untuk kembali ke bidang
peningkatan mutu dan pendidikan diusulkan untuk diterbitkan
surat keputusan penempatan di Instalasi Gawat Darurat.
Instalasi Terkait 1. IGD
2. Bidang peningkatan mutu dan pendidikan
3. Kabid pelayanan medis.

RAHASIA MEDIS

NO. DOKUMEN
NO. REVISI HALAMAN
Rumah Sakit Cut Meutia RSCM/SOP/YANMED/
00 ½
/I/2018
Jl. Garuda No.01, Kebun
Baru Langsa
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit Kepala Rumah Sakit Cut Meutia

PROSEDUR TETAP 08 Januari 2018


dr. Hj. Cut Diah. AK, MM
PENGERTIAN Rahasia medis adalah semua data-data kesehatan pasien
yang didapat selama pasien dalam masa pemeriksaan,
perawatan dan pengobatan yang dilakukan oleh petugas
medis dan kesehatan dalam rangka upaya penyembuhan
pasien yang tercatat secara rapi dalam catatan medis pasien,
sehingga hal tersebut harus dijaga kerahasiaannya dari
pihak-pihak yang berhak dan berkepentingan.
TUJUAN 1. Mengupayakan supaya rahasia medis pasien terjaga
kerahasiaannya diberikan kepada pihak yang berwenang.
2. Mengatur tata cara pemberian keterangan yang
menyangkut rahasia medis pasien.

KEBIJAKAN 1. Memberikan perasaan aman dan tenang kepada


penderita dengan menjaga kerahasiaan mengenai
penyakitnya.
2. Seluruh petugas dirumah sakit wajib menjaga kerahasiaan
mengenai penyakit penderita.
3. Status / dokumen medis penderita disimpan ditempat
kusus dirumah sakit tidak boleh dibawa keluar rumah
Page 15 of 57
sakit.

PROSEDUR 1. Rawat jalan/false emergency


 Apabila pasien pernah berobat di rs.cut meutia langsa
maka rekam medis diambil oleh petugas IGD yang
telah ditunjuk oleh petugas rekam medis.
 Setelah selesai pemeriksaan berkas medis ditangani
dan disimpan dikantor rekam medik.
2. Rawat inap
 Status dibawa oleh petugas dari IGD ke ruangan
dimana pasien mondok.
 Di ruangan rekam medis disimpan di tempat kusus
 Bila penderita pulang selesai rawat inap status/rekam
medis yang telah dilengkapi diambil oleh petugas.
 Pihak lain yang akan menggunakan status untuk
keperluan pendidikan atau penelitian harus seijin
direktur.

INSTALASI TERKAIT 1. Petugas IGD


2. Rekam Medis

Page 16 of 57
RESEP YANG DIBERIKAN DI IGD

NO. DOKUMEN
Rumah Sakit Cut NO. REVISI HALAMAN
RSCM/SOP/YANMED/
Meutia /I/2018 00 ½

Jl. Garuda No.01, Ditetapkan oleh,


Kebun Baru Langsa Kepala Rumah Sakit Cut Meutia
Tanggal Terbit
PROSEDUR TETAP 08 Januari 2018
dr. Hj. Cut Diah. AK, MM
Pengertian Resep obat yang diberikan dokter jaga IGD untuk pasien sesuai
dengan terapi yang diberikan.
Tujuan Pembuatan resep obat kepada pasien secara baik dan benar, serta
teliti
Kebijakan Resep diberikan pada pasien umum, Akes dan Jamkesmas
Prosedur 1. Dokter menulis obat pada blangko resep
2. Resep ditulis dan teliti kelengkapannya yaitu : Nama dan Umur
pasien, tanggal, bulan, tahun,pekerjaan,alamat pasien.
3. Untuk obat narkotik (misal pethidin) resep dibuat satu resep.
4. Apabila pasien rawat jalan resep di serahakan kepada pasien /
keluarga untuk membeli di apotik.
5. Obat yang tidak dibeli oleh petugas IGD, lalu diserahkan
kepada keluarga / pasien kemudian diperbolehkan pulang.
6. Apabila pasien mondok resep diserahkan kepada keluarga
pasien bersama lembar catatan pemakaian obat ( warna hijau :
Jamkesmas, birun: umum, merah :Jamsostek ) untuk
mengambil obat di apotik.
7. Obat yang telah di ambil oleh petugas IGD kemudian di

Page 17 of 57
serahkan kepada keluarga untuk diserahkan kepada petugas
ruangan.
Instalasi Terkait Instalasi Gawat Darurat
Apotik
Kasir Loket Pendaftaran

SISTEM KOMUNIKASI DI IGD


NO. DOKUMEN
Rumah Sakit Cut NO. REVISI HALAMAN
RSCM/SOP/YANMED/
Meutia /I/2018 00 ½

Jl. Garuda No.01, Ditetapkan oleh,


Kebun Baru Langsa Kepala Rumah Sakit Cut Meutia
Tanggal Terbit
PROSEDUR TETAP 08 Januari 2018
dr. Hj. Cut Diah. AK, MM
Ruang Lingkup Penggunaan alat komunikasi sesuai dengan kebutuhan, ada yang
akses langsung, ada yang itern Rumah Sakit.
Tanggung Jawab Sebagai acuan penerapan langkah-langkah system komunikasi di
IGD
Kebijakan 1. Indikasi penggunaan telepon
- Digunakan hanya untuk memperlancar komunikasi
pelayanan pasien.
- Memperlancar komunikasi antar Instalasi dalam menunjang
pelaksanaan pelayanan.
- Memperlancar komunikasi/instruksi langsung dari pimpinan.
- Memperlancar komunikasi dengan Instalasi terkait dengan
IGD : kepolisian, dinas kebakaran, dll
2. Kewenangan
- Penggunaan telepon hanya digunakan untuk pelayanan.
- Penggunaan telepon untuk kepentingan pribadi tidak
diperkenankan.
Prosedur a. Macam-macam alat komunikasi :
- Telepon umum : (0641) 23071
- Fax : (0641) 426285
- email
b. Alat komunikasi hanya digunakan oleh petugas juga IGD dan
petugas, pelanggan (pasien, keluarga pasien, pengantar dan
penanggung jawab) hanya boleh menerima saja.
c. Cara penggunaan telepon :
- Catat pada buku penggunaan dan pemakaian telepon secara
lengkap.
Page 18 of 57
- Operasional sesuai dengan cara penggunaan dalam mengirim
maupun menerima telepon
- Sampaikan pesan/berita kepada yang berhak menerimanya
dengan segera.

SISTEM KOMUNIKASI DI IGD


NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
Rumah Sakit Cut
RSCM/SOP/YANMED/ 00 1/2
Meutia /I/2018

Page 19 of 57
Ditetapkan oleh,
Jl. Garuda No.01, Tanggal Terbit Kepala Rumah Sakit Cut Meutia
Kebun Baru Langsa
08 Januari 2018
dr. Hj. Cut Diah. AK, MM

d. Daftar Nomor telepon dokter jaga IGD

No Nama Nomor
1 dr.vivi puspita hartono 08116830977
2 dr. moehajir 085270222599
3 dr. novina 082304693663
4 dr. Nova susanti 085362865260
5 dr. Mutia farida 082272866301
6 dr. Anandita putri 08116822010
e. Daftar Nomor Dokter konsulen

No Nama Nomor
1 dr. Gunardi Sp.PD 08122632571
2 dr. Indah maulida Sp.PD 081393083118
3 dr. Reni Sp.A 081328846349
4 dr. Darwan Sp.B 08123887374
5 dr. Furqan H Sp.B 081567887228
6 dr. Eva mutia Sp.S 08164274533

f. Daftar nomor telepon perawat IGD


No Nama Nomor
1. Yan zuchri AMK 085275593243

2. Maimun AMK 082277573485

3. Hamdani AMK 081361914495

4. M.irfan Fauzi AMK 085261831385

5. Vera ayati S.Kep 085373152669

6. Rahmad arif S.Kep 082370683103

7. Zaliska putra AMK 082161549840

8. Lydia parista S.kep 082165709039


NS
g. Daftar nomor peununjang medis
No Nama Nomor
1. M.Qhadafi (Ro) 085277390598
2. Mawaddah (Ro ) 085262697342
3 Maulana (Lab) 085361281118
4. Juli vera (Lab) 081377251829
5. Wiwik 081397508778
Page 20 of 57
PENANGANAN PASIEN LUKA BAKAR
NO. DOKUMEN
Rumah Sakit Cut NO. REVISI HALAMAN
RSCM/SOP/YANMED/
Meutia /I/2018 00 1/2

Jl. Garuda No.01, Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,


Kebun Baru Langsa

Page 21 of 57
Kepala Rumah Sakit Cut Meutia
PROSEDUR TETAP
08 Januari 2018
dr. Hj. Cut Diah. AK, MM
Pengertian Penanganan luka bakar meliputi penilaian terhadap luka baru, tindakan,
serta terapi medis.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penanganan luka bakar.
Kebijakan Penerapan prosedur penanganan pasien luka bakar
Prosedur Dalam menghadapi penderita luka baker,tindakan yang harus dilakukan
adalah
a. Buka pakaian pasien yang terkena luka bakar
b. Periksa keadaan umum pasien dan periksa tanda-tanda vital
c. Laporkan ke dokter jaga IGD
d. Lakukan tindakan
- Mencegah atau mengatasi syok bila ada tanda-tanda syok
- Beri cairan infuse bila luas bakar pada dewasa >20% dengan
grade II dan anak > dari 10% dengan grade II.
Cairan yang diberikan adalah Ringer laktat (RL)
Cara pemberian :
Pada jam 1 diberikan cairan 2,5 – 4 cc/% IIb setengahnya dibrikan pada
jam 8 pertama dihitung mulai jam kecelakaan, setengah sisanya
diberikan dalam 16 jam berikutnya.
e. Keadaan luka bakarnya :
- Dibersihkan dari kotoran kalau mungkin
- Cairan bulae dikeluarkan secara steril
- Kulit yang mati atau terkelupas dibuang
- Luka diobati dengan obat topical yang sesuai lalu dibalut
Derajat Luka Bakar
Derajat I : yang terkena hanya lapisan luar epidermis kulit tampak
kering tidak menggelembung dan terasa sakit dan saraf tidak terganggu.
Derajat II : mengenai seluruh lapisan epidermis dan sebagian dermis
menggelembung. Hiperpireksi bila dermis rusak lebih dalam, maka
terasa sakit karena ujung saraf tidak mati sehingga akan terganggu.
Derajat III : yang rusak adalah seluruh lapisan epidermis dan serta
lapisan yang ada dibawahnya, tidak bergelembung.
Instalasi Terkait Petugas IGD

Page 22 of 57
PENANGANAN KASUS KORBAN MASSAL
DAN KERACUNAN MASSAL
NO. DOKUMEN
Rumah Sakit Cut NO. REVISI HALAMAN
RSCM/SOP/YANMED/
Meutia /I/2018 00 1/2

Jl. Garuda No.01, Ditetapkan oleh,


Kebun Baru Langsa Kepala Rumah Sakit Cut Meutia
Tanggal Terbit
PROSEDUR TETAP 08 Januari 2018
dr. Hj. Cut Diah. AK, MM
Pengertian 1. Kasus korban massal adalah suatu kejadian / peristiwa
mengakibatkan jatuhnya korban dengan jumlah lebih dari 15
orang dalamkurun waktu tertentu.
2. Kasus dengan keracunan massal adalah suatu peristiwa
keracunan yangmengakibatkan jatuhnya korban lebih dari 15
oarng dalam kurun waktu tertentu.
Tujuan Kasus korban massal dan keracunan massal mendapat
pertolongan medis dengan cepat dan tepat.
Kebijakan Mengacu pada disaster plan RS.CUT MEUTIA LANGSA
Prosedur 1. Dilakukan seleksi diruang TRIASE dan apabila ruang triase

Page 23 of 57
penuh ditampung di ruang observasi atau diruang tunggu
poliklinik rawat jalan.
2. Identitas korban dicatat dilembar sementara yang tersedia
kemudian disalin dalam catatan rekam medik
3. Korban dengan gangguan resusitasi mendapat prioritas utama
dalam penanganan korban.
4. Koran diberikan pertolongan sesuai dengan kasusnya.
5. Korban IGD berkoordinasi dengan komite medik dalam hal
permintaan bantuan tenaga medis apabila diperlukan.
6. Kepala ruang IGD melakukan koordinasi dengan kabid
pelayanan medis / supervisor dalam hal meminta bantuan
perawat apabila diperlukan.
7. Kepala IGD memberikan informasi dan laporan kepada kepala
rs.cut meutia langsa

Instalasi Terkait 1. Instalasi Gawat Darurat


2. Instalasi rawat inap
3. Kabid pelayanan medis
4. DKK

Page 24 of 57
MEMINDAHKAN PASIEN DARI IGD KE RUANG
PERAWATAN (RUANG RAWAT INAP)
NO. DOKUMEN
Rumah Sakit Cut NO. REVISI HALAMAN
RSCM/SOP/YANMED
Meutia /I/2018 00 1/2

Jl. Garuda No.01, Ditetapkan oleh,


Kebun Baru Langsa Kepala Rumah Sakit Cut Meutia
Tanggal Terbit
PROSEDUR TETAP 08 Januari 2018
dr. Hj. Cut Diah. AK, MM
Pengertian Memindahkan pasien IGD yang telah medapatkan tindakan,
pertolongan asuhan keperawatan dan pemeriksaan penunjang,
diagnosis yang berindikasi rawat inap ke ruang perawatan.
Tujuan Pasien dapat menempati ruangan rawat inap sesuai dengan
permintaan dan kemampuannya.
Kebijakan Setiap psien yang datang di IGD apabila perlu opname,segera
dipindahkan ke ruang perawatan setelah selesai penanganan di
IGD.
Prosedur 1. Semua pasien yang masuk IGD dan telah mendapatkan
tindakan, pertolongan asuhan keperawatan dan pemeriksaan
penunjang diagnosis dan berindikasi Rawat Inap dan
dipindahkan ke ruang perawatan sesuai dengan kasus dan
permintaannya.
a. Kasus kebidanan pindah ke ruang bersalin
b. Kasus bedah pindah ke ruang Bougenvil atau ruang Eidelwis
.
c. Kasus penyakit dalam pindah ke ruang Cendana
d. Kasus penyakit anak pindah ke ruang Anggrek
e. Sebelum pasien dipindahkan, petugas IGD memberitahukan
kepada pasien dan keluarga serta ruang perawatan
bersangkutan lewat telepon.
Page 25 of 57
2. Teliti kelengkapan catatan Rekam Medis (status),sisa obat-
obatan dan alat serta hasil tes diagnose (foto Rontgen,
laboratorium, EKG, USG).
3. Pasien telah dalam keadaan stabil, pindahkan segera dengan
menggunakan brancard / Cr beroda atau kursi roda bila
pasien duduk dan tidak dalam kegawat daruratan.
4. Monitor dan awasi KU pasien, infus dan oksigen selama
dalam perjalanan transportasi pemindahan.
Lakukan serah terima dengan petugas ruang perawatan
yang dituju dan kemudian kembali tempat
Instalasi Terkait 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Inap

RUJUKAN PASIEN IGD

Page 26 of 57
NO. DOKUMEN
RSCM/SOP/ADM/ NO. REVISI HALAMAN
Rumah Sakit Cut
/I/2018 00 ½
Meutia
Ditetapkan oleh,
Jl. Garuda No.01, Kepala Rumah Sakit Cut Meutia
Tanggal Terbit
Kebun Baru Langsa
08 Januari 2018
PROSEDUR TETAP dr. Hj. Cut Diah. AK, MM
Ruang Lingkup Instalasi Gawat Darurat
Tanggung Jawab Dokter jaga bertanggung jawab atas pelaksanaan rujukan
Kebijakan 1. Pasien IGD yang tidak dapat ditangani di IGD harus segera
dirujuk ke rumah sakit yang lebih mampu.
2. Pasien dengan tindakan infuse apabila dirujuk harus didampingi
perawat dan diantar ambulan.
3. Pasien yang dirujuk harus dibuatkan surat pengantar rujukan
4. Kasus-kasus rujukan harus dievaluasi secara berkala
Dokumen Terkait 1. Buku rujukan
2. Buku pengantar

PENERIMAAN PASIEN RUJUKAN KEBIDANAN DI IGD

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


Rumah Sakit
RSCM/SOP/ADM/ 00 ½
Cut Meutia /I/2018

Page 27 of 57
Ditetapkan oleh,
Jl. Garuda Tanggal Terbit Kepala Rumah Sakit Cut Meutia
No.01, Kebun
08 Januari 2018
PROSEDUR dr. Hj. Cut Diah. AK, MM
TETAP
Pengertian Penerimaan pasien rujukan kebidanan adalah proses penerimaan
pasien dengan kasus kebidanan yang dirujuk oleh bidan atau
puskesmas .
Tujuan 1. Menyelamatkan nyawa pasien kasus kebidanan .
2. Mempercepat kesembuhan pasien.
3. Memberikan penanganan pada pasien dengan kasus kebidanan
yang tidak dapat ditangani oleh bidan atau puskesmas .
Kebijakan Rujukan ke RSUD Simo dilakukan bila :
a) Pasien tidak dapat ditangani oleh bidan atau puskesmas .
b) Pasien memerlukan penanganan tenaga medis spesialis yang
ada di RSUD Simo
c) Atas permintaan keluarga,
Kasus-kasus rujukan harus dievaluasi secara berkala.
Prosedur 1. Pasien datang dengan rujukan diantar bidan atau dari
puskesmas maupun datang senduri tanpa diantar,diterima di
IGD,
2. Perawat IGD melakukan anamnesa dan melakukan
pemeriksaan tanda-tanda vital ,
3. Perawat IGD telepon ke VK / bagian kebidanan ( line 21 ),
4. Pasien diperiksa oleh Dokter jaga,
a. Jika tanpa indikasi patologis,pasien dalam keadaan baik
(elektif) lakukan tindakan pemeriksaan penunjang laborat
lalu kirim ke VK / bangsal perawatan kebidanan
b. Jika dengan indikasi patologis,Bidan datang ke IGD
periksa pasien bersama Dokter jaga
Hasil pemeriksaan dikonsulkan Dokter Spesialis Obsgyn
oleh Bidan dan ditulis di status oleh Dokter jaga
5. a . Pasien dengan advis dirawat inap , tindakan medis ( infuse
dan injeksi ) dan pemeriksaan laborat dilakukan perawat IGD
baru di pindah ke VK / Bagian kebidanan,
b . Pasien dengan advis dirujuk lagi, jika darurat harus ada
tindakan , tindakan dilakukan Bidan bersama Perawat IGD dan
diantar ke Rumah Sakit lain olah Bidan VK dengan membawa

Page 28 of 57
blangko alasan rujukan,
Jika tidak perlu tindakan darurat,pasien dimotivasi rujuk diantar
olah Bidan pengantar dengan diberi rujukan.
Instalasi Terkait Dokter IGD
Perawat IGD
Bidan VK
Petugas Ambulance
Petugas Administrasi

MERUJUK PASIEN IGD KE RUMAH SAKIT LAIN


NO. DOKUMEN
Rumah Sakit Cut NO. REVISI HALAMAN
RSCM/SOP/ADM/
Meutia /I/2018 00 ½

Jl. Garuda No.01, Ditetapkan oleh,


Kebun Baru Langsa Kepala Rumah Sakit Cut Meutia
Tanggal Terbit
08 Januari 2018
dr. Hj. Cut Diah. AK, MM
Prosedur ( lanjutan ) 1. Pemindahan pasien atau transportasi pasien untuk dirujuk
dilaksanakan oleh petugas IGD.
Pasien yang menurut pertimbangan dokter spersialis/dokter
konsulen tidak dapat ditangani/ditolong di Rumah sakit
Umum Simo, maka pasien tersebut dirujuk ke rumah sakit
lain yang fasilitasnya lebih memadai sesuai dengan
kebutuhan pasien.
Pasien-pasien dengan kasus-kasus tertentu yang harus
Page 29 of 57
dirujuk adalah :
1. Bila tempat perawatan di RS penuh
2. Kasus penyakit tertentu
3. Kasus Psikiatrik : Untuk pasien-pasien psikiatrik yang
mengamuk dan gelisah, sehingga memang perlu
peratan khusus.
4. Pasien yang dirujuk dengan membawa surat-surat
rujukan.
5. Pasien yang dirujuk dengan didampingi perawat
sesuai prosedur.
Instalasi Terkait Petugas
Petugas Ambulance

PEMAKAIAN ALAT LIFE SAVING


NO. DOKUMEN
Rumah Sakit Cut NO. REVISI HALAMAN
RSCM/SOP/ADM/ /I/2018
Meutia 00 ½
Ditetapkan oleh,
Jl. Garuda No.01, Kepala Rumah Sakit Cut Meutia
Tanggal Terbit
Kebun Baru Langsa
08 Januari 2018
PROSEDUR TETAP dr. Hj. Cut Diah. AK, MM
Pengertian Yang dimaksudkan dengan alat life saving adalah peralatan yang
dibutuhkan untuk pertolongan hidup.
Tujuan Untuk memberikan pertolongan pada pasien yang terancam
jiwanya.
Kebijakan Pemberlakuan alat life saving di IGD
Prosedur 1. Pasien datang di IGD dalam keadaan gawat darurat.
2. Dilakukan pemeriksaan oleh dokter jaga di ruang triase
3. Dokter menetapkan status kegawatan dan perlu dilakukan
penanganan dengan menggunakan alat life saving.
4. Pasien dimasukkan ke ruang alat life saving.
5. Dokter/perawat melaksanakan tindakan dengan alat live saving.
6. Bila diperlukan konsul dokter spesialis.
7. Dilakukan observasi maksimal 2 jam setelah dilakukan
tindakan.
8. Dilakukan pendokumentasian tindakan.
Instalasi Terkait 1. Dokter Konsulen
2. Dokter jaga
3. Perawatan

Page 30 of 57
PERAWAT PENDAMPING PASIEN YANG DIRUJUK
NO. DOKUMEN
Rumah Sakit Cut NO. REVISI HALAMAN
RSCM/SOP/ADM/
Meutia /I/2018 00 ½

Jl. Garuda No.01, Ditetapkan oleh,


Kebun Baru Langsa Kepala Rumah Sakit Cut Meutia
Tanggal Terbit
PROSEDUR TETAP 08 Januari 2018
dr. Hj. Cut Diah. AK, MM
Pengertian Perawat yang mendapingi pasien yang akan dirujuk
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah mendampingi pasien
yang dirujuk.
Kebijakan Penerapan Standar pendamping pasien yang akan dirujuk
Prosedur Untuk mencapai mutu pelayanan optimal maka bagi pasien yang
akan dirujuk ke rumah sakit lain yang lebih memadai, didampingi
oleh seorang perawat. Hal ini perlu untuk memantau kegawatan
yang dialami pasien.
Adapun pendamping pasien yang akan dirujuk adalah :
a. Melihat keadaan pasien yang akan dirujuk
b. Pendamping pasien yang akan dirujuk adalah perawat,dokter
jaga menunjuk salah satu perawat IGD yang bertugas, apabila
karena suatu hal perawat IGD tidak bisa mendampingi atau
karena hanya satu orang perawat yang jaga IGD, maka dokter
jaga mencari penggantinya dengan meminta perawat jaga dari
bangsal.
Instalasi Terkait Perawat IGD
Satuan pengemudi
Satuan rawat inap

Page 31 of 57
PEMAKAIAN OKSIGEN CONCETRATE
NO. DOKUMEN
Rumah Sakit Cut NO. REVISI HALAMAN
RSCM/SOP/ADM/
Meutia /I/2018 00 ½

Jl. Garuda No.01, Ditetapkan oleh,


Kebun Baru Langsa Kepala Rumah Sakit Cut Meutia
Tanggal Terbit
PR TETAP 08 Januari 2018
dr. Hj. Cut Diah. AK, MM
Pengertian Oksigen concentrate adalah mesin oksigen automatic yang
memakai tenaga listrik untuk mengubah oksigen lingkungan
menjadi oksigen murni.
Tujuan Untuk memenuhi kebutuhan oksigen pasien
Kebijakan Cara pemakain oksigen concentrate
Prosedur 1. Tancapkan saklar pada stop kontak
2. Tekan tombol on (1)
3. Tunggu selama 2 menit sampai lampau on menyala warna hijau
4. Ukur skala menurut kebutuhan
5. Pasang kanul oksigen pasien
6. Bila selesai :
Tekan tombol off (0)
Cabut saklar dari stop kontak
Instalasi Terkait Petugas IGD

PEMAKAIAN SUCTION PUMP

Page 32 of 57
NO. DOKUMEN
RSCM/SOP/ADM/ NO. REVISI HALAMAN
Rumah Sakit Cut
/I/2018 00 ½
Meutia
Ditetapkan oleh,
Jl. Garuda No.01, Kepala Rumah Sakit Cut Meutia
Tanggal Terbit
Kebun Baru Langsa
08 Januari 2018
PROSEDUR TETAP dr. Hj. Cut Diah. AK, MM
Pengertian Suction pump adalah alat yang digunakan untuk menghisap cairan
Tujuan 1. Untuk membersihkan jalan napas
2. Untuk mengeluarkan cairan dalam tubuh
Kebijakan Cara pemakaian suction pump
Prosedur 1. Isi tabung penampung dengan larutan disinfektan ± 1/3 dari
tabung yang ada.
2. Tancapkan saklar pada stop kontak
3. Tekan saklar ON (1) untuk menyalakan
4. Lakukan pengecakan selap penghisap apakah sudah bekerja
dengan optimal
5. Lakukan penghisapan pada area yang diperlukan
6. Setelah matikan alat dengan menekan saklar OFF (0)
Unti Terkait Petugas IGD

PENGGUNAAN NEBULIZER
NO. DOKUMEN
Rumah Sakit Cut NO. REVISI HALAMAN
RSCM/SOP/ADM/
Meutia /I/2018 00 ½

Jl. Garuda No.01, Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,


Kebun Baru Langsa

Page 33 of 57
Kepala Rumah Sakit Cut Meutia
PROSEDUR TETAP
08 Januari 2018
dr. Hj. Cut Diah. AK, MM
Pengertian Memberikan campuran zat aerosol dalam artikel udara dengan
tekanan udara
Tujuan Untuk memberikan obat melalui nafas spontan pasien
Kebijakan Penerapan prosedur penggunaan Nebulizer
Prosedur A. Persiapan: 7. Siapkan obat cair yang
1. Alat dan Chat
direkomendasikan doketr
 Oksigen set
8. Pasang selang pada
 Set Nebulizer
 Cairan normal Saline konektor alat
9. Hubungkan steker pada
dan obat yang akan
power cord pada kotak
dipakai
 Mouth piece bila perlu kontak listrik
2. Lingkungan bersih dan 10. Isi tabung nebulizer dengan

tenag obat cair dan volume sesuai


3. Petugas 1 orang perintah dokter
B. Pelaksana 11. Pasang tutup tabung
1. Monitor denyut nadi sebelum
nebulizer dan pasang
dan sesudah pengobatan
masker pada konektor tutup
khususnya pada pasien
tabung nebulizer
yang menggunakan 12. Pasang masker pada
bronkodilator penderita
2. Jelaskan prosedur pada 13. Tekan saklar power posisi
pasien ON dan bersamaan dengan
3. Atur posisi pasien senyaman
mulai pemberian terapi
mungkin paling sering dalam 14. Jika pemberian terapi
posisi semi fowler selesai, tekan saklar power
4. Petugas mencuci tangan
5. Siapkan alat dan keposisi OFF Lepas

perlengkapannya konektor alat dan


6. Periksa filter kotor ganti yang kelengakpannya serta
baru kembalikan alat pada
tempatnya.
15. Kelengkapan alat (selang,
tabung nebulizer dan
masker) rendam dengan air
sabun hangat selama 30

Page 34 of 57
menit
16. Bilas dengan air hangat
sampai bersih dan keringkan
kelengkapannya sehingga
siap pakai

Instalasi Terkait Instalasi Gawat Darurat

PENGADAAN DAN PENYEDIAAN OBAT LIFE SAVING DI IGD


NO. DOKUMEN
Rumah Sakit Cut NO. REVISI HALAMAN
RSCM/SOP/ADM/
Meutia /I/2018 00 ½

Jl. Garuda No.01, Ditetapkan oleh,


Kebun Baru Langsa Kepala Rumah Sakit Cut Meutia
Tanggal Terbit
PROSEDUR TETAP 08 Januari 2018
dr. Hj. Cut Diah. AK, MM
Pengertian Suatu proses pengadaan dan penyediaan obat-obat life saving
/obat emergency yang dibutuhkan di IGD
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penyediaan obatlife
saving sehingga disaat ada pasien emergency obat selalu tersedia
dan tidak kadaluarsa.
Kebijakan - Petugas yang betanggungjawab menyediakan obat life saving

Page 35 of 57
harus melaksanakan tugasnya dengan rutin.
- Petugas menggunakan obat sesuai standar
Prosedur Obat-obatan life saving di IGD disiapkan oleh penanggungjawab
obat sesuai jumlah yang sudah ditentukan, jika ternyata ada obat
yang habis maka dapat dilakukan dengan bon obat di apotik.
 Cara bon obat
1. Petugas IGD menulis jenis obat life saving yang ada dibuku
pengebonan.
2. Petugas IGD meminta obat life saving ke apotik dengan
membawa buku pengebonan.
3. Petugas melaporkan bon kepada petugas apotik .
4. Setelah obat didapatkan ditata sesuai tulisan yang sudah
ditentukan tempatnya.
 Cara pengecekan obat
a. Petugas mengecek obat-obat yang habis atau yang perlu
diisi lagi tiap pagi
b. Tiap pagi petugas mengecek jenis obat yang jumlahnya
tidak sesuai standar yang ditentukan,cek juga tanggal
kadaluarsa jika sudah ED kembalikan ke apotik dan minta
diganti.
c. Jika ada obat yang habis /jumlahnya kurang atau
kadaluarsa merupakan tanggungjawab perawat IGD yang
ditunjuk sebagai penaggungjawab obat dibantu pengecekan
obat oleh petugas IGD yang jaga pagi.

 Cara pemakaian obat life saving


a. Obat life saving digunakan untuk pasien-pasien
emergency yang membutuhkan sesuai advis dokter.
b. Petugas memberikan obat yang sudah tersedia di
IGD.
c. Dokter yang memberi advis menulis diresep,Perawat
IGD memberi tanda di belakang tulisan nama obat life
saving dengan tanda centang itu berarti obat sudah
memakai obat life saving IGD dan apotik tinggal
menganti
d. Keluarga pasien membawa resep ke apotik .
e. Apotik memberikan obat ke keluarga pasien.
f. Keluarga pasien kembali ke IGD ,obat diserahkan
petugas IGD untuk menganti stock di IGD.

Page 36 of 57
Instalasi Terkait 1. Dokter IGD.
2. Perawat IGD
3. Penaggungjawab obat ( perawat IGD yang sudah ditunjuk )
4. Gudang farmasi
5. Petugas Apotik

PENYEDIAAN CAIRAN INFUSE DI IGD


NO. DOKUMEN
Rumah Sakit Cut NO. REVISI HALAMAN
RSCM/SOP/ADM/
Meutia /I/2018 00 ½

Jl. Garuda No.01, Ditetapkan oleh,


Kebun Baru Langsa Kepala Rumah Sakit Cut Meutia
Tanggal Terbit
PROSEDUR TETAP 08 Januari 2018
dr. Hj. Cut Diah. AK, MM
Pengertian Suatu proses penyediaan cairan infuse di IGD yang meliputi cara
penyediaan cairan infuse dan penggunaan cairan infuse.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penyediaan cairan
infuse
Kebijakan - Petugas yang menggunakan cairan infuse dan menyediakan
cairan infuse , melaksanakan tugasnya dengan rutin
- Petugas menggunakan cairan infuse yang sesuai standar
Prosedur Cairan infuse di IGD telah disiapkan oleh petugas apotik yang ada
di IGD, jika ternyata ada cairan infuse yang habis maka dapat
dilakukan dengan bon obat di apotik.
 Cara bon obat
1. Petugas IGD menulis jenis cairan infuse yang ada dibuku
pengebonan.
2. Petugas IGD meminta cairan infuse ke apotik dengan
membawa buku pengebonan.
3. Petugas melaporkan bon kepada petugas apotik .
 Cara penggunaan obat
1. Petugas mengecek cairan infuse yang habis atau yang perlu
diisi lagi.
2. Petugas mengambil dari gudang lemari cairan infuse
Page 37 of 57
dimasukkan dalam lemari cairan infuse
3. Mengambil cairan infuse sesuai dengan advis dokter.
4. Setiap pengambilan obat ditulis dalam buku pengambilan
cairan infuse berikut nama, bangsal/rawat jalan, jenis cairan
infuse dan jumlahnya.
5. Bila pasien rawat jalan cukup ditulis pada buku pengambilan
cairan infuse.
Instalasi Terkait 1. Petugas politk
2. Gudang farmsi
3. Perawat IGD

Page 38 of 57
PENYEDIAAN LINEN IGD
NO. DOKUMEN
Rumah Sakit Cut NO. REVISI HALAMAN
RSCM/SOP/ADM/
Meutia /I/2018 00 ½

Jl. Garuda No.01, Ditetapkan oleh,


Kebun Baru Langsa Kepala Rumah Sakit Cut Meutia
Tanggal Terbit
PROSEDUR TETAP 08 Januari 2018
dr. Hj. Cut Diah. AK, MM
Pengertian Suatu kegiatan yang dilakukan untuk melaporkan permintaan
pemeliharaan dan perbaikan sarana dan prasarana Rumah Sakit
dari ruangan / bangsal
Tujuan Agar sarana dan prasarana Rumah Sakit dapat digunakan
seoptimal mungkin
Kebijakan Petugas IPSRS mengikuti alur permintaan perbaikan yang telah
dibuat
Prosedur 1. Ruang / bangsal melaporkan ke IPSRS dengan diketahui oleh
subbid masing-masing
2. Petugas IPSRS menindak lanjuti laporan
3. Jika bias diselesaikan, melaporkan hasil kerja ke ruangan
4. Jika tidka bias diselesaikan karena perlu bergantian suku
cadang petugas melaporkan permintaan penggantian suku
cadang ke bendahara material
5. Tetapi jika suku cadang yang dimaksud tidak diperoleh di
pasaran dan atau tidak bias diperbaiki oleh petugas maka
dilanjutkan ke pihak III dengan mengetahui subbid masing-
masing dan IPSRS
6. Setelah selesai kembalikan alat ke asal Instalasi atau bangsal
Instalasi Terkait 1. Seluruh Instalasi / bangsal
2. IPSRS
3. Bendahara Material
4. Seluruh subbid

PROSEDUR TETAP TRIASE IGD

NO. DOKUMEN
Rumah Sakit Cut NO. REVISI HALAMAN
RSCM/SOP/ADM/
Meutia /I/2018 00 ½
Jl. Garuda No.01,
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
Kebun Baru Langsa
Page 39 of 57
Kepala Rumah Sakit Cut Meutia
PROSEDUR TETAP
08 Januari 2018
dr. Hj. Cut Diah. AK, MM
Pengertian Triase adalah suatu system pemilihan pasien menurut tingkat
kegawatan pasien.
Tujuan Pasien dapat diseleksi dan dipisah-pisahkan antara yang gawat
dan tidak gawat.
Kebijakan Pemberlakuan Triase di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit
Umum Daerah Simo
Prosedur 1. Pasien datanglangsung dibawa ke Ruang Triase.
2. Pasien diseleksi menurut kegawatannya.
3. Pasien ditempatkan pada ruang sesuai kasus dan tindakannya.
Instalasi Terkait 1. Dokter Konsulen
2. Laboratorium
3. Farmasi
4. Radiologi
5. Rekam Medis
6. Kasir
7. Ambulance

PROTAP SELEKSI PADA PASIEN DISASTER

NO. DOKUMEN
Rumah Sakit Cut NO. REVISI HALAMAN
RSCM/SOP/ADM/
Meutia /I/2018 00 ½

Jl. Garuda No.01, Ditetapkan oleh,


Kebun Baru Langsa Kepala Rumah Sakit Cut Meutia
Tanggal Terbit
PROSEDUR TETAP 08 Januari 2018
dr. Hj. Cut Diah. AK, MM
Pengertian Suatu sistem seleksi penderita yang menjamin supaya tidak ada
penderita yang tidak mendapat pertolongan medis. Pada
pelaksanaannya dibedakan triase sehari-hari dan triase dalam

Page 40 of 57
keadaan bencana/ disaster.

Tujuan  Prioritas penanganan pasien berdasarkan hasil triase;


terutama pada keadaan bencana/ disaster.
 Agar kondisi kegawatdaruratan penderita dapat segera
diketahui dan segera pula diatasi dengan tepat dan cepat.
 Mencegah kematian dan kecacatan yang tak perlu.
Kebijakan  Triase dalam pelaksanaannya dibedakan antara Triase
dalam keadaan sehari-hari dan Triase dalam keadaan
bencana/ disaster.
 Triase dilakukan oleh dokter; dalam keadaan bencana
dibantu oleh perawat.
 Triase dalam keadaan bencana memakai label.
 Triase dalam keadaan bencana/ dissaster digunakan untuk
menentukan prioritas penanganan pasien berdasarkan
beratnya cedera dan/atau kegawatan pasien serta
probabilitas hidupnya (label merah didahulukan).
Prosedur Triase dalam keadaan bencana/ dissaster:
1. Dokter memeriksa kondisi korban secara singkat dan
cermat.
2. Dokter segera menentukan tingkat kegawatdaruratan
korban.
3. Dokter bersama petugas memberikan label: hijau, kuning,
merah, putih atau hitam untuk setiap korban sesuai dengan
tingkat kegawatdaruratan yaitu :
a. Label Hijau : Diberikan untuk korban tidak gawat dan
tidak darurat (P3) yaitu korban yang tidak luka dan tidak
ada gangguan kesadaran / jiwa
b. Label Kuning : Diberikan untuk korban darurat tidak
gawat , yaitu korban dengan luka-luka ringan, tidak ada
gangguan sistem respirasi dan atau kardiovaskuler
c. Label Merah : Diberikan untuk korban gawat darurat ,
yaitu korban cedera sehingga terjadi gangguan pada
sistem respirasi yang mengancam henti napas dan atau

Page 41 of 57
ada gangguan sistem kardiovaskuler yang mengancam
henti jantung atau korban yang diketahui baru saja
terlihat henti napas atau dan henti jantung.
d. Label Putih : Diberikan untuk korban gawat tidak
darurat yaitu korban dengan cedera sangat berat atau
parah atau dalam keadaan koma dengan prognosis ad
malam (jelek)
e. Label Hitam : Diberikan untuk korban yang sudah
meninggal dunia.
Pada saat terjadi musibah massal, dokter jaga menetapkan status
terjadinya musibah massal; tergantung dari banyaknya pasien
yang datang

.
Instalasi Terkait 1. Dokter Konsulen
2. Laboratorium
3. Farmasi
4. Radiologi
5. Rekam Medis
6. Kasir
7. Ambulance

Page 42 of 57
TRIASE IGD RSU CUT MEUTIA
NO. DOKUMEN
Rumah Sakit Cut NO. REVISI HALAMAN
RSCM/SOP/ADM/
Meutia /I/2018 00 ½

Jl. Garuda No.01, Ditetapkan oleh,


Kebun Baru Langsa Kepala Rumah Sakit Cut Meutia
Tanggal Terbit
KEBIJAKAN 08 Januari 2018
DIREKTUR dr. Hj. Cut Diah. AK, MM
Pengertian Suatu sistem seleksi penderita yang menjamin supaya tidak ada
penderita yang tidak mendapat pertolongan medis. Pada
pelaksanaannya dibedakan triase sehari-hari dan triase dalam
keadaan bencana/ disaster.

Tujuan  Prioritas penanganan pasien berdasarkan hasil triase;


terutama pada keadaan bencana/ disaster.
 Agar kondisi kegawatdaruratan penderita dapat segera
diketahui dan segera pula diatasi dengan tepat dan cepat.
 Mencegah kematian dan kecacatan yang tak perlu.
Kebijakan  Triase dalam pelaksanaannya dibedakan antara Triase

Page 43 of 57
dalam keadaan sehari-hari dan Triase dalam keadaan
bencana/ disaster.
 Triase dilakukan oleh dokter; dalam keadaan bencana
dibantu oleh perawat.
 Triase dalam keadaan bencana memakai label.
 Triase dalam keadaan bencana/ dissaster digunakan untuk
menentukan prioritas penanganan pasien berdasarkan
beratnya cedera dan/atau kegawatan pasien serta
probabilitas hidupnya (label merah didahulukan).
Instalasi Terkait 8. Dokter Konsulen
9. Laboratorium
10. Farmasi
11. Radiologi
12. Rekam Medis
13. Kasir
14. Ambulance

Page 44 of 57
PROSEDUR TETAP
PENGISIAN LEMBAR INFORMED CONSENT

NO. DOKUMEN
Rumah Sakit Cut
RSCM/SOP/ADM/ NO. REVISI HALAMAN
Meutia
/I/2018 00 ½
Jl. Garuda No.01,
Kebun Baru Langsa Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit Kepala Rumah Sakit Cut Meutia

PROSEDUR TETAP 08 Januari 2018


dr. Hj. Cut Diah. AK, MM
Pengertian Suatu jenis pernyataan tentang persetujuan atau penolakan dalam
bentuk tulisan yang ditandatangani penderita/walinya sebagai bukti
terhadap persetujuan atau penolakan tindakan medis yang akan
dilakukan kepada pasien.
Tujuan Agar semua tindakan (medis) yang dilakukan telah mendapat
persetujuan dari penderita / walinya sehingga dokter / tenaga
kesehatan lainnya / manajemen rumah sakit terhindar dari tuntutan
hukum dari pasien ataupun keluarga pasien
Kebijakan o Setiap pasien yang mendapat pelayanan di rumah
sakit mempunyai hak untuk memperoleh atau menolak
pengobatan yang akan diberikan.
o Penanda tanganan dilakukan setelah pasien
mendapat penjelasan dari petugas penerima pasien ditempat
pendaftaran.
Pemberian persetujuan maupun penolakan terhadap perlakuan
yang akan diambil tersebut menjadi bukti yang syah bagi rumah
sakit, pasien, dan dokter.

Page 45 of 57
Prosedur 1. Dokter wajib memberikan penjelasan / informasi tentang apa
yang akan dilakukan oleh tim medis, resiko dan akibat yang
akan terjadi bilamana suatu tindakan akan diambil serta cara
mengatasi.
2. Dokter harus menandatangani juga pernyataan tersebut
sebagai tanda kalau sudah memberikan penjelasan kepada
penderita atau keluarga.
3. Pasien / keluarganya telah memahami betul penjelasan dokter
tentang tindakan yang akan dilakukan, resiko dan akibat-akibat
yang akan terjadi atas suatu tindakan medis tersebut serta cara
mengatasinya.
4. Pasien / keluarganya mengisi dan menandatangani pernyataan
yang telah disediakan dengan dipandu oleh perawat / petugas
rumah sakit.
Saksi yang juga menandatangani pernyataan tersebut dapat
diambil dari keluarga penderita atau perawat yang bertugas.
Instalasi Terkait 1. Dokter
2. Petugas Poliklinik
3. Petugas IGD
4. Petugas Ruang Perawatan RSUD Simo.

Page 46 of 57
PROSEDUR TETAP
PENANGGULANGAN BENCANA KEBAKARAN
NO. DOKUMEN
Rumah Sakit Cut NO. REVISI HALAMAN
RSCM/SOP/ADM/
Meutia /I/2018 00 ½

Jl. Garuda No.01, Ditetapkan oleh,


Kebun Baru Langsa Kepala Rumah Sakit Cut Meutia
Tanggal Terbit
PROSEDUR TETAP 08 Januari 2018
dr. Hj. Cut Diah. AK, MM
Pengertian Penanggulangan Bencana Kebakaran adalah tindakan koordinasi,
komunikasi, permintaan bantuan, evakuasi pasien, penyelamatan
dokumen/alkes, pengendalian api.
Tujuan Untuk mecegah agar api tidak menimbulkan kerugian material
yang lebih banyak, tidak menimbulkan korban jiwa.
Kebijakan Penanggulangan Bencana direncanakan dengan baik dan
dikoordinasikan dengan instansi terkait.
Prosedur 1. Bila terjadi kebakaran, jangan panik, tetap tenang.
2. Segera menghubungi Sentral komunikasi
( IGD) dan segera membunyikan bel tanda bahaya.
3. Bagian informasi / IGD menghubungi
Direktur / Komandan Satgas .
4. Ketua Satgas memimpin Satgas pengendali Api untuk
melokalisir kebakaran di lokasi kebakaran untuk mematikan api,
dan Satgas Penyelamatan Dokumen / Alked ntuk melaksanakan
tugas sesuai fungsinya.
5. Bagian informasi mengumumkan agar pasien dan pengunjung
tetap tenang karena kebakaran sedang diatasi.
6. Satgas Evakuasi pasien mengamankan pasien ke tempat yang
aman ( tempat evakuasi yang telah ditentukan).
7. Satga Penyelamat Dokumen /Alked mengamankan
dokumen/barang milik rumah sakit ke tempat yang aman.
Page 47 of 57
8. Permintaan bantuan yang melibatkan instansi terkait Dinas
Kebakaran/Kepolisian diputuskan oleh Direktur Rs atas saran
ketua panitia K3, Komandan Satgas, Sie Penanggulangan
Bencana (diatur dalam prosedur tersendiri).
9. Apabila kebakaran telah diatasi, buat kepal instalasi / ruang
membuat laporan kejadian bencana,
Instalasi Terkait Instalasi Komunikasi, Instalasi gawat darurat

Page 48 of 57
PROSEDUR TETAP
PENANGGULANGAN KEBAKARAN
NO. DOKUMEN
Rumah Sakit Cut NO. REVISI HALAMAN
RSCM/SOP/ADM/
Meutia /I/2018 00 ½

Jl. Garuda No.01, Ditetapkan oleh,


Kebun Baru Langsa Kepala Rumah Sakit Cut Meutia
Tanggal Terbit
PROSEDUR TETAP 08 Januari 2018
dr. Hj. Cut Diah. AK, MM
Pengertian Karyawan mampu mananggulangi kebakaran dengan
menggunakan Alat Api Ringan ( APAR).
Tujuan Untuk mencegah agar api menjalar
Kebijakan Penanggulangan kebakaran dengan menggunakan Alat Pemadam
Api Ringan ( APAR).
Prosedur 1. Bila terjadi kebakaran, jangan panik, tetap tenang
2. Segera lapor ke Satpam atau bagian
informasi melalui telpon,Hand phone atau sarana komunikasi
yang lain.
3. Bagian Informasi membunyikan bel tanda
bahaya.
4. Hubungi Dinas Pemadam Kebakaran.
5. Ambil APAR untuk mematikan api.
6. Diberitahukan agar pasien dan pengunjung tetap tenang,
karena kebakaran sedang diatasi.
7. Amankan dokumen / barang milik rumah sakit / pasien ke
tempat lain.
8. Apabila kebakaran telah diatasi, buat laporan penanggulangan
bencana.
Instalasi Terkait Seluruh karyawan RS Cut Meutia.

PROSEDUR TETAP
PENCEGAHAN KEBAKARAN

Page 49 of 57
NO. DOKUMEN
Rumah Sakit Cut NO. REVISI HALAMAN
RSCM/SOP/ADM/
Meutia /I/2018 00 ½

Jl. Garuda No.01, Ditetapkan oleh,


Kebun Baru Langsa Kepala Rumah Sakit Cut Meutia
Tanggal Terbit
PROSEDUR TETAP 08 Januari 2018
dr. Hj. Cut Diah. AK, MM
Pengertian Suatu usaha yang dilaksanakan oleh rumah sakit untuk mencegah
adanya kebakaran di rumah sakit.
Tujuan Agar terhindar dari bahaya kebakaran.
Kebijakan Dimaksudkan untuk menghindari jangan sampai terjadi kebakaran
rumah sakit
Prosedur 1. Jauhkan barang-barang yang mudah
terbakar dari sumber api.
2. Sediakan alat pemadam kebakaran
berupa bahan kimia maupun air yang station maupun yang bisa
mobil di tempat yang potensial terjadi kebakaran.
3. Tersedianya tenaga yang terampil dan
terlatih dalam pengoperasian alat pemadam kebakaran.
4. Tersedia alat komunikasi di tempat yang
potensial terjadi kebakaran.
5. Tersedia daftar pejabat / instansi yang
harus dihubunginmanakala betul-betul terjadi kebakaran.
6. Tersedianya tanda-tanda / rambu
peringatan pencegahan kebakaran.
7. Tersedianya daftar dan denah
penempatan alat pemadam kebakaran dan sumber air.
8. Terjaminnya peralatan fasilitas /
instalasi kelistrikan.
9. Mekanisme pencegahan kebakaran :
a. Pencegahan kebakaran yang disebabkan oleh manusia ;
1. Segera tegur dan
cegah orang yang merokok khususnya di area yang
rawan terjadi kebakaran.
2. Untuk melakukan
penyambungan listrik harus seijin dan sepengetahuan
dari instalasi yang berwenang IPSRS.
3. Melakukan
pemeliharaan berkala terhadap fasilitas K3
Page 50 of 57
4. Bakarlah sampah
ditempat yang sudah ditentukan / incinerator.
5. Selalu mematiakn
sumber-sumber api ( kompor, alat masak, gas, dsb)
pada saat meninggalkan tempat tugas.
6. Lakukan tindakan
baik dan benar untuk mencegah terjadinya kebakaran.

PROSEDUR TETAP
PENCEGAHAN KEBAKARAN
NO. DOKUMEN
Rumah Sakit Cut NO. REVISI HALAMAN
RSCM/SOP/ADM/
Meutia /I/2018 00 ½
Jl. Garuda No.01,
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
Kebun Baru Langsa

Page 51 of 57
Kepala Rumah Sakit Cut Meutia
PROSEDUR TETAP
08 Januari 2018
dr. Hj. Cut Diah. AK, MM
Prosedur b. Pencegahan kebakaran yang disebabkan oleh peralatan ;
1. Segera lapor satpam dan IPSRS
( dalam jam kerja) apabila melihat fasilitas kelistrikan
yang dinilai bias menimbulkan kebakaran.
2. Segera mematikan saklar listrik begitu
gangguan fasilitas kelistrikan.
3. Segera lapor ke Satpam / IPSRS bila terjadi kebocoran
dan adanya genangan air yang bias menimbulkan
kebakaran.
4. Lakukan tindakan baik dan benar untuk mencegah
terjadinya kebakaran.
10. Bagi pegawai / petugas yang mengabaikan terhadap ketentuan
pencegahan kebakaran dapat dikenakan sanksi disiplin
pegawai.
11. Rumah sakit sedapat mungkin menyediakan deteksi dini.

Instalasi Terkait Seluruh ruangan / Instalasi RSUD Simo Boyolali.

PROSEDUR TETAP
PENANGGULANGAN BENCANA GEDUNG RUNTUH
NO. DOKUMEN
Rumah Sakit Cut NO. REVISI HALAMAN
RSCM/SOP/ADM/
Meutia /I/2018 00 ½

Jl. Garuda No.01, Ditetapkan oleh,


Kebun Baru Langsa Kepala Rumah Sakit Cut Meutia
Tanggal Terbit
PROSEDUR TETAP 08 Januari 2018
dr. Hj. Cut Diah. AK, MM
Pengertian
Tujuan
Kebijakan

Page 52 of 57
Prosedur
Instalasi Terkait

DEATH ON ARRIVAL
NO. DOKUMEN
Rumah Sakit Cut NO. REVISI HALAMAN
RSCM/SOP/ADM/
Meutia /I/2018 00 ½

Jl. Garuda No.01, Ditetapkan oleh,


Kebun Baru Langsa Kepala Rumah Sakit Cut Meutia
Tanggal Terbit
PROSEDUR TETAP 08 Januari 2018
dr. Hj. Cut Diah. AK, MM
Pengertian Semua pasien meningkat saat tiba di Gawat Darurat, dokter harus
dapat menyakini bahwa pasien itu sudah dan secara admisnitrstif
dilengkapi.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penanganan pasien
meninggal sewaktu tiba di Gawat Darurat.
Kebijakan Penerapan prosedur Death On Arrival di IGD

Page 53 of 57
Prosedur Pengertian:
Kematian sewaktu tiba (Death On Arrival) adalah kematian yang
sudah terjadi pada pasien yang datang di Pelayanan Gawat
Darurat.
Tatacara:
Ditemukan kasus dimana pasien datang sudah dalam keadaan
meninggal, maka harus dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut:
 Dokter juga harus dapat menyakinkan bahwa pasien sudah
dalam keadaan meninggal. Jika dirasa dapat dilakukan
pemeriksaan penunjang seperti EKG.
Instalasi Terkait IGD
Rekam Medik
Pemulasaran Jenasah
Kasir

KEMATIAN DI INSTALASI GAWAT DARURAT


NO. DOKUMEN
Rumah Sakit Cut NO. REVISI HALAMAN
RSCM/SOP/ADM/
Meutia /I/2018 00 ½

Jl. Garuda No.01, Ditetapkan oleh,


Kebun Baru Langsa Kepala Rumah Sakit Cut Meutia
Tanggal Terbit
PROSEDUR TETAP 08 Januari 2018
dr. Hj. Cut Diah. AK, MM
Pengertian Semua pasien yang meninggal diInstalasi Gawat Darurat secara
medis maupun administratif dilengkapi dan apabila perlu visum.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penanganan
kematian di agwat darurat.
Kebijakan Penerapan prosedur kematian di IGD
Prosedur Pengertian:
Yang dimaksud dengan kematian Pelayanan Gawat Darurat adalah
kasus dimana pasien meninggal di Pelayanan Gawat Darurat
walupun sudah meninggal, penanganan medic secara maksimal di

Page 54 of 57
Pelayanan Gawat Darurat.
Tatacara Pelaksanaan:
Jika ditemui adanya kasus kematian di Pelayanan Gawat Darurat,
maka perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Dokter yang menangi wajib mengisi formulir yang telah
disediakan.
b. Penderita yang sudah dinyatakan meninggal kemudian dibawa
ke kamar jenazah.
Instalasi Terkait Petugas IGD
Petugas kamar mayat

PENGELOLAAN ANGKET KEPUASAN


NO. DOKUMEN
Rumah Sakit Cut NO. REVISI HALAMAN
RSCM/SOP/ADM/
Meutia /I/2018 00 ½

Jl. Garuda No.01, Ditetapkan oleh,


Kebun Baru Langsa Kepala Rumah Sakit Cut Meutia
Tanggal Terbit
PROSEDUR TETAP 08 Januari 2018
dr. Hj. Cut Diah. AK, MM
Pengertian Suatu kegiatan untuk mengetahui tingkat kepuasaan pelanggan
dengan cara mengelola/menganalisa hasil angket atau questioner
yang sudah diisi oleh pelanggan (pasien dan atau keluarga).
Tujuan 1. Mengoptimalkan pelayanan di IGD.
2. Mengetahui tingkat kepuasaan pelanggan.
3. Mengetahui informasi tentang kelebihan dan kekurangan
pelayanan di IGD
Kebijakan Mengacu pada mutu pelayanan di RSUD Simo.
Prosedur 1. Menyediakan sarana informasi
2. Menyediakan quisioner tentang kepuasaan pelayanan
3. Membagikan quisioner kepada keluarga atau pasien yang baru
datang
4. Mengumpulkan quisioner yang sudah diisi
5. Merekap quisioner yang sudah diisi dan dianalisa secara
rendum sampling
6. Hasil analisa dibahas dalam rapat koordinasi IGD
Page 55 of 57
7. Pembahasan tentang hasil analisa di simpulkan dan
ditindaklanjuti.
Instalasi Terkait 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Rawat Jalan

PENGADAAN / PENYEDIAAN ALAT. OBAT, BAHAN DAN


CAIRAN INFUS DI IGD
NO. DOKUMEN
Rumah Sakit Cut NO. REVISI HALAMAN
RSCM/SOP/ADM/
Meutia /I/2018 00 ½

Jl. Garuda No.01, Ditetapkan oleh,


Kebun Baru Langsa Kepala Rumah Sakit Cut Meutia
Tanggal Terbit
KEBIJAKAN 08 Januari 2018
DIREKTUR dr. Hj. Cut Diah. AK, MM
Pengertian Kebijakan ini menerangkan tentang pengadaan / penyediaan alat,
obat, bahan, dan cairan infuse di IGD
Tujuan 1. Direktur RSUD Simo
2. Kepala Instalasi Gawat Darurat
3. Instalasi Famasi.
Kebijakan 1. Pengadaan obat, alat kesehatan, habis pakai, alcohol, dan
sebagainya di IGD disesuaikan dengan standar pelayanan
Gawat Darurat.
2. IGD merencanakan dan mengusulkan kebutuhan obat dan alat
kesehatan kepada Direktur Rumah Sakit.
3. Pengadaan obat dan alat kesehatan ditangani oleh panitia
pembelian dan pengadaan barang RSUD Simo
Dokumen Terkait 1. Buku Pelayanan Gawat Darurat
2. Lampiran kebutuhan obat, Alat kesehatan habis pakai, Alkes,
Cairan infus.

Page 56 of 57
Page 57 of 57

Anda mungkin juga menyukai